al-quran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/al-quran Mon, 09 May 2022 07:58:41 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png al-quran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/al-quran 32 32 Hukum Membaca Basmalah dalam Surat Al-Fatihah Beserta Penjelasannya https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/hukum-membaca-basmalah-dalam-surat-al-fatihah Mon, 09 May 2022 07:58:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=10831 Ketika shalat kita selalu membaca surat Al-Fatihah. Al Fatihah sebagaimana yang telah kita ketahui, keutamaan surat tersebut menjadikan salah satu syarat sah shalat. Namun, bagaimana hukum membaca basmallah pada surat tersebut? Berikut penjelasannya. Surat yang juga disebut sebagai inti dari Al-Quran ini menjadi syarat sah shalat. Ada sejumlah pendapat yang berbeda tentang penggunaan basmalah pada […]

The post Hukum Membaca Basmalah dalam Surat Al-Fatihah Beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ketika shalat kita selalu membaca surat Al-Fatihah. Al Fatihah sebagaimana yang telah kita ketahui, keutamaan surat tersebut menjadikan salah satu syarat sah shalat. Namun, bagaimana hukum membaca basmallah pada surat tersebut? Berikut penjelasannya.

Surat yang juga disebut sebagai inti dari Al-Quran ini menjadi syarat sah shalat. Ada sejumlah pendapat yang berbeda tentang penggunaan basmalah pada surat ini.

Pertama

Pada pendapat pertama adalah wajib membaca basmalah dalam sholat. Pendapat ini berasal dari madzhab Syafi’i, dan di kuatkan oleh sebagian ulama madzhab Hanabilah.

Berkata imam Al Mawardi:

يُجْهَرُ بِهَا مَعَ السُّورَةِ فِي صَلَاةِ الْجَهْرِ، وَيُسَرُّ بِهَا فِي صَلَاةِ الْإِسْرَارِ

“Di keraskan bacaan basmalah pada sholat-sholat jahriyyah dan di pelankan pada sholat-sholat sirriyyah” 

Berkata imam As-Syirozi:

ويجب ان يبتدئها بسم الله الرحمن الرحيم فإنها آية منها

“Dan wajib untuk memulai dengan bismillah, karena ia termasuk bagian al-Fatihah”

Kedua

Pendapat yang kedua adalah sunnah hukumnya dalam membaca basmalah sebelum membaca Al-Fatihah, dan ini adalah madzhab Hanabilah, merupakan pendapat yang di pilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Berkata imam Al-Hajjawi:

ثُمَّ يُبَسْمِلُ سِرًّا وَلَيْسَتْ مِنَ الْفَاتِحَةِ

“Kemudian membaca basmalah secara pelan dan basmalah tidak masuk bagian Al- Fatihah” 

Berkata Al Buhuti:

وَإِنْ تَرَكَ الِاسْتِفْتَاحَ وَلَوْ عَمْدًا حَتَّى تَعَوَّذَ، أَوْ التَّعَوُّذَ، حَتَّى بَسْمَلَ أَوْ الْبَسْمَلَةَ حَتَّى أَخَذَ فِي الْقِرَاءَة سَقَطَ

“Seandainya ia tidak membaca doa istiftah meskipun sengaja (tidak membaca), sampai ia membaca ta’awwudz, atau tidak membaca ta’awwudz sampai akhirnya membaca basmalah, atau tidak membaca basmalah sampai ia membaca surah Al Fatihah maka gugur syariatnya (tidak perlu mengulang dan sah sholatnya)”  

Berkata imam Ibnu Najjar Al-Futuhi:

ثُمَّ يَقْرَأُ الْبَسْمَلَةَ وَهِيَ آيَةٌ فَاصِلَةٌ بَيْنَ كُلِّ سُورَتَيْنِ سِوَى بَرَاءَةٍ

“Kemudian di sunnahkan membaca basmalah dan dia termasuk bagian ayat al quran untuk membedakan antara dua surat selain surat At Taubah”

Ketiga

Pendapat ulama yang ketiga adalah berhukum makruh membaca basmalah sebelum membaca Al Fatihah. Yang memiliki pendapat ini adalah madzhab Maliki.

Berkata imam Al-Qoroofi:

الْبَسْمَلَةُ وَفِيْهَا أَرْبَعَةُ مَذَاهِبَ، الْوُجُوْبُ لِ ( ش ) وَالْكَرَاهَةُ لِمَالِكٍ وَالنَّدْبُ لِبَعْضِ أَصْحَابِنَا…

“Basmalah, dan dalam masalah ini ada 4 madzhab: wajib menurut madzhab Syafi’i dan makruh menurut Malik dan sunnah menurut sebagian ulama madzhab kami”

Berkata imam Al-Kholil:

وَلاَ بَسْمَلَةَ فِيْهِ وَجَازَتْ كَتَعَوُّذٍ بِنَفْلٍ وَكُرِهَا بِفَرْضٍ كَدُعَاءٍ قَبْلَ قِرَاءَةٍ وَبَعْدَ فَاتِحَةٍ وَأَثْنَاءَهَا وَأَثْنَاءَ سُوْرَةٍ

“… dan tidak juga basmalah padanya, dan di bolehkan membaca basmalah pada sholat sunnah sebagaimana ta’awwudz, dan di makruhkan membaca ta’awwudz dan basmalah pada sholat wajib sebagaimana di makruhkan juga doa sebelum membaca Al-Fatihah dan setelah Al Fatihah dan di tengah-tengahnya dan di pertengahan sholat…”

Berkata Ad-Dirdir:

(وَكُرِهَا) أي البسملة والتعوذ (بفرض)

“(dan keduanya di makruhkan) yaitu: bacaan basmalah dan ta’awwudz (pada sholat wajib)” 

Pendapat yang kuat -wallahu a’lam- adalah pendapat bahwasanya membaca Basmalah sebelum al-Fatihah hukumnya adalah sunnah. Hal ini karena sebagian dalil menunjukan Nabi membaca basmalah sebelum membaca Al-Fatihah, namun basmalah bukan termasuk al-Fatihah. Berdasarkan hadits Abu Huroiroh, beliau berkata :

فإنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5] قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ “

“Sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah azza wa jalla berfirmah (hadits qudsi), aku membagi sholat hambaku menjadi dua bagian dan untuk hambaku apa yang ia minta, apabila seorang hamba mengatakan (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) maka Allah azza wa jalla berfiman: “Hambaku telah memujiku”, dan apabila seorang hamba membaca (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) maka Allah azza wa jalla berfirman: “Hambaku telah menyanjungku”, dan apabila seorang hamba membaca (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) maka Allah azza wa jalla berfirman: “Hambaku telah memujaku”, dan apabila seorang hamba membaca  (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) maka Allah azza wa jalla berfirman, “Ini antara antaraku dan hambaku, dan untuk hambaKu apa yang dia minta”, dan apabila seorang hamba membaca (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ) maka Allah azza wa jalla berfirman, “Ini antaraku dan hambaKu dan untuk hambaKu apa yang ia minta”.

Dan berikut ini adalah dalil yang menguatkan tentang hukum pembacaan basmallah.

Segi pendalilan: Allah azza wa jalla memulai pembagian dari alhamdulillah dan jikalau basmalah termasuk Al fatihah, maka Allah azza wa jalla akan memulai pembagian dari basmalah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :

فَلَا رَيْبَ أَنَّهُ كَانَ فِي الصَّحَابَةِ مَنْ يَجْهَرُ بِهَا وَفِيهِمْ مَنْ كَانَ لَا يَجْهَرُ بِهَا بَلْ يَقْرَؤُهَا سِرًّا أَوْ لَا يَقْرَؤُهَا

“Dan tidak di ragukan lagi bahwasanya sebagian sahabat mengeraskan bacaan basmalah dan sebagian mereka ada yang tidak mengeraskannya, akan tetapi membaca dengan pelan atau tidak membaca sama sekali” 

The post Hukum Membaca Basmalah dalam Surat Al-Fatihah Beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
14 Tanda Waqaf dalam Al Qur’an Beserta Maknanya https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/tanda-waqaf-dalam-al-quran Fri, 22 May 2020 12:18:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=8568 Ketika membaca Al Qur’an, tentunya akan lebih khusyu jika kita membacanya dengan bacaan tajwid yang tepat. Karena dengan seperti itu, memudahkan kita untuk menggunakan macam macam irama irama lagu dalam membaca al quran. Waqaf berasal dari bahasa arab (وقف‎) Waqf, artinya menahan. Maksud dari menahan yaitu tidak dijual, tidak dihadiahkan, atau tidak diwariskan. Sedangkan menurut […]

The post 14 Tanda Waqaf dalam Al Qur’an Beserta Maknanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ketika membaca Al Qur’an, tentunya akan lebih khusyu jika kita membacanya dengan bacaan tajwid yang tepat.

Karena dengan seperti itu, memudahkan kita untuk menggunakan macam macam irama irama lagu dalam membaca al quran.

Waqaf berasal dari bahasa arab (وقف‎) Waqf, artinya menahan. Maksud dari menahan yaitu tidak dijual, tidak dihadiahkan, atau tidak diwariskan.

Sedangkan menurut istilah yaitu menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam.

Berikut ini tanda waqaf dalam Al-Qur’an yang perlu diketahui!

1. Waqaf La Washal (لا)

Maknanya “tidak boleh berhenti“. Jika terdapat tanda waqaf ini di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti.

Tetapi jika tanda waqaf ini berada di akhir ayat maka diperbolehkan berhenti.

2. Tanda Mim (مـ)

Memiliki nama lain Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna.

Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taamm (sempurna) karena waqaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.

Tanda mim (م) memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya.

3. Tanda Sad (ﺹ)

Sering disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna.

Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

4. Tanda Sad-Lam-Ya (ﺻﻠﮯ)

Waqaf yang memiliki singkatan dari “Al-wasl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.

5. Tanda Qaf (ﻕ)

Merupakan singkatan dari “Qeela alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

6. Tanda Sad-Lam (ﺼﻞ)

Merupakan singkatan dari “Qad yoosalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan.

7. Tanda Qif (ﻗﻴﻒ)

Artinya berhenti. Yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti.

8. Tanda Sin (س)

Memiliki arti berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

9. Tanda Kaf (ﻙ)

Bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul.

10. Tanda Titik Tiga (…)

Disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut.

Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

11. Tanda Waqfah (ﻭﻗﻔﻪ)

Bermaksud sama seperti waqaf saktah ﺳﮑﺘﻪ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.

12. Tanda Tho (ﻁ)

Merupakan tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.

13. Tanda Jim (ﺝ)

Merupakan Waqaf Jaiz. Boleh berhenti dan boleh untuk dilanjutkan.

14. Tanda Zha (ﻇ)

Artinya lebih baik tidak berhenti.

The post 14 Tanda Waqaf dalam Al Qur’an Beserta Maknanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al Maun (Barang-barang yang Berguna) https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/al-maun Mon, 11 May 2020 06:34:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=8520 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ A ra’aitallażī yukażżibu bid-dīn 1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ Fa żālikallażī yadu”ul-yatīm 2) Maka itulah orang yang menghardik anak yatim وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa’āmil-miskīn 3) Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ Fa […]

The post Al Maun (Barang-barang yang Berguna) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

A ra’aitallażī yukażżibu bid-dīn

1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

Fa żālikallażī yadu”ul-yatīm

2) Maka itulah orang yang menghardik anak yatim

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa’āmil-miskīn

3) Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

Fa wailul lil-muṣallīn

4) Maka celakalah orang yang salat

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn

5) (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

Allażīna hum yurā`ụn

6) Yang berbuat ria

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

Wa yamna’ụnal-mā’ụn

7) Dan enggan (memberikan) bantuan.

The post Al Maun (Barang-barang yang Berguna) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al Falaq (Waktu Subuh) https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/al-falaq Fri, 08 May 2020 07:40:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=8505 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ Qul a’ụżu birabbil-falaq 1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)”. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ Min syarri mā khalaq 2) Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ Wa min syarri gāsiqin iżā waqab 3) Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap […]

The post Al Falaq (Waktu Subuh) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

Qul a’ụżu birabbil-falaq

1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)”.

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

Min syarri mā khalaq

2) Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

Wa min syarri gāsiqin iżā waqab

3) Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad

4) Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

5) Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

The post Al Falaq (Waktu Subuh) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah SWT) https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/al-ikhlas Fri, 08 May 2020 07:28:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=8504 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ Qul huwallāhu aḥad 1) Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ Allāhuṣ-ṣamad 2) Allah tempat meminta segala sesuatu. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ Lam yalid wa lam yụlad 3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Wa lam yakul lahụ kufuwan […]

The post Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah SWT) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Qul huwallāhu aḥad

1) Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Allāhuṣ-ṣamad

2) Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Lam yalid wa lam yụlad

3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

The post Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah SWT) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
An-Nas (Manusia) https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/an-nas Thu, 07 May 2020 04:37:23 +0000 https://dalamislam.com/?p=8503 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Dengan menyebut nama Allah yang lagi maha pengasih, lagi maha penyayang. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ 1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia” مَلِكِ النَّاسِۙ 2) Raja manusia اِلٰهِ النَّاسِۙ 3) Sembahan manusia مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ 4) Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ 5) Yang […]

The post An-Nas (Manusia) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah yang lagi maha pengasih, lagi maha penyayang.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia”

مَلِكِ النَّاسِۙ

2) Raja manusia

اِلٰهِ النَّاسِۙ

3) Sembahan manusia

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

4) Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

5) Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

6) Dari (golongan) jin dan manusia

The post An-Nas (Manusia) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Alasan Al-Quran Terjaga Keasliannya yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/alasan-al-quran-terjaga-keasliannya Tue, 21 Apr 2020 10:42:53 +0000 https://dalamislam.com/?p=8460 Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan firman-firman Allah SWT. Berkat Al-Qur’an manusia dapat mengembangkan ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu biologi, kimia, fisika, astronomi dan lain-lain. Banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa Al-Quran terjaga keasliannya? Berikut ini adalah alasan dari pertanyaan tersebut. إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan […]

The post Alasan Al-Quran Terjaga Keasliannya yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan firman-firman Allah SWT.

Berkat Al-Qur’an manusia dapat mengembangkan ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu biologi, kimia, fisika, astronomi dan lain-lain.

Banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa Al-Quran terjaga keasliannya? Berikut ini adalah alasan dari pertanyaan tersebut.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Q.S. Al-Hijr: 9).

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan memeliharanya dari penambahan, pengurangan, maupun pengubahan.

Selain alasan diatas, berikut ini adalah faktor pendukung mengapa Al-Qur’an tetap terjaga keasliannya.

  • Banyak penghafal Al-Qur’an tersebar di seluruh dunia yang dengan sendirinya mereka menjadi penjaga keaslian Al-Qur’an. Setiap kejanggalan dan perubahan yang terjadi, pasti diketahui oleh mereka.
  • Umat Islam selalu menjaga keaslian Al-Qur’an dengan berbagai cara. Bacaan Al-Qur’an dijaga dengan kaidah-kaidah pembacaan (qira’ah) dan terikat dalam aturan ilmu tajwid.
  • Umat Islam juga masih mempelajari kaligrafi (tulisan Arab/Al-Qur’an) bahkan mereka sering berlomba menulis kaligrafi dengan sebaik-baiknya.

The post Alasan Al-Quran Terjaga Keasliannya yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Macam-macam Tafsir dan Penjelasannya https://dalamislam.com/landasan-agama/tafsir/macam-macam-tafsir Fri, 17 Apr 2020 07:32:32 +0000 https://dalamislam.com/?p=8446 Tafsir menurut bahasa adalah bayan, izhhar dan idhah yang memiliki makna jelas. Menurut istilah, tafsir ialah ilmu yang dapat menyempurnakan Al-Quran, mengartikan setiap makna ayat Al-Qur’an, menjelaskan hukum dalam Al-Qur’an dan menjabarkan permasalahannya. Tafsir sendiri memiliki berbagai macam, yaitu: 1. Tafsir Bil Ma’tsur (Tafsir Riwayah) Tafsir Bil Ma’tsur merupakan metode penafsiran ayat Al-Qur’an satu dengan […]

The post Macam-macam Tafsir dan Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tafsir menurut bahasa adalah bayan, izhhar dan idhah yang memiliki makna jelas.

Menurut istilah, tafsir ialah ilmu yang dapat menyempurnakan Al-Quran, mengartikan setiap makna ayat Al-Qur’an, menjelaskan hukum dalam Al-Qur’an dan menjabarkan permasalahannya.

Tafsir sendiri memiliki berbagai macam, yaitu:

1. Tafsir Bil Ma’tsur (Tafsir Riwayah)

Tafsir Bil Ma’tsur merupakan metode penafsiran ayat Al-Qur’an satu dengan ayat lainnya, penafsiran hadits dengan perkataan sahabat Nabi SAW.

Kenapa dengan perkataan sahabat nabi?

Karena para sahabat nabi yang lebih memahaminya. Dan mereka yang mendengar Nabi Muhammad SAW berkata secara langsung.

Hukum tafsir ini merupakan hukum terkuat dan harus dijalani. Karena merupakan pengetahuan yang benar, tidak menyesatkan.

Tafsir ini juga dapat dijadikan penjaga diri agar tidak tersesat dalam memahami kitab Allah SWT.

Berikut ini kitab-kitab tafsir bil ma’tsur:

  • Jami’ul bayan fi tafsiril qur’an
  • Ma’alimut tanzil
  • Al muharrir al wajiz fi tafsir al kitab al aziz
  • Tafsirul qur’anil adzim
  • Darul mansur fi tafsiri bil ma’tsur
  • Bahrul ‘ulum
  • Fathul qadir, Dll.

2. Tafsir Bi Rayi’ (Tafsir Dirayah)

Terbagi menjadi 2, yaitu:

Tafsir bir ra’yi al mahmud (diperbolehkan)

Tafsir jenis ini merupakan metode penafsiran Al-Qur’an dengan ijtihad berdasarkan ilmu ushul, dalam ilmu lughah, ilmu syar’i atau ulumul qur’an.

Berikut ini kitab-kitab Tafsir bir ra’yi al mahmud:

  • Mafatihul ghaib
  • Al jami’ liahkami qur’an
  • Madarikut tanzil wa haqa’iqut ta’wil
  • Irsyad al aql as-salim ila’ majaya al-qur’anul karim
  • Al bahrul muhith
  • Al jalalain, Dll.

Tafsir al mazhmum (terlarang)

Merupakan metode penafsiran al-qur’an tidak berdasarkan ilmu atau hanya mengikuti logika dan hawa nafsu pribadi.

Berikut ini kitab-kitab Tafsir al mazhmum:

  • Mu’tazilah
    • Amaly syarif al murtadha
    • Al-kasyaf’an haqa’iq tanjil wa’uyun aqawil fi wujuh at-ta’wil.
  • Syiah
    • Hasan al-askari
    • Majmu’ul bayan li ulumil qur’an
    • Ash-shafi fi tafsiril qur’an, Dll.
  • Zayidiyah
    • Gharibul qur’an
    • Ismail bin ali al-busty al zayidi tahdzib, Dll.

3. Tafsir Bil Isyarah (Tafsirul Isyari)

Merupakan metode penafsiran yang menggunakan isyarat suci dari riyadhah ruhiyah.

Tafsir ini biasa disebut dengan tafsir sufi atau tasawuf. Hukum tafsir ini adalah ikhtilaf, yaitu ada yang melarang namun ada juga yang menerima.

Berikut ini kitab-kitab Tafsir Bil Isyarah:

  • Al-Qur’an al karim
  • Haqaiqut tafsir
  • Al kasf wal bayan
  • Ibnu ‘arabi
  • Ruhul ma’ani.

4. Tafsir Fuqaha

Tafsir ini merupakan metode penafsiran dengan menonjolkan tafsiran hukum dalam Al-Qur’an.

Tafsir ini ada yang diperbolehkan untuk dijadikan pedoman, ada juga yang melarangnya.

Berikut ini kitab-kitab Tafsir Fuqaha:

  • Ahkamul qur’an
  • Ahkam al-qur’an
  • Al jami’ liahkamil qur’an
  • Ats-tsamratul yani’ah, Dll

5. Tafsir Kontemporer

Merupakan kumpulan kitab tafsir yang ditulis oleh ulama kontemporer.

Berikut ini kitab-kitab Tafsir Kontemporer:

  • Jawahir fi tafsiril qur’an
  • Al-manar
  • Al-maraghy
  • Al munir fil aqidah, Dll.

6. Tafsir Maudhu’i

Merupakan metode penafsiran dengan menyusun ayat Al-Qur’an menjadi sebuah tema.

Contoh kitab tafsir maudhu’i yaitu Al- futuhat al rabbaniyyah fi al tafsir al mawdhu’i li al ayatal qur’aniyyah.

The post Macam-macam Tafsir dan Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Keutamaan membaca Surat Al-kahfi dan Penjelasannya https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-membaca-surat-al-kahfi Wed, 15 Apr 2020 08:47:23 +0000 https://dalamislam.com/?p=8424 Selain dianjurkan untuk membaca surat yasin, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca serta menghafal ayat surat kahfi. Membaca surat al kahfi merupakan hal-hal yang disunnahkan pada hari jumat. Banyak umat islam yang menyarankan bahwa membaca surat al kahfi merupakan salah satu amalan hari jumat bagi wanita yang sangat dianjurkan. Al Kahfi merupakan surat ke-18 dalam […]

The post 3 Keutamaan membaca Surat Al-kahfi dan Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Selain dianjurkan untuk membaca surat yasin, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca serta menghafal ayat surat kahfi.

Membaca surat al kahfi merupakan hal-hal yang disunnahkan pada hari jumat.

Banyak umat islam yang menyarankan bahwa membaca surat al kahfi merupakan salah satu amalan hari jumat bagi wanita yang sangat dianjurkan.

Al Kahfi merupakan surat ke-18 dalam Alquran yang berarti para penghuni goa.

Surat ini mengisahkan tujuh pemuda saleh dan seekor anjing yang mengasingkan diri dari pengejaran penguasa zalim dan kafir.

Sebenarnya suart al kahfi tidak harus pada hari jumat saja untuk dibaca, namun ahri-hari lainnya juga dianjurkan. Berikut ini keutamaan membaca surat al-kahfi:

1. Terhindar dari Fitnah Dajjal

Umat islam yang membaca serta menghafal surat al kahfi dihari jumat, niscaya akan dijauhi dari fitnah dajjal.

Dari hadits Ibnu Umar R.A:

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

Siapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih).

2. Akan disinari Cahaya Pada Hari Kiamat

Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi)

Di hadits lain, Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi)

Keutamaan ini diperkuat dengan hadits lain:

من قرأ سورة الكهف كما أنزلت، كانت له نوراً يوم القيامة من مقامه إلى مكة، ومن قرأ عشر آياتٍ من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه

Siapa yang membaca surat Al Kahfi seperti saat ia diturunkan, maka ia akan mendapatkan cahaya di hari kiamat yang panjangnya dari tempat ia berada sampai ke Makkah. Siapa yang membaca sepuluh ayat akhir dari surat Al Kahfi, kemudian Dajjal muncul, maka ia tidak akan mampu menguasainya“. (HR. Al Hakim).

ومن قرأها كلها كانت له نور ما بين السماء والارض

Siapa yang membaca surat Al Kahfi secara keseluruhan, maka ia akan mendapatkan cahaya antara langit dan bumi“. (HR. Ahmad)

3. Melindungi Rumah dari Gangguan Syaiton

Dari berbagai jenis jenis syaitan tentunya ada jenis syaitan yang suka mengganggu.

Terlebih lagi apabila manusia tersebut kurang dekat dengan Allah SWT.

Dengan membaca surat al kahfi, syaitan akan menghindar dari rumah.

Karena syaitan tidak suka dengan rumah yang terlindung dengan ayat ayat suci alquran.

Ibnu Mardawaih dari Abdullah Bin Mughaffal menyebutkan bahwa rumah yang dibacakan surat Al-Kahfi dan Al-Baqoroh tidak akan dimasuki setan sepanjang malam itu.

The post 3 Keutamaan membaca Surat Al-kahfi dan Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Keistimewaan Al-Qur’an yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/keistimewaan-al-quran Thu, 27 Feb 2020 05:11:06 +0000 https://dalamislam.com/?p=8298 Di dunia ini, tidak ada satupun kitab yang apabila manusia berinteraksi dengannya akan mendapat berkah kecuali Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang utama. Selain Al-Qur’an memang ada tiga kitab lainnya yang wajib diimani: Zabur, Taurat, Injil. Hanya saja ketiganya tidak wajib dipedomani karena isinya telah diperbarui dan terjamin keasliannya di dalam Al-Qur’an. Interaksi […]

The post 10 Keistimewaan Al-Qur’an yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dunia ini, tidak ada satupun kitab yang apabila manusia berinteraksi dengannya akan mendapat berkah kecuali Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang utama.

Selain Al-Qur’an memang ada tiga kitab lainnya yang wajib diimani: Zabur, Taurat, Injil.

Hanya saja ketiganya tidak wajib dipedomani karena isinya telah diperbarui dan terjamin keasliannya di dalam Al-Qur’an.

Interaksi dengan Al-Qur’an selalu menuai berkah. Raihlah berkah dengan mempelajari keistimewaan Al-Qur’an, agar Anda semakin termotivasi untuk memperbanyak interaksi Anda dengan Al-Qur’an.

Berikut ini 10 keistimewaan kitab suci Al-Qur’an yang wajib diketahui muslim.

1. Konten Al- Qur’an Tetap Sepanjang Masa, Tanpa Revisi

Al-Qur’an adalah kitab yang awet, tak lekang oleh waktu baik dari segi substansi maupun segi penerapannya.

Al-Qur’an terlindung dari revisi dan penggantian konten karena isinya akan selalu relevan sepanjang zaman.

Jaminan keawetan Al-Qur’an ini secara langsung dijamin oleh Allah Subhanahu wa taala dalam QS. Al Hijr ayat 9.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al Hijr ayat 9)

Hal ini menjadikan Al-Qur’an berbeda dengan kitab Injil (Nasrani) dan Taurat (Yahudi) yang telah dirubah oleh pemiliknya.

2. Terjaga dari Kontradiksi

Di dalam Al-Qur’an tidak terdapat pertentangan antara satu perintah dengan perintah lainnya.

Setiap perintah, larangan, dan berita bersifat melengkapi satu sama lainnya. Sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 82:

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”.(QS An-Nisa ayat 82)

3. Mudah Dihafalkan

Dalam surat Al- Qamar ayat 32, Allah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah dipelajari dan dihafalkan.

Al-Qur’an adalah kitab cerdas yang membuat orang merenung dan melatih kemampuan asosiasi dengan pemisalan yang ada di dalamnya.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. (QS Al- Qamar ayat 32)

4. Bahasa Al-Qur’an Tak dapat Ditiru

Al-Qur’an menggunakan bahasa arab yang sangat tinggi. Walau Anda memahami bahasa fusha (bahasa tinggi) sekalipun, Anda tak akan bisa menandingi bahasa Al-Qur’an. Walau Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam adalah seseorang yang berbudi luhur dan berbicara dengan bahasa sopan, tidak mungkin Rasulullah yang membuatnya.

Surat Yunus ayat 38 mempertegas hal ini,

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ

“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya … “. ( QS. Yunus ayat 38)

Menghadapi manusia-manusia yang mau membuat rekaan dan tandingan Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengirimkan tantangan melalui firman-Nya:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (QS. Al-Baqarah ayat 23).

Tantangan ini dipertegas dengan,

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: “Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu”, Katakanlah : “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Q.S. Huud [11]: 13)

Manusia, tidak akan menyerah. Mungkin mereka akan bekerjasama dengan setiap makhluk yang ingin membuat tandingan Al-Qur’an. Namun Allah masih menjamin ini tak akan berhasil sesuai firman-Nya,


قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Q.S. Al-Isra’ ayat 88).

5. Membacanya adalah Kebaikan

Membaca Al-Qur’an adalah kegiatan yang mendatangkan banyak sekali pahala. Pahala ini akan meningkat seiring dekatnya interaksi kita dengan Al-Qur’an, mulai dari membaca arti dan tafsirnya, memahami, hingga menghafalkannya.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. (HR. Bukhari)

6. Al-Qur’an adalah Mental Healer

Terkait dengan salah satu isu yang populer di media sosial saat ini, mental health, Al-Qur’an dapat berkontribusi dalam memberi ketenangan batin bagi setiap orang.

Bagi penderita gangguan mental, selagi melakukan pengobatan disarankan untuk membarenginya dengan meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an.

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya”. (HR. Muslim)

Membaca Al-Qur’an adalah penawar dari sifat-sifat toksik agamawi dan rohani seperti syirik, munafik, iri hati dan dengki, serta sifat-sifat jahat lainnya.

Selain menyembuhkan aspek batin, ayat-ayat Al-Qur’an juga dapat digunakan sebagai penyembuh badan. Dalam hal ini, ayat-ayat ruqyah seperti Al-Fatihah, An-Naas, dan Al-Falaq.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus ayat 57)

Ayat tersebut dipertegas dengan firmanNya:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (ِAl-Israa’:82)

7. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an Nyata dan Lebih Terperinci

Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak kisah-kisah. Sebut saja kisah Keluarga Imran, Kisah Nabi Musa, Kisah SIti Maryam, Kisah Nabi Daud, dan kisah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri.

Kisah-kisah ini menceritakan perjuangan nabi-nabi atau kesesatan yang dilakukan suatu kaum sebagai pelajaran bagi kita yang hadir di generasi mendatang.

Kebenaran kisah ini telah divalidasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam berbagai firman-Nya.

Misalkan, validasi pada kisah Nabi Musa dan Fir’aun:

نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ

Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar”. (QS. al-Qashash ayat 3)

Di pertengahan Surat Al-Kahfi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun menjelaskan mengenai validnya kisah pemuda kahfi dan kisah-kisah lainnya dalam surat tersebut.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya”. (QS. Al-Kahfi ayat 13)

8. Al- Qur’an adalah Satu-Satunya Kitab yang Memintakan Syafaat Bagi Pembacanya

Tak ada satupun kitab yang memintakan syafaat di hari akhir kepada pembacanya kecuali Al- Qur’an.

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memohonkan syafa’at bagi orang yang membacanya (di dunia)”. (HR. Muslim).

9. Al-Qur’an adalah Hakim Semua Kitab Sebelumnya

Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan paling sempurna yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :

وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. (QS al-Maidah ayat 48)

10. Al-Qur’an adalah Kitab Peradaban

Al-Qur’an adalah kitab peradaban, yang darinya suatu kaum dapat dimuliakan. Pelajarilah Al-Qur’an agar minimal pribadi kita dapat berubah menjadi lebih baik.

Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada waktu itu ‘Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama kami.” ‘Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”. Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang fara’idh/waris.” ‘Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.”.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin).

The post 10 Keistimewaan Al-Qur’an yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>