hukum pacaran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hukum-pacaran Fri, 27 Mar 2020 04:41:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png hukum pacaran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hukum-pacaran 32 32 15 Penyebab Pacaran Dilarang Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/penyebab-pacaran-dilarang-dalam-islam Sat, 31 Mar 2018 02:07:47 +0000 https://dalamislam.com/?p=3153 Hubungan antara lelaki dan wanita yang sering disebut pacaran merupakan salah satu dosa besar dalam Islam. Sebenarnya tidak ada kata pacaran dalam Islam. Larangan berpacaran dalam Islam dikeluarkan karena pacaran hanya mendatangkan kemudharatan. “Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. […]

The post 15 Penyebab Pacaran Dilarang Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hubungan antara lelaki dan wanita yang sering disebut pacaran merupakan salah satu dosa besar dalam Islam. Sebenarnya tidak ada kata pacaran dalam Islam. Larangan berpacaran dalam Islam dikeluarkan karena pacaran hanya mendatangkan kemudharatan. “Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim). Beberapa penyebab pacaran dilarang dalam Islam antara lain:

1. Termasuk zina

Pacaran adalah perkara yang termasuk ke dalam dosa yang tak terampuni, yakni zina. Sedangkan zina dalam Islam dilarang. Sebagaimana firman Allah:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan jangalah kalian dekat-dekat dengan zina, karena sesungguhnya zina itu kotor dan sejelek-jeleknya jalan” (Q.S. Al Isro’ : 32)

Rasulullah SAW bersabda: “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

2. Menciptakan kemurkaan Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda:

Wahai kaum muslimin, takutlah kamu sekalian pada zina sebab didalamnya ada 6 perkara (yang pasti ditetapi), 3 perkara di dunia dan 3 perkara di akhirot. Adapun 3 perkara di dunia adalah hilangnya kewibawaan wajah, pendeknya umur dan kekalnya kefakiran, sedangkan 3 perkara di akhirot adalah murka Alloh yang Maha Barokah dan Maha Luhur, jeleknya hisaban dan siksa akhirot” (HR Baihaqi)

3. Membangkitkan nafsu

Mereka yang melakukan pacaran pasti akan memancing nafsu masing-masing. Bahkan hanya dengan suara lembut sekalipun. Sebagaimana firman Allah SWT:

يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ ۚ إِنِ ٱتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِٱلْقَوْلِ فَيَطْمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلْبِهِۦ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,”(Al Ahzaab:32)

Dari Jarir bin Abdullah ra : “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang memandang (lawan jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan (menundukan) pandanganku.” (HR. Imam Muslim).

4. Rugi waktu

Pacaran hanya kegiatan yang juga menrugikan waktu karena semua waktu terbuang sia-sia untuk pekerjaan yang sia-sia.

Dari Abdullah bin Umar ia berkata: “Rasulullah Saw memegang kedua pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’ Ibnu Umar berkata.” Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang).  Apabila kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari) 

5. Boros

Pacaran hanya membuat kantong bolong. Membuang uang dengan percuma untuk kemaksiatan hanya akan merugikan pelakunya. Sebagaimana firman Allah SWT:

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ : 26-27)

Baca juga:

6. Merusak hubungan sosial

Pacaran akan menyebabkan hubungan sosial atau pergaulan dalam Islam dengan teman yang lain menjadi renggang,  bahkan hubungan dengan keluarga.  Nafsu yang membuat kedua insan selalu ingin bersama menyita waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga atau teman.

Namun sering kali seseorang melakukan pacaran karena teman,  untuk itulah kita harus mengetahui cara memilih teman yang baik dalam Islam agar tidak terjerumus dalam pacaran.

7. Menjadi bodoh

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pacaran akan membangkitkan nafsu.  Orang yang selalu berada dalam nafsu yang tinggi akan cepat menjadi bodoh.  Sebuah tim psikologi dari Kanada yang dipimpin oleh Shayna Skakoon-Sparling melakukan penelitian untuk mempelajari dampak rangsangan seksual kepada pengambilan risiko seksual dan pembuatan keputusan pada pria dan wanita.

Dan hasilnya adalah otak yang berpikiran tentang seks bukanlah otak yang dapat diandalkan untuk nasihat-nasihat penting dalam kehidupan yang termasuk dalam bahaya kebodohan dalam Islam.

8. Mematikan hati

Pacaran adalah penyebab matinya hati dalam Islam. Otak yang sudah rusak karena pacaran akan sulit untuk menerima nasehat baik sehingga akan mematikan hati.

Sebagaimana Firman Allah : “Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata (Q. S. az-Zumar :22)

9. Sering berbohong

Pacaran sering membuat seseorang harus melakukan kebohongan agar selalu terlihat menarik di depan pacarnya.  Bahaya berbohong dan hukumnya dalam Islam adalah dilarang.

Sebagaimana dalam sebuah riwayat: “Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”. (Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas)

10. Terkena penyakit

Bukan hanya menyebabkan penyakit hati menurut Islam,  tapi juga penyakit fisik.  Otak dan tubuh yang kelebihan hormon endorfin akan menyebabkan tubuh mudah terkena penyakit seperti sakit kepala,  maag,  mual,  kembung,  dan penyakit lainnya.

Baca juga:

11. Menjadi susah tidur

Keinginan untuk terus bertemu dan bersama antara dua orang manusia akan terus bergaung selama keduanya masih mengikat diri dalam hubungan pacaran. Otak pun terus memutar bayang-bayang sang pujaan hati hingga menjadi sulit tidur. Salah satu adab tidur dalam Islam adalah berwudhu sebelum tidur seperti cara tidur Rasulullah.

12. Menyebabkan stres

Siapa bilang pacaran itu membahagiakan?  Pacaran itu selain merugikan juga menyebabkan stres. Seseorang yang berada dalam hubungan pacaran akan selalu memiliki kecemasan terhadap pasangannya.  Takut direbut orang,  takut tidak dicintai lagi,  dan ketakutan lainnya.  Hal inilah yang menyebabkan orang pacaran lebih mudah stres bahkan depresi. Cara menghilangkan stress dalam Islam adalah dengan tidak  mendekati pacaran.

13.  Mendapat azab

Allah berfirman:

“Dan orang orang yang tidak mempersekutukan Allâh dengan sembahan lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allâh kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti oleh Allâh dengan kebaikan. Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q. S. al-Furqân: 68-70)

14. Jalan rezeki terhalang

Pacaran adalah dosa besar sehingga akan menghalangi jalan rezeki pelakunya. Sebagaimana sabda Rasul:

Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki.

Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

15. Dapat menyebabkan hamil di luar nikah

Selain zina mata,  tangan,  dan pikiran,  pacaran yang terlalu ekstrim juga dapat menyebabkan terjadinya hamil di luar nikah. Hukum hamil di luar nikah adalah dilarang.  Itulah sebabnya Islam melarang pacaran agar tidak terjadi hal ini.

Demikian beberapa penyebab pacaran dilarang dalam islam dan dalilnya

The post 15 Penyebab Pacaran Dilarang Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-shalat-berjamaah-dengan-pacar Tue, 05 Sep 2017 05:20:02 +0000 http://dalamislam.com/?p=2005 Shalat adalah perintah Islam yang menjadi dasar atau pondasi keimanan dalam islam. Hal ini sebagiamana di sampaikan dalam islam, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang […]

The post Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat adalah perintah Islam yang menjadi dasar atau pondasi keimanan dalam islam. Hal ini sebagiamana di sampaikan dalam islam, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS An Nisa : 103). Untuk itu hal ini sesuai dengan Rukun IslamDasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

Salah satu ibadah yang utama adalah melaksanakan shalat wajib dan dilakukan secara berjamaah. Shalat berjamaah dalam sebuah hadist disebutkan bahwa shalat berjamaah memiliki pahala yang berlipat ganda yaitu hingga 27 derajat. Hal ini tentu memiliki alasan tersendiri dalam islam mengapa Shalat Berjamaah menjadi suatu yang utama.

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist, “Shalat dengan berjamaah, dua puluh tujuh kali lebih baik daripada shalat sendirian.” (HR Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`i).

baca juga:

Di dalam islam sendiri, berjamaah tentunya menjadi lebih baik dibandingkan dengan sendiri-sendiri. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam QS Ash-shaff ayat 4, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist, “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR Muslim).

Untuk itu, melaksanakan shalat berjamaah sangat diutamakan dibandingkan dengan shalat sendiri. Mengusahakan shalat berjamaah tentu menjadi sebuah keutamaan karena kita telah menerapkan semangat persatuan dan kesatuan umat islam, walaupun mungkin saat berjamaah kita belum mengenal siapa orang tersebut.

baca juga:

Keutamaan Shalat Berjamaah

Selain pahala 27 derajat dibanding shalat sendiri, ada beberapa keutamaan lainnya dari shalat berjamaah. Hal ini misalnya adalah apa yang disampaikan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah SAW.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatnya seorang lelaki dengan berjamaah itu melebihi shalatnya (sendirian) di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali, yang demikian itu disebabkan karena bila dia berwudhu dengan sempurna, kemudian pergi ke masjid dengan tiada tujuan lain kecuali untuk melakukan shalat (berjamaah) semata-mata, maka tiadalah ia melangkah kecuali diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya.”

Dengan adanya ini shalat berjamaah adalah suatu keutamaan apalagi jika dilakukan oleh seorang laki-laki. Tentu hal yang juga berlaku jika dilakukan oleh seorang wanita juga. Tidak masalah apabila perempuan juga berjamaah sesama dengan perempuan. Perempuan bisa menjadi imam jika jamaahnya juga perempuan lain bukan laki-laki.

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist berikut.

“Seseorang yang selalu shalat dengan berjamaah selama empat puluh hari tanpa tertinggal takbir yang pertama (bersama imam) akan mendapat dua jaminan: diselamatkan dari neraka dan bebas dari sifat munafik.” (HR Tirmidzi).

Untuk itu, melaksanakan ibadah shalat dengan berjamaah adalah salah satu ladang pahala bagi kita sendiri. Untuk itu shalat berjamaah lebih baik dibandingkan dengan shalat sendirian.

baca juga:

Pertimbangan Pelaksanaan Berjamaah Dengan Pacar

Ada sebuah pertanyaan apakah boleh jika kita melaksanakan shalat berjamaah bersama pacar?  Tentu hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hukum mengenai hubungan pacaran atau laki-laki dan wanita yang bukan muhrim. Sebagai seorang laki-laki dan wanita yang memiliki hubungan khusus atau perasaan cinta, tentunya akan ada rasa yang spesial jika melaksanakan shalat berjamaah.

Persoalan mengenai pacaran dalam islam sudah dibahas dalam beberapa artikel seperti, Indahnya Menikah Tanpa Pacaran, Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam, Larangan Berpacaran Dalam Islam, Pacaran Beda Agama Dalam Islam, dan Pacaran Dalam Islam. 

Untuk itu sebelum mengenal hukumnya berikut adalah penjelasan mengenai berdua-duaan atau berkhalwat antar laki-laki dan wanita.

  1. Larangan Berkhalwat

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan perempuan yang bukan mahram karena yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Allah melarang wanita dan laki-laki yang bukan muhrimnya untuk berkhalwat atau berdua-duaan. Di dalam hadist diatas dijelaskan bahwa jika manusia yang bukan muhrim berkhalwat maka ketiganya akan ada setan.

Memahami hal ini tentu saja tidak bisa secara tekstual dalam artian setan secara makhluk atau wujud saja. Namun, orang yang berduaan lalu tidak ada kontrol dan penglihatan orang lain tentu saja akan menjadikan hawa nafsu bisa tak terkontrol dan mudah untuk didorong oleh keinginan-keinginan setan yang menjerumuskan. Untuk itu, larangan ini sangat logis bahwa manusia jangan sampai berdua-duaan, tanpa ada orang lain yang bisa mengingatkan dan mengkontrol.

Termasuk ketika melakukan shalat. Shalat tentunya adalah ibadah. Tetapi jika niat bukan ibadah atau hanya untuk berdua-duaan, maka tentu saja Allah melarang hal ini.

baca juga:

  1. Bekhalwat adalah Makruh

“Dan dimakruhkan seorang laki-laki shalat dengan seorang perempuan ajnabiyyah karena didasarkan pada sabda Nabi SAW, ‘Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan perempuan karena yang ketiga di antara mereka adalah setan”

Hal ini tentang berjamaah bersama pacar dijelaskan pula dalam hadist diatas. Artinya seorang laki-laki yag bukan muhrim tidak disunnahkan untuk melaksanakan shalat bersama perempuan ajnabiyyah tersebut. Namun, beberapa ulama mengatakan bahwa selagi syarat dan rukun shalat tetap dilaksanakan adalah tetap sah walaupun shalat dengan berdua yang bukan muhrim.

Akan tetapi, bagaimanapun kita harus memahami bahwa aturan atau syariat islam adalah sesuatu yang terintegrasi. Untuk itu walaupun shalat nya dianggap sah, akan tetapi jika melanggar syariat yang lain maka harus diperhatikan bahwa perbuatan tersebut tetap mengandung kesalahan atau kekeliruan.

  1. Larangan Mendekati Zinah

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. “ (QS Al Isra : 32)

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ada larangan mendekati zinah. Untuk itu, salah satunya adalah dengan melakukan khalwat atau berdua-duaan, adalah salah satu yang mendekatinya. Larangan ini tentunya berlaku juga dalam setiap aktivitas atau kegiatan apapun. Termasuk jika shalat, maka jika berdua-duaan atau hanya berdua saja lebih baik dihindari agar tidak menimbulkan fitnah apalagi opini yang negatif.

Walaupun aktivitas yang dilakukannya shalat, tetapi niat dan tujuan seseorang bisa berbeda-beda. Untuk itu walaupun shalat adalah ibadah, tetapi jika dilakukan dengan cara dan proses yang salah maka tidak bisa dibenarkan atau lebih baik dihindari saja.

  1. Larangan Berduaan Tanpa Mahram

”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan, kecuali dia ditemani mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan di atas, wanita dan laki-laki non muhrim dilarang untuk berdua-duaan kecuali ada mahramnya. Untuk itu, termasuk shalat maka bisa tidak jadi masalah jika ada muhrim lain atau orang yang lain, alias bukan berdua-duaan saja. Walaupun sang lelaki atau pacar menjadi imam tidak akan menjadi masalah, asalkan jamaah tidak hanya satu orang saja.

baca juga:

Hukum Jika Shalat Bersama Pacar

Dari penjelasan dan pertimbangan di atas, maka kita bisa memahami bahwa sejatinya melaksanakan shalat bersama pacar bukanlah hal yang disyariatkan islam. Shalat bersama pacar apalagi jika dilakukan berdua maka hal termasuk tersebut termasuk hal yang dilarang dalam islam. Walaupun begitu, jika pelaksanaan shalatnya dilaksanakan sesuai syariat atau sesuai rukun sah shalat maka akan menjadi tetap sah. Namun dari segi syariat pergaulan, maka ini lebih baik dihindari.

Untuk shalat bersama pacar, tentu saja akan lebih baik jika ada muhrim atau keluarga yang mendampingi. Untuk itu, walaupun pacar yang menjadi imam atau shalat bersama, kita masih ada yang menemani atau mendampingi yaitu muhrim yang lain. Tentu tidak akan menjadi masalah.

Tentu saja larangan berdua-duaan bukan hanya dilakukan saat kita shalat, akan tetapi saat melakukan aktivitas di luar shalat atau saat berkegiatan pada umumnya, berduaan juga dilarang untuk dilakukan.

Semoga penjelasan ini bisa menjadikan kita manusia yang sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Sebagai motivasi, Allah telah memberikannya dalam Al-Quran. Jangan sampai aturan islam mengenai shalat berjamaah bersama pacar ini menjadikan kita tidak taat dan mengeluh akan perintah Allah. Dalam Al-Quran telah Allah sampaikan, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al Baqarah : 62)

baca juga:

The post Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Indahnya Menikah Tanpa Pacaran https://dalamislam.com/info-islami/indahnya-menikah-tanpa-pacaran Thu, 13 Jul 2017 09:10:41 +0000 http://dalamislam.com/?p=1742 Menikah adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada manusia. Walaupun tidak bersifat wajib, tapi menikah adalah menyempurnakan agama dan merupakan bentuk ibadah sejatinya manusia di muka bumi. Bukan hanya mendapatkan kebahagiaan cinta dan kasih sayang, menikah juga berfungsi untuk melestarikan keturunan, memperkokoh misi kehidupan manusia sebagai khalifah fil ard. Menikah memang bukan perkara […]

The post Indahnya Menikah Tanpa Pacaran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menikah adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada manusia. Walaupun tidak bersifat wajib, tapi menikah adalah menyempurnakan agama dan merupakan bentuk ibadah sejatinya manusia di muka bumi. Bukan hanya mendapatkan kebahagiaan cinta dan kasih sayang, menikah juga berfungsi untuk melestarikan keturunan, memperkokoh misi kehidupan manusia sebagai khalifah fil ard.

Menikah memang bukan perkara mudah yang bisa bisa mendapatkan kebahagiaan begitu saja. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan dan juga dipikirkan untuk bisa menggapainya. Untuk itu, pernikahan menuju sakinah mawaddah wa rahmah adalah proses sepanjang hidup. Tentunya Keluarga sakinah dalam Islam , Keluarga harmonis menurut IslamKeluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah adalah ikhtiar dari masing-masing pasangan.

Untuk itu, terkadang ada orang yang gagal dan ada orang yang berhasil.

Sebagian lagi merasa bahwa menikah itu sulit, sehingga ia tidak beranjak pada pernikahan dan terjebak pada perilaku pacaran atau perkenalan yang berlanjut terus menerus tanpa ada status atau hukum yang halal pada wanita dan laki-laki.

baca juga:

Hukum Pacaran Dalam Islam

Sebagai umat islam tentunya kita harus mendasarkan perilaku berdasarkan adanya Manfaat Beriman Kepada Allah SWT, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. 

Di dalam islam yang dilarang adalah mendekati pada perzinahan. Pacaran sendiri sebetulnya dalam bahasa Indonesia berarti sebuah proses perkenalan yang bertujuan untuk saling mengenal menuju jenjang pernikahan. Dalam islam dikenal dengan istilah ta’aruf. Untuk itu, istilah pacaran ini sebetulnya baik dalam artian mengenal.

Akan tetapi, istilah pacaran sering kali diperluas hingga arti yang berbeda. Pacaran dikenal dengan istilah menjalin hubungan spesial, menghabiskan waktu bersama, berjalan, berduaan, dan mengaktualisasikan rasa cinta pada pasangan, padahal belum pada status yang sah atau halal. Allah memang tidak pernah mengatakan secara eksplisit mengenai istilah ini. Tetapi rambu-rambunya tentu ada dalam Al-Quran.

  1. Larangan Mendekati Zinah

Di dalam QS Al Isra ayat 17 disebutkan bahwa laki-laki ataupun wanita dilarang untuk mendekati zinah. Mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukannya. Untuk itu, pacaran yang menjadi haram adalah karena prosesnya yang mendekati zinah seperti berpegangan tangan, tidak ada batasan lawan jenis, tidak ada pembatas dalam hubungan, sehingga berpotensi terjadi pelanggaran. Untuk itu, dilarang mendekati zinah apalagi melakukannya. Sedangkan, setan sering kali mendekati dan menggoda manusia dengan cara yang halus dan membuat manusia terlena.

baca juga:

  1. Menjaga Pandangan Mata Bagi Lelaki

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur : 30)

Dalam ayat di atas Allah berfirman bahwa manusia hendaknya menahan pandangan karena dari pandangan tersebutlah berbagai macam godaan dan bisikan syetan bisa masuk. Pacaran dalam islam menjadi haram atau dilarang karena terkadang jika ada laki-laki dan wanita yang berduaan dan berpandang-pandangan maka diantaranya akan ada godaan yang lebih. Untuk itu, menjaga aurat dan kemaluan adalah suatu yang wajib.

baca juga:

  1. Menjaga Aurat dan Pandangan Bagi Wanita

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur : 31)

baca juga:

Di dalam islam, wanita diperintahkan untuk menjaga seluruh aurat tubuhnya dan menjaga dirinya dari godaan syetan untuk memperlihatkan keelokan atau keindahan tubuhnya pada laki-laki yang bukan muhrimnya. Untuk itu, perilaku pacaran yang menjadi terlarang adalah karena wanita dan laki-laki yang berduaan tanpa ada hijab atau batasan bisa tergoda dan terlena pada perilaku zinah.

Untuk itu, pacaran dalam islam sejatinya adalah lampu kuning untuk berhati-hati. Tentu saja dalam menjelang pernikahan kita membutuhkan mengenal lawan jenis dan memahami karakternya. Untuk itu, diperlukan cara yang lebih bijak, elok, dan sesuai dengan syariah agar bisa mengenal calon pasangan tanpa harus mendekati zinah atau melanggar batas pergaulan lawan jenis.

baca juga:

Menikah Tanpa Pacaran

Menikah tentunya adalah bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. Untuk itu perlu saling mengenal satu sama lain calon pasangan tanpa harus melanggar aturan Allah SWT.

Karena dalam islam pacaran bukanlah suatu yang lazim, maka itu memang lebih baik mengenal dengan cara yang lebih bijaksana tanpa mendekati zinah. Banyak tentunya para pasangan yang menikah tanpa ada pacaran terlebih dahulu, cukup dengan mengenal secara umum masing-masing. Tetapi di balik hal tersebut, ada kebahagiaan yang hakiki dibalik menikah tanpa pacaran. Ada banyak kebahagiaan yang bisa didapatkan diantaranya adalah:

  1. Terhindari dari Dosa Perzinahan

Dengan menikah tanpa pacaran kita akan terhindar dari dosa perzinahan, atau dosa-dosa aktivitas yang mendekati zinah. Untuk itu, kebahagiaannya adalah ketika kita bisa mengindari dosa tersebut, tentu kita tidak ingin saat menikah kita terkena dosa perzinahan atau perilaku mendekati zinah. Tentu kebahagiaan pun menjadi kurang berkah ketika dosa kita juga lebih banyak.

  1. Lebih Terasa Bahagia Tanpa Bosan

Pasangan yang menikah tanpa pacaran bisa merasa lebih bahagia karena merasakan pacaran tanpa ada rasa bosan terlebih dahulu. Rasa bosan itu bisa muncul karena pacaran yang dilalui sudah melampaui batas. Namun, bagi pasangan yang baru menikah tanpa pacaran tentu akan merasakan nikmatnya kebahagiaan bersama tanpa bosan dan benar-benar merasa pasangan pengantin baru.

Walaupun pastinya akan ada Konflik dalam Keluarga Akan selalu ada jalan keluar asalkan cinta dan kasih sayang selalu bertumbuh dalam pasangan .

baca juga:

  1. Menikmati Indahnya Masa Mengenal Setelah Menikah

Walaupun menikah tanpa proses pacaran terlebih dahulu, tentunya hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri. Di saat setelah menikah proses mengenal, adaptasi keluarga, dan tentunya saling memahami satu sama lain adalah kebahagiaan tersendiri yang bisa dirasakan. Untuk itu, nikmatnya kebahagiaan setelah menikah tanpa pacaran terletak dalam hal ini.

  1. Menikmati Pacaran dengan Halal

Menikah adalah proses yang panjang untuk menjadi sakinah. Tetapi, pasangan yang menikah tanpa pacaran bisa menikmati masa pacaran dengan halal setelah menikah. Ia bisa merasakan bagiamana kenikmatan suami istri tanpa harus merasa berdosa atau salah, karena telah Allah halalkan. Untuk itu disitulah letak keberkahannya pernikahan.

baca juga:

Akan tetapi tentunya semua itu harus juga berdasarkan ikhtiar dalam mencari kriteria calon suami yang baik menurut islam, kriteria istri yang baik. memang bukan mudah dan harus mengerti terlebih dahulu apa tujuan dari pernikahan dalam islam.

The post Indahnya Menikah Tanpa Pacaran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Patah Hati Dalam Islam dan Bagaimana Menyikapinya https://dalamislam.com/akhlaq/patah-hati-dalam-islam Sat, 03 Jun 2017 04:55:56 +0000 http://dalamislam.com/?p=1624 Patah hati? Siapa sih yang tidak pernah mengalami hal tersebut? Sebagai manusia biasa yang memiliki perasaan sangat wajar bagi kita mengalami patah hati. Umumnya patah hati ini muncul akibat diputuskan cinta oleh sang kekasih, ditinggal menikah mantan pacar, cinta bertepuk sebelah tangan, atau mungkin Mencari jodoh dalam Islam dengan ta’aruf namun tidak berjalan sesuai harapan. […]

The post Patah Hati Dalam Islam dan Bagaimana Menyikapinya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Patah hati? Siapa sih yang tidak pernah mengalami hal tersebut? Sebagai manusia biasa yang memiliki perasaan sangat wajar bagi kita mengalami patah hati. Umumnya patah hati ini muncul akibat diputuskan cinta oleh sang kekasih, ditinggal menikah mantan pacar, cinta bertepuk sebelah tangan, atau mungkin Mencari jodoh dalam Islam dengan ta’aruf namun tidak berjalan sesuai harapan.

Ya, patah hati adalah normal. Namun tatkala patah hati membuat kita menjadi gagal move on selama bertahun-tahun, terpuruk sedih, bahkan sakit-sakitan. Maka tentu ada yang salah dengan diri kita. Sebagai seorang muslim dan muslimah yang memiliki iman, kita tentu mengetahui bahwa cinta yang haqiqi hanyalah untuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Tidak seharunya kita mencintai apa-apa yang di dunia ini secara berlebihan. Apalagi sampai menggangtungkan harapan pada manusia. Wah, salah besar! Sebab kita tahu bahwa segala hal di dunia ini bersifat fana, tidak bisa kita miliki dan pasti akan musnah.

Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman: “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyirah: 8)

Allah SWT telah memperingatkan kita bahwa hendaknya manusia hanya berserah diri kepada-Nya semata, Rabb Semesta Alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berharap kepada manusia belum tentu dibalas dengan kebaikan. Adakalanya kita akan dikecewakan. Sebab mereka pun juga memiliki sifat egois sebagaimana kita.

Baca juga:

Patah Hati Dalam Sudut Pandang Islam

Pada dasarnya, patah hati dalam islam dianggap sebagai kesalahan manusia yang tidak tepat dalam menyikapi perasaan. Bukankah Allah SWT telah memperingatkan berulang kali agar kita tidak berharap kepada manusia? Tapi kenapa kita masih saja mudah jatuh cinta? Kenapa mudah berharap berlebihan? Kenapa sulit mengendalikan perasaan? Pada akhirnya, diri kita sendirilah yang akan merasakan sakitnya sebab tak mampu untuk menjaga kesucian hati. (Baca juga: Cara Mendapatkan Jodoh menurut Islam)

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” (Imam Syafi’i)

Baca juga:

Hikmah Di Balik Patah Hati Dalam Pandangan Islam

Mengalami patah hati memang sangat menyakitkan. Terlebih lagi, jika patah hati itu terjadi berulang kali. Namun demikian kita tak perlu terlarut lama dalam duka. Sebab di balik kondisi hati yang retak dan patah pasti terselip hikmah yang bisa kita ambil. Misalnya saja, hal-hal dibawah ini:

  1. Memperingatkan kita bahwa pacaran itu salah

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isro’: 32)

Aktivitas berpacaran sering diartikan dengan kegiatan mendekati zina. Mengapa? Karena saat berpacaran, kita akan sering berinteraksi dengan orang lain yang bukan muhrim. Bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, telpon-telponan, saling memuji, melembutkan tutur kata, dan sebagainya. Pada akhirnya, bukan tidak mungkin Syetan akan menjuruskan kepada perbuatan yang lebih memalukan (seperti bersetubuh). Sungguh zina itu termasuk dosa besar. Maka itu, pacaran tidak dianjurkan dalam islam dan jelas haram hukumnya. (Baca juga: Pacaran dalam islam)

“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raaf: 16-17)

  1. Bukan jodoh

“Kenapa ya hubungan cintaku selalu kandas di tengah jalan? Kenapa Aku selalu diputuskan? Kenapa dia menolakku?” Percayalah sobat, bahwa segala hal di dunia ini sudah diatur oleh Allah SWT. Jika memang hubungan percintaan mengalami putus, ya berarti orang tersebut bukan jodoh kita.

Tak perlu gelisah karena urusan jodoh sudah ditetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz. Tulang rusuk tidak akan pernah tertukar. Apabila dia jodoh kita, pasti akan mendekatkan sesulit apapun jalannya. Namun bila sudah bukan jodoh ya Allah SWT akan menjauhkan walaupun kita sudah cinta mati. Percayalah, Allah tidak akan mengambil sesuatu yang baik kecuali diganti oleh hal yang lebih baik lagi. (Baca juga: Doa untuk mendapatkan jodoh dalam islam)

  1. Mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas

Menjalani hubungan pacaran jelas adalah dosa. Namun bagaimana bila patah hati muncul tatkala pinangan kita ditolak? Atau mungkin karena paras kita kurang menawan sehingga tidak ada seorang pun yang melirik. Bersabarlah. Dunia ini adalah tempatnya ujian. Dunia ini tidak selamanya. Apabila kita ditimpa musibah, sebagai mukmin sudah seharushnya kita bersabar dan ikhlas. Menerima apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah SWT. Dan sebaiknya jangan terlalu memaksakan takdir apalagi sampai melakukan perbuatan maksiat. (Baca juga: Cara mengatasi despresi menurut islam)

Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Q.S. AL-Baqarah 155).

  1. Belajar untuk percaya dengan ketentuan Allah SWT

Apakah begitu sulit bagi kita untuk mempercayai ketentuan Allah Ta’ala? Manusia seringkali bersifat tergesa-gesa dan tidak sabar. Ketika ditimpa cobaan, mereka seketika berputus asa terhadap rahmat Allah SWT. Bahkan cenderung menyalahkan takdir. Sungguh salah bila Kita masih berpikir demikian. Allah SWT tidak memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya. Dia bahkan berjanji akan memberikan kemudahan dan kebahagian dibalik segala hal yang menyulitkan hidup kita. Maka itu cobalah berhusnudzon kepada takdir Allah SWT. (Baca juga: Cara agar hati tenang dalam islam)

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Qs. Al-Insyirah: 5-6]

  1. Jalan untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih islami

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik .” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)

Jika Kita mengalami patah hati, mungkin Allah SWT ingin memperingatkan bahwa perbuatan yang kita lakukan itu salah. Pacaran tidak dibenarkan dalam islam. Maka itu, jadikan peristiwa patah hati sebagai pelajaran hidup. Berhentilah untuk menjalin hubungan pacaran. Cobalah untuk berhijarah di jalan Allah SWT dengan meninggalkan hal-hal yang mendekati zina.

Baca juga:

Cara Mengatasi Patah Hati Sesuai Ajaran Islam

Patah hati dalam islam bisa diobati apabila kita mau bersungguh-sungguh untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Nah, dibawah ini beberapa cara untuk mengatasi patah hati:

  1. Meningkatkan intensitas membaca Al-Quran

Al-Quran bisa menjadi obat bagi orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit. Dengan memperbanyak membaca firman Allah SWT hati pasti menjadi lebih damai dan tenang. Di samping itu, usahakan juga untuk membaca Al-Quran terjemahan. Sebab dengan memahami makna-makna ayat Al-Quran kita pun bisa semakin meningkatkan iman. (Baca juga: Keutamaan membaca alquran di Bulan RamadhanCara cepat membaca alquranBahagia menurut al quran)

  1. Berwudhu dan solat

Ketika hati sedih, amarah memuncak, pikiran kalut dan tidak tenang maka segeralah mengambil wudhu dan jalankan shalat. Kedua aktivitasi ini (wudhu dan solat) bisa menjauhkanmu dari bisikan-bisikan syetan sekaligus meredahkan emosi. (Baca juga: Cara berwudhu yang benar)

  1. Memperbanyak berdzikir

Berdizikir dapat menenangkan dan mententramkan hati. Dengan memperbanyak berdizir, segala masalah dan kegundahan hati akan hilang perlahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

4. Berkumpul di majelis-majelis ta’lim (pengajian)

Daripada menghabiskan waktu dengan menangis di kamar dan memikirkan orang yang tidak membawa manfaat untuk hidup kita, lebih baik kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Semisal berkumpul di majelis ta’lim (pengajian). Disana kita bisa berkenalan dengan orang-orang shaleh dan mendapatkan ilmu baru perihal agama yang dapat meningkatkan ketaqwaan kita. (Baca juga: Cara meningkatkan akhlak)

5. Berhusnudzon kepada Allah SWT

Cara terakhir untuk mengobati patah hati dalam islam adalah dengan berprasangka baik (berhusnudzon) kepada Allah SWT. Mungkin kita dibuat patah hati agar tidak terhindar dari perbuatan maksiat. Atau mungkin orang tersebut tidak baik untuk kita, maka itu Allah jauhkan. Cobalah lapangkan hati. Sabar, ikhlas dan berhusnudzon. Dengan begitu hidup jadi semakin mudah dan hati bisa lebih gembira. (Baca juga: Manfaat tawakal)

Demikianlah ulasan mengenai patah hati dalam islam, hikmah di balik patah hati dan tips-tips untuk mengobati patah hati. Semoga kita dijadikan hamba-hamba yang kuat hatinya, dijauhkan dari dosa dan termasuk orang-orang yang banyak bersyukur. Amin ya rabbal alamin.

Baca juga:

Dengan demikian, itulah penjelasan bagaimana islam memandang patah hati serta cara menyikapinya dengan benar sesuai ajaran islam.

The post Patah Hati Dalam Islam dan Bagaimana Menyikapinya appeared first on DalamIslam.com.

]]>