fungsi tasawuf Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/fungsi-tasawuf Tue, 27 Feb 2018 08:16:53 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png fungsi tasawuf Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/fungsi-tasawuf 32 32 10 Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/manfaat-tasawuf-dalam-dunia-islam Tue, 27 Feb 2018 08:16:53 +0000 https://dalamislam.com/?p=2874 Tasawuf adalah ilmu jalan menuju Allah. Tasawwuf adalah ilmu yang sesuai dengan jalur Islam melalui pengalaman langsung sang Nyata dan bukan melalui lidah atau belajar dari buku. Ini menyiratkan ditinggalkannya teologi apapun. Tauhid tidak logis. Dalam hal ini Tasawwuf adalah pelindung Tauhid: La ilaha illallah. Muslim menegaskan: La halwa wa la quwwata illa billah. Ini […]

The post 10 Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tasawuf adalah ilmu jalan menuju Allah. Tasawwuf adalah ilmu yang sesuai dengan jalur Islam melalui pengalaman langsung sang Nyata dan bukan melalui lidah atau belajar dari buku. Ini menyiratkan ditinggalkannya teologi apapun. Tauhid tidak logis. Dalam hal ini Tasawwuf adalah pelindung Tauhid: La ilaha illallah.

Muslim menegaskan: La halwa wa la quwwata illa billah. Ini menyiratkan bahwa tidak ada dua kekuatan di alam semesta sepeti ilmu tasawuf modern.

Hanya ada Allah. Ini adalah tipikal teologi esoteris untuk mengatakan bahwa dunia terbagi menjadi dua kekuatan yang saling berkelahi; Ayat-ayat yang baik adalah kejahatan atau kegelapan versus terang atau kebenaran versus yang salah. “Haqq sedang melawan Batil” ini adalah pernyataan dualis yang khas. Tapi ini mustahil. Batil, “kepalsuan”, tidak tahan melawan Haqq, karena tidak ada dua kekuatan kecuali dalam imajinasi mushrikun.

Namun, berapa banyak buku modernis yang hadir dengan kosmologi menyimpang ini yang sesuai dengan mushrikun. La halwa wa la quwwata illa billah juga berarti ada satu sumber kekuatan. Allah memberi kita kuasa-Nya dan menjilati dari kita dengan keterbatasan kita.

Oleh karena itu kita adalah sumber kesengsaraan kita sendiri. Kami hanya menghambat terbentuknya Islam. Semua sarana tersedia bagi kita. Dari sinilah datang tawakkul: hasbunullahu wa niamal wakil, “Allah sudah cukup bagi kita dan Dia adalah wali terbaik” sperti hakikat tasawuf falsafi.

Tawakkul adalah kepercayaan pada Allah. Ini adalah makanan faqir. Ini memperkuat faqir seperti zuhud yang melemahkan “saya”, dan ini adalah salah satu kualitas terpuji yang harus dimiliki semua orang. Allah berfirman, “Barangsiapa mengandalkan Allah, Ia cukup untuk Dia.” Kenyataannya adalah kepercayaan diri dan ketenangan hati dan kesadaran bahwa rezeki tubuh fisik Anda hanya oleh Allah saja. Ini bukan oleh siapapun selain Allah layaknya tasawuf amali.

Tasawwuf tidak menjadi konsumen pasif dan jinak dalam masyarakat ini dengan malam yang tercerahkan dan akhir pekan. Tasawwuf adalah transformasi hati Anda sehingga Anda menyadari bahwa Anda bertanggung jawab atas Dunya, dan dunya tidak bertanggung jawab atas Anda.

Hal ini memungkinkan kita untuk memahami bahwa apa yang Allah perintahkan adalah mungkin, dan ini menunjukkan jalan kita untuk mencapai tujuan tertinggi kita fisabilillah. Tasawwuf memungkinkan kita untuk memahami bahwa perbuatan hati lebih kuat daripada perbuatan anggota badan.

Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam

Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan dan dunia islam, di bawah ini adalah 10 manfaat tasawuf yaitu:

1. Dalam bidang kecerdasan emosional

Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik pula.

2. Dalam bidang kecerdasan spiritual

Tasawuf mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.

3. Dalam bidang Agama

Tasawuf ini sangat diperlukan agar umat islam bisa mengamalkan teori Islam secara kaffah dan juga untuk mengembangkan integrasi sosial dan kerukunan hidup dalam beragama serta bebangsa.

4. Dalam bidang etos kerja

Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.

5. Dalam bidang Pendidikan

Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif dan utuh serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju.

6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan

Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung jawab sosial.

7. Sumber Pengingat

Apa yang akan membantu kita terhadap hal ini adalah mengingat Allah bahwa Allah menjamin kita akan penyediaan, dan pengetahuan dan kekuatan-Nya sempurna, dan bahwa Dia terlepas dari penciptaan dan jauh dari kelupaan dan dari ketidakmampuan. Syaikh Ibn Ataillah menulis dalam bukunya The Abandonment of the Management of Affairs: “Percayakan urusan kita kepada Allah juga merupakan kualitas yang sangat penting untuk diperoleh.

8. Landasan Hidup

Tanpa pemahaman ini muslim akhirnya lumpuh. Tapi dengan itu kaum Muslim bebas menjadi budak, yaitu mematuhi dengan cara tanpa hambatan. Masalah mencoba taat tanpa pengertian adalah bahwa Anda hanya bisa melakukan apa yang Anda bisa.

Tapi untuk menaati Allah sambil mempercayai Dia adalah untuk meninggalkan semua keterbatasan praktis, dan untuk memulai pencapaian apa yang telah Allah perintahkan agar kita lakukan.

9. Pembatas Ilmu Islam

Tasawwuf membuat semua pengetahuan lain tunduk pada pengetahuan tertinggi yaitu La ilaha illallah. Dengan Tasawwuf kita menyadari bahwa pengetahuan tentang Allah berada di atas setiap pengetahuan lainnya. Tasawwuf memungkinkan kita untuk mencicipi La halwa wa la quwwata illa billah seperti tasawuf amali.

10. Lebih Mencintai Allah

Dalam Qur’an, Allah menghubungkan bahwa orang beriman di antara orang-orang Firaun berkata:” Saya telah mempercayakan perselingkuhan saya kepada Allah. “Kenyataannya adalah keinginan kita kepada Allah untuk melestarikan kita dari semua yang memiliki bahaya di dalamnya dan yang dengannya kita tidak memiliki keamanan.

Demikianlah pembahasan tentang tasawuf dan manfaatnya di dalam dunia Islam. Semoga kita bisa memetik hikmah dan mempelajai dengan baik tentang hal yang terkandung dalam manfaat tasawuf tersebut.

The post 10 Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pengertian Tasawuf dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/pengertian-tasawuf Fri, 18 Nov 2016 14:14:39 +0000 http://dalamislam.com/?p=1133 Tasawuf adalah bagian dari perkembangan ajaran islam dari para sufi. Dalam rukun islam dan rukun iman mengenai tasawuf memang tidak terdapat secara eksplisit. Ajaran tasawuf sendiri dianggap berasal dari berbagai pengaruh ajaran agama atau filsafat lain yang akhirnya diadopsi dan disesuaikan dengan konsep islam. Untuk itu terdapat pro kontra mengenai hal tersebut. Tentu saja hal […]

The post Pengertian Tasawuf dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tasawuf adalah bagian dari perkembangan ajaran islam dari para sufi. Dalam rukun islam dan rukun iman mengenai tasawuf memang tidak terdapat secara eksplisit. Ajaran tasawuf sendiri dianggap berasal dari berbagai pengaruh ajaran agama atau filsafat lain yang akhirnya diadopsi dan disesuaikan dengan konsep islam. Untuk itu terdapat pro kontra mengenai hal tersebut. Tentu saja hal ini tidak boleh bertentangan dengan Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.

Berikut adalah pengertian tasawuf dalam berbagai sudut pandang.

Menurut Etimologi

Pengertian tasawuf menurut etimologi juga pendekatan lainnya, terdapat perbedaan. Secara umum, diantara perbedaan tersebut tentu ada garis merah atau benang merah yang dapat ditarik.

  1. Berasal dari Kata Shuffah

Tasawuf berasal dari istilah shuffah. Shuffah berarti serambi tempat duduk. Suffah berasal di serambi masjid Madinah yang disediakan untuk mereka yang belum memiliki tempat tinggal atau rumah dan dari orang-orang muhajirin yang ada di Masa Rasulullah SAW. Mereka dipanggi sebagai Ahli Suffah atau Pemilik Sufah karena di serambi masjid Madinah itulah tempat mereka.

  1. Berasal dari Kata Shaf

Selain itu, istilah tawasuf juga berasal dari kata Shaf. Shaf memiliki arti barisan. Istilah ini dilekatkan kepada tasawuf karena mereka, para kaum sufi, memiliki iman yang kuat, jiwa dan hati yang suci, ikhlas, bersih, dan mereka senantiasa berada dalam barisan yang terdepan jika melakukan shalat berjamaah atau dalam melakukan peperangan.

  1. Berasal dari Kata Shafa dan Shuafanah

Istilah Tasawuf juga ada yang mengatakan berasal dari kata shafa yang artinya bersih atau jernih dan kata shufanah yang memiliki arti jenis kayu yang dapat bertahan tumbuh di daerah padang pasir yang gersang.

  1. Berasal dari Kata Shuf

Pengertian Tasawuf juga berasal dari kata Shuf yang berarti bulu domba. Pengertian ini muncul dikarenakan kaum sufi sering menggunakan pakaian yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini melambangkan bahwa mereka menjunjung kerendahan hati serta menghindari sikap menyombongkan diri. Selain itu juga sebagai simbol usaha untuk meninggalkan urusan-urusan yang bersifat duniawi. Orang-orang yang menggunakan pakaian domba tersebut dipanggil dengan istilah Mutashawwif dan perilakunya disebut Tasawuf.

Menurut Terminologi

Pengertian tasawuf menurut terminologi dari para ahli sufi juga terdapat varian-varian yang berbeda. Hal ini dapat dijelaskan dari berbagai pandangan sufi berikut:

  1. Menurut Imam Junaid

Menurut seorang sufi yang berasal dari Baghdad dan bernama Imam Junaid, Tasawuf memiliki definisi sebagai mengambil sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah.

  1. Menurut Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili

Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah seorang syekh yang berasal dari Afrika Utara. Sebagai seorang sufi ia mendefinisikan tasawuf sebagai proses praktek dan latihan diri melalui cinta yang mendalam untuk ibadah dan mengembailikan diri ke jalan Tuhan.

  1. Sahal Al-Tustury

Sahal Al Tustury mendefinisikan tasawuf sebaai terputusnya hubungan dengan manusia dan memandang emas dan kerikil. Hal ini tentu ditunjukkan untuk terus menerus berhubungan dan membangun kecintaan mendalam pada Allah SWT.

  1. Syeikh Ahmad Zorruq

Menurut Syeikh Ahmaz Zorruq yang berasal dari Maroko, Tasawuf adalah ilmu yang dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata untuk Allah dengan menggunakan pengetahuan yang ada tentang jalan islam. Pengetahuan ini dikhususkan pada pengetahuan fiqh dan yang memiliki kaitan untuk mempebaiki amalan dan menjaganya sesuai dengan batasan syariah islam. Hal ini ditujukan agar kebikjasanaan menjadi hal yang nyata.

Secara Umum

Dari pengertian tasawuf secara etimologi dan terminologi dapat diambil kesimpulan bahwa Tasawuf adalah pelatihan dengan kesungguhan untuk dapat membersihkan, memperdalam, mensucikan jiwa atau rohani manusia. Hal ini dilakukan untuk melakukan pendekatan atau taqarub kepada Allah dan dengannya segala hidup dan fokus yang dilakukan hanya untuk Allah semata.

Untuk itu, tasawuf tentu berkaitan dengan pembinaan akhlak, pembangunan rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal dunia yang dapat melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam mencapai tujuannya dalam hidup. Untuk itu, praktik tasawuf ini dapat dilakukan oleh siapapun yang ingin membangun akhlak yang baik, sikap terpuji, kesucian jiwa, dan kembalinya pada Illahi dalam kondisi yang suci.

Secara umum, tentu ajaran tasawuf jika dikembangkan tidak boleh bertentangan dan juga bersebrangan dengan ajaran yang berasal dari Wahyu Al Quran dan Sunnah Rasulullah. Sebagai bentuk kecintaan manusia kepada Rasulullah tentunya juga harus tetap melaksanakan ibadah sebagaimana Rasul ajarkan.

Landasan Tasawuf dalam Al-Quran

Mengenai tasawuf, beberapa sufi menyandarkan pengertian dan dasar-dasarnya kepada ayat-ayat Al-Quran. Ajaran tasawuf diidentikkan dengan ajaran islam walaupun agama lain juga memiliki hal yang serupa dengan tasawuf. Berikut adalah ayat-auat Al-Quran yang berkenaan dengan dasar tasawuf menurut para sufi:

  1. QS Al Baqarah : 115

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

  1. QS Al Baqarah : 186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

  1. QS Qof : 16

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

  1. QS Al Kahfi : 65

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

Dalam pelaksanaan praktik tasawuf, tentunya manusia jangan sampai lupa dan meninggalkan juga bagaimana aktivitas kehidupan berdasarkan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama islam.

Melaksanakan praktik tasawuf bukan berarti sama dengan meninggalkan juga usaha untuk dapat Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Dunia Menurut Islam memang bukanlah segala-galanya, dan tidak boleh terlena dengannya. Namun Allah pun juga menyuruh manusia untuk dapat mengoptimalkan kehidupan dunia agar dapat meraih Sukses Menurut Islam.

The post Pengertian Tasawuf dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tasawuf Akhlaqi dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/tasawuf-akhlaqi Fri, 18 Nov 2016 13:52:49 +0000 http://dalamislam.com/?p=1132 Tasawuf adalah salah satu ajaran dan pemikiran islam yang berkembang di masyarakat. Ajaran Tasawuf juga memliki berbagai bentuk pemikiran dan aliran. Adanya pemikiran tasawuf ini juga terdapar pro kontra di masyarakat, sehingga terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama dan umat islam. Walaupun ada hal tersebut, pemikiran tasawuf cukup digemari dan diikuti oleh banyak orang, […]

The post Tasawuf Akhlaqi dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tasawuf adalah salah satu ajaran dan pemikiran islam yang berkembang di masyarakat. Ajaran Tasawuf juga memliki berbagai bentuk pemikiran dan aliran. Adanya pemikiran tasawuf ini juga terdapar pro kontra di masyarakat, sehingga terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama dan umat islam.

Walaupun ada hal tersebut, pemikiran tasawuf cukup digemari dan diikuti oleh banyak orang, terutama orang-orang moderen perkotaan. Orang-orang moderen perkotaan haus akan siraman rohani dan perbaikan akhlak. Adanya tasawuf ini tentu menjadi salah satu dari penyelesaian masalah kaum moderen perkotaan.

Pada ajaran tasawuf, salah satunya adalah ajaran mengenai tasawuf akhlaqi. Tasawuf akhlaqi tentunya tidak lepas dari permasalahan tasawuf secara umum. Berikut adalah penjelasan mengenai ajaran Tasawuf dan khususnya Tasawuf Akhlaqi.

Asal Usul Ajaran Tasawuf

Ajaran tasawuf muncul dalam islam ketika umat islam bertemu dengan umat kristen, filsafat dari Yunani, dan ajaran Agama Hidu juga Budha. Secara umum lahir anggapan bahwa tasawuf bukanlah muncul dari agama islam melainkan pengaruh dari luar, yaitu pengaruh dari budaya dan agama lain. Hal ini yang juga akhirnya memunculkan pro kontra di masyrakat mengenai ajaran tasawuf.

  1. Pengaruh dari Ajaran Rahib Kristen

Beberapa anggapan mengatakan bahwa ajaran tasawuf berasal dari rahib-rahib kristen ketika mengasingkan diri dan beribadah kepada Tuhan mereka di gurun pasir Arab. Tempat tinggal dari rahib-rahib tersebut menjadi tujuan orang yang memerlukan bantuan di padang pasir tersebut. Saat siang, kemah-kemah yang didirkan menjadi tempat untuk berteduh karena kepanasan sedangkan saat malam hari menjadi petunjuk jalan bagi para musafir yang melewati wilayahnya. Rahib-rahib tersebut memili hati yang mulia, suka membantu, dan mengasingkan diri dari keramaian orang-orang.

  1. Pengaruh dari Filsafat Yunani

Menurut filsafat yunani yang berasal dari pemikiran mistik Phytagoras, ruh manusia adalah suci dan berawal dari tempat yang suci. Di alam dunia, ruh masuk ke alam materi dan masuk kepada raga manusia yang penuh nafsu. Ruh yang awalnya suci menjadi tidak suci karena sudah bercampur. Untuk itu, ruh manusia harus disucikan dan memusatkan kepada filsafat juga pengetahuan yang dapat memberikan kesucian diri.

Menurut pandangan ini, ruh yang kotor dalam dir manusia harus dibersihkan melalui ibadah yang banyak serta melewati ujian-ujian yang dapat membersihkan diri serta dosa-dosa. Outputnya adalah dapat mencapai rido Illahi.

  1. Pengaruh Ajaran Budha dan Hindu

Dari ajaran budha, pengaruh ini disebut dengan konsep Nirwana. Nirwana seperti istilah surga bagi ummat Buhda. Menurut ajaran Budha, nirwana dapat dicapai dengan manusia meninggalkan segala kehidupan dunia dan melakukan kontemplasi diri. Ajaran ini juga sebagaimana ajaran hindu yang mengatakan bahwa tujuan kesucian diri adalah untuk bersatunya atman dengan brahman melalui kontemplasi dan menjauhi segala macam dunia materi.

Tentu saja untuk menjalankan kehidupan ini, tasawuf juga harus memperhatikan bagaimana seorang muslim dapat Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Dunia Menurut Islam bukanlah segala-galanya, namun usaha untuk meraih Sukses Menurut Islam juga perlu diperhatikan.

Tasawuf Akhlaqi

Tasawuf Akhlaqi disebut juga Tasawuf Sunni. Tasawuf ini menitikberatkan pada perbaikan akhlak atau moral pada diri seseorang. Orientasinya adalah untuk mencari hakikat kebenaran yang dapat mengantarkan manusia untuk mencapai tingkatan ma’rifat. Ma’rifat adalah bersatunya manusia dengan Allah dengan metode tertentu yang telah ditetapkan. Tasawuf akhlaqi ini juga banyak dikembangkan oleh para Ulama Salafussalih.

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (QS Asy Syams : 7-8)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan potensi berbuat buruk. Potensi untuk berbuat baik adalah Al Aql dan Al Qalb. Potensi untuk berbuat baik disebut dengan Nafsu yang dibantu dibisikkan keburukannya oleh Setan yang tiada henti menggoda manusia.

Menurut para sufi, untuk masuk kepada tasawuf tentu membutukan mental dan juga aspek lahiriah yang siap. Pada awal memasuki tasawuf, maka seseorang harus berkonsentrasi agar dapat menghindarkan diri dari akhlak buruk atau tercela (mazmumah) dan terus konsisten mewujudkan akhlak yang baik yaitu mahmudah.

Ajaran ini, menurut para sufi, melatih manusia untuk dapat menguasai hawa nafsu, menekan hawa nafsu bagkan sampai pada mematikan hawa nafsu jika memungkinkan. Tentu saja membutuhkan pelatihan dan pembiasaan yang ketat.

Para Sufi yang mengembangkan ajaran tasawuf ini diantaranya adalah

  • Hasan al-Basri (21 H – 110 H),
  • Al-Muhasibi (165 H – 243 H),
  • Al-Qusyairi (376 H – 465 H),
  • Syaikh al-Islam Sultan al-Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470 – 561 H),
  • Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Gajali (450 H – 505 H),
  • Ibnu Atoilah As-Sakandari , Dll

Proses Ajaran Tasawuf Akhlaqi

Pelaksanaan ajaran tasawuf tentu saja tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kali untuk mencapai proses tertinggi, yaitu tujuan mendapatkan ma’rifat. Proses ini dilakukan agar akhlak baik atau mahmudah selalu melekat kepada manusia. Akhlak tercela dan buruk lainnya akan hilang dan tidak mengusik atau mengganggu jiwa manusia yang suci.

Jiwa yang buruk atau dipenuhi akhlak tercela tentu akan memudahkan nafsu manusia semakin banyak mendorong untuk melakukan hal hal yang buruk. Untuk itu, kesucian jiwa harus dipenuhi dan terus dipupuk. Berikut adalah proses atau langkah untuk mendapatkan tujuan dari tasawuf akhlaqi.

  1. Takhalli

Takhali adalah proses awal yang dilakukan oleh sufi. Aktivitas Takhali ini adalah usaha untuk mengosongkan diri manusia dari perilaku yang tercela. Salah satu akhlak tercela yang disoroti oleh tasawuf adalah kecintaan manusia yang berlebihan terhadap urusan duniawi, hingga melalaikan pada kesucian jiwa dan kesiapan untuk kembali kepada Allah.

  1. Tahalli

Takhalli berbeda dengan Tahalli. Tahalli adalah proses untuk mengisi dan menghiasi diri manusia dengan pembiasaan perilaku dan akhlak yang baik. Proses ini dilakukan oleh para sufi dengan mengosongkan jiwanya dari segala akhlak yang buruk. Mereka menjalankan ketentuan agama dengan mengintegrasikan ke dalam dan keluar dirinya. Aspek luar adalah kewajiban seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan, untuk yang bersifat ke dalam adalah keimanan, keaatan, dan kecintaan kepada Allah.

  1. Tajalli

Tajalli adalah proses pemantaapan dan pendalaman materi yang sudah dilalui pada proses tahalli. Tajalli berarti terungkapnya nur ghaib. Proses ini adalah memantapkan dan membuat akhlak-akhlak baik tersebut tetap ada dalam jiwa. Untuk itu, pada proses ini benar-benar menumbuhkan kecintaan dan kerinduan yang mendalam pada Allah SWT.

Praktis tasawuf ini tentu saja perlu diperhatikan agar tetap mampu menjawab masalah utama manusia yaitu yang berkenaan dengan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama yang terdapat dalam Al-Quran.

Selain itu, praktik ini juga tentu tidak bertentangan dengan sunnah rasul yang telah diajarkan Rasul. Contoh sunnah rasul ini seperti Sunnah Sebelum Tidur sesuai ajaran Rasul, Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb. Sunnah-sunnah ini dapat dilaksanakan sehari-hari dalam kehidupan kita, selain juga dari praktik tasawuf yang diajarkan para sufi.

The post Tasawuf Akhlaqi dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/hubungan-tasawuf-dengan-ilmu-kalam Wed, 16 Nov 2016 08:41:38 +0000 http://dalamislam.com/?p=1121 Dalam islam terdapat istilah ilmu tentang taswuf dan ilmu kalam. Keduanya tentu sama-sama membahas mengenai masalah agama dan masalah ketuhanan. Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia  tentunya juga menjadi bagian dari pembahasan tersebut. Kedua ilmu ini tentu saja dapat digunakan selagi tidak bertentangan […]

The post Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam islam terdapat istilah ilmu tentang taswuf dan ilmu kalam. Keduanya tentu sama-sama membahas mengenai masalah agama dan masalah ketuhanan. Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia  tentunya juga menjadi bagian dari pembahasan tersebut. Kedua ilmu ini tentu saja dapat digunakan selagi tidak bertentangan dengan rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama islam.

Untuk itu akan dibahas terleih dahulu mengenai ilmu kalam, tasawuf, dan dicari hubungan atau benang merahnya tentang kedua hal tersebut.

Pengertian dan Jenis Ilmu Kalam

Dalam istilah bahasa Arab, ilmu kalam berarti disiplin ilmu tentang dasar-dasar pengetahuan atau filsafat. Istilah ini juga berkaitan dengan persoalan Teologi dalam Islam. Teologi sendiri adalah dasar-dasar ajaran islam yang berkaitan dengan Eksistensi Ketuhanan dan Kekuasaan Yang Maha Pencipta. Seorang yang cendekiawan islam sering disebut dengan istilah mutakallim atau berarti seorang ahli teologi.

Ilmu tentang teologi sangat kental dengan penggunaan rasional, logika, dan hukum-hukum berpikir yang valid. Artinya, teologi memang membuktikan tentang Eksistensi Ketuhanan dan segala semesta dengan pembuktian yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Tentu, akhirnya bukan malah justru menjauh dari keesaan Allah, melainkan semakin memperkuat dan membuktikan.

Jenis-jenis ilmu kalam dapat dijabarkan dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut,

  1. Tauhid

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat Allah, dan membongkar dalil-dalil yang membuktikan adanya Zat Yang Maha untuk Mewujudkan Segala Sesuatu. Pembahasan ilmu tauhid berkenaan dengan keesaan Allah dan akidah yang utama bagi setiap manusia, khususnya muslim.

  1. Aqa’id

Ilmu Aqa’d membahas tentang kepercayaan dalam hati atau pandangan yang berdasarkan kepada jiwa manusia dan diyakini kebenarannya. Jika sudah tertancap maka tidak akan bisa atau mudah untuk dilepaskan.

  1. Ushuludin

Ilmu ushuludin atau ilmu tentang agama, adalah ilmu yang membahas tentang prinsip dasar agama dengan berdasarkan kepada hukum logika. Objek utama dari ilmu ini adalah dasar agama yang menjadi masalah utama dalam islam.

Ilmu Kalam Menurut Para Ilmuwan Islam

Mengenai ilmu kalam, ternyata para ilmuwan islam memiliki pendapat dan pengertian sendiri. Berikut adalah pengertian ilmu kalam menurut para ilmuwan islam.

  1. Muhammad Abduh

Ilmu kalam ialah ilmu mengenai alasan tentang mempertahankan kepercayaan atau keimanan dengan dalil pikiran dan berisibantahan terhadap orang yang menyimpang dari kepercayaan ahli sunnah.

  1. Ibnu Khladun

Menurut Ibnu Khaldun ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan sifat wajib yang ada pada-Nya. Sifa-sifat yang jaiz yang sifatkan bagi-Nya dan sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu, ilmu kalam juga memberikan pembahasan tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalah/perjalanannya, apa yang wajib ada, hal-hal yang jaiz dan dihubungkan dengan diri mereka.

  1. Al Farabi

Ilmu Kalam menurut Al Farabi adalah membahas zat dan sifat Allah serta seluruh eksitensi yang mungkin. Berkenaan pula dengan masalah dunia hingga masalah keakhiratan yang berlandaskan informasi wahyu Allah.

Pengertian dan Pembahasan Tasawuf

Ilmu tasawuf berasal dari para kaum sufi yang artinya suci. Tasawuf berasal dari para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta, kasih, dan kemurnian jiwa. Untuk itu, bagi sufi atau ajaran tasawuf dalam hidup yang benar-benar dibutuhkan adalah kemurnian hati dan kesucian jiwa yang dapat menghubungkan antara manusia dengan Sang Maha Pencipta. Ajaran tasawuf sangat tidak ingin manusia berhati kotor dan rusak karena hal tersebut yang dapat menghalangi manusia untuk dapat menjalin dan mengarah antara manusia dan Tuhan.

Ajaran tasawuf sendiri menekankan kepada cara-cara mengembangkan rohani dan jiwa manusia agar dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam tingkatan tertentu yaitu tingkatan makrifat yang berarti telah bersatunya jiwa manusia dengan Allah. Itulah yang menjadi tujuan dan pencapaian tertinggi dari ajaran tasawuf.

Ajaran Tasawuf sendiri mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah, konsentrasi terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah, serta membebaskan diri dan keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf sendiri tidak mengajarkan manusia untuk memiliki ketamakan kepada harta dan kecintaan duniawi yang berlebih. Dunia yang ada ini tentu adalah fana sedangkan yang sejati adalah kembalinya manusia kepada Tuhan. Bahkan yang paling penting adalah mendapatkan keridhoan dan kecintaan Allah, karena bagi tasawuf itulah hal penting diatas segala-galanya.

Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam

Dalam ilmu kalam dan tasawuf keduanya merupakan bagian dari ilmu-ilmu yang membahas persoalan agam dan ketuhanan. Ilmu kalam dan tasawuf sama-sama mengajarkan manusia mengenai Tuhan, Pencipta, kepercayaan terhadap agama, dan segala keterkaitaannya. Dalam hal ini tentu dalam sudut pandang islam.

Yang menjadi berbeda adalah ilmu tasawuf membahas persoalan agama dari sudut pandang keruhanian, kesucian jiwa, cinta, dan hubungan dengan Allah secara langsung. Sedangkan ilmu kalam membahasnya dengan sudut pandang ilmu logika atau rasional pengetahuan. Untuk itu, kedua-duanya sama-sama ingin menuju tujuan yang sama, namun dari sudut pandang atau pendekatan yang berbeda. Berikut fungsi dari keduanya dan Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam.

  1. Ilmu Kalam Memperkuat Keyakinan Melalui Akal Logis Rasional

Ilmu kalam juga memegang peranan penting dalam pemahaman agama seseorang. Ilmu kalam memperkuat aspek rasionalitas dan logika dari manusia terhadap keimanan pada Tuhan dan Agama. Ilmu kalam yang salah dipelajari tentu akan menjadi salah pemahaman atau kekeliruan keyakinan. Namun, secara umum akal manusia mengarah kepada hal yang objektif dan tidak sembarangan menyimpulkan, hanya hawa nafsu yang dapat menyimpulkan seperti itu. Jika manusia memiliki keyakinan tanpa akal rasional tentu akan mudah rapuh terombang ambing oleh dialegtika yang bisa saja terjadi atau diberikan oleh orang-orang yang menantang keyakinan ajaran islam.

  1. Tasawuf Memperkuat Keyakinan Melalui Pendekatan Jiwa atau Perasaan

Adanya ajaran tasawuf memperkuat keyakinan islam melalui jiwa atau perasaan manusia. Untuk itu, perasaan atau jiwa ini dihidupkan agar tidak kering atau merasa hampa hanya dengan pendekatan rasional atau logika. Manusia memiliki fungsi akal dan jiwa, untuk itu keduanya harus digunakan dan diolah agar dapat sesuai dengan ajaran islam itu sendiri, yang hakikatnya adalah ketundukan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT.

Ajaran tasawuf tentunya juga tidak boleh bertentangan dengan sunnah rasul, sebab ada beberapa pendapat ulama yang menyalahkan aliran tasawuf tertentu karena bertentangan dengan sunnah rasul. Untuk itu, umat islam tentunya harus selektif dan benar-benar teliti dalam mempelajari islam yang sesuai dengan sunnah rasul.

Untuk itu penerapan sunnah rasul harus benar-benar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tersebut misalnya dengan melakukan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

The post Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>