hakikat manusia Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hakikat-manusia Tue, 16 Feb 2021 17:48:10 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png hakikat manusia Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hakikat-manusia 32 32 Hakikat Manusia dalam Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/hakikat-manusia-dalam-islam Tue, 16 Feb 2021 17:46:20 +0000 https://dalamislam.com/?p=9302 Dalam Islam, ketika seorang hamba hendak mengenal Allah, maka ia terlebih dahulu harus mengenal siapa dirinya. Dengan demikian proses untuk mengenal Allah akan mudah untuk dilalui. Maka sebagai hamba Allah yang beragama Islam, sudah sepatutnya kita untuk mengenal lebih dalam tentang hakikat manusia. Allah telah memberikan gambaran tentang makhluk bernama manusia dalam Al-Qur’an. Manusia diciptakan […]

The post Hakikat Manusia dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam Islam, ketika seorang hamba hendak mengenal Allah, maka ia terlebih dahulu harus mengenal siapa dirinya. Dengan demikian proses untuk mengenal Allah akan mudah untuk dilalui. Maka sebagai hamba Allah yang beragama Islam, sudah sepatutnya kita untuk mengenal lebih dalam tentang hakikat manusia.

Allah telah memberikan gambaran tentang makhluk bernama manusia dalam Al-Qur’an. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan keistimewaan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.

Secara garis besar hakikat manusia terdiri dari tiga unsur yang memiliki proporsi sama penting, yaitu jasmani, akal dan rohani. Lalu, bagaimana hakikat manusia dalam kajian Islam?

1. Manusia adalah Makhluk Allah

Keberadaan manusia di dunia ini bukan atas kemauan sendiri atau hasil evolusi alami, melainkan atas kehendak Allah. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah, sehingga manusia tidak akan bisa lepas dari ketergantungan kepada Allah dalam hidupnya. Ia pun tidak bisa terlepas dari ketentuan-Nya.

Sebagai makhluk, manusia berada dalam posisi lemah atau terbatas. Dalam arti, ia tidak memiliki kemampuan untuk menolak, menentang, atau merekayasa yang sudah dipastikan oleh Allah. Dalam Q.S. at-Tin ayat 4 Allah berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Sesuai dengan fitrah penciptaannya, manusia hidup di dunia memiliki kewajiban untuk mengabdi hanya kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

2. Manusia sebagai Khalifah di Bumi

Sudah diketahui secara jamak bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Menilik fitrah ini, manusia memiliki potensi untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara positif dan konstruktif dengan sesama dan lingkungannya.

Sebagai khalifah, manusia mengemban amanah dan tanggung jawab untuk berinisiatif dan berpartisipasi secara aktif dalam menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat yang baik, serta berupaya untuk mencegah terhadap pelecehan nilai-nilai kemanusiaan dan perusakan lingkungan.

Manusia sebagai khalifah dalam konteks Islam berarti manusia memiliki kelebihan yang banyak. Di antara kelebihan tersebut adalah kemampuan sebagai pengelola alam sekaligus memakmurkannya.

Secara tersurat dijelaskan bahwa manusia merupakan khalifah di bumi dalam Q.S. Fatir ayat 39:

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ فَمَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُۥ ۖ وَلَا يَزِيدُ ٱلْكَٰفِرِينَ كُفْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا ۖ وَلَا يَزِيدُ ٱلْكَٰفِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا

Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di bumi bukan dengan tujuan yang main-main, melainkan untuk mengemban amanah serta beribadah kepada-Nya. Di muka bumi, sepantasnya manusia selalu menegakkan kebajikan sekaligus mencegah keburukan dengan segenap tanggung jawab.

3. Manusia adalah Makhluk yang Memiliki Fitrah Beragama

Hakikat manusia dalam konteks ini, manusia mempunyai kemampuan untuk menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama sekaligus menjadikannya sebagai tolok ukur dalam setiap tindakan atau perilakunya.

Allah berfirman dalam Q.S. al-A’raf ayat 172:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),”

Fitrah manusia adalah suci dan beriman. Kecenderungan kepada agama merupakan sifat dasar dari manusia. Secara sadar atau tidak sadar manusia selalu merindukan Tuhan, taat, khusyuk, dan tidak ingkar. Pengalaman tersebut terjadi pada manusia terutama dalam kondisi manusia terhimpit atau mengalami malapetaka.

4. Manusia Berpotensi Baik dan Buruk

Manusia mempunyai dua kecenderungan dalam berperilaku dan bersikap. Pertama, kecenderungan ke arah positif, misalnya beriman dan beramal saleh. Kedua, kecenderungan ke arah negatif, misalnya musyrik, kufur dan zalim. Dengan demikian, manusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan pada situasi konflik antara benar dan salah atau baik dan buruk.

Dalam Q.S. asy-Syams ayat 8-10, Allah berfirman:

فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ -٨  قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ – ٩ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ – ١٠

Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”

5. Manusia Memiliki Kebebasan Memilih

Manusia diberi kebebasan untuk memilih dalam hidupnya, apakah mau iman atau kufur kepada Allah. Manusia memiliki kemampuan untuk berupaya dalam menyelaraskan arah kehidupannya dengan tuntutan normatif dan nilai-nilai kebenaran yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya serta kesejahteraan umat.

Di samping itu, ia juga memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan yang berseberangan dengan tuntutan normatif dan nilai-nilai kebenaran, sehingga menimbulkan suasana kehidupan baik personal maupun sosial yang destruktif atau tidak nyaman.

Ditegaskan dalam Q.S. ar-Ra’du ayat 11, bahwasanya manusia diberikan kebebasan memilih kaitannya dalam memilih kebenaran atau keburukan:

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Setelah mengetahui hakikat diri kita sebagai manusia, keimanan kita terhadap Allah akan meningkat. Pada dasarnya, manusia memang hamba yang lemah yang selalu bergantung kepada Allah. Kita tidak boleh merasa angkuh atas kesuksesan, serta tidak boleh merasa malas untuk berdoa atas kesulitan.

The post Hakikat Manusia dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia https://dalamislam.com/landasan-agama/hak-dan-kewajiban-dalam-islam Thu, 05 Jan 2017 08:53:59 +0000 http://dalamislam.com/?p=1281 Prinsip keadilan dan keseimbangan dalam islam adalah hal yang mendasar. Di dalam kehidupan manusia, prinsip ini menjadi hal yang selalu diperhitungkan. Dalam hukum, ekonomi, bekerja sama, melakukan pembangunan sosial, keluarga, prinsip keadlian dan keseimbangan adalah hal yang menjadi sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah. Di dalam mengatur keseluruhan alam semesta ini Allah senantiasa […]

The post Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Prinsip keadilan dan keseimbangan dalam islam adalah hal yang mendasar. Di dalam kehidupan manusia, prinsip ini menjadi hal yang selalu diperhitungkan. Dalam hukum, ekonomi, bekerja sama, melakukan pembangunan sosial, keluarga, prinsip keadlian dan keseimbangan adalah hal yang menjadi sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah.

Di dalam mengatur keseluruhan alam semesta ini Allah senantiasa menggunakan prinisp keadilan dan keseimbangan. Hanya dari keadilan dan keseimbangan Allah lah yang benar-benar sempurna, sehingga manusia atau makhluk lain pun tidak ada yang dapat menyayingi keadilan tersebut. Untuk itu, Allah mengajarkannya dan memberikan informasinya lewat Al-Quran dan diturunkannya nabi di muka bumi. Berikut adalah, hak dan kewajiban dalam islam, khususnya sebagai manusia.

Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak dan kewajiban dalam islam sangat diperhitungkan dan menjadi aspek penting. Manusia hidup di dunia menjalankan misi kehidupannya tentu berdasarkan atas hak dan kewajiban yang sudah Allah tetapkan. Untuk itu, berikut adalah pengertian mengenai hak dan kewajiban secara umum.

  1. Pengertian Hak

Secara umum, hak berarti adalah hal-hal yang boleh diambil atau diterima oleh seseorang. Hak ini secara benar diambil atau diterima oleh manusia dengan syarat-syarat dan ketentuan tertentu. Hak juga tidak boleh dilalaikan dan juga tidak boleh dikesampingkan, karena hak menjadi milik seseorang.

Untuk mendapatkan hak, manusia harus untuk menunaikan kewajibannya. Hak tidak berdiri sendiri melainkan sangat bergantung kepada kewajiban. Ada hak dan ada juga kewajiban yang harus ditunaikan.

  1. Pengertian Kewajiban

Kewajiban berbeda dengan hak. Kewajiban adalah syarat atau hal-hal yang harus dilakukan oleh manusia sebelum ia mendapatkan hak-nya. Jika kewajiban ditinggalkan, maka manusia akan berdosa, karena kewajiban pasti akan berdampak pada terhalangnya hak orang lain.

Misalnya saja, orang yang berkewajiban membayar pajak, jika ia tidak membayarkannya maka akan berdampak kepada hak-hak rakyat dan negara. Tentu saja merugikan dan merusak tatanan masyarakat. Untuk itu kewajiban sebagaimana hak, sangat bergantung satu sama lain.

Sebagai umat muslim tentu saja harus dilaksanakan kewajiban dan mengambil hak yang memang milik kita. Jika tidak sesuai dan mengambil tidak sesuai hak dan kewajiban, maka kedzaliman akan menghampiri kita. Tentunya juga kedosaan yang akan menimpa kita.

Kewajiban Sebagai Manusia

Manusia dengan sesama manusia juga memiliki hak-nya masing-masing. Allah terhadap manusia sudah memberikan hak-hak nya berupa rezeki, kesehatan, dan berbagai macam lainnya. Sedangkan manusia terhadap manusia terkadnag tidak menunaikan kewajibannya sehingga membuat manusia lain lalai akan hak-nya.

  1. Menyembah dan Mentaati Perintah Allah

“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-A’raff“: 33)

Manusia sejak awal lahir ke dunia telah Allah tetapkan untuk mengikuti dan meyembah kepada Allah. Penyembahan manusia pada hal lain selain Allah adalah kerugian dan sebuah kebodohan yang membuat hidup manusia itu sendiri mendapatkan kesengsaraan. Untuk itu, Allah memerintahkan manusia agar menyembah kepada Allah, agar keselamtan menyertai manusia. Hakikatnya manusia yang menjalankan kewajibannya akan kembali mendapatkan manfaat dan keselamatannya untuk manusia sendiri.

  1. Menjalankan Misi Khalifah fil Ard

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al-Baqarah : 30)

Manusia diciptakan Allah untuk dapat menjalankan misi khalifah fil Ard. Misi ini adalah sebagai alasan mengapa manusia diciptakan, dan menjadi kewajiban agar manusia di muka bumi dalam keadaan selamat juga sejahtera.

Tanpa ada pembangunan, pengelolaan yang baik, manusia akan mendapatkan kerusakan dalam hidupnya juga kesengsaraan. Tugas khalifah fil ard bukanlah tugas seorang yang berlabel pemimpin saja melainkan tugas dari setiap orang, khususnya manusia yang ada di muka bumi.

  1. Berbuat Kebaikan, Menghindari Kerusakan

Hal ini yang harus dilakukan manusia dan menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Berbuat kebaikan, menghindari perbuatan keji dan munkar adalah tugas dari manusia. Untuk itu, sebagaimana ayat di atas manusia harus menjalankan kebaikan dan menghindari perbuatan dosa.

Manusia memang tidak bisa lepas dari dosa, akan tetapi kewajiban manusia adalah menghindarinya. Hal ini karena setan selalu berada di sekitar manusia dan mempengaruhi manusia.

Hak Untuk Sesama Manusia

Selain kewajiban, berikut yang harus manusia perhatikan juga akan hak-hak yang harus diberikan atau dapat diterima sebagaimana manusia. Manusia dengan sesama manusia memiliki hak yang sama, untuk itupun harus juga memberikan hak-hak tersebut kepada mereka agar hak kita pun dapat dimiliki. Jika tidak menunaikan hak orang lain, maka hak kita sendiri pun tidak akan bisa didapatkan.

  1. Dilarang Berbuat Kerusakan

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” (QS Asyu’ara’ “ 183)

Hak-hak manusia akan didapatkan jika manusia tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Jika melanggar dan melakukan kerusakan dapat dipastikan hak manusia satu dengan yang lainnya, termasuk hak diri sendiri akan tidak didapatkan.

Tentunya, mendapatkan hak yang halal adalah yang sesuai dengan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman, dan jangan sampai berbuat hal-hal yang rusak karena melanggar hal tersebut.

  1. Mendapatkan dan Memberikan Harta yang Halal

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa : 29)

Agar kita mendapatkan harta yang halal sesuai hak kita, maka Allah memerintahkan agar menjalankan transaksi yang juga halal. Transaksi yang haram tidak akan membuat harta kita menjadi hak yang halal, maka hak tersebut menjadi haram.

Untuk itu, hak-hak manusia ini sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

The post Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/sukses-dunia-akhirat-menurut-islam Wed, 02 Nov 2016 08:40:51 +0000 http://dalamislam.com/?p=1065 Dalam menjalankan kehidupan di dunia, manusia terutama umat muslim tentunya ingin hidup sukses baik didunia maupun diakhirat (baca dunia menurut islam). Sukses sendiri terkadang disalah artikan oleh sebagian orang dan mereka menganggap kesuksesan dalam hidup adalah ketika mereka memiliki harta yang berlimpah dan kedudukan atau jabatan yang tinggi (baca harta dalam islam). Padahal kata sukses bagi […]

The post Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam menjalankan kehidupan di dunia, manusia terutama umat muslim tentunya ingin hidup sukses baik didunia maupun diakhirat (baca dunia menurut islam). Sukses sendiri terkadang disalah artikan oleh sebagian orang dan mereka menganggap kesuksesan dalam hidup adalah ketika mereka memiliki harta yang berlimpah dan kedudukan atau jabatan yang tinggi (baca harta dalam islam).

Padahal kata sukses bagi manusia tidaklah selalu bisa diukur lewat harta maupun jabatan. Lalu bagaimanakah sebenarnya arti kesuksesan dalam islam dan bagaimana cara seorang muslim berusaha agar ia bisa mendapatkan kesuksesan baik didunia maupun diakhirat. (baca juga hakikat penciptaan manusia dan tujuan hidup menurut islam).

Berikut adalah sukses dunia akhirat menurut islam :

Definisi Sukses Menurut Islam

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sukses bagi manusia terkadang diartikan sebagai kesuksesan dalam karir maupun dalam mengumpulkan harta benda. Padahal menurut agama islam, seorang manusia yang sukses adalah ia yang selalu istiqomah berada di jalan Allah SWT dan memiliki bekal yang baik untuk hidup diakhirat kelak (baca cara agar tetap istiqomah di jalan Allah) Manusia yang sukses dalam islam adalah mereka yang memiliki kemuliaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut

لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (Qs Al Anbiya : 10)

Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa alam Alqur;an terkandung segala hal yang dapat memberikan kemuliaan kepada manusia atau dengan kata lain bahwa kemuliah atau kesuksesan seorang manusia tidaklah diukur dari berapa banyak harta yang ia miliki atau seberapa tinggi jabatannya melainkan seberaba bisa ia mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang terkandung dalam Alqur’an. (baca manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca Alqur’an bagi ibu hamil)

Sukses Datang Setelah Ujian

Untuk meraih sukses baik didunia maupun diakhirat, seorang muslim harus berusaha sebisa mungkin dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan ridhanya. Terkadang sukses yang diperoleh oleh manusia tidak datang secara tiba-tiba melainkan dibutuhkan usaha didalamnya. Untuk mendapatkan kesuksesan terutama diakhirat maka Allah SWT menguji umatnya untuk bertahan dalam suatu cobaan dan apabila ia bersabar maka ia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Allah SWT berfiman dalam suatu ayat

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al Baqarah : 214)

Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa sukses adalah karena usaha seorang manusia dan doa yang dipanjatkannya. Kesabaran yang dimiliki seorang muslim mampu membawanya ke surga dan sebaliknya perilaku buruk akan berakibat buruk juga dan menjauhkan seseorang dari surga Allah SWT.

Cara menggapai Sukses Dunia Akhirat

Jika kita ingin menjadi orang sukses didunia dan diakhirat maka kita harus bisa bersabar dan menjalani segala ujian yang diberikan Allah SWT. Kaya ataupun miskin, sehat ataupun sakit adalah beberapa kondisi yang merupakan ujian dari Allah SWT dan manusia harus bisa menyikapinya dengan baik pula. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin berhasil atau sukses dunia akhirat, maka simak kunci sukses menurut islam berikut ini.

  1. Istiqamah

Sukses tidak datang dengan tiba-tiba dan dibutuhkan usaha untuk mendapatkannya. Salah satu kunci sukses dalam islam adalah dengan istiqomah. Istiqomah adalah suatu perilaku menjaga amalan dan segala perilaku terutama dalam melaksanakan ibadah. Seseorang yang istiqomah di jalan Allah akan senantiasa diberi kebahagiaan dan kesenangan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fussilat : 30)

  1. Shalat wajib diawal waktu

Shalat adalah tiang agama dan mendirikan shalat wajib diawal waktu adalah salah satu kunci meraih kesuksesan didunia dan akhirat. Allah SWT akan senantiasa mengabulkan doa hambanya yang melaksanakan dan menjaga shalatnya.

  1. Melakukan ibadah sunnah

Agar pahala dan keutamaan yang didapat seseorang berlimpah, maka tidak ada salahnya jika ia juga melakukan ibadah sunnah yang bisa menjadikan dirinya merasa tenang dan damai. Ada banyak ibadah sunnah yang bisa dilakukan oleh seorang muslim diantaranya melakukan shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, shalat dhuha, shalat tahajud, witir, maupun rajin membaca Alqur’an dan melaksanakan puasa sunnah.

  1. Menyambung silaturahmi

Allah menyukai muslim yang senantiasa menyambung tali silaturahmi dengan kerabatnya dan barangsiapa yang menyambung tali silaturahmi ia mendapatkan banyak keutamaan diantaranya yakni dipanjangkan umur dan diluaskan rizkinya. Bukankah jika seseorang bertambah umur dan rizqinya, ia bisa berbuat baik dan beribadah lebih lama? (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi)

  1. Doa dan zikir

Berusaha untuk meraih sukses dunia dan akhirat saja tidak cukup, seseorang terutama muslim yang ingin meraih sukses haruslah berdoa dan meminta kepada Allah SWT. Doa dan zikir adalah perantara manusia dengan Allah SWT, jadi jika ingin meraih kesuksesan banyak-banyaklah berdoa kepada Allah SWT. (baca keutamaan berzikir kepada Allah dan zikir sebelum tidur)

6. Bersedekah

Salah satu pintu pembuka rizki dan kesuksesan di dunia dan di akhirat adalah bersedekah atau memberikan sebagian harta kita kepada orang lain yang membutuhkan. Sedekah memiliki banyak keutamaan dan hal itu disebutkan dalam firman Allah berikut ini (baca keutamaan bersedekah)

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰوَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰفَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰوَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ

Adapun orang yang memberikan sebagian (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (QS Al Lail :  5-8)

  1. Berbakti Pada Orangtua

Ridha Allah SWT adalah terletak pada ridha orangtua dan orang yang sukses dunia dan akhirat biasanya adalah mereka yang berbakti kepada orangtuanya. Seorang muslim wajib berbuat baik kepada orangtuanya dan ia tidak bisa masuk surga jika durhaka kepada keduanya. Oleh sebab itu seorang muslim haruslah senantiasa memperlakukan orangtuanya dengan baik dan tidak menyakiti hati mereka. (baca keutamaan berbakti pada orangtua)

Semoga kita bisa melaksanakan dan berusaha memenuhi kunci-kunci dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat tersebut dan senantiasa bisa beristiqomah dijalan Allah SWT dengan kita mengamalkan sukses dunia akhirat menurut islam.

The post Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dunia Menurut Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/dunia-menurut-islam Wed, 02 Nov 2016 08:18:55 +0000 http://dalamislam.com/?p=1063 Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya dan terlepas dari itu semua, Allah menciptakan dunia untuk tujuan tertentu. Kehidupan dunia seringkali membuat manusia terlena dan tidak mengingat bahwa kehidupan tersebut tidaklah abadi. Dalam kehidupan dunia, manusia melewati fase-fase tertentu dan dalam setiap fase kehidupan tersebut manusia mengalami berbagai macam hal. Manusia sendiri tidak bisa mengatur apakah […]

The post Dunia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya dan terlepas dari itu semua, Allah menciptakan dunia untuk tujuan tertentu. Kehidupan dunia seringkali membuat manusia terlena dan tidak mengingat bahwa kehidupan tersebut tidaklah abadi. Dalam kehidupan dunia, manusia melewati fase-fase tertentu dan dalam setiap fase kehidupan tersebut manusia mengalami berbagai macam hal.

Manusia sendiri tidak bisa mengatur apakah dirinya akan lahir didunia dan dimana ia akan dilahirkan, semuanya sudah diatur oleh Allah SWT (baca hakikat penciptaan manusia dan tujuan hidup menurut islam). Suka ataupun tidak, setiap manusia yang terlahir didunia harus menjalani kehidupan dan berusaha untuk bertahan hidup dengan segala kemampuannya (baca tujuan penciptaan manusia dan proses penciptaan manusia dalam islam) Tapi, apakah kita benar-benar mengerti apakah sebenarnya dunia itu dan bagaimana pandangan islam tentang dunia? Untuk mengetahuinya dengan lebih jelas, simak penjelasan berikut ini mengenai dunia menurut islam :

Hakikat Dunia Dalam Islam

Dunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau tidak abadi. Dunia adalah tempat dimana manusia hidup dan beraktifitas serta menjalankan segala urusannya terutama untuk beribadah kepada Allah SWT (baca konsep manusia dalam islam). Dunia diciptakan oleh Allah beserta isinya untuk mendukung kehidupan manusia dan memenuhi segala kebutuhannya, meskipun demikian keindahan dunia dan segala yang ada didalamnya justru membuat manusia lupa atas tujuan penciptaannya dan melupakan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al hadid ayat 20 bahwa dunia ini sebenarnya hanya permainan belaka, sebagaimana yang disebutkan berikut ini

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs Al Hadid ; 20)

Tipu daya Dunia

Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia terlena dibuatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga merasa khawatir apabila umatnya terpedaya oleh dunia dan melupakan kehidupan akhirat sebagai tujuan hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut (baca kisah teladan Nabi Muhammad SAW dan cara makan Rasulullah )

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها

“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian

Keutamaan Akhirat Dibandingkan Dunia

Saat ini manusia berlomba-lomba mengejar dunia dan berusaha untuk mencari kesenangan dunia dengan berbagai cara termasuk dengan cara-cara yang diharamkan (baca makanan haram menurut islam . dan minuman haram dalam islam) Banyak manusia yang terperdaya dunia dan tidak menganggap bahwa dunia sebenarnya hanya tempat singgah saja dan akhirat adalah sesuatu yang seharusnya dikejar.

Terlalu larut dalam dunia justru akan membuat manusia lupa dengan akhirat dan akhirnya melupakan kewajibannya kepada Allah SWT termasuk meninggalkan shalat wajib dan ibadah lainnya.. Dibandingkan dengan dunia, akhirat adalah tempat yang kekal dan abadi jadi sudah selayaknya manusia lebih mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan dengan kepentingan duniawi. Allah SWT berfirman

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا* وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).

Balasan Bagi Mereka Yang Mementingkan Dunia

Seringkali manusia tidak sadar bahwa ia lebih mengutamakan dunia dibandingkat akhirat dan manusia tersebut akhirnya melalaikan kewajiban kepada Allah SWT sebagaimana orang-orang kafir. Orang-orang kafir didunia gemar berfoya-foya dan bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki (baca harta dalam islam) dan terkadang mereka juga menertawakan mereka yang berbuat amal shaleh dan bersabar atas segala ujian yang diberikan Allah SWT.

Allah sendiri menjamin bahwa orang-orang mukmin yang bersabar didunia untuk kehidupan diakhirat, mereka akan mendapat balasannya diakhirat kelak demikian juga para kaum kafir. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam ayat berikut

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ * وَإِذَا انقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَكِهِينَ * وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَضَالُّونَ * وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ * فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ * عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ * هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-Muthaffifin: 29-36)

Berlomba-lomba Dalam kebaikan

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya untuk manusia dan dengan tujuan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu selama hidup di dunia selayaknya manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya sebagai bentuk rasa iman dan taqwa kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah dan manfaat beriman kepada Allah). Allah SWT berfirman

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS Al Hadid 21)

Dunia ini memang nampak sangat menarik dan menggoda. Semoga kita senantiasa bisa istiqomah untuk menjalankan kewajiban kita kepada Allah SWT.(baca juga cara agar tetap istiqomah di jalan Allah)

The post Dunia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Mengenal Diri Sendiri Dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/mengenal-diri-sendiri-dalam-islam Tue, 11 Oct 2016 13:02:35 +0000 http://dalamislam.com/?p=975 Manusia hidup didunia tentunya memiliki identitas dan mengetahui siapa dirinya. Hampir tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki identitas dan tidak mengetahui siapa dirinya. Meskipun demikian, jarang sekali diantara manusia yang benar-benar mengerti dan mengenal siapa dirinya sebenarnya dan untuk tujuan apa ia hidup didunia, apakah hanya sebatas untuk makan, minum, tidur, atau […]

The post Mengenal Diri Sendiri Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia hidup didunia tentunya memiliki identitas dan mengetahui siapa dirinya. Hampir tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki identitas dan tidak mengetahui siapa dirinya. Meskipun demikian, jarang sekali diantara manusia yang benar-benar mengerti dan mengenal siapa dirinya sebenarnya dan untuk tujuan apa ia hidup didunia, apakah hanya sebatas untuk makan, minum, tidur, atau mencari uang saja.

Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui apa pentingnya mengenal diri sendiri atau mengetahui jati diri kita dihadapan allah SWT pada hakikatnya. Mengenal diri sendiri adalah salah satu hal yang diperintahkan Allah SWT kepada umatnya. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait mengenal diri sendiri dalam islam. Simak penjelasan berikut. (baca fungsi agama dalam kehidupan dan fungsi iman kepada Allah SWT)

Pentingnya Mengenal Diri Sendiri

Semua manusia yang ada didunia ini tentu mengetahui siapa namanya, dimana ia tinggal dan dari kota mana ia berasal, dimana ia dilahirkan dan lain sebagainya, tetapi tidak banyak yang memikirkan siapa dirinya yang sesungguhnya dan apa tujuannya hidup didunia dan apa yang dilakukan setelah nanti ia tiada.

Kebanyakan manusia saat ini tidaklah begitu mengenal jati dirinya yang sebenarnya, padahal Rasul sendiri mengingatkan bahwa mengenal diri sendiri adalah langkah pertama dalam mengenal Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam (baca kisah teladan Nabi Muhammad SAW dan keutamaan cinta kepada Rasulullah bagi umat muslim). Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ

 “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.

Dari Hadits tersebut kita bisa mengetahui bahwa mengenal diri sendiri sangatlah penting bagi manusia karena dengan mengenal dirinya sendiri sebagai manusia ciptaan Allah SWT, ia dapat mengenal Tuhannya atau penciptanya tersebut yakni Allah SWT. (baca manfaat beriman kepada Allah SWT)

Jati Diri Manusia

Sebelum mengenal dirinya dengan baik seorang manusia khususnya muslim perlu mengetahu unsur-unsur yang menyusun dirinya, dari apakah ia dibentuk dan apa saja yang ada pada dirinya. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dua jenis unsur yakni unsur fisik atau jasmani dan unsur ruhani yakni jiwa atau ruh. (baca juga kecantikan wanita dalam islam)

  • Jasmani atau Fisik

Unsur Jasmani atau fisik adalah tubuh dimana jiwa seorang manusia hidup. Dengan fisiknyalah manusia melakukan segala aktifitasnya di dunia dan ia dikenali juga dari bentuk fisik dan rupanya. Allah SWT sendiri telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk dan lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At Tin : 4)

Allah menciptakan manusia lengkap dengan jasadnya agar seorang manusia bisa dikatakan sebagai manusia karena tubuh atau raga tersebut adalah tempat dimana jiwa akan tinggal. Sementara setelah seseorang mati dan jiwanya meninggalkan tubuh maka jasadnya tidak lagi berguna bagi dirinya. (baca hukum ziarah kubur dan tatacara ziarah kubur)

  • Ruhani atau Jiwa

Manusia tidak disebut manusia jika ia tidak memiliki jiwa sehingga raga tanpa jiwa tidaklah berarti. Dengan demikian jiwa seorang manusia adalah sesuatu yang diciptakan Allah SWT untuk mendiami raga dan jiwalah yang mengendalikan hati dan pikiran seseorang (baca penyakit hati dalam islam dan obat hati dalam islam).  Allah SWT meniupkan ruh saat seorang manusia masih berada dalam kandungan ibunya sebagaimana disebutkan dalam firman berikut ini (baca manfaat membaca alqur’an bagi ibu hamil)

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS Al Hijr : 29)

Cara Mengenal Diri Sendiri

Setelah mengetahu pentingnya mengenal diri sendiri maka seorang muslim selayaknya mentadaburi atau mendalami cara mengenal diri sendiri dalam rangka mengenal Allah SWT dan mengetahui tujuan hidupnya. Adapun cara mengenal diri sendiri dalam islam bisa dilakukan dengan cara berikut ini (baca tujuan penciptaan manusia)

  1. Mengamati diri sendiri

Seorang manusia hendaknya memperhatikan dirinya sendiri dan merenungi tujuan hidupnya dan mengetahui untuk apa ia diciptakan. Dengan mengamati dirinya sendiri seorang manusia bisa merasakan bahwa dalam dirinya ada jiwa yang bernaung dan tubuh adalah tempat dimana jiwa tersebut tinggal. Selayaknya seorang muslim juga bisa memanfaatkan segala anggota tubuhnya untuk melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT.

  1. Mengetahui hakikat penciptaannya

Manusia diciptakan dengan suatu tujuan dan hakikat tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman Allah berikut ini (baca tujuan hidup dalam islam dan hakikat penciptaan manusia)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

  1. Bersyukur kepada Allah SWT

Dengan mensyukuri nikmat Allah SWT seorang manusia dapat mengenali dirinya dengan baik dan mengenal Allah SWT. Seseorang yang mensyukuri nikmat Allah tentunya akan senantiasa menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa dan segala yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Perintah untuk mensyukuri nikmat Allah tersebut dijelaskan dalam ayat Alqur’an berikut

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim : 7)

4. Mengetahui peran dan kedudukannya

Allah SWT menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. Dengan demikian, seorang manusia yang mengenal dirinya senantiasa mengingat peran dan kedudukannya dimuka bumi sebagai khalifah atau pemimpin setidaknya bagi dirinya sendiri. Dengan mengingat perannya sebagai khalifah maka ia bisa memperlakukan orang lain dan alam sekitarnya dengan baik dan menjaga segala sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT (baca konsep penciptaan manusia dan hakikat manusia menurut islam)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Qs Al Baqarah : 30)

Manusia terutama muslim yang baik tentunya senantiasa berusaha untuk mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhannya yakni Allah SWT. Semoga Bermanfaat.

The post Mengenal Diri Sendiri Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tujuan Hidup Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/tujuan-hidup-menurut-islam Tue, 09 Aug 2016 06:19:20 +0000 http://dalamislam.com/?p=777 Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk bersujud kepada […]

The post Tujuan Hidup Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk bersujud kepada Adam karena kelebihan yang ia miliki meskipun ada makhluk yang menolak untuk bersujud yakni iblis (baca hakikat penciptaan manusia). Asal mula kejadian manusia disebutkan dalam firman Allah berikut ini :

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7-9)

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)

Tujuan Hidup Menurut Islam

Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah agar dapat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alqur’an dan sunah rasul

1. Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).

Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dapat berifat umum maupun khusus. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang langsung ditujukan kepada Allah SWt seperti shalat, baik shalat wajib ataupun shalat sunnah, puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis), zakat (baca penerima zakat dan syarat penerima zakat), haji (baca syarat wajib haji) dan ibadah lainnya yang sifatnya sunnah seperti membaca Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca alqur’an bagi ibu hamil), bersedekah (baca keutamaan bersedekah). Adapun ibadah yang dilakukan secara umum adalah ibadah yang kaitannya dengan hubungan manusia dengan sesamanya seperti menyambung tali silaturahmi (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi) dan tolong menolong antar sesama sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al hujurat : 13)

2. Menjalankan perannya sebagai khalifah

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya (baca hakikat manusia menurut islam)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)

3. Meneruskan Ajaran islam

Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya (baca hukum menuntut ilmu) pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)

Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tuhas manusia di bumi ini tidaklah dapat terpenuhi.

The post Tujuan Hidup Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/hakikat-penciptaan-manusia Mon, 08 Aug 2016 04:37:03 +0000 http://dalamislam.com/?p=773 Manusia dan makhluk lain dialam semesta ini diciptakan Allah SWt dengan tujuan tertentu dan bukanlah tanpa maksud. Manusia tidak begitu saja dibuat tanpa memiliki hakikat dan substansi. Untuk mengetahui hakikat penciptaan manusia maka kita perlu mengetahui asal penciptaan manusia terlebih dahulu. Seperti yang kita ketahui bahwa Allah menciptakan Adam As sebagai manusia pertama dan memberinya […]

The post Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia dan makhluk lain dialam semesta ini diciptakan Allah SWt dengan tujuan tertentu dan bukanlah tanpa maksud. Manusia tidak begitu saja dibuat tanpa memiliki hakikat dan substansi. Untuk mengetahui hakikat penciptaan manusia maka kita perlu mengetahui asal penciptaan manusia terlebih dahulu. Seperti yang kita ketahui bahwa Allah menciptakan Adam As sebagai manusia pertama dan memberinya tugas di muka bumi. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini

Asal Penciptaan Manusia

Menurut ulama Abdurrahman an-Nahlawy, ada dua hakikat penciptaan manusia dilihat dari sumbernya. Yang pertama adalah asal atau sumber yang jauh yakni menyangkut proses penciptaan manusia dari tanah dan disempurnakannya manusia dari tanah tersebut dengan ditiupkannya ruh. Asal yang kedua adalah penciptaan manusia dari sumber yang dekat yakni penciptaan manusia dari nutfah yakni sel telur dan sel sperma. Di dalam Alqur’an disebutan tentang asal penciptaan manusia, diantaranya sebagai berikut :

1. Penciptaan manusia dari tanah

Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan kejadian penciptaan manusia dari tanah

“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7)

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (QS Shad : 71-72)

2. Penciptaan manusia dari nutfah

Adapun penciptaan manusia dari nutfah atau mani disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS AlMukminun 12-14)

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh manusiadari tanah, kemudian Allah juga menciptakan manusia dari mani dan menyimpannya dalam rahim kemudian mengeluarkannya dari rahim sang ibu sebagai bayi yang kemudian tumbuh dan beranjak dewasa. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim berikut ini

“Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam): rezekinya, ajal (umurnya),amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Muslim)

Hakikat Penciptaan Manusia

Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan  adalah sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :

1. Makhluk Allah yang paling sempurna

Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Tin berikut ini

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At tin : 4)

2. Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT

Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.(baca fungsi iman kepada Allah SWT)

3. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah

Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)

Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain ibadah sholat wajib, puasa (baca puasa ramadhan dan puasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat, (baca penerima zakat dan syarat penerima zakat), haji (baca syarat wajib haji) dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata seperti bersedekah (baca keutamaan bersedekah), menyambung tali silaturahmi (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi), menikah (baca hukum pernikahan dan rukun nikah) dan sebagainya.

4. Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah

Kata Khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan ajaran dari Allah SWT. Sebagai manusia yang berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan makhluk lainnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT Surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyas dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah :30)

Dengan demikian, hakikat penciptaan manusia selayaknya membuat kita sadar bahwa sebagai manusia kita diciptakan untuk menyembah dan melakukan kewajiban kita di dunia sebagai khalifah. (baca fungsi agama dalam kehidupan manusia)

The post Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hakikat Manusia Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam Fri, 05 Aug 2016 04:23:27 +0000 http://dalamislam.com/?p=766 Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta […]

The post Hakikat Manusia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran. Lalu bagaimanakah hakikat manusia dalam pandangan islam? Simak penjelasan berikut ini (baca fungsi iman kepada Allah SWT)

Asal Kejadian Manusia

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30)

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan dalam Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-14)

Tujuan Penciptaan Manusia

Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah beribadah dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS Adz Zariyat :56).

Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga amanatnya dalam menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku yang baik kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain. (baca cara meningkatkan akhlak terpuji)

Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam

1. Sebagai Hamba Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas

Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).

3. Sebagai khalifah Allah

Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.(baca fungsi alqur’an bagi umat manusia)

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).

Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.

4. Sebagai Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).

5. Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya (baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).

6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya. (baca juga fungsi agama dalam kehidupan manusia dan hidayah Allah kepada manusia)

The post Hakikat Manusia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>