islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/islam Wed, 12 Jan 2022 03:46:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/islam 32 32 12 Negara dengan Penduduk Islam Terbanyak di Dunia https://dalamislam.com/info-islami/negara-dengan-penduduk-islam-terbanyak Mon, 10 Jan 2022 04:23:03 +0000 https://dalamislam.com/?p=10449 Islam merupakan salah satu agama dengan jumlah pengikut paling banyak di dunia. Meski memiliki banyak pengikutnya agama islam tidak tersebar secara merata diseluruh dunia. Namun islam berkonsentrasi pada beberapa negara-negara tertentu. Oleh karena itu, ada beberapa negara yang dapat kita kategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak. Secara berurutan saat ini negara dengan populasi […]

The post 12 Negara dengan Penduduk Islam Terbanyak di Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam merupakan salah satu agama dengan jumlah pengikut paling banyak di dunia. Meski memiliki banyak pengikutnya agama islam tidak tersebar secara merata diseluruh dunia.

Namun islam berkonsentrasi pada beberapa negara-negara tertentu. Oleh karena itu, ada beberapa negara yang dapat kita kategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak.

Secara berurutan saat ini negara dengan populasi muslim terbanyak adalah:

1. Indonesia

Sejarah masuknya islam di kawasan Asia Tenggara dilatar belakangi karena jalur:

  • Perdagangan
  • Perkawinan
  • Dakwah

Negara di Asia Tenggara merupakan salah satu negara yang penduduknya mayoritas beragama islam terbesar di Dunia. Menurut data statistik populasi Muslim di Indonesia mencapai 87% dari total populasi. Berdasarkan Data Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia.

Pemeluk agama Islam di Indonesia mencapai 87,18% yakni 207.176.162 jiwa. Meskipun merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, bukan berarti Indonesia merupakan dengan persentase muslim terbanyak di negaranya. 

2. Brunei Darussalam

Brunei Darussalam menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar kedua di Asia Tenggara. Penduduk muslim di Brunei Darussalam ini mencapai 75% dari populasi, berdasarkan perkiraan statistik.

Sementara itu, International Religious Freedom Report for 2020, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan, berdasarkan sensus terbaru, tahun 2011, sebanyak 78,8% penduduk Brunei Darussalam adalah Muslim, 8,7% Kristen, dan 7,8% Buddha, sedangkan sisanya 4,7% terdiri dari agama lain, termasuk kepercayaan asli.

3. Malaysia

Negara Malaysia merupakan Negara yang penduduknya beragama islam. Menurut statistik memperkirakan pemeluk islam di Malaysia mencapai 66% dari populasi yang ada di Malaysia.

4. Maladewa

Negara dengan persentase populasi muslim terbesar di dunia adalah Maladewa. Pasalnya, 100% dari 374,77 ribu penduduk di negara tersebut beragama islam.

5. Pakistan

Pakistan yang punya jumlah populasi muslim terbesar kedua di dunia hanya memiliki proporsi sebesar 96,5%. Persentase tersebut menempatkan Pakistan di posisi ke-22 dunia.

6. India

India yang memiliki jumlah populasi muslim terbesar ketiga berada di posisi ke-73. Sebab, proporsi populasi muslim di Negeri Bollywood hanya 14,6%.

7. Mauritania

Mauritania berada di urutan kedua dengan 99,9% dari total 3,84 juta penduduk beragama Islam. Kemudian, ada 99,8% dari total 10,98 juta penduduk Somalia yang memeluk agama Islam.

8. Afganistan

Afganistan adalah emirat islam. Dimana sebagian besar penduduk negara Afganistan memeluk agama Islam. Sebanyak 90% penduduknya menganut Islam sunni. Menurut The World Factbook, persentase pengikut Muslim Sunni adalah antara 84,7–89,7% dari populasi, dan Muslim Syiah antara 10–15%. 0,3% populasi mengikuti agama minoritas lainnya.

9. Albania

Islam di Albania tentunya dikenal selama periode Ottoman. Pada waktu Ottoman mayoritas warga Albania memeluk agama islam. Penekanan terhadap agama selama abad ke-20 di mulai setelah kebangkitan nasional Albania. Kemudian pemerintahan Komunis secara sistematis menghapus agama dari bangsa Albania dan kebudayaan Albania.

Karena kebijakan ini islam memiliki perubahan yang radikal. Dekade ateisme negara yang berakhir pada tahun 1991 membawa penurunan dalam praktik keagamaan. Setelah periode komunis, pemerintah melepaskan pembatasan agama dan mempersilahkan Islam di Albania dengan pembangunan infrastruktur lembaga-lembaga baru, sastra, fasilitas pendidikan, hubungan internasional dan kegiatan sosial lainnya.

Berdasarkan hasil sensus tahun 2011, 58,79% dari populasi penduduk Albania yang menganut Islam, sehingga menjadikan Islam sebagai agama yang terbanyak dianut di negara ini. Hal ini dikarenakan warisan komunis yang melakukan eksploitasi keagamaan terkait praktik-praktik keagamaan yang hanya dilakukan oleh minoritas muslim di Albania.

10. Turki

Islam adalah agama yang paling dominan di Turki. Sebagian besar penduduk Turki menganut agama Islam. Mayoritas muslim di Turki adalah penganut paham ahlusunnah waljamaah. Dengan presentase 78,2% dari keseluruhan jumlah muslim di Turki.

Diantara penganut paham ahlusunnah waljamaah tersebut 72% diantaranya mengikuti mazhab hanafi dan sisanya 6,2% mengikuti Mazhab Syafi’i. Penganut ajararan Islam syiah 19,8% dari total populasi muslim di Turki. Umat muslim Syi’ah di Turki terbagi menjadi beberapa denominasi, diantaranya adalah kaum Alevi, jafari dan alawi.

11. Yaman

Yaman merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan Republik dan juga merupakan satu-satunya negara Republik di Jazirah Arab. Kepala Negara Yaman adalah Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyatnya dengan masa jabatan 7 tahun dan dapat dipilih untuk kedua kalinya. Sedangkan kepala pemerintahanya adalah seorang Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.

Nama lengkap negara Yaman ini adalah Republik Yaman atau Republik of Yemen. Ibukota Yaman adalah Sanaa. Luas wilayah yang ada di Yaman adalah sebesar 527,968 km2 dengan populasi penduduk sebanyak 28.036.829 jiwa. Mayoritas penduduk Yaman adalah etnis Arab yang beragama Islam yaitu sekitar 99,1%. Agama Islam adalah agama yang diresmikan di Yaman. Sedangkan bahasa yang diresmikan adalah bahasa Arab.

12. Iran

Islam adalah agama resmi di iran. Sudah 98% dari total jumlah penduduk orang memeluk agama islam. Dan 89% dari penduduk islam menganut ajaran Syi’ah. 9% lainnya menganut ajaran sunni. Kebanyakan dari mereka yang menganut ajaran suni berasal dari suku turkmen.

Islam merupakan agama yang pemeluknya dominan sangat banyak. Namun tidak semua negara yang kebanyakan mayoritas memeluk agama islam. Negara yang pemeluk agama islam terbanyak antara lain yaitu Indonesia, Malaysia, Turki, Albania, Afganistan dan masih banyak lagi.

The post 12 Negara dengan Penduduk Islam Terbanyak di Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Penyebab Ikhlas Sulit Dilakukan https://dalamislam.com/info-islami/penyebab-ikhlas-sulit-dilakukan Thu, 25 Feb 2021 15:48:36 +0000 https://dalamislam.com/?p=9666 Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak lain hanyalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Dalam beribadah, manusia harus melakukannya dengan niat yang ikhlas. Artinya melaksanakan ibadah dengan niat karena Allah SWT. Hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT, bukan tujuan-tujuan yang lainnya. Akan tetapi, seringkali kita sebagai manusia merasa sulit untuk berniat ikhlas ketika melakukan suatu […]

The post 3 Penyebab Ikhlas Sulit Dilakukan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak lain hanyalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Dalam beribadah, manusia harus melakukannya dengan niat yang ikhlas. Artinya melaksanakan ibadah dengan niat karena Allah SWT. Hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT, bukan tujuan-tujuan yang lainnya.

Akan tetapi, seringkali kita sebagai manusia merasa sulit untuk berniat ikhlas ketika melakukan suatu amalan ibadah atau amal sholeh. Manusia seringkali menjadikan alasan-alasan yang lain dalam melaksanakan berbagai amalan sholeh dan amal ibadah.

Merasa sulit dan merasa berat untuk berniat ikhlas ketika melakukan suatu amalan sholeh, pasti ada penyebabnya. Di antara penyebab yang mengakibatkan kita sulit dan merasa berat untuk berniat ikhlas karena Allah SWT, yaitu sebagai berikut:

1. Karena Manusia Menyukai Pujian

Pujian adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh manusia. Namun, dibalik itu pujian dapat menjerumuskan seseorang ke dalam suatu perbuatan yang tercela.

Ya itulah sikap manusia yang sangat senang ketika mendapatkan pujian dari orang lain ketika manusia melakukan suatu amal perbuatan atau apa pun itu kalau orang lain memujinya maka hatinya akan berbunga-bunga, dia akan sangat senang karena mendapatkan pujian.

Dan pujian ini adalah penyebab Ikhlas itu terasa berat untuk dilakukan. Karena pujian sangat ini erat kaitannya dengan sikap-sikap tercela.

Misalnya saja dengan lawannya ikhlas yakni riya. Riya ialah  suatu perilaku memperlihatkan amalan di hadapan orang lain supaya mendapatkan pujian dari orang yang melihatnya

Ada juga perilaku  sum’ah, sum’ah ini termasuk perilaku yang tercela dimana seseorang itu akan memperdengarkan amal ibadah agar orang lain tahu akan ibadah yang dilakukannya dan supaya orang lain memuji nya. Inilah yang menjadi masalah kenapa kita sulit dan merasa berat untuk berniat ikhlas karena Allah SWT, ya karena pujian.

2. Tamak atau Serakah

Kenapa berniat ikhlas ketika melakukan suatu amal ibadah atau amal sholeh yang lain yaitu terasa sulit dan berat? Karena manusia pada tabiatnya itu serakah atau tamak atau suka banget terhadap dunia.

Bahkan terkadang tak sedikit orang yang terlena oleh kenikmatan di dunia. Padahal kenikmatan di dunia itu bersifat semu artinya kenikmatan yang ada di dunia ini semuanya hanya sementara karena dunia ini tidak kekal. Dunia akan ada akhirnya, dan dunia ini akan mengalami kehancuran yang disebut dengan peristiwa hari kiamat. Yaitu hancurnya seluruh alam beserta isinya.

Dalam Quran Surat Al Fajr ayat 20. Allah SWT berfirman,

“Dan kalian cinta sekali dengan harta dunia dengan kecintaan yang luar biasa.” 

Ini yang bisa menyelewengkan kita kepada ketidakikhlasan ketika kita mengharapkan dunia ataupun jabatan dari amal ibadah, maka kita ini akan merasa susah untuk ikhlas dalam melakukan suatu amalan karena penyebabnya adalah kecintaan kita kepada dunia yang begitu luar biasa.

3. Karena Manusia Tidak Suka Dicela

Seperti pada poin pertama manusia sangat suka terhadap pujian dari orang lain terhadap apa yang dia lakukan. Ketika manusia menyukai pujian maka tentunya manusia tidak suka dicela oleh orang lain.

Misalnya saja kita akan terus berusaha untuk beribadah dengan tujuan agar kita tidak dibully oleh orang lain, tidak dicela oleh orang lain, dan tidak dicaci orang lain. Akhirnya manusia melakukan suatu amalan itu karena manusia, bukan karena Allah SWT.

The post 3 Penyebab Ikhlas Sulit Dilakukan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menyikapi Istilah Sekedar Islam KTP https://dalamislam.com/info-islami/menyikapi-istilah-sekedar-islam-ktp Thu, 25 Feb 2021 07:30:00 +0000 https://dalamislam.com/?p=9724 Julukan “Islam KTP” agaknya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sebutan tersebut diberikan kepada orang yang dianggap sebagai seorang muslim tetapi tidak mencerminkan kepribadian seorang yang mukmin. Islam KTP menggambarkan dengan jelas, bahwa keislaman seseorang hanya dijadikan sebagai status pada kolom kartu identitasnya, tidak heran jika banyak kaum muslim bertingkah seperti layaknya seorang non […]

The post Menyikapi Istilah Sekedar Islam KTP appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Julukan “Islam KTP” agaknya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sebutan tersebut diberikan kepada orang yang dianggap sebagai seorang muslim tetapi tidak mencerminkan kepribadian seorang yang mukmin.

Islam KTP menggambarkan dengan jelas, bahwa keislaman seseorang hanya dijadikan sebagai status pada kolom kartu identitasnya, tidak heran jika banyak kaum muslim bertingkah seperti layaknya seorang non muslim.

Keimanan bukanlah sebuah warisan yang dapat diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Karena sebuah keyakinan, hanya bisa didapatkan ketika orang tersebut benar-benar dapat membuktikan kebenarannya. Begitupun dengan keyakinan kepada Islam, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT, maka seseorang yang meyakininya sudah seharusnya dapat membuktikan kebenaran tersebut.

Aqidah Islam adalah iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari kiamat, qadha dan qadar, baik buruknya dari Allah SWT. Keimanan tersebut merupakan sebuah pembenaran yang pasti sesuai dengan kenyataan berdasarkan dalil.

Sebagaimana kita ketahui bahwa fitrahnya manusia dalam memercayai sesuatu, adalah dengan membuktikannya melalui pancaindra dan dapat diterima dengan akal. Oleh karena itu dalam beriman, Islam mengajarkan keimanan yang didapat melalui proses berpikir, inilah yang dinamakan dengan dalil aqli.

Dalil aqli bukan digunakan untuk melihat wujud Allah SWT, karena sudah jelas, bagaimana lemah dan terbatasnya akal dan tubuh manusia. Sehebat apapun akal manusia, pasti mengalami trial and error. Dalil aqli digunakan untuk membuktikan eksistensi Allah SWT sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Dengan demikian, untuk meyakini keberadaan Allah SWT sebagai pencipta, dibutuhkan proses berpikir tentang penciptaan pada manusia, alam semesta, dan kehidupan.

Fakta luar biasa yang sesungguhnya kita dapat saksikan bersama, bagaimana seorang manusia lahir hanya karena terjadinya pertemuan antara sel sperma dengan indung telur, kemudian matahari dan bulan yang silih berganti menyinari bumi, planet-planet yang tidak pernah berada diluar jalur rotasinya, gunung-gunung menjulang tanpa penyangga, ataupun langit yang tetap di atas meski tanpa adanya tiang, dan banyak lagi perkara yang lebih menakjubkan berada di antara manusia. Jika diperhatikan dan dipikirkan, maka sesungguhnya sudah jelas tanda-tanda penciptaanNya.

Al-Qur’an secara gamblang telah menggambarkan bagaimana penciptaan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Pada penciptaan manusia, Al-Qur’an telah menyebutkan dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah [12]. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)[13]. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik [14]”.

Lalu penciptaan alam semesta telah disampaikan dalam surat Ali-Imran ayat 190, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”.

Dan Al-Qur’an telah menjelaskan bagaimana proses kehidupan berjalan atas kehendak Allah SWT. Surat Taha ayat 53 telah mengabarkan, “(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit. Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan”.

Dari penjelasan di atas, Al-Qur’an membuktikan tentang kebenaran yang dibawanya. Al-Qur’an telah ada jauh sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, hingga mampu menunjukkan kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an.

Keberadaan Al-Qur’an dan hadits sebagai dalil naqli, merupakan sebuah petunjuk dan informasi tentang semua perkara keimanan yang tidak dapat terindera dan terpikirkan oleh akal seperti keberadaan malaikat, hari kiamat, yaumul hisab, surga ataupun neraka.

Dengan demikian maka, sejatinya dalil aqli dan dalil naqli akan mengantarkan manusia memperoleh keimanan yang tidak sekedar warisan ataupun status pada KTP, namun meyakini dengan pasti, membuktikannya dengan kenyataan berasaskan dalil.

The post Menyikapi Istilah Sekedar Islam KTP appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rasa Malu yang Harus Dimiliki Umat Muslim https://dalamislam.com/info-islami/rasa-malu-yang-harus-dimiliki-umat-muslim Wed, 24 Feb 2021 16:40:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=9639 Malu. Satu kata yang mulai pudar kita jumpai dalam masyarakat. Satu kata yang memiliki makna menjaga diri, harga diri, sikap, perbuatan, sehingga kita tetap berada dalam koridor Islam. Namun saat ini rasa malu tersebut mulai hilang. Seperti contoh banyaknya perempuan yang mau berjoged yang kemudian dimuat dalam media sosialnya. Rasa malu mereka hilang, bahkan mereka bangga […]

The post Rasa Malu yang Harus Dimiliki Umat Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Malu. Satu kata yang mulai pudar kita jumpai dalam masyarakat. Satu kata yang memiliki makna menjaga diri, harga diri, sikap, perbuatan, sehingga kita tetap berada dalam koridor Islam.

Namun saat ini rasa malu tersebut mulai hilang. Seperti contoh banyaknya perempuan yang mau berjoged yang kemudian dimuat dalam media sosialnya. Rasa malu mereka hilang, bahkan mereka bangga jika nanti video mereka dilihat oleh ribuan orang.

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT apabila hendak membinasakan seorang hamba maka Dia mencabut darinya rasa malu. Apabila Dia telah mencabut rasa malu darinya maka engkau tidak mendapatinya melainkan sebagai orang yang dibenci. Apabila engkau tidak mendapatinya melainkan  sebagai orang yang sangat dibenci maka dicabut darinya sifat amanah. Apabila telah tercabut darinya sifat amanah maka engkau tidak mendapatinya melainkan sebagai orang yang berkhianat dan terkenal sebagai pengkhianat. Apabila engkau tidak mendapatinya melainkan sebagai orang berkhianat  atau terkenal sebagai pengkhianat maka dicabut darinya sifat belas kasih. Apabila telah tercabut darinya sifat belas kasih maka engkau tidak akan mendapatinya melainkan sebagai orang yang dijatuhkan dari rahmat dan terlaknat. Apabila engkau tidak mendapatinya melainkan sebagai orang yang dijauhkan dari rahmat dan terlaknat maka tercabut darinya ikatan Islam.” (H.R. Ibnu Majah).

Sifat malu ini sangat penting bagi kita umat muslim. Sifat malu ini yang akan mampu membentengi diri kita agar selalu berada dalam koridor Islam. Sikap malu ini yang akan melindungi kita dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Apalagi pada zaman sekarang. Dunia maya sedang berkembang pesat. Jika tidak ada rasa malu, seseorang tanpa pikir panjang akan menggunakan dunia maya, tanpa mempertimbangkan efek buruk terhadap dirinya, keluarganya, agama, dan masyarakat Mereka akan lebih berani menampilkan diri tanpa mempertimbangkan ajaran agama.

Seseorang yang memiliki rasa malu akan lebih selektif dalam menggunakan media sosial. Mereka akan lebih mempertimbangkan baik dan buruknya dalam membuat sebuah status maupun content.

Mereka juga akan lebih mempertimbangkan aspek agama, sehingga tidak harus seutuhnya mengikuti zaman, namun bisa lebih selektif dan optimal dalam memanfaatkan media sosial.

Sebagai orang muslim, sudah selayaknya kita menjaga diri dari hal -hal yang tidak sesuai dengan agama. Kita seharusnya bisa membatasi diri dari hal yang berlawanan dengan agama. Oleh karena itu dibutuhkan rasa malu untuk membentengi diri kita. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap agama memiliki Budi pekerti dan Budi pekerti Islam adalah rasa malu “ (H.R  Ibnu Majah).

Rasa malu sangat penting. Rasa malu yang utama malu kepada Tuhan. Dengan adanya rasa malu tersebut seseorang akan takut melakukan hal –hal yang dilarang Tuhan. Dia akan berusaha menjalani hidup sesuai aturan agama. Selain itu malu yang terpenting, yaitu malu terhadap diri sendiri. Seseorang akan lebih menjaga harga dirinya jika memiliki rasa malu.

Rasulullah bersabda, : “Malulah kepada Allah dengan sebenar–benar malu. “Kami berkata:”Wahai Rasulullah! Segala puji bagi Allah. Sesungguh nya kami merasa malu.”. Beliau berkata: “Tidak demikian. Akan tetapi, malu kepada Allah dengan sebenar –benar rasa malu adalah: Engkau menjaga kepala dan apa yang terkumpul padanya, menjaga perut dan yang berhubungan dengannya, dan hendaklah engkau mengingat kematian serta kerapuhan jasad. Barang siapa yang menghendaki akhirat hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Orang yang melakukan hal tersebut sungguh ia telah merasa malu kepada Allah dengan sebenar –benar rasa malu.” (H.R. Tirmizi).

The post Rasa Malu yang Harus Dimiliki Umat Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Cara agar Terhindar dari Perselisihan Sesama Muslim https://dalamislam.com/info-islami/cara-agar-terhindar-dari-perselisihan-sesama-muslim Wed, 24 Feb 2021 16:32:28 +0000 https://dalamislam.com/?p=9634 Wahai saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat, pasti kalian sudah sering mendengar kisah gajah dan semut. Dalam cerita fabel dikatakan bahwa gajah takut dengan semut. Bagaimana bisa? Mengapa gajah bisa dikalahkan oleh seekor semut? Semut hanyalah hewan kecil, sedangkan gajah memiliki ukuran tubuh yang besar. Pasti gajah punya kekuatan yang besar pula. Lantas, apa yang membuat […]

The post 3 Cara agar Terhindar dari Perselisihan Sesama Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Wahai saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat, pasti kalian sudah sering mendengar kisah gajah dan semut. Dalam cerita fabel dikatakan bahwa gajah takut dengan semut. Bagaimana bisa? Mengapa gajah bisa dikalahkan oleh seekor semut?

Semut hanyalah hewan kecil, sedangkan gajah memiliki ukuran tubuh yang besar. Pasti gajah punya kekuatan yang besar pula. Lantas, apa yang membuat semut bisa hebat? Ya, kebersamaan dan persatuanlah yang membawa semut pada sebuah kemenangan.

Kisah antara gajah dengan semut adalah tamparan keras bagi kita semua terutama umat Muslim. Semut tersebut tidak memiliki akal, namun mampu bekerjasama untuk melindungi dirinya dari gangguan musuh.

Lantas, kita sebagai manusia, saudara seiman, sesama muslim, mengapa saling bermusuhan, mengadu domba, memfitnah, menjatuhkan harga diri seseorang bahkan menggunjing hanya karena sebuah perbedaan pendapat? Bukankah kita punya akal dan pikiran? Bukankah kita dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk?

Pada akhirnya umat Islam itu sendirilah yang menghilangkan makna keindahan Islam. Kalau hal itu terus terjadi dan dibiarkan begitu saja, maka akan menjadi sebuah peluang bagi musuh-musuh Islam untuk menghancurkan umat Islam.

Dalam hal ini ada beberapa poin yang harus kita lakukan sebagai umat Islam agar terhindar dari sebuah perselisihan sesama muslim yaitu:

1. Saling mengingatkan dalam kebaikan

Perlu kita ketahui bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah berhenti untuk memerangi umat Islam. Mereka akan terus melakukannya sampai kita mengikuti ajaran mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama yang ada pada mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, maka tidak akan ada bagimu sebuah perlindungan dan pertolongan dari Allah.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani akan melakukan berbagai cara untuk mengajak umat Islam agar mengikuti agama mereka. Jangan sampai lemah iman karena akan menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk mengajak umat Islam masuk ke dalam agama mereka.

Di sinilah peran penting dakwah sebagai sesama Muslim. Muslim yang satu dengan Muslim lainnya harus saling menasihati dan mengingatkan agar tetap berada di jalan Allah.

Menasihati disini adalah menggunakan kata-kata yang baik, sopan dan bukan dengan keterpaksaan bahkan kekerasan. Menasihati juga tak memandang siapa lawan bicara kita. Apakah seorang Muslim tersebut kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, kita tetap satu iman. Kita harus mengakui bahwa setiap Muslim adalah saudara kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

2. Saling memaafkan dan tidak boleh marah sesama Muslim lebih dari tiga hari

Marah adalah hal yang wajar dilontarkan bagi sebagian orang. Namun, jika kemarahan tersebut sudah terlalu berlebihan, hal itu dapat menimbulkan sebuah pertengkaran yang tidak diduga sebelumnya. Bahkan salah satu dari mereka melampiaskan amarahnya kepada orang yang tidak bersalah dan tidak sama sekali dikenalnya.

Dari Abi Ayub al-Anshariy, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim jika ia mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam.”(HR. Muslim)

Berdasarkan hadist diatas dikatakan bahwa orang yang terlebih dahulu memberikan salam kepada saudaranya adalah yang terbaik. Hal ini memberikan makna untuk saling memaafkan sesama Muslim karena kemarahan yang membuat keduanya tidak berbicara lebih dari tiga hari akan memutuskan hubungan silaturahim. Perbuatan seperti itu sangat tidak disukai Allah.

Permintaan maaf bukanlah sebuah simbol bahwa kita kalah dan kita salah. Justru itu adalah simbol kebijaksanaan, kesabaran dan kerendahan hati seorang hamba Allah.

3. Tetap berdo’a dan meminta hidayah kepada Allah

Kita adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik. Kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai keunikan sehingga patut untuk disyukuri. Mereka yang berkulit hitam, mereka yang berkulit putih, mereka yang pemarah dan mereka yang penyabar. Perbedaan sifat dan karakter mengajarkan kita untuk saling memahami satu sama lain.

Namun, kita hanyalah manusia. Kita sering berbuat salah dan khilaf. Kita tidak memegang kekuasaan untuk berhak menyombongkan diri atas semua yang kita miliki. Kita semua akan kembali kepada Allah. Semua yang kita lakukan selama di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Kita tidak tahu apakah hari ini kita masih tetap menjadi orang baik ataukah esok sudah tidak lagi.

Allah adalah Maha yang membolak-balikkan hati seorang hamba. Maka untuk itu tetaplah berdo’a agar Allah melindungi kita dari segala keburukan dan kejahatan yang menimpa kita. Berdo’alah agar Allah menjaga iman kita dan terus berada di jalan yang lurus.

Ketiga poin diatas dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaklah saudara-saudara kita untuk saling mengingatkan satu sama lain. Mari kita bersatu. Jangan mau diinjak-injak oleh musuh-musuh Islam di luar sana.

Mulai sekarang kita harus berbenah karena jika tidak, maka kita akan menjadi santapan empuk bagi mereka yang siap menerkam dan menghantui kapan saja mereka mau.

The post 3 Cara agar Terhindar dari Perselisihan Sesama Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-selamat-dari-virus-corona-saat-perjalanan Wed, 24 Feb 2021 09:26:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=9616 Virus Corona terus menebar ancaman di setiap sisi kehidupan. Keberadaannya yang tidak terdeteksi, membuat langkah infeksi semakin menjadi. Maka tidak heran, jika dilema menjadi santapan sehari-hari bagi mereka yang terpaksa pulang pergi mencari sesuap nasi. Jika bukan karena kebutuhan, mungkin duduk diam dalam rumah menjadi pilihan. Namun tanggung jawab serta keinginan bertahan hidup membuat mereka […]

The post Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Virus Corona terus menebar ancaman di setiap sisi kehidupan. Keberadaannya yang tidak terdeteksi, membuat langkah infeksi semakin menjadi. Maka tidak heran, jika dilema menjadi santapan sehari-hari bagi mereka yang terpaksa pulang pergi mencari sesuap nasi. Jika bukan karena kebutuhan, mungkin duduk diam dalam rumah menjadi pilihan. Namun tanggung jawab serta keinginan bertahan hidup membuat mereka bertaruh nyawa. Oleh karenanya, Islam menganjurkan sebuah doa agar orang yang berpergian tetap dalam keadaan aman.

Sebuah kegembiraan besar tentunya, tatkala pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Tidak membawa virus ataupun penyakit lain yang ada selama perjalanan. Tanggung jawab terpenuhi, pun kondisi keluarga terjamin keamanannya. Syukur serta pujian rasanya ingin selalu dipanjatkan pada Tuhan Sang penguasa alam. Darinya semua kenikmatan dan keamanan ini tercipta. Darinya pula semua manusia mendapat perlindungan. Tidak salah jika manusia selalu bergantung pada diriNya.

Maka sejatinya hidup adalah sebuah pilihan. Bagaimana sikap seseorang dalam memandang berbagai macam persoalan akan menentukan masa depan. Ketika dirinya acuh akan protokol kesehatan, bisa saja virus berbahaya menjalar ke seluruh keluarga. Namun jika protokol itu dilanggar, bisa saja kesehatan menjadi taruhan. Maka cara terbaik adalah menerapkan protokol kesehatan dan ikut menaati arahan dari pemerintah.

Dari semua itu, aspek doa juga harus diutamakan. Segala bentuk usaha akan terasa sia-sia jika unsur tawakal ditiadakan. Tanpa adanya doa manusia akan berlaku sombong. Tidak akan ada lagi kepercayaan bahwa semuanya terjadi atas kuasa Tuhan. Maka doa adalah jembatan komunikasi antara makhluk dengan Allah swt. Dengan adanya doa, segala bentuk usaha akan terealisasikan dan ada unsur barokah di dalamnya.

Adapun doa agar terhindar dari bahaya virus Corona salah satunya seperti berikut. “Allahumma antas shahibu fis safar wal khalifatu fil-ahl”. Arti dari doa ini adalah “Ya Allah engkaulah teman perjalananku dan kunjungan keluargaku”. Doa tersebut bisa diamalkan setiap hari agar senantiasa diberikan perlindungan dalam perjalanan, serta seluruh keluarga yang ditinggalkan.

Doa tersebut mencakup semuanya, bukan hanya diri pribadi namun keluarga yang sangat dicintai. Bagi seseorang keamanan dirinya saja tidak berarti jika keluarganya terancam musibah. Kebahagiaan akan runtuh semua karena unsur sosialnya tidak terpenuhi. Orang yang paling dibutuhkan hilang, yang artinya siklus hidupnya akan menemui ketidaknormalan. Maka doa ini menjadi penyelamat bagi kehidupan sosial serta kesehatan semua orang yang dicinta.

Jangan sampai terlupa, jika doa tersebut adalah pelancar usaha yang telah dilakukan. Sebelum usaha dipanjatkan, maka diharuskan melaksanakan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan adalah hal yang wajib. Dan apabila semuanya berhasil terlaksana, maka doa sebagai penyempurnanya.

Mari kita sama-sama melindungi semua orang. Dimulai dari diri sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan. Kemudian berdoa agar terhindar dari mara bahaya. Semoga Allah senantiasa memberkati kita semua dengan keselamatan. Tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga keluarga dan orang-orang terdekat kita. Dan lebih luas lagi, semoga seluruh masyarakat Indonesia mendapat keamanan dan kesehatan yang sama.

The post Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Merajut Kasih dalam Pernikahan di Jalan Ridha Allah https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/merajut-kasih-dalam-pernikahan-di-jalan-ridha-allah Tue, 23 Feb 2021 07:34:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=9588 Di dunia ini memang ada orang yang saling mencintai lalu disatukan dalam ikatan pernikahan. Ada juga yang tidak dipersatukan. Ada yang Allah pisahkan puluhan tahun lalu dipertemukan. Bahkan ada yang mencintai tapi tidak dicintai oleh orang tersebut. Hal tersebut merupakan keadilan Allah. Dan semua itu pasti ada hikmahnya. Maka janganlah memaksa kepada Allah untuk menjodohkan […]

The post Merajut Kasih dalam Pernikahan di Jalan Ridha Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dunia ini memang ada orang yang saling mencintai lalu disatukan dalam ikatan pernikahan. Ada juga yang tidak dipersatukan. Ada yang Allah pisahkan puluhan tahun lalu dipertemukan. Bahkan ada yang mencintai tapi tidak dicintai oleh orang tersebut.

Hal tersebut merupakan keadilan Allah. Dan semua itu pasti ada hikmahnya. Maka janganlah memaksa kepada Allah untuk menjodohkan atau memersatukan kita bersama orang yang kita cintai. Karena Allah yang lebih tahu yang terbaik untuk hambaNya.

Islam memandang sebuah pernikahan itu merupakan suatu yang luhur dan sakral. Dan jika dilakukan akan mendapatkan pahala dari Allah. Karena pernikahan adalah sebuah ibadah, salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW dan dilakukan dengan niat beribadah kepada Allah, keikhlasan, tanggungjawab, dan mengikuti hukum-hukum yang Allah telah tetapkan.

Dalam ungkapan Ibn Qayyim Al-Jauziah ada amalan agar membangkitkan sinergi cinta kasih yaitu:

  • Pertama, ketika mereka saling mencintai, maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, mereka akan saling setia memberikan semua komitmen mereka.
  • Kedua, ketika seorang mencintai maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya.
  • Ketiga, ketika mereka saling mencintai, maka sedikitpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Intinya harus saling melengkapi satu sama lain, agar tercipta keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Karena jika dalam sebuah rumah tangga tidak ada rasa saling mengerti, komunikasi dengan pasangan dan tidak ada kedewasaan diantara keduanya, maka akan timbul sebuah koflik dalam rumah tangga dan menjadikan rumah tangga tersebut tidak harmonis.

Cinta sejati dalam keluarga yaitu ketika seorang kepala keluarga mencintai dan menyayangi anak dan istrinya. Bukan hanya dengan hal-hal duniawi akan tetapi kasih sayang yang di peroleh dari keluarga itu sendiri.

Dan lebih penting adalah pemenuhan kebutuhan rohani mereka pengajaran dan bimbingan agama yang bersumber dari Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Inilah bukti cinta dan kasih sayang sebenarnya. Karena di wujudkan dengan sesuatu yang bermanfaat dan kekal di dunia dan di akhirat.

Pernikahan dalam islam juga mempunyai tujuan yaitu memuaskan naluri sifat dasar manusia yaitu dengan melakukan adanya pernikahan atau akad. Selain itu, bertujuan juga untuk:

  • Melestarikan kebajikan

Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai cara yang efektif untuk melindungi kaum muda dari kerusakan dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

  • Membangun keluarga islami

Dalam surat Al Baqarah ayat 229 dijelaskan bahwa yang artinya Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.

  • Mendapat keturunan

Dalam pernikahan hal yang terpenting bukan hanya mendapatkan keturunan tetapi untuk mendidik anak yang saleh dan takut akan Tuhan.

Dalam sebuah keluarga harus ada misi dan visi sesama pasangan. Agar terwujudnya keluarga yang diharapkan oleh keduanya. Saling terbuka satu sama lain, saling menghargai, dan saling menjaga keutuhan rumah tangga.

The post Merajut Kasih dalam Pernikahan di Jalan Ridha Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hal Dasar yang Harus Diketahui Umat Muslim https://dalamislam.com/dasar-islam/hal-dasar-yang-harus-diketahui-umat-muslim Tue, 23 Feb 2021 07:17:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=9581 Manusia diciptakan Tuhan dengan berbagai bentuk, rupa dan keanekaragamannya, hal itu bukan berarti harus dijadikan sebagai dasar diperbolehkannya untuk merasa lebih tinggi daripada yang lain. Selain mengajarkan tatacara berhubungan dengan Tuhan (hablun minallah), Islam mengajarkan hal-hal mendasar dalam berhubungan dengan manusia (hablun minannas). Berikut adalah hal mendasar yang harus diketahui oleh umat Islam: Tuhan mengangkat […]

The post Hal Dasar yang Harus Diketahui Umat Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia diciptakan Tuhan dengan berbagai bentuk, rupa dan keanekaragamannya, hal itu bukan berarti harus dijadikan sebagai dasar diperbolehkannya untuk merasa lebih tinggi daripada yang lain.

Selain mengajarkan tatacara berhubungan dengan Tuhan (hablun minallah), Islam mengajarkan hal-hal mendasar dalam berhubungan dengan manusia (hablun minannas). Berikut adalah hal mendasar yang harus diketahui oleh umat Islam:

  • Tuhan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (QS. al-Mujadilah [58]: 11)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Untuk pertama, manusia harus tahu dimana kedudukannya. Dalam di atas, keimanan menjadi penentu tinggi derajatnya seseorang sebagai kekasih Allah. Ketika Allah mengakui seseorang sebagai kekasihnya, maka Ia akan menganugerahkan pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain.

  • Islam mengajarkan “orientasi kerja” (achievement orientation) (QS. al-Kahfi [18]: 110)

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Artinya:

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya

Hal ini searah dengan ungkapan para ulama “penghargaan di zaman Jahiliyah itu berdasarkan keturunan, sedangkan penghargaan dalam Islam berdasarkan amal kebaikan”

  • Tinggi rendahnya ketakwaan seseorang ditentukan oleh kualitas amal saleh (QS. al-Hujurat [49]: 13)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia harus selalu berada dalam lingkaran “perilau baik” agar dia bisa bersosial dengan yang lain. Karena akan sulit bagi manusia yang berperilaku buruk untuk berhubungan dengan sesame manusia.

  • Menghargai manusia bagaimanapun dia diciptakan (QS. al-Baqarah [2]: 34)

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir

Bagaimanapun fisik manusia, semuanya harus dihormati apapun warna kulitnya, dari manapun asalnya, malaikat saja menghormati manusia, berarti tinggal bagaimana menempatkan posisinya sebagai manusia, bukan malah melakukan perilaku yang jauh dari sifat kemanusiaan.

Itu adalah sebagian kecil dari petikan ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi rujukan atau dasar dalam berhubungan antar sesama. Jadi, setelah kita mengetahui hal ini, tinggal bagaimana kita melaksanakannya dalam keseharian kita, karena ilmu tanpa amal sama saja dengan pohon yang diharapkan buahnya tapi tak kunjung berbuah.

The post Hal Dasar yang Harus Diketahui Umat Muslim appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kenapa Bulan dan Bintang Identik dengan Islam? https://dalamislam.com/info-islami/kenapa-bulan-dan-bintang-identik-dengan-islam Mon, 22 Feb 2021 08:55:33 +0000 https://dalamislam.com/?p=9512 Bulan dan bintang kedua-duanya merupakan makhluk Allah SWT. Jika dikaitkan dengan  aspek yang ada kaitannya dengan kehidupan manusia, maka bintang itu dalam Islam dijadikan sebagai penunjuk jalan. Terutama pada masa sebelum berkembangnya teknologi, pada zaman dulu, orang-orang senantiasa memanfaatkan bintang sebagai penunjuk jalan. Adapun dengan bulan, bulan dalam agama Islam itu dijadikan manusia sebagai alat […]

The post Kenapa Bulan dan Bintang Identik dengan Islam? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan dan bintang kedua-duanya merupakan makhluk Allah SWT. Jika dikaitkan dengan  aspek yang ada kaitannya dengan kehidupan manusia, maka bintang itu dalam Islam dijadikan sebagai penunjuk jalan. Terutama pada masa sebelum berkembangnya teknologi, pada zaman dulu, orang-orang senantiasa memanfaatkan bintang sebagai penunjuk jalan.

Adapun dengan bulan, bulan dalam agama Islam itu dijadikan manusia sebagai alat untuk membantu penunjuk hari. Jika ada perubahan bentuk dari bulan maka itu pertanda perubahan bulan dalam sistem penanggalan. Jadi, kedua makhluk Allah ini, yakni bulan dan bintang ini sebenarnya saling berkaitan.

Adapun di dalam Al-Qur’an mengenai bulan dan bintang yaitu,

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Al-Baqarah: 189)

“Dan Dia menciptakan tanda-tanda penunjuk jalan.Dan dengan bintang-bintang mereka mendapatkan petunjuk.” (An-Nahl: 16)

Akan tetapi, selain digunakan sebagai suatu sarana untuk dijadikan sebagai penunjuk dalam kehidupan  dan bintang? Inilah alasan mengapa bulan dan bintang dijadikan simbol yang identik dengan agama Islam. Di antaranya ada beberapa alasan, yakni sebagai berikut:

1. Sebagai Bentuk Kebanggaan pada Masa Emas Islam

Kita tahu bahwa Islam telah banyak sekali mencapai masa keemasan, seperti halnya pada masa Kekaisaran Turki Utsmani. Dan Kekaisaran ini mencapai masa keemasan Islam yakni dengan dibuktikannya, wilayah kekuasaan dari agama Islam sangat luas pada masa pemerintahan Kekaisaran Turki Utsmani.

2. Sebagai Pembeda dan Pemersatu

Agama Islam bukanlah agama yang tertutup terhadap perkembangan dunia. Bahkan agama Islam itu sendiri sangat terbuka pada perkembangan dunia. Bulan sabit menjadi pembeda diantara semua agama.

Dan bulan sabit ini bukan hanya sebagai pembeda tetapi juga menjadi pemersatu negara negara yang rakyatnya beragama islam, atau menjadi ciri dari ukhuwah Islamiyah.

3. Bukan Syariat namun Banyak Kemaslahatan

Menjadikan bulan dan bintang memang bukan bagian dari syariat Islam dan tidak ada dalil untuk menggunakan simbol tersebut. Bulan dan bintang menjadi simbol yang  melambangkan perjuangan islam selama ini yang menjadi masif dan menjadi simbol resmi saat era Turki Utsmani.

Simbol ini pertama kali digunakan dalam institut politik.  Politik itu merupakan bagian dari muamalah sehingga tidak ada larangan untuk menggunakan simbol bulan bintang tersebut. Selama tidak ada dalil yang melarang. Justru dengan adanya simbol tersebut banyak mendatangkan kemaslahatan di antaranya menjadi pembeda dan identitas agama Islam.

4. Dimaknai dengan Filosofi yang Mendalam

Setelah digunakan sebagai  sesuatu yang menjadi identitas agama Islam, simbol bulan dan bintang memiliki silosofi yang mendalam. Ada banyak yang menafsirkan filosofi  tentang simbol bulan bintang. Namun yang tahu sebenarnya bagaimana filosofi dari simbol bulan bintang adalah pencetusnya.

Pencetusnya adalah Sultan Muhammad II Al-Fatih. Simbol bulan itu menggambarkan 3 benua yang sudah menjadi wilayah Islam. Ujung satu ada di Asia bagian timur, ujung lainnya di Afrika dan di tengah nya Eropa. Sementara simbol bintang menjadi posisi ibu kotanya, yakni Istanbul.

Filosofi lainnya juga ada yang menjelaskan bahwa bulan itu sebagai penunjuk bulan baru, maka hal ini memiliki makna, orang muslim harus selalu memperbarui setiap harinya menjadi hari yang lebih baik lagi dari hari sebelumnya. Sedangkan bintang dengan sudutnya yang lima, menggambarkan rukun Islam yang jumlahnya ada lima.

5. Nama Surat dalam Al-Qur’an

Nama bulan dan bintang dalam bahasa Arab yakni Al-Qamar dan An-Najm yang dijadikan sebagai salah satu dari nama-nama surah dalam Al-Qur’an. Yang artinya, bahwa bulan dan bintang memiliki banyak hikmah yang dijadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan manusia.

The post Kenapa Bulan dan Bintang Identik dengan Islam? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW https://dalamislam.com/info-islami/cara-mendidik-anak-ala-rasulullah-saw Tue, 16 Feb 2021 10:46:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=9279 Nabi Muhammad SAW terkenal di kalangan umatnya karena budi pekerti Beliau yang luhur. Hal ini tidak ditujukan Beliau kepada orang dewasa saja. Namun Beliau juga berakhlak baik kepada anak-anak. Beliau tidak mengabaikan dan meremehkan anak-anak meskipun anak-anak itu masih kecil. Anak-anak adalah penerus generasi kita selanjutnya. Kita sebagai orangtua tentu saja berharap anak kita sukses […]

The post Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Nabi Muhammad SAW terkenal di kalangan umatnya karena budi pekerti Beliau yang luhur. Hal ini tidak ditujukan Beliau kepada orang dewasa saja. Namun Beliau juga berakhlak baik kepada anak-anak.

Beliau tidak mengabaikan dan meremehkan anak-anak meskipun anak-anak itu masih kecil. Anak-anak adalah penerus generasi kita selanjutnya.

Kita sebagai orangtua tentu saja berharap anak kita sukses dunia dan akhirat tentunya. Berikut ini hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mendidik generasi menjadi generasi penerus perjuangan nabi besar Muhammad SAW.

1. Mengajarkan Ilmu Ketauhidan

“Laa Ilaaha Illallah” Hal ini perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Mengetahui siapa Tuhannya, siapa pencipta alam semesta dan dirinya.  Mengajarkan tauhid sejak dini, itu sangat penting. Karena dengan adanya pengakuan “Tiada Tuhan Selain Allah” seorang anak dapat menjadi lebih taqwa, dalam menghadapi beragam masalah yang dihadapinya dalam kehidupannya kelak.

Seorang anak akan merasa takut berbuat dosa karena selalu merasakan keberadaan Allah. Seorang anak akan berani menghadapi apapun, karena tiada yang perlu ditakuti selain Allah SWT, dan banyak manfaat lainnya jika kita mengajarkan ilmu tauhid sejak dini.

2. Mengajarkan Ilmu Agama serta Membentuk Akhlak Anak Sejak Dini

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata karma yang baik.” (HR. Imam At-Tirmidzi – Imam Al – Hakim).

Sebab hal yang dapat membuat kita sukses dunia dan akhirat adalah kepatuhan kita terhadap ajaran-ajaran yang disampaikan Allah SWT dan baginda Rasulullah SAW. Bukanlah kecerdasan dan kepintaran yang tinggi yang membuat seorang anak itu berhasil dalam kehidupannya kelak, namun akhlakul karimahlah yang utama.

Bagaimana cara seseorang berhubungan dengan Tuhannya dan manusia lainnya. Dalam dunia pendidikan hal ini disebut “karakter” Karakter yang baik akan mendekatkan kesuksesan tidak hanya di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, tidak salah jika nabi besar Muhammad SAW sangat mementingkan pendidikan karakter bagi setiap anak, yaitu menanamkan ilmu agama sedari dini.

Dalam ilmu agama diajarkan akhlakul kharimah yang baik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkadang masih belum bisa dimengerti oleh manusia biasa. Al-qur’an dan Hadist diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan anak secara baik nantinya. Sehingga anak tidak tersesat dalam menjalani hidup. Tidak mudah putus asa, tidak mudah marah, dan tidak mudah menyerah.

Hal-hal inilah yang lebih utama dibandingkan kepintaran dan kecerdasan semata. Ternyata hal ini sejalan dengan pendapat orang Barat, Thomas J Stanley, Ph. D, penulis buku Millionaire Mind. Ia melakukan penelitian mengenai 100 faktor yang menentukan kesuksesan, ternyata peringkat1-12 itu adalah akhlak yang baik, kecerdasan hanya berada di peringkat ke 13. Karakter yang baik itu adalah :

  • Kejujuran
  • Disiplin keras
  • Mudah bergaul
  • Dukungan pendamping
  • Kerja keras
  • Kecintaan pada yang dikerjakan
  • Kepemimpinan
  • Kepribadian kompetitif
  • Hidup teratur
  • Kemampuan menjual ide

Dan maha suci Allah yang telah memberikan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan memperbaiki akhlak manusia. Jauh sebelum manusia melakukan penelitian mengenai faktor kesuksesan ini, Nabi Muhammad SAW telah lebih dahulu mempraktikkannya, sebagai cerminan untuk kita dalam mendidik anak yang sukses dunia akhirat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku tidak diutus, kecuali untuk menyempurnakan akhlak” jadi, tanamkanlah akhlak yang baik pada putra-putri kita. Agar kelak, mereka menjadi penerus generasi Muhammad. Yang tidak hanya sukses di dunia, namun di akhirat juga.

3. Menegur dan Menasehati Anak dengan Cara yang Santun

Tidak dipungkiri, anak-anak pasti pernah berbuat kesalahan, oleh karena itu kita sebagai orangtua hendaknya menegur anak dengan cara yang santun. Tidak berkata kasar, tidak mencaci, bahkan menghina anak-anak.

Mungkin anak akan patuh oleh suara keras kita sebagai orangtuanya, namun efek trauma dalam hati sang anak akan sungguh menakutkan dan membekas saat dia dewasa kelak.

Hendaklah kita mendidik anak-anak kita dengan penuh kasih, sebagaimana Luqman menasehati anak-anaknya pada surah Luqman ayat 17:

“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”

Nabi Muhammad juga mencontohkan hal ini, dari Umar bin Abu Salamah r.a. berkata : “ketika masih kecil, aku pernah berada di bawah pengawasan Rasulullah SAW, dan tanganku bergerak mengulur ke arah makanan yang ada dalam piring. Maka Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Wahai anak,  sebutkanlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu.”

Demikian, Rasulullah sendiri mencontohkan menasehati dan menegur anak secara baik. Tidak dengan kata-kata keras dan kasar. Dengan demikian, diharapkan anak tumbuh menjadi generasi Islam yang dibanggakan keluarga dan masyarakat di masa depannya kelak.

The post Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>