hari kiamat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hari-kiamat Mon, 09 Sep 2019 08:39:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png hari kiamat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hari-kiamat 32 32 Al-Qiyamah (Hari Kiamat) https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/al-qiyamah Tue, 03 Sep 2019 12:37:11 +0000 https://dalamislam.com/?p=7837 لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ lā uqsimu biyaumil-qiyāmah 1. Aku bersumpah dengan hari Kiamat. وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ wa lā uqsimu bin-nafsil-lawwāmah 2. Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri). اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ a yaḥsabul-insānu allan najma’a ‘iẓāmah 3. Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? بَلٰى […]

The post Al-Qiyamah (Hari Kiamat) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ

lā uqsimu biyaumil-qiyāmah

1. Aku bersumpah dengan hari Kiamat.

وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

wa lā uqsimu bin-nafsil-lawwāmah

2. Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ

a yaḥsabul-insānu allan najma’a ‘iẓāmah

3. Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?

بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰٓى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ

balā qādirīna ‘alā an nusawwiya banānah

4. (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.

بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَ اَمَامَهٗۚ

bal yurīdul-insānu liyafjura amāmah

5. Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus.

يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِۗ

yas`alu ayyāna yaumul-qiyāmah

6. Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”

فَاِذَا بَرِقَ الْبَصَرُۙ

fa iżā bariqal-baṣar

7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan).

وَخَسَفَ الْقَمَرُۙ

wa khasafal-qamar

8. Dan bulan pun telah hilang cahayanya.

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ

wa jumi’asy-syamsu wal-qamar

9. Lalu matahari dan bulan dikumpulkan.

يَقُوْلُ الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍ اَيْنَ الْمَفَرُّۚ

yaqụlul-insānu yauma`iżin ainal-mafarr

10. Pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?”

كَلَّا لَا وَزَرَۗ

kallā lā wazar

11. Tidak! Tidak ada tempat berlindung!

اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْمُسْتَقَرُّۗ

ilā rabbika yauma`iżinil-mustaqarr

12. Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.

يُنَبَّؤُا الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍۢ بِمَا قَدَّمَ وَاَخَّرَۗ

yunabba`ul-insānu yauma`iżim bimā qaddama wa akhkhar

13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.

بَلِ الْاِنْسَانُ عَلٰى نَفْسِهٖ بَصِيْرَةٌۙ

balil-insānu ‘alā nafsihī baṣīrah

14. Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.

وَّلَوْ اَلْقٰى مَعَاذِيْرَهٗۗ

walau alqā ma’āżīrah

15. Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ

lā tuḥarrik bihī lisānaka lita’jala bih

16. Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ

inna ‘alainā jam’ahụ wa qur`ānah

17. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ

fa iżā qara`nāhu fattabi’ qur`ānah

18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗ ۗ

ṡumma inna ‘alainā bayānah

19. Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya.

كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَۙ

kallā bal tuḥibbụnal-‘ājilah

20. Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia.

وَتَذَرُوْنَ الْاٰخِرَةَۗ

wa tażarụnal-ākhirah

21. Dan mengabaikan (kehidupan) akhirat.

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ

wujụhuy yauma`iżin nāḍirah

22. Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ

ilā rabbihā nāẓirah

23. Memandang Tuhannya.

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍۢ بَاسِرَةٌۙ

wa wujụhuy yauma`iżim bāsirah

24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram.

تَظُنُّ اَنْ يُّفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ ۗ

taẓunnu ay yuf’ala bihā fāqirah

25. Mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat.

كَلَّآ اِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَۙ

kallā iżā balagatit-tarāqī

26. Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan.

وَقِيْلَ مَنْ ۜرَاقٍۙ

wa qīla man rāqdan

27. Dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”

وَّظَنَّ اَنَّهُ الْفِرَاقُۙ

wa ẓanna annahul-firāq

28. Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia).

وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِۙ

waltaffatis-sāqu bis-sāq

29. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),

اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْمَسَاقُ ۗ

ilā rabbika yauma`iżinil-masāq

30. Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.

فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلّٰىۙ

fa lā ṣaddaqa wa lā ṣallā

31. Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-Qur’an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat.

وَلٰكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۙ

wa lāking każżaba wa tawallā

32. Tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran).

ثُمَّ ذَهَبَ اِلٰٓى اَهْلِهٖ يَتَمَطّٰىۗ

ṡumma żahaba ilā ahlihī yatamaṭṭā

33. Kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.

اَوْلٰى لَكَ فَاَوْلٰىۙ

aulā laka fa aulā

34. Celakalah kamu! Maka celakalah!

ثُمَّ اَوْلٰى لَكَ فَاَوْلٰىۗ

ṡumma aulā laka fa aulā

35. Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ

a yaḥsabul-insānu ay yutraka sudā

36. Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

اَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّنْ مَّنِيٍّ يُّمْنٰى

a lam yaku nuṭfatam mim maniyyiy yumnā

37. Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰىۙ

ṡumma kāna ‘alaqatan fa khalaqa fa sawwā

38. Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya.

فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىۗ

fa ja’ala min-huz-zaujainiż-żakara wal-unṡā

39. Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.

اَلَيْسَ ذٰلِكَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِ َۧ الْمَوْتٰى

a laisa żālika biqādirin ‘alā ay yuḥyiyal-mautā

40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?

The post Al-Qiyamah (Hari Kiamat) appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Peristiwa-peristiwa Yang Terjadi Setelah Hari Kiamat dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/peristiwa-peristiwa-yang-terjadi-setelah-hari-kiamat Mon, 29 Jul 2019 10:23:50 +0000 https://dalamislam.com/?p=7565 Setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya beriman kepada hari kiamat. Kapan waktu terjadinya hanya Allah yang mengetahui. Pastinya kita semua harus mempersiapkan diri dengan senatiasa beribadah dan mengerjakan macam-macam amal shaleh sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hari kiamat menurut Islam merupakan hari dimana alam semesta ini beserta isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut […]

The post Peristiwa-peristiwa Yang Terjadi Setelah Hari Kiamat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya beriman kepada hari kiamat. Kapan waktu terjadinya hanya Allah yang mengetahui. Pastinya kita semua harus mempersiapkan diri dengan senatiasa beribadah dan mengerjakan macam-macam amal shaleh sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

Hari kiamat menurut Islam merupakan hari dimana alam semesta ini beserta isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut telah dituangkan dalam Al Qur’an maupun hadits. Salah satunya dalam ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj [22] : 1).

Setelah hari kiamat terjadi, rupanya ada sederetan peristiwa yang akan dialami oleh semua makhluk di alam semesta ini. Peristiwa apa sajakah itu?

Simak ulasan selanjutnya berikut ini!

Yaumul Barzah

Yaumul barzah disebut juga dengan alam barzah, yakni masa penantian manusia setelah meninggal dunia sebelum kemudian dibangkitkan kembali dari alam kubur.

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun [23] : 100)

Di dalam alam barzah, manusia yang meninggal akan mendapat balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup. Bagi mereka yang banyak melakukan dosa yang berulang dalam Islam akan merasakan siksa kubur yang menyakitkan. Sedangkan mereka yang senantiasa bertakwa dan melakukan amal shaleh insya Allah akan merasakan kenikmatan di alam barzah.

Yaumul Ba’as

Yaumul Ba’as merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia dari alam kubur. Keadaan manusia pada saat itu sangat beragam, tergantung pada amal perbuatannya selama di dunia.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj [22] : 7)

Yaumul Mahsyar

Setelah dibangkitkan, kemudian manusia dikumpulkan seluruhnya di Padang Mahsyar untuk diadili oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan seadil-adilnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahf [18] : 47)

Yaumul Hisab

Selanjutnya yaumul hisab yakni hari perhitungan seluruh amal perbuatan baik dan buruk umat manusia. Tidak ada sekecil perbuatanpun yang luput dari catatan malaikat Allah subhanahu wa ta’ala.

Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapatkan hikmah beriman kepada malaikat maka akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar tidak menyimpang dari syari’at Islam.

لْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al-Mu’min [40] : 17)

Yaumul Mizan

Yaumul mizan yaitu hari penimbangan seluruh amal baik dan buruk manusia selama hidupnya. Apabila amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, maka insya Allah ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun, apabila amal buruknya yang lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan mendapatkan balasan berupa siksa neraka, naudzubillah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya [21] : 47)

Sirat

Sirat merupakan jalan penentu dari setiap manusia setelah amal buruknya dihitung dan ditimbang. Pada tahap ini telah dapat ditentukan apakah manusia akan dimasukkan ke dalam surga atau neraka.

Syafaat

Syafaat ialah pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk hamba-hamba-Nya yang selama hidupnya beriman, Islam, bertakwa dan selalu memperbanyak amal baik.

Surga dan Neraka

Tempat balasan bagi umat manusia. Surga merupakan balasan bagi hamba Allah yang beriman dan shaleh/shalehah serta mendapatkan ridho-Nya. Neraka merupakan balasan bagi umat manusia yang selama hidupnya banyak berbuat dosa dan mengingkari kewajibannya terhadap Allah subahanahu wa ta’ala.

Itulah peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah hari kiamat yang diuraikan dengan jelas, sehingga penting untuk Anda ketahui. Semoga ulasan ini dapat memberikan manfaat iman dalam Islam bagi pembaca sekalian. Aamiin insya Allah.

The post Peristiwa-peristiwa Yang Terjadi Setelah Hari Kiamat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Fungsi Iman Kepada Hari Akhir dan Dalilnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/fungsi-iman-kepada-hari-akhir Mon, 29 Jul 2019 10:04:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=7461 Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman dalam Islam. Seorang muslim diwajibkan beriman kepada hari akhir sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada hari akhir sendiri memiliki beberapa fungsi yang bisa dirasakan langsung dalam kehidupan. Berikut ini adalah beberapa fungsi iman kepada hari akhir yang perlu diketahui: 1. Sebagai bentuk ketakwaan Muslim […]

The post 8 Fungsi Iman Kepada Hari Akhir dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman dalam Islam. Seorang muslim diwajibkan beriman kepada hari akhir sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT.

Iman kepada hari akhir sendiri memiliki beberapa fungsi yang bisa dirasakan langsung dalam kehidupan. Berikut ini adalah beberapa fungsi iman kepada hari akhir yang perlu diketahui:

1. Sebagai bentuk ketakwaan

Muslim sejati adalah mereka yang beriman pada hari akhir. Tidak akan sempurna iman seseorang jika ia tidak percaya pada hari akhir. Allah berfirman,

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ  

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi (Al Baqarah: 177)

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلًا لَا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى الظَّالِمُونَ إِلَّا كُفُورًا

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi  adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang  zhalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.(QS. al-Isra’/17 : 99).

Baca juga :

2. Mendapatkan pahala

Mereka yang beriman kepada hari akhir tentu adalah orang-orang yang mendapatkan pahala dari Allah SWT. Keimanan mereka dibalas dengan pahala yang setimpal. Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa sja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah: 62)

3. Lebih berhati-hati

Seseorang yang beriman kepada hari akhir adalah orang yang akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Ia akan selalu merasa dirugikan di hari akhir jika berbuat dosa dan akan merasa selamat jika berbuat kebaikan. Allah berfirman,

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS. Al-A’rof/7 : 57)

Baca juga:

4. Menjadi orang yang beruntung

Orang yang beriman kepada hari akhir adalah orang yang beruntung. Hal ini dikarenakan tindakan yang ia lakukan selalu diiringi dengan keimanan kepada hari akhir sehingga ia akan selalu memprediksi timbangan amalnya di hari akhir nanti. Allah berfirman,

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (8) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ (9)

Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan) . maka barang siapa berat timbangan amal baiknya maka itulah orang yang beruntung . Dan barang siapa yang ringan timbangan amal baiknya maka itulah orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (QS. Al-A’raf/7: 8-9)

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Yang akan memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. (QS.  At-Taubah/9 : 18 ).

5. Mengurangi sifat cinta dunia

Bagi mereka yang beriman kepada hari akhir tentu akan jauh lebih mudah mengurangi sifat cinta dunia. Ia percaya bahwa dunia hanyalah sementara dan jalan panjang yang sesungguhnya adalah di hari kiamat. Ia tidak akan mudah tergoda pada kilauan dunia.

Baca juga:

Berbeda dengan mereka yang sangat tipis keimanannya pada hari akhir yang lebih mudah tergoda untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan takut mengeluarkannya di jalan Allah. Allah berfirman,

لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (44) إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ (45)

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.( QS. at-Taubah/9 : 44-45 )

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ     

Hai orang–orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah”,  kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan sebagai ganti kehidupan akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (di bandingkan dengan ) kehidupan di akhirat hanyalah sedikit. (QS. at-Taubah/9 : 38) 

6. Terhindar dari kesesatan

Mereka yang beriman kepada hari akhir akan menjadi orang yang selamat dan terhindar dari kesesatan. Mereka akan memiliki jalan yang terang dan lurus sehingga tidak dapat keraguan dalam hatinya. Allah berfirman,


وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰٓٮِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاَۢ بَعِيدًا

Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh. (An-Nisa’ : 136)

7. Jalan menuju surga

Allah berfirman,

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya, dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Ingatlah) suatu hari (ketika itu), kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Allah): “Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu.” Lalu kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.” (Yunus: 26-28)

Baca juga:

8. Penyemangat beribadah

Iman kepada hari akhir juga akan membuat seseorang menjadi lebih semangat dalam beribadah karena ia tahu dunia adalah ladang pahala yang tidak bisa dilewatkan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:

“Nabi memerintahkan setiap orang yang beriman untuk bersemangat melaksanakan segala yang bermanfaat dan meminta bantuan kepada Allah, dan ini sangat sesuai dengan firman Allah, ‘Kepada-Mulah kami menyembah dan kepada-Mulah kami meminta‘. Juga seruan Nabi Hud : ‘Sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya.’ Maka semangat untuk meraih yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah semangat dalam ketaatan kepada Allah dan menyembah-Nya, karena yang paling bermanfaat baginya adalah ketaatan kepada Allah. Tidak ada yang paling bermanfaat bagi seorang hamba kecuali itu. Segala sesuatu yang membantu dalam ketaatan kepada Allah, merupakan suatu ketaatan pula, kendatipun perkara itu adalah mubah.” (Lihat Amradhul Qulub hal. 50)

Itulah fungsi iman kepada hari akhir yang wajib diketahui oleh setiap Muslim. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah keimanan kita pada hari akhir. Aamiin.

The post 8 Fungsi Iman Kepada Hari Akhir dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Fase Fase Hari Kiamat Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/fase-fase-hari-kiamat Mon, 29 Jul 2019 09:00:11 +0000 https://dalamislam.com/?p=7548 Setiap umat Islam di dunia ini wajib hukumnya mempelajari ilmu pengetahuan dan hukum Islam. Sebab setiap gerak gerik kita di dunia ini selalu diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bila ingin mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, istiqomah dalam Islam adalah kuncinya. Begitu luas dasar ilmu yang perlu kita ketahui, salah satunya mengenai rukun iman. […]

The post Fase Fase Hari Kiamat Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap umat Islam di dunia ini wajib hukumnya mempelajari ilmu pengetahuan dan hukum Islam. Sebab setiap gerak gerik kita di dunia ini selalu diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bila ingin mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, istiqomah dalam Islam adalah kuncinya.

Begitu luas dasar ilmu yang perlu kita ketahui, salah satunya mengenai rukun iman. Simaklah firman Allah di bawah ini.

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-nisa [4] : 136)

Iman kepada hari kiamat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam bahwa harus yakin akan adanya hari kiamat yang pasti terjadi. Kiamat menurut Islam memiliki beberapa fase yang perlu kita ketahui. Berikut ini penjelasannya.

Yaumul Qiyamah

Hari kiamat diawali dengan tiupan sangkakala yang pertama oleh Malaikat Izrafil. Yang kemudian alam semesta dan kehidupan makhluk hancur secara bersamaan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An-Naml [27] : 87)

Yaumul Ba’as

Tiupan sangkakala yang kedua ini menandakan sebagai hari kebangkitan manusia dari kuburnya. Setiap manusia pada hari itu dibangkitkan dalam keadaan wajah sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.

Mereka yang mendapatkan manfaat beriman kepada Allah swt akan dihiasi dengan wajah yang berseri. Sedangkan mereka yang banyak bermaksiat akan mendapatkan wajah yang hitam kelam akibat amal buruknya.

Firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (QS. Yasin [36] : 51)

Yaumul Masyar/Yaumul Hsyr

Setelah manusia dibangkitkan kemudian mereka dikumpulkan di Padang Masyar. Pada hari berkumpul itu, seluruh manusia akan diadili dengan seadil-adilnya oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Dari Shohabat Sahl bin Sa’ad As Sa’idi ra, Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِىِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ

Artinya:
Akan dibangkitkan, dikumpulkan semua manusia di atas bumi yang putih, seperti kapas yang jernih. Tidak ada tanda (identitas) bagi seseorang”. (Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 6521 dan Al Imãm Muslim no: 2790)

Yaumul Hisab

Dalam hidupnya, manusia mengerjakan macam-macam amal shaleh dan amal buruk yang semuanya akan diperhitungkan pada hari perhitungan. Hari perhitungan ini juga berlaku bagi makhluk lainnya, seperti binatang, jin dan lainnya.

Allah Ta’ala berfirman:

(إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26

“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah [88] : 25 – 26)

Yaumul Jaza’

Hari pembalasan atas apa yang telah diperhitungkan dari amal baik dan buruk makhluk-Nya. Jika amal baiknya lebih besar daripada amal buruknya, maka insya Allah surgalah tempatnya kembali. Namun, bila amal buruknya lebih besar daripada amal baiknya, maka sesungguhnya nerakalah seburuk-buruk tempat kembali.

Allah Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al Mu’min [40] : 17)

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ﴿٧﴾وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah [99] : 7-8).

Itulah ulasan mengenai fase fase hari kiamat yang dapat Anda ketahui. Semoga dapat memberikan manfaat dan motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin insya Allah.

The post Fase Fase Hari Kiamat Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Golongan Pengikut Dajjal https://dalamislam.com/info-islami/golongan-pengikut-dajjal Sat, 08 Jun 2019 07:41:23 +0000 https://dalamislam.com/?p=7134 Fitnah terbesar akhir zaman ditandai dengan kemunculan Dajjal ahli neraka yakni ciri ciri dajjal dalam al quran. Dalam banyak hadits tercantum dengan jelas akan bahaya makhluk ini. Bahkan, setiap Nabi pun pasti memperingatkan umatnya untuk waspada agar tak termakan fitnahnya. Supaya umat Islam bisa terhindar dari fitnahnya di antaranya adalah melalui jalur ilmu yakni alasan […]

The post 10 Golongan Pengikut Dajjal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Fitnah terbesar akhir zaman ditandai dengan kemunculan Dajjal ahli neraka yakni ciri ciri dajjal dalam al quran. Dalam banyak hadits tercantum dengan jelas akan bahaya makhluk ini. Bahkan, setiap Nabi pun pasti memperingatkan umatnya untuk waspada agar tak termakan fitnahnya.

Supaya umat Islam bisa terhindar dari fitnahnya di antaranya adalah melalui jalur ilmu yakni alasan mengapa muslim harus menuntut ilmu. Dengan mengetahui siapa pengikut Dajjal ahli neraka di akhir zaman, paling tidak umat bisa menyiapkan kewaspadaan sejak dini untuk tidak menjadi bagian dari pengikutnya.

Dalam buku “al-Mausū’ah fī al-Fitan wa al-Malāhim wa Asyrāti as-Sā’ah” (2006: 721-727), Dr. Muhammad Ahmad al-Mubayyadh –berdasarkan nash yang ada—ada 10 Golongan Pengikut Dajjal ahli neraka di akhir zaman.

Pertama, orang-orang Yahudi.

Terkait hal ini yakni sejarah yahudi, Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa kelak Dajjal ahli neraka akan diikuti oleh tujuh puluh ribu orang Yahudi dari Ashbahan (sekarang masuk wilayah Iran) yang memakai baju tebal berjahit (HR. Muslim).

Hadits ini bukan menunjukkan pembatasan jumlah, namun terkait betapa banyaknya pengikut Dajjal ahli neraka kala itu dan tanda tanda kiamat. Jika di Ashbahan saja pengikutnya sebanyak itu, apalagi di wilayah-wilayah lainnya. Terlebih, Dajjal ahli neraka diberikan kemampuan luar biasa untuk berkeliling dunia dalam waktu yang super cepat, melainkan: Mekah dan Madinah yang dijaga oleh malaikat.

Penyebutan orang Yahudi yakni perbedaan bani israil dan yahudi dikaitkan dengan Dajjal ahli neraka sangatlah menarik bila umat Islam mau menarik benang merah antara kejadian-kejadian di dunia sekarang ini hingga akhir zaman. Bahwa kerusakan-kerusakan yang banyak didalangi orang-orang Yahudi sepanjang zaman kelak akan bertemu dengan muara kerusakan yang dibawa Dajjal ahli neraka. Bisa jadi, mereka telah menyiapkan secara matang kedatangan Dajjal ahli neraka.

Kedua, kelompok-kelompok menyempal dan khawarij.

Menurut riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda bahwa akan tumbuh pemuda yang fasih baca al-Qur`an tapi hanya sampai kerongkongan. Setiap kali sekelompik dari mereka muncul, maka pantas dihancurkan. Kemunculannya lebih dari dua puluh kali hingga sampai kedatangan Dajjal ahli neraka.

Dari hadits tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa salah satu pengikut Dajjal ahli neraka adalah Khawarij. Sebuah gambaran umum bagi orang-orang yang dungu, tidak mengetahui dengan baik ajaran-ajaran Islam yang benar, memahami Islam dari lahiriahnya saja, gampang mengkafirkan orang tanpa dasar ilmu dan lain sebagainya yang menggambarkan kepandiran mereka. Orang seperti ini kelak akan menjadi pengikut setia Dajjal ahli neraka.

Ketiga, pelaku bid’ah dan kesesatan. 

Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar sabda Nabi bahwa setiap umat ada Majusinya, sementara Majusi umat ini adalah mereka yang tidak percaya takdir. Kalau berjumpa dengan orang semacam ini, Nabi Shallallahu ‘alaihim melarang untuk menghadiri jenazahnya dan dilarang membesuk mereka di kala sakit karena mereka adalah pengikut Dajjal ahli neraka (HR. Abu Dawud).

Hadits ini menggambarkan secara implisit bahwa kelak pengikut Dajjal ahli neraka adalah orang-orang yang suka melakukan bid’ah (baik secara akidah maupun ibadah) dan suka mengerjakan kesesatan.

Keempat, para wanita.

Kelak di akhir zaman –berdasarkan riwayat Ahmad—kebanyakan yang terpengaruh dengan fitnah Dajjal ahli neraka adalah para wanita. Sampai-sampai, ada orang yang mengikat istri, ibu, putrid an saudara perempuannya agar tidak keluar rumah, termakan fitnah Dajjal ahli neraka.

Hadits ini sama sekali bukan bermaksud merendahkan wanita. Menurut Dr. Mubayyadh, banyak di kalangan wanita yang mengikuti Dajjal ahli neraka karena gampang tergoda dengan syahwat dunia, dan tidak begitu mengedepankan akalnya sebagaimana laki-laki.  Sementara itu, fitnah Dajjal ahli neraka yang begitu menggoda –di saat kondisi dunia kala itu begitu memprihatinkan– misalnya api diperlihatkan menjadi air, sebaliknya air diperlihatkan bagai api dan berbagai fitnah lainnya sangat sulit dilawan jika tak berbenteng keimanan.

Kelima, setan.

Dalam hadits riwayat Amru bin Ash Radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Nabi bahwa di laut ada setan-setan yang dipenjara oleh Nabi Sulaiman Radhiyallahu ‘anhu yang kelak akan keluar membacakan sesuatu kepada manusia.., (HR. Muslim) Kemungkinan keluarnya setan-setan ini adalah menjelang atau saat Dajjal ahli neraka muncul. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa kelak setan-setan akan berjalan di bagian depan Dajjal ahli neraka yang meneyarukan fitnahnya di berbagai negeri dan kota yang dimasuki Dajjal ahli neraka.

Keenam, tukang sihir.

Berdasarkan penelitian Dr. Mubayyadh, di sebagian riwayat ada yang menunjukkan bahwa tukang sihir (dukun dan semacamnya) kelak menjadi pengikut Dajjal ahli neraka. Mereka berjalan di depan Dajjal ahli neraka dengan kebohongan dan kedustaan yang dibuat-buat untuk menyebarkan fitnah Dajjal ahli neraka.

Ketujuh, pengikut hawa nafsu.

Pengikut Dajjal ahli neraka yang lain adalah mereka yang tahu bahwa Dajjal ahli neraka itu  dusta, namun mereka tak kuat bersabar menahan fitnahnya akibatnya termakan juga. Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ubaid bin Umar al-Laitsi bahwa ketika Dajjal ahli neraka keluar, salah satu yang mengikutinya adalah orang-orang yang mengetahui bahwa Dajjal ahli neraka adalah kafir tapi mereka tetap ikut karena ingin memakan makanannya serta kebutuhan lainnya. Ketika murka Allah turun, maka mereka juga terkena imbasnya.

Kedelapan. Berbohong/Dusta bukan sifat Muslim:

Allah mengutuk orang yang banyak berbohong: “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” [QS Adz Dzaariyaat:10]

Siksa yang pedih di neraka disediakan bagi para pendusta: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al Baqarah:10]

Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa” [Al Jaatsiyah:7]

Jika sering berdusta, maka itu akan menyeretnya ke neraka: “Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)

Dusta adalah satu ciri orang Munafik: Nabi Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. “(HR. Muslim)

Berdusta bukanlah sifat seorang Mukmin: “Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al Bazzaar)

Kesembilan. Gemar Namimah / Adu Domba

“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq “˜alaih) Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)

Kesepuluh. ‘Ashobiyyah / Fanatisme Golongan

Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang pada “˜ashabiyah (HR Abu Dawud).
Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa orang yang mati dalam keadaan ashobiyah (membela kelompoknya, bukan Islam), maka dia masuk neraka. Dalam Islam dilarang ashobiyah/fanatisme kelompok dan membangga-banggakan kelompoknya karena Islam itu adalah satu.

Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum:32]  “..Janganlah kamu mengatakan dirimu suci..” [An Najm 32]

“Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?.” Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” [Shaad 75-78] “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu (atau mengucapkan Tahlil):

“Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ [An Nisaa’ 94]

Tiga perkara berasal dari iman: (1)’ Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal ahli neraka tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

Nah, jangan sampai kita menjadi pengikut dajjal ya.. sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post 10 Golongan Pengikut Dajjal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ciri Ciri Dajjal dalam Al Qur’an https://dalamislam.com/info-islami/ciri-ciri-dajjal-dalam-al-quran Sat, 08 Jun 2019 07:24:15 +0000 https://dalamislam.com/?p=7132 Percaya kepada kiamat yang berhubungan dengan nasib al quran di hari kiamat adalah salah satu bukti keimanan kita sebagai seorang Muslim. Tak mempercayainya, sudah pasti ganjarannya adalah fasik dan bisa dikatakan keluar dari ajaran Islam. Kiamat akan terjadi, namun kapan dan bagaimana kronologinya masih jadi rahasia besar yang disimpan oleh Allah. Nabi sendiri menjelaskan dalam […]

The post Ciri Ciri Dajjal dalam Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Percaya kepada kiamat yang berhubungan dengan nasib al quran di hari kiamat adalah salah satu bukti keimanan kita sebagai seorang Muslim. Tak mempercayainya, sudah pasti ganjarannya adalah fasik dan bisa dikatakan keluar dari ajaran Islam. Kiamat akan terjadi, namun kapan dan bagaimana kronologinya masih jadi rahasia besar yang disimpan oleh Allah. Nabi sendiri menjelaskan dalam banyak riwayat jika kiamat pasti datang namun waktunya tidak bisa ditentukan.

Hal yang pasti adalah kiamat yang punya tanda tanda kiamat kecil takkan pernah terjadi jika tanda-tandanya tak ditemukan. Misalnya munculnya Imam Al Mahdi, turunnya Nabi Isa dan juga sosok mengerikan yang kita kenal dengan Dajjal ahli neraka. Dari semua tanda ini Dajjal ahli neraka lah yang harus jadi perhatian kita. Makhluk ini adalah representasi kesesatan yang nyata dan dimampukan oleh Allah melakukan hal-hal menakjubkan agar bisa menyesatkan lebih banyak manusia.

Berikut adalah ciri-ciri serta hal-hal yang berkaitan dengan Dajjal ahli neraka yang berhubungan dengan tanda tanda kiamat besar dan wajib untuk kita ketahui. Ciri Ciri Dajjal Dalam Al Qur’an

1. Ciri Fisik Dajjal ahli neraka

Ulama pernah mendebatkan tentang sosok Dajjal ahli neraka ini yang berhubungan dengan kiamat menurut islam. Sebagian menganggap ia adalah wujud dari peradaban maju atau sebuah bangsa. Namun sebagian lagi mengatakan jika Dajjal ahli neraka adalah manusia. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadist, Rasul berkata, “Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang cahaya matanya.” Dari Hadist ini maka bisa disimpulkan jika Dajjal ahli neraka adalah seorang manusia dan masih muda.

Ciri-ciri Dajjal ahli neraka juga disinggung dalam hadist sebelumnya yakni tentang tanda tanda kiamat, berambut keriting dan hilang cahaya matanya. Tak hanya itu, Dajjal ahli neraka juga sering dicirikan dengan buta sebelah matanya. Serta tanda terakhir adalah tulisan di dahinya yang mempunyai lafal arab “Kaf” “Fa” “Ro” yang artinya adalah kafir. Tulisan ini hanya bisa dilihat mereka yang benar-benar beriman kepada Allah.

Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal ahli neraka kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘Alaihis Salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal ahli neraka itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta,” (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169).

 “Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya Dajjal ahli neraka itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya ‘Kaafir’,” (HR. Bukhari no. 7131).

Nabi bersabda, “Tiga tahun sebelum keluarnya Ad-Dajjal ahli neraka, langit akan menahan sepertiga dari air hujannya, dan bumi menahan sepertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang kedua, langit akan menahan dua pertiga dari air hujannya dan bumi akan menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang ketiga langit akan menahan air hujan semuanya dan bumi juga akan menahan tumbuh-tumbuhan semuanya,” (HR. Ahmad – dengan sanad laa ba’sa bihi).

Dari Anas, katanya, “Rasulullah bersabda, ‘Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal ahli neraka, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal ahli neraka itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -di luar Madinah- lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik,” (Riwayat Muslim).

Dari Rib’iy bin Hirasy, katanya, ia berangkat dengan Abu Mas’ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman, lalu Abu Mas’ud berkata kepadanya, “Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah perihal Dajjal ahli neraka.” Hudzaifah lalu berkata, “Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya Dajjal ahli neraka itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal ahli neraka itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar.

Sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka, barangsiapa yang menemui Dajjal ahli neraka di antara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali.” Setelah itu Abu Mas’ud berkata, “Saya pun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu,” (Muttafaq ‘alaih)

2. Mereka Para Pengikut Dajjal ahli neraka

Sering diceritakan pula jika Dajjal ahli neraka akan jadi pemimpin dari sebuah kaum yang nantinya akan berkonfrontasi dengan umat Islam. Dalam sebuah hadist, Nabi menjelaskan siapa mereka yang jadi pengikut dajjal ahli neraka ini. “Akan mengikuti Dajjal ahli neraka dari kaum Yahudi Ashbahan 70 ribu orang, mereka memakai semacam thayalisah (sejenis kain yang diselempangkan di pundak).”

Termasuk para pengikut Dajjal ahli neraka adalah orang-orang yang pandai membaca Al-Qur’an namun tak melewati tenggorokan mereka. Maksudnya adalah Muslim tapi tidak benar-benar memahami apa yang dianutnya. Mereka semua ini akan disenangkan oleh Dajjal ahli neraka dengan berbagai tipu muslihat, namun pada akhirnya akan masuk ke dalam nerakanya Allah selama-lamanya.

3. Kemampuan Dajjal ahli neraka yang Harus Diwaspadai

Dajjal ahli neraka adalah fitnah terberat manusia di zaman akhir dan Allah memang memberi makhluk tersebut kemampuan untuk melakukan hal-hal yang mencengangkan. Dalam banyak riwayat dikatakan jika Dajjal ahli neraka mampu menggenggam surga dan neraka. Manusia di akhir zaman nanti akan dihadapkan dengan ini. Tapi, sesungguhnya apa yang jadi surganya Dajjal ahli neraka jadi nerakanya Allah dan sebaliknya.

Tak hanya mampu membawa surga dan neraka, Dajjal ahli neraka juga bisa membunuh seseorang dan menghidupkannya lagi. Tak hanya itu, Dajjal ahli neraka bisa memerintah Bumi dan juga mampu menurunkan hujan. Satu lagi yang jadi kemampuan terbesar Dajjal ahli neraka, hal tersebut adalah harta-harta yang jumlahnya tak bisa dikira dan hanya diberikan kepada mereka yang mau mengikuti perintahnya.

4. Imam Al Mahdi akan Memerangi Dajjal ahli neraka

Pada masa Dajjal ahli neraka berkuasa, dunia akan dipenuhi dengan kecarut-marutan. Orang-orang Islam yang lemah imannya akan berbondong-bondong keluar dari agama ini. Di saat kalut seperti ini Allah pun mengutus Al Mahdi, sosok yang dijanjikan Rasul akan membawa dunia menjadi tentram dan Islam berada di masa kejayaannya.

Al Mahdi akan melakukan pergolakan dengan Dajjal ahli neraka dan pasukannya. Namun dalam sebuah riwayat disebutkan jika Al Mahdi seperti kesulitan menahan gempuran Dajjal ahli neraka. Namun sesuai janji Allah lagi, Al Mahdi mampu memungkasi era kezaliman Dajjal ahli neraka saat makhluk ini berhasil dibunuh oleh Nabi Isa.

5. Dajjal ahli neraka Mati Terhina di Tangan Nabi Isa

Nabi Isa akan turun sesuai janji Allah. Misi utamanya adalah untuk membantu Al Mahdi menegakkan kekhalifahan dan juga menghabisi Dajjal ahli neraka. Dalam sebuah hadist, pada akhirnya Nabi Isa akan mampu membunuh Makhluk terkutuk ini. Rasul berkata “Sesungguhnya Isa bin Maryam akan membunuh Dajjal ahli neraka di Bab Lud,” Hadist Riwayat Ahmad, Turmudzi, dan Nuaim Bin Hamad.

Nabi Isa dikatakan akan membunuh Dajjal ahli neraka dengan menancapkan sebuah tombak. Setelah itu, berangsur-angsur Bumi menjadi tempat yang penuh berkah dan dipimpin oleh seorang khalifah yang dijanjikan, Imam Al Mahdi.

6. Hal-Hal yang Bisa Kita Lakukan Agar Terhindar dari Dajjal ahli neraka

Dajjal ahli neraka adalah fitnah besar, kita takkan pernah sanggup untuk melawan kengeriannya. Bahkan dalam sebuah riwayat dijelaskan jika nantinya banyak Muslim yang paginya masih teguh memegang Islam, namun sore harinya menjadi kafir setelah melawan Dajjal ahli neraka. Sampai kedatangan Al Mahdi, maka kita dianjurkan untuk berlindung dan menghindar.

Salah satu caranya dengan menghafalkan 10 ayat pertama Surat Al Kahfi, lalu sebisa mungkin menghindari dan bersembunyi darinya, serta cara terakhir adalah dengan menetap di Mekkah atau Madinah. Dajjal ahli neraka dan pengikutnya tidak akan mampu masuk ke dalam dua kota ini lantaran Allah telah menyuruh para malaikat untuk menjaganya.

Mari kita banyak berdoa agar terhindar dari fitnah dajjal yang bisa langsung membawa ke api neraka. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post Ciri Ciri Dajjal dalam Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Mengenal Ya’juj dan Ma’juj https://dalamislam.com/info-islami/mengenal-yajuj-dan-majuj Sat, 08 Jun 2019 07:11:41 +0000 https://dalamislam.com/?p=7130 Ya’juj dan Ma’juj adalah dua umat dari Bani Adam yang telah ada sekarang dan berhubungan dengan adanya tanda tanda kiamat kecil. Allah Ta’ala berfirman: Artinya: “Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj […]

The post Mengenal Ya’juj dan Ma’juj appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua umat dari Bani Adam yang telah ada sekarang dan berhubungan dengan adanya tanda tanda kiamat kecil.

Allah Ta’ala berfirman:

Artinya: “Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka’.

Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabb-ku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi’. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’

Hingga apabila besi itu sudah mejadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu’. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar.” [Al-Kahfi: 93-98]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Allah Ta’ala akan berfirman pada hari kiamat, ‘Hai Adam! Bangkitlah dan keluarlah seperti kobaran api dari anak cucumu, sampai akhirnya Nabi bersabda: “Berilah kabar gembira, sesungguhnya satu orang dari kalian dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu.”

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang berhubungan dengan tanda tanda kiamat besar termasuk tanda kiamat yang telah diketahui cirri-cirinya sejak zaman Nabi.

Dalam hadits Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Rasulullah pada suatu hari yang menegangkan keluar dari rumah dengan wajah memerah seraya berkata:

“Laa ilaaha illallah! Celaka bagi orang Arab dari kejahatan telah dekatnya waktu terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini’. Sambil beliau mengepal ibu jarinya dengan jari-jarinya yang lain.”

[Disalin dari kitab Fatawa ‘Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]

Menurut Al Qur’an

“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj telah ada saat ini, dan Al Qur’an yang memiliki hukum shalat sambil membaca quran menunjukkan akan hal itu. Allah Ta’ala berfirman tentang Dzulqarnain,

حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَى قَوْمٍ لَمْ نَجْعَلْ لَهُمْ مِنْ دُونِهَا سِتْراً * كَذَلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْراً * ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَباً يعني: سار حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْماً لا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلاً * قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجاً عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدّاً

Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Dzulkarnain). Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).

Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata, “Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu (sekelompok manusia) yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka” (QS. Al Kahfi : 90-94).

Berdasarkan ayat di atas yakni kiamat menurut islam, Ya’juj dan Ma’juj sudah ada saat ini. Allah Ta’ala juga berfirman bahwa mereka adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi, maka kaum itu memberikan harta mereka supaya Dzulqarnain membuatkan pembatas antara mereka dan Ya’juj Ma’juj. Maka Dzulqarnain pun menjawab,

آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ

Berilah aku potongan-potongan besi!” (QS. Al Kahfi : 96).

Mereka pun membawakan besi dan akhirnya tersusunlah besi itu satu sama lain hingga dinding itu rata tingginya di antara kedua puncak gunung. Dzulqarnain pun meminta dibawakan potongan besi yang dilelehkan dan dituangkan dari atas dinding itu. Jadilah dinding itu layaknya gunung dari besi.

فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ

Maka mereka pun (Ya’juj dan Ma’juj) tidak dapat mendakinya” (QS. Al Kahfi : 97).

Mereka tidak dapat mendakinya karena tingginya dinding, tidak pula dapat menggalinya karena bahannya terbuat dari besi. Dzulqarnain pun berkata,

هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقّاً

Ini adalah rahmat dari Rabbku maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu adalah benar” (QS. Al Kahfi : 98).

وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ

Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berbaur antara satu dengan yang lain” (QS. Al Kahfi : 99).

Alhasil, bahwasanya guru kami rahimahullah tidak memiliki dua pendapat dalam masalah ini. Bahkan hanya ada satu pendapat berdasarkan dalil dari Kitabullah ‘azza wa jalla dan demikian pula pendapat ulama lain. Bahkan sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menetapkan hal tersebut, beliau bersabda,

يقول الله تعالى: يا آدم –يعني: يوم القيامة– فيقول: لبيك وسعديك. فيقول: أخرج من ذريتك بعثاً إلى النار. قال: يا ربِّ وما بعث النار؟ قال: تسعمائة وتسعة وتسعون من كل ألف) يعني: تسعمائة وتسعة وتسعين من بني آدم كلهم في النار وواحد في الجنة، (فَكَبُر ذلك على الصحابة وعظم عليهم وقالوا: يا رسول الله! أين ذلك الواحد؟ قال: أبشروا فإنكم في أمتين ما كانتا في شيء إلا كثرتاه يأجوج ومأجوج

Allah berfirman, “Wahai Adam. Ia pun menjawab, “Ya, aku memenuhi panggilan-Mu”. Allah berfirman, “Keluarkanlah ba’tsun naar (utusan neraka)!” Ia bertanya, “Apakah ba’tsun nar itu?” Allah berfirman, “Dari setiap 1000 orang, 999 orang sebagai menghuni neraka (sehingga 1 orang masuk surga -pent). Para shahabat pun gempar dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang termasuk satu orang (yang satu) itu?” Beliau bersabda, “Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang”. (HR. Bukhari).

Hadits ini jelas menunjukkan bahwa :

  • Ya’juj dan Ma’juj termasuk dari kalangan anak Adam
  • Ya’juj dan Ma’juj masuk neraka seluruhnya
  • Ya’juj dan Ma’juj sudah ada saat ini menurut pandangan kami berdasarkan dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah. Akan tetapi mereka yang telah ada saat ini bukanlah mereka yang nanti akan keluar di akhir zaman. Bahkan akan datang kaum yang lahir belakangan, mereka keluar di akhir zaman dan berbuat kerusakan di muka bumi sebagaimana kerusakan yang diperbuat nenek moyang mereka.

Berhubungan dengan Nabi Isa AS

Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s yang baik seperti amalan rezeki nabi sulaiman memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil.

Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.

Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian pula bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air. 

Karena interaksi sosial yang tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam.

Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka mampu menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka mampu melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila berjalan sangat cepat seperti meluncur bersama angin.

Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s (QS 18:93) untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah menimbulkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.

Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka (QS 18:96). Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk dihuni.

Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat (QS 18:98). Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.

Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.

Kelak menjelang Kiamat, salah seorang pemimpin mereka mengatakan kata kunci “InsyaAllah” maka kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah (QS 21:96) memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.

Masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur) lalu bersama-sama berdoa kepada Allah agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung mengakibatkan kematian mereka secara serentak.

Itulah selengkapnya tentang Mengenal Ya’juj dan Ma’juj, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post Mengenal Ya’juj dan Ma’juj appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat https://dalamislam.com/info-islami/nasib-al-quran-di-hari-kiamat Sat, 08 Jun 2019 06:06:06 +0000 https://dalamislam.com/?p=7128 Al Qur’an Al Karim yang memiliki hukum membaca qur’an di kuburan diturunkan Allah dari langit ke bumi melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ke tangan kaum muslimin sampai saat ini. Allah subhanahu wa ta’ala pun berjanji akan menjaganya sehingga sampai saat ini tak satupun kalimat atau huruf yang berkurang atau […]

The post Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al Qur’an Al Karim yang memiliki hukum membaca qur’an di kuburan diturunkan Allah dari langit ke bumi melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ke tangan kaum muslimin sampai saat ini. Allah subhanahu wa ta’ala pun berjanji akan menjaganya sehingga sampai saat ini tak satupun kalimat atau huruf yang berkurang atau bertambah dan menjadi kitab suci yang menjadi pedoman kaum muslim di muka bumi.

Namun akan datang suatu masa, Al Qur’an yang memiliki keutamaan menghafal al-quran akan diangkat kembali ke langit sehingga tidak akan tersisa satu ayat pun di muka bumi. Al Qur’an akan hilang dari ingatan manusia dan lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an pun akan kosong. Peristiwa ini akan terjadi ketika ajaran Islam memudar secara perlahan hingga puncaknya, ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal orang, itulah saat hari kiamat, yakni Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat.

Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang hukum shalat sambil membaca quran, “Islam akan pudar secara perlahan seperti pudarnya sulaman baju sehingga puasa, shalat, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal. Al Qur’an juga akan diangkat dalam satu malam sehingga tidak ada satu ayat pun tersisa di muka bumi. Orang-orang lanjut usia yang tersisa dari umat manusia akan berkata “Kami mendapati orang-orang tua kami mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” maka kami pun ikut mengucapkannya”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa ajaran agama yang pertama-tama hilang adalah amanah atau kejujuran, menyusul shalat, dan terakhir adalah Al Qur’an yang memiliki hukum meragukan isi al quran yang akan dicabut dari muka bumi. Terkait dengan hal ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya,

“Bagaimana mungkin Al Qur’an akan dicabut dari manusia, sementara Allah telah menetapkannya didalam hati mereka dan mereka pun telah menuliskannya didalam mushaf?” Ibnu Mas’ud menjawab “Pada suatu malam, Al Qur’an akan dihilangkan dari dalam hati atau ingatan dan akan dihapus dari dalam mushaf sehingga pada esok harinya orang-orang tidak lagi memilikinya sama sekali.” Setelah menyampaikan hal ini, Ibnu Mas’ud membaca firman Allah “Dan Sesungguhnya jika kami menghendaki, niscaya kami lenyapkan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap kami,” [QS. Al Israa’: 86] (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dengan demikian, jika kelak setelah Al Qur’an diangkat kembali ke langit maka tak ada lagi yang tersisa di muka bumi. Orang-orang yang memiliki hafalan Al Qur’an yang memliki ukum mahar quran dalam islam tak lagi memilikinya (hilang dari ingatannya), sementara kitab Al Qur’an yang penuh dengan tulisan Al Qur’an akan kosong (tak menyisakan satu huruf pun) di dalamnya. Wallahu a’lam.

Lalu bagaimana pengangkatan Al Qur’an itu terjadi?

Tak ada keterangan bagaimana Al Qur’an itu kembali, apakah satu per satu hurufnya ditarik oleh Allah ke langit ataukah kalimat per kalimat atau langsung seluruh surah Al Qur’an ditarik secara bersamaan. Wallahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang menjelaskan proses pengangkatan itu. Tapi berdasarkan keterangan beberapa riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Qur’an itu diangkat ke langit di malam hari dan di pagi harinya seluruh Al Qur’an di muka bumi sudah menghilang.

Meski tak diketahui seperti apa pengangkatan Al Qur’an tapi sebuah riwayat dari Ibnu Umar menjelaskan bahwa pengangkatan Al Qur’an itu menimbulkan suara gemuruh yang terdengar di sekitar Arsy bagaikan suara kawanan lebah. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga menimbulkan suara gemuruh di sekitar Arsy seperti suara lebah kemudian Allah subhanahu wa ta’ala bertanya ”Ada apa denganmu?” Al Qur’an menjawab “Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca tapi tidak diamalkan.” Ketika itulah Al Qur’an diangkat ke haribaan Allah.” (HR. Dailami)

Setelah Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menuturkan hadits tentang pengangkatan Al Qur’an di akhir zaman, orang-orang yang mendengarnya merasa heran lalu Shilah bin Zafar yang berada di tengah-tengah mereka bertanya “Wahai Hudzaifah, apa gunanya mereka mengucap kalimat “Laa ilaha illallah” sedangkan mereka tidak mengenal lagi apa itu puasa, haji, dan sedekah?”

mendengar pertanyaan ini Hudzaifah berpaling tak menjawab. Shilah pun mengulang kembali pertanyaan yang sama namun Hudzaifah tetap diam. Baru setelah diajukan tiga kali, Hudzaifah mengarahkan pandangannya kepada Shilah dan menjawab “Wahai Shilah, kalimat itu akan menyelamatkan mereka dari api neraka.” Hudzaifah menyebutkan tiga kali. (HR. Hakim)

Lalu kapan peristiwa itu akan terjadi?

Al Qurthubi menyebutkan bahwa peristiwa pengangkatan Al Qur’an ini terjadi saat keluarnya binatang aneh dari perut bumi. Binatang yang memberikan kesaksian bahwa manusia yang hidup pada saat itu tidak yakin pada ayat-ayat Allah. Hal ini dipahami dari tafsir surah An Naml ayat 82,

“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS. An Naml: 82)

Kalimat “perkataan Telah jatuh/berlaku atas mereka” adalah matinya para ulama, hilangnya ilmu, dan diangkatnya Al Qur’an. Oleh karena itu, Ibnu Mas’ud berpesan banyak-banyaklah membaca Al Qur’an sebelum Al Qur’an diangkat ke tempat asalnya.

Al Qur’an nantinya juga sebagai pemberi syafaat di hari kiamat.

1. Al-Quran sebagai pemberi syafaat di hari kiamat untuk masuk surga.

Dalam hadist shahih Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه، اقرءوا الزهراوين البقرة، وسورة آل عمران، فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان، أو كأنهما غيايتان، أو كأنهما فرقان من طير صواف، تحاجان عن أصحابهما

Bacalah Al-Qur’an karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat di hari kiamat bagi yang membacanya (dengan tadabbur dan mengamalkannya). Bacalah al-Zahrawain (dua cahaya) yaitu surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya, keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut.” (HR. Muslim: 1910).

Syaikh Faishal al-Mubarak rahimahullah menjelaskan: “Hadist ini merupakan motivasi dan perintah agar kita terus membaca Al-Quran, dan bahwasanya ia memberikan syafaat di hari kiamat bagi penjaganya yaitu orang-orang yang selalu membacanya, berpegang teguh dengan kandungannya, melaksanakan perintahnya, dan menjauhi larangannya”. (Tathriz Riyadh al-Shalihih: 579).

Al-‘Allamah AbdurRauf al-Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang hanya membaca atau menghafal ayat-ayatnya tanpa mempedulikan aplikasi kandungannya maka ia tidak dianggap sebagai penjaga Al-Quran yang berhak mendapatkan syafaat di hari kiamatnya. (Faidh al-Qadir Syarh al-Jaami’ al-Shaghir: 2/66).

2. Al-Quran sebagai pengangkat derajat dalam surga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

يقالُ لصاحبِ القرآن: اقرَأ وارتَقِ، ورتِّل كما كُنْتَ ترتِّل في الدُنيا، فإن منزِلَكَ عندَ آخرِ آية تقرؤها

Dikatakan pada orang yang menjadi penjaga Al-Qur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu (tingginya derajatmu disurga) adalah tergantung pada akhir ayat yang engkau baca”. (shahih, HR Abu Daud: 1464 dan Tirmidzi: 3141).

Para ulama rahimahumullah menyatakan bahwa setiap seseorang membaca satu ayat, maka ia akan dinaikkan satu tingkatan surga hingga ia berhenti pada ayat terakhir hafalannya. Aisyah radhiyallahu’anha berkata: “Sesungguhnya jumlah tingkatan surga itu sebanyak jumlah ayat Al-Quran, dan tidak ada satupun penghuni surga yang lebih utama (tinggi tingkatannya) daripada pembaca Al-Quran”. (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: 29952, hasan).

3. Al-Quran menghindarkan penjaganya dari adanya hisab / penghitungan amalan yang buruk.

Dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (29955, dengan sanad shahih), Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata: “Siapa yang membaca Al-Quran dan mengikuti petunjuknya, maka Allah akan memberinya hidayah didunia, dan melindunginya dari buruknya hisab amalan dihari kiamat kelak, karena Allah telah berfirman: “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka ia tidak akan sesat (didunia) dan sengsara (diakhirat)”, (QS Thaha: 123)”.

Dalam tafsir ayat ini, Imam Ibnu ‘Aasyur rahimahullah berkata: “Firman-Nya dalam ayat ini “maka ia tidak akan sesat” bermakna bahwa bila seseorang mengikuti petunjuk yang berasal dari Allah yang diturunkan lewat lisan Rasul-Nya maka ia akan diselamatkan dari adanya kesesatan didunia ini … adapun makna “tidak akan sengsara” adalah tidak mendapatkan kesengsaraan diakhirat nanti sebab bila ia telah selamat dari kesesatan didunia ini, maka dengan serta merta ia juga akan selamat dari kesengsaraan diakhirat kelak”. (Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir: 16/330-331, ringkasan).

4. Kedua orangtua penjaga Al-Quran mendapatkan syafaat di hari kiamat kemuliaan diakhirat kelak.

Dalam hadist disebutkan: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya berada dirumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai (ganjaran pahala) orang yang mengamalkannya?” (HR Abu Daud: 1453, hasan li ghairihi).

Hadist ini menjelaskan secara gamblang bahwa keutamaan ini hanya didapatkan oleh kedua orangtua penjaga Al-Quran yang membaca atau menghafal dan mengamalkannya. Syaikh Abdul’Aziz al-Rajihi hafidzhahullah berkata: “Para penjaga Al-Quran adalah orang-orang yang mengamalkan kandungannya meskipun mereka tidak menghafalnya diluar kepala,

sebab itu barangsiapa yang membaca Al-Quran dan mengamalkan kandungannya maka ia sudah termasuk kerabat Allah secara khusus baik ia menghafalnya diluar kepala atau tidak, namun bila ia menghafalnya maka tentunya sangat utama, dan bila ia tidak menghafalnya dan hanya selalu membacanya lewat mushaf dengan selalu mengamalkan kandungannya, maka ia termasuk dalam golongan penjaga Al-Quran”. (Syarah Sunan Ibnu Majah: pel.14/5).

Nah, semoga kita menjadi orang yang selalu beribadah dan menggapai surga dengan Al Qur’an.. sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Macam – macam Dosa Jariyah – Pengertian https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/macam-macam-dosa-jariyah Wed, 28 Mar 2018 04:50:43 +0000 https://dalamislam.com/?p=3131 Kita banyak mengetahui atau mendengar istilah sedekah dan atau amal jariyah. Amal jariyah sendiri adalah bentuk sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Dengan amal jariyah ini, pahala akan terus kita dapatkan selama harta yang kita sedekahkan memilki manfaat bagi kaum muslim yang masih hidup di dunia. Di riwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu […]

The post Macam – macam Dosa Jariyah – Pengertian appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kita banyak mengetahui atau mendengar istilah sedekah dan atau amal jariyah. Amal jariyah sendiri adalah bentuk sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Dengan amal jariyah ini, pahala akan terus kita dapatkan selama harta yang kita sedekahkan memilki manfaat bagi kaum muslim yang masih hidup di dunia.

Di riwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: ‘Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.’ (HR. Nasa’i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani).

Lalu kita sebagai orang beriman, harus sedini mungkin mempersiapkan bekal amal untuk hari akhir kita nanti. Nah sehubungan dengan adanya amal jariyah, apakah terdapat pula dosa jariyah?

Ternyata selain amal jariyah, terdapat pula dosa jariyah. Sifatnya sama, apabila kita melakukan dosa jariyah, akan terus mengalir sekalipun kita sudah meninggal dunia. Mau tahu lebih lanjut? Simak selengkapnya dibawah ini. Baca juga tentang Amalan Penghapus Dosa MaksiatDosa Wanita Yang Paling Dibenci Allah, dan Cara Menghapus Dosa Zina Sebelum Menikah

Pengertian Dosa Jariyah

Dosa jariyah seperti yang dijelaskan diatas, akan selalu ditimpakan ke pelakunya, sekalipun orang tersebut sudah tidak melakukan dosa tersebut. Karena, Allah mencatat semua yang terjadi dalam kehidupan kita, baik itu dan bentuk mengerjakan amalan, juga mengerjakan larangan. Baca juga tentang Amalan Penghapus Dosa Besar

Allah berfirman di surat Yasin,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Sehubungan dengan firman Allah SWT diatas, bagi mereka yang melakukan amal dan aktivitas yang sesuai dengan perintahNya, akan dicatat sebagai amal baik yang menghasilkan pahala. Begitu juga sebaliknya, apabila kita mengerjakan larangannya, akan dicatat sebagai amal buruk yang akan memberatkannya di akhirat nanti. Baca juga tentang Dosa Meninggalkan Shalat Subuh

Ditambah lagi, yang mengerikan dari dosa jariyah adalah aliran itu sendiri. Bayangkan ketika bahkan sudah tidak lagi melakukan dosa tersebut, namun nyatanya dosa itu dihitung dan mengalir menumpuk dalam bagian dosa kita.

Oleh karena itu, mengingat betapa bahaya jenis dosa satu ini, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya agar berhati-hati dengan dosa satu ini. Jangan sampai terjebak dan melakukannya.

Sumber Dosa Jariyah

Nah berikut ini terdapat sumber dosa – dosa jariyah, antara lain:

1. Mempelopori perbuatan maksiat

Dalam hadits dari Jarir Bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah SAW bersabda:

أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Di waktu lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya.

Berdasarkan hadits ini, siapa saja yang mempelopori maksiat ini, dosanya akan ditanggung oleh dirinya. Karena itulah, anak adam yang pertama kali melakukan pembunuhan, dialah yang dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman yang terjadi di alam ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Bisa disimpulkan, dosa jariyah bisa saja mengalir kepada orang-orang yang pertama kali membuat celana ketat bagi wanita, rok mini, pakaian terbuka, video vulgar, game vulgar, dan lain sebagainya. Baca juga tentang Dosa yang Tak Terampuni

2. Mengajak Melakukan Maksiat

Walaupun bukan sebagai pelopor, bagi orang yang juga mengajak orang lainnya melakukan maksiat, termasuk sebagai orang yang sedang memupuk dosa jariyah.

Allah Berfirman tentang cerita bagaimana kondisi orang kafir di akhirat kelak, dimana mereka akan menanggung kekufurannya, serta dosa – dosa yang mereka sesatkan. Hal ini dituturkan dalam surat An-Nahl:

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Dilain waktu Imam Mujahid mengatakan,

يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا

Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).

Ayat ini, memiliki makna sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Setelah mengetahui bentuk dosa ini, Semoga Allah SWT memudahkan dan meringankan jalan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah.

The post Macam – macam Dosa Jariyah – Pengertian appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Tanda-Tanda Kedatangan Imam Mahdi https://dalamislam.com/dasar-islam/tanda-tanda-kedatangan-imam-mahdi Sat, 14 Oct 2017 02:05:29 +0000 https://dalamislam.com/?p=2172 Sebagai umat muslim yang beriman kita wajib yakin terhadap rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Termasuk di dalamnya percaya akan datangnya hari akhir. Yakni hari dimana dunia menjadi hancur dan musnah, serta semua makhluk hidup dimatikan oleh Allah Ta’ala. Kiamat menurut islam tidak terjadi secara serta-merta. Namun diawali dengan berbagai macam tanda. Salah satu […]

The post 15 Tanda-Tanda Kedatangan Imam Mahdi appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai umat muslim yang beriman kita wajib yakin terhadap rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Termasuk di dalamnya percaya akan datangnya hari akhir. Yakni hari dimana dunia menjadi hancur dan musnah, serta semua makhluk hidup dimatikan oleh Allah Ta’ala. Kiamat menurut islam tidak terjadi secara serta-merta. Namun diawali dengan berbagai macam tanda. Salah satu tanda-tanda kiamat besar adalah datangnya Imam Mahdi.

Imam Mahdi bukanlah sebuah nama, melainkan gelar. Yang mana “Imam” berarti pemimpin dan “Mahdi” berarti orang yang memperoleh petunjuk. Dalam arti beliau adalah seseorang yang baik agamanya dan menjadi pemimpin bagi umat muslim di akhir zaman.

Nah, berikut ini tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi berdasarkan dalil-dalil agama:

  1. Muncul di akhir zaman, saat tampak kerusakan di bumi

Imam Mahdi tidak akan muncul hingga menjelang kiamat. Kiamat sendiri adalah rahasia Allah Ta’ala. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan datangnya kiamat. Tapi dijelaskan dalam dalil bahwa mendekati kiamat bumi mengalami kerusakan. Ini bisa berarti bencana alam yang terjadi terus-menerus, seperti longsor, banjir, gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Selain itu umat manusia juga melakukan perselisihan dan peperangan tanpa henti. Nah, disaat demikianlah Imam Mahdi akan muncul.

Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR. Ahmad)

  1. Kondisi umat islam terasing

Pada akhir zaman kondisi umat islam menjadi terasing kembali, sama seperti saat pertama kali muncul.Pada saat islam mulai pudar inilah Imam Mahdi akan datang menyelematkan umat manusia menuju jalan kebenaran.

  1. Kemunculan bintang berekor

Salah satu tanda-tanda kiamat sudah dekat adalah kemunculan bintang berekor. Dan apabila ini sudah terjadi dengan diikuti tanda lainnya, maka kemungkinan Imam Mahdi juga akan segera datang.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Abdullah bin Abu Malikah, ia berkata: “Pada suatu pagi saya pergi kepada Ibnu Abbas. Maka ia berkata: “Malam tadi aku tidak dapat tidur sampai pagi.” aku bertanya: Apa sebabnya.” Beliau menjawab: “Karena orang-orang berkata bahwa bintang berekor sudah terbit, maka saya cemas akan kedatangan asap (dukhan) yang sudah mengetuk pintu, sehingga saya tidak dapat tidur sampai pagi”.

  1. Kondisi sungai eufrat mengering

Dalam suatu riwayat Muslim dijelaskan bahwa tanda menjelang kiamat menurut Islam adalah kondisi sungai eufrat mengering dan peperangan terjadi dimana-mana.

Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada harta itu.” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Imam Mahdi memiliki nama seperti Rasulullah

Seperti yang dijelaskan dalam hadist shahih bahwa salah satu ciri Imam Mahdi adalah beliau memiliki nama seperti nama Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam.

Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR. Abu Dawud)

  1. Imam Mahdi adalah orang Arab

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist bahwa Imam Mahdi datang dari Negara Arab, dan beliau adalah keturunan anak cucu Nabi Muhammad shalla llahu ‘alaihi wa sallam.

Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim).

  1. Fisik Imam Mahdi berkening lebar dan hidung mancung

Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim) ”

  1. Imam Mahdi keturunan Rasul

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Imam Mahdi bernama Muhammad bin Abdullah Al Alawi Al Fatimi Al Hasani.” (Al Fitan wa Malahim: 29). Yang mana disimpulkan oleh As Samhudi bahwa Imam Mahdi adalah keturunan Fatimah.

Dalam hadist disebutkan: “Imam Mahdi dari keluargaku dari putra fatimah.” (HR.Abu Dawud). Ini berarti Imam Mahdi bisa berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib yang merupakan putra Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib.

  1. Imam Mahdi muncul di Madinah setelah kematian seorang pemimpin

Dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Imam Mahdi akan muncul di Madinah setelah perselisihan yang terjadi akibat kematian seorang pemimpin.

Dari Ummu Salamah R.A menceritakan: “Akan terjadi suatu perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah. Kemudian, seseorang dari penduduk Madinah akan melarikan diri ke Mekkah. Orang-orang Makkah pun mendatanginya dan membawanya keluar, sedangkan ia tidak menyukainya, lalu membaiatnya di antara rukn dan maqām”.

  1. Imam Mahdi muncul membawa harta kekayaan berlimpah

Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

  1. Berjuang membangkitkan agama Islam

Tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi selanjutnya adalah hadirnya sosok yang menegakan agama islam. Menurut Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam, Imam Mahdi datang dengan membawa petunjuk yang lurus. Beliau memerangi kemungkaran dan berusaha membawa umat muslim dari kegelapan menuju cahaya.

  1. Dibai’at oleh penduduk Mekkah secara paksa di depan Ka’bah

Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud).

  1. Imam Mahdi muncul selama 7 tahun, 8 tahun atau 9 tahun

Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).

  1. Datang Setelah kemunculan Dajjal

Dalam beberapa riwayat menceritakan bahwa Imam Mahdi muncul setelah bumi kedatangan Dajjal. Dajjal adalah manusia dari turunan Adam A.S. yang memiliki kekuatan luar biasa. Ia berjalan ke seluruh penjuru bumi untuk menebarkan fitnah, kecuali kota Mekkah dan Madinan yang tidak bisa ia masuki. Sebuah hadist menjelaskan bahwa Dajjal keluar dari kawasan Iran Timur.

  1. Diikuti turunnya Nabi Isa A.S

Kemunculan Imam Mahdi di bumi nantinya akan diikuti oleh turunnya Nabi Isa As dari langit. Keduanya akan berperang menghancurkan kedzaliman dan melawan Dajjal. Lalu Allah Ta’ala menjajinkan kemenangan terhadap mereka.

Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal,dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim).

Setelah wafatnya Dajjal, umat islam menjadi semakin kuat. Mereka membunuh orang-orang musyrik dan para Yahudi. Namun setelah itu, muncullah tentara Ya’juj dan Ma’juj yang jumlahnya sangat banyak dan tidak terkalahkan. Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Isa A.S untuk bersembunyi membawa umat muslim menuju gunung At-Thur di Palestina. Sementara Ya’juj dan Ma’juj terus membuat kerusakan hingga akhirnya dimatikan oleh Allah lewat penyebaran penyakit dari hama serangga.

 Wallahu A’lam Bishawab.

Demikian penjelasan terkait apa saja tanda tanda yang bisa dikenali saat Imam Mahdi datang yang merupakan pertanda hari akhir atau hari kiamat akan tiba. semoga memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiiin ya Rabbal A’lamin

The post 15 Tanda-Tanda Kedatangan Imam Mahdi appeared first on DalamIslam.com.

]]>