gosip Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/gosip Wed, 19 Jul 2017 07:52:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png gosip Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/gosip 32 32 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/ghibah-yang-diperbolehkan-dalam-islam Wed, 19 Jul 2017 07:52:55 +0000 http://dalamislam.com/?p=1771 Sebelum membahas mengenai ghibah, maka kita perlu memahami terlebih dahulu perbedaan antara ghibah dan fitnah. Ghibah dan fitnah adalah sesuatu yang berbeda (Perbedaan Ghibah dan Fitnah Menurut Islam dan Dalilnya), walaupun pada nantinya mungkin berpotensi menjadi fitnah jika pembicaraan tidak lagi berdasarkan fakta atau kondisi yang nyata. Fitnah Dalam Islam  tentu dilarang. Apalagi fitnah adalah […]

The post 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebelum membahas mengenai ghibah, maka kita perlu memahami terlebih dahulu perbedaan antara ghibah dan fitnah. Ghibah dan fitnah adalah sesuatu yang berbeda (Perbedaan Ghibah dan Fitnah Menurut Islam dan Dalilnya), walaupun pada nantinya mungkin berpotensi menjadi fitnah jika pembicaraan tidak lagi berdasarkan fakta atau kondisi yang nyata.

Fitnah Dalam Islam  tentu dilarang. Apalagi fitnah adalah membicarakan orang lain dan menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Tentu hal ini menjadi suatu yang bohong dan Allah menyampaikan dalam Al-Quran bahwa fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan. Namun hal ini berbeda dengan ghibah. Jangan sampai apa yang kita bicarakan dan lakukan nantinya malah bertentangan dengan Rukun Iman, Rukun Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan,  dan Hati Nurani Menurut Islam.

baca juga artikel Islam lainnya:

Ghibah dalam Al-Quran dan Hadist

Mengenai hal ghibah ini juga disampaikan Allah dalam Al-Quran, “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS Al Hujurat : 12)

Walaupun memang ghibah adalah sesuatu yang membicarakan fakta keburukan atau kekurangan ataupun kelemahan orang lain, tetapi tentu kita harus berhati-hati. Terkadang manusia dengan dorongan emosi dan hawa nafsunya membuat suatu cerita yang tidak berdasarkan fakta dan juga realitasnya, akhirnya terlalu berlebihan membicarakan keburukan orang lain.

baca juga:

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim)

Dari hadist di atas, dapat kita pahami bahwa Rasulullah memberikan peringatan bahwa jangan sampai kita menggunjing saudara kita sendiri apalagi bukan atas dasar tujuan yang maslahat, hanya ingin memuaskan diri untuk membicarakan orang lain. Jika masih saudara semuslim, maka kita harus berhati-hati dan jangan sampai membuatnya terlukai apalagi sampai konflik atau memecah persaudaraan.

baca juga:

Syarat-Syarat Ghibah yang Masih Diperbolehkan

Para ulama menjelaskan bahwa ada ghibah yang masih diperbolehkan dan harus dilakukan. Ghibah seperti ini dilakukan karena kemungkaran yang dilawan dan membawakan maslahat jika dilakukan. Jika dibiarkan justru malah tidak akan ada perubahan pada sesuatu yang mudharat tersebut. Berikut adalah ghibah yang masih diperbolehkan:

  1. Membicarakan Pemimpin yang Keji dan Zalim

Membicarakan pemimpin yang keji dan zalim diperbolehkan, karena memang jika tidak dibicarakan dan digunjing tentunya banyak ummat yang terzalimi dan kekuasannya dibiarkan terus ada. Untuk itu, membicarakan pemimpin yang keji dan zalim, misalnya lewat jalan demonstrasi, membangun massa dan juga lewat kekuatan masyarakat diperbolehkan. Apalagi jika penguasa tersebut mencekik rakyat, membinasakan masyarakat, tidak membawa kesejahteraan, dan membiarkan masyarakat miskin terus sengsara.

baca juga:

  1. Membicarakan Orang-Orang yang Rusak Aklaknya atau Berbuat Maksiat

Jika ada orang-orang yang terang-terangan berbuat kemaksiatan atau merusak akhlak, maka diperbolehkan dibicarakan selagi hal tersebut memang dilakukan olehnya. Selain itu, jika dibiarkan maka hal ini bisa dilakukan terus menerus olehnya. Untuk itu, ini bisa dilakukan sebagai antisipasi agar masyarakat tidak mencontohnya, dan menjadikan jera padanya. Tentu saja hal ini dalam kaidah amar ma’ruf nahi munkar, bukan dalam arti menjatuhkan seseorang yang tidak bersalah apalagi menghakimi. Hal seperti ini dibutuhkan selagi untuk mengingatkan, menegur, memberi pelajaran, dan mengingatkan pada masyarakat.

baca juga:

Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran,  “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS An-Nisa : 135)

baca juga:

  1. Membicarakan Orang yang Bidah dalam Agama atau Merusak Aqidah

Membicarakan orang yang bid’ah dalam agama atau merusak aqidah tidak menjadi masalah, asalkan tidak berujung pada fitnah. Sering kali orang-orang membicarakan keburukan orang lain sedangkan ia tidak memperhatikan apakah yang dibicarakan sesuai dengan fakta, apalagi jika berhubungan dengan aqidah dan agama. Tentu sangat besar dosanya jika asal dan sembarangan.

Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran, “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS Al Maidah : 8)

baca juga:

Dari penyampaian di atas, dapat kita pahami bahwa sejatinya sebagai muslim kita harus berhati-hati atas apa yang kita bicarakan. Ghibah yang kita lakukan harus benar-benar diukur dan dipikirkan apakah dampak yang akan terjadi setelahnya. Jangan sampai dari apa yang kita lakukan ternyata malah berdampak mudharat, seperti misalnya :

  • Mengundang konflik dan perpecahan antar saudara muslim atau bisa juga memicuKonflik dalam Keluarga 
  • Mengklaim seseorang tanpa bukti, menuduh sembarangan Fitnah Dalam Islam tentunya adalah hal yang bahaya dan merusak persaudaraan. (baca juga: Riya’ Dalam Islam)
  • Merasa paling benar sendiri hingga berdampak berbuat tidak adil. Adil pada orang lain juga termasuk pada Keutamaan Adil Terhadap Diri Sendiri.
  • Memicu perdebatan yang tidak ada hentinya. (baca juga: Pahala Wanita Shalat di Rumah)
  • Berniat untuk menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan yang tidak ada.
  • Dan niat-niat mudharat lainnya yang dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi pribadi semata.

baca juga:

Semoga kita dijauhkan dari perilaku tersebut sehingga bisa menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.

Ada banyak sekali aktivitas produktif yang bisa kita lakukan selain melakukan ghibah atau gosip. Lakukanlah hal tersebut dengan baik lakukan juga amar ma’ruf nahi munkar. Ukurlah dan kenalilan niat kita jika hendak berghibah, apakah ada yang dizalimi dan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.

The post 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Cara Menghindari Ghibah https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/cara-menghindari-ghibah Wed, 30 Dec 2015 08:54:16 +0000 http://dalamislam.com/?p=459 Ghibah merupakan sebuah tindakan mengunjingkan orang lain atas perbuatan tercela yang dilakukannya. Ghibah sendiri merupakan hal buruk yang dapat memberi banyak sekali dampak negatif bagi para pelakunya. Banyak sekali orang yang terkadang tidak sadar ketika ia tengah melakukan ghibah dan terus menerus melakukannya. Hal ini dikarenakan perbuatan yang satu ini dianggap sebagai hal yang biasa […]

The post 7 Cara Menghindari Ghibah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ghibah merupakan sebuah tindakan mengunjingkan orang lain atas perbuatan tercela yang dilakukannya. Ghibah sendiri merupakan hal buruk yang dapat memberi banyak sekali dampak negatif bagi para pelakunya. Banyak sekali orang yang terkadang tidak sadar ketika ia tengah melakukan ghibah dan terus menerus melakukannya.

Hal ini dikarenakan perbuatan yang satu ini dianggap sebagai hal yang biasa sehingga menjadi barang konsumsi sehari-hari. Maraknya perbuatan ghibah juga didukung oleh program televisi yang banyak membicarakan aib dari tokoh masyarakat seperti halnya selebritis dan tokoh lainnya yang terkenal. (baca juga: ghibah dalam islam)

Tidak hanya itu, namun banyaknya media massa yang ada seperti internet serta koran dan majalah juga mendukung penyebarluasan perbuatan ghibah. Ada banyak sekali contoh perbuatan ghibah yang terjadi sehari-hari di sekitar kita mulai dari:

  • Membicarakan keburukan-keburukan orang lain melalui ucapan
  • Membicarakan keburukan orang lain dengan gerakan tubuh
  • Membicarakan keburukan orang lain lewat media massa seperti koran, internet ataupun majalah. Beragamnya jenis media online mmebuat seseorang dapat mengekspresikan diri dengan mudah namun terkadang membuat seseorang berekspresi secara berlebihan tanpa tahu batas-batasnya.
  • Membicarakan beragam keburukan orang lain lewat bahasa isyarat

Hal-hal diatas merupakan contoh ghibah yang banyak terjadi di lingkungan kita sehari-hari yang terkadang dilakukan secara tidak sadar.

Ghibah merupakan sebuah perbuatan tercela dimana pelaku dapat membuat persatuan dan kesatuan yang awalnya telah terbentuk hilang seketika. Bahkan tidak jarang pula ada yang awalnya berteman lalu menjadi bermusuhan akibat perbuatan ini. Bagi anda yang ingin menghindari ghibah, ada beberapa tips yang dapat anda lakukan seperti di bawah ini:

  1. Bergaul dengan orang yang baik

Tidak dapat dipungkiri lagi jika nyatanya pergaulan merupakan hal yang dapat membawa dampak besar pada kehidupan sehari-hari kita. Ketika anda bergaul dengan orang-orang dengan kelakuan baik, maka anda dengan sendirinya akan ikut terpengaruh dan melakukan hal-hal yang baik pula.

Kebalikannya, ketika anda bergaul dengan orang yang berperilaku buruk, maka hal ini juga akan memberntuk kepribadian anda juga. Jika anda ingin menghindari perilaku ghibah tentu anda harus menghindari orang yang gemar melakukan ghibah itu sendiri.

Dalam hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran seorang teman :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Artinya:

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Saat anda berada di antara para pelaku ghibah anda akan terbawa perkataan mereka dan mulai merespon setiap kata sehingga terbentuklah ghibah.

  1. Jaga lidah anda

Berhati-hati dalam bicara merupakan sifat yang harus kita tanamkan sejak kecil. Berhati-hati ketika ingin mengatakan sesuatu membantu anda dalam menghindari ghibah. Ketika tahu apa yang akan dibicarakan merupakan hal yang buruk, lebih baik tidak usah dikatakan.

Katakan saja yang baik-baik sehingga anda terhindar dari bahaya lisan. Pepatah mengenai mulutmu adalah harimaumu merupakan sebuah pepatah yang benar adanya. untuk itu, jaga dengan baik lisan anda supaya tidak

Dari Sahl bin Sa’ad ra., Rosululloh Muhammad saw bersabda:

“Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih)

  1. Intropeksi diri

Intropeksi diri merupakan hal yang cukup sulit dilakukan. Ada banyak orang yang dapat memilah-milah kesalahan orang lain, ini benar dan yang itu salah namun terkadang kesalahan sendiri tidak tampak olehnya. Intropeksi diri merupakan hal yang baik terlebih untuk mencari kejelekan diri sendiri. Ketika kita menemukan bahwa ternyata diri kita jauh lebih buruk dibandingkan orang lain, maka akan menimbulkan rasa malu yang pastinya menghindarkan anda untuk membicarakan keburukan yang lain.
Intropeksi diri akan membuat anda merasa malu jika harus membicarakan keburukan orang lain sedangkan anda sendiri masih memiliki banyak kesalahan dan harus dibenahi. Intropeksi membuat anda sadar dengan kesalahan yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai ajang untuk membenahi diri supaya dapat berperilaku lebih baik.

  1. Ingat kebaikan orang tersebut

Tidak semua orang yang dibicarakan memiliki kelakuan yang buruk sehingga tidak ada satupun ada kebaikan dari dirinya. Setiap orang tentu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Ketika ingin membicarakan kejelekan tentangnya, sebaiknya anda ingat-ingat pula kebaikannya. Dengan mengingat sisi baik orang tersebut terlebih jika orang tersebut sering membantu anda ketika ada masalah, maka rasa keinginan untuk membicarakan hal buruk darinya akan hilang.

Hilangkan kebiasaan buruk untuk membicarakan orang ketika orang tersebut melakukan sedikit kesalahan karena bisa anda dia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan anda.

  1. Ghibah merupakan hal yang buruk

Cara menghindari ghibah juga dapat anda lakukan dengan cara mengingatkan diri sendiri jika ghibah merupakan hal yang buruk. Tanamkan pada diri sendiri jika pelaku ghibah tidak ada manfaatnya dan hanya akan membawa keburukan. Keburukan yang didapat tidak hanya pada orang yang menjadi bahan pembicaraan melainkan juga pada si pelaku ghibah. Anda akan dicap orang sebagai tukang gosip yang gemar menggosip kesana sini.

Ghibah merupakan sifat buruk yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini tertuang dalam firmannya:

“…dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat 49 : 12).

  1. Banyak berpikir positif

Berpikir positif menyelamatkan anda dari pikiran-pikiran buruk yang merusak. Berpikir positif tentu lebih baik dan pastinya memberi pengaruh yang baik pula pada kehidupan anda. Berbeda dengan berpikir positif, maka gemar berpikir buruk merupakan kebalikannya.

Pikiran buruk dapat membuat anda tenggelam dalam beragam hal yang tidak bermanfaat sehingga perilaku anda juga dapat menyimpang. Selain itu pikiran buruk terhadap orang lain membuat kita dengan mudah membicarakan keburukannya.

  1. Saling mengingatkan

Anda tidak perlu merasa sungkan ataupun ragu untuk mengingatkan terhadap sesama. Namun dalam mengingatkan tentu anda sendiri juga harus mencerminkan perbuatan yang baik. jangan sampai anda hanya sekedar mengingatkan namun kelakuan anda juga tidak jauh beda dengan yang diingatkan.

Bagi anda yang beragama Islam, tentu tahu jika ghibah merupakan perbuatan yang berdosa dan dimurkai Allah. Perbuatan ini membuat timbangan kejahatan orang yang digunjingkan berpindah pada si pelaku ghibah. Sehingga ada baiknya jika anda berpikir seribu kali sebelum melakukan perbuatan satu ini.

Dalam Al-quran di jelaskan;

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran.” (QS Al-Ashr : 1-3)

(baca juga: manfaat menghindari ghibah)

Dampak Ghibah Dalam Kehidupan

Ada beberapa dampak negatif dari ghibah seperti hal- hal yang berikut ini:

  • Ghibah mengurangi amal perbuatan

Bagi anda yang beragama Islam, tentu tahu betul jika ghibah dapat mengurangi amal timbangan kebaikan anda selama di dunia. Hal ini dikarenakan pahala dari pelaku ghibah akan dialihkan pada orang yang digunjingkan

  • Timbulnya permusuhan

Ketika orang yang digunjingkan tahu jika dia tengah dijadikan bahan gunjingan, tentu dia akan merasa tidak suka terlebih pada pelaku ghibah itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan putusnya persatuan dan keinginan balik untuk menyebar aib orang yang bersangkutan.

  • Putusnya hubungan

Ghibah bukan hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki hubungan jauh ataupun hubungan buruk namun dapat pula dilakukan oleh teman dekat. Ketika yang mengunjingkan teman dekat, tentu hubungan tidak akan lagi sama bahkan timbul rasa permusuhan.

Perbuatan yang baik membuahkan hal yang juga baik dan begitupun sebaliknya. Ketika diberi kesempurnaan dalam hidup berupa lisan, tentu anda harus menggunakannya sebaik mungkin dan bukannya untuk menggunjingkan orang lain. Ghibah merupakan perbuatan yang dilarang namun ada beberapa jenis perbuatan ghibah yang diperbolehkan seperti saat meminta nasehat atau ketika mengadukan kejahatan seseorang agar diadili pada pengadilan.

Ghibah dalam meminta nasehat dibenarkan untuk menghindari sesuatu yang buruk terjadi lagi sementara ghibah dalam bentuk pengaduan kepada hakim dibenarkan supaya orang yang telah melakukan kejahatan mendapatkan ganjaran yang pantas atas kejahatan yang telah diperbuatnya.

The post 7 Cara Menghindari Ghibah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ghibah Dalam Islam – Dalil, Hukum dan Bahayanya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/ghibah-dalam-islam Tue, 24 Nov 2015 09:48:46 +0000 http://dalamislam.com/?p=393 Dari segi bahasa, ghibah artinya membicarakan mengenai hal negatif atau positif tentang orang lain yang tidak ada kehadirannya di antara yang berbicara. Dari segi istilah, ghibah berarti pembicaraan antar sesama muslim tentang muslim lainnya dalam hal yang bersifat kejelekkan, keburukan, atau yang tidak disukai. Bedanya dengan dusta, sesuatu yang diperbincangkan dalam ghibah memang benar adanya. […]

The post Ghibah Dalam Islam – Dalil, Hukum dan Bahayanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dari segi bahasa, ghibah artinya membicarakan mengenai hal negatif atau positif tentang orang lain yang tidak ada kehadirannya di antara yang berbicara. Dari segi istilah, ghibah berarti pembicaraan antar sesama muslim tentang muslim lainnya dalam hal yang bersifat kejelekkan, keburukan, atau yang tidak disukai. Bedanya dengan dusta, sesuatu yang diperbincangkan dalam ghibah memang benar adanya.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

Tahukah kalian, apakah itu ghibah? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah SAW menjawab, jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya.” (H. R. Muslim)

Baca juga:

Dalil Mengenai Larangan Mengghibah

Beberapa dalil mengenai larangan berbuat ghibah dalam Al-Qur’an dan hadist:

  1. Dalil Al-Qur’an, Allah SWT berfirman yang artinya;
  • “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S. 49 : 12).
  • “Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al-Hujurat : 12).
  1. Dalil hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya;
  • Diriwayatkan oleh Said bin Zaid RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Sesungguhnya riba yang paling bahaya adalah berpanjang kalam (ucapan) dalam membicarakan (keburukan) seorang muslim dengan (cara) yang tidak benar.” (H. R. Abu Daud).
  • Hadits riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah; “Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rasulullah berkata; ‘Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah (menggosip) kaum mukminin.”

Baca juga:

Ghibah yang Diperbolehkan

Dalil mengenai larangan berbuat ghibah memang ada banyak, namun, dalam Islam ada ketentuan dengan kondisi tertentu yang ghibah menjadi boleh untuk dilakukan.

Allah SWT berfirman yang artinya:

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sedangkan Nabi Muhammad dalam sebuah hadist mengatakan; “Setiap umatku akan dimaafkan kecuali para mujahir.
Mujahir adalah orang-orang yang menampakkan perilaku dosanya untuk diketahui umum.” (H. R. Muslim).

Mengenai kondisi yang diperbolehkan untuk berbuat ghibah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tadzalum

yakni kondisi orang yang teraniaya lalu melaporkan perbuatan tersebut kepada pihak berwajib, ulama, atau penguasa yang kiranya dapat menangani permsalahannya. Allah SWT berfirman yang artinya;

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

2. Menceritakan tentang keburukan seseorang oleh karena orang tersebut berbuat maksiat

Dalam hal ini, tujuan menceritakan keburukan orang tersebut adalah agar ustadz, kiai, psikolog, atau orang yang mampu untuk memperbaiki dan mengubah si yang dibicarakan agar berhenti berbuat maksiat.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya.” (H. R. Muslim).

3. Saat meminta fatwa

Dalam sebuah riwayat, Hindun binti Utbah (istri Abu Sofyan) pernah mengadu kepada Rasulullah SAW dan mengatakan;

“Wahai Rasulullah SAW, suamiku adalah seorang yang bakhil. Dia tidak memberikan padaku uang yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga kami, kecuali yang aku ambil dari simpanannya dan dia tidak mengetahuinya. Apakah perbuatanku itu dosa? Rasulullah SAW menjawab, ambillah darinya sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan cara yang baik (ma’ruf).” (H. R. Bukhari)

4. Untuk memberitahukan atau memperingatkan akan adanya suatu bahaya

Dalam riwayat, Fatimah binti Qais RA hendak dipinang oleh Muawiyah dan Abu Jahm. Kemudian, Fatimah memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah SAW; datang kepada Rasulullah SAW dan beliau bersabda;

“Adapun Muawiyah, ia adalah seseorang yang sangat miskin, sedangkan Abu Jahm, adalah seseorang yang ringan tangan (suka memukul wanita).” (H. R. Muslim).

5. Boleh mengghibah orang yang berbuat maksiat

Misalnya mabuk, berjudi, dan mencuri, dan sebagainya. Juga terhadap orang yang menunjukkan permusuhan terhadap Islam.

6. Ghibah sebagai bentuk pengenalan

Contoh: ada seseorang yang memiliki ciri khas tertentu yang cenderung lebih dikenali orang dibandingkan nama, misal; seseorang itu adalah buta, sedangkan masyarakat lebih mengenal kecacatannya itu dibandingkan nama. Jadi, saat mengenalkan akan si Buta tersebut, berarti kita mengghibah Asal tujuannya tidak untuk menjelek-jelekkan, maka boleh saja.

Baca juga:

Bahaya Ghibah dalam Pandangan Islam

Ghibah merupakan perbuatan yang tergolong dalam dosa besar, sebagaimana Imam Al-Qurthubi ungkapkan dalam kitab Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an, bahwasanya ghibah itu sebanding dengan dosa zina, pembunuhan, dan dosa besar lainnya. Sedangkan menurut Hasan Al Bashri, perbuatan bergunjing lebih cepat merusak agama dibandingkan dengan penyakit yang menggerogoti tubuh.  Ghibah sendiri membahayakan baik bagi orang yang dibicaraka, diri sendiri, bahkan masyarakat.

1. Mendapat murka Allah SWT

Seorang muslim yang mempergunjingkan saudaranya dalam hal bukan ghibah yang diperbolehkan, sama saja artinya ia telah menghina makhluk ciptaan Allah. Selain itu, ia juga telah melanggar larangan Allah SWT, sehingga pantas jika ia mendapat kemarahan dan kemurkaan dari Allah SWT. Tiada ada balasan kepada orang yang mendapat kebencian daripadanAllah SWT kecuali siksa neraka.

2. Hatinya menjadi keras

Ghibah yang buruk itu dimana bibirnya terasa seperti diberi manisnya madu sehingga sangat senang ketika membicarakan keburukan orang lain. Tidak jarang diiringi dengan kata-kata yang tidak pantas atau umpatan. Dalam keadaan begini, bukan Allah yang berada di hatinya, melainkan iblis yang turut bersarang di hati bahkan di bibirnya. Tiada ada kebaikan atau keberkahan yang ia peroleh melainkan dosa.

3. Memicu terjadinya pertikaian dan perpecahan

Tidak ada yang senang ketika aibnya diumbar-umbar kepada khalayak. Sedangkan mereka yang berghibah, artinya telah membeberkan sesuatu yang mungkin saja memalukan dan sangat dirahasiakan. Saat hal demikian terjadi, tak jarang timbul rasa kebencian yang akhirnya berujung pada permusuhan, pengrusakan, perkelahian, bahkan sampai tindak kejahatan pembunuhan.

Andai kata dendam itu hanya dipendam sekalipun, pasti akan membuat hubungan di antara keduanya menjadi renggang karena menyimpan perasaan tidak suka satu sama lain.

4. Berani berbuat maksiat

Orang yang senang bergunjing berarti senang berbuat maksiat. Ia tidak malu menceritakan aib saudaranya kepada orang lain bahkan ia justru merasa bangga karena telah berhasil mempermalukan orang yang ia gunjing.
Tidak ada lagi rasa segan dan takut dalam berbuat dosa, maka tidak menutup kemungkinan perbuatan maksiat lainnya juga akan ia lakukan.

5. Melenyapkan amal ibadah seorang mukmin

Dengan mengghibah, sebenarnya tanpa sadar seseorang sudah menghapuskan sendiri kebaikan-kebaikan yang ia miliki. Dengan kata lain, ghibah dapat melenyapkan amal ibadah.

6. Amal ibadah ditolak Allah

Ghibah juga menjadi penyebab mengapa amal ibadah seseorang tidak diterima di sisi Allah SWT.

7. Allah menjadi murka

Ghibah menjadikan Allah murka sehingga Ia meninggalkan orang tersebut dan tidak lagi melindunginya. Dalam keadaan demikian, adalah iblis menjadi lebih mudah dalam mempengaruhi manusia sehingga ia pun semakin gencar berbuat maksiat sekaligus semakin jauh dari Allah SWT.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

The post Ghibah Dalam Islam – Dalil, Hukum dan Bahayanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>