imam bukhari Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/imam-bukhari Tue, 09 Feb 2021 02:43:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png imam bukhari Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/imam-bukhari 32 32 Imam Bukhari: Biografi dan Karyanya https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/imam-bukhari Tue, 09 Feb 2021 02:43:34 +0000 https://dalamislam.com/?p=9071 Biografi Imam Bukhari Shahih Bukhari adalah kitab monumental dari kalangan Sunni yang disusun oleh Abu ‘Abdullah bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardabazbah al-Ju’fiy atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari. Ia dilahirkan pada hari Jum’at setelah ‘ashar yang bertepatan pada tanggal 13 Syawal tahun 194 H. Sejak kecil ia terkenal anak yang sangat terobsesi […]

The post Imam Bukhari: Biografi dan Karyanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Biografi Imam Bukhari

Shahih Bukhari adalah kitab monumental dari kalangan Sunni yang disusun oleh Abu ‘Abdullah bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardabazbah al-Ju’fiy atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari. Ia dilahirkan pada hari Jum’at setelah ‘ashar yang bertepatan pada tanggal 13 Syawal tahun 194 H.

Sejak kecil ia terkenal anak yang sangat terobsesi dengan keilmuan. Dikisahkan ia telah sibuk menghafalkan hadits sejak belum berusia 10 tahun. Ketika telah berumur 16 tahun, banyak ahli hadits di daerahnya yang menyimakkan haditsnya ke Imam Bukhari.

Hal tersebut tidaklah berlebihan, karena di usianya yang masih 16 tahun, ia telah menghafal kitab haditsnya Ibn al-Mubarok, kitabnya Imam Waki’ dan memahami fikih dari madzhab ahli ro’yi.

Ketertarikannya kepada hadits, membawa dia untuk melakukan perjalanan ilmiah sangat panjang, di antara daerah yang disinggahinya adalah Baroh, Misr, Hijaz, Kufah, Baghdad dan lainnya. Di dalam perjalanan panjangnya, ia menemui guru-guru yang hebat, antara lain:

  • Ahmad bin Hambal di Baghdad
  • Muhammad bun ‘Isa al-Toba’ di Baghdad
  • Abu ‘Abdirrohman al-Muqri’ di Makkah
  • Sa’id bin Abi Maryam di Mesir

Kehebatan Imam Bukhari juga dapat dilihat dari murid-muridnya yang setia menemaninya dan menyampaikan hadits-haditsnya, antara lain adalah:

  • Abu ‘Isa al-Turmudzi
  • Abu Hatim
  • Ibrohim bin Ishaq al-Harbiy
  • Abu Bakr bin Abi al-Dunya
  • Abu Bakr Ahmad bin ‘Amr bin Abi ‘Asim

Di masa akhirnya, Imam Bukhari bersinggah di Samarqondi. Ia tinggal di sana karena di sana terdapat beberapa saudaranya.

Tidak lama tinggal di sana, kemudian wafat pada malam sabtu yang bertepatan dengan malam hari raya ‘idul fitri ketika sholat ‘isya’. Hari itu bertepatan jatuh pada tahun 256 H.

Karya-Karya Imam Bukhari

Imam Bukhari adalah manusia hebat, ia meninggalkan banyak sekali kitab yang sangat bermanfaat bagi khazanah keilmuan islam, khususnya bagi murid-muridnya. Yakni orang-orang yang mengikuti jalan keilmuannya, orang yang mengikuti manhajnya. Adapun di antara karya yang ditinggalkannya olehnya adalah:

  • Al-Jami’ al-Sohih atau yang dikenal dengan Shahih Bukhari
  • Al-Adab al-Mufrod
  • Al-Tarikh al-Kabir
  • Qodloya al-Sohabat wa al-Tabi’in wa Aqawilihim
  • Rof’u al-Yadain Fi al-Solat

Selain yang telah disebutkan, masih banyak lagi karya-karya Imam Bukhari.

Latar Belakang Penulisan Kitab Shahih Bukhari

Ada tiga hal yang melatarbelakangi penulisan kitab yang monumental ini, yaitu:

  • Ketidak puasan atas metode penulisan-penulisan kitab hadits yang beredar sebelum dan masa ketika Imam Bukhari hidup. Imam Bukhari menemukan kitab-kitab yang beredar itu masih mencampur adukan berbagai kualitas hadits tanpa kriteria yang ketat.
  • Saran dari gurunya Ishaq bin Ibrahim al-Handaliy. Gurunya tersebut mengatakan “Alangkah baiknya seandainya kalian menghimpun satu kitab yang ringkas tentang hadits Nabi yang shahih”. Dari ucapan tersebut Imam Bukhari termotivasi untuk mengumpulkan hadits shahih dan menyusunnya.
  • Pertemuan spiritual antara Imam Bukhari dan Nabi Muhammad dalam mimpinya Imam Bukhari. Imam Bukhari berkata: “Saya bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Saya seperti berdiri di hadapan beliau. Saat itu bertepatan aku memegang kipas yang kemudian aku gunakan untuk mengipasi Nabi Muhammad dengan cara mengipasinya”. Kemudian Imam Bukori bertanya perihal arti mimpi tersebut kepada ahli tafsir mimpi. Ahli tafsir mimpi berkata: “Engkau akan membela Nabi Muhammad SAW dari kedustaan (atas nama Nabi Muhammad SAW)”. Peristiwa inilah yang mendorong Imam Bukhari untuk menulis al-Jami’ al-Sohih yang sekarang dikenal dengan Shahih Bukhari.

The post Imam Bukhari: Biografi dan Karyanya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kisah Wafatnya Imam Bukhari di Bulan Ramadhan – Perawi Hadits Terbaik https://dalamislam.com/sejarah-islam/kisah-wafatnya-imam-bukhari-di-bulan-ramadhan Tue, 04 Jun 2019 18:19:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=7052 Nama Imam Bukhari bukan lagi nama yang asing bagi kita. Begitu banyak hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari membuat kita bisa mengenal Islam lebih baik lagi. Dan sepantasnya kita mengetahui lebih banyak tentang Imam Bukhari yang merupakan perawi hadits terbaik ini dan sedikit kisah wafatnya imam bukhari di bulan ramadhan. Masa Kecil Imam Bukhari Imam […]

The post Kisah Wafatnya Imam Bukhari di Bulan Ramadhan – Perawi Hadits Terbaik appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Nama Imam Bukhari bukan lagi nama yang asing bagi kita. Begitu banyak hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari membuat kita bisa mengenal Islam lebih baik lagi. Dan sepantasnya kita mengetahui lebih banyak tentang Imam Bukhari yang merupakan perawi hadits terbaik ini dan sedikit kisah wafatnya imam bukhari di bulan ramadhan.

Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari atau Muhammad bin Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin Mughîrah bin Bardizbah dilahirkan di Bukhara. Ayah Imam Bukhari wafat ketika ia masih anak-anak sehingga ia diasuh oleh ibunya. Pada masa kanak-kanak, Muhammad bin Ismail sempat mengalami kebutaan Suatu malam, sang Ibu bermimpi melihat Ibrâhîm al-Khalîl Alaihissallam dan berkata kepada ibunya,

“Wahai wanita, Allâh telah mengembalikan penglihatan kepada anakmu karena engkau banyak menangis (banyak berdoa)”.

Di pagi harinya, penglihatan putranya kembali normal (Asâmi man rawâ ‘anhum Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhâri , al-Hâfizh Ibnu ‘Adi al-Jurjâni, tahqîq Badr bin Muhammad al-‘Ammâsy, hlm.60)

Baca juga :

Imam al-Bukhâri rahimahullah menceritakan,

“Aku diberi ilham untuk menghafal hadits sejak aku masih di madrasah. Saat itu, usiaku sekitar 10 tahun, hingga aku keluar dari madrasah itu pada usia 10 tahun. Aku mulai belajar kepada ad-Daakhili dan ulama lainnya. Suatu saat, beliau membacakan satu hadits di hadapan orang-orang (dengan sanad dari) Sufyan, dari Abu Zubair dari Ibrahim…

Maka aku berkata kepadanya, “Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan (hadits) dari Ibrahim”. Ia pun menghardikku. Lantas aku berkata, “Coba telitilah kembali kitab aslinya”. Ia pun memasuki rumah dan meneliti kembali, kemudian keluar dan bertanya, “Bagaimana penjelasannya wahai anak muda?”. Aku menjawab, “(Yang dimaksud) adalah Zubair bin ‘Adi dari Ibrahiim..”. Beliau lantas mengambil penaku dan mengoreksi kitabnya, seraya berkata, “Engkau benar”.

Abu ‘Abdillah juga pernah menceritakan,

“Aku pernah belajar kepada para fuqaha Marw. Saat itu aku masih kanak-kanak. Jika aku datang menghadiri majlis mereka, aku malu mengucapkan salam kepada mereka. Salah seorang dari mereka bertanya kepadaku, “Berapa banyak (hadits) yang telah engkau tulis?”. Aku menjawab, “Dua (hadits)”. Orang-orang yang hadir pun tertawa. Lalu salah seorang syaikh berkata, “Janganlah kalian menertawakannya. Bisa jadi suatu saat nanti justru dia yang menertawakan kalian”.

Pujian Para Ulama

Kecerdasan Bukhari dalam menghafal hadits bahkan dengan sanadnya membuat banyak ulama menyanjung dan memujinya.

Qutaibah bin Sa’id rahimahullah mengatakan,

“Aku telah duduk bersama para ahli fikih, ahli zuhud, dan ahli ibadah. Aku belum pernah melihat semenjak aku bisa berpikir ada seorang manusia yang seperti Muhammad bin Isma’il. Dia di masanya seperti halnya Umar di kalangan para sahabat.” (Hadyu Sari, hal. 646)

Muslim bin Hajjaj rahimahullah seorang penulis Shahih Muslim, murid Imam Bukhari juga mengatakan,

“Aku bersaksi bahwa di dunia ini tidak ada orang yang seperti dirimu (yaitu seperti Bukhari).” (Hadyu Sari, hal. 650)

Baca juga :

Hasyid bin Ismâ’îl pernah menceritakan,

“Dahulu Abu ‘Abdillâh bersama kami mendatangi para guru Bashrah. Waktu itu ia masih belia, dan tidak (tampak) mencatat apa yang telah didengar. Hal itu berlangsung beberapa hari. Kami pun bertanya kepadanya, “Engkau menyertai kami mendengarkan hadits, tanpa mencatatnya. Apa yang kamu perbuat sebenarnya?. Enam belas hari kemudian, Imam al-Bukhâri rahimahullah akhirnya menjawab, ‘Kalian telah sering bertanya dan mendesakku.

Coba tunjukkanlah apa yang telah kalian tulis’. Maka kami mengeluarkan apa yang kami miliki yang berjumlah lebih dari 15 ribu hadits. Selanjutnya, ia menyebutkan seluruhnya dengan hafalan, sampai akhirnya kami membenahi catatan-catatan kami melalui hafalannya. Kemudian ia berkata, “Apa kalian sangka aku bersama kalian hanya main-main saja dan menyia-nyiakan hari-hariku?!” Maka, kami pun sadar, tidak ada seorang pun yang melebihinya’ (Lihat hlm.62-63, Siyar 12/409, al-Bidâyah wan Nihâyah:11/22)

Imam Raja al-Haafizh mengatakan,

“Ia adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang berjalan di atas bumi”.

Muhammad bin Hamdawaih rahimahullah menceritakan:

Aku pernah mendengar Bukhari mengatakan, “Aku hafal seratus ribu hadits sahih.” (Hadyu Sari, hal. 654). Bukhari rahimahullah mengatakan, “Aku menyusun kitab Al-Jami’ (Shahih Bukhari, pent) ini dari enam ratus ribu hadits yang telah aku dapatkan dalam waktu enam belas tahun dan aku akan menjadikannya sebagai hujjah antara diriku dengan Allah.” (Hadyu Sari, hal. 656)

Baca Juga :

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menuturkan bahwa apabila Bukhari membaca Al-Qur’an maka hati, pandangan, dan pendengarannya sibuk menikmati bacaannya, dia memikirkan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalamnya, dan mengetahui hukum halal dan haramnya (lihat Hadyu Sari, hal. 650)

Wafatnya Imam Bukhari

Imam Bukhari pernah mendapatkan kesusahan akibat situasi politik di negeri yang ia tempati. Imam Ibnu Katsîr dalam al-Bidâyah (11/24) menyebutkan bahwa Imam al-Bukhâri rahimahullah termasuk orang yang mustajâbu da`wah, doanya dikabulkan.

Kejadiannya, gubernur kota Bukhâra mengusirnya dari kota itu. Atas pengusiran yang tidak berdasar dan beralasan itu, Imam al-Bukhâri rahimahullah pun berdoa. Sebulan belum genap berjalan, sang gubernur diberhentikan dan dipenjarakan di Baghdad sampai meninggal di dalamnya. Orang-orang yang ikut berperan dalam pengusiran Imam al-Bukhâri pun mengalami musibah.

Beliau pun pindah ke kota Khartank yang dekat dengan desa Samarkand. Disini ia menyebarkan ilmu agama hingga akhirnya ajal menjemputnya. Tepat pada malam Idul Fitri, 256 H atau 870 M, Imam Bukhari wafat pada usia 62 tahun.

Itulah kisah wafatnya imam bukhari di bulan ramadhan. Semoga Allah menempatkannya di surga terbaik dan membalas seluruh kebaikannya yang ia tinggalkan untuk kita semua. Aamiin.

The post Kisah Wafatnya Imam Bukhari di Bulan Ramadhan – Perawi Hadits Terbaik appeared first on DalamIslam.com.

]]>