bulan Ramadhan Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/bulan-ramadhan Wed, 11 May 2022 08:59:18 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png bulan Ramadhan Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/bulan-ramadhan 32 32 Hukum Berpacaran di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-berpacaran-di-bulan-ramadhan Wed, 11 May 2022 08:59:16 +0000 https://dalamislam.com/?p=10808 Bulan penuh ampunan telah tiba, walaupun merupakan bulan penuh ampun tidak serta merta hal-hal yang dilarang oleh Agama dengan mudah dilakukan karena iming-iming kata ampunan tersebut. Semua hal yang dilarang tidak dapat ditawar dan hukumnya bagi kaum muslimin adalah wajib untuk dipatuhi. Selain memang kewajiban, hal yang sudah dilarang oleh Allah pasti akan ada alasan […]

The post Hukum Berpacaran di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan penuh ampunan telah tiba, walaupun merupakan bulan penuh ampun tidak serta merta hal-hal yang dilarang oleh Agama dengan mudah dilakukan karena iming-iming kata ampunan tersebut. Semua hal yang dilarang tidak dapat ditawar dan hukumnya bagi kaum muslimin adalah wajib untuk dipatuhi.

Selain memang kewajiban, hal yang sudah dilarang oleh Allah pasti akan ada alasan yang membawa syafaat bagi diri kita sendiri atau orang lain. Apalagi di bulan puasa ini kita diwajibkan untuk menahan hawa nafsu.

Hawa nafsu disini selain menahan emosi, juga harus menahan dorongan seksual yang ada pada tiap manusia yang sudah baligh dan menikah.

Bagi muda-mudi atau pasangan perempuan dan laki-laki yang sedang kasmaran, berduaan memadu kasih memang menyenangkan. Namun, bagaimana kalau itu dilakukan saat sedang puasa Ramadan?

Islam sendiri sebenarnya tidak mengenal istilah pacaran. Justru perbuatan tersebut dilarang oleh Allah SWT karena belum dihalalkan nya pasangan tersebut membuat banyak kemudharatan yang nantinya dikhawatirkan akan terjadi.

Pacaran adalah hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang berada di luar hubungan pernikahan. Perilaku ini merupakan perbuatan zina, karena berpergian hanya berdua tanpa mahrom. Hal yang sudah pasti diharamkan dalam Islam.

Ada dalil mengenai hal tersebut, yaitu :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan perempuan yang bukan mahram karena yang ketiga di antara mereka adalah setan,” (HR Ahmad).

Hadits ini menunjukkan seorang laki-laki yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir dilarang berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Bahkan, menurut Imam Abu Ishaq asy-Syirazi, salat berdua dengan yang bukan mahram pun dimakruhkan. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam kitab Al-Muhadzdzab berikut ini:

“Dimakruhkan seorang laki-laki shalat dengan seorang perempuan ajnabiyyah karena didasarkan pada sabda Nabi SAW, ‘Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan perempuan karena yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (Abu Ishaq asy-Syirazi, al-Muhadzdzab fi Fiqh al-Imam asy-Syafi’i, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, I, h. 98).

Menurut Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab bahwa yang dimaksud dengan makruh oleh Imam Abu Ishaq asy-Syirazi dalam konteks ini adalah makruh tahrim yang statusnya sama dengan haram. “Yang dimaksud makruh (dalam pernyataan Abu Ishaq Asy-Syirazi di atas) adalah makruh tahrim. Hal ini apabila si laki-laki tersebut berduaan dengan seorang perempuan ajnabiyyah atau bukan mahramnya.” (Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu` Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz IV, h. 173).

Dari sini dapat dipahami berduaan saja dengan lawan jenis yang bukan mahramnya bahkan sampai salat berduaan dengannya saja pun diharamkan, apalagi sampai berpandangan dengan mesra dan bergandengan tangan.

Sebenarnya dalam islam istilah yang ada adalah ta’aruf, namun seiring perkembangan waktu dan zaman, istilah tersebut di arahkan ke arah yang tidak benar yaitu pacaran.

Ta’aruf sendiri mempunyai arti saling berkenalan, namun didampingi dan dikawal dengan mahramnya. Karena memang sesungguhnya diantara laki-laki dan perempuan tidak boleh berduaan dalam suatu tempat. Maka dari itu ta’aruf dilakukan didampingi dengan mahram dari masing-masing kedua pihak calon pengantin.

Ta’aruf digunakan untuk saling mengetahui profil dari masing-masing calon pengantin. Setelah dirasa menemukan kecocokan, akan dilanjutkan ke tahapan khitbah. Baru setelah khitbah akan dilangsungkan pernikahan.

Namun zaman sekarang ta’aruf sendiri disalah artikan menjadi proses pengenalan yang lebih bebas, membebaskan hawa nafsu, dan menjadikan proses yang awalnya sesuai dengan syariat jadi melenceng dari petunjuk agama.

Pacaran di bulan apapun haram hukumnya, apalagi dilakukan di bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Tentu saja dosanya jauh lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Namun jika berkaitan dengan puasa Ramadhan yang dilakukannya, statusnya adalah puasanya tidak sah. Dan hal tersebut sangat merugikan, mengingat betapa kita menahan makan dan minum sehari penuh dan puasa kita tidak sah hukumnya.

Larangan untuk berduaan dengan pasangan yang belum halal ini, terdapat dalam sebuah hadist:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan perempuan yang bukan mahram karena yang ketiga di antara mereka adalah setan,” (HR Ahmad).

Selain itu, pacaran juga dianggap maksiat karena termasuk perbuatan zina yang tak dapat dihindari. Dari Abu Hurairah, Rasullullah bersabda:

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan mendapat bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa dielakkan. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Karena telah mengetahui hal tersebut diharamkan dalam agama Islam alangkah lebih baik jika kita menjauhi hal tersebut agar selalu berada di dalam perlindungan-Nya.

Wallahu a’lam

The post Hukum Berpacaran di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
2 Hukum Tidur Saat Puasa Beserta Penjelasannya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-saat-puasa Wed, 15 Apr 2020 07:59:49 +0000 https://dalamislam.com/?p=8423 Saat berpuasa tentunya tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, membuat tubuh menjadi lemas dan tidak bertenaga. Hingga banyak umat islam yang memilih tidur daripada merasa lemas terus menerus. Namun apakah hukum tidur saat puasa yang sebenarnya? Berikut pembahasannya. 1. Bernilai Ibadah Ya, sejatinya tidur saat sedang berpuasa merupakan nilai ibadah. Menahan lapar dan haus […]

The post 2 Hukum Tidur Saat Puasa Beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat berpuasa tentunya tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, membuat tubuh menjadi lemas dan tidak bertenaga.

Hingga banyak umat islam yang memilih tidur daripada merasa lemas terus menerus.

Namun apakah hukum tidur saat puasa yang sebenarnya? Berikut pembahasannya.

1. Bernilai Ibadah

Ya, sejatinya tidur saat sedang berpuasa merupakan nilai ibadah.

Menahan lapar dan haus selama berpuasa saat bulan Ramadan seringkali membuat seseorang mengantuk.

Ditambah lagi dengan waktu istirahat yang terpotong karena harus bangun dini hari untuk sahur.

Banyak orang yang mengakali lelah ini dengan tidur saat berpuasa daripada membatalkan puasanya.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan

Namun hadits tersebut masih perlu diteliti lagi kebenarannya. Pada dasarnya tidur saat berpuasa adalah boleh, asalkan tidak berlama lama hingga meninggalkan ibadah lainnya.

2. Berdosa

Jika ada seseorang yang berniat untuk tidur selama berpuasa hukumnya adalah boleh atau sah.

Namun jika seseorang itu tidur berlarut-larut hingga meninggalkan ibadah lain, seperti shalat.

Maka hukumnya adalah dosa, karena ia dianggap sudah lalai meninggalkan shalat.

Perlu diketahui Hukum shalat dan puasa, lebih tinggi derajat hukum shalat.

Maka dari itu shalat lebih diwajibkan daripada puasa, bahkan orang yang puasa namun tidak shalat hukumnya adalah tidak sah.

Terkait dari hukum tidur saat puasa adalah boleh. Dengan syarat tidak berlebihan dan meninggalkan ibadah lainnya.

The post 2 Hukum Tidur Saat Puasa Beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Menyambut Bulan Ramadhan yang Harus diketahui https://dalamislam.com/puasa/cara-menyambut-bulan-ramadhan Mon, 13 Apr 2020 06:29:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=8420 Sebentar lagi kita akan memasuki bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan yaitu bulan Ramadhan. Keistimewaan Ramadhan di antaranya adalah sebagai berikut. Diwajibkannya umat muslim berpuasa, Dibukanya pintu-pintu surga dibuka dan ditutupnya pintu neraka Setan-setan diikat, dan Adanya malam seribu bulan atau Lailatul Qadr. Namun dipastikan, bulan Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya […]

The post Cara Menyambut Bulan Ramadhan yang Harus diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan yaitu bulan Ramadhan. Keistimewaan Ramadhan di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Diwajibkannya umat muslim berpuasa,
  • Dibukanya pintu-pintu surga dibuka dan ditutupnya pintu neraka
  • Setan-setan diikat, dan
  • Adanya malam seribu bulan atau Lailatul Qadr.

Namun dipastikan, bulan Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya utamanya terkait dengan ibadah wajib dan amalan sunnah saat bulan Ramadhan yang biasa dilakukan.

Hal ini disebabkan adanya wabah penyakit COVID19 yang memaksa kita untuk membatasi atau mengganti sementara waktu ibadah yang biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid menjadi ibadah di rumah.

Namun, keterbatasan yang dihadapi saat ini hendaknya tidak menghalangi kita untuk beribadah puasa Ramadhan dengan khusyuk.

Selain itu, kita juga masih dapat menjalankan macam-macam amalan sunnah yang biasa dilakukan di  bulan Ramadhan tetapi dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.  

Kita juga masih dapat menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Cara menyambut bulan Ramadhan yang penuh keprihatinan seperti sekarang ini di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Berniat dengan Sungguh-sungguh

Hal pertama yang harus dilakukan adalah berniat melaksanakan puasa Ramadhan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas agar puasa Ramadhan tahun ini benar-benar menjadi ladang pahala.  

2. Bertaubat dengan Sungguh-sungguh

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Karena itu, kita dituntut untuk selalu bertaubat dari segala macam kesalahan.

Tidak hanya ketika bulan Ramadhan, di luar bulan Ramadhan pun kita juga dituntut untuk selalu bertaubat dengan sungguh-sungguh.

3. Melakukan Persiapan

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, sebaiknya kita mulai melakukan beberapa persiapan sebelum Ramadhan datang.

Salah satunya adalah mencari dan menambah pengetahuan tentang ibadah dan amalan sunnah bulan Ramadhan.

4. Melaksanakan Beberapa Amalan

Cara menyambut bulan Ramadhan berikutnya adalah melaksanakan beberapa amalan menyambut bulan Ramadhan di antaranya adalah bertaubat, berpuasa sunnah, membaca Al Qur’an, dan lain sebagainya.

5. Mempersiapkan Fisik Sebaik-baiknya

Salah satu cara menyambut bulan Ramadhan yang tak kalah penting adalah mempersiapkan fisik sebaik-baiknya terutama daya tahan tubuh. Hal ini mengingat puasa tahun ini diwarnai dengan adanya wabah pandemik.

Menyambut bulan puasa dengan beberapa cara di atas memiliki keutamaan tersendiri. Adapun keutamaan menyambut Ramadhan di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Tanda orang beriman dan bertakwa
  • Terbukanya pintu-pintu kebaikan
  • Merupakan kebiasaan orang shaleh terdahulu
  • Merupakan upaya untuk memperbaiki diri
  • Melatih kesabaran beribadah.

The post Cara Menyambut Bulan Ramadhan yang Harus diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keistimewaan Bulan Rajab Syaban dan Ramadhan https://dalamislam.com/info-islami/keistimewaan-bulan-rajab-syaban-dan-ramadhan Thu, 27 Feb 2020 03:52:53 +0000 https://dalamislam.com/?p=8296 Tak dapat dipungkiri bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan paling istimewa di antara kedua belas bulan dalam tahun Hijriyyah. Akan tetapi, ternyata kenyataannya tidak hanya Bulan Ramadhan saja yang istimewa. Dua bulan yang mengiringnya lebih dahulu, Rajab dan Sya’ban, juga tak kalah istimewanya. Keistimewaan Bulan Rajab Penamaan bulan ini pun sudah mengandung makna ‘pemuliaan’. ‘Rajab’ berasal […]

The post Keistimewaan Bulan Rajab Syaban dan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tak dapat dipungkiri bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan paling istimewa di antara kedua belas bulan dalam tahun Hijriyyah.

Akan tetapi, ternyata kenyataannya tidak hanya Bulan Ramadhan saja yang istimewa.

Dua bulan yang mengiringnya lebih dahulu, Rajab dan Sya’ban, juga tak kalah istimewanya.

Keistimewaan Bulan Rajab

Penamaan bulan ini pun sudah mengandung makna ‘pemuliaan’. ‘Rajab’ berasal dari kata ‘rajjaba- yurajjibu‘ yang artinya mengangkat atau memuliakan. Bulan Rajab ditetapkan sebagai bulan kemulian orang Arab.

Pada zaman jahiliyyah, pada bulan ini orang Arab melakukan berbagai selebrasi pemujaan kepada Tuhan mereka.

Mereka menyembelih binatang dan mengurbankannya demi berhala. Pada bulan ini juga, diharamkan peperangan.

Atas dasar kesakralan yang telah menahun ini, peradaban Islam menghargai posisi bulan ini di masyarakat Arab namun menghapuskan perbuatan-perbuatan syirik yang mengiringinya.

Berikut ini adalah ketetapan dalil mengenai kesakralan bulan Rajab.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus…” (QS. At Taubah: 36)

Adapun penjelasan mengenai empat bulan haram ini dijabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabdanya:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana kondisinya, ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan, diantaranya empat bulan haram. Tiga bulan ber-turut-turut: Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan: Rajab suku Mudhar, yaitu bulan antara Jumadi (tsaniyah) dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Kenapa Suku Mudhar disebut secara khusus dalam hadits ini? Karena Suku Mudhar adalah suku yang paling baik dalam mengutamakan bulan ini.

Sehingga Rasul dan masyarakat Arab lainnya memberikan kemuliaan pada mereka dengan menyematkan nama sukunya di sebelah nama bulan mulia ini.

Untuk ibadah, tidak ada ibadah khusus yang disyariatkan di bulan ini. Isu yang beredar di masyarakat adalah adanya anjuran untuk puasa dan umrah khusus di Bulan Rajab, padahal tidak ada anjuran khusus.

Beribadah saja seperti biasa di bulan Rajab. Hanya saja, jika ingin mulai melatih diri untuk Ramadhan dari bulan ini, tidak ada salahnya.

Perlu diingat, masyarakat jahiliyyah mensyariatkan penyembelihan hewan (Athirah) pada bulan ini. Terkait Athirah, ada empat hukum yang dapat dipedomani.

  1. Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan bahwa athirah masih diperbolehkan, dengan pedoman HR. Ahmad, An Nasa’i dan As Suyuthi dalam Jami’us Shaghir yang menyatakan bahwa “Athirah adalah hak”.
  2. Athirah tidak dianjurkan dan tidak memiliki hukum, tapi tidak apa apa jika ditunaikan untuk memberi makan tamu. Dalilnya hadis dari Abu Razin, Laqirh bin Amir Al Uqaili, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kami menyembelih hewan di bulan Rajab di zaman Jahilliyah. Kami memakannya dan memberi makan tamu yang datang.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masalah.” (HR. An Nasa’i, Ad Darimi, dan Ibn Hibban)
  3. Athirah dihukumi makruh. Dalilnya HR. Al Bukhari dan Muslim yang menyatakan “Tidak ada Fara’a dan tidak ada Atirah.”
  4. Athirah dihukumi haram agar tidak memakmurkan kebiasaan kaum jahiliyyah. Pendapat ini didukung oleh Ibnul Qayyim dengan patokan hadits pada poin di atas. Inilah pendapat yang paling kuat.

Keistimewaan Bulan Sya’ban

Bulan Sya’ban hadir setelah bulan Rajab dengan makna ‘memencar’. Asal nama ini adalah dibolehkannya peperangan di bulan Sya’ban setelah puasa berperang di Bulan Rajab yang merupakan bulan suci.

Pada bulan ini, dianjurkan sekali untuk melatih diri menuju Ramadhan. Bahkan Nabi pun mengingatkan dalam salah satu hadits bahwa bulan ini sering dilupakan.

Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa’.” (H.R. An Nasa’i, Ahmad, dan sanad-nya di-hasan-kan Syaikh Al Albani)

Dalil anjuran puasa di Bulan Sya’ban adalah sebagai berikut.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ “

“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan: Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Karena bulan ini persis sebelum Ramadhan, terdapat aturan khusus dalam menjalankan puasa di Bulan Sya’ban.

Sebaiknya kurangi frekuensi puasa di 15 hari terakhir Sya’ban untuk kehati-hatian penentuan awal 1 Ramadhan.

Dari Abdullah bin Abi Qois, beliau mendengar A’isyah radhiallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا ثُمَّ صَامَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat perhatian dengan bulan tidak sebagaimana bulan yang lainnya. Kemudian beliau lanjutkan dengan puasa setelah terlihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan maka beliau genapkan Sya’ban 30 hari, kemudian puasa.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ad-Daruquthni dan sanadnya dishahihkan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).

Untuk mempertegas, simaklah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا

Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan Al Albani)

Selain melatih praktik shaum Ramadhan, di bulan Sya’ban juga sangat dianjurkan menyempurnakan ibadah dan mengurangi permusuhan. Sebagaimana hadits berikut ini,

Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah, At Thabrani, dan disahihkan Al Albani)

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh Muslim di seluruh dunia. Keutamaan bulan ini terangkum dalam QS. Albaqarah ayat 185 yang berbunyi,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Beberapa keutamaan Bulan Ramadhan adalah sebagai berikut.

1.Bulan Disyariatkannya Puasa

Pada bulan ini, disyariatkan puasa sebulan penuh dengan banyak kemuliaan. Dalilnya adalah QS. Al-Baqarah ayat 183-184.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya:

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Waktu yang disyariatkan dalam kedua ayat ini dijabarkan dalam ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

2. Bulan Diampuninya Dosa dan Dikabulkannya Doa

Pada bulan ini, setiap manusia yang memiliki hajat dan berdoa, maka akan dikabulkan.

Namun bagaimana cara pengabulannya, hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mengetahui.

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.

3. Bulan Lailatul Qadar dan Diturunkannya Al- Qur’an

Masih ada perdebatan mengenai waktu diturunkannya Al- Qur’an pertama kali, namun yang pasti, dalam QS Al-Qadr ayat 1-3 disebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadr.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3).

The post Keistimewaan Bulan Rajab Syaban dan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Amalan Ketika Berbuka Puasa Beserta Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-ketika-berbuka-puasa Tue, 25 Feb 2020 08:34:41 +0000 https://dalamislam.com/?p=8287 Di bulan Ramadhan, waktu yang paling ditunggu adalah waktu buka puasa yakni ketika siang beranjak pergi dan matahari mulai terbenam dan malam mulai datang. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 187, “ … Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…” (QS. Al-Baqarah : 187) Dari Umar bin Khaththab, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila malam […]

The post Amalan Ketika Berbuka Puasa Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di bulan Ramadhan, waktu yang paling ditunggu adalah waktu buka puasa yakni ketika siang beranjak pergi dan matahari mulai terbenam dan malam mulai datang. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 187,

“ … Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…” (QS. Al-Baqarah : 187)

Dari Umar bin Khaththab, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Apabila malam telah datang dan siang beranjak pergi serta matahri telah terbenam maka orang yang berpuasa telah waktunya berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Agar ketika waktu berbuka puasa kita memperoleh kebaikan, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Segera berbuka

Segera berbuka puasa ketika kita telah benar-benar yakin bahwa waktu berbuka puasa telah tiba adalah salah satu sunnah saat berbuka puasa.

Dengan menyegerakan berbuka puasa, manusia senantiasa berada dalam kebaikan dan agama Islam akan tetap nampak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Terus menerus agama ini akan nampak sepanjang manusia masih mempercepat berbuka puasa karena orang-orang Yahudi dan Nashara mengakhirnya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan lain-lain)

2. Berdoa ketika berbuka puasa

Salah satu keutamaan saat berbuka puasa adalah berdoa ketika berbuka puasa.

Ketika berbuka puasa, disunnahkan membaca doa berbuka puasa berdasarkan hadits shahih berikut.

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” (HR. Abu Daud dan selainnya, shahih).

3. Berbuka sebelum shalat Maghrib

Suatu riawayat menyebutkan bahwa biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berbuka puasa sebelum shalat Maghrib dengan kurma kuning yang hampir matang atau ruthab.

Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan kurma matang dan jika tidak ada maka beliau berbuka puasa dengan beberapa teguk air.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Adalah Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam berbuka dengan beberapa biji ruthab sebelum shalat, apabila tidak ada ruthab maka dengan beberapa kurma, dan kalau tidak ada kurma maka dengan beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud)

4. Disunnahkan memperbanyak doa dan dzikir

Waktu berbuka puasa adalah salah satu waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Karena itu, disunnahkan memperbanyak doa dan dzikir ketika berbuka puasa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : (1) pemimpin yang adil, (2) orang berpuasa ketika dia berbuka, dan (3) orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Membelikan atau memberikan makanan bagi yang berpuasa

Membelikan atau memberikan bagi mereka yang berpuasa merupakan salah satu adab puasa Ramadhan sekaligus amalan yang mulia.  Siapapun yang menjalankannya akan mendapatkan pahala yang besar.

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhany radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Siapa yang memberikan makanan buka puasa pada orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lain-lain)

Itulah beberapa amalan ketika berbuka puasa yang dapat dilakukan. Semoga dengan menjalani amalan ini sesuai dalil dapat meningkatkan ketaatan kita kepada Allah dan berpahala.

The post Amalan Ketika Berbuka Puasa Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Isi Khutbah Rasulullah Untuk Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/info-islami/isi-khutbah-rasulullah-untuk-bulan-ramadhan Thu, 23 May 2019 19:43:34 +0000 https://dalamislam.com/?p=6890 Menyambut datangnya bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya. Isi khutbah Rasulullah untuk bulan Ramadhan adalah beliau menyampaikan beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Baca juga : Adab Puasa Ramadhan Azab Maksiat di Bulan Ramadhan Amalan Menyambut Bulan Ramadhan Asal Usul Penamaan Bulan Ramadhan Dalam Sejarah Islam Hukum Membayar Fidyah […]

The post Isi Khutbah Rasulullah Untuk Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menyambut datangnya bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya. Isi khutbah Rasulullah untuk bulan Ramadhan adalah beliau menyampaikan beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan.

Baca juga :

Adapun isi khutbah akhir Sya’ban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah sebagai berikut.

“Wahai manusia, sesungguhnya telah menaungi kamu bulan yang agung dan penuh berkah. Bulan yang didalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu Allah menjadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan qiyam atau shalat di malam harinya sebagai ibadah sunnah. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.

Ramadhan itu adalah bulan kesabaran; sedangkan ketabahan dan kesabaran balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan, pada bulan itu rizki orang-orang mukmin ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka. Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikitpun.

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami tidak semua memiliki makanan untuk berbuka bagi orang lain.”

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu.”

Dialah Ramadhan, bulan yang permulaannya dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan dan maghfirah, pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka. Barang siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu-pembantu rumah tangganya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka.

Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. Dua bagian yang pertama ialah bersaksi dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan hendaklah memohon ampunan kepada-Nya. Dua bagian yang kedua yaitu kamu memohon (dimasukkan ke dalam) surgaa dan berlindung dari api neraka.

Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga.”

(Hadits dhaif, riwayat Ibnu Khuzaimah : 1870, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman : 3455, redaksi hadits di atas riwayat Ibnu Khuzaimah)

Sebagian ahli berpendapat bahwa hadits di atas berstatus dhaif. Terkait hal ini, Imam Ahmad bin Hambal menyatakan pandangannya tentang hadits dhaif, salah satunya adalah sebagai berikut.

“Beramal dengan hadits yang dhaif lebih utama dari menggunakan qiyas (analogi).”

Berdasarkan pandangan Imam Ahmad bin Hambal di atas, hadits tersebut masih bisa ditoleransi karena berkaitan erat dengan keutamaan amal. Adapun beberapa keterangan dalam hadits ini, menurut para ahli, memiliki banyak persamaan dengan yang disebutkan dalam hadits yang lebih shahih.

Baca juga :

Demikianlah ulasan singkat tentang isi khutbah Rasulullah untuk bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.

The post Isi Khutbah Rasulullah Untuk Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/waktu-terkabulnya-doa-di-bulan-ramadhan Mon, 13 May 2019 02:44:06 +0000 https://dalamislam.com/?p=6886 Berbicara berkah dan keistimewaan bulan ramadhan tentu sangat besar apabila dibanding dengan bulan bulan-biasa. Itulah kenapa umat muslim diharuskan untuk beribadah dengan lebih banyak di bulan tersebut dikarenakan berkah dan pahala yang diberikan akan lebih besar pula. Namun tentu saja, di banyaknya ibadah yang dimaksud pada dasarnya merupakan nikmat yang luar biasa apabila kita menjalaninya […]

The post 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Berbicara berkah dan keistimewaan bulan ramadhan tentu sangat besar apabila dibanding dengan bulan bulan-biasa. Itulah kenapa umat muslim diharuskan untuk beribadah dengan lebih banyak di bulan tersebut dikarenakan berkah dan pahala yang diberikan akan lebih besar pula. Namun tentu saja, di banyaknya ibadah yang dimaksud pada dasarnya merupakan nikmat yang luar biasa apabila kita menjalaninya dengan hati yang senang dan iklhas.

Adapun nikmat bulan puasa sejatinya memang baik digunakan untuk berdo’a dan memohon ampunan kepada Allah. Memang dalam dalil disebutkan bahwa berdo’a dan memohon ampunan itu hukumnya wajib, agar kita tidak menunjukkan kesombongan kepada Allah atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan.

Allah berfirman dalam surat Ghaafir ayat 60 :

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين

Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina(QS. Ghaafir: 60)

Tentu saja Allah yang maha pengasih dan maha penyayang memang sangat murah hati dalam memberi sesuatu kepada Hambanya. Itulah kenapa semakin banyak kita meminta, maka semakin baik.

Tentu saja apabila segala macam doa dan memohon ampun kita panjatkan di bulan berkah bulan ramadhan, maka akan semakin baik lagi. Lantas kapan waktu Terkabulnya doa di bulan Ramadhan? Dan apa sajakah keistimewaannya? Berikut penjelasannya.

Baca juga:

Waktu Terkabulnya doa di Bulan Ramadhan

Ada beberapa waktu tertentu yang menjadi keistimewaan apabila digunakan untuk berdo’a dan memohon ampunan. Adapun waktu-waktu tersebut diriwayatkan sebagai waktu yang baik untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah. Waktu waktu-tersebut adalah

1. Di Sepertiga Malam Terakhir (Waktu Sahur)

Dikala waktu sahur, ataupun sebelum shalat subuh merupakan waktu yang paling tepat untuk berdoa, bahkan lebih baik lagi apabila didahului dengan salat malam. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadist yang berbunyi :

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘”
(HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Tentu saja kita jangan salah mengartikan bahwa yang dimaksud turun adalah seperti manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Yang penting kita mengimani bahwa Allah turun ke langit dunia, berdasarkan kepada Hadist yang disampaikan Rasulullah.

2. Ketika berpuasa

Yang dimaksud adalah apabila seorang muslim berpuasa, maka setiap doa-doanya tidak akan ditolak oleh Allah. Perkara ini juga dijelaskan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist yang berbunyi :

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.
(HR. Ahmad)

Baca juga:

Bahkan kedudukan doa nya pun dijelaskan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam sebagai doa yang setara atau sederajat dengan doa dari pemimpin yang adil. Menunjukan betapa mulianya orang yang tengah melaksanakan ibadah puasa.

Namun tentu saja, terlepas dari dua waktu diatas, memang masih banyak sekali waktu yang baik untuk berdoa. Dan waktu-waktu tersebut memang memiliki keistimewaaannya masing-masing. Dan waktu yang paling baik untuk berdoa dan memohon ampun adalah, pada malam Lailatul Qadr.

3. Malam Lailatul Qadr

Waktu yang paling baik tentu saja di malam Lailatul Qadr. Dikarenakan malam tersebut merupakan puncaknya keberkahan di bulan puasa. Hal ini dikarenakan pada malam Lailatul Qadr, Allah SWT mengkomandokan kepada Malaikat Jibril dan rombongan besar malaikat lain untuk terbang dan turun ke dataran bumi.

Kemudian pada malam itu, Jibril turun dengan membawa panji-panji berwarna hijau yang kemudian akan diletakkan di puncak Ka’abah. Jibril akan mengepakkan 100 sayap di punggungnya. Dua di antara sayap sayap tersebut tidak pernah digunakan untuk terbang kecuali pada Malam Lailatul Qadr.

Kemudian Malaikat Jibril akan memerintahkan para rombongan malaikat yang mengikutinya untuk mengunjungi para umat Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam yang tersebar di selurugh bumi. Malaikat-malaikat itu kemudian akan mengucapkan assalamu’alaikum kepada setiap orang yang tengah beribadah kepada Allah pada malam-malam Lailatul Qadr.

Para Malaikat-Malaikat itu akan duduk, berdiri maupun berbaring, di dekat umat Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang melakukan salat, berzikir, dan berbagai macam ibadah lainnya pada malam Lailatul Qadr tersebut. Para malaikat-malaikat itu kemudian akan mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan mereka hingga waktu terbitnya fajar.

Tentu saja dikarenakan para malaikat ikut mengamini doa-doa kita pada malam tersebut, maka waktu tersebut merupakan waktu yang paling tepat untuk memohon kepada Allah. Pada malam tersebut sangat dianjurkan memperbanyak beribadah dan juga memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha saat bertanya kepada Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam:

Baca juga:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah”

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni

Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku
(HR. Tirmidzi)

Dari penjelasan diatas, dapat kita tau bahwasanya berdoa di waktu-waktu tertentu memang memiliki keberkahan lebih. Tentu saja dibanding waktu-waktu yang lain, doa doa yang dipanjatkan di bulan puasa memang memiliki keistimewaan tersendiri. Hal ini dikareknakan bulan puasa merupakan bulan yang penuh ampunan dan penuh keberkahan.

Demikian penjelasan tentang Waktu Terkabulnya doa di bulan Ramadhan dan keistimewaannya. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam menjalani ibadah dan selalu pula dituntun menuju jalan lurus. Amin. InsyaAllah

Semoga Bermanfaat,

Hamsa,

The post 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Hubungan Intim Setelah Sahur https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-hubungan-intim-setelah-sahur Sun, 12 May 2019 02:06:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=6883 Saat bulan Ramadhan yang terdapat pahala puasa ramadhan selama 30 hari, tentu kita disibukkan dengan ibadan dan berlomba-lomba melakukan kegiatan positif untuk meraih pahala. Tetapi, jangan sampai melupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dari pasangan hidup, yang juga memilki nilai ibadah. Ketika bulan Ramadan yang terdapat pahala shalat sunnah di bulan ramadhan, ada waktu yang diharamkan […]

The post Hukum Hubungan Intim Setelah Sahur appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat bulan Ramadhan yang terdapat pahala puasa ramadhan selama 30 hari, tentu kita disibukkan dengan ibadan dan berlomba-lomba melakukan kegiatan positif untuk meraih pahala. Tetapi, jangan sampai melupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dari pasangan hidup, yang juga memilki nilai ibadah.

Ketika bulan Ramadan yang terdapat pahala shalat sunnah di bulan ramadhan, ada waktu yang diharamkan untuk melakukan hubungan intim, yakni pada siang hari. Melakukan hubungan intim dengan suami atau istri saat siang hari di bulan Ramadan mendatangkan dosadan puasanya batal. Sehingga waktu yang tepat untuk melakukan hubungan suami istri adalah saat sahur.

 “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (Qs. al-Baqarah: 187).

Ayat ini menunjukkan tentang hubungan seksual suami istri dalam islam bolehnya berhubungan suami istri di malam bulan Ramadan, baik di awal, tengah atau di akhirnya, walaupun telah makan sahur, selama belum muncul fajar subuh yang menjadi awal waktu puasa.

Bila telah masuk waktu fajar ikutitips berhubungan intim saat bulan ramadhan, tentu saja suami istri wajib menghentikannya dan segera mandi setelah berhubungan intim suami istri. Namun sebaiknya berhati-hati, sebab kalau sampai melewati waktu fajar belum mandi setelah berhubungan intim suami istri bisa membatalkan puasa dan bahkan denda yang harus dibayarkan sungguh sangat berat.

Apa dendanya? Harus Membebaskan Budak

Bila tidak mendapatkan budak untuk dibebaskan, maka harus puasa dua bulan berturut-turut.

Bila itu pun tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 individu miskin, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah yang artinya, “ Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seindividu sambil berkata, ‘Celaka, wahai Rasulullah!’

Beliau menjawab, ‘Ada apa denganmu?’

Ia berkata, ‘Aku berhubungan intim dengan istriku dalam keadaan aku berpuasa saat Ramadhan.’

Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Apakah kamu bisa mendapatkan budak untuk dimerdekakan?’

Ia menjawab, ‘Tidak.’

Lalu beliau berkata lagi, ‘Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?’

Ia menjawab, ‘Tidak.’

Lalu beliau menyatakan lagi, ‘Mampukah kamu memberi makan enam puluh individu miskin?’

Ia menjawab, ‘Tidak’

Lalu Rasulullah diam sebentar. Ketika kami dalam keadaan demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi satu ‘Irq berisi kurma – Al-Irq adalah alat takaran –. Beliau berkata, ‘Mana individu yang bertanya tadi?’

Ia menjawab, ‘Saya.’

Beliau menyatakan lagi, ‘Ambillah ini dan bersedakahlah dengannya!’

Kemudian individu tersebut berkata, ‘Apakah ada yang lebih fakir dariku wahai Rasulullah? tidak ada yang lebih fakir dari keluargaku.’

Mendengar itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi taringnya, kemudian berkata, ‘Berilah makan keluargamu!’” (HR. Muttafaqun ‘alaihi).

Allah Membolehkan Kaum Muslimin untuk Melakukan Segala yang Membatalkan Puasa di Malam Hari Sampai Masuk Subuh. Baik Makan, Minum, Maupun Hubungan Intim.

Allah berfirman:

Makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu terbit fajar. (QS Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan izin untuk makan, minum, atau melakukan hubungan intim sampai kita benar-benar yakin, fajar telah terbit. Dan ini ditandai dengan masuknya waktu subuh.

An-Nawawi mengatakan,

“Apabila fajar terbit ada individu yang masih melakukan hubungan intim, jika dia lepas seketika maka puasanya sah. Jika tidak, puasanya batal.” (Al-Majmu Syarh Muhadzab, 7/400).

Bagaimana dengan mandinya?

Mandi setelah berhubungan intim suami istri yang sesuaisyarat behrubungan intim dalam islambisa ditunda setelah masuk subuh, karena bukan syarat sah puasa, harus suci hari hadats. Dan jika dia hendak shalat subuh, dia harus mandi terlebih dahulu.

Sudah seharusnya kita mengetahui hukum-hukum seputarnya, agar memperoleh keutamaan dan dapat menjadikannya sarana menjadi individu yang bertakwa, sebagaimana disampaikan dalam firman-Nya (yang artinya),

“Hai individu-individu yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas individu-individu sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 183).

Di antara hukum-hukum tersebut adalah hukum berhubungan suami istri setelah sahur. Tentang hal ini, Allah telah menjelaskan kebolehan berhubungan suami istri di malam hari sejak matahari terbenam sampai fajar subuh terbit dalam firman-Nya (yang artinya),

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (Qs. al-Baqarah: 187).

Ayat ini menunjukkan berhubungan suami istri di malam bulan Ramadhan, baik di awal, tengah atau di akhirnya walaupun telah makan sahur, selama belum muncul fajar subuh yang menjadi awal waktu puasa, bila telah masuk waktu fajar wajib menghentikannya. Namun sebaiknya berhati-hati, sebab kalau sampai melewati waktu fajar tersebut itu bisa membatalkan puasa Anda.

Lebih-lebih dalam perkara ini, sulit sekali sadar dan dapat memperhatikan waktu dengan seksama. Permasalahannya memang tidak sekadar batal puasanya, yakni individu yang berhubungan suami istri di siang hari – mulai waktu fajar sampai terbenam matahari– dari bulan Ramadhan diwajibkan membayar denda, berupa membebaskan budak, bila mendapatkannya dan bila tidak, maka beralih kepada puasa dua bulan berturut-turut. Bila itu pun tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 individu miskin.

Wajib Berhati Hati

Diusahakan mandi sebelum adzan subuh biar bisa shalat sunnah qabliyah subuh dan shalat subuh berjamaah di masjid. Namun bila keadaan tidak memungkinkan, maka tetap sah walaupun sampai waktu subuh belum juga mandi wajib, sebab Rasulullah pernah mendapati waktu subuh masih setelah berhubungan intim suami istri belum mandi, kemudian tetap berpuasa, sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar (subuh) pada bulan Ramadhan dalam keadaan setelah berhubungan intim suami istri bukan karena mimpi, lalu mandi dan berpuasa.”

Bahkan, ini juga dikisahkan oleh Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pernyataan beliau,

“Sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar subuh dalam keadaan setelah berhubungan intim suami istri dari hubungan dengan istrinya, kemudian mandi dan berpuasa.”

Kapan Sebaiknya Berhubungan Intim Suami Istri Saat Ramadhan?

Bulan puasa adalah bulan yang suci bagi umat Muslim. Karena kesan suci inilah cukup banyak pasangan yang segan untuk melakukan hubungan intim.

Mereka takut jika hubungan intim yang mereka lakukan pada akhirnya akan membuat kesucian bulan Ramadhan ini menjadi kurang sempurna. Padahal, berhubungan intim suami istri di bulan puasa ternyata bukan hal yang haram. Tidak ada larangan sama sekali untuk melakukannya, asalkan tidak di siang hari dimana kita sedang menjalankan ibadah puasa.

Di dalam surat Al Baqarah ayat 187, disebutkan bahwa waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim adalah di malam hari hingga waktu fajar. Selain rentang waktu tersebut, barulah hubungan intim haram untuk dilakukan dan dianggap bisa membatalkan puasa.

Dalam ayat dari kitab suci Al Quran ini, disebutkan bahwa siapa saja boleh melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan di hari-hari biasanya layaknya makan, minum, hingga berhubungan intim suami istri, namun hanya di malam hari saja. Hanya saja, setelah melakukannya, ada baiknya pasangan mandi wajib sebelum melakukan salat Subuh agar tubuh berada dalam kondisi suci kembali.

Pakar kesehatan seksual dr. Naek Tobing SpKJ menyebutkan bahwa waktu terbaik bagi pasangan untuk melakukan hubungan intim di bulan Ramadhan adalah di malam hari, yakni sekitar pukul 21 atau 22 malam.

Waktu tersebut dianggap ideal karena biasanya kita sudah tidak lagi makan atau melakukan ibadah layaknya salat tarawih dan membaca Al Quran. Beliau sendiri menyarankan kita untuk tidak melakukannya terlalu malam karena bisa membuat kita kurang tidur atau kesulitan untuk bangun di jam sahur.

Beberapa individu berkelakar dengan menyebutkan bahwa mereka akan berbuka puasa dengan cara berhubungan intim suami istri. Memang, hal ini tidak dilarang untuk dilakukan, namun, karena kita tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman apapun seharian, maka kita pun masih belum memiliki energi yang cukup untuk melakukannya dengan baik.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya.

The post Hukum Hubungan Intim Setelah Sahur appeared first on DalamIslam.com.

]]>
12 Tips Khatam Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/tips-khatam-membaca-al-quran-di-bulan-ramadhan Tue, 07 May 2019 22:09:32 +0000 https://dalamislam.com/?p=6798 Beramal yang baik merupakan intisari dari bulan puasa.  Dimana setiap amalan yang kita lakukan merupakan keberkahan yang akan dilipatgandakan pahalanya apabila kita lakukan secara Ikhlas. Adapun dalam mengisi waktu dalam berpuasa, alangkah baiknya memang jika diisi dengan suatu hal yang bermanfaat. Selain dapat membuat kita melupakan rasa lapar, juga dapat meningkatkan rasa syukur dan takwa […]

The post 12 Tips Khatam Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Beramal yang baik merupakan intisari dari bulan puasa.  Dimana setiap amalan yang kita lakukan merupakan keberkahan yang akan dilipatgandakan pahalanya apabila kita lakukan secara Ikhlas. Adapun dalam mengisi waktu dalam berpuasa, alangkah baiknya memang jika diisi dengan suatu hal yang bermanfaat. Selain dapat membuat kita melupakan rasa lapar, juga dapat meningkatkan rasa syukur dan takwa kepada Allah.

Adapun satu dari sekian amalan yang dapat kita lakukan tentu saja Tadarus Al-Qur’an. Ada pun nanti akan disajikan pula tips khatam Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Allah SWT secara khusus memberikan pahala yang luar biasa kepada orang-orang yang membaca Al-Qur’an. Allah berfirman dalam QS. Al-Fathir ayat 29 dan 30 :

الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ . لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

(QS. Fathir: 29-30)

Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam juga meriwayatkan dalam Hadist. Dalam Hadist tersebut, Rasulullah menyebutkan tentang betapa besar pahala seorang yang membaca kitabullah Al-Qur’an.

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ »

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.

(HR. Tirmidzi)

Baca juga :

Tentu saja, mengetahui hal tersebut seharusnya menjadikan pengingat kepada kita tentang betapa luar biasanya berkah membaca Al-Qur’an. Terkhusus lagi di bulan Ramadhan dimana setiap pahala akan dilipat gandakan lagi.

Untuk kelengkapan dalam memaknai ibadah Puasa, ayalnya tidak komplit apabila kita tidak khatam Al-Qur’an dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah. Tentu saja khatam 1 bulan dalam membaca Al-Qur’an bisa dilakukan. Namun untuk melakukannya, harus ada trik khusus yang diterapkan. Berikut adalah tips khatam Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan.

1. Tetapkan Niat

Tentu saja hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan Niat. Niatkan pada diri sendiri untuk membaca Al-qur’an sebagai upaya beribadah. Dilakukan secara ikhlas dan hati yang bersih agar tidak muncul pikiran-pikiran bahwa kita tidak mampu.

2. Bawa Al-Qur’an kecil Kemana-mana

Tentu saja membaca Al-Qur’an bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Itulah kenapa membawa Al-Qur’an kecil tatkala berpergian bisa menjadikan upaya untuk melengkapi hari.

3. Install Aplikasi Al-Qur’an Portable

Tentu saja ada alternatif lain apabila tidak memiliki Al-Qur’an kecil. Alternatif tersebut adalah menginstall Aplikasi Al-Qu’ran di smartphone. Selain lebih praktis, Smartphone juga cenderung dibawa kemana-mana

4. Kurangi Sosial Media dan Perbanyak Waktu Luang.

Kita paham bahwasanya generasi masa kini tidak bisa lepas dari sosial media. Alangkah baik apabila akses segala macam sosial media dikurangi untuk sementara. Percayalah bahwa saat seorang sudah terbiasa hidup tanpa sosial media, dia akan merasakan hidupnya berubah dan banyak waktu luang yang akan terasa. Nah, waktu luang itulah yang bisa digunakan untuk tadarus Al-Qur’an.

Baca juga :

5. Mulailah dari Masa Awal Puasa

Hari-hari awal di bulan puasa merupakan puncak semangat dalam beribadah, itulah kenapa meniatkan dari awal adalah strategi yang paling tepat. Selain kita akan lebih terbiasa,  berkahnya pun komplit tanpa lubang. Namun tentu saja, tidak ada kata terlambat. Khatam Al-Qur’an pun tetap bisa dilakukan meskipun diawali dari pertengahan bulan puasa. Yang penting adalah tetapkan Niat.

6. Pasang Memo

Jika takut lupa, maka pasanglah pengingat berupa memo, kemudian tempelkan di tempat yang mudah terlihat. Jika takut kelupaan, maka pasanglah beberapa di tempat atau bagian rumah yang berbeda.

7. Setel Alarm

Adapun menyetel alarm untuk mengingatkan juga boleh dilakukan, hal ini nampaknya lebih mudah dan praktis. Apapun caranya untuk mengingatkan diri, selama dapat meotivasi, maka tidak masalah.

8. Mintalah Diingatkan oleh Orang Lain

Apabila kita merupakan muslim dewasa yang tinggal bersama suamu/istri, maka saling mengingatkan sangat bagus dilakukan. Bahkan lebih bagus lagi apabila tadarus dilakukan bersama-sama. Karena tentu saja akan lebih mudah apabila ada yang menemani.

9. Bacalah Sebelum dan Sesudah Salat

Membaca Al-Qur’an sebelum dan sesudah salat merupakan rumus yang umum dilakukan. Seseorang cenderung akan lebih ingat dengan niatnya untuk membaca Al-Qur’an apabila dia tengah melakukan ibadah yang lain

10. Simpan Al-Qur’an di Tempat Salat dan Mudah Dilihat

Agar tidak lupa, simpan juga Al-Qur’an di dekat tempat kita salat. Agar apabila kita niat membaca Al-Qur’an pada waktu-waktu salat fardhu maka akan mudah dijangkau dan mengingatkan kita.

11. Untuk Perempuan, Sesuaikan dengan Jadwal Haid

Tentu saja karena ada larangan untuk memegang mushaf Al-Qur’an bagi seorang perempuan yang tengah menstruasi, maka jadwal harus disesuaikan dengan tanggal keluarnya darah Haid. Meskipun begitu, pada dasarnya membaca Al-Qur’an untuk seorang yang tengah dalam masa Haid masih boleh selama dilakukan dengan tidak menyentuh mushafnya.

Baca juga :

12. Tentukan Rumus Dalam Membaca

Rumus yang dimaksud adalah berapa banyak ayat atau juz yang harus kita baca dalam satu hari. Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz dan umumnya akan selesai dibaca (khatam) dalam 1 bulan apabila kita baca minimal 1 juz per hari. Itulah kenapa pembagian waktu sangat penting.

Khataman bisa dilakukan dengan ringan apabila 1 juz per hari itu kita bagi  membacanya di setiap salat fardhu. 2-5 Halaman setelah atau sebelum salat umumnya bisa menyelesaikan 1 juz apabila dibaca dengan teratur.

Adapun menabung ayat juga bisa dilakukan. Yang dimaksud adalah, saat satu juz tersebut sudah selesai, namun kita memiliki waktu luang yang lebih, kita bisa meringankan hari esok dengan membaca sedikit juz lain dari hari berikutnya.

Adapun cara mengkhatamkan dengan membaca sedikit demi sedikit setelah salat akan lebih ringan lagi jika kita tambah di porsi salat sunah. Salat sunah di malam hari biasanya keadaan cenderung tenang. Kita bisa lebih fokus dan produktif dalam membaca Al-Qur’an

….

Itulah 12 tips khatam Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan . Adapun penerapannya sangat mungkin dilakukan apabila kita benar-benar meniatkan sungguh-sungguh dari hati. Selain dapat menambah keimanan, membaca Al-Qur’an di bulan ramadhan merupakan kegiatan yang positif dan membawa berkah.

Demikian. Semoga tips di atas dapat memberikan pencerahan kepada kita, agar kita selalu menjadi orang yang dilindungi dan dituntun menuju jalan yang benar. Insya Allah.

Hamsa,

The post 12 Tips Khatam Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
14 Cara Menjaga Semangat di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/info-islami/menjaga-semangat-di-bulan-ramadhan Tue, 07 May 2019 00:03:12 +0000 https://dalamislam.com/?p=6786 Ramadhan sudah tiba, ada baiknya kita menyambut kedatangannya. Bulan ramadhan adalah salah satu bulan yang paling dinantikan oleh umat islam dimana umat islam diseluruh dunia melaksanakan ibadah puasa. Puasa ramadhan adalah puasa wajib yang dilasanakan pada bulan ramadhan dan dilaksanakan selama satu bulan lamanya. Ibadah puasa ramadhan wajib hukumnya bagi umat muslim tidak sperti puasa […]

The post 14 Cara Menjaga Semangat di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ramadhan sudah tiba, ada baiknya kita menyambut kedatangannya. Bulan ramadhan adalah salah satu bulan yang paling dinantikan oleh umat islam dimana umat islam diseluruh dunia melaksanakan ibadah puasa. Puasa ramadhan adalah puasa wajib yang dilasanakan pada bulan ramadhan dan dilaksanakan selama satu bulan lamanya. Ibadah puasa ramadhan wajib hukumnya bagi umat muslim tidak sperti puasa lain yang sifatnya sunah (baca macam-macam puasa sunah) seperti puasa arafah (baca keutamaan puasa arafah), puasa senin kamis (baca keutamaan puasa senin kamis), puasa rajab (baca keutamaan puasa rajab) maupun puasa daud (baca keutamaan puasa daud). Umat islam wajib menjalankan ibadah puasa sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al baqarah ayat 183-185 yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa,(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-¬orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.

Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-¬penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia ber¬puasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggal¬kan itu pada hari-hari yang lain. Allah meng¬hendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak meng¬hendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangan (bulan) itu dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberi¬kan kepada kalian supaya kalian bersyukur.” [Al-Baqarah: 183-185]

Dan sebagaimana juga yang diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa Rasullullah SAW bersabda :

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan

Puasa memiliki banyak manfaat dan mendatangkan pahala. Oleh sebabb itu kita perlu mengetahui bagaimana agar agar dapat melakukan ibadah puasa dengan lancar tanpa halangan apapun. Simak 14 Cara Menjaga Semangat di Bulan Ramadhan berikut ini :

1. Siapkan hati dan pikiran

Sebelum berpuasa penting bagi kita untuk menyiapkan hati dan pikiran karena hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan dan niat seseorang. Niatkan puasa semata-mata karena Allah SWT dan untuk meningkatkan ketaqwaan diri.

2. Persiapkan stok makanan

Hal yang tidak kalah penting adalah menyiapkan stok atau persediaan makanan yang akan digunakan saat bulan ramdhan terutama untuk santap sahur. Siapkan bahan makanan sehat yang akan lebih mudah diolah saat sahur dan pastikan makanan tersebut cukup nutrisi.

3. Perbanyak konsumsi cairan

Cairan tubuh akan berkurang saat berpuasa dan anda bisa mengalami dehidrasi. Biasakan untuk mengkonsumsi banyak cairan terutama saat malam hari. Minumlah air 8 gelas selama malam hari ( 2 gelas saat buka puasa, 4 gelas saat malam dan 2 gelas saat sahur) hal ini bisa menambah kadar cairan dalam tubuh dan mencegah dehidrasi saat berpuasa disiang hari.

4. Konsumsi serat

Asupan serat sangat penting terutama saat berpuasa. Serat bisa diperoleh dari mengkonsumsi buah dan sayur. Dengan mengkonsumsi serat maka tubuh akan terhindar dari masalah pencernaan dan tidak cepat lapar karena serat lambat dicerna didalam perut.

5. Olahraga ringan

Siapa bilang kita tidak bisa berolahraga saat berpuasa? Agar tetpa bugar maka lakukanolahraga ringan saat berpuasa bisa dipagi atau sore hari. Berjalan saat pagi atau sore hari sembari menunggu berbuka puasa bisa menjadi alternatif olahraga saat berpuasa.

6. Bijak memilih makanan

Saat berbuka biasanya kita cenderung makan besar dan makan apa saja yang kita inginkan. Hal ini bisa berbahaya terutama bagi penderita diabetes, hipertensi atau penyakit lainnya. Cerdas dalam memilih menu makanan adalah kunci menjaga tubuh tetap sehat. Penderita diabetes sebaiknya menghindari konsumsi gula saat berbuka puasa meskipun tidak mengapa jika ingin sekedar menikmati takjil. (baca manfaat takjil) sementara penderita hipertensi perlu menghindari makanan dengan kadar garam dan lemak yang tinggi.

7. Perbanyak ibadah

Berpuasa bukan berarti bisa bermalas-malasan, sebaliknya saat berpuasa kita dianjurkan untuk banyak beribadah karena pahala ibadah di bulan puasa dilipat gandakan. Lakukan shalat sunah seperti shalat dhuha (baca keutamaan shalat dhuha), membaca alqur’an (baca manfaat baca alqur’an setiap hari), berzikir ( baca keutamaan berzikir) serta melakukan shalat wajib berjamaah ( baca juga keutamaan shalat ashar berjamaah)

8. Istirahat yang cukup

Hindari bergadang saat malam hari terutama jika anda harus bekerja keesokan harinya ( baca tips berpuasa sambil bekerja ). Selepas shalat tarawih anda bisa membca Alquran sejenak kemudian beristirahat. Istirahat sangat penting untuk mengembalikan energi yang hilang saat berpuasa dan mengembalikan kekuatan tubuh. Jika memungkinkan tidurlah juga selama beberapa menit saat siang hari. Hal ini bisa membuat tubuh anda terasa lebih segar.

9. Abaikan gejala yang muncul

Puasa bisa disebut sebagai proses detoksifikasi tubuh dimana tubuh terutama sistem pencernaan akan dibersihkan dari zat-zat racun atau sampah yang berbahaya. Saat detoksifikasi ini terjadi biasanya tubuh akan merasa pusing, lemas dan lesu namun gejala ini hanya bersifat sementara. Abaikan gejala ini dengan beristirahat atau anda bisa menggunakan minyak aromaterapi untuk mengurangi gejala yang bersifat sementara tersebut.

10. Bersabar dan menahan emosi

Puasa adalah ibadah yang melatih kesabaran. Kita tidak boleh marah, mengumpat, berkata kotor atau melakukan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa. Menahan diri dari emosi dan bersabar adalah salah satu kunci lancarnya ibadah puasa.

11. Hindari mengobrol tidak penting

Kebiasaan ngobrol dengan tetangga atau dengan teman yang tidak penting sebaiknya dihindari karena bisa berujung pada ghibah atau menggunjing. Hal ini bisa mengakibatkan batalnya puasa. Daripada ngobrol yang tidak jelas arahnya sebaiknya perbanyak ibadah atau lakukan hal lain yang lebih bermanfaat.

12. Hindari junkfood

Puasa adalah salah satu cara tubuh untuk membersihkan sistem pencernaan, jika saat berbuka puasa anda mengkonsumsi makanan junkfood atau makanan cepat saji yang tidak bernutrisi maka puasa anda bisa sia-sia (dalam arti untuk kesehatan tubuh). Saat berbuka sebaiknya hindari minuman bersoda, atau minuman kaleng yang berkadar gula tinggi, keripik kentang, atau cemilan lain seperti gorengan. Cermatlah dalam memilih makanan agar anda tidak jatuh sakit selama bulan ramadhan.

13. Mengatur pola makan

Menjaga pola makan juga penting saat berpuasa dibulan ramadhan. Sebaiknya makanlah makanan dalam porsi sedang saat sahur namun kaya karbohidrat, protein serta serat. Makanlah makanan yang sifatnya ringan saat berbuka kemudian anda bisa shalat magrib, barulah setelah shalat magrib anda bisa menyantap makan malam dengan porsi dan menu yang lebih berat.

14. Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Sebagai umat islam kita diharuskan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur sebagaimana dalam hadist Rasullullah SAW bersabda : “Manusia senantiasa berada di atas kebaikan selama mereka menyegarakan berbuka puasa” [HR Tirmidzi dan Bukhari)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُودَ وَ النَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ “

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Agama (Islam) senantiasa mendapatkan kejayaan selama manusia menyegerakan berbuka puasa, karena Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya” [HR Abu daud )

سَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ ، قَالَ : قُلْتُ : كَمْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةٍ

“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika anda sedang sakit atau memiliki uzur atau halangan lain misalnya hamil dan menyusui maka jangan memaksakan diri untuk berpuasa. Anda bisa menunggu hingga kondisi anda pulih dan benar-benar sehat saat berpuasa. Ibu hamil dan menyusui juga tetap bisa melakukan puasa selama mereka tetap memperhatikan kondisi kandungan dan bayinya. (baca juga tips puasa ramadhan untuk ibu hamil dan tips puasa ramadhan untuk ibu menyusui)

Demikian hal-hal yang perlu diperhatikan dan tips agar lancar berpuasa ramadhan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun serta puasa yang dijalankan diterima Allah SWT dan mendapatkan balasan kelak di akhirat.

The post 14 Cara Menjaga Semangat di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>