hati manusia Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hati-manusia Thu, 04 Feb 2021 11:07:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png hati manusia Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hati-manusia 32 32 10 Tanda Hati Manusia yang Mati https://dalamislam.com/akhlaq/tanda-hati-manusia-yang-mati Thu, 04 Feb 2021 11:05:48 +0000 https://dalamislam.com/?p=8921 Jika kita berbicara tentang hati, maka sebagian orang akan mendefinisikan bahwa hati itu murni. Bahkan Rasulullah SAW menyebutkan bahwa jika kita menemukan sebuah keragu-raguan, maka Rasulullah SAW bersabda untuk berfatwalah pada hati kita. Menurut kitab suci Al-Qur’an ada tiga jenis hati manusia, yaitu: Hati yang hidup (قٙلْبٌ سٙلِيْمٌ) Hati yang sakit (قٙلْبٌ مٙرِِيْضٌ) Hati yang […]

The post 10 Tanda Hati Manusia yang Mati appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Jika kita berbicara tentang hati, maka sebagian orang akan mendefinisikan bahwa hati itu murni. Bahkan Rasulullah SAW menyebutkan bahwa jika kita menemukan sebuah keragu-raguan, maka Rasulullah SAW bersabda untuk berfatwalah pada hati kita.

Menurut kitab suci Al-Qur’an ada tiga jenis hati manusia, yaitu:

  • Hati yang hidup (قٙلْبٌ سٙلِيْمٌ)
  • Hati yang sakit (قٙلْبٌ مٙرِِيْضٌ)
  • Hati yang mati (قٙلْبٌ مٙيِّتٌ)

Dalam artikel ini kita akan membahas tanda-tanda seorang manusia memiliki hati yang mati. Hati yang mati dapat diartikan bahwa hati yang kita miliki sudah tidak ada lagi kehidupan di dalam jasad kita.

Hati yang mati bagaikan ruh yang meninggalkan jasad tubuhnya. Bagi seseorang memiliki hati yang mati, dia tidak akan peduli amalan baik apa saja yang sudah dia kerjakan seakan-akan dia hidup di dunia untuk selamanya. Ada 2 ciri utama seseorang yang hatinya mati:

  • Selalu menolak akan kebenaran dari Allah SWT
  • Selalu melakukan kerusakan/berlaku dzalim kepada sesama makhluk hidup bahkan terhadap dirinya sendiri.

Di dalam ayat Al-Qur’an, Allah SWT telah berfirman mengenai orang-orang memiliki hati yang mati. Bahwasanya perkara tersebut telah Allah singgung pada QS. Al Baqarah ayat 7, yang artinya:

“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang berat.”

Dari ayat di atas sudah sangat jelas, bahwa orang memiliki hati yang mati akan jauh dari hidayah Allah SWT. Karena Allah SWT telah menutup hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup.

Dan di hari akhir nanti niscaya diberi siksa yang berat. Untuk dapat menghindari dari jenis hati yang mati, berikut 10 tanda bahwa hati orang tersebut sudah mati.

Menurut dalam riwayat Ibrahim bin Adham atau dikenal dengan nama Abu Ishaq, yang sedang berjalan di pasar Bashirah, lalu orang-orang yang berada di pasar mengerumuninya dan bertanya: “Wahai Abu Ishaq, sudah sejak lama kami memanjatkan doa kepada Allah, tetapi mengapa doa-doa kami tidak dikabulkan? Padahal Allah telah berfirman dalam kitabNya: Berdoalah kalian kepadaku niscaya akan aku kabulkan doa kalian. (QS. Ghofur:60).”

Lalu Abu Ishaq menjawab, Hal itu dikarenakan hati kalian telah mati dengan sepuluh perkara berikut:

  1. Kita tahu bahwa Allah itu ada, namun kita tidak melakukan kewajibannya.
  2. Kita mengaku mencintai Rasulullah, tapi kita meninggalkan sunnahnya.
  3. Kita membaca Al-Qur’an, namun kita tidak mengamalkannya.
  4. Kita tahu bahwa syaitan adalah musuh kita, namun kita mengikuti rayuannya.
  5. Kita menginginkan surga, tapi kita tidak berusaha untuk mendapatkannya.
  6. Kita tahu akan neraka, namun kita malah menyerahkan diri kita untuknya.
  7. Kita menikmati karunia Allah, tapi kita tidak mensyukurinya.
  8. Kita tahu bahwa kematian itu pasti, tapi kita tidak berusaha untuk menyiapkannya.
  9. Kita takut mengubur saudara kita yang sudah meninggal, namun kita tidak bisa mengambil pelajaran darinya.
  10. Kita sibuk dengan aib orang lain, namun kita melupakan aib diri kita sendiri.

Itulah sepuluh tanda-tanda hati manusia yang mati. Semoga kita dapat menghindari dari sepuluh perkara tersebut, dan juga hati kita tidak tergolong ke dalam sepuluh perkara di atas.

The post 10 Tanda Hati Manusia yang Mati appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Tanda Hati yang Mati Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/tanda-hati-yang-mati-menurut-islam Thu, 30 May 2019 07:38:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=7063 Dalam Islam dikenal konsep kematian sesuai ayat tentang kematian dalam islam ,sebuah hati dan tanda sebuah hati yang mati. Sebuah hati adalah organ tubuh yang Allah ciptakan tidak ada duanya, tidak seperti organ tubuh lainnya yang Allah ciptakan berpasang pasang. Hal tersebut sebagaimana firman Allah Swt.:  “Allah tidak menjadikan bagi seindividu dua sebuah hati dalam […]

The post 13 Tanda Hati yang Mati Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam Islam dikenal konsep kematian sesuai ayat tentang kematian dalam islam ,sebuah hati dan tanda sebuah hati yang mati. Sebuah hati adalah organ tubuh yang Allah ciptakan tidak ada duanya, tidak seperti organ tubuh lainnya yang Allah ciptakan berpasang pasang. Hal tersebut sebagaimana firman Allah Swt.:

 “Allah tidak menjadikan bagi seindividu dua sebuah hati dalam rongganya” (Al Ahzab:4).

Sebuah hati Merupakan segumpal darah yang mempunyai peran penting dalam jiwa maupun raga manusia, dan perlu tips menjaga hati dalam islam , sebagaimana sabda Nabi Saw. berikut:

 “Ketahuilah, dalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, seluruh tubuh akan baik. Jika daging itu rusak, seluruh tubuh juga akan rusak. Ingatlah, segumpal daging itu adalah sebuah hati” (HR Bukhari dan Muslim).

Karena sebuah hati mempunyai peran penting bagi jiwa manusia, dan ada penyebab matinya hati dalam islam , kita yang mempunyai organ tubuh tersebut harus semaksimal mungkin menjaga agar jangan sampai terkotori. Menjaga sebuah hati tidak semudah menjaga organ tubuh yang lainnya karena penyakit sebuah hati jauh lebih banyak dan lebih susah mengobatinya dibandingkan penyakit pada organ tubuh lainnya.

Sebagaimana organ tubuh lain, sebuah hati pun bisa mati atau tidak berfungsi seperti bunuh diri dalam islam, hanya saja sebuah hati yang mati tidaklah sama dengan organ tubuh lain. Lantas apa tanda tanda sebuah hati itu mati? 13 Tanda Sebuah Hati yang Mati Menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Tidak gelisah saat tidak ibadah

 “Termasuk tanda-tanda sebuah hati yang mati adalah tidak merasa gelisah atas ibadah yang tertinggal tidak terlaksanakan dan tidak menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan.”

2. Berani meninggalkan sholat

Sebuah hati yang telah mati tidak akan mengingat Allah dan senang melakukan dosa paling berat dalam islam sehingga akan berani meninggalkan sholat yang wajib hukumnya. Sebuah hati yang berani meninggalkan sholat akan merasa tenang-tenang saja ketika meninggalkan sholat. Padahal perintah untuk wajib untuk melakukan sholat telah tertuang dalam Al Qur’an

3. Tenang saat melakukan dosa besar

Tenangnya individu yang sedang berbuat dosa dan maksiat itu karena sebuah hatinya tidak lagi merasakan jeleknya perbuatan dosa yang dilakukan. Sehingga dosa yang dikerjakan menjadi suatu kebiasaan baginya. Lebih parah lagi dia tidak akan peduli dengan pandangan Allah dan Rasul dan dia tidak akan malu pada manusia serta mengacuhkannya. Dia akan bangga terhadap maksiat yang dilakukannya.

4. Tidak tersentuh bahkan menjauhi ayat-ayat Al-Qur’an

Sebuah hati yang telah mati, ketika disampaikan nasehat dan ancaman Allah ia tidak akan tersentuh sebuah hatinya. Dia juga tidak akan terpengaruh, tidak mendengar, lalai membaca Al-Qur’an sehingga berpaling dari Al Qur’an. Padahal AL-Qur’an adalah sebenar-benarnya petunjuk dari Allah untuk menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

5. Terus menerus berbuat maksiat

Lalai sungguh merupakan penyakit yang berbahaya, ketika ia sudah menajalar dalam sebuah hati dan bersarang dalam jiwa manusia maka ia akan menutup sebuah hati individu hamba dan menjadikan anggota badan saling mendukung untuk menutup datangnya hidayah, sehingga sebuah hati akan terkunci rapat. Sebuah hati yang terkunci rapat akan selalu dapat berbuat maksiat. 

6. Sibuk mengumpat, fitnah, dan berburuk sangka

Berbicara itu mudah, yang berat adalah mempertanggungjawabkan apa yang telah keluar dari mulut kita. Sebenarnya apa yang keluar dari mulut kita menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Perkataan yang buruk menunjukkan keburukan kita sendiri dari pada individu yang kita hina. Sedangkan perkataan yang baik adalah pembuktian kemusliman seindividu.

Hendaknya kita dapat memastikan apa yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang baik-baik dan bermanfaat. Sibuknya mengumpat, memfitnah, dan berburuk sangka perlahan-lahan akan menutupi sebuah hati dan membuatnya mati.

7. Sangat benci dengan nasihat baik dan para ulama

Individu yang telah tertutup sebuah hatinya akan memiliki sebuah hati yang membatu, sebuah hatinya keras dan tidak mempan dengan berbagai macam nasehat. Ia jugasangat membenci nasihat-nasihat baik dan para ulama.

Sebuah hati dan anggota tubuhnya sudah tidak bisa menerima kebenaran. Ia mempunyai mata namun untuk melihat yang maksiat dan tidak melihat kebenaran. Mereka punya telinga, namun tidak untuk mendengar kebaikan apalagi mendengar kitabullah serta mereka hanya mendengarkan kebatilan.

8. Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan, dan akhirat

Sebuah hati yang telah mati tidak akan merasa takut walaupun telah ada peringatan tentang kematian, azab kubur, dan azab di akherat nanti. Sungguh sebuah hati yang telah mati, tidak akan melihat peringatan-peringatan tersebut. Sebuah hati yang tidak memiliki rasa takuts edikitpun akan peringatan-peringatan itu akan menyesal dikemudian hari.

Allah berfirman dalam QS. As-Sajdah / 32:12 yaitu:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Artinya: “Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika individu-individu berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah individu-individu yakin.” (As-Sajdah/32:12)

9. Gilanya pada dunia tanpa peduli dosa

Sesungguhnya hidup didunia hanyalah sementara. Namun bagi sebuah hati yang telah mati, hidup didunia adalah selamanya. Ia tidak akan merasakan bahwa kematian sedang setiap detik sedang mengejarnya. Tanpa peduli juga akan dosa-dosa yang telah ia lakukan. Dia telah terlena pada dunia yang fana dan terlalu mendewakan apa yang ia dapatkan didunia.
Firman Allah SWT :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٣٢ 

maksudnya : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi individu-individu yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”  (Surah Al-An’Am ayat 32)
Firman Allah SWT juga dalam al-Quran :

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الإنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الإنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا 

الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ (١٢٨)وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٢٩

Artinya : “Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata; ‘Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan, dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.’ Allah berfirman.’Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.’ Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui. Dan demikianlah Kami jadikan sebagian individu-individu yang zalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”. (Surah al-An’aam ayat 128-129).
Allah SWT juga berfirman:

تِلْكَ الدَّارُ الآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأرْضِ وَلا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (٨٣ 

maksudnya : “Kebahagiaan di kampung akhirat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yang tidak suka menyombongkan diri dan melakukan kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi individu-individu yang bertakwa”.  (Surah al-Qashash ayat 83).

10. Senang melihat individu susah dan menderita

Hasud ( dengki ) adalah sikap batin tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh individu lain dan berusaha untuk menghilangkannya dari individu tersebut.
Rasululloh s.a.w. bersabda :

ﺩَﺏﱠﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْﺩَﺍۤﺀُﭐْﻷُﻣَﻢِﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْﺑَﻐْﻀَﺎﺀُﻭَﺣَﺴَﺪٌﻫِﻲَﺣَﺎﻟِﻘَﺔُﭐﻟﺪﱢﻳْﻦِﻻَﺣَﺎﻟِﻘَﺔُﭐﻟﺸﱠﻌْﺮِ

( ﺭَﻭَﺍﻩُﺃَﺣْﻤَﺪُﻭَﭐﻟﺘﱢﺮْﻣِﺬِﻱﱡ )

Artinya : “Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat terdahulu (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut”. (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)

11. Tidak pernah bersyukur kepada Allah

Ketika sebuah hati telah mati, jelas sulit untuk bersyukur pada Allah barang sedetikpun. Sebuah hati yang telah mati akan senantiasa mengeluh dan mengeluh. Ia tidak akan pernah merasa cukup karena tidak pernah ia bersyukur. Kufur lah nikmatnya dan tidak tenanglah sebuah hatinya. Melimpahnya harta dan tingginya jabatan tidak pula membuatnya cukup. Maka Allah telah mencabut kenikmatan yang seharusnya ia dapatkan.
Bersyukur merupakan perintah Allah Ta’ala.Dalam QS. Al-Baqarah: 152 Allah berfirman bahwa:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (QS. Al Baqarah: 152)

Pada ayat tersebut Allah memerintahkan khusus untuk bersyukur atas nikmat-Nya. Sedangkan dalam QS. Adh Dhuha: 11 Allah cinta kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memuji Allah Ta’ala: 

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (QS. Adh Dhuha: 11)
Lain dalam QS. Ali Imran bahwa Allah akan memberikan balasan kepada individu yang bersyukur sebagaimana firman Allah Ta’ala sebagai berikut:

وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

Artinya: “Dan kami akan memberi balasan kepada individu-individu yang bersyukur” (QS. Ali Imran: 145)


Begitu pula Allah berfirman dalam QS. Ibrahim: 7 sebagai berikut:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

12. Tidak berbakti pada orang tua atau suami bagi yang telah berkeluarga

13. Selalu memiliki rencana untuk berbuat keburukan

Sebuah hati merupakan bagian organ tubuh yang sering berbolak-balik, bisa jadi pagi hari mengatakan iya sorenya mengatakan tidak. Hal tersebut sesuai dengan namanya dalam bahasa Arab yaitu al-qalb yang artinya ‘sesuatu berbolak-balik’. Oleh karena itu, selain kita perlu menjaga sebuah hati dengan tidak mengkonsumsi makanan haram, kita juga dianjurkan untuk berdoa agar senantiasa memiliki hati yang bersih dan mementingkan akherat.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post 13 Tanda Hati yang Mati Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menjaga Hati Dalam Islam agar Ikhlas dan Tenang https://dalamislam.com/info-islami/menjaga-hati-dalam-islam Sat, 02 Sep 2017 04:31:29 +0000 http://dalamislam.com/?p=2003 Hati merupakan cerminan dari setiap orang yang memilikinya dalam arti apabila mempunyai hati yang baik, maka cerminannya juga terlihat baik begitu pun sebaliknya jika mempunyai hati yang buruk, maka buruk juga yang terlihat. Pada saat zaman Nabi Muhammad SAW, penyakit hati bisa dihindari dengan cara ajaran yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Semua orang rasanya tidak […]

The post Menjaga Hati Dalam Islam agar Ikhlas dan Tenang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hati merupakan cerminan dari setiap orang yang memilikinya dalam arti apabila mempunyai hati yang baik, maka cerminannya juga terlihat baik begitu pun sebaliknya jika mempunyai hati yang buruk, maka buruk juga yang terlihat. Pada saat zaman Nabi Muhammad SAW, penyakit hati bisa dihindari dengan cara ajaran yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Semua orang rasanya tidak bisa lepas dari penyakit hati dan menjadi hal wajar bagi kehidupan manusia. Ditambah lagi, setiap mausia terlahir dengan sifat kekhilafan saat bersosialisasi.

Artikel terkait:

Penyakit Hati Dalam Islam

Penyakit hati di dalam Islam memiliki banyak jenis mulai dari ringan sampai berat dan jenis penyakit hati yang berat dalam Islam akan membuat pelaku bisa memiliki dosa besar sampai dosa yang tidak terampuni oleh Allah SWT. Salah satu contoh dari penyakit hati menurut Islam adalah syirik yang termasuk jenis penyakit hati besar sebab dosanya tidak akan diampuni oleh Allah SWT.

  1. Iri Hati

Iri hati merupakan sifat yang tidak menyenangi rizki atau rejeki serta nikmat yang diperoleh orang lain sehingga membuat seseorang melakukan berbagai cara untuk menandinginya. Iri hati ada yang diperbolehkan dalam Islam, yakni iri hati untuk perbuatan baik seperti ingin menjadi pintar supaya bisa berbagi ilmu di kemudian hari atau iri dalam memakai harta untuk jalan yang benar.

  1. Dengki

Dengki merupakan sikap yang tidak menyenangi apabila ada seseorang yang memperoleh kebahagiaan sehingga membuat pelaku mencara cara untuk menghilangkan rasa bahagia yang dialami seseorang tersebut. Sifat dengki menjadi sifat yang berbahaya dan tidak ada satu orang pun di dunia yang menyenangi seseorang dengan sikap dengki tersebut.

  1. Hasut

Hasut merupakan sifaft yang selalu melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain supaya marah dengan tujuan untuk memecah belah tali persaudaraan dan akhirnya akan timbul permusuhan serta kebencian antar sesama manusia.

Artikel terkait:

  1. Fitnah

Fitnah merupakan sikap yang dikatakan lebih kejam dari sebuah pembunuhan yakni perbuatan menjelekkan, merusak, menodai, menipu dan juga berbohong pada seseorang untuk menimbulkan permusuhan yang nantinya akan semakin berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa didasari dengan bukti kuat.

  1. Berburuk Sangka

Berburuk sangka merupakan sikap yang selalu curiga dan berprasangka pada orang lain yang selalu bertindak buruk tanpa didasari dengan bukti jelas atau kuat.

  1. Khianat

Khianat merupakan sikap tak bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan yang diberikan pada orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan obral janji palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya kembali untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.

Artikel terkait:

Tips Menjaga Hati Dalam Islam

Apabila penyaki hati tidak segera dihilangkan dengan baik, maka dampak buruk akan dihasilakan pada diri sendiri dan berikut ini akan kami berikan beberapa tips untuk menjaga hati di dalam ajaran agama Islam

  • Tidak Terlalu Banyak Bicara

Bicara terlalu berlebihan akan mengeraskan hati sehingga akan lebih baik untuk bicara seperlunya dan hindari juga seseorang yang terlalu banyak bicara, pembual, tukang bohong, ghibah dan sebagainya. Namun, apabila bicara yang dilakukan adalah tentang kebaikan maka boleh untuk dilakukan seperti contohnya memberikan pelayanan, mengajar atau kegiatan positif lainnya.

  • Jaga Nafsu dan Emosi

Emosi akan membuat seseorang menjadi tidak tenang sehingga harus sangat dihindari supaya tidak menjurus pada dosa dan juga beberapa penyakit hati. Beberapa jenis nafsu yang harus dihilangkan diantaranya adalah nafsu mewujudkan impian, nafsu harta, nafsu seks, nafsu makan, nafsu marah dan sebagainya. Salah satu cara paling tepat untuk menjaga nafsu dan juga emosi adalah dengan berpuasa baik itu puasa sunnah atau puasa wajib Ramadhan

  • Ingat Pada Allah SWT

Selalu ingat pada Allah SWT bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti sholat lebih rajin seperti sholat lima waktu, sholat tahajud, sholat dhuha, sholat malam dan juga sholat lainnya. Selain itu perbanyak juga dzikir dan doa, memngaji dan membaca Al Quran yang bisa sangat berguna untuk selalu menjaga hati. Dengan selalu megingat Allah SWT, maka secara otomatis kita akan lebih takut akan Allah SWT apabila kita berbuat disa yang disebabkan penyakit hati atau perbuatan maksiat.

  • Berteman Dengan Orang Saleh

Saat bersosialisasi juga perlu dilakukan dengan baik, yakni berteman dengan orang yang sholeh. Apabila terlalu banyak berteman dengan orang yang tidak menjaga hati, maka hanya akan menimbulkan penyakit dan semakin menjauhkan kita pada Allah SWT. Salah dalam pergaulan juga akan menambah dosa karena perbuatan maksiat yang sudah dilakukan baik secara sengaja atau tidak sengaja.

Artikel terkait:

Sabda Rasulullah Tentang Menjaga Hati

Berikut ini ada beberapa Sabda Rasulullah mengenai cara menjaga hati yang benar, diantaranya:

  1. Musahabah Diri

Akan lebih baik jika sebelum mulai menyalahkan orang lain, terlebih dulu kita berkaca dan intropeksi pada diri sendiri. Dengan memeriksa diri sendiri, kita mungkin bisa menemukan kenapa seseorang bersikap seperti demikian dan mungkin saja kita sudah pernah berbuat kesalahan pada orang tersebut.

  1. Jauhkan Diri Dari Sikap Iri dan Dengki

Iri dan juga dengki menjadi ruang untuk syaitan agar bisa masuk ke dalam hati manusia. Angan yang terlalu berlebih akan membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Jika angan tersebut tidak dilandasi dengan agama, maka seseorang akan melakukan berbagi cara untuk mewujudkan angan tersebut. Sifat ini bisa timbul dari kecintaan seseorang akan kehormatan, material dan juga pujian dan manusia tidak akan hidup dengan tenang apabila mempunyai sikap yang seperti ini.

Rasulullah bersabda, “Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

  1. Jauhkan Dari Sifat Keras Hati dan Amarah

Marah yang terjadi dari hati manusia terkadang membuat seseorang bisa melakukan tindakan tanpa membuat pertimbangan akal. Apabila akal sudah melemah, maka yang tersisa hanyalah hawa nafsu dan syaitan akan dengan bebas melancarkan aksinya kemudian mempermainkan mausia.

Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin berkata jika iblis pernah berucap, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”

  1. Perbanyak Sifat Memaafkan

“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Surah Al-A’raf : 199.

Allah SWT adalah Maha Pemaaf pada hamba-Nya dan tidak perduli seberapa dalam dosa tersebut, apabila hamba-Nya melakukan taubat dengan sungguh sungguh, maka Allah SWT akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Sebagai seorang manusia, kita tidak boleh sombong dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf.

Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).

  1. Husnuzon

Allah SWT berfirman, ““Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).

Seorang muslim terkadang berburuk sangka atau husnuzon pada sesama muslim lainnya yang membuat ia mengecilkan orang tersebut. Ia akan berkata banyak hal tentang orang tersebut dan mengatakan dirinyalah yang jauh lebih baik. Sikap ini adalah sikap yang tidak dibenarkan dan setiap muslim wajib mawas diri untuk tidak mencapai posisi yang cenderung memancing sebuah tuduhan sehingga orang lain tidak akan berburuk sangka pada dirinya.

  1. Ikhlas

Jika dilihat, ikhlas adalah kata yang sederhana dan terdengar ringan untuk dikatakan, akan tetapi ikhlas menjadi hal sulit untuk dilaksanakan. Seseorang yang ikhlas bisa meniatkan semua tindakannya pada Allah SWT dan ia juga tidak mempunyai sifat yang duniawi. Jika Allah SWT sedang memberikan ujian dengan kenikmatan, maka orang tersebut akan lebih banyak bersyukur. Jika Allah sedang menguji dengan memberikan kesusahan, maka orang tersebut juga akan lebih bersabar.

Seseorang yang ikhlas akan senantiasa percaya pada Allah SWT yang akan memberikan segala sesuatu paling baik untuk hamba-Nya. Seseorang yang ikhlas akan lebih mudah untuk menjaga hati dan selalu menyerahkan segala sesuatunya hanya pada Allah SWT dan hanya Pada-Nya lah ia menggantungkan semua harapan. Memaafkan juga menjadi bentuk cinta tertinggi yang akan mengarahkan seseorang saat sedang tersakiti hatinya oleh orang lain. Akan tetapi, meskipun luka hati tersebut sangat kecil atau sebaliknya yakni sangat besar, maka sudah selayaknya kita tidak berbahagia sebelum bisa memaafkan orang tersebut.

The post Menjaga Hati Dalam Islam agar Ikhlas dan Tenang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam   https://dalamislam.com/akhlaq/hukum-menyakiti-hati-orang-lain-dalam-islam Mon, 29 May 2017 08:07:46 +0000 http://dalamislam.com/?p=1603 Di dalam islam dan penerapan rukun iman, hubungan antar sesama muslim adalah bersaudara. Mereka satu sama lain wajib untuk mendukung dan memberikan bantuan. Tentu saja hal ini berbeda dengan orang-orang kafir yang menginginkan islam terpuruk dan jatuh. Tentu tidak akan menjadi status bersaudara. Persaudaraan muslim adalah bagian dari Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Manfaat Beriman Kepada […]

The post Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam   appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dalam islam dan penerapan rukun iman, hubungan antar sesama muslim adalah bersaudara. Mereka satu sama lain wajib untuk mendukung dan memberikan bantuan. Tentu saja hal ini berbeda dengan orang-orang kafir yang menginginkan islam terpuruk dan jatuh. Tentu tidak akan menjadi status bersaudara. Persaudaraan muslim adalah bagian dari Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Manfaat Beriman Kepada Allah SWT

Sebagaimana sesama saudara tentu saja, kita dilarang bagi sesama muslim untuk saling menjatuhkan dan saling menghina. Bagaimanapun kekuatan muslim jika disatukan akan menjadi kekuatan yang sangat besar dan menggetarkan dunia. Sedangkan jika orang-orang kafir yang berkuasa dan mereka yang menginginkan islam runtuh menang, maka dampaknya adalah kemunduran islam.

Untuk itu, islam melarang untuk menyakiti hati orang lain khususnya sesama muslim. Sedangkan menyakiti hati orang lain adalah sesuatu yang mudah kita lakukan. Maka janganlah kita asal berbicara atau melakukan sesuatu tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.

baca:

Dalil Al-Quran dan Hadist Menyakiti Orang Lain

Mengenai doa terhadap orang yang membenci kita maka kita lihat sesuai Fungsi Hadist Dalam Islam,  Fungsi Hadist terhadap Al-Quran, dan Sumber Pokok Ajaran Islam yaitu Al-Quran.

Di dalam Al-Quran dan hadist dijelaskan banyak hal mengenai larangan untuk menyakiti hati orang lain. Berikut adalah dalil-dalil Al-Quran agar tidak menyakiti hati orang lain.

  1. Mencaci Maki Akan di Balas di Neraka

“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim)

Di dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa mencaci maki akan dibalas di neraka. Mencaci maki akan membuat sakit hati orang lain dan balasan yang ada adalah neraka jahannam. Perilaku menyakiti hati orang lain yang disebutkan di dalam hadist di atas adalah seperti mencaci maki, menuduh, memakan harta orang lain, dan menyakitinya. Untuk itu perilaku tersebut jangan sampai kita lakukan dan jangan sampai menjadi kebiasaan, karena Allah akan membalasnya dengan neraka jahannam.

baca:

  1. Menyakiti Muslim Sama Dengan Perbuatan Dosa

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS Al Ahzab : 58)

Di dalam islam menyakiti hati sesama muslim adalah perbuatan dosa. Untuk itu jangan sampai kita menumpuk dosa-dosa kecil ataupun besar dengan menyakiti hati orang lain khususnya saudara kita sesama muslim. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang Allah benci karena kita menyakiti hati saudara kita.

  1. Larangan Mencari Kesalahan Orang dan Menggunjing

“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain” (QS Al Hujurat : 12)

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kita dilarang untuk mencari kesalahan orang lain dan jangan sampai menggunjing. Perbuatan tersebut tentu akan menyakiti hati orang lain dan tentunya akan berefek kepada perilaku fitnah. Perilaku fitnah tentunya bermula dari mencari-cari kesalahan orang dan menggunjingkannya. Sedangkan, fitnah sendiri di dalam Al-Quran adalah seperti memakan bangkai saudara sendiri.

  1. Setiap Muslim Adalah Bersaudara

“Setiap muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Dia tidak akan menzhaliminya, menghinakannya, dan tidak pula meremehkannya. Keburukan seseorang itu diukur dari sejauh mana dia meremehkan saudaranya” (HR.Muslim)

Setiap muslim adalah bersaudara. Untuk itu, jangan sampai seorang muslim menzalimi saudaranya karena sama dengan merendahkan dirinya sendiri. Seorang muslim yang menghinakan dan merendahkan saudaranya maka akan menghilangkan

  1. Menolong Saudara Adalah Sama Wajibnya dan Bernilai Ibadah

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, ada seorang wanita yg rajin shalat malam dan shiyam sunnah, tetapi tetangganya tersiksa karena lisannya.” maka belau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Dia tidak memiliki kebaikkan sama sekali. Dia akan masuk neraka.”

Rasulullah menyampaikan bahwa menolong saudara atau lingkungan sekitar adalah kewajiban dan jangan sampai kita menyiksa saudara karena lisan yang telah dikeluarkan kita. Untuk itu, berikan bantuan kita dan berikan yang terbaik agar kita juga bisa mendapatkan keberkahan dari urusan mereka. Selain itu ada banyak juga Hikmah Silaturahmi jika kita laksanakan pada saudara muslim.

baca:

Cara Agar Tidak Menyakiti Hati Orang Lain

Agar kita terhindari dari perilaku menyakiti hati orang lain, maka jangan sampai kita mengeluarkan apapun sebelum kita menyakitinya. Untuk itu, berikut adalah cara agar tidak menyakiti hati orang lain.

  1. Berpikir Sebelum Bertindak atau Berbicara

Agar tidak terjebak dan menyakiti hati orang lain maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah selalu memikirkan apakah yang kita katakan atau kita lakuakn bisa membuat mereka sakit. Pikirkan terlebih dahulu jika hal tersebut terjadi pada diri kita. Jangan sampai diri kita merasa sombong dan tidak mau mengakui apa yang telah dilakukan.

  1. Jangan Melakukan atau Mengatakan Apapun Saat Emosi

Selain itu, agar tidak menyakiti hati orang lain adalah jangan sampai kita berbicara atau melakukan sesuatu saat kita masih emosi. Emosi dapat membuat kita kurang jernih berpikir dan membuat kita tidak tenang. Maka tenangkan diri terlebih dahulu, pergilah dari keramaian orang, dan jangan melakukan apapun sampai kita benar-benar tenang. Emosi saat kita dikendalikan oleh perasaan. Maka jangan sampai melakukan atau mengeluarkan apapun saat emosi.

Untuk itu penting kiranya kita pun mengetahui tentang Cara Meningkatkan Kesabaran dalam IslamCara Menenangkan Hati Dalam IslamCara Membuat Hati Ikhlas dan Tenang, serta membuat Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran.

  1. Menjalin Silahturahmi dan Persaudaraan

Agar terhindar dari konflik dan saling menyakiti, kita juga bisa dengan menjalankan silahturahmi dan persaudaraan. Silahturahmi dan persaudaraan dapat dilakukan dengan cara saling berkunjung, saling menyapa, bertukar makanan, dan membantu satu sama lain saat mengalami kesusahan. Hal-hal kecil bisa berdampak pada persaudaraan sesama muslim. Maka lakukankanlah jika memang itu dibutuhkan.

Hal ini tentu saja sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam bahwa manusia pasti selalu membutuhkan manusia lainnya. Untuk itu dibutuhkan rasa tolong menolong dan membantu agar dapat hidup bersama.

The post Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam   appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia https://dalamislam.com/landasan-agama/hak-dan-kewajiban-dalam-islam Thu, 05 Jan 2017 08:53:59 +0000 http://dalamislam.com/?p=1281 Prinsip keadilan dan keseimbangan dalam islam adalah hal yang mendasar. Di dalam kehidupan manusia, prinsip ini menjadi hal yang selalu diperhitungkan. Dalam hukum, ekonomi, bekerja sama, melakukan pembangunan sosial, keluarga, prinsip keadlian dan keseimbangan adalah hal yang menjadi sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah. Di dalam mengatur keseluruhan alam semesta ini Allah senantiasa […]

The post Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Prinsip keadilan dan keseimbangan dalam islam adalah hal yang mendasar. Di dalam kehidupan manusia, prinsip ini menjadi hal yang selalu diperhitungkan. Dalam hukum, ekonomi, bekerja sama, melakukan pembangunan sosial, keluarga, prinsip keadlian dan keseimbangan adalah hal yang menjadi sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah.

Di dalam mengatur keseluruhan alam semesta ini Allah senantiasa menggunakan prinisp keadilan dan keseimbangan. Hanya dari keadilan dan keseimbangan Allah lah yang benar-benar sempurna, sehingga manusia atau makhluk lain pun tidak ada yang dapat menyayingi keadilan tersebut. Untuk itu, Allah mengajarkannya dan memberikan informasinya lewat Al-Quran dan diturunkannya nabi di muka bumi. Berikut adalah, hak dan kewajiban dalam islam, khususnya sebagai manusia.

Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak dan kewajiban dalam islam sangat diperhitungkan dan menjadi aspek penting. Manusia hidup di dunia menjalankan misi kehidupannya tentu berdasarkan atas hak dan kewajiban yang sudah Allah tetapkan. Untuk itu, berikut adalah pengertian mengenai hak dan kewajiban secara umum.

  1. Pengertian Hak

Secara umum, hak berarti adalah hal-hal yang boleh diambil atau diterima oleh seseorang. Hak ini secara benar diambil atau diterima oleh manusia dengan syarat-syarat dan ketentuan tertentu. Hak juga tidak boleh dilalaikan dan juga tidak boleh dikesampingkan, karena hak menjadi milik seseorang.

Untuk mendapatkan hak, manusia harus untuk menunaikan kewajibannya. Hak tidak berdiri sendiri melainkan sangat bergantung kepada kewajiban. Ada hak dan ada juga kewajiban yang harus ditunaikan.

  1. Pengertian Kewajiban

Kewajiban berbeda dengan hak. Kewajiban adalah syarat atau hal-hal yang harus dilakukan oleh manusia sebelum ia mendapatkan hak-nya. Jika kewajiban ditinggalkan, maka manusia akan berdosa, karena kewajiban pasti akan berdampak pada terhalangnya hak orang lain.

Misalnya saja, orang yang berkewajiban membayar pajak, jika ia tidak membayarkannya maka akan berdampak kepada hak-hak rakyat dan negara. Tentu saja merugikan dan merusak tatanan masyarakat. Untuk itu kewajiban sebagaimana hak, sangat bergantung satu sama lain.

Sebagai umat muslim tentu saja harus dilaksanakan kewajiban dan mengambil hak yang memang milik kita. Jika tidak sesuai dan mengambil tidak sesuai hak dan kewajiban, maka kedzaliman akan menghampiri kita. Tentunya juga kedosaan yang akan menimpa kita.

Kewajiban Sebagai Manusia

Manusia dengan sesama manusia juga memiliki hak-nya masing-masing. Allah terhadap manusia sudah memberikan hak-hak nya berupa rezeki, kesehatan, dan berbagai macam lainnya. Sedangkan manusia terhadap manusia terkadnag tidak menunaikan kewajibannya sehingga membuat manusia lain lalai akan hak-nya.

  1. Menyembah dan Mentaati Perintah Allah

“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-A’raff“: 33)

Manusia sejak awal lahir ke dunia telah Allah tetapkan untuk mengikuti dan meyembah kepada Allah. Penyembahan manusia pada hal lain selain Allah adalah kerugian dan sebuah kebodohan yang membuat hidup manusia itu sendiri mendapatkan kesengsaraan. Untuk itu, Allah memerintahkan manusia agar menyembah kepada Allah, agar keselamtan menyertai manusia. Hakikatnya manusia yang menjalankan kewajibannya akan kembali mendapatkan manfaat dan keselamatannya untuk manusia sendiri.

  1. Menjalankan Misi Khalifah fil Ard

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al-Baqarah : 30)

Manusia diciptakan Allah untuk dapat menjalankan misi khalifah fil Ard. Misi ini adalah sebagai alasan mengapa manusia diciptakan, dan menjadi kewajiban agar manusia di muka bumi dalam keadaan selamat juga sejahtera.

Tanpa ada pembangunan, pengelolaan yang baik, manusia akan mendapatkan kerusakan dalam hidupnya juga kesengsaraan. Tugas khalifah fil ard bukanlah tugas seorang yang berlabel pemimpin saja melainkan tugas dari setiap orang, khususnya manusia yang ada di muka bumi.

  1. Berbuat Kebaikan, Menghindari Kerusakan

Hal ini yang harus dilakukan manusia dan menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Berbuat kebaikan, menghindari perbuatan keji dan munkar adalah tugas dari manusia. Untuk itu, sebagaimana ayat di atas manusia harus menjalankan kebaikan dan menghindari perbuatan dosa.

Manusia memang tidak bisa lepas dari dosa, akan tetapi kewajiban manusia adalah menghindarinya. Hal ini karena setan selalu berada di sekitar manusia dan mempengaruhi manusia.

Hak Untuk Sesama Manusia

Selain kewajiban, berikut yang harus manusia perhatikan juga akan hak-hak yang harus diberikan atau dapat diterima sebagaimana manusia. Manusia dengan sesama manusia memiliki hak yang sama, untuk itupun harus juga memberikan hak-hak tersebut kepada mereka agar hak kita pun dapat dimiliki. Jika tidak menunaikan hak orang lain, maka hak kita sendiri pun tidak akan bisa didapatkan.

  1. Dilarang Berbuat Kerusakan

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” (QS Asyu’ara’ “ 183)

Hak-hak manusia akan didapatkan jika manusia tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Jika melanggar dan melakukan kerusakan dapat dipastikan hak manusia satu dengan yang lainnya, termasuk hak diri sendiri akan tidak didapatkan.

Tentunya, mendapatkan hak yang halal adalah yang sesuai dengan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman, dan jangan sampai berbuat hal-hal yang rusak karena melanggar hal tersebut.

  1. Mendapatkan dan Memberikan Harta yang Halal

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa : 29)

Agar kita mendapatkan harta yang halal sesuai hak kita, maka Allah memerintahkan agar menjalankan transaksi yang juga halal. Transaksi yang haram tidak akan membuat harta kita menjadi hak yang halal, maka hak tersebut menjadi haram.

Untuk itu, hak-hak manusia ini sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

The post Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran https://dalamislam.com/info-islami/hati-nurani-menurut-islam Thu, 29 Dec 2016 06:29:53 +0000 http://dalamislam.com/?p=1258 Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah telah mengaruniakan akal, nafsu, dan hati nurani pada diri manusia, dan derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya dapat dibedakan bila seseorang memiliki hati nurani […]

The post Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah telah mengaruniakan akal, nafsu, dan hati nurani pada diri manusia, dan derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya dapat dibedakan bila seseorang memiliki hati nurani yang murni.

Banyak orang yang mengatakan bila pembunuh, kuroptor, dan maling itu tidak mempunyai hati nurani. Perbuatan para penjahat tersebut hanya didasari oleh nafsu duniawi tanpa diimbangi hati nurani. Nah, yang jadi pertanyaan sebenarnya apa sih hati nurani itu? Bagaimana islam memandang hati nurani? Berikut ini pengkajiannya secara mendalam! (Baca juga: Jiwa Tenang Dalam Islam: Amalan dan Dalilnya dan Cara Menjaga Kesehatan Hati dalam Islam)

Pengertian dan Jenis-Jenis Hati nurani

Hati nurani berasal dari bahasa Latin yaitu Conscientia yang berarti kesadaran. Hati nurani juga bisa diistilakan sebagai suara hati, suara batin, atau kata hati. Jika didefinisikan secara luas, hati nurani adalah kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati manusia dan mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Hati nurani erat kaitannya dengan kesadaran diri. Dalam artian, seseorang yang mempunya hati nurani berarti ia memiliki kesadaran untuk membedakan antara tindakan yang benar dan salah. Biasanya hati nurani muncul dalam bentuk bisikan halus yang datang dari jiwa paling dalam, hanya sepintas, bersifat jujur dan intuitif (pemahaman sesuatu tanpa penalaran rasional).

Secara umum, hati nurani dibedakan menjadi 2 jenis yakni hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif.

  1. Hati nurani retrospektif

Hati nurani retrospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya di masa lampau,  semacam menghakimi diri sendiri. Bila ia berbuat kesalahan maka ia memiliki rasa penyesalan dan menyalahkan dirinya. Contohnya, setelah kamu berbohong kepada orang tua. Pasti akan muncul perasaan menyesal karena kamu tidak jujur, walaupun sebenarnya hati nuranimu sudah memerintahkan untuk berkata apa adanya.

  1. Hati nurani prospektif

Hati nurani prospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuataanya di masa depan atau yang sedang dilalui saat ini. Biasanya ditandai dengan munculnnya penolakan-penolakan dalam diri. Contohnya, ketika seorang hakim mendapat suap untuk kasusnya, maka hati nuraniya pasti cenderung menolak.

Sepertinya halnya budi pekerti, hati nurani juga perlu pendidikan sebab hati berperan sebagai pemandu kehidupan. Bila seseorang diajarkan tentang akhlak dan moral yang benar (sesuai syariat agama) sedari kecil, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi santun sesuai nuraninya. Meski demikian, belum tentu bisikan hati itu selalu baik. Adakalanya seseorang memiliki isi hati kotor sehingga membuat hidupnya tidak tenang. (Baca juga: Cara Membuat Hati Ikhlas dan Tenang , Penyakit Hati Menurut Islam, dan Obat Hati Dalam Islam).

Hati Nurani Dalam Sudut Pandang Islam

Menurut mayoritas orang islam dan para ulama, hati nurani menurut islam sering disebut sebagai “Qalbu”. Qalbu sendiri berasal dari bahasa arab “Qalb”, dimana Qalb adalah bentuk mashdar dari akar Qalaba, Qalban, Yaqlibu yang berarti memalingkan atau membalikan.

Menurut Sa’ad Hawwa , Qalbu itu adalah rasa ruhaniyah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani dan merupakan hakikat diri mausia.

Menurut iman Al-Ghazali, qalb dapat diartikan 2 makna. Pertama qalb merupakan sepotong daging (Jantung) yang terletak di kiri dada manusia. Yang kedua, qalb merupakan Lathifah-Rabbaniyah- Ruhaniyyah yaitu sesuatu yang bersifat halus (tidak bisa dilihat dengan mata kepala namun hanya bisa dilihat oleh mata batin), berhubungan dengan Ketuhanan, dan bersifat ruhaniah.

Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah.

  1. Qalbu jasmaniah

Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya memompa darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist populer yang dijelaskan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

  1. Qalbu Ruhaniah

Qalbu ruhaniah adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan batin dan tidak kasat mata. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist riwayat Ibnu Maja:

  إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ

“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)

Hati Nurani Berdasarkan Al-Quran

Dalam Al-Quran, kata qalb sendiri telah disebutkan sebanyak 132 kali. Allah Azza Wa Jalla menjelaskan bahwa hati nurani (qalbu) manusia itu mudah terbolak-balik, bisa menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan bisa pula sebagai tanda keimanan seseorang.

  1. Hati nurani (kalbu) manusia mudah berbolak-balik

Allah SWT menjelaskan bahwa hati nurani manusia itu mudah berubah. Kadangkala di jalan yang benar dan adakalanya manusia menjadi khilaf.

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَ أَبْصَارَهُمْ

“Dan Kami bolak-balikan hati mereka dan penglihatan mereka.” (QS. Al-An’am: 110)

  1. Hati nurani (kalbu) manusia bisa menjadi tanda keimanan

Hati nurani manusia juga bisa menjadi pertanda keimanannya. Seseorang yang ta’at kepada Allah, hatinya akan bergetar bila mendengar ayat-ayat Al-Quran dilantunkan.

 

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَا

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu Al-Qur’an) yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS. Az-Zumar: 23)

  1. Hati nurani (kalbu) manusia bisa mengeras

Seseorang yang terlena dengan nikmat duniawi, tamak harta, jarang berdizkir, maka hatinya akan mengeras laksana batu. Mereka adalah orang-orang yang disesatkan oleh Allah SWT dan tertutup qalbunya dari kebenaran.

 

مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Kemudian hati-hati mereka menjadi keras setelah itu, maka ia pun laksana batu, atau bahkan lebih keras lagi [ketimbang batu]. Padahal, sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang mengalirkan sungai-sungai darinya. Sungguh, di antaranya juga ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Sungguh, di antaranya juga ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa saja yang kamu kerjakan.” (Q.s. al-Baqarah: 74)

  1. Hati nurani (kalbu) adalah sarang penyakit

Penyakit yang dimaksud disni bukanlah penyakit fisik. Melainkan penyakit hati seperti dengki, iri, dendam, sombong, dusta, dan sejenisnya. Penyakit –penyakit hati seperti biasanya menimpa orang-orang munafik dan terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

 

“Di dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit tersebut, dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih akibat apa yang mereka dustakan.” (Qs. al-Baqarah: 10)

Pada dasarnya, hati nurani menurut islam atau qalbu adalah cerminan diri seseorang. Untuk memeliharnya, hendaknya kita memperbanyak berdzikir, mengingat Allah SWT, membaca Al-Quran, meningkatkan iman, memperbaiki akhlak, menjauhi hal-hal buruk yang sifatnya tidak memberikan mudharat, serta berpegang teguh pada Rukun Islam, sumber syariat Islam, rukun Islam, dan dasar hukum islam sehingga bisa memperoleh Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam.

(Baca juga: Tingkatan Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam)

The post Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>