bulan shafar Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/bulan-shafar Fri, 06 Oct 2017 01:47:02 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png bulan shafar Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/bulan-shafar 32 32 8 Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam yang Istimewa https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-bulan-safar-menurut-islam Fri, 06 Oct 2017 01:46:27 +0000 https://dalamislam.com/?p=2150 Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender islam. Orang-orang mendefinisikan bulan Safar sebagai kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab jaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar. Selain itu, orang Arab jahiliyah juga meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan yang penuh malapetaka. […]

The post 8 Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam yang Istimewa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender islam. Orang-orang mendefinisikan bulan Safar sebagai kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab jaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar. Selain itu, orang Arab jahiliyah juga meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan yang penuh malapetaka. Dan sayangnya, keyakinan ini masih terbawa hingga saat ini di beberapa kalangan umat islam di dunia, termasuk Indonesia.

Beberapa khurafat pada bulan Safar, diantaranya:

  1. Hari rabu terakhir adalah hari turunnya 320.00 bala

Ulama Indonesia terdahulu meyakini bahwa pada hari rabu terakhir di bulan Safar akan datang 320.000 musibah yang menimpa manusia. Maka itu, hari tersebut diperingati sebagai Yaumi Nahsin Musta’mir.

Untuk menghindari bala tersebut, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan:

  • Tidak boleh berdangang
  • Tidak boleh melakukan perjalanan jauh
  • Tidak boleh menyelenggarakan acara khusus, seperti pernikahan, khitanan dan sebagainya
  • Disunnahkan untuk berdoa memohon perlindungan kepada Allah, dengan didahului membaca surat Yaasin sebanyak 313 kali
  • Melakukan sholat sunnah 4 rakaat. Dimana dalam sholat tersebut diharuskan membaca surat pendek diantaranya Al-kautsar sebanyak 17 kali, Al-ikhlas sebanyak 5 kali, Ma’udzatain sebanyak 1 kali.
  1. Pada 13 hari pertama adalah waktu datangnya bala

Di India keyakinan khurafat bulan Safar sedikit berbeda dari Indonesia. Masyarakat disana percaya bahwa pada 13 hari pertama adalah waktu diturunkanya bala secara besar-besaran.

  1. Diharamkan melakukan umrah

Masyarakat Arab jahiliyah terdahulu berkeyakinan bahwa melakukan umrah pada bulan Muharam atau Safar awal adalah kejahatan terburuk di dunia

  1. Safar dianggap sebagai cacing dalam perut

Orang-orang jahiliyah juga mempercayai bahwa ada cacing dalam perut yang disebut Safar. Cacing ini dianggap dapat menular dan membunuh orang yang dijangkiti.

Dalil-Dalil yang Menegaskan Bahwa Bulan Safar Bukanlah Bulan Kesialan

Islam tidak pernah mengajarkan tentang khurafat ataupun tahayul. Kepercayaan terhadap hari-hari sial tentu dilarang dalam islam. Sebab apa-apa yang menimpa manusia, entah itu buruk ataupun baik datangnya hanya dari Allah Ta’ala.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga telah membantah tentang kesialan pada hari Safar. Dalam suatu hadist dijelaskan:

Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).

Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata: “Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shalallhu ‘alaihi wa salam bersabda: “.Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)

Ibnu Mas’ud RA pernah berkata: “Jika kesialan terdapat pada sesuatu maka ada di lidah, karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat maksiat.”

Allah Ta’ala juga telah menjelaskan dalam firmanNya di Al-Quran:

  • “Katakanlah (wahai Muhammad), tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung yang menyelamatkan kami dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.” (QS. At-Taubah 51).
  • Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghabun: 11)
  • Allah-lah yang menciptakan, mengatur, menguasai, mengizinkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir-Nya”. (QS. Yunus: 31-33).
  • “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 107).
  • “Jika kamu ditimpa musibah, maka katakanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (kita ini milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali)” (QS. Al Baqarah : 156).
  • Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (Al-Mursalaat: 22-23).
  • “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah” (QS. Al Hajj:70).
  • Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”” (QS. Al An’am:59).

Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam

Sebenarnya bulan Safar adalah bulan yang baik seperti halnya bulan-bulan lainnya. Selain itu, untuk amalan sunnah di bulan Safar juga tidak ada hadist shahihnya. Nabi dan para sahabat tidak pernah mencontohkan amal-amal tertentu di bulan tersebut.

Adapun keutamaan bulan safar yang bisa kita ambil, diantaranya:

  1. Berupaya menjadi pribadi yang ta’at dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ketauhidan dan menolak khurafat
  2. Bulan Safar menjadi bulan yang menguji keimanan kita. Terutama bagi yang tinggal di lingkungan yang masih menerapkan amal-amal khurafat, kita tidak boleh ikut-ikutan.
  3. Apabila terjadi musibah di bulan Safar, kita harus mempercayai bahwa itu ujian dari Allah Ta’ala. Bukan ujian yang datang karena bulan tertentu. Ini menjadi tantangan bagi diri sendiri untuk meyakini ketetapan Allah Ta’ala.
  4. Melatih diri untuk menjadi seseorang yang berpendirian dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan As-sunnah.
  5. Menjalani aktivitas seperti biasa di bulan Safar menjadi bukti bahwa kita tidak mempercayai khurafat. Nabi Muhammad  shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
  1. Meningkatkan ketaqwaan, menjalani apa-apa yang diperintahkan Allah Ta’ala dan menjauhi larangannya, termasuk percaya pada hari sial tentu harus dihindari.
  2. Melakukan amal ibadah harian yang dilakukan secara rutin di waktu yang sama, seperti sholat dhuha, witir, qobliyah, ba’diyah, puasa senin-kamis tanpa memandang hari. Dengan tujuan semata-mata mengharap ridho Allah Ta’ala.
  3. Kita bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat untuk menjadi umat islam yang lurus dan tidak melakukan ritual-ritual penolakan bala.

Dalam Al-Quran dijelaskan:

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)

Apabila Allah menetapkan suatu perkara, Dia akan mengatakan, ‘Jadilah.’ Maka terjadilah.” (QS. Ali Imran: 47).

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu..” (QS. Al Hadiid:22-23)

Pada intinya, tidak ada keutamaan tertentu pada bulan Safar menurut islam. Apabila kita melakukan amalan ibadah sebagaimana yang dicontohkan Rasul dan para sahabatnya, serta memenuhi rukun islamrukun imanfungsi agama islam, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia maka insyaAllah kita mendapatkan pahala. Sedangkan untuk hal-hal yang mengacu pada kesialan, hendaknya kita mempercayai qadha dan qadar Allah. Apapun itu harus diyakini sebagai takdir Allah. Kita hanya perlu berupaya sebaik mungkin. Sedangkan hasilnya kita pasrahkan pada Allah Ta’ala. Dan yang terpenting kita jadikan Al-Quran sebagai pedoman untuk memahami  Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , dan Konsep Manusia dalam Islam.

Demikian penjelasan terkait apa saja keutamaan keutamaan yang ada di bulan safar dengan keistimewaannya, apabila dilaksanakan. Keutamaan-keutamaan tersebut disinyalir mampu menambahkan pahala dan memudahkan jalan kita saat kita berada di jalan menuju syurgaNya nanti. Semoga penjelasan diatas memberikan manfaat bagi kita para umat muslim dan muslimah. Aamiin Ya Rabbal A’lamiin.

 

The post 8 Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam yang Istimewa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
4 Keutamaan Bulan Shafar Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-bulan-shafar Tue, 05 Apr 2016 08:28:41 +0000 http://dalamislam.com/?p=550 Bulan Shafar merupakan salah satu bulan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sayangnya, banyak manusia yang menganggap bahwa bulan Shafar ini adalah bulan bala karena ada banyak sekali masalah atau cobaan yang biasanya turun ke bumi. Padahal, musibah atau cobaan itu bukan diturunkan oleh karena saat itu adalah bulan Shafar, melainkan semua itu terjadi karena kehendak […]

The post 4 Keutamaan Bulan Shafar Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan Shafar merupakan salah satu bulan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sayangnya, banyak manusia yang menganggap bahwa bulan Shafar ini adalah bulan bala karena ada banyak sekali masalah atau cobaan yang biasanya turun ke bumi. Padahal, musibah atau cobaan itu bukan diturunkan oleh karena saat itu adalah bulan Shafar, melainkan semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT. Tidak ada bulan dari Muharram sampai Dzulhijjah yang menjadi bulan bala. Semuanya adalah bulan yang istimewa karena bulan itu ada atas izin Allah SWT. (baca : keutamaan bulan muharram)

Sangat disayangkan karena zaman sekarang pemikiran bahwa bulan Shafar adalah bulan penuh musibah itu sudah tertanam erat dibenak manusia. Sama halnya ketika seseorang beranggapan bahwa suatu penyakit itu dapat menular karena disebabkan oleh penyakit itu sendiri. Padahal, dalam dasar ketauhidan, tidak ada terjadi sesuatu jika bukan karena izin Allah SWT. Dalam sebuah hadist disebutkan; dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (yang artinya); “Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata: “Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Di dalam Al-Qur’an maupun hadist telah jelas diterangkan bahwasanya Allah SWT melarang umat-Nya untuk mengkhususkan hari atau bulan-bulan tertentu sebagai sesuatu yang dianggap menjadi sumber kesialan termasuk menganggap bulan Shafar ini adalah bulan sial. Sebab, kesemua bulan adalah sama, bulan yang diberikan Allah SWT. Sebab, hakekat daripada kesialan atau assyu’mu ialah ketika manusia melakukan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud RA: “Jika kesialan terdapat pada sesuatu maka ada di lidah, karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat maksiat.”

Rabu Terakhir Bulan Shafar

Para ulama terdahulu sependapat bahwa Allah SWT memang banyak menurunkan musibah pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Saking besarnya, seluruh bala atau musibah di tahun ini akan diturunkan pada hari Rabu tersebut.

Ulama ahli ma’rifat juga menyebutkan bahwa di setiap tahun akan turun 320.000 bala yang semuanya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Oleh sebab itu pada hari tersebut disebut sebagai Yaumi Nahsin Musta’mir; hari yang paling sulit di setiap tahun.

Namun perlu ditanamkan di sini bahwasanya bala atau musibah yang Allah SWT turunkan pada hari Arba’ Musta’mir tersebut tidak serta merta dijadikan alasan untuk menganggap bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Justru sebaliknya, kita harusnya menganggap bahwa di bulan Shafar ini Allah SWT tengah memberikan ujian besar kepada umat-Nya. Maka, ketika musibah itu dianggap sebagai ujian, setiap orang akan berusaha melewatinya dengan sebaik mungkin agar mendapat nilai yang baik. Memperbanyak amal ibadah agar dihindarkan dari mara bahaya adalah salah satu cara menghadapi ujian tersebut. (baca : hal hal yang menghapus amal ibadah)

Menurut ulama, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hari Rabu terakhir di bulan Shafar, yakni :

  1. Shalat sunnah empat raka’at; dengan tiap-tiap raka’atnya membaca surah Al-Kautsar 17 kali, surah Al-Ihklas 5 kali, serta Ma’udzatain 1 kali dan membaca doa. Insya Allah, ia akan dihindarkan dari berbagai musibah di hari itu sampai satu tahun.
  2. Disunnahkan membaca surah Yaasin sebanyak 313 kali kemudian berdoa. (baca : fadhilah surat yasin)

Sebagai muslim yang beriman kepada Allah SWT, kita meyakini bahwsanya Qada’ dan Qadar-Nya Allah SWT ialah penentu dari segala yang terjadi. Dengan begitu, keimanan kita akan semakin kuat dan tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan seperti perbuatan zina dalam islam yang sangat dilarang dalam islam. Kita percaya bahwa sebanyak apapun musibah yang diturunkan Allah SWT pada bulan Shafar, tidak serta merta terjadi karena bulan Shafar adalah bulan kesialan, melainkan karena kasih sayang Allah SWT kepada umat-Nya sehingga segala musibah itu diturunkan adalah untuk menyeru manusia agar senantiasa mengingat Allah dan hanya meminta pertolongan kepada-Nya. Oleh karena itu, bulan Shafar menjadi bulan yang istimewa karena pada bulan ini kita akan menjadi semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka, adapun keutamaan bulan shafar adalah :

  1. Memperkuat keimanan

Kita yakin bahwa bulan Shafar adalah sama seperti bulan-bulan lain yang diberikan Allah SWT sehingga kita bisa melakukan perbuatan amal ibadah yang bermanfaat. Tidak mempercayai bahwa bulan Shafar merupakan bulan sial karena segala sesuatu hanya terjadi atas izin Allah SWT.

Sebagaimana firman-Nya yang artinya; “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 107).

  1. Yakin akan ketetapan Allah SWT

Allah SWT berfirman yang artinya;  “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51).

  1. Menghidari dari hal yang bertentangan dengan ketauhidan

Oleh sebab kita mengetahui bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Shafar adalah hari di mana Allah SWT banyak menurunkan musibah, bukan berarti apa-apa yang kita niatkan hari itu dan apabila kita batalkan maka disebabkan oleh musibah, melainkan karena niat ingin beribadah. Contoh; kita batal bepergian di hari Arba’ Musta’mir bukan karena takut akan bala tapi karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amal ibadah yang kita kerjakan hari itu.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).

  1. Meningkatkan ketaqwaan dan semakin bertawakkal kepada Allah SWT

Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah kehendak Allah SWT, maka ketaqwaan kita juga akan meningkat. Kita semakin rajin beribadah seperti shalat wajib dan shalat fardhu karena tiada lain tujuan selain mendapat ridha Allah SWT.

The post 4 Keutamaan Bulan Shafar Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>