hukum shalat tarawih Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hukum-shalat-tarawih Wed, 29 Apr 2020 11:31:18 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png hukum shalat tarawih Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/hukum-shalat-tarawih 32 32 Hukum Puasa Tanpa Shalat Tarawih dan Dalilnya https://dalamislam.com/puasa/hukum-puasa-tanpa-shalat-tarawih-dan-dalilnya Thu, 16 May 2019 19:26:05 +0000 https://dalamislam.com/?p=6891 Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim. Allah berfirman, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah/2: 183) Puasa Ramadhan menjadi salah satu momen […]

The post Hukum Puasa Tanpa Shalat Tarawih dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim. Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah/2: 183)

Puasa Ramadhan menjadi salah satu momen paling tepat untuk mengerjakan banyak ibadah lainnya. Hal ini dikarenakan setiap amal ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.

Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”

(HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Baca juga :

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan adalah shalat tarawih. Shalat tarawih memang identik dengan bulan puasa. Namun bagaimana hukum puasa tanpa shalat tarawih?

Aisyah Radhiyallahu anhuma ditanya:

“Bagaimana shalat Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan?” Dia menjawab, “Beliau tidak pemah menambah -di Ramadhan atau di luarnya- lebih dari 11 raka’at. Beliau shalat empat rakaat, maka jangan ditanya tentang bagusnya dan lamanya. Kemudian beliau shalat 3 raka’at.”

[HR Bukhari]

Shalat tarawih adalah shalat malam di bulan Ramadhan yang hukumnya sunnah sehingga jika tidak dikerjakan pada bulan Ramadhan maka puasanya tetap sah dan tidak membatalkan atau bahkan mengurangi pahala puasa.

Adapun beberapa dalil yang menunjukkan bahwa shalat tarawih di malam Ramadhan adalah sunnah dan hukum puasa tanpa shalat tarawih tidak mengapa, seperti di bawah ini,

Baca juga :

Abu Dzar menceritakan,

صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْهُ، حَتَّى بَقِيَ سَبْعُ لَيَالٍ، فَقَامَ بِنَا لَيْلَةَ السَّابِعَةِ حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ ثُلُثِ اللَّيْلِ، ثُمَّ كَانَتِ اللَّيْلَةُ السَّادِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الْخَامِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، ثُمَّ قَامَ بِنَا حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ. فَقَالَ: «إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ» ثُمَّ كَانَتِ الرَّابِعَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الثَّالِثَةُ الَّتِي تَلِيهَا، قَالَ: فَجَمَعَ نِسَاءَهُ وَأَهْلَهُ وَاجْتَمَعَ النَّاسُ، قَالَ: فَقَامَ بِنَا حَتَّى خَشِينَا أَنْ يَفُوتَنَا الْفَلَاحُ، قَالَ: ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْ بَقِيَّةِ الشَّهْرِ

Kami berpuasa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan ramadhan. Beliau tidak pernah mengimami shalat malam sama sekali, hingga ramadhan tinggal 7 hari. Pada H-7 beliau mengimami kami shalat malam, hingga berlalu sepertiga malam. Kemudian pada H-6, beliau tidak mengimami kami. Hingga pada malam H-5, beliau mengimami kami shalat malam hingga berlalu setengah malam. Kamipun meminta beliau, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita tambah shalat tarawih hingga akhir malam?’

Kemudian beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.’ Kemudian H-4, beliau tidak mengimami jamaah tarawih, hingga H-3, beliau kumpulkan semua istrinya dan para sahabat. Kemudian beliau mengimami kami hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur. Selanjutnya, beliau tidak lagi mengimami kami hingga ramadhan berakhir.

(HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani).

Baca juga :

عن أبي عبد الله جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما أن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم فقال: أرأيت إذا صليت المكتوبات وصمت رمضان وأحللت الحلال وحرمت الحرام ولم أزد على ذلك شيئا أدخل الجنة ؟ قال نعم رواه مسلم ومعنى حرمت الحرام: اجتنبته ومعنى أحللت الحلال: فعلته معتقدا حله

“Dari Jabir bin Abdullah RA bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Ya rasul, bagaimana pandanganmu bila aku hanya sembahyang lima waktu, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram. Aku tidak menambahkan sesuatu selain itu. Apakah aku dapat masuk surga?’ ‘Ya, (bisa),’ jawab Rasulullah SAW. HR Muslim.

Pengertian ‘mengharamkan yang haram’ adalah menjauhinya dan ‘menghalalkan yang halal’ adalah melakukannya sambil meyakini kehalalannya,”

(Lihat Al-Imam An-Nawawi, Al-Arba‘in An-Nawawiyyah pada hamisy Al-Majalisus Saniyyah, [Semarang, Maktabah Al-Munawwir: tanpa catatan tahun], halaman 60-61).

Baca juga :

Itulah hukum puasa tanpa shalat tarawih dimana puasa tetap sah. Namun alangkah lebih baik jika kita banyak melakukan amal ibadah selama Ramadhan karena bulan ini begitu mulia dan penuh keberkahan. Semoga segala amal ibadah kita di Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

The post Hukum Puasa Tanpa Shalat Tarawih dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Isya Setelah Shalat Tarawih dan Dalilnya https://dalamislam.com/shalat/hukum-shalat-isya-setelah-shalat-tarawih Thu, 16 May 2019 19:15:17 +0000 https://dalamislam.com/?p=6892 Di bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan, banyak amal ibadah yang bisa kita lakukan selama 24 jam. Salah satunya adalah shalat tarawih. Sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan. Rasul bersabda, مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka […]

The post Hukum Shalat Isya Setelah Shalat Tarawih dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan, banyak amal ibadah yang bisa kita lakukan selama 24 jam. Salah satunya adalah shalat tarawih. Sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan.

Rasul bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau”

(HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)

Baca juga :

Syekh Khatib al-Syarbini menegaskan:

وَقَدْ اتَّفَقُوا عَلَى سُنِّيَّتِهَا وَعَلَى أَنَّهَا الْمُرَادُ مِنْ قَوْلِهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَقَوْلُهُ: إيمَانًا: أَيْ تَصْدِيقًا بِأَنَّهُ حَقٌّ مُعْتَقِدًا فَضِيلَتَهُ، وَاحْتِسَابًا: أَيْ إخْلَاصًا،

“Ulama sepakat atas kesunnahan tarawih dan sesungguhnya tarawih adalah shalat yang dikehendaki dalam hadits Nabi, Barang siapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. Hadits diriwayatkan al-Bukhari. Adapun sabda Nabi “imanan”, maksudnya adalah membenarkan bahwa yang demikian itu haq seraya meyakini keutamaannya. Sabda Nabi “wahtisaban”, maksudnya ikhlas”

(Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 1, hal. 459)

Shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah bersama imam di masjid dan dilakukan setelah shalat Isya. Namun adakalanya ada jamaah yang datang terlambat dan belum melaksanakan shalat Isya namun imam sudah masuk ke dalam shalat tarawih. Lalu bagaimana hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini?

Baca juga :

Terdapat sebuah fatwa yang dikeluarkan mengenai hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini.

Imam Ibnu Baz,

على كل حال السنة التراويح بعد العشاء ، فقيام رمضان بعد العشاء لكن هذه نافلة فصلاته معهم قبل العشاء تعتبر صلاة نافلة بين العشائين ، والصلاة بين العشائين جائزة لكن ليس هي القيام المعروف في رمضان ، فقيام رمضان يكون بعد العشاء ، فتعتبر هذه نافلة له بين العشائين ، وصلاته العشاء بعد ذلك صحيحة ، وإنما الأفضل والأولى أن يبدأ بالفريضة ثم يصلي معهم التراويح ، هذا الذي ينبغي حتى يتبع السنة مع أداء الفريضة .

Apapun itu, shalat sunah tarawih seharusnya dikerjakan setelah isya. Qiyam ramadhan, itu dilakukan setelah isya. Akan tetapi, shalat sunah yang dikerjakan sebelum isya ini, dinilai sebagai shalat sunah antara maghrib dan isya. Dan shalat sunah antara maghrib dan isya hukumnya boleh. Namun statusnya bukan termasuk qiyam ramadhan yang kita kenal. Karena qiyam ramadhan itu dilakukan setelah isya.

Sehingga shalat ini terhitung shalat sunah antara maghrib dan isya, kemudian shalat isya setelah itu, statusnya sah. Hanya saja yang paling afdhal dan paling baik untuk dikerjakan adalah jika seseorang memulai dengan shalat wajib, kemudian shalat tarawih berjamaah. Inilah cara yang selayaknya dilakukan, sehingga dia bisa mengikuti sunah, disamping telah melaksanakan kewajiban.

Baca juga :

Beliau juga mengatakan bahwa sebaiknya jamaah mengikuti shalat Isya sejak awal bersama imam sehingga shalat sunnah yang ia kerjakan menjadi qiyam Ramadhan.

ولو أنه صلى معهم بنية الفريضة فلما سلم الإمام من التراويح قام وأتم الفريضة أجزأه ذلك ، فلو صلى الإمام الاثنتين الأوليين بنية التراويح وهو يصلي الفريضة ، ثم إذا سلم قام فتم صلاته أجزأه ذلك .

Andaikan ada seorang makmum yang ikut shalat jamaah tarawih dan dia berniat shalat wajib, kemudian ketika imam salam setelah dapat dua rakaat, dia berdiri menyempurnakan 4 rakaat, hukumnya sah. Artinya, ketika imam shalat dua rakaat dengan niat tarawih, sementara makmum ini ikut jamaah dengan niat shalat isya, kemudian ketika imam salam, dia berdiri menyempurnakan kekuarangan julah rakaat, status shalatnya sah.

فالحاصل : أن هذا لا حرج فيه إن شاء الله ، صلاته صحيحة ، وصلاته التراويح صحيحة ، وتعتبر نافلة ، ليست هي التراويح وليست قيام رمضان المشهور ، إنما قيام رمضان يكون بعد العشاء وهذا صلاها قبل العشاء ، فتكون من النوافل التي تستحب بين المغرب والعشاء

Kesimpulannya, perbuatan semacam ini tidak masalah insyaaAllah. Shalatnya sah, shalat jamaah bersama orang tarawih juga sah, dan dinilai sebagai shalat sunah, bukan shalat tarawih, bukan pula termasuk qiyam ramadhan yang kita kenal. Yang disebut qiyam ramadhan hanya dilakukan setelah isya, sementara orang ini mengerjakannya sebelum isya. sehingga statusnya shalat sunah antara maghrib dan isya.

[Fatawa Ibnu Baz [Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb, 2/903, dari Fatawa Islam, no. 128164].

Baca juga :

Shalat Isya setelah shalat tarawih memang sah dan tidak membatalkan kedua shalat tersebut. Hanya saja tarawih yang dikerjakan sebelumnya dianggap sebagai shalat sunnah mutlak yang dikerjakan antara Magrib dan Isya, bukan qiyam Ramadhan.

Demikianlah artikel tentang hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini, semoga semakin menambah ilmu dan keimanan kita semua. Aamiin.

The post Hukum Shalat Isya Setelah Shalat Tarawih dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Tarawih Sendirian dan Berjamaah https://dalamislam.com/shalat/hukum-shalat-tarawih-sendirian Mon, 23 May 2016 07:23:17 +0000 http://dalamislam.com/?p=615 Shalat tarawih adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan dibulan ramadhan (baca Keistimewaan ramadhan) selain ibadah puasa ramadhan tentunya. Pada bulan ramadhan umat islam melaksanakan shalat tarawih dengan berjamaah di masjid namun ada pula yang melaksanakan shalat sunnah tarawih sendirian di rumah. shalat tarawih adalah salah satu shalat sunnah yang dikerjakan malam hari […]

The post Hukum Shalat Tarawih Sendirian dan Berjamaah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat tarawih adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan dibulan ramadhan (baca Keistimewaan ramadhan) selain ibadah puasa ramadhan tentunya. Pada bulan ramadhan umat islam melaksanakan shalat tarawih dengan berjamaah di masjid namun ada pula yang melaksanakan shalat sunnah tarawih sendirian di rumah. shalat tarawih adalah salah satu shalat sunnah yang dikerjakan malam hari atau disebut dengan qiyamul lail dan diakhiri dengan shalat witir.

Namun pelaksanaannya sedikit berbeda dengan shalat malam yang lain yaitu shalat tahajud (baca manfaat tahajud dan keutamaan shalat tahajud). Shalat tahajud bisa dilaksanakan dimalam apa saja selain bulan ramadhan namun sebelum melaksanakan shalat tahajud seseorang dianjurkan untuk tidur dan bangun disepertiga malam sementara untuk mengerjakan shalat tarawih seseorang tidak perlu tidur terlebih dahulu.

Hukum Shalat Tarawih Berjamaah dan Sendirian

Hukum Shalat Tarawih adalah sunnah muakkad. Meskipun demikian  para ulama masih berselilisih pendapat tentang mana yang lebih afdhol, tarawih berjamaah di masjid atau sendirian di rumah. untuk hal tersebut maka ada dua pendapat berbeda dari beberapa ulama yakni yang dijelaskan berikut ini mengenai hukum shalat tarawih sendiran dan hukum shalat berjamaah :

Shalat Tarawih Berjamaah Lebih Baik

Hal ini sesuai dengan hadits-hadits yang menjelaskan bahwa Rasullullah SAW melaksanakan shalat tarawih berjamaah dengan umatnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pendapat Asy-Syafi’iy dan kebanyakan pengikutnya, Ahmad, Abu Hanifah dan sebagian penanutuh mahzab malikiyah. Alasan yang mendasari hal ini adalah berdasarkan sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam yang dihidupkan oleh ‘Umar dan para shohabat radhiyallahu ‘anhum dan hal ini sudah menjadi simbol agama islam yang nampak pada bulan ramadhan seperti halnya sholat ‘Ied. Bahkan Ath-Thohawy berlebihan sehingga mengatakan bahwa sholat Tarawih secara berjama’ah adalah wajib kifayah.

Shalat tarawih memang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini ;

  1.  Rasulullah mengimami shalat malam pada bulan Ramadhan

Kami berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam dan beliau tidak berdiri (sholat lail) bersama kami sedikitpun dari bulan itu kecuali setelah tersisa tujuh hari. Kemudian beliau berdiri (mengimami) kami sampai berlalu sepertiga malam. Dan ketika malam keenam (dari malam yang tersisa,-pent.) beliau tidak berdiri (mengimami) kami. Kemudian saat malam kelima (dari malam yang tersisa) beliau berdiri (mengimami) kami sampai berlalu seperdua malam. Maka berkata : “Wahai Rasulullah, andaikata engkau menjadikan nafilah untuk kami Qiyam malam ini,” maka beliau bersabda : “Sesungguhnya seorang lelaki apabila ia sholat bersama imam sampai selesai maka terhitung baginya Qiyam satumalam”. Dan ketika malam keempat (dari malam yang tersisa,-pent.) beliau tidak berdiri (mengimami) kami. Dan saat malam ketiga (dari malam yang tersisa,-pent.) beliau mengumpulkan keluarnya, para istrinya dan manusia lalu beliau berdiri (mengimami) kami sampai kami khawatir ketinggalan Al-Falah. Saya –rawi dari Abu Dzar- bertanya : “Apakah Al- Falah itu?” (Abu Dzar menjawab : “Waktu sahur”. Kemudian beliau tidak berdiri lagi (mengimami) kami pada sisa bulan.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasa`i, Ibnu Majah)

2. Rasullullah mengimami shalat tarawih hingga sepertiga malam

“Kami berdiri (sholat) bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam di bulan Ramadhan pada malam 23 sampai sepertiga malam pertama, kemudian kami berdiri (sholat) bersama beliau pada malam 25 sampai seperdua malam, kemudian kami berdiri (sholat) bersama  beliau pada malam 27 sampai kami menyangka tidak mendapati Al-Falah yang mereka namakan untuk waktu sahur” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad , An-Nasa`, Ibnu Khuzaimah  dan Al-Hakim)

3. Rasulullah mengimami shalat tarawih di masjid

“Sesungguhnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam keluar di kegelapan malam lalu beliau sholat di masjid maka sekelompok orang sholat mengikuti sholat beliau. Kemudian manusia di pagi harinya membicarakan tentang hal tersebut maka berkumpullah lebih banyak dari mereka, maka keluarlah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam pada malam kedua lalu merekapun sholat mengikuti sholat beliau. Di waktu paginya manusia membicarakan hal tersebut  sehingga menjadi banyaklah yang hadir di masjid pada malam ketiga, lalu beliau keluar dan mereka  sholat mengikuti sholat beliau. Begitu malam yang keempat masjid tidak mampu menampung  penduduknya. Akan tetapi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam tidak keluar kepada  mereka sampai sekelompok orang dari mereka berteriak : “Sholat”namun Rasulullah shollallahu  ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tidak keluar kepada mereka sampaibeliau keluar untuk sholat subuh.  Tatkala beliau menyelesaikan (sholat) subuh, beliau menghadap kepada manusia kemudian beliau  tasyahhud lalu berkata : “Amma Ba’du,sesungguhnya keadaan kalian malam ini tidak luput dari  pemantauanku, akan tetapi aku khawatir akan diwajibkannya atas kalian sholat lail kemudian  kalianpun tidak sanggupterhadapnya’.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim dan lafazh hadits bagi Imam Muslim)

4.  Umar Bin Khatab mengumpulkan umatnya untuk shalat tarawih berjamaah

“Saya keluar bersama ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu menuju ke masjid pada suatu malam di Ramadhan, ternyata manusia terbagi-bagi berpisah-pisah, seseorang sholat sendirian dan seseorang sholat dimana sekelompok orang (mengikuti) sholatnya. Maka ‘Umar berkata : “Saya berpandangan  andaikata saya kumpulkan mereka pada satu qori` maka itu lebih tepat.” Lalu beliau ber’azam lalu  beliau kumpulkan mereka pada Ubay bin Ka’ab. Kemudian saya keluar bersama beliau pada malam  lain dan manusia sedang sholat (mengikuti) sholat qori’ mereka maka ‘Umar berkata : “Sebaik-baik  bid’ah adalah ini dan yang tidur darinya lebih baik dari yang menegakkannya” yang beliau inginkan  adalah orang yang sholat pada akhir malam sementaramanusia menegakkannya di awal malam”

Shalat Tarawih Sendiri Lebih Baik

Pendapat  yang kedua menyatakan bahwa shalat tarawih sendirian lebih afdhol. Pendapat ini berdasarkan pendapat imam malik, Abu Yusuf dan ulama lain dan dikuatkan oleh hadits Rasullullah SAW yang berbunyi

فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِى بُيُوتِكُمْ ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

Hendaklah kalian manusia melaksanakan shalat (sunnah) di rumah kalian karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR Bukhari Muslim)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dan mengingat bahwa hukum shalat tarawih di bulan puasa adalah sunnah maka shalat tarawih di rumah sendirian hukumnya sunnah dan dibolehkan. Namun sebaiknya tetap dilaksanakan berjamaah jika tidak ada halangan.

Halangan Shalat Tarawih Berjamaah

Berikut beberapa kondisi yang memnungkinkan seseorang untuk melaksanakan shalat tarawih sendirian di rumah :

  • Ibu hamil atau menyusui yang memiliki anak balita dan tidak dapat meninggalkan anaknya sendirian di rumah dan berpuasa di siang harinya (baca tips berpuasa untuk ibu hamil dan tips berpuasa untuk ibu menyusui)
  • Orang yang bekerja pada malam hari dan ia hanya mendapatkan rezeki dari pekerjaannya tersebut
  • Lansia atau orang tua yang kesulitan untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah dikarenakan lambatnya gerakan atau kesulitan untuk pergi berjalan atau menuju masjid.
  • Orang sakit yang memiliki halangan dan tidak bisa pergi menuju masjid untuk shalat tarawih berjamaah.

Demikian hukum dan beberapa hadits yang menjelaskan tentang ketentuan hukum shalat tarawih sendirian di rumah dan tentunya hal ini perlu diperhatikan. Jika memang berhalangan maka kita boleh melaksanakan shalat tarawih di rumah sendirian namun jika tidak ada halangan berarti sebaiknya pergilah ke masjid dan tunaikan shalat berjamaah karena shalat tarawih memiliki banyak sekali keutamaan (baca Keutamaan Shalat Tarawih). Simak juga beberapa tip[s yang mungkin bisa membantu ibadah puasa anda agar dapat berjalan lancar seperti  tips persiapan menjelang puasa ramadhan, tips agar kuat berpuasa, tips agar lancar berpuasa, tips puasa sambil bekerja dan tips persiapan puasa menurut islam.

The post Hukum Shalat Tarawih Sendirian dan Berjamaah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/shalat/hukum-shalat-tarawih-di-bulan-ramadhan Mon, 23 May 2016 07:09:12 +0000 http://dalamislam.com/?p=614 Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat islam. Keistimewaan ramadhan tidak hanya dirasakan oleh umat muslim di Indonesia tetapi juga oleh seluruh umat muslim di dunia. Pada bulan ramadhan umat muslim menunaikan ibadah puasa ramadhan dan memperbanyak ibadah lain seperi shalat sunnah, membaca Alqur’an (baca manfaat baca Alqur’an setiap hari), berzikir ( baca keutamaan […]

The post Hukum Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat islam. Keistimewaan ramadhan tidak hanya dirasakan oleh umat muslim di Indonesia tetapi juga oleh seluruh umat muslim di dunia. Pada bulan ramadhan umat muslim menunaikan ibadah puasa ramadhan dan memperbanyak ibadah lain seperi shalat sunnah, membaca Alqur’an (baca manfaat baca Alqur’an setiap hari), berzikir ( baca keutamaan berzikir) dan melaksanakan shalat malam atau Qiyamul lail yang disebut dengan shalat tarawih.

Shalat tarawih berbeda dengan shalat malam lain seperti shalat tahajud (baca manfaat tahajud dan keutamaan shalat tahajud) karena untuk melaksanakan shalat tarawih seseorang tidak perlu tidur terlebih dhulu dan dapat langsung melaksanakannya sesudah shalat wajib yakni shalat isha, tidak perlu menunggu sepertiga malam. Shalat tarawih biasa dilaksanakan dengan 11 atau 23 rakaat dan diakhiri dengan shalat witir.

Hukum Shalat Tarawih

Berdasarkan hadits dan dalil-dalil yang ada ulama menyatakan bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah. Shalat sunnah qiyamul lail terutama shalat tarawih sangat dianjurkan atau dikategorikan sebagai sunnah muakkad. Hal ini sesuai dengan ayat-ayat Alqur’an dan hadits-hadits yang tertera berikut ini mengenai hukum shalat tarawih di bulan ramadhan :

1. Berdasarkan Alqur’an

Berdasarkan Firman Allah SWT bahwa Qiyamul lail sangat dianjurkan untuk umat islam terutama yang disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini :

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونتَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُو

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang
apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. As-Sajadah : 15- 16)

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُون آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚإِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ  كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepadaAllah).”  (QS. Adz-Dzariyat : 15-17)

2. Berdasarkan Hadits

Berdasarkan hadits rasullullah SAW yang diriwayatkan para sahabat, shalat tarawih adalah salah satu ibadah utama di bulan ramadhan ( baca Keutamaan Shalat Tarawih ). Sebagaimana yang tertera dalam hadits berikut ini :

“Seutama-utama puasa setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) Bulan Allah Muharram dan
seutama-utama sholat setelah (sholat) fardhu adalah sholat lail.

“Datang kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam seorang lelaki dari Qudho’ah lalu berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau andaikata saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan engkau rasul Allah, saya sholat lima waktu,saya puasa bulan (Ramadhan), saya melakukan Qiyam Ramadhan dan saya mengeluarkan zakat ?. Maka Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda : “Siapa yang meninggal di atas hal ini maka ia termasuk dari para shiddiqin dan orang-orang yang mati syahid”.”

3. Berdasarkan pendapat ulama

Meskipun telah disebutkan dalam hadits, para ulama juga memiliki beberapa pendapat diantara adalah sebagai berikut :

  1. Berkata Imam An-Nawawy dalam Al-Majmu’ 3/526: “Dan sholat Tarawih adalah sunnah menurut kesepakatan para ‘ulama.”
  2. Lihat juga Syarah Muslim 6/38. Dan berkata Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid 1/209 : “Dan (para ulama) sepakat bahwa Qiyam bulan Ramadhan sangat dianjurkan lebih dari seluruh bulan.”
  3. Berkata Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny 2/601 : “Ia adalah sunnah muakkadah dan awal kali yang menyunnahkannya adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam.”
  4. Dan Al-Mardawy dalam Al-Inshof 2/180 juga memberi pernyataan sama dalam madzhab Hanbaliyah namun beliau menyebutkan bahwa Ibnu ‘Aqil menghikayatkan dari Abu Bakr Al-Hanbaly akan wajibnya.

Berdasarkan ayat Alqur’an, hadits dan pendapat-pendapat ulama di atas maka jelaslah bahwa hukum shalat tarawih di bulan ramadhan adalah sunnah muakkad. Namun, manakah yang lebih afdhol? Shalat tarawih berjamaah atau sendirian dirumah? Simak penjelasan berikut ini

Hukum Shalat Tarawih Berjamaah dan Sendirian

Meskipun terdapat perdebatan tentang mana yang lebih baik dilaksanakan shalat tarawih secara berjamaah atau sendirian, sebagian besar masyarakat memilih untuk melaksanakan shalat tarawih dsecara berjamaah sesuai dengan hadits Rasullullah SAW namun meskipun demikian umat islam tetap boleh melaksanakan shalat tarawih di rumah sendirian

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam keluar dan shalat di masjid, orang orang pun ikut shalat bersamanya, dan mereka memperbincangkan shalat tersebut, hingga berkumpullah banyak orang, ketika beliau shalat, mereka-pun ikut shalat bersamanya, mereka meperbincangkan lagi, hingga bertambah banyaklah penghuni masjid pada malam ketiga, Rasulullah Shallalalhu ‘alaihi wa sallam keluar dan shalat, ketika malam keempat masjid tidak mampu menampung jama’ah, hingga beliau hanya keluar untuk melakukan shalat Shubuh. Setelah selesai shalat beliau menghadap manusia dan bersyahadat kemudian bersabda (yang artinya) : “ Amma ba’du. Sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku khawatir diwajibkan atas kalian, sehingga kalian tidak mampu mengamalkannya”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan tidak pernah lagi melakukan shalat tarawih secara berjama’ah” [Hadits Riwayat Bukhari Muslim]

Sedangkan menurut pendapat ulama yang memperbolehkan shalat tarawih sendirian di rumah adalah berdasarkan hadits yang berbunyi :

“Sesungguhnya sebaik-baik sholat seseorang adalah dirumahnya kecuali sholat wajib.”

Demikianlah hukum shalat tarawih di bulan ramadhan. Tidak diragukan lagi bahwa berdasarkan dalil-dalil dan pendapat ulama shalat tarawih termasuk shalat sunnah mukkad atau yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah maupun sendririan dengan melihat situasi dan kondisi seseorang dalam kemampuannya melaksanakan ibadah. Untuk mendapatkan pahala berlimpah di bulan ramadhan maka hendaknya kita menjalankan ibadah puasa dengan tulus ikhlas ( baca puasa ramadhan dan fadhilahnya) serta menambah ibadah kita termasuk shalat tarawih. Agar puasa lancar dan bisa berlangsung tanpa halangan baca juga tips persiapan menjelang puasa ramadhan, tips agar kuat berpuasa, tips agar lancar berpuasa, tips puasa sambil bekerja dan tips persiapan puasa menurut islam.

The post Hukum Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>