Cara Rasulullah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cara-rasulullah Wed, 04 Apr 2018 03:34:42 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png Cara Rasulullah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cara-rasulullah 32 32 13 Cara Rasulullah Memanjakan Istri https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/cara-rasulullah-memanjakan-istri Wed, 04 Apr 2018 03:34:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=3207 Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang dipercaya Allah sebagai suri tauladan umat manusia selain beliau memberikan contoh yang baik melalui Cara Berdagang Rasulullah dan Pola Makan Sehat ala Rasulullah, beliau juga salah satu Nabi yang patut dicontoh dalam segi berumah tangga misalnya pada  Cara Rasulullah Marah Kepada Istri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an : لَقَدْ […]

The post 13 Cara Rasulullah Memanjakan Istri appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang dipercaya Allah sebagai suri tauladan umat manusia selain beliau memberikan contoh yang baik melalui Cara Berdagang Rasulullah dan Pola Makan Sehat ala Rasulullah, beliau juga salah satu Nabi yang patut dicontoh dalam segi berumah tangga misalnya pada  Cara Rasulullah Marah Kepada Istri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

Artinya : “Sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yakni bagi setiap orang yang mengharap rahmat Allah, datangnya hari kiamat dan dia sering menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab 33:21)

Allah menjadikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suri tauladan adalah bukan tanpa alasan. Selain sebagai jenderal tangguh di medan perang yang memiliki strategi bertempur yang tidak terkalahkan, beliau juga merupakan teman, sahabat, guru dan sosok pemimpin yang bijaksana.

Tidak hanya itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah kepala rumah tangga yang menciptakan suasana rumah yang aman dan penuh kasih sayang. Tak salah apabila kita dapat meniru perilaku Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam membangun mahligai rumah tangga. Salah satu sikap beliau yang patut kita tiru adalah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memanjakan istri.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa memanjakan istri adalah salah satu kewajiban suami. Dan sejak dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah sering memberi contoh bagaimana cara memanjakan istri yang baik.

Berikut adalah cara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memanjakan istri :

  1. Tidur bersama istri dalam satu selimut

Cara Rasulullah Menyayangi Istri yang biasa dilakukan adalah dengan tidur dengannya dalam satu selimut. Atha bin Yasar mengkisahkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan ‘Aisyah ra suatu ketika berada dalam satu selimut. Tetapi ‘Aisyah tiba-tiba bangkit, beliau pun kemudian bertanya kepada sang istri “Mengapa engkau bangkit?” ‘Aisyah lalu menjawab “Aku sedang haidh”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam membalas dengan jawaban “Pergilah, berkainlah kemudian kembali mendekatlah denganku”. ‘Aisyah melakukan perintah Rasulullah, setelah berganti, ‘Aisyah pun kembali masuk dan berselimut bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Sa’id bin Manshur).

  1. Mandi dengan istri

‘Aisyah ra berkata “Aku sudah terbiasa mandi bersama dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan satu bejana. Bahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah terbiasa memasukkan tangan mereka ke dalam bejana bersama-sama. (HR.‘Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah).

  1. Minum secara bergantian menggunakan tempat sama

Cara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya yang dilakukan untuk memanjakan istrinya adalah dengan minum bersama secara bergantian. ‘Aisyah berkata “Ketika saya selesai minum dengan menggunakan mud, kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengambil mud yang telah saya gunakan, lalu beliau meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya.”  (HR.’Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur)

  1. Membelai istri dan tidur di pangkuannya

Walaupun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki beberapa istri, namun beliau selalu bersikap adil. ‘Aisyah ra berkata bahwa “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam setiap hari selalu mengelilingi setiap istrinya satu per satu.

Beliau menghampiri dan membelai kami hingga beliau sampai ke tempat istri yang waktunya beliau gilir untuk bermalam di tempat istri tersebut.” ( HR. Ahmad ). Selain itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam juga terbiasa meletakkan kepalanya di pangkuan ‘Aisyah sambil membaca Al-Quran, meskipun saat itu ‘Aisyah dalam keadaan haid

  1. Memanggil dengan panggilan romantis

Cara selanjutnya untuk memanjakan istri untuk mewujudkan Keluarga Sakinah Dalam Islam serta Keluarga Harmonis Menurut Islam yang biasa dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah selalu memanggil nama istrinya dengan panggilan romantis salah satunya adalah memanggil Aisyah dengan panggilan seperti ‘Aisy dan Humaira yang berarti pipi merah delima.

  1. Memberikan hadiah kepada istri

Ummu Kaltsum binti Abu Salamah mengatakan, “Ketika Rasulullah SAW menikahi Ummu Salamah, beliau bersabda, “Sesungguhnya aku pernah memberikan hadiah pada Raja Najasyi yakni pakaian berenda dan beberaoa botol minyak katsuri, tetapi Raja Najasyi kemudian meninggal dunia dan kemudian beliauaku berharap dikembalikan.” Jika hadiah itu kembali, akan kuberikan kepadamu.

Dan ternyata hadiah itu benar-benar dikembalikan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun memberikan satu botol minyak katsuri pada masing-masing istri, sedangkan sisa minyak kasturi dan pakaian berenda tersebut diberikan kepada Ummu Salamah.” (HR. Ahmad)

  1. Mencium dan menyuapi istri

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam juga terbiasa memanjakan istrinya dengan mencium dan menyuapinya. Sebab hal ini adalah salah satu hal romantis yang bisa membuat hubungan rumah tangga menjadi lebih harmonis. ‘Aisyah ra berkata “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sering mencium pasa istrinya setelah selesai wudhu, namun beliau tidak mengulangi wudhunya dan kemudian melaksanakan shalat.” (HR. Abdurrazaq).

Saad bin Abi Waqosh juga berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka bisa dinamakan sedekah sampai suapan nasi yang disupakan ke dalam mulut istrimu.” (HR. Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

  1. Mengajak istri ke luar kota

Salah satu cara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istri beliau selanjutnya adalah dengan mengajaknya pergi sesekali ke luar kota. Mungkin saat ini, suami merasa enggan apabila mengajak istri untuk turut pergi ke luar kota saat sedang ada dalam perjalanan dinas.

Padahal perilaku ini adalah salah satu perilaku teladan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istri beliau. ‘Aisyah ra berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila akan melakukan perjalanan ke suatu kota, beliau akan mengadakan undian diantara oara istri. Barangsiapa yang keluar nomor atau nama undiannya saat itu, maka orang tersebut yang akan pergi bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Melayani istri yang sedang sakit

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tak hanya memperhatikan istrinya yang baik-baik saja, namun beliau juga peduli dengan istrinya yang sedang sakit. Bahkan beliau akan memajankan dan melayani apapun yang diminta oleh istri beliau dengan baik. ‘Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seseorang yang sangat penyayang dan lembut. Beliau selalu menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit (HR. Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770).

  1. Mengantar istri

Mengantar istri juga salah satu Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam yang harus diketahui. Ini pula yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istrinya.

Salah satu istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, Shafiyyah bercerita, saat dia datang mengujungi suaminya yang sedang iktikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dia berbicara dekat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berdiri untuk pulang.

Lantas yang dilakukan oleh Nabi adalah dengan berkata kepada Shafiyyah binti Huyay, “Janganlah terburu-buru sehingga aku dapat pulang bersamamu” (HR. Bukhari dan Muslim). Sungguh suami yang sangat romantis bukan?

  1. Membantu pekerjaan rumah tangga dan mengistimewakan istri

Membantu pekerjaan rumah tangga adalah salah satu kunci rumah tangga bahagia dan perilaku Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istrinya. ‘Aisyah pernah ditanya, “Apakah yang dilakukan oleh Nabi SAW saat sedang berada di rumahnya? ‘Aisyah menjawab, “Nabi SAW ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya” (HR. Bukhari). Selain itu, beliau juga selalu mengistimewakan istrinya.

Anas berkata, “Kami pergi menuju Madinah dan aku melihat Nabi SAW telah menyiapkan tempat duduk empu dari kain yang diletakkan di belakang beliau khusus untuk Shafiyyah” (HR. Bukhari).

  1. Memanjakan istri untuk menahan amarahnya

Saat ‘Aisyah sedang marah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam akan langsung memijit hidung ‘Aisyah dan berkata, “Wahai Aisy, bacalah doa :Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah segala dosa-dosaku, hilangkan kekerasan yang ada di hatiku dan lindungi aku dari fitnah yang sangat menyesatkan” (HR. Ibnu Sunni).

  1. Memperhatikan istri

Cara berikutnya yang dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istri beliau adalah dengan memperhatikan istri dengan penuh perhatian. Apabila seorang suami memperhatikan istri begitupun sebaliknya, maka Allah akan memperhatikan mereka dengan penuh rahmat.

Dan apabila saat suaminya memegang telapak tangan istri beliau dengan penuh mesra, maka dosa-dosa suami istri tersebut akan berguguran di sela-sela jemari mereka (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar- Rafi dari Abu Said Alkhudzri r.a).

Demikian cara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanjakan istri beliau. Kebahagiaan dunia akhirat, jika kita bisa memiliki suami seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh akan sangat mudah kita dalam menggapai Keluarga Sakinah Dalam Islam serta Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah untuk membangun rumah tangga dalam Islam. Semoga.

The post 13 Cara Rasulullah Memanjakan Istri appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Cara Rasulullah Menghadapi Istri Marah Suami Wajib Tahu https://dalamislam.com/akhlaq/cara-rasulullah-menghadapi-istri-marah Tue, 13 Mar 2018 04:50:37 +0000 https://dalamislam.com/?p=2998 Sebagai seorang suami, tugas dan tanggung jawab bukan hanya membahagiakan sang istri, tidak juga hanya semata mata memperlakukannya dengan baik tanpa menyakitinya, atau melakukan kewajiban suami terhadap istri , sebaliknya juga kewajiban istri terhadap suami . Lebih dari itu semua, seorang suami diuji justru saat sang istri melakukan kesalahan yang menyukut emosinya atau ketika sang […]

The post 5 Cara Rasulullah Menghadapi Istri Marah Suami Wajib Tahu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai seorang suami, tugas dan tanggung jawab bukan hanya membahagiakan sang istri, tidak juga hanya semata mata memperlakukannya dengan baik tanpa menyakitinya, atau melakukan kewajiban suami terhadap istri , sebaliknya juga kewajiban istri terhadap suami .

Lebih dari itu semua, seorang suami diuji justru saat sang istri melakukan kesalahan yang menyukut emosinya atau ketika sang istri marah kepadanya karena disebabkan oleh suatu hal entah itu kesalahan atau karena kecemburuan bahkan tiduhan perselingkuhan dalam rumah tangga sehingga tidak termasuk ciri-ciri suami yang durhaka terhadap istri .

Wanita merupakam pribadi yang lemah, dan sangat mengandalkan hati dan perasaan, sehingga hal yang bersifat sensitif akan sangat berimbas pada emosionalnya. Sebagaimana dalam hadist berikut :

Wanita tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).

Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa, karakter wanita memang kaku seperti tulang rusuk yang bengkok. Jika sebagai suami anda memaksa meluruskannya maka alhasil rusuk tersebut akan patah dan menyebabkan perpisahan dalam pernikahan anda.

Faktanya banyak sudah kasus perceraian yang disebabkan oleh hal yang demikian. Dimana sang suami tidak dapat mengadapai kemarahan istri, sehingga menimbulkam konflik yang lebih besar.

Namun, ada beberapa karaker istri yang memang kemudian sangat dibenci oleh Rosul,  Ibnu Umar berkata:

Rasulullah pernah mengungkapkan sindiran atas perilaku para istri yang memang seringkali tidak menyenangkan suaminya. Rasulullah bersabda

Wahai para wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istghfar, karena aku melihat kalian adalah orang yang paling banyak menghuni neraka.’ Salah seorang wanita bertanya ‘Wahai Rasulullah, kenapa kami banyak menjadi penghuni neraka?’ Rasulullah menjawab, ‘Kalian sering mencaci dan kufur (tidak pandai berterima kasih) terhadap pasangan. Sesungguhnya kalian adalah orang yang paling kurang akal dan agamanya.”

Cara Rasulullah Menghadapi Istri Marah

Kehidupan pernikahan merupakan salah satu kehidupan  yang harusnya dijalani dengan keharmonisan dan kebahagiaan menjadi keluarga sakinah mawa’dah warohmah . Namun, adakalanya didalamnya terdapat bumbu-bumbu pertengkaran, sangat wajar memang karena pada faktanya menikah merupakan mengabungkan dua karakter manusia yang berbeda namun disatukan dalam mencapai tujuan pernikahan.

Dalam kehidupan rumah tangga, yang akan sering marah dan ngambek-ngambekan tentu saja sang istri, hal ini sesuai dengan sifat alamiah wanita yang lebih emosional dan mengandalkan perasaan. Hal ini lah tentu yang kemudian menguji para suami.  Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam  bersabda;

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

 “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR. Tirmidzi)

Sebagai seorang suami dalam menghadapi istri yang sedang marah, anda dapat mencontoh bagaimana cara Rosulullah menghadapi istri marah yang patut diteladani. Beberapa cara tersebut antara lain yakni.

1. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan Balik

Sebagi panutan umat muslim diseluruh dunia Rasulullah juga memiliki istri yang tentunya memiliki sifat manusiawi sebagaimana wanita lainnya. Aisyah yang merupakan istri Rasulullahpun pernah marah kepada beliau.

Namun,  Rasulullah SAW merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri. Hal tersebut dapat dilihat dalam kisah berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengalami hal itu. Imam Bukhari dan beberapa imam hadits meriwayatkannya.

Hari itu, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yang tidak lain adalah para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah. Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.

Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa harga dirinya turun. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.

Rasulullah mendekati mereka dengan tenang, seperti tak terjadi apa-apa. Lalu beliau memunguti makanan dari kurma tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya ke majelisnya semula untuk dimakan bersama para tamu.

Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya. Tak lupa, beliau mengganti piring yang sudah pecah tersebut dengan piring yang utuh untuk dibawa kembali oleh pembantu kepada Zainab.

Demikianlah akhlak agung Rasulullah. Khuluqun ‘adhiim. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Beliau tahu saat itu Aisyah sedang cemburu karena di hari giliran Aisyah, Zainab mengirimkan makanan untuk Rasulullah. Maka Aisyah pun memecahkan piring sebagai ekspresi kecemburuannya.

Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak. Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru. Masalah semula tidak terselesaikan, justru suami istri terlibat pertengkaran. Rasulullah tidak melakukan itu.

2. Bersikap Sabar 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah,

Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, semi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.”

 Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).

Rasulullah SAW mengajarkan akhlaq terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikianpula saat menghadapi istri yang sedang marah. Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar. Sebagaimana QS Az-Zumar ayat 10 sebagai berikut :

Katakanlah:

Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [QS 39:10]

3. Menyikapinya dengan Kasih Sayang

Ketika sedang marah, Aisyah pernah melontarkan ucapan kasar kepada Rasulullah. Dia berkata, “Engkau orang yang mengaku-ngaku sebagai Nabi!” Akan tetapi Rasulullah tetap menyikapinya dengan penuh kasih sayang dan penghargaan. Rasulullah hanya tersenyum dan tidak sedikit pun terlihat marah.

Jika bukan Rasulullah mungkin ceritanya akan berbeda. Seorang laki-laki biasa jika mendengar istri melontarkan kata-kata kasar tentu akan sangat marah bahkan tak segan-segan memukul.

Namun, Rasulullah mengajarkan kepada para suami agar menyikapi kemarah istri dengan kasih sayang. Tentunya hal ini patut dicontoh agar dapat meredam kemarahan istri sehingga tidak menimbulkan konflik yang lebih besar.

4. Melarang Bersikap Kasar Kepada Istri yang Sedang Marah

Suatu kali pernah terjadi perselisihan antara Rasul dan Aisyah hingga mereka melaporkan kepada Abu Bakar dan memintanya menjadi mediator. Kemudian Rasulullah berkata,

Hai, Aisyah, apakah kamu atau aku yang akan berbicara?” Aisyah menjawab, “Biar kamu yang bicara, tetapi jangan katakan kecuali kebenaran.” Melihat kelancangan Aisyah, Abu Bakar memukul mulut Aisyah hingga berdarah.

Abu Bakar menghardik Aisyah, “Wahai perempuan yang memusuhi dirinya sendiri, adakah Rasulullah pernah berbicara tidak jujur.” Melihat ayahnya marah, Aisyah segera berlindung di belakang Rasulullah.

Kemudian Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam berkata, “Kami tidak berkunjung ke rumahmu untuk berlaku kasar seperti itu, dan kami pun tidak menginginkan perbuatan itu darimu.” (H.R. Thabrani).

Dalam kisah yang diceritakan diatas Rasulullah sangat melarang berbuat kasat kepada istri seperti memukul hingga melukainya. Namun, pada faktanya banyak suami yang kemudian tersulut emosi atas kemarahan istri. Sehingga memberikan pelajaran kepada istri dengan memukulnya agar patuh. Apapun alasannya hal ini todak dibenarkan. Tentunya teladan Rasul diatas sangat patut untuk dicontoh.

5. Memaafkan

Memafkan kesalahn orang lain merupakan salah satu akhlaq terpuji. Bahakan  Allah SWT merupakan  Maha Pemaaf sebagimana FirmanNya berikut ini :

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“..Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” [(QS Ali ‘Imran [3] ; 159)].

Begitupula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan kita untuk memafkan semua kesalahn orang lain, apalagi istri sendiri. Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan.

Karena istri yang sedang marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.

Cara Rasulullah menghadapi istri marah tentu sangat patut untuk diteladani dan ditiru. Maka dengan begitu kita dapat menjadi suami yang memiliki akhlaq baik dan sempurna. Meneladani sikap Rasul juga merupakan upaya untuk dapat meningkatkan keimanan dan keislaman kita.  Baca juga cara melamar wanita menurut islam , hukum nikah gantung dalam islam ,mencari jodoh dalam islam ,  tips ta’aruf dalam islam , tips move on dalam islam  . Semoga artikel ini dapat membanti dan dapat bermanfaat bagi anda.

The post 5 Cara Rasulullah Menghadapi Istri Marah Suami Wajib Tahu appeared first on DalamIslam.com.

]]>