aliran syiah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/aliran-syiah Thu, 23 Feb 2017 07:29:07 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png aliran syiah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/aliran-syiah 32 32 Ciri-Ciri Aliran Sesat Menurut Islam dan Sebab Munculnya https://dalamislam.com/landasan-agama/ciri-ciri-aliran-sesat-menurut-islam Thu, 09 Feb 2017 09:42:54 +0000 http://dalamislam.com/?p=1375 Ajaran islam adalah ajaran yang universal. Ajaran islam mendukung manusia untuk mencapai ujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama . Ajaran islam berorientasi untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar dalam kehidupan dapat menjalankan kehidupan yang benar jauh dari kesesatan. […]

The post Ciri-Ciri Aliran Sesat Menurut Islam dan Sebab Munculnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ajaran islam adalah ajaran yang universal. Ajaran islam mendukung manusia untuk mencapai ujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama . Ajaran islam berorientasi untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar dalam kehidupan dapat menjalankan kehidupan yang benar jauh dari kesesatan. Allah tentu saja memberikan informasi tersebut kepada manusia melalui wahyu Al-Quran yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW.

Akan tetapi, dalam islam sendiri terkadang muncul aliran sesat yang justru bertentangan dengan aqidah dan juga prinsip-prinsip dasar ajaran islam. Aliran sesat ini pasti akan berdampak pada lemahnya umat islam, perpecahan, dan citra islam yang rusak.

Untuk itu penting kiranya mengetahui ciri-ciri aliran sesat menurut islam beserta sebab munculnya berbagai aliran tersebut dalam masyarakat.

Tanda-Tanda Aliran Sesat

Aliran sesat tentu bukan aliran yang berdasarkan dalam ajaran islam dan prinsip-prinsip dasar islam. Berikut adalah ciri-ciri atau tanda suatu aliran dapat mengarah kepada kesesatan.

  1. Pemahaman Terhadap Rukun Iman

Ada 6 aspek dalam rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Kitab Allah, Rasul Allah, Malaikat Allah, Qada dan Qadar, dan Hari Akhir. Tentu saja jika ada aliran islam yang tidak mengakui ke-6 hal tersebut bukanlah sebagai islam yang benar atau bisa jadi memang bukan ajaran islam.

Rukun iman adalah aspek dasar yang tidak bisa berubah-rubah dan tetap dalam kondisi zaman apapun. Untu itu, jika ada yang merubah bahkan tidak mengakui salah satunya tentu hal tersebut bukanlah bersumber dari ajaran islam.

Begitupun dengan masalah Iman kepada Rasul-Rasul Allah. Iman kepada Rasul Allah tentunya beriman kepada seluruh Rasul Allah yang disampaikan dalam Al-Quran, dan tidak mempercayai adanya Rasul atau Nabi palsu atau yang menggantikan Nabi Muhammad SAW.

  1. Pemahaman Terhadap Rukun Islam

Rukun Islam terdapat 5 aspek yang harus dijalankan oleh seorang muslim. Rukun islam ini terdiri dari Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji. Satu hal saja tidak diyakini dan tidak diterima kebenarannya tentu saja menjadi masalah.

Untuk itu, rukun islam adalah pilar islam. Ke 5 hal tersebut harus diakui dan diyakini kebenarannya untuk dijalankan. Tidak ada yang boleh merubah pilar ini, dan kesesatan akan timbul jika ada yang merubahnya. Tidak ada yang bisa untuk merubah rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman karena hal tersebut adalah pondasi dasar dari ajaran islam.

  1. Tidak Bersumber dari Ajaran Al-Quran dan Sunnah

Ajaran islam haruslah bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Aspek ini tentu saja berkaitan dengan ajaran yang bersifat substansial. Dalam aspek penerapan biasanya terdapat perbedaan penafsiran dan pemahaman karena kelemahannya manusia. Untuk itu, secara prinsip dan keuniversalan Al-Quran maka setiap amlaan ibadah dan kehidupan manusia hendaknya bersumber dari Ajaran yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah.

Terkadang, ada beberapa aliran sesat yang tidak melaksanakan amalan ibadah dan juga kehidupan beragamanya berdasarkan ajaran Al-Quran dan Sunnah. Ajaran Al-Quran dan Sunnah tentu saja menjadi dasar dan panduan. Walaupun zaman sudah berbeda, akan tetapi prinsip-prinsip dasar serta semangat dalam Al-Quran dan Sunnah tentu tidak akan berubah.

  1. Menjatuhkan dan Merusak Islam

Menjatuhkan dan merusak islam sudah pasti bukan dilakukan pada orang-orang yang benar mencintai dan meyakini islam. Orang yang mencintai islam dan ingin melaksanakan ajaran islam secara benar akan menjalankannya sesuai perintah Allah dan apa yang diajarkan islam.

Orang-orang yang sesat dapat dilihat bahwa proses dan kegiatan mereka bukan justru membangun dan membesarkan islam malah menjadi merusak dan menyesatkan umat atau bahkan memecah belah. Hal ini bisa menjadi ciri bahwa ajaran yang dibawa bukan bersumber dari ajaran islam rahmatan lil alamin.

Ajaran islam tentu saja akan membawakan kebahagiaan di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

  1. Diajarkan Tanpa Pendasaran yang Kuat

Aliran sesat biasanya bersifat doktrin atau dipaksakan. Sesuatu yang keliru atau sesat biasanya akan diajarkan tanpa pendasaran hanya sekedar emosi dan pengetahuan yang belum teruji atau valid. Untuk itu, umat islam sendiri diperintahkan menggunakan akal dan ilmu pengetahuan agar tidak mendapatkan pemahaman islam yang keliru.

Ajaran yang sesat tentu akan terlihat dan tidak akan bisa dipertanggungjawabkan alasannya. Untuk itu, aliran sesat bisa diuji dengan melihat dasar-dasar alasan juga pertanggungjawaban ilmu yang diinformasikan.

Sebab Munculnya Aliran Sesat dalam Islam

Munculnya aliran islam di masyarakat tentu terjadi karena berbagai macam hal atau aspek. Hal-hal tersebut membuat akhirnya penafsiran manusia menjadi pemahaman yang tidak sesuai dengan maksud islam. Sebab munculnya tersebut adalah :

  1. Kesalahan Penafsiran

Karena kesalahan penafsiran terhadap islam, tentu saja bisa muncul aliran sesat. Penafsiran yang salah ini terutama berkaitan dengan aqidah dasar islam bukan persoalan teknis atau khilafiah yang biasa terjadi sebagaimana para imam-imam mahdzab juga memiliki perbedaan pandangan.

Kesalahan penafsiran bisa terjadi jika metode yang digunakan salah atau juga umat islam yang menafsirkan memiliki kepentingan tertentu hingga islam ditafsirkan menjadi sembarangan atau tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya.

  1. Kepentingan Politik atau Golongan

Adanya aliran sesat juga bisa karena adanya kepentingan politik atau golongan tertentu yang ingin merusak islam baik dari luar ataupun dalam. Terhadap golongan seperti ini tentunya umat islam perlu hati-hati agar tidak terbawa dan mudah dipengaruhi.

Aliran sesat juga bisa terjadi karena adanya musuh-musuh islam yang tidak menyukai islam dan membentuk ajaran islam dengan menyelewengkan dengan ajaran islam yang murni atau sesungguhnya.

  1. Hawa Nafsu Manusia

Hawa nafsu manusia bisa juga membuat seseorang melahirkan pemikiran dan pandangan yang menyesatkan. Terkadang, hawa nafsu ini tanpa kita sadari menjadi pendasaran dalam hidup kita bukan mlaah kita mengelolanya dengan baik. Hawa nafsu ini juga bisa bersumber dari setan dan juga bisikan-bisikan yang menggoda manusia.

Untuk itu, hawa nafsu manusia bisa menyesatkan sesama manusia dan mempengaruhi hingga mengambil langkah-langkah yang keliru.

The post Ciri-Ciri Aliran Sesat Menurut Islam dan Sebab Munculnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Apa itu Syiah dan Sunni Menurut Aqidah Islam? https://dalamislam.com/dasar-islam/apa-itu-syiah-dan-sunni Wed, 08 Feb 2017 03:23:34 +0000 http://dalamislam.com/?p=1372 Perbedaan pandangan dan aliran dalam islam, sudah terjadi sejak zaman Rasulullah meninggal dulu. Sejak Rasulullah meninggal, islam menjadi banyak sekali kubu dan kelompok yang membuat masing-masing memiliki jamaahnya tersendiri. Salah satu-nya adalah adanya Sunni dan Syiah. Sunni dan syiah lahir dari berbagai kepentingan dan politik yang terjadi di zaman Ali Bin Abi Thalib beserta pengikutnya […]

The post Apa itu Syiah dan Sunni Menurut Aqidah Islam? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Perbedaan pandangan dan aliran dalam islam, sudah terjadi sejak zaman Rasulullah meninggal dulu. Sejak Rasulullah meninggal, islam menjadi banyak sekali kubu dan kelompok yang membuat masing-masing memiliki jamaahnya tersendiri. Salah satu-nya adalah adanya Sunni dan Syiah.

Sunni dan syiah lahir dari berbagai kepentingan dan politik yang terjadi di zaman Ali Bin Abi Thalib beserta pengikutnya yang semakin kesini semakin berkembang dan menjadi jauh dari dasar aslinya. Untuk itu, pemahaman islam ini menjadi meluas ke berbagai sektor dan pemikiran yang melahirkan sekte-sekte tertentu.

Termasuk di Indonesia, Masalah Sunni dan Syiah menjadi masalah yang cukup tajam konfliknya. Bahkan berujung kepada masalah di kampung atau masyarakat dan warga yang tidak mendukungnya. Perbedaan tersebut melahirkan jurnag tajam antara islam sunni dan islam syiah, walaupun tidak di semua negara terjadi hal tersebut.

Pengertian dan Karakteristik Syiah

Di dalam ajaran Sunni, perbedaan pandangan terjadi pada aspek khilafiah atau masalah furu’fiyah saja yaitu masalah fiqih di penerapan atau teknis. Untuk masalah-masalah dasar atau aqidah tentu saja sunni tidak memilik perbedaan yang tajam. Hal ini tentu berbeda dengan syiah. Rukun islam syiah sedikit berbeda dengan sunni.

  1. Rukun Islam Syiah

Rukun islam syiah yaitu melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, dan al wilayah. Syahadat tidak tercantum dalam rukun islam syiah. Syiah sendiri memiliki syahadat yang berbeda. Syiah yang mana, sekte apa, tentu belum dapat dideteksi dengan jelas, namun perbedaan kalimat syahadat ini seperti ada tambahan mengutuk sahabat-sahabat nabi seperti Abu Bakar, Umar, Usman, dan istri nabi Aisyah.

Selain itu, dalam pembacaan syahadat, syiah juga menambahkan nama-nama imam mereka yang sejumlah 12 imam. Hal tersebut sebagai tambahan dalam syahadat mereka yang tentu sangat berbeda dengan sunni atau apa yang telah diajarkan Rasulullah.

  1. Rukun Iman Syiah

Rukun iman syiah tentu juga berbeda dengan rukun islam sunni. Rukun iman syiah diantaranya adalah At Tauhid, An Nubuwwah, Al Imamah, Al Adlu, Al Ma’ad. Al Imamah adalah iman kepada pemimpin atau imam yang dipilih oleh orang-orang pembesar syiah. Tentu saja, imam ini harus berasal dari Ahlul Bait atau keluarga Nabi yang dianggap suci dan tidak pernah berdosa.

Dalam hal ini umat islam sunni tidak sepakat dengan syiah karena rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman sunni berbeda dalam hal isi dan bagiannya.

  1. Al Imamah

Salah satu Aqidah Syiah yang paling penting bagi mereka adalah adanya imam yang wajib untuk ditaati. Kedua belas imam itu termasuk dalam rukun iman dan rukun islam mereka. Mereka pun menganggap bahwa imam mereka adalah maksum atau yang tidak pernah berbuat salah dan dosa. Mereka mewarisi sifat-sifat nabi yang suci dan terbebas dari dosa.

Hal ini yang juga memiliki dampak bahwa mereka tidak mengakui kekhalifahan dari sahabat-sahabat nabi seperti Abu Bakar, Umar, dan Usman. Sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah imam yang sesungguhnya yang paling pantas untuk menggantikan Nabi Muhammad.

Konsep Al Imamah ini tentu saja perlu diperhatikan dan dikaji lebih mendalam apakah benar-benar sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama .

  1. Pandangan Terhadap Nikah Mut’ah

Syiah berpendapat bahwa nikah mut’ah atau kontrak adalah perbuatan yang halal. Halalnya nikah mut’ah ini banyak sekali dilakukan padahal pada zaman Ali bin Abi Thalib nikah seperti ini sudah diharamkan. Untuk itu, hal ini bisa saja diselewengkan oleh orang-orang yang mengingkan pergaulan bebas namun atas dasar nama islam.

  1. Taqiyah

Taqiyah berarti mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan isi. Syiah dalam hal ini senantiasa menyembunyikan identitasnya untuk melindungi diri dari musuh atau lawan. Hal ini bisa dianggap sebagai ibadah.

Salah satu ulama syiah mengatakan (Muhammad Al Kulaini), “Bertaqwalah kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam agama kalian dan lindungilah agama kalian dengan taqiyah, maka sesungguhnya tidaklah mempunyai keimanan orang yang tidak bertaqiyah. Dia juga mengatakan “Siapa yang menyebarkan rahasia berarti ia ragu dan siapa yang mengatakan kepada selain keluarganya berarti kafir.”

Pandangan Ulama Sunni Terhadap Syiah

Pandangan ulama terhadap sunni terhadap syiah sungguh bermacam-macam. Hal ini tentu tergantung kepada masing-masing ilmu, pandangan, dan kebijaksanaan dalam menghadapinya. Tidak semua ulamma memiliki pandangan yang sama, termasuk masalah dalam perbedaan sunni dan syiah. Berikut adalah beberapa jenis pandangan beberapa ulama terhadap syiah.

  1. Ulama yang Menyerang dan Bersebrangan dengan Syiah

Ulama Sunni banyak sekali yang menyerang dan bersebrangan dengan syiah. Hal ini jelas dan tegas disampaikan oleh para ulama bahwa mereka aliran islam yang sesat, bersebrangan aqidah, bahkan tergolong kepada kemunafikan atau kekafiran.

Ulama ini tentunya memiliki pendasaran bahwa dalam hal rukun islam dan rukun iman saja, syiah sudah jauh berbeda dengan sunni. Untuk itu, tidak bisa disamakan dengan sunni atau islam pada umumnya. Ulama seperti ini tentu saja memiliki tujuan bahwa tidak ingin islam dirusak atau diubah-ubah sesuai dengan pandangan atau kepentingan tertentu yang merusak kemurnian islam.

  1. Ulama yang Menganggap Bahwa Sunni dan Syiah Masih dalam Aqidah yang Sama

Ulama sunni ini beranggapan bahwa syiah masih dalam aqidah yang sama dengan sunni. Syiah tidak memiliki perbedaan dalam aspek ketuhanan dan kenabian. Mereka menganggap bahwa masih ada benang merah dan masih ada potensi untuk persatuan dalam sunni dan syiah.

Tentu saja ulama seperti ini sangat rawan dan mudah untuk dituduh kembali sebagai syiah. Pandangannya sebetulnya hanya mengatakan bahwa syiah masih beriman pada Allah SWT, Al-Quran, dan Rasul. Dalam aspek lainnya seperti masalah sahabat rasul, masalah keluarga nabi, terjadi perbedaan yang cukup tajam.

Masalah sunni dan syiah bukanlah satu-satunya hal yang membuat ummat islam harus hancur dan tercerai berai. Ada banyak cara agar masing-masing ummat bisa maju dan berkembang mencapai sukses Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Jangan sampai satu masalah ini dapat berakibat pada teralihnya fokus umat islam pada sunni syiah, sedangkan ada banyak sekali musuh yang nyata, yang tidak disadari meruntuhkan islam diam-diam.

The post Apa itu Syiah dan Sunni Menurut Aqidah Islam? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tasawuf Syiah : Pengertian, Konsep, dan Ajarannya https://dalamislam.com/fatwa-ulama/tasawuf-syiah Fri, 23 Dec 2016 02:24:30 +0000 http://dalamislam.com/?p=1227 Syiah merupakan salah  satu aliran, mahdzab, yang sangat berkaitan erat dengan masalah perpolitikan juga sejarah islam di masa lalu. Pada dasarnya syiah menolak dan tidak mengakui kekhalifahan yang dipegang oleh sahabat-sahabat terdahulu nabi, yaitu Abu bakar, Umar Bin Khattab, dan Usman Bin Affan. Mereka lebih mengakui akan keimaman keluarga Nabi, salah satunya yang dianggap sebagai […]

The post Tasawuf Syiah : Pengertian, Konsep, dan Ajarannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Syiah merupakan salah  satu aliran, mahdzab, yang sangat berkaitan erat dengan masalah perpolitikan juga sejarah islam di masa lalu. Pada dasarnya syiah menolak dan tidak mengakui kekhalifahan yang dipegang oleh sahabat-sahabat terdahulu nabi, yaitu Abu bakar, Umar Bin Khattab, dan Usman Bin Affan. Mereka lebih mengakui akan keimaman keluarga Nabi, salah satunya yang dianggap sebagai pengganti nabi adalah Ali. Untuk itu, Ali dianggap sebagai imam besar dalam syiah.

Dalam sejarah, syiah dilatarbelakangi oleh para pengikut Ali, walaupun Ali tak berkehendak seperti apa yang akan terjadi di zaman ini. Mereka meyakini bahwa Nabi memilih Ali sebagai penggantinya dan bukan sahabat-sahabat yang lain. Mereka menganggap bahwa keturuan dan keluarga Nabi adalah orang-orang yang suci dan terpilih. Mereka disebut dengan Ahlul Bait.

Konsep Ajaran Syiah

Ajaran syiah dan pemikirannya memiliki karakteristik tersendiri dengan beberapa point-point penting. Syiah memiliki banyak sekali sekte dan satu sama lain juga sangat berbeda. Namun ada beberapa yang menjadi poin penting dan kesamaan di beberapa sekte yang ada tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai pemikiran syiah secara substantif.

  1. Ahlul Bait adalah Yang Layak Melanjutkan Kepemimpinan Nabi

Kelompok syiah meyakini bahwa keluarga Nabi atau keturunan Nabi adalah orang yang paling pantas untuk menjadi imam umat muslim. Mereka yakin bahwa ahlul bait dijaa kesuciannya oleh Allah, untuk itu sangat pantas jika menggantikan Nabi. Mereka menggap juga bahwa Nabi adalah guru terbaik yang keturunannya juga akan mewarisi hal tersebut.

  1. Imam Ali adalah Pemimpin Pengganti Nabi

Kelompok syiah berpendapat bahwa Ali Bin Abi Thalib yang menjadi sepupu dari Rasulullah dan ahlul bait lainnya merupakan penerus nabi yang paling cocok. Untuk itu dalam hal ini syiah mengalami konflik politik sejak dulu kala dengan orang-orang sunni. Orang-orang syiah tidak sepakat bahwa sahabat-sahabat Rasul layak menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad.

Selain itu, orang Syiah meyakini bahwa sebelum meninggal, Nabi Muhammad menunjuk Ali untuk menjadi pemimpin. Hal ini berdasar hadist yang juga masih dalam perdebatan dengan orang-orang sunni. Akhirnya permasalahan ini tidak kunjung selesai dan berakhir konflik panjang dengan orang-orang sunni.

  1. Imamah – Kepemimpinan Illahi

Masalah imamah atau kepemimpinan adalah hal yang paling sering dibahas dan cukup penting bagi pemeluk syiah. Hal ini juga yang menjadikan syiah menjadi berbagai macam sekte atau aliran. Tentunya perbedaan pandangan ini juga berakibat pada konflik yang tajam terutama ketika sudah masuk pada masalah penafsiran Al-Quran, Sunnah, Sahabat, dan segala hal yang berkenaan dengan dasar atau sumber pemahaman islam (epistemologi islam).

Ajaran Tasawuf Syiah

Dalam Tasawuf Syi atau Tasawuf syiah terdapat dua terminologi yaitu tasawuf falsafi dan tasawuf amali. Hal ini memiliki perbedaan dan tentunya memiliki fungsi tersendiri bagi pemeluk syiah.

  1. Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi memiliki penekanan pada masalah filosofis atau dengan pendekatan filsafat. Tasawuf falsafi juga berkenaan dengan masalah cinta, ma;rifah, hulul, wihdatul, dan lain sebagainya. Selain itu tasawuf juga sering disebut dengan tasawuf spekulatif dikarenakan hasil pemikirannya yang masih bersifat spekulatif.

  1. Tasawuf Amali

Berbeda dengan tasawuf falsafi. Tasawuf amali bertujuan untuk meninggikan amalan atau akhlak manusia. Imam Al Ghazali adalah tokoh dari Tasawuf Amali ini. Dalam hal ini Imam Ghazali berpendapat bahwa ibadah, harus memiliki makna terdalam, dan hal ini adalah soal tasawuf. Imam Aghazalli juga berpendapat bahwa ibadah tidak hanya dilakukan karena ingin memenuhi kebutuhan. Shalat harus dipahmi tujuannya tersendiri yang paling dalam. Jika tidak tentu tidak akan dapat mencapai tujuan.

  1. Menurut Pendapat Ulama

Imam Ayatullah Khoeimeni menekankan juga masalah falsafi dan amali. Imam ayatullah khomeini berkomentar bahwa dalam masalah tasawuf tidak ada perbedaan antara sunni dan syiah. Hal ini karena keduanya sama-sama membahas mengenai Tasawuf Falsafi dan Tasawuf Amali. Namun, secara umum banyak orang syiah yang menggunakan Tasawufnya dengan pendekatan Al Gahzali.

Perbedaan dengan sunni lainnya adalah persoalan mengenai fiqh. Salah satu fiqh yang menjadi perdebatan dan pertentangan adalah kawin mut’ah atau kawin kontrak. Namun, tidak semua syiah menyepakitnya dan ada banyak juga yang menolak. Fiqh ja’fari memberikan peluang untuk hal tersebut,namun dengan syarat yang pastinya sangat berat. Tentu tidak mudah untuk dilakukan. Hanya kasus darurat istimewa saja kawin mut’ah ini diperbolehkan oleh islam atau para ulama.

Menguji Pemikiran Syiah dan Tasawuf

Ada banyak sekali pemikiran syiah dan tasawuf yang berkembang. Tentunya tidak hanya satu jenis atau satu aliran saja. Untuk itu perlu kiranya umat muslim dan seluruh penganut pemikiran syiah memahami bahwa tidak asal langsung membenarkan saja apa yang disampaikan. Tentu dalam menjalankan agama islam harus kembali kepada tuntunan al-quran dan sunnah rasul serta metode yang benar dalam memahaminya.

Untuk mengujinya maka umat islam harus Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Selain itu, umat islam juga harus selalu menilai apakah pemikiran atau aliran tasawuf syiah ini sesuai dengan rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia . Hal ini dikarenakan apa yang disampaikan manusia tidak seluruhnya benar dan bisa dibenarkan. Manusia sangat banyak memiliki kekurangan dalam menafsirkan dan memahami agama. Untuk itu, umat islam harus terus mengenal, mempelajari, dan tidak asal-asalan dalam belajar. Termasuk juga tidak asal-asalan dalam memberikan informasi sesat pada yang lain.

Hal ini disampaikan oleh Allah untuk selalu mempertanggung jawabkan pengetahuan dan apa yang kita sampaikan atau lakukan, sebagaimana dalam ayat berikut:

  • (QS Al-Isra: 36), “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
  • (QS An-Najm : 30), “Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”

The post Tasawuf Syiah : Pengertian, Konsep, dan Ajarannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam https://dalamislam.com/dasar-islam/aliran-syiah-dalam-ilmu-kalam Sat, 10 Dec 2016 02:32:26 +0000 http://dalamislam.com/?p=1201 Syiah adalah satu aliran atau mahdzab yang erat kaitannya dengan sejarah dan perpolitikan islam di masa lalu. Secara umum, aliran syiah menolak kekhilafahan yang berasal dari tiga khalifah Sunni yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman Bin Affan. Aliran syiah sendiri berkiblat kepada ahlul baik yang mengaku sebagai keluarga asli atau keturunan rasul, termasuk mengangkat Ali […]

The post Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Syiah adalah satu aliran atau mahdzab yang erat kaitannya dengan sejarah dan perpolitikan islam di masa lalu. Secara umum, aliran syiah menolak kekhilafahan yang berasal dari tiga khalifah Sunni yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman Bin Affan. Aliran syiah sendiri berkiblat kepada ahlul baik yang mengaku sebagai keluarga asli atau keturunan rasul, termasuk mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai imam-nya.

Syiah merupakan memiliki sejarah yang panjang, khususnya dilatar belakangi oleh syiah Ali yang artinya adalah pengikut Ali. Mereka meyakini hal tersebut berdasarkan Hadist Rasul, yang diakui benar oleh mereka, yaitu “Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung”. Hadist ini digunakan oleh mereka, walaupun hadist ini tidak diakui oleh orang-orang Sunni.

Untuk mengetahui kebenaran ajaran syiah, tentu saja ajaran-ajaran tersebut harus dipahami dan diperbandingkan dengan rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia . Tentu tidak boleh ada yang bertentangan dengan ajaran islam secara substantif. Berikut adalah mengenai aliran syiah dalam ilmu kalam.

Pokok Ajaran Syiah yang Paling Substantif

Muslim yang berkiblat kepada syiah meyakini bahwa keturunan atau keluarga Muhammad adalah yang pantas menjadi imam mereka. Mereka adalah sumber ilmu pengetahuan yang terbaik untuk urusan agama, Al Quran, islam. Selain itu, mereka pun juga menganggap bahwa keturunan Nabi adalah guru terbaik setelah Muhammad SAW, dan menjaga tradisi sunnah dapat tetap terpercaya.

Muslim dari kalangan syiah berpendapat bahwa Ali Bin Abi Thalib yang merupakan sepupu sekaligus menanti Rasulullah, dan kepala keluarga Ahlul Bait merupakan penerus kekhalifahan yang pantas setelahj Nabi Muhammad SAW. Hal ini tentu berbeda dengan pandangan dari Sunni yang merasa bahwa sahabat-sahabat nabi yang layak untuk meneruskan kepemimpinan Nabi. Syiah meyakini bahwa kepemim[inan terhadap Ali adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW.

Perbedaan pandangan dengan sunni ini membuat akhirnya konflik tajam dan berkepanjangan muncul termasuk merembet terhadap masalah penafsiran Al-Quran, Sunnah, Sahabat, dan segala hal yang berkenaan dengan pandangan keislamannya.

Mengenai kekhalifahan ini syiah mengakui adanya otoritas keimaman syiah yang disebut juga sebagai Khalifah Illahi, yaitu pemegang otoritas islam, walaupun pada kenyataannya ada banyak sekte-sekte dalam syiah juga berganti iman hingga saat ini.

Ketauhidan dalam Ilmu Kalam Syiah

Ajaran syiah memiliki pandangan dan ilmu kalam tersendiri yang perlu untuk dipahami. Hal ini menjadi patokan keseharian mereka untuk mengembangkan dan memperluas ajaran syiah. Pokok dan ajaran ini berdasar 5 pokok hal utama yang menjadi panutan pengikutnya. Ilmu Kalam tentu saja berkenaan dengan pandangan Ketuhanan, Agama, Wahyu, Nabi, dan lain sebagainya.

  1. At Tauhid

At tauhid adalah bagian dari ilmu kalam. At Tauhid dalam ilmu kalam syiah meyakini bahwa Allah adalah Esa. Keesaan Allah juga mengandung sifat berbeda dengan makhluknya, tidak beranak, dan tidak diperanakkan serta tidak serupa dengan makhluk yang ada di muka bumi.

Sifat-sifat Allah yang harus dan tetap bagi aliran syiah ini adalah:

  • Alim (Mengetahui)
  • Qadisr (Berkuasa)
  • Hayy (Hidup)
  • Berkehendak
  • Mudrik (Cerdik, Berakal)
  • Qadim Azaly (Tidak memiliki awalan)
  • Azali (Kekal)
  • Mutakallim (Berkata-kata)
  • Shadiq (Benar)

Sedangkan, ada pula sifat-sifat Allah yang juga tidak mungkin dimiliki Allah SWT yang disebut dengan Al Salbiyah. Sifat-sifat tersebut seperti bisa dilihat, bertempat, bersekutu, bergantung kepada sesuatu, baian dari Zat yang dimiliki atau diciptakan.

  1. Al Adl

Sifat Allah yang selanjutnya, menurut ilmu kalam dari aliran syiah adalah kemaha Adilan Allah. Allah tidak akan dan tidak pernah berbuat tidak adil dan semua yang Allah tetapkan untuk manusia adalah untuk dasar kemaslahatan atau kebaikan manusia di muka bumi.

Untuk itu, menurut syiah segala apa yang Allah perintahkan dan tentukan memiliki tujuan yang hendak dicapai dan semua perbuatan tersebut adalah baik. Untuk itu, menurut syiah segala perbuatan Allah adalah baik dan Allah tidak pernah meninggalkan sedikitpun sifat dan ketentuannya tersebut.

Kenabian dan Wahyu dalam Ilmu Kalam Syiah

Dalam ilmu kalam syiah terhadap konsep mengenai Kenabian dan Wahyu yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.

  1. Pandangan Terhadap Nabi Muhammad

Kaum syiah juga memiliki kepercayaan terhadap keberadaan Nabi yang tidak berbeda sebagaimana kaum Sunni. Kepercayaan syiah meyakini bahwa Allah mengutus Nabi atau Rasul untuk mengarahkan manusia ke jalan kebenaran dan membuat manusia terbimbing untuk melaksanakan amalan kebaikan. Untuk itu Allah menyebutkan dalam Al Quran bahwa Rasul adalah pembawa berita bahagia. Tentu hal ini menjadi ancaman bagi mereka yang ingin dan senang berbuat kemaksiatan juga kedurhakaan kepada Allah SWT.

Kaum syiah memiliki pendapat bahwa jumlah Nabi atau Rasul adalah 124 dan Muhammad adalah nabi terakhir. Mereka berpendapat bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang paling utama dari seluruh Nabi yang ada, bahkan isti-istri Nabi adalah orang suci sehingga mereka terhindar dari segala keburukan yang ada. Untuk itu para Nabi sangat terjaga dari bentuk kesalahan dan keburukann bahkan mulai dari mereka sebelum menjadi Rasul.

  1. Al-Quran dan Wahyu Menurut Syiah

Mengenai Al Quran, kaum syiah berpendapat bahwa Al Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad yang abadi dan kalam Allah adalah hadis, makhluk (diciptakan). Hal ini karena kalam Allah disusun berdasar huruf dan suara yang didengar, sedangkan Allah tidak dapat berkata-kata baik dengan huruf atau suara langsung kepada manusia.

Konsep Imamah dalam Ilmu Kalam Syiah

Imamah merupakan bagian dari pembahasan ilmu kalam dalam syiah. Imamah adalah kepemimpinan bagi kaum syiah. Masalah kepemimpinan bagi kaum syiah tidak dapat dilepaskan begitu saja dengan masalah agama dan kehidupan di dunia. Imamah atau kepemimpinan ini menjadi pengganti rasul baik dalam memelihara syari’at, menegakkan hukum, memberikan hukum pada pelanggaran terhadap hukum Allah, serta mewujudkan kebaikan dan keselamatan bagi ummat.

Menurut kaum syiah yang bisa menjadi pemimpin ummat adalah seorang  seorang imam dan jika ada pemimpin selain imam, hal tersebut dianggap tidak sah atau ilegal. Untuk itu, mereka tidak wajib untuk diikuti atau ditaati segala bentuk aturan dan kebijakannya. Imam bagi syiah adalah m’sum yang berarti suci dari berbagai dosa. Segala aturan yang dibuat imam tentu saja harus diikuti dan tidak boleh untuk dikritik atau diganggu gugat oleh umat yang mengikutinya.

Untuk menguji apakah konsep tersebut benar hal ini tentu saja harus dibandingkan dengan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam . Hal ini yang menjadi dasar seorang manusia atau kepemimpinan di muka bumi. Sejatinya imam atau pemimpin adalah manusia yang juga memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.

The post Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>