cinta Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cinta Thu, 25 Feb 2021 00:43:17 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png cinta Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cinta 32 32 4 Jalan Menuju Surga dengan Mencintai https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/jalan-menuju-surga-dengan-mencintai Thu, 25 Feb 2021 00:42:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=9650 Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan di dalamnya, surga juga merupakan tempat kembalinya orang-orang yang beriman yang akan hidup kekal di dalamnya dengan rasa bahagia dan penuh cinta berkumpul dengan orang-orang shaleh. Syurga juga disifati dengan begitu besar luasnya, seluas seluruh langit yang tujuh dan bumi. Jadi syurga itu lebih besar dari langit itu […]

The post 4 Jalan Menuju Surga dengan Mencintai appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan di dalamnya, surga juga merupakan tempat kembalinya orang-orang yang beriman yang akan hidup kekal di dalamnya dengan rasa bahagia dan penuh cinta berkumpul dengan orang-orang shaleh. Syurga juga disifati dengan begitu besar luasnya, seluas seluruh langit yang tujuh dan bumi. Jadi syurga itu lebih besar dari langit itu sendiri.

Menggapai syurga atau bisa disebut dengan jannah, adalah perkara yang sangat di idam-idamkan seluruh umat muslim, Syurga merupakan cita-cita yang paling utama yang seharusnya diusahakan dari sekarang untuk mendapatkannya, begitu pula dengan orang-orang yang beriman yang selalu mencontohkan kepada kita untuk selalu beramal shaleh agar menjadi bekal untuk di hari akhir kelak.

Lalu apa hal yang harus dilakukan agar mendapatkan tiket syurga? Berikut hal-hal yang menjadi jalan agar mendapatkan syurga dengan cara mencintai:

1. Mencintai Allah dan Rasulullah

Mencintai Allah adalah kewajiban bagi setiap hamba, dan merupakan bentuk ibadah yang paling agung. Sebagaimana firman Allah dalam QS. AL-Baqarah: 165

وَالَّذِينَ امَنُوا اَشَدُّ حُبًّا لِلَّه

“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah”.

Kemudian setelah mencintai Allah, maka akan tumbuh perasaan cinta kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, sebagaimana terdapat dalam kisah Umar Bin Khattab Radhiyallahu anhu, yaitu sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.

“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’”.

Mencintai Rasulullah adalah karena Allah, dengan bertambahnya rasa cinta itu, maka akan bertambah pula rasa cinta kita kepada Allah, begitu juga dengan berkurangnya rasa cinta itu, akan berkurang pula rasa cinta kita kepada Allah.

Maka dari itu kita harus sama sama mengetahui bagaimana cara menjaga cinta kita kepada Allah dan Rasulullah? Yaitu caranya dengan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi apa yang dilarang Allah, kemudian dengan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah, hendaklah untuk beribadah dengan landasan Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana sesuai syariat yang telah diperintahkan.

2. Mencintai Kedua Orang Tua

Dengan mencintai Allah dan Rasulullah, maka hubungan kita kepada orang tua akan terjalin dengan baik, sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dengan kita agar selalu menghormati orang tua dengan rasa cinta karena Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra: 23:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Dengan tingginya hak mereka dalam kacamata syariat islam, Allah selalu memerintahkan kepada kita untuk selalu menyuguhkan kebaikan dan berinteraksi dengan sikap yang pantas (ma’ruf), kendatipun demikian jika mereka berada dalam rantai kekafiran, dan mereka memerintahkan kepada kita untuk berbuat sesuatu yang diluar dari jalan aqidah, maka kita harus menolaknya dengan cara yang baik, sebagaimana firman Allah dalam QS. Luqman: 15

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Maka dari itu mencintai kedua orang tua adalah salah satu tiket yang akan membawa kita ke Syurga.

3. Memuliakan Tetangga

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Tetangga adalah orang terdekat kita dalam lingkungan, memuliakan tetangga adalah salah satu akhlak dari orang yang beriman kepada Allah, tak lupa pula dalam hadits tersebut, memuliakan tamu juga hal yang termasuk dalam konteks beriman kepada hari Akhir.

Maka dari itu  memuliakan tetangga dan tamu dengan rasa cinta kita kepada Allah akan membawakan kepada kita kemudahan dalam menggapai Jannah.

4. Mencintai Sahabat yang Beriman

Memiliki sahabat yang beriman adalah suatu nikmat yang besar, dalam Qutub Qulub, Umar bin Khattab Rhadiyallahu ‘anhu mengatakan:

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” (Quutul Qulub 2/17)

Dari sini kita mengetahui bahwa jika memiliki sahabat yang shaleh, maka genggamlah erat mereka, karena dengan adanya sahabat yang shaleh akan menjadi cerminan bagi diri kita, seperti hadits riwayat Bukhori dan Muslim tentang sahabat adalah “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau  mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar  pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.[HR. Bukhari dan Muslim].

Mencintai sahabat yang shaleh pastilah ingin bersama bersahabat sampai syurga, oleh karena itu sahabat yang shaleh akan membersamai kita di Syurga, seperti perkataan Nabi Muhammad, bahwa:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Setiap orang akan dikumpulkan bersama dengan orang yang ia cintai.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Berkumpul bersama dengan sahabat yang dicintai adalah hal yang indah, maka dari itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan hadiah indah, bahwa seorang sahabat bisa menjadi syafa’at bagi sahabat yang lain, yang tentunya ini adalah tiket Syurga yang kita inginkan karena kita selalu mencintai karena Allah.

Demikian hal-hal yang menjadikan cinta sebagai tiket menuju kenikmatan abadi, yaitu dengan  mengetahui bahwa tiket terdekat dimulai dengan mencintai Allah dan Rasulullah, kemudian dengan orang-orang terdekat yang ada di sekitar kita dengan cara berlaku baik (ma’ruf).

The post 4 Jalan Menuju Surga dengan Mencintai appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menelaah Kembali Makna Mencintai Nabi https://dalamislam.com/info-islami/menelaah-kembali-makna-mencintai-nabi https://dalamislam.com/info-islami/menelaah-kembali-makna-mencintai-nabi#respond Fri, 19 Feb 2021 18:21:27 +0000 https://dalamislam.com/?p=9491 Bicara tentang cinta, rasanya tidak ada ujungnya. Cinta sendiri tidak dapat didefinisikan secara inti layaknya pengertian kata lainnya. Hanya kata lubuk hati yang bisa menafsirkan hakikat cinta tersebut, bahkan para ulama sendiri hanya bisa mendefinisikan cinta secara apa adanya, terbatas oleh kata-kata lisan yang berbicara. Sebelum larut pada inti pembahasan tulisan ini, alangkah baiknya kita […]

The post Menelaah Kembali Makna Mencintai Nabi appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bicara tentang cinta, rasanya tidak ada ujungnya. Cinta sendiri tidak dapat didefinisikan secara inti layaknya pengertian kata lainnya. Hanya kata lubuk hati yang bisa menafsirkan hakikat cinta tersebut, bahkan para ulama sendiri hanya bisa mendefinisikan cinta secara apa adanya, terbatas oleh kata-kata lisan yang berbicara.

Sebelum larut pada inti pembahasan tulisan ini, alangkah baiknya kita mengenal definisi cinta terlebih dahulu. Supaya kita memiliki tashawwur (penggambaran) yang baik. Karena penggambaran ini adalah salah satu metode untuk memahami sesuatu dengan baik.

Cinta secara bahasa:

“وَالْحُبُّ: نَقِيْضُ البُغْضِ.”

لِسَانُ الْعَرَبِ لِلْإِمَامِ اِبْنِ مَنْظُوْرٍ ج ١، ص ٢٨٩

“Lawan dari benci.” (Lisan Al-‘Arab karya Al-Imam Ibnu Manzhur juz 1, hlm. 289.)

Adapun secara istilah, cinta adalah:

“اَلْمَحَبَّةُ: اَلْمَيْلُ إِِلَى الشَّيْءِ السَّارِ.”

.مُعْجَمُ الْوَسِيْطِ، ص ١٥١.

“Kecondongan kepada sesuatu yang berjalan.” (Mu’jam Al- Wasith, hlm. 151)

Kita tidak akan bisa memahami betul definisi di atas jika tidak mencari keterangan lain yang melengkapi. Imam Ar-Raghib Al-Ashfihani rahimahullah (wafat 502 H) dalam karyanya yang berjudul “Adz-Dzari’ah Ila Makarim Asy-Syari’ah”, halaman 256 memberikan sebuah ta’rif (penjelasan) lebih jelas lagi. Menurutnya, cinta ialah:

“.مَيْلُ النَّفْسِ إِلَى مَا تَرَاهُ وَتَظُنُّهُ خَيْرًا.”

“Kecondongan jiwa kepada sesuatu yang ia lihat serta jiwa tersebut memiliki dugaan kuat bahwa sesuatu yang ia cintai adalah sesuatu yang baik.”

Pengertian ini sejalan dengan apa yang dipahami oleh para Filsuf. Mereka juga memberikan gambaran pengertian cinta yang mudah dimengerti dan menjiwai.

“ميْلٌ إِِلَى الْأَشْخَاصِ أَوِ الْأَشُْيَاءِ الْعَزِيْزَةِ، أَوِ الْجَذَّابَةِ، أََوِ النَافِعَةِ.”

مُعْجَمُ الْوَسِيْطِ، ص ١٥١

“Cinta adalah kecondongan kepada sebagian orang atau sesuatu yang punya nilai mulia atau yang sangat memiliki daya tarik (mempesona) atau yang dapat memberikan sebuah kemanfaatan.” (Mu’jam Al- Wasith, hlm. 151)

Dari semua pengertian di atas, berarti orang yang lagi dilanda rasa cinta, hatinya terpikat dan terpaut kepada seseorang atau sesuatu yang memiliki nilai spesial dalam pandangannya.

Lantas, ketika kita mencoba menarik penjelasan di atas kepada sosok Nabi ﷺ, kira-kira seberapa besar cinta kita kepada Nabi ﷺ? Sering kali mulut yang berdeklamasi dengan judul utama “Aku cinta Nabi ﷺ.” atau memakai kalimat plural “Kita umat muslim mencintai Nabi ﷺ”, ditambah dengan poster-poster bertulisan kaligrafi sangat indah dan bervariasi yang ditunjukkan dan dipajang dalam sebuah acara bergengsi, seperti Maulid Nabi. Ya, itu bagus untuk syiar agama. Namun, ada hal yang lebih urgensi untuk mewujudkan cinta kepada Nabi ﷺ.

Maka dari itu, Imam Al-Ghozali (450 H) memberikan kita kaidah umum dalam hal mencintai. Beliau berkata:

“وَعَلَامَةُ الْمَحَبَّةِ مُوَافَقَةُ الْمَحْبُوْبِ وَاجْتِنَابُ خِلَافِهِ.”

.مُكَاشَفَةُ الْقُلُوْبِ الْمُقَرِّبُ إِلَى حَضْرَةِ عَلاَّمِ الْغُيُوْبِ، ص ٢٥

“Salah satu tanda cinta adalah adanya kesesuaian dengan yang dicintai. Dan menghindari untuk berbeda dengannya.” (Mukasyafat Al-Qulub Al-Muqorrib Ila Hadrati ‘Allam Al-Ghuyub, hlm. 25)

Dari sini, rasanya harus berkorban, berjuang dan berusaha mengikuti jalannya Nabi ﷺ.

Allah ﷻ saja dalam firman-Nya menguji kualitas cintanya suatu kaum yang hidup pada zaman Nabi ﷺ ketika mengatakan, “Sesungguhnya kami benar-benar mencintai Allah.” Sedangkan ukurannya adalah seberapa jauh mereka mengikuti jalan yang Nabi Muhammad ﷺ tempuh.

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah, Wahai Muhammad, kepada mereka yang merasa mencintai Allah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), dengan apa yang aku bawa, baik itu perihal lahir atau batin, niscaya Allah akan mencintai kalian dan akan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran 3:31)

Untuk berkaca memandang jati diri yang sebenarnya, kualitas cinta kita kepada Nabi ﷺ, perlu rasanya menghadirkan karya Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari rahimahullah (1287 H) dalam tulisan ini. Beliaulah yang telah menghimpun arti makna cinta kepada Nabi ﷺ secara menyeluruh. Sampai-sampai menjadi sebuah buku khusus hanya membahas tuntas tentang mencintai Nabi ﷺ.

Dalam bukunya, beliau membuat sebuah pasal tentang tanda-tanda cinta kepada Nabi ﷺ

لِمَحَبَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَامَاتٌ فَمَنْ ظَهَرَتْ فِيْهِ كَانَ صَادِقًا فِيْ حُبِّهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَّا لَمْ يَكُنْ صَادِقًا فِيْ حُبِّهِ وَكَانَ مُدَّعِيًا

Mahabbah (Cinta) kepada Rasulullah ﷺ mempunyai tanda-tanda. Barangsiapa yang nampak pada dirinya tanda-tanda tersebut, berarti ia adalah orang yang sejati dalam mencintai Nabi ﷺ. Jika tidak nampak tanda-tanda tersebut pada dirinya, bisa dikatakan ia tidak sejati dalam mencintainya, ia hanya mengaku-ngaku saja.”

“.فَمِنْهَا اَلِاقْتِدَاءُ بِهِ وَاسْتِعْمَالُ سُنَّتِهِ وَاتِّبَاعُ أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَامْتِثَالُ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ وَالتَّأَدُّبُ بِاۤدَابِهِ فِيْ عُسْرِهِ وَيُسْرِهِ وَمَنْشَطِهِ وَمَكْرَهِهِ”

“Diantara tanda-tandanya adalah mengikuti Nabi ﷺ, menjalankan sunnahnya, mengikuti ucapan- ucapannya dan tingkah lakunya, melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, berakhlaq dengan etika-etika yang diajarkan Nabi ﷺ, baik dalam keadaan susah maupun mudah, dalam keadaan gembira maupun tidak suka.”

.وَمِنْ عَلَامَاتِ مَحَبَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَثْرَةُ ذِكْرِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّ مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِهِ

.اَلنُّوْرُ الْمُبِيْنُ فِيْ مَحَبَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، ص ١٦

“Dan termasuk tanda-tanda mencintai Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah sangat banyak menyebut beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya barangsiapa mencintai sesuatu maka dia akan memperbanyak menyebutnya.” (An-Nur Al-Mubin Fi Mahabati Sayyidi Al-Mursalin, hlm. 16)

Sebenarnya masih panjang penjelasan beliau dalam memaknai cinta kepada Nabi ﷺ. Akan tetapi, poin-poin penting dan kesimpulan dari itu semua ada di akhir pasal.

“وَبِالْجُمْلَةِ فَمَعْنَى الْمَحَبَّةِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُسْنُ الْمُتَابَعَةِ وَمُدَاوَمَةُ الْمُوَافَقَةِ لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاعْتِقَادُ وُجُوْبِ نُصْرَةِ دِيْنِهِ الْقَوِيْمِ وَالذَّبُّ عَنْ شَرِيْعَتِهِ الْمُطَهَّرَةِ وَالِانْقِيَادُ لَهَا وَالشَّوْقُ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.”

.اَلنُّوْرُ الْمُبِيْنُ فِيْ مَحَبَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، ص ١٩

“Secara keseluruhan, makna mahabbah (cinta) kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah bagusnya dalam mutaba’ah (mengikuti secara total dan sepenuh hati), selalu menjaga kesesuaian dengan Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, meyakini wajibnya menolong agama Nabi ﷺ yang lurus, membela sunnahnya yang disucikan, tunduk terhadap sunnah tersebut dan rindu kepada beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam.” (An-Nur Al-Mubin Fi Mahabati Sayyidi Al-Mursalin, hlm. 19)

Kita akui memang tidak mampu mengikuti Nabi ﷺ secara menyeluruh, tetapi itu tidak menafikan wujudnya rasa cinta kita kepadanya. Setidaknya ketika membaca karya-karya Ulama mengenai sosok Nabi Muhammad ﷺ, menjadi sadar diri dan tidak jauh sekali dari pribadi Nabi ﷺ.

.اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حَقَّ مَحَبَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الحَامِلِ الرِّسَالَةَ الْإِلٰهِيَّةَ

“Ya Allah, berikanlah kami hakiki cinta kepada penghulu kami Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi pembawa risalah Allahﷻ.”

Wallahua’lam bisshowab.

The post Menelaah Kembali Makna Mencintai Nabi appeared first on DalamIslam.com.

]]>
https://dalamislam.com/info-islami/menelaah-kembali-makna-mencintai-nabi/feed 0
Cara Menangkap Isyarat Cinta Allah SWT https://dalamislam.com/info-islami/cara-menangkap-isyarat-cinta-allah-swt Wed, 17 Feb 2021 17:37:58 +0000 https://dalamislam.com/?p=9359 Banyak tanda-tanda pada diri kita yang sebenarnya merupakan bukti cinta Allah ﷻ kepada kita. Hanya saja, kitanya yang kurang peka dan mengerti tentang tanda-tanda tersebut bahkan sering kali menganggapnya sebagai penghalang dari meraih kebahagiaan hidup. Banyak yang masih berpikir jumud dan takut untuk belajar agama, menjadi muslim yang taat agama dan baik perilakunya. Alasannya cukup […]

The post Cara Menangkap Isyarat Cinta Allah SWT appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Banyak tanda-tanda pada diri kita yang sebenarnya merupakan bukti cinta Allah ﷻ kepada kita. Hanya saja, kitanya yang kurang peka dan mengerti tentang tanda-tanda tersebut bahkan sering kali menganggapnya sebagai penghalang dari meraih kebahagiaan hidup.

Banyak yang masih berpikir jumud dan takut untuk belajar agama, menjadi muslim yang taat agama dan baik perilakunya. Alasannya cukup sederhana, yaitu terlihat tabu di mata manusia dan tidak bebas dalam menjalani hidup. Seakan-akan sedang terkurung di dalam ruangan penuh ribuan aturan kehidupan.

Ya, begitulah pandangan orang-orang yang hanya mencari kesenangan, kebebasan hidup tanpa aturan sampai tidak sempat terpikir dalam benaknya mengenai arti ketenangan, kebahagiaan itu sendiri dan menganggap kesenangannya itu kebahagiaan yang sebenarnya.

Pada hakikatnya, dengan belajar agama sampai kita mengetahui aturan-aturan dan hukum islam itu membuahkan pribadi yang punya prinsip, tidak semena-mena dalam bertindak dan sekaligus dicintai Sang pencipta alam semesta (Allah).

Kita saja ketika dicintai kekasih, bahagianya tidak karuan. Bagaimana jika Allah ﷻ yang mencintai kita? Jawabannya tentu Allah ﷻ sebagai Tuhan akan memberikan anugerah yang istimewa, baik anugerah yang tidak kita minta sebelumnya atau yang sudah kita damba-dambakan dalam hati, maka kita sebagai hamba tentunya dalam hati ini berbunga-bunga lantaran dicintai Dzat yang tiada tandingannya.

Munculnya keinginan, dorongan untuk belajar agama atau dalam fase mendalaminya itu isyarat dan tanda Allah ﷻ bahwa Dialah yang menginginkan kita menjadi pribadi lebih baik. Pernyataan tersebut berdasarkan Hadis Nabi ﷺ yang dalam maknanya,

(مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

“Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah ﷻ untuk mendapatkan kebaikan, Allah akan memberinya pemahaman tentang ilmu agama.” (HR. Bukhari)

Hadis tersebut sangat singkat. Namun, para Ulama tidak menyederhanakan pemahaman Hadisnya dan berusaha mengungkap rahasia-rahasia yang terdapat di dalam kandungannya.

Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani (773 H) rahimahullah meneliti penggunaan kata khaira dalam bentuk nakirah (tidak spesifik) pada redaksi hadisnya,

“نَكَّرَ خَيْرًا لِيَشْمَلَ الْقَلِيْلَ وَالْكَثِيْرَ وَالتَّنْكِيْرُ لِلتَّعْظِيْمِ لِأَنَّ الْمَقَامَ يَقْتَضِيْهِ.”

“Pemilihan isim nakirah pada lafadz khaira itu menunjukkan keumuman. Tujuannya untuk mencangkup kebaikan yang sedikit dan kebaikan yang banyak. Ditambah lagi fungsi dari penggunaan isim nakiroh sendiri. Diantaranya untuk sebuah pengagungan, yakni kebaikan yang mempunyai nilai besar dan mulia.”

Tidak berhenti di situ saja, kemudian beliau memberi pemahaman Hadisnya

وَمَفْهُومُ الْحَدِيْثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِيْ الدِّيْنِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوْعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ.

“Pemahaman Hadis ini bahwa siapapun yang tidak mendalami ilmu agama, yaitu tidak belajar kaidah-kaidah islam dan apa-apa yang berhubungan dengannya seperti perkara furu’nya (cabang-cabangnya), sungguh dia telah diharamkan dari mendapat kebaikan.”

.فَتْحُ الْبَارِيْ بِشَرْحِ صَحِيْحِ الْبُخَارِيِّ ج ١، ص١٥١

Fath Al-Bari Bisyarh Shohih Al-Bukhari juz 1, halaman 151.

Untuk dapat memahami lafadz yufaqqihhu pada Hadis di atas, kita merujuk kepada penjelasan As-Syeikh Al-‘Aini (762 H) rahimahullah dalam karyanya,

قَوْلُهُ : (يُفَقِّهْهُ) أََيْ : يُفَهِّمُهُ ، إِذْ الْفِقْهُ فِيْ اللُّغَةِ الْفَهْمُ . قَالَ تَعَالَى : ( يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ) أََيْ : يَفْهَمُوْا قَوْلِيْ ، مِنْ فَقِهَ يَفْقَهُ مِنْ بَابِ: عَلِمَ يَعْلَمُ ، ثُمَّ خُصَّ بِهِ عِلْمُ الشَّرِيْعَةِ ، وَالْعَالِمُ بِهِ يُسَمَّى فَقِيْهًا

“Perkataan yufaqqihhu artinya menjadikan dia paham ilmu agama. Karena Fikih secara bahasa artinya faham. Allah ﷻ berfirman dalam (Qs. Thoha: 28 ): “Yafqahu qauli”, yaitu mereka memahami perkataan-Ku. Akar katanya dari faqiha, yafqahu dengan pola wazan ‘alima, ya’lamu. Kemudian istilah ini digunakan secara khusus untuk ilmu agama. Orang yang mengerti ilmu syariat disebut Faqih (Orang yang mengerti tentang agama islam).

.عُمْدَةُ الْقَارِئِ شَرْحُ صَحِيْحِ الْبُخَارِيِّ ج ٢، ص ٤٢

’Umdatu Al-Qori’ Syarah Shohih Al-Bukhari juz 2, halaman 42.

Adapun Imam An-Nawawi (631 H) Pendekar Mazhab Syafi’i memahami Hadis tersebut secara menyeluruh. Salah satunya yaitu belajar agama sebagai sebab terwujudnya sifat takwa kepada Allah ﷻ dalam diri seseorang.

فِيْهِ فَضِيْلَةُ الْعِلْمِ ، وَالتَّفَقُّهِ فِيْ الدِّيْنِ ، وَالْحَثُّ عَلَيْهِ ؛ وَسَبَبُهُ : أَنَّهُ قَائِدٌ إِلَى تَقْوَى اللهِ تَعَالَى.

“Dalam Hadis ini, terdapat keutamaan esensi ilmu dan keutamaan memahami ajaran islam serta dorongan untuk mendalaminya. Sebab ilmu adalah sebagai pengantar seseorang untuk dapat mewujudkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dalam dirinya (menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya).”

شَرْحُ صَحِيْحِ الْمُسْلِمِ ج ٧، ص ١٢٨

Syarah Shohih Muslim juz 7, halaman 128.

Yang perlu ditangkap oleh hati kita adalah isyarat-isyarat Allah ﷻ yang menunjukkan kebaikan. Dan yang perlu diabaikan oleh mata pandangan kita adalah kenikmatan-kenikmatan yang sebenarnya di dalamnya terdapat keburukan dan melalaikan.

Semoga tulisan singkat ini memberi kita benih-benih kesadaran akan isyarat-isyarat dan tanda-tanda kebesaran Allah ﷻ. Wallahu’alam bisshowab.

The post Cara Menangkap Isyarat Cinta Allah SWT appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/hindari-cinta-yang-salah-untuk-meraih-cinta-nya-allah Mon, 08 Feb 2021 08:02:38 +0000 https://dalamislam.com/?p=9025 Cinta adalah sesuatu hal wajar, dan itu memang fitrahnya pada manusia. Namun beda lagi jika kita mencintai seseorang yang salah, yang justru membuat kita malah menjauh dari Sang Pencipta. Terkadang cinta itu memang membutakan, misal dengan bagaimana fisik seseorang itu, bagaimana sifatnya, bila kita memang sudah benar-benar mencintai, maka apapun pasti akan dilakukan. Kita rela […]

The post Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cinta adalah sesuatu hal wajar, dan itu memang fitrahnya pada manusia. Namun beda lagi jika kita mencintai seseorang yang salah, yang justru membuat kita malah menjauh dari Sang Pencipta.

Terkadang cinta itu memang membutakan, misal dengan bagaimana fisik seseorang itu, bagaimana sifatnya, bila kita memang sudah benar-benar mencintai, maka apapun pasti akan dilakukan. Kita rela melakukan apapun demi dia meskipun balasannya tidak seperti yang diharapkan.

Banyak fakta tentang cinta yang keliru atau cinta salah, seperti pacaran yang berujung hamil di luar nikah, ditinggalkan tanpa pertanggungjawaban sehingga pembunuhan oleh pacarnya.

Seperti apa yang sudah banyak dikatakan banyak orang  “Cinta itu butuh pembuktian”, dan memang benar cinta itu butuh pembuktian bukan hanya sekedar di lisan saja.

Namun cinta yang sah hanya yang terjadi setelah pernikahan saja, bukan cinta di luar pernikahan. Cinta di luar pernikahan itulah sebuah cinta yang keliru, dan malah menjauhkan kita kepada sang pencipta.

Cinta yang keliru adalah cinta yang belum tau arahnya, yang tentunya belum ada kepastian untuk ke jenjang pernikahan. Selain itu pun kita sebagai muslim memang dilarang berpacaran, karena pacaran itu seperti gerbangnya peluang untuk berzina, sedangkan mendekati zina itu dilarang oleh islam.

Adapun dalam surat Al-Isra ayat 32 yang berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Dari ayat di atas menjelaskan sesuatu hal yang mendekati zina itu adalah perbuatan yang keji dan juga jalan yang buruk. Sedangkan pacaran itu mendekati zina, dan itu sama saja perbuatan yang keji.

Selain juga akan banyak dampak negatif dari perbuatannya, yaitu dampak negatif di dunia dan juga di akhirat. Dan mungkin bisa saja bagi kita seorang muslimah sebagai aktivis dakwah, cinta yang keliru itu sebuah musibah. Kenapa bisa dikatakan begitu?

Karena di saat itu kita jatuh cinta kepada seseorang yang belum tentu itu belum milik kita, bukan menjadi mahram atau belum sah menjadi mahram kita. Sehingga membayang-bayang orang itu, menghambat dakwahnya, menghambat ibadahnya serta kegiatan lainnya.

Maka wahai sahabat muslimah, sangat perjuangan sekali menjauhkan atau melupakan dari cinta yang keliru itu. Sebaiknya kita sebagai muslimah, sebagai hambanya Allah seharusnya kita hanya bisa menempatkan cinta kita itu hanya kepada Allah sang pencipta. Tidak ada yang sia-sia selama kita mengharapkan cintanya Allah dibanding mengharapkan cintanya si Doi yang sangat keliru itu.

Merdeka itu ketika kita bisa merdeka dari cinta yang keliru, yang hanya abu-abu tanpa kejelasan. Hanya ketika kita mengharapkan cintanya Allah saja yang bisa menempatkan ketenangan dalam hati kita, dan diri kita.

Allah saja lah yang tidak akan mengkhianati kita, Allah saja yang selalu menepati janjinya dengan janji yang sangat istimewa. Dengan kita mencintai Allah sepenuhnya hati kita dengan mengharap ridhanya, maka akan banyak bonus atau hadiah dari Allah yang tidak bisa dibandingkan dengan hal lain.

Seperti perihal jodoh yang baik agamanya, atau yang lainnya. Maka bisa saja kita sekarang saling memperbaiki diri dalam mengharapkan ridhonya Allah, berlomba-lomba dalam kebaikan, fokus menjadi diri yang lebih taat akan perintahnya Allah.

Dengan semua itu akan ada tiba saatnya kita dipertemukan dengan seseorang yang lebih mencintai kita, yaitu yang membuat kita lebih dekat dengan Allah, bukan malah menjauhi Allah, bukan lagi cinta yang keliru.

The post Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Cara Memperjuangkan Cinta Dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/cara-memperjuangkan-cinta-dalam-islam Tue, 23 Oct 2018 09:06:52 +0000 https://dalamislam.com/?p=4538 Cara memperjuangkan cinta dalam isalm, banyak menjadi hal yang diperbincangkan dan juga kerap menjadi topic hangat untuk di bahas. Pada dasarnya Allah SWT tak pernah mengharamkan cinta. Cinta adalah sebuah rasa yang sudah menjadi fitrah bagi setiap umat manusia. Namun, manusia diperintahkan untuk menjaga agar cinta itu tidak lantas menjerumuskannya pada tindakan yang diharamkan-Nya. Cinta […]

The post 13 Cara Memperjuangkan Cinta Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara memperjuangkan cinta dalam isalm, banyak menjadi hal yang diperbincangkan dan juga kerap menjadi topic hangat untuk di bahas. Pada dasarnya Allah SWT tak pernah mengharamkan cinta. Cinta adalah sebuah rasa yang sudah menjadi fitrah bagi setiap umat manusia. Namun, manusia diperintahkan untuk menjaga agar cinta itu tidak lantas menjerumuskannya pada tindakan yang diharamkan-Nya. Cinta haruslah menjadi media untuk mendekat kepada-Nya. Cinta yang seperti apakah yang sekiranya mampu mendekatkan kita kepada Sang Pemberi Cinta sebgaiaman juga hukum menyatakan cinta dalam islam .

Cinta sendiri memang menjadi sebuah kebutuhan dasar yang diinginkan oleh setiap manusia. setiap orang tentu memiliki rasa cinta, entah itu cinta kepada keluarga, orang terdekat, atau pada suatu hal yang menjadi impiannya. Ada berbagai macam cara untuk mengungkapkan dan memperjuangkan cinta, tindakan yang dilakukan berbeda beda sesuai karakter dan pemahaman serta kesempatan yang di miliki orang tersebut untuk melakukannya. Tentu anda juga pernah merasakan perasaan cinta atau memperjuangkan sesuatu yang berhubungan dengan cinta bukan sebgaimana menikah di bulan ramadhan?

Cinta menurut pandangan islam adalah tentang naluri dan tentang nafsu, cinta sejati menurut islam ialah cinta yang timbul dalam rangka untuk dan karena Allah, karena mengharap ridhoNya, dan karena ingin menjadikannya sebagai jalan ibadah. Islam tidak melarang seeorang untuk mencintai sesuatu, justru islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang dan cinta sebagaimana hukum akad nikah di bulan ramadhan.

Lalu bagaimanakah sebaiknya tindakan seorang mukmin ketika sedang mencintai sesuatu? Bagaimana cara mendapatkan atau memperjuangkannya dengan cara yang diridhoi Allah sebagaimana tujuan penciptaan manusia , hakikat penciptaan manusia, proses pencipta manusia dan konsep manusia dalam islam   yang sesuai syariat islam? berikut uraia mengenai 13 cara memperjuangkan cinta dalam islam.

  1. Jangan Ada Kebohongan

Dalam memperjuangkan cinta, wajib untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai kenyataan yang ada, misalnya ialah mengenai kondisi diri dan niatnya, jangan sampai memperjuangkan cinta karena ingin mengejar sesuatu yang bersifat duniawi misalnya karena uang atau karena jabatan. ayat Al Qur’an tentang cinta sejati menjelaskan bahwa pada intinya cinta harus disampaikan dengan jujur tanpa adanya kebohongan

Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhar muslim).

  1. Tetap Menjaga Kehormatan

Mencintai seseorang yang belum menjadi muhrimnya tentu tak boleh berlebihan, misalnya dalam memandangnya, walaupun memiliki perasaan lebih dan tidak mendekat secara langsung, melihat yang bukan muhrim juga termasuk zina mata yang harus dihindari. Lebih baik berjuang dengan sabar hingga mendapatkan hubungan yang halal. tips jatuh cinta dalam islam memang menganjurkan untuk tetap menjaga diri dan kehormatan

Janganlah engkau iringkan satu pandangan kepada wanita yang bukan mahram dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu halal bagimu, tetapi tidak yang kedua!“. (HR Abu Daud)..

  1. Semua Adalah Karena Allah

Jangan mencintai karena hawa nafsu seperti karena fisik atau harta, sebab nantinya akan dihinakan Allah oleh hal tersebut. nantinya akan tampak kenyataan yang sesungguhnya dan menimbulkan penyesalan karena sejak awal tidak dimulai dengan niat mencintai karena Allah. keutamaan cinta dalam islam ialah sebagai jalan untuk beribadah kepadaNya.

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsu mereka belaka dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun”. (QS Qasas : 50).

  1. Beranikan Diri Lamar dan Nikahi

Jalan terbaik untuk memperjuangkan cinta ialah menghubungi wali dan menyampaikan perasaan secara baik baik, dan segera melamar serta menikahi orang dicinta tersebut. tidak masalah yang melamar laki laki atau perempuan sebab hukum wanita melamar lelaki dalam islam juga diperbolehkan. Hal itu jauh lebih baik daripada zina.

“Dan nikahilah orang yang masih membujang diantara kamu dan juga orang orang yang layak menikah dari hamba hamba sahaya mu yang laki laki dan perempuan. Allah akan memberikan kemampuan pada mereka dengan karunia Nya dan Allah maha luas pemberian Nya”. (QS An Nur : 32).

  1. Dekatkan Diri Pada Allah

Jangan lupa libatkan Allah dalam setiap urusan termasuk urusan yang berhubungan dengan memperjuangkan cinta. Tetap mendekat dan memperbanyak amal kebaikan kepada Allah serta memohon petunjuk yang terbaik darinya.

Jika ia mendekat pada Ku sejengkal, Aku mendekat padanya sehasta, Jika ia mendekat pada Ku sehasta, Aku mendekat padanya sedepa. Dan jika ia datang kepada Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan cepat”. (HR Bukhari).

  1. Jangan Berlebihan

Dalam mencintai seseorang atau sesuatu tidaklah diperbolehkan mencintai secara berlebihan karena suatu hari bisa saja terjadi sesuatu yang membalikkan perasaan seseorang tersebut.

Cintailah seseorang sedang sedang saja, siapa tahu di suatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang engkau benci secara biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu”. (HR Tirmidzi).

  1. Jangan Terjerumus Pada Zina

Memperjuangkan cinta dengan menyatakannya memang tidak selalu berjalan mulus, apalagi jika  tidak segera menghalalkan hubungan, kedua orang yang saling mencintai tersebut menjalin hubungan yang tidak diperbolehkan syariat agama seperti berpacaran, tentunya hal ini tak boleh dilakukan dan bukanlah perbuatan baik yang dicontohkan Rasulullah. Dalam memperjuangkan cinta, yang terutama harus dihindari ialah zina, yakni zina dalam bentuk apapun baik zina hati, zina mata, zina pikiran, maupun zina perbuatan sebab semuanya ialah perbuatan yang tergolong dosa

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat (berduaan) dengan seorang wanita tanpa dsertai mahram nya karena sesungguhnya yang ketiga adalah syetan”. (HR Ahmad).

  1. Perbanyak Berdoa

Jangan lupa berdoa setiap selesai menjalankan shalat wajib dan sampaikan perasaan yang disimpan kepada Allah, sehingga nantinya ketika berjuang segala bentuk usaha yang dilakukan akan mendapatkan ridhoNya dan segala urusan menjadi lebih berkah.

Berdoalah kepada ku pastilah aku kabulkan untukmu”. (QS Al Mukmin : 16).

  1. Jangan Lupa Shalat istikharah

Shalat istikarah juga dianjurkan untuk mendapatkan kemantapan hati, dengan menjalankan shalat istikharah, Allah akan memberi petunjuk terbaik apa yang seharusnya dilakukan sehingga terhindar dari jalan sesat atau langkah yang salah

Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku seorang diri, Engkaulah ahli waris yang paling baik”. (Al Anbiya : 89)..

  1. Dekati Keluarga Terdekatnya

Untuk bisa menjalin hubungan dengan seseorang, tentu bukan hanya hubungan dengan orang tersebut, semuanya berhubungan langsung dengan keluarga atau orang terdekatnya yang turut membantunya mempertimbangkan segala urusan. Jauh lebih baik jika berusaha mengenal orang terdekatnya terlebih dahulu seperti orang tua dan keluarganya.

  1. Carilah Rezeki yang Halal

Berjuang tentu membutuhkan modal baik lahir maupun batin, secara batin dapat dilakukan dengan rajin beribadah dan rajin berdoa, sedangkan pada aspek lainnya yaitu tentang tanggung jawab terlebih sebagai seorang laki laki yang sudah selayaknya bertanggung jawab pada keluarga, selama waktu penantian wajib diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti mencari rejeki yang halal.

  1. Perbaiki Diri Maka Jodoh Anda akan Mengikuti

Selalu memperbaiki diri dari segi akhlak danhati sehingga nantinya akan mendapat jodoh yang terbaik dan mendapat hasil dari apa yang diperjuangkan tersebut yang terbaik pula, sebagai manusia tak boleh merasa baik, harus selalu merasa rendah diri di hadapan Allah. Memperbaiki diri akan menjadikan seseoraang menjadi lebih baik bagi orang yang sedang diperjuangkan.

  1. Lakukan Hal yang Bermanfaat

Selama memperjuangkan cinta, wajib mengisi waktu dengan segala hal yang bermanfaat agar nantinya bisa menjadi orang yang terbaik untuk seseorang yang dicintai. Alangkah lebih baik jika seseorang yang diperjuangkan nantinya bisa hidup bersama dalam kelancaran dan keberkahan, bukan menyusahkan atau membebani.

Itulah tadi, 13 cara mmeperjuangkan cinta sesuai syariat islam. Lakukan hal tersebut secara nyata agar cinta tersampaiakan dengan baik dan ke depannya berjalan sesuai dengan jalur yang ditentukan Allah. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

The post 13 Cara Memperjuangkan Cinta Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Pahala Menyusui dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/pahala-menyusui-dalam-islam Sun, 16 Sep 2018 05:00:48 +0000 https://dalamislam.com/?p=4322 Sebagai seorang wanita yang mendapat kasih sayang kepada wanita, menyusui adalah hal yang membahagiakan karena menjadi jalan untuk tumbuh kembang anak dan sebagai jalan ibadah kepada Allah, menyusui tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan loh sobat, namun juga memiliki pahala yang besar, berikut selengkapnya. 15 Pahala Menyusui dalam Islam. 1. Pahala Memberi Kebahagiaan bagi Bayi Sesuai […]

The post 15 Pahala Menyusui dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai seorang wanita yang mendapat kasih sayang kepada wanita, menyusui adalah hal yang membahagiakan karena menjadi jalan untuk tumbuh kembang anak dan sebagai jalan ibadah kepada Allah, menyusui tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan loh sobat, namun juga memiliki pahala yang besar, berikut selengkapnya. 15 Pahala Menyusui dalam Islam.

1. Pahala Memberi Kebahagiaan bagi Bayi

Sesuai dengan ayat Al Qur’an tentang cinta dan kasih sayang “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqoroh : 233]

2. Pahala Dinilai Tiap Tetes Air Susu

Bukti dari kasih sayang Allah kepada hambaNya“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat,

yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)

3. Pahala Memberikan Gizi yang Terbaik untuk Bayi

Sebagi bukti dari kasih sayang dalam islamJika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya…” (QS. At-Thalaq: 6). Nah sobat, jika kesulitan menyusui, boleh disusukan wanita lain yang baik yang islam ya sobat, sehingga gizi bayi tetap terpenuhi agar terhindar dari kekurangan gizi.

4. Pahala Menjadi Wanita dan Istri yang Sempurna

“Syaikhul Islam Ibnu taimiyah menegaskan, ‘Bahkan jika si ibu masih menjadi istri dari suaminya, si ibu wajib menyusui anaknya’ dan apa yang disampaikan oleh Syaikhul islam adalah pendapat yang benar. Kecuali jika si ibu dan si bapak merelakan untuk disusukan orang lain, hukumnya boleh. Namun jika suami menyuruh: ‘Tidak boleh ada yang menyusuinya kecuali kamu’ maka wajib bagi istri untuk menyusuinya.

Meskipun ada orang lain yang mau menyusuinya atau meskipun si bayi mau mengkonsumsi susu formula. Selama suami menyuruh, ‘Kamu harus menyusui anak ini’ maka hukumnya wajib bagi istri. Karena suami berkewajiban menanggung nafkah, dan status nafkah – seperti yang telah kami jelaskan – merupakan timbal balik dari ikatan suami istri dan persusuan.” (asy-Syarhul Mumthi’, 13/517) ternyata memiliki banyak anak yang otomatis banyak menyusui dan memuliakan kedudukan anak dalam hukum islam berhubungan juga dengan pahala menyusui ya sobat.

5. Pahala Kasih Sayang untuk Anak

Wajib bagi wanita merdeka untuk menyusui anaknya ketika dikhawatirkan anaknya terlantar karena tidak mau minum asi wanita lain atau susu lainnya. Dalam rangka menjaga anak ini dari kematian. Sebagaimana juga ketika tidak dijumpai wanita lain yang bersedia menyusuinya.

Dan si istri berhak mendapatkan upah yang sewajarnya. Namun jika tidak dikhawatirkan si anak terlantar (karena masih mau minum susu lainnya, pen) maka si istri tidak boleh dipaksa. Berdasarkan firman Allah (yang artinya), ” jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya..” (Syarh Muntaha al-Iradat, 3:243) anak menurut islam memang memiliki hak untuk disusui.

6. Pahala Menjadi Wanita Bertanggung Jawab

Kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap bawahan yang kalian pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Pahala Karena Memberikan Kebaikan untuk Anak

Pada hadis lain Imam Muhammad Baqir as berkata, “Mintalah wanita-wanita suci (yang senantiasa dalam keadaan wudhu) untuk menyusui anakmu, karena air susu itu menulari.”

8. Pahala Seperti Memerdekakan Budak

Rasulullah saw bersabda, “Ketika seorang wanita menyusui anaknya, Allah membalas setiap isapan air susu yang diisap anak dengan pahala memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail, dan manakala wanita itu selesai menyusui anaknya malaikat pun meletakkan tangannya ke atas sisi wanita itu seraya berkata, ‘Mulailah hidup dari baru, karena Allah telah mengampuni semua dosa-dosamu.’”

9. Pahala Menjadi Orang Tua yang Bermanfaat Besar Bagi Anak

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidak ada satu pun susu yang lebih bermanfaat dan lebih sesuai bagi anak dari air susu ibu.

10. Pahala Memberi Watak Baik pada Anak

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Sebagaimana untuk menikah engkau berusaha memilih wanita-wanita baik, maka untuk menyusui anakmu pun engkau harus menemukan wanita-wanita yang baik, karena air susu dapat merubah watak.

11. Pahala Menjalankan Anjuran Langsung dari Allah

Pendapat yang menegaskan bahwa persusuan tidak menyebabkan mahram jika diberikan setelah dua tahun merupakan riwayat dari Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Jabir, Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhum. Kemudian Said bin Musayib, Atha, dan mayoritas ulama.” (Tafsir Ibn Katsir, 1:634)

12. Pahala Mulia Sehingga Jauh dari Siksa Neraka

Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat itu menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’.” (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya 7491]. Wanita yang menyusui tentu jauh dari siksa tersebut ya sobat.

13. Pahala Menjadi Orang Tua Terbaik

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:

“Wahai Robb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” [QS al-Ahqof : 15]

14. Pahala Tak Terhingga Yakni Mendapat Balasan Kebaikan Sepanjang Masa

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, danmenyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.“ [QS Luqman : 14]

15. Pahala Memberikan Warisan Kebaikan untuk Anak Sepanjang Hidupnya

Allah mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian” [QS. an-Nisa’ : 11]

Dan sobat, menyusui juga memiliki manfaat dalam kesehatan yakni sebagai berikut :

  • Membantu membakar lemak tubuh setelah melahirkan
  • Mendorong pelepasan hormon baik
  • Menjaga kesehatan Jantung
  • Menurunkan risiko kanker payudara dan kanker ovarium
  • Naluri keibuan menjadi lebih peka
  • Menyusui sebagai kontrasepsi alami
  • Sumber nutrisi yang aman bagi bayi
  • Menyusui membuat biaya kesehatan bayi lebih rendah
  • Mengurangi risiko sindrom bayi mati mendadak
  • Membantu bayi dengan bobot rendah
  • Kesehatan mental dan fisik ibu
  • Perlindungan terbaik bagi bayi
  • Perlindungan dari berbagai penyakit dan infeksi
  • Tumbuh kembang otak bayi lebih cepat
  • Membantu ibu berhenti merokok
  • Membakar lebih banyak kalori dari tubuh ibu
  • ASI mudah disimpan dan diawetkan
  • Sumber cairan dan nutrisi terbaik untuk bayi
  • Bonding ibu dan bayi, juga membuat bayi tenang

Nah sobat, menyusui sesungguhnya memang kewajiban bagi wanita yang mampu ya sobat, sebab Allah menciptakan air susu ibu tentu untuk anaknya, bagi orang tua yang sesungguhnya bisa menyusui anaknya namun tidak melakukannya karena bukan alasan kesehatan atau alasan yang memang diperbolehkan dalam islam.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, smeoga menjadi wawasan bermanfaat, sampai juma di artikel berikutnya, terima kasih.

The post 15 Pahala Menyusui dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Cara Ta’aruf yang Benar https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/cara-taaruf-yang-benar Sun, 02 Sep 2018 13:00:56 +0000 https://dalamislam.com/?p=4189 Ta’aruf menurut islam memang sudah sering sekali terdengar di kalangan masyarakat muslim. Namun, ternyata belum banyak juga yang mengerti dengan benar apa itu ta’aruf dalam Islam dan bagaimana prosesnya yang benar. Kebanyakan orang masih salah dalam mengartikan ta’aruf. Ta’aruf dalam islam umumnya diartikan sebagai perkenalan. Nah, bagi sobat yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pengertian […]

The post 15 Cara Ta’aruf yang Benar appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ta’aruf menurut islam memang sudah sering sekali terdengar di kalangan masyarakat muslim. Namun, ternyata belum banyak juga yang mengerti dengan benar apa itu ta’aruf dalam Islam dan bagaimana prosesnya yang benar. Kebanyakan orang masih salah dalam mengartikan ta’aruf.

Ta’aruf dalam islam umumnya diartikan sebagai perkenalan. Nah, bagi sobat yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pengertian ta’aruf dan bagaimana tata cara ta’aruf yang benar sesuai dengan syariat islam, yuk simak informasi selengkapnya yang penulis sajikan berikut ini, 15 Cara Taaruf yang Benar.

Sebelumnya sobat wajib tahu terlebih dahulu bahwa ta’aruf adalah cara terbaik untuk menjalin hubungan secara islami atau perkenalan dan penguatan hati sebelum makna pernikahan dalam islam sesuai dengan dalil berikut yang mengingatkan seluruh umat muslim agar menjauhi hal hal yang tidak sesuai syariat islam,

  • “Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan [menganggap halal] perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik.” [HR. Bukhari]
  • “Dan ingatlah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” [HR. Muslim]
  • Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (ingin bercumbu dan berzina) dan di antara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata, “alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini di balik dinding ini.” [HR. Abu Ya’la no. 12746, Al-Haitsami berkata, “perawi-perawinya shahih.” , lihat Majmu’ Zawaid 7/331, Maktabah Al-Qudsi, Koiro, 1414 H, Asy-Syamilah]

1. Agar Tidak Melanggar Agama

Tidak ada aturan baku atau ketetapan khusus mengenai tata cara bercara ta’aruf yang benar, namun harus tetap memperhatikan pergaulan dalam islam atau adab adab dalam bergaul antara pria dan wanita. Sehingga tetap melakukan pergaulan sesuai dengan syarat islam dan benar benar memiliki niat yang baik yakni untuk menemukan cinta dengan cara islam.

2. Membersihkan Niat karena Allah

Bersihkan niat, dan ikhlaskan menikah adalah ibadah semata untuk mencari ridhaNya dan mencapai keutamaan menikah dalam islam. Tidak mudah memang menerima “calon suami atau istri” sobat apa adanya, apabila yang datang tidak sesuai dengan “kriteria” yang kita harapkan. Di sinilah sandungan/ujian pertama keikhlasan sobat.

3. Berupaya Menjaga Kesucian

Agar kesucian acara cara ta’aruf yang benar terjaga maka harus jaga rambu-rambu syariah (tidak boleh berkhalwat, menjaga pandangan, menjaga aurat dll,) memilih tempat yang tepat (bukan tempat mencurigakan seperti kamar kos yang sempit, dan lain-lain) serta menjaga rahasia cara ta’aruf yang benar (sebaiknya orang lain [kecuali perantara] hanya tahu rencana pernikahan dari undangan saja)

4. Kejujuran Kedua Belah Pihak

Selama proses cara ta’aruf yang benar maka kedua belah pihak dipersilahkan menanyakan apa saja yang sobat butuhkan dengan keutamaan jujur dalam islam untuk mengarungi rumah tangga nantinya contohnya mengenai keadaan keluarga, prinsip dan harapan hidup, sesuatu yang disukai dan tidak disukai dll.

Di dalam cara ta’aruf yang benar, sobat ngak boleh bohong, ceritakan dirimu apa adanya, sehingga kedua belah pihak akan mengetahui bagaimana calonnya tersebut. Selama proses cara ta’aruf yang benar, kedua belah pihak serius dan sopan dalam berbicara serta menghindari membicarakan hal-hal yang tidak perlu.

5. Menerima atau Menolak dengan Cara yang Ahsan

Jika selama cara ta’aruf yang benar ditemukan kecocokan maka akan dilanjutkan ke jenjang selanjutnya, namun jika selama cara ta’aruf yang benar tidak ditemukan kecocokan maka calon bisa menyudahi cara ta’aruf yang benar dengan cara yang baik dan menyatakan alasan yang masuk akal. Segera sampaikan ketidakcocokan sobat, jangan sampai membuat calon menunggu lama, karena akan dikhawatirkan calon akan sangat kecewa karena telah terlalu berharap kepadamu.

6. Diperlukan Perantara

Dengan adanya perantara maka akan membantu sobat untuk mencari informasi mengenai pasangan cara ta’aruf yang benar sobat. Cara ta’aruf yang benar yang dilakukan tanpa perantara maka akan rentan dari kebersihan hati, sebab jika cara ta’aruf yang benar dilakukan hanya berdua saja maka semua hal bisa saja terjadi. Kata-kata yang tidak sepatut dikeluarkan atau diumbar akan begitu mudah terlontarkan. Dengan adanya perantara maka akan membantu mempertegas proses cara ta’aruf yang benar.

Seorang perantara akan membantu memberikan batas waktu kepada pasangan cara ta’aruf yang benar, kapan deadline cara ta’aruf yang benar, kapan cara ta’aruf yang benar selanjutnya dilakukan, kapan pertemuan dengan orang tua, kapan acara lamaran dll. Semuanya akan menjadi jelas dan tidak berlama-lama. Berbeda dengan cara ta’aruf yang benar yang sobat lakukan berdua saja , sobat dan calon bisa ngak jelas dalam menentukan deadline.

7. Cara Mengurangi Fitnah

Kebanyakan orang mengira bahwa perantara cara ta’aruf yang benar adalah murabbi atau guru agama. Padahal siapa saja bisa menjadi perantara, misalnya orangtua, teman, saudara dan sebagainya. sobat pun bisa menjadi perantara, asalkan sobat tahu dengan jelas siapa yang akan diperantarai dan mengetahui bagaimana cara cara ta’aruf yang benar yang dibenarkan oleh agama. Sebaiknya yang menjadi perantara adalah mereka yang telah menikah karena mereka sudah mengetahui proses menuju pernikahan dan untuk menghindari fitnah yang terjadi dengan salah satu calon cara ta’aruf yang benar.

8. Proses Ta’aruf yang Benar

Dalam hal ini juga tidak ada ketetapan khusus. Proses cara ta’aruf yang benar bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun harus tetap sesuai dengan adab-adab dalam bergaul antar lawan jenis. Ada proses cara ta’aruf yang benar (cara ta’aruf yang benar yang sobat ketahui jika melalui murabbi) dimulai dengan membuat proposal (biodata diri) kemudian saling menukar biodata, mengadakan proses pertemuan disuatu tempat dengan disertai murabbinya,

proses percakapan dengan calon pasangan dengan hijab/ tabir yang menghalangi keduanya saling bertatapan, proses melihat calon pasangan, proses meminta kepastian apakah cara ta’aruf yang benar akan dilanjutkan atau tidak, memberikan tenggang waktu untuk berpikir atau melakukan istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.

9. Diketahui Orang Tua dan Keluarga

Adapun proses yang sobat ketahui jika melalui orang tua, saudara, sahabat dll yaitu dimulai dengan menanyakan apakah bersedia diperkenalkan dengan calon cara ta’aruf yang benar, menentukan kapan waktu cara ta’aruf yang benaran, menentukan tempat pertemuan (biasanya pihak pria datang kerumah pihak wanita, namun juga bisa ditempat lainnya), memperkenalkan kedua calon cara ta’aruf yang benar (selama ini boleh mempertanyakan sesuatu yang diperlukan)

10. Menentukan Waktu Khitbah dst

Kedua calon pulang kerumah masing2 dan diberikan tenggang waktu untuk berpikir atau istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.

11. Pada Saat Ta’aruf yang Benar Saling Mengirim Sms, Saling Menelepon? Bolehkah

Ada yang menyatakan menelepon ataupun saling berkirim sms, hukumnya adalah mubah selama aktivitas tersebut tidak mengajak kepada kemungkaran atau kefasikan, hanya membicarakan yang seperlunya untuk mengetahui atau mengenali calon pasangan. Ada yang menyatakan saling SMS dilarang. Betapa banyak mereka yang tergelincir disebabkan fitnah komunikasi. Tak pandang bulu, baik orang awam atau para penuntut ilmu agama.

12. Menghindari Fitnah Hati

Fitnah hati memang sesuatu yang sulit dikendalikan, apalagi dalam masa kesendirian. Manusia hatinya sangat lemah. Di saat itulah setan masuk. Sehingga, seseorang tidak bisa beralasan bahwa dirinya mampu menjaga hati untuk melegalkan SMS dengan calon tambatan hati. Saat pintu-pintu keakraban terbuka, keintiman akan terbentuk. Misalnya dengan mengirim kata-kata yang belum selayaknya terucapkan.

13. Pikirkan yang Terbaik

Nah sobat…diantara kedua jawaban tersebut maka pikirkanlah yang terbaik menurut sobat, namun alangkah baiknya untuk ber sms an (termasuk media lain yang hanya berkomunikasi berduaan saja dengan calon pasangan) perlu dihindari untuk menjaga hati, segala sesuatu

mengenai pasangan bisa kita tanyakan kepada perantara. Tapi jika memang diperlukan dan mendesak serta tidak bisa melalui mahramnya maka harus tetap hati-hati, sms seperlunya saja, jangan ditambah-tambah dengan gurauan, rayuan ataupun yang sejenisnya yang tidak perlu.

14. Menghindari Godaan Syetan

Syetan sangat pandai menggoda Bani Adam, maka berhati-hatilah dari tipu dayanya. Demikian juga pada umumnya seorang akhwat jika diberikan perhatian oleh seorang ikhwan baik lewat sms, tulisan atau yang sejenisnya maka dia akan tertarik walaupun ikhwan tersebut tidak ada niatan untuk menggodanya.

15. Hindari Percakapan tidak Penting

Hindarilah percakapan yang tidak penting, menghindari kata-kata yang dapat merusak hati dan jangan melampoi batas, ber sms hanya seperlunya saja dalam rangka proses menuju pernikahan. Karena dengan sering bersmsan dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan dapat terjerumus dalam kegiatan pacaran.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan berkualitas. Terima kasih.

The post 15 Cara Ta’aruf yang Benar appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/cara-berbakti-kepada-orang-tua-yang-sudah-meninggal Wed, 22 Aug 2018 13:09:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=4114 Berbakti pada orang tua seperti dalil berbakti kepada orang tua tentu tak perlu ditanyakan lagi ya sobat apa hukumnya dan apa saja keutamaannya. Tentu semua orang sudah paham bahwa itulah yang menjadi salah satu jalan untuk ke surga dan menjadi amal kebaikan untuk kehidupan di akherat nanti. Jika orang tua kita masih hidup tentu ada […]

The post 15 Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Berbakti pada orang tua seperti dalil berbakti kepada orang tua tentu tak perlu ditanyakan lagi ya sobat apa hukumnya dan apa saja keutamaannya. Tentu semua orang sudah paham bahwa itulah yang menjadi salah satu jalan untuk ke surga dan menjadi amal kebaikan untuk kehidupan di akherat nanti. Jika orang tua kita masih hidup tentu ada banyak yang bisa dilakukan.

Misalnya berbuat dan berkata baik, mewujudkan cita cita orang tua, memberi kehidupan yang layak pada orang tua, dsb intinya yang membuat orang tua bahagia dan merasa bangga dengan apa yang dilakukan sebagai keutamaan berbakti kepada orang tua. Nah sobat, namun tentu diantara sobat mungkin sudah ada yang ditinggal oleh orang tuanya atau orang tuanya telah meninggal dunia sehingga kadang merasa menyesal ketika belum banyak melakukan kebaikan untuk mereka.

Namun sobat tak perlu khawatir dengan hal ini, masih ada banyak bentuk kebaikan lain yang bisa dilakukan untuk wujud bakti anak pada orang tua atau amalan untuk orang tua yang sudah meninggal, hal ini sudah dibahas Al Qur’an dan beragam hadist yakni mengenai apa saja yang bisa dilakukan untuk membahagiakan kedua orang tua. Yuk sobat, simak selengkapnya dalam uraian berikut.

1. Rutin Mendoakan dan Memohonkan Ampunan

“Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 )

2. Menyambung Silaturahmi dengan Teman Teman Orang Tua

Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim no. 2552). Nah sobat silaturahmi dengan teman teman, kerabat, dan orang terdekat orang tua hendaknya tetap dilakukan dan niatkan untuk berbuat baik pada orang tua sehingga orang tua juga turut mendapat pahala kebaikannya cara menghormati orang tua.

3. Menjaga Persaudaraan dengan Kerabat

Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik (ayahku) Umar (bin Al-Khattab). Tentu saudara saudara terdekat dari orang tua juga tetap disambung baik silaturahminya sebagaimana yang dilakukan orang tua ya sobat.

4. Sedekah atas Nama Orang Tua

Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya.

Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756)

5. Menjaga Nama Baik Orang Tua

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi no. 1900). Berbuat baik harus tetap dilakukan ya sobat, sehingga orang tua turut mendapat pahala kebaikan dari sikap baik yang dilakukan oleh sobat misalnya dulu sobat sering menafkahi orang tua setelah menikah maka setelah meninggal lakukan dengan cara lain.

6. Mencontoh Kebaikan Orang Tua

Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman ayahnya” [Hadits Riwayat Muslim 2552 (13)]. Lakukan kebaikan sebagaimana yang dicontohkan orang tua ya sobat, agar orang tua mendapat pahala jariyah yang terus mengalir.

7. Melakukan yang Diinginkan Orang Tua

Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu tersebut adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah Al-Ahwadzi, 6: 8-9). Nah sobat, orang tua tentu pernah punya harapan ya, misalnya ingin anaknya menjadi orang yang sholeh, lakukan hal tersebut demi orang tua agar orang tua mendapat pahalanya.

8. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat

“Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa kepadanya (ibu bapaknya).” (HR. Muslim). Jika sobat pernah mendapat ilmu apa saja tentang kebaikan dan hal yang bermanfaat dari orang tua, hal itu bisa diteruskan ya sobat, sehingga orang tua juga ikut mendapat pahalanya.

9. Melakukan Apa yang Disuka Orang Tua yang Berupa Kebaikan

“Sesungguhnya cara berbakti kepada orangtua yang paling baik yaitu seseorang menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya setelah meninggal.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

10. Memenuhi Janji yang Pernah Diucap Orang Tua

“Ya, ada empat perkara: menshalatinya dan memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, melaksanakan janji-janji mereka, memuliakan teman-teman mereka, dan menyambung tali kekeluargaan yang kamu tidak memiliki pertalian kecuali dari adanya pertalian itu,

itu perbuatan bakti kepada mereka yang tersisa bagimu untuk kamu lakukan setelah mereka meninggal.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). Jika orang tua pernah berjanji namun belum bisa untuk terlaksana, sobat bisa melakukannya untuk orang tua ya sehingga orang tua lebih tenang dan lebih bahagia.

11. Menjadi Orang yang Shaleh

“ Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya. kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim). Menjadi anak yang shaleh kelak akan mengangkat orang tua ke surga ya sobat, sobat bisa melakukannya demi orang tua.

12. Memohon Ampun untuk Orang Tua

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis Qudsi:  “ Diangkat derajat seseorang yang sudah meninggal, kemudian berkata:“Ya Rabb, apa (penyebab) ini?” kemudian Allah SWT menjawab: “anakmu memohonkan ampun untukmu.”

13. Melakukan Nazar Orang Tua

“Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah SAW, lalu dia berkata: “Sesungguhnya ibu saya telah bernazar melakukan haji, dia meninggal sebelum melaksanakan nazar hajinya,  apakah boleh melakukan haji menggantikannya?” Rasulullah SAW menjawab: “Lakukan haji untuknya.” (HR. Bukhari)

14. Melunasi Hutang Orang Tua

“Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Ruh seorang yang beriman tergantung dengan hutangnya, sampai dilunasi hutangnya”. (HR. Tirmidzi). Memang hutang orang tua itu bukan kewajiban anak sepenuhnya jika jumlah warisan yang dtinggalkan tidak mencukupi untuk membayar ya sobat, namun hal itu bisa meringankan orang tua di akherat dengan lebih luas sebab amalan seseorang baru bisa diterima ketika hutangnya telah lunas.

15. Sedekah untuk Orang Tua kepada Orang yang Membutuhkan

Dari Abdullah bin Abbas RA ia berkata: “ Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah RA meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya.

Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya? Rasulullah SAW pun menjawab: “Iya bermanfaat”.  Kemudian Sa’ad mengatakan kepada Rasulullah SAW: “Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya.”  (HR. Bukhari).

Nah sobat, dari segala penjelasan tersebut jelas ya sobat, bahwa berbuat baik kepada orang tua sobat yang telah meninggal bisa dilakukan dengan banyak cara, intinya selama masih hidup, tidak ada kebaikan yang tidak bisa dilakukan dan tidak ada amal baik yang tidak bermanfaat. Mungkin memang terkadang ada ujian ya sobat.

Misalnya bagi seseorang yang sudah menikah dan memiliki ujian seperti harus membantu membayar hutang mertuanya yang banyak sehingga untuk membantu orag tua kandung menjadi terganggu dsb, tentu harus disikapi dengan bijaksana dan tetap harus mementingkan orang tua kandung ya sobat, sebab orang tua kandung lah yang selalu merawat sejak kecil hingga dewasa.

Nah sobat, agar segala amal yang dilakukan berkah, jangan lupa untuk melakukan kebaikan yang lainnya seperti melakukan shalat 5 waktu, menutup aurat, menuntut ilmu, banyak berbuat baik pada sesama, dsb sehingga segala amal baik yang sobat lakukan juga berdampak kebaikan dan memberikan rasa bangga untuk orang tua.

Nah sobat, sampai disini dulu ulasan yang diberikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas untuk sobat semua, semoga sobat sellau sabar ya dalam menghadapi ujian Allah dan meniatkan itu semua untuk ibadah sehingga nantinya tidak menjadi orang yang menyesal ketika di akherat. Oke sobat. Terima kasih. Salam.

The post 15 Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Lamaran di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-lamaran-di-bulan-ramadhan Wed, 09 May 2018 11:18:46 +0000 https://dalamislam.com/?p=3498 Bulan ramadhan seringkali menjadi bulan yang istimewa bagi umat muslim, hingga timbul keinginan untuk melaksanakan segala urusan yang penting di bulan tersebut dengan harapan akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang lebih besar. Salah satunya ialah prosesi lamaran di bulan ramadhan. Mungkin diantara kita hal itu ialah hal yang tidak biasa, namun ternyata ada yang melakukan […]

The post Hukum Lamaran di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan ramadhan seringkali menjadi bulan yang istimewa bagi umat muslim, hingga timbul keinginan untuk melaksanakan segala urusan yang penting di bulan tersebut dengan harapan akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang lebih besar. Salah satunya ialah prosesi lamaran di bulan ramadhan. Mungkin diantara kita hal itu ialah hal yang tidak biasa, namun ternyata ada yang melakukan hal demikian.

Semuanya sesungguhnya kembali kepada niat, jika memang berniat baik karena Allah semuanya akan mendapat jalan yang baik pula, namun, bagaimana islam memandang mengenai hal ini? Bolehkah melakukan lamaran di bulan ramadhan? Apakah tidak akan mengganggu puasa atau ibadah ramadhan yang dilakukan? Untuk memahaminya lebih dalam lagi, simak uraian berikut, hukum lamaran di bulan Ramadhan.

Hukum Lamaran di Bulan Ramadhan

Lamaran itu adalah sebuah ibadah sunnah Rasulullah yang dilakukan sebelum akad nikah, karena Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pada jaman dahulu melakukan lamaran untuk dirinya dan untuk yang lain. lamaran pernikahan menurut islam secara syar’i dianjurkan dilakukan sebelum pernikahan. Dan tujuan lamaran yaitu : mengetahui pendapat yang dilamar, apakah setuju atau tidak. apakah memiliki kemauan untuk menikah atau tidak.

Demikian juga untuk mengetahui pendapat walinya, yakni untuk memastikan bahwa kedua belah pihak baik yang bersangkutan secara langsung maupun keluarga terdekatnya, sudah menyetujui atau belum, sudah memahami makna keutamaan cinta dalam islam atau belum,  sebab pernikahan ialah urusan yang melibatkan dua keluarga, sehingga akan jauh lebih indah jika mendapat persetujuan dan dukungan dari kedua belah keluarga pula

Dalam hukum islam, tidak ada waktu yang terbaik untuk melakukan lamaran, setiap kali telah merasa cocok atau merasa siap, maka boleh dilakukan secepatnya dengan tujua untuk menghindari fitnah dan menghindari zina dalam islam, sehingga ketika sudah diketahui persetujuan dari kedua belah pihak, dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk tanggal pernikahan.

Hukum lamaran di bulan Ramadhan ialah diperbolehkan, namun harus dengan niat karena Allah, dengan tetap menjaga hati dalam islam agar ikhlas dan tenang, tentang keberkahan, kebaikan, hari keberuntungan, dan sebagainya hal itu bukan termasuk di dalamnya, sebab hanya Allah yang menentukan keberkahan di setiap urusan, jika dengan niat keberuntungan justru akan membawa kepada jalan dan niat yang salah. berikut berbagai sumber yang menguatkannya.

1. Sesuai Persetujuan Kedua Belah Pihak

Jika pihak yang melamar sudah merasa siap, dan sudah menyampaikan niatnya kepada wali atau orang tua dari seseorang yang dilamar, maka lamaran bisa segera dilakukan walaupun dilakukan di bulan ramadhan, ada berbagai pihak yang melakukannya dan segera menentukan tanggal pernikahan di bulan syawal setelah dilakukannya lamaran dan telah dilaksanakan hukum lamaran dalam islam.

Lamaran itu memang akan mengungkap keadaan dan perasaan, sikap wanita atau pria yang dilamar tersebut dan keluarganya. Dimana kecocokan dua unsur inti ini dituntut dan diupayakan untuk ada secara lengkap sebelum akad nikah dilakukan, sehingga pernikahan yang terjadi benar benar karen cinta antara keduanya dan karena niat demi Allah.

Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak dinikahi seorang janda kecuali sampai dia minta dan tidak dinikahi seorang gadis sampai dia mengijinkan (sesuai kemauannya), Mereka bertanya “Ya Rasulullah, bagaimana ijinnya ? Beliau menjawab ‘Jika dia diam’. jelas bahwa persetujuan sebelum pernikahan hendaknya dilakukan dengan acara lamaran.

2. Tidak Menganggu Ibadah Wajib

Seperti yang kita ketahui bahwa bulan ramadhan ialah bulan dimana umat muslim memperbanyak diri untuk beribadah dan mendekat kepada Allah dengan cara melakukan berbagai amalan ramadhan baik amalan yang sunnah terlebih amalan yang wajib. Lamaran yang dilakukan di bulan ramadhan boleh dilakukan asalkan tidak mengganggu ibadah wajib.

Lamaran boleh dilakukan di bukan ramadhan sebab memiliki waktu yang lebih singkat, di bulan ramadhan, lamaran bisa dilakukan di waktu yang tepat misalnya ialah pada waktu sore hari setelah ashar dan dilanjut dengan buka puasa bersama, selanjutnya setelah acara selesai dan tanggal pernikahan sudah ditentukan, pihak yang melamar bisa kembali pulang.

Dengan demikian tidak menganggu waktu untuk beribadah, setelah ashar memang waktu yang dianjurkan untuk bersilaturahmi, lamaran bisa dilakukan sambil bersilaturahmi. juga memiliki waktu yang cukup panjang dengan maghrib, sehingga bisa buka puasa serta menjalankan shalat maghrib tepat waktu.

Setelahnya pun bisa kembali pulang ke rumah dan menjalankan shalat isya’, shalat tarawih dan shalat witir, juga bisa menjalankan ibadah sunnah lain seperti membaca Al Qur’an tanpa terganggu, sehingga urusan lamaran berjalan lancar tanpa mengorbankan ibadah wajib maupun ibadah sunnah, sehingga keberkahan ramadhan tetap didapatkan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku di bulan Syawal dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka istri-istri Rasulullah yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR Muslim)

3. Diwajibkan Tetap Menjaga Pandangan

Ketika melakukan ibadah ramadhan dan sedang berpuasa, tentu tidak diperbolehkan melihat lawan jenis kecuali jika secara tidak sengaja, sementara dalam proses lamaran tentunya akan ada proses dimana kedua calon mempelai saling dipertemukan dan diperbolehkan bagi laki laki untuk melihat wajah dan telapak tangannya.

Sebab itu melakukan lamaran di bulan ramadhan boleh dilakukan, dengan syarat tetap menjada pandangan dan tidak berlama lama dalam memandang satu sama lain, tentu sudah cukup melihat wajah dan telapak tangan serta tidak diperbolehkan melihat dalam waktu yang lama atau berlebihan. hal ini tidak hanya berlaku di bulan ramadhan namun juga di bulan bulan yang lainnya.

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat;

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera saudara laki¬-laki mereka,

atau putera saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki ; atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita,

Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung”(Q.S An¬Nuur : 30-31)

Ketika melakukan lamaran di bulan ramadhan, memandang wwanita atau laki laki yang dilamarnya atau sebaliknya maka itu boleh, bahkan hal itu dianjurkan karena menjadi awal dari adanya persetujuan dan rasa yakin. Akan tetapi dengan syarat berniat untuk melamar dan tidak memandang dengan berlebihan. Hadits-hadits tentang ini banyak sekali yaitu sebagai berikut.

Adapun dalam hadits Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah berkata pada seseorang yang akan menikahi wanita : ‘Apakah engkau telah melihatnya ? dia berkata : “Belum”. Beliau bersabda :’Maka pergilah, lalu lihatlah padanya. ”

Jelas bahwa memandang orang yang dilamar boleh dilakukan namun dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan. jika tidak mengetahui wajah satu sama lain justru akan menjadi masalah karena ada keraguan diantara keduanya dan tidak adanya kemantapan hati sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh pada kehidupan pernikahan di masa depan nantinya.

4. Tata Cara Lamaran di Bulan Ramadhan

Tata cara melakukan lamaran. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang perempuan dan jika mampu melihat seorang perempuan dari apa-apa yang mendorong kamu untuk menikahinya maka kerjakan.”

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang melamar boleh melihat satu sama lain dengan singkat dan tidak berlebihan, tata cara lamaran di bulan ramadhan ialah dilakukan dengan cara melakukan perjanjian terlebih dahulu mengenai hari dan waktunya, tentu yang tidak mengganggu ibadah ramadhan seperti waktu setelah ashar.

Selanjutnya pihak wali dari kedua bela pihak bisa menyampaikan maksud dan tujuannya dan mempertemukan ekdua calon yang melamar dan dilamar, setelah terdapat persetujuan dari keduanya, barulah tanggal pernikahan ditentukan dan dilakukan rencana yang lebih mendalam untuk ke depannya.

5. Semua Hari Adalah Baik

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa semua hari adalah baik, yaitu hari melamar jika memang berniat karena kesiapan dan karena ingin meniti jalan Allah yaitu untuk menghindari zina dengan memiliki ikatan pernikahan yang halal. tidak ada hari yang baik maupun hari yang buruk dalam islam sebab hanya Allah yang menentukan keberkahan. sehingga jelas bahwa Hukum lamaran di bulan ramadhan dilakukan karena niat menjalankan perintah Allah tanpa adanya niat atau kehendak lain.

Demikian artikel kali ini, semoga menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk anda. Terima kasih.

The post Hukum Lamaran di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Cara Menemukan Cinta Sejati dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/cara-menemukan-cinta-sejati-dalam-islam Mon, 23 Apr 2018 02:20:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=3381 Cinta adalah sebuah rasa yang menjadi dasar bagi setiap orang untuk dapat hidup dan menjalani takdir di dunia ini. cinta yang mengatur hubungan setiap orang, tanpa adanya cinta, tidak mungkin akan ada keluarga, anak, persahabatan, keindahan alam, dan hubungan sosialisasi yang lain. cinta menjadi dasar untuk semua yang dilakukan oleh manusia. tentunya setiap orang di […]

The post 15 Cara Menemukan Cinta Sejati dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cinta adalah sebuah rasa yang menjadi dasar bagi setiap orang untuk dapat hidup dan menjalani takdir di dunia ini. cinta yang mengatur hubungan setiap orang, tanpa adanya cinta, tidak mungkin akan ada keluarga, anak, persahabatan, keindahan alam, dan hubungan sosialisasi yang lain. cinta menjadi dasar untuk semua yang dilakukan oleh manusia. tentunya setiap orang di dunia ini menginginkan cinta sejati. Yakni cinta yang tetap ada dalam keadaan apapun, susah dan senang, lapang dan sempit, jelek dan rupawan.

Itulah yang disebut cinta sejati, cinta yang tumbuh bukan karena harta atau rupa atau kebahagiaan semata. Namun cinta yang muncul karena rasa ingin menjaga dan melindungi serta ingin bersama sehidup semati di dunia dan di akherat. cara menyikapi cinta dalam islam ialah dengan jalan yang benar sehingga tercapai cinta sejati yang sesungguhnya. nah, tentu semua orang berharap akan memilikinya. Bagaimana caranya? Simak artikel berikut, 15 cara menemukan cinta sejati dalam islam.

1. Menghargai Diri Sendiri

Cara menemukan cinta sejati dalam islam yang pertama tentunya wajib menghargai dan mencintai diri sendiri. terima diir kita apa adanya dan jaga semua yang  kita miliki. Jangan pernah melanggar perintah agama seperti membuka aurat agar terlihat lebih cantik atau tampan dan agar menarik minat lawan jenis. Hal tersebut justru akan menjauhkan dari cinta sejati karena cinta yang diterimanya hanya karena hawa nafsu semata, bukan karena keimanannya.

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya). Jelas hadist tersebut bahwa syetan mudah menggoda manusia yang tidak menjalankan syariat agama, begitu pula halnya dengan lelaki yakni cara memperjuangkan cinta dalam islam dilakukan dengan tetap menghargai diri sendiri.

2. Utamakan Agama

Jika mungkin merasa ragu tentang apa yang dicari dalam cinta, apakan bahagia dan cinta sehati itu akan timbul karena cantik dan tampan? Karena kaya raya? Atau karena akhlak baik yang menenangkan hati dan membawa ke jalan Allah? Tentu jawabannya ialah agama yang membawa kepada cinta sejati, bukan karena duniawi sesuai dengan ayat Al Qur’an tentang cinta sejati.

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih). Sebab itu cintai seseorang karena agama, dan lakukan shalat istikharah untuk lebih memantapkan hati.

3. Mencintai dengan Wajar

Jaman dahulu terdpaat wanita yang dicintai karena keindahan fisiknya hingga akhirnya ia sakit dan tidak lagi cantik, hal itu membuat suaminya berpaling padahal sebelumnya mencintai dengan berlebihan. tips jatuh cinta dalam islam tidak dijalankan oleh lelaki tersebut. Lelaki itu pun mendapat teguran dari Aisyah, istri Rasulullah. “Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya.

Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559). Jelas bahwa jangan terpikat karena seseorang yang berlebihan mencintai kita, bisa saja ia mencintai karena nafsu dan akan mudah lenyap oleh waktu.

4. Hindari Jual Mahal Berlebihan

Keutamaan cinta dalam islam ialah jangan terlalu menerapkan target untuk cinta sejati, cukup yang tekun berusaha, baik agamnaya, bersikap baik pada kita dan keluarga, serta berilmu dan mampu mengajak kepada kebaikan. “Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya).

5. Hindari Alasan Fisik

Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67). Firman Allah tersebut menjelaskan bahwa banyak orang yang berubah saling memusuhi setelah saling mencintai karena cnta mereka berdasarkan ada kesenangan semata, tidak karena Allah.

6. Perbaki Akhlak Diri Sendiri

Untuk mendapatkan cinta sejati yang berakhlak sholeh, tentu yang pertama ialah memperbaiki akhlak diri sendiri terlebih dahulu, sebagaimana Allah ebrfirman bahwa Laki laki yang baik ialah untuk perempuan yang baik, dan sebaliknya. Sebab itu perbaiki diri dan perbanyak instropeksi diri hingga akhirnya oleh Allah akan dipertemukan dengan cinta sejati yang terbaik untuk kita.

7. Komitmen

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.”. cinta sejati dapat dimiliki denga komitmen, jika di awal yang dilihat hanya kebaikan tentu akan menerima, ketika selanjutnya menemukan keburukan juga harus menerima, tetap menerima dan saling menginggatkan dalam kebaikan sebab manusia memang tidak mungkin ada yang sempurna.

8. Perluas Silaturahmi

Cara menemukan cinta sejati dalam islam ialah dengan mmemperbanyak silaturahmi. Jelas tidak mungkin cinta sejati akan turun dari langit jika tidak dicari. Perluas pergaulan namun tetap dengan menjaga diri. “Dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS An Nisa : 1).

9. Bergaul dengan Orang Sholeh

Dekatkan diri dengan orang orang yang sholeh agar kita juga ikut menjadi sholeh dan meniru kebaikan yang mereka lakukan. Hal tersebut juga bisa menjadi cara menemukan cinta sejati dalam islam, sebab orang baik tentu akan menemukan atau ditemukan oleh orang yang baik juga. “Dan hendaklah kamu bersama orang orang yang benar (jujur)”. (QS A Taubah : 119).

10. Jangan Menyakiti atau Memanfaatkan

Sungguh tidak beriman orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya”. (HR Bukhari No. 6016). Terutama untuk orang orang yang merasa memiliki kelebihan dan merasa mampu memikat lawan jenis, jangan pernah memanfaatkan atau menyakiti orang lain dengan sengaja, sebab bisa saja akan terjadi pada diri sendiri di lain hari sehingga akan sulit untuk menemukan cinta sejati.

11. Mengunjungi Tempat Tempat Islami

QS Ali Imran Ayat 101 “Bagaimana mungkin kalian menjadi kafir sedangkan ayat ayat Allah dibacakan pada kalian dan Rasul Nya pun berada di tengah tengah kalian?”. Jika ingin bertemu cinta sejati yang baik akhlaknya tentu harus mendatagi tempat tempat yang baik yang di dalamnya banyak terdapat kegiatan agama yang bermanfaat dan berpeluang mempertemukan dengan cinta sejati. Jika datang ke tempat buruk maka di dalamnya juga ada orang orang yang buruk sehingga menjauhkan dari cinta sejati.

12. Cerdas dan Berilmu

Jadilah orang yang berilmu, rajin belajar, rajin membaca, banyak wawasan. Orang yang tampan atau cantik secara fisik mudah ditemukan dimana saja, tapi yang baik fisiknya dan cerdas otaknya tentu akan terlihat jauh lebih menarik. QS An Nahl Ayat 44 “Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya”.

13. Berdoa

“Ya Robb, berikanlah kepadaku istri / suami  yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.” Jangan lupa untuk melibatkan Allah dalam segala urusan termasuk dalam ikhtiar cara menemukan cinta sejati dalam islam, doa akan mempermudah urusan apapun, dengan rajin berdoa dan berusaha sebaik mungkin, InsyaAllah akan segera mendapatkan cinta sejati yang terbaik untuk dunia dan akherat.

14. Perbanyak Shalawat

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebijakan yang banyak”. (Kitab Ar Ritadh An Nadrah 2:183). Hadist tersebut ialah doa Rasulullah pada pernikahan anaknya, Fatiman dan Ali.

Orang yang sering bershalawat akan emndapat doa kembali dari beliau dan beliau mengetahui siapa saja yang sering bershalawat padanya dari surga. Sehingga dengan memperbanyak shalawat maka akan datang berbagai kebaikan pada kita dalam urusan apapun termasuk dalam hal menemukan cinta sejati.

15. Teladani Orang Sholeh terdahulu

Dari sebuah riwayat dikisahkan suatu hari setelah mereka menikah Fatimah berkata kepada Ali “maafkan aku karena sebelum menikah denganmu aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda dan ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tak menikah dengan lelaki tersebut dan apakah kini ia menyesal menikah dengan nya, fatimah menjawab dengan tersenyum “pemuda itu ialah dirimu”.

Kisah tersebut ialah kisah Fatimah dan Ali, ANAK Rasulullah. mereka saling mencintai dan berusaha dalam diam sambil terus memperbaiki dirii dan berikhtiar, hingga akhirnya Allah memberikan cara menemukan cinta sejati dalam islam untuk mereka dengan cara yang terindah dan mereka dapat bersatu dalam ikatan pernikahan yang suci. Pelajari kisah tersebut dan ambil pelajaran darinya.

Demikian artikel mengenai 15 cara menemukan cinta sejati dalam islam, semoga dapat menjadi pelajaran yang berharga untuk kita semua dan dapat mencintai serta dicintai dengan cara yang sejati, dengan cara karena Allah. Terima kasih. Salam hangat dari penulis.

The post 15 Cara Menemukan Cinta Sejati dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>