kebesaran Allah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kebesaran-allah Wed, 30 Jan 2019 20:56:49 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png kebesaran Allah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kebesaran-allah 32 32 12 Amalan Shaleh Saat Hujan Turun dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-shaleh-saat-hujan-turun Wed, 30 Jan 2019 07:40:25 +0000 https://dalamislam.com/?p=5189 Hujan adalah berkah dan rezeki dari Allah SWT. Hujan sendiri telah banyak diceritakan dalam Al-Quran sebagai bentuk kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu ada beberapa amalan shaleh saat hujan turun yang bisa kita lakukan sebagai bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah SWT. Allah Ta’ala berfirman, أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ (68) أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ […]

The post 12 Amalan Shaleh Saat Hujan Turun dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hujan adalah berkah dan rezeki dari Allah SWT. Hujan sendiri telah banyak diceritakan dalam Al-Quran sebagai bentuk kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu ada beberapa amalan shaleh saat hujan turun yang bisa kita lakukan sebagai bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ (68) أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ (69)

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?” (QS. Al Waqi’ah [56] : 68-69)

وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14)

Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah.” (QS. An Naba’ [78] : 14)

Baca juga:

فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ

Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya.” (QS. An Nur [24] : 43) yaitu dari celah-celah awan.[1]

Ada banyak amalan shaleh yang bisa dilakukan selama hujan turun. Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah 12 amalan shaleh saat hujan turun:

1. Mengingat akan betapa kuatnya murka Allah

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى نَاشِئاً فِي أُفُقٍ مِنْ آفَاِق السَمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ- وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ- ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ؛ فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهَ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ: “اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yang belum berkumpul sempurna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan aktivitasnya –meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai, pen). Ketika awan tadi telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat].”

’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا رَأَى مَخِيلَةً فِى السَّمَاءِ أَقْبَلَ وَأَدْبَرَ وَدَخَلَ وَخَرَجَ وَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ ، فَإِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ سُرِّىَ عَنْهُ ، فَعَرَّفَتْهُ عَائِشَةُ ذَلِكَ ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « مَا أَدْرِى لَعَلَّهُ كَمَا قَالَ قَوْمٌ ( فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ ) »

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam mulai menenangkan hatinya. ’Aisyah sudah memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan, ”Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (pada Kaum ’Aad) sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), ”Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (QS. Al Ahqaf [46] : 24)”

Baca juga:

2. Meminta hujan yang bermanfaat

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ « اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً »

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]

3. Berdoa sebanyak mungkin

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

’Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.”

Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ

“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.”

4. Meminta cuaca kembali cerah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].

5. Meminta berkah dari Allah

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga tersiram hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kerana hujan ini baru saja Allah ciptakan.”[ HR. Muslim no. 898].

An-Nawawi menjelaskan, 

“Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh kerana itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.”[ Syarh Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 6/195, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobiy, cetakan kedua, 1392 H]

Baca juga:

6. Meminta perlindungan Allah

Apabila ’Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan, 

“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya kerana rasa takut kepada-Nya).”

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan ketika itu,

“Allahumma inni as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’udzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi (Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya)” [HR. Muslim no. 899]

7. Wudhu

Rasulullah bersabda, 

“Apabila air mengalir di lembah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.”[ HR. Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Gholil no. 679]

8. Tidak menyalahkan hujan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), 

“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” [HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, 

”Janganlah kamu mencaci maki angin.”[ HR. Tirmidzi no. 2252].

9. Bersyukur

Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan,

”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ »

Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.

10. Memohon ampun

Allah berfirman, 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١﴾وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. [Nuh/71 : 10-12]

Baca juga:

11. Takut pada azab Allah

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman [Ali Imrân/3:175]

12. Mengingat kebesaran Allah

Allah Ta’ala berfirman,

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28).

Yang dimaksudkan dengan rahmat di sini adalah hujan sebagaimana dikatakan oleh Maqotil.

Itulah 12 amalan shaleh saat hujan turun. Sungguh hujan adalah berkah namun juga bisa menjadi bencana jika manusia tidak beriman kepada Allah. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga dapat menambah wawasan dan meningkatkan keimanan kita. Aamiin.

The post 12 Amalan Shaleh Saat Hujan Turun dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Keistimewaan Amalan Istighfar dalam Kehidupan Sehari – Hari https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/amalan-istighfar Wed, 12 Apr 2017 12:47:50 +0000 http://dalamislam.com/?p=1448 Sebagai manusia tentunya kita sering melakukan kesalahan. Manusia yang bertaqwa tentu akan selalu meminta ampunan pada Allah dan memohon agar segala dosanya terhapuskan. Untuk menjawab hal tersebut Allah memberi perintah kepada manusia untuk selalu memohon ampunan dan bertaubat. Salah satunya dengan mengucapkan dzikir istighfar yaitu :”Astagfirullahhaladziim” Obat Hati Dalam Islam salah satunya adalah dengan cara berdzikir. […]

The post 6 Keistimewaan Amalan Istighfar dalam Kehidupan Sehari – Hari appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai manusia tentunya kita sering melakukan kesalahan. Manusia yang bertaqwa tentu akan selalu meminta ampunan pada Allah dan memohon agar segala dosanya terhapuskan. Untuk menjawab hal tersebut Allah memberi perintah kepada manusia untuk selalu memohon ampunan dan bertaubat. Salah satunya dengan mengucapkan dzikir istighfar yaitu :”Astagfirullahhaladziim”

Obat Hati Dalam Islam salah satunya adalah dengan cara berdzikir. Fungsi istighfar sebagaimana dalam berdzikir yaitu amalan Dzikir Pembuka RezekiKeutamaan Berdzikir membuka pikiran dan jiwa, salah satu Cara Menenangkan Hati Dalam Islam, dan membuat Jiwa Tenang Dalam Islam.

Akan tetapi, sering kali manusia lupa bahwa setiap kesalahan akan selalu ada catatan amal nya oleh malaikat. Bagaimanapun kita membutuhkan ampunan dan bimbingan Allah agar dalam setiap kesalahan dapat Allah ampuni tentu dengan taubat kita yang mengiringinya.

Berikut adalah penjelasan, pengertian dan juga keistimewaan amalan istighfar.

Pengertian Istighfar

Istighfar berarti memohon ampunan. Istighfar termasuk dalam bacaan yang sering disebutkan dalam berdzikir mengingat Allah SWT. Di dalam Al-quran disebutkan mengenai istighfar dalam ayat berikut,

[box title=”” align=”center “Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman,ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allahyang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azabatas mereka dengan nyata” (QS Al Kahfi : 55)  [/box]

Allah sebagai Zat Yang Maha Pengampun memberikan perintah kepada manusia untuk senantiasa meminta ampun. Selayaknya Allah Yang Maha Pengampun ia pun akan memberikan ampunan pada hmba-Nya yang memohon ampunan. Sedangkan jika manusia tidak pernah sekalipun memohon ampunan kepada Allah maka ia termasuk orang yang sombong dan ingkar kepada Alla.

Sering kali ucapan istighfar disebutkan kala manusia melakukan dosa. Akan tetapi dibalik itu semua, istighfar tentu tidak hanya sebagai ucapan ketika melakukan dosa. Mengingat bahwa manusia sadar ataupun tidak sadar sering kali berbuat dosa. Untuk itu, amalan istighfar tidak hanya dilakukan saat sudah melakukan dosa.

Untuk itu, istighfar bukan hanya sekedar kalimat, melainkan sikap dan amalan kesungguhan untuk meminta ampun kepada Allah SWT dari hati yang terdalam.

Keutamaan Istighfar Dalam Keseharian

Mengucapkan istighfar dengan penghayatan dan kesungguhan tentu memiliki keutamaan. Amalan istighfar adalah salah satu amalan yang sangat diperintahkan oleh Allah SWT agar umat islam memahami sifat Allah Yang Maha Pengampun. Berikut adalah keutamaan dari mengucapkan dan mengamalkan kalimat istighfar dalam keseharian.

  1. Mengingat Allah

Dengan istighfar akhirnya kita senantiasa mengingat Allah yaitu dari rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.

Manusia sering kali lalai dan hilaf akan Allah yang mengatur dan menguasai segala-galanya. Dengan berzikir kita lebih akan memahami dan menghyaati bahwa Allah Maha Pengampun dan dengan ampunannya kita bisa selamat di dunia dan akhirat. Tanpa Allah berikan ampunan maka manusia bisa masuk pada kesesatan dan jurang kesengsaraan khususnya kelak di akhirat.

Ampunan Allah tentu hanya akan diberikan oleh Allah kepada hambanya yang taat dan muslim. Sedangkan orang-orang yang tidak taat dan musyrik tentu tidak akan diampuni oleh Allah karena tidak menganggap Allah sebagai Tuhan dan diikuti aturannya.

Hal ini disampaikan dalam Ayat berikut,

[box title=”” align=”center“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelasbagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghunineraka jahanam.

Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah)untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telahdiikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahimbahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diridari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun” (QS Attaubah : 113-114) [/box]

  1. Takut Berbuat dan Menambah Dosa

[box title=”” align=”center “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat” (QS Hud : 3) [/box]

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diperintahkan Allah agar selalu meminta ampunan dan bertaubat. Artinya tidak hanya istighfar melainkan juga melakukan perubahan dalam diri menjadi lebih baik lagi.

Dengan beristighfar kita menjadi takut untuk berbuat dosa dan mengingat bahwa dosa-dosa manusia sangatlah banyak. Untuk itu kita membutuhkan ampunan Allah dan melakukan taubatan nasuha. Taubatan Nasuha bukanlah taubat yang terus diulangi, melainkan taubat dan menjauh dari segala hal yang berpotensi mengulangi kesalahan.

  1. Tidak Berbuat Sombong

Manusia yang senantiasa beristighfar maka ia akan jauh dari berbuat sombong. Hal ini dikarenakan ia menyadari bahwa tidak ada satupun dalam diri manusia yang bisa disombongkan apalagi jika ditandingkan dengan apa yang Allah ciptakan. Dari situ kita bisa memahami bahwa manusia makhluk lemah yang justru butuh ampunan dan maaf dari Allah SWT. Sombong dalam Islam  atau Sifat Sombong Dalam Islam adalah hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

  1. Hati Lebih Tenang

Dengan mengingat dan memohon ampunan kepada Allah tentu hati kita akan menjadi tenang. Hal ini karena kita yakin dan sadar bahwa Allah bisa melakukan dan memberikan apapun kepada manusia. Meyerahkan diri dan memasarahkan diri kepada Allah adalah hal yang paling baik, karena kita menyerahkan hidup kepada Yang Maha Dahsyat dan menguasai seluruh alam jagat raya.

  1. Mendapatkan Ampunan Allah SWT

[box title=”” align=”center “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS Al Anfal : 33) [/box]

Dengan beristighfar kita juga bisa mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Ampunan dari Allah SWT akan hadir hanya bagi mereka yang benar-benar tunduk hatinya dan memohon kepada Allah SWT. Tidak ada satupun yang bisa memberikan keselamatan dan ampunan selain Allah. Allah juga yang akan meyelamatkan kita di dunia dan akhirat ketika kita benar-benar menginginkan ampunan tersebut.

  1. Mudah Memaafkan

[box title=”” align=”center “Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Attaghabun : 14) [/box]

Dengan memohon kepada Allah setelah mengetahui Amalan Istighfar, kita pun akan mudah memaafkan kepada orang lain yang berbuat salah kepada kita. Kita menjadi pribadi yang mudah untuk memaafkan atas kesalahan orang lain.

Bahkan, Kita tidak akan menjadi pribadi yang pendendam dan juga pribadi yang menyimpan konflik dengan orang lain.

Insya Allah dengan berdzikir kita akan senantiasa mendapatkan ampunan dan ridho Allah dalam menggapai kesuksesan di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

The post 6 Keistimewaan Amalan Istighfar dalam Kehidupan Sehari – Hari appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keajaiban Asmaul Husna https://dalamislam.com/info-islami/keajaiban-asmaul-husna Sun, 06 Nov 2016 18:15:47 +0000 http://dalamislam.com/?p=1081 Asmaul husna adalah nama-nama Allah atau sifat-sifat Allah. Meyakini dan menjalankan asmaul husna ini juga merupakan hal yang mendasar dari rukun iman dan rukun islam. Sifat-sifat atau nama-nama ini tentunya tidak dapat disamakan dengan nama atau sifat manusia. Allah tentu sangat berbeda dengan makhluknya (Qiyamuhu Binafsihi). Allah adalah Maha segala-galanya, sedangkan manusia penuh keterbatasan dan […]

The post Keajaiban Asmaul Husna appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Asmaul husna adalah nama-nama Allah atau sifat-sifat Allah. Meyakini dan menjalankan asmaul husna ini juga merupakan hal yang mendasar dari rukun iman dan rukun islam. Sifat-sifat atau nama-nama ini tentunya tidak dapat disamakan dengan nama atau sifat manusia. Allah tentu sangat berbeda dengan makhluknya (Qiyamuhu Binafsihi). Allah adalah Maha segala-galanya, sedangkan manusia penuh keterbatasan dan kelemahan diri. Tidak ada yang abadi dalam diri manusia sedangkan ada banyak sekali keabadian yang Allah miliki.

Manfaat Asmaul Husna tentu dalam keseharian akan ada sangat banyak, terutama bagi mereka yang benar-benar ingin memahaminya. Sifat Allah dan Asmaul Husna adalah salah satu dari berbagai macam mengenai islam yang perlu dipahami, karena berkaitan dengan Sang Pencipta itu sendiri.

Asmaul Husna dalam Al-Quran

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (Al-Ikhlas 112:1-4)

Di dalam ayat diatas ditujukkan bahwa Allah bersifat satu atau tunggal. Dalam hal ini berarti tidak ada selain Allah yang dapat menyayingi atau menandiingi kekuasaanya yang ada di seluruh alam semesta. Allah yang bersifat satu dan tunggal tidak mungkin beranak atau dipernakkan sebagaimana hukum alamiah bagi manusia yang dapat berkembang biak dan juga menghasilkan generasi baru.

Allah cukup satu dan tidak ada penanding. Jika Allah ada banyak tentu ia bukanlah Tuhan yang berkuasa, melainkan hanyalah manusia yang menganggapnya menjadi khusus atau spesial untuk disembah.

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa’ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (QS Al-Israa’ 17:110)

Di dalam Al-Quran, salah satunya dalam ayat diatas disebutkan bahwa ada sifat-sifat dan nama-nama Allah. Pada ayat diatas disebukan sifat Allah yaitu Ar-Rahman. Sifat yang lainnya dalam Al-Quran ada banyak dan tersebar dalam berbagai surat yang ada dalam Al-Quran. Selain itu Allah dalam ayat diatas menyuruh manusia untuk selalu mengingat dan membacanya bahkan dalam Shalat kita.

Asmaul Husna dalam Tanda-Tanda Kekuasaan-Nya

Asmaul Husna atau nama-nama Allah tidak hanya ada dalam informasi Al-Quran, namun lebih banyak informasi tersebut berada di alam semesta yang tidak ada ujungnya. Untuk itu, asmaul husna Allah begitu luas dan hanya mampu ditangkap oleh orang-orang yang menggunakan Akalnya dengan benar . Berikut adalah ayat-ayat yang berkenaan mengenai Asma Allah.

  1. Tanda-Tanda Kebesaran Allah pada Manusia

Tanda-tanda kebesaran Alah ad ajuga terdapat pada manusia dan segala tubuh atau sistem hidupnya. Berikut adalah ayat mengenai keberagaman suku bangsa manusia yang merupakan bagian dari Kebesaran Allah.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. “ (QS Ar Rum : 22)

  1. Tanda-Tanda Kebesaran Allah pada Alam Semesta

Ayat-ayat lain mengenai asma Allah terutama kebesaran dan kekausaannya di alam semesta juga terdapat banyak dijelaskan dalam Al-Quran. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS Ar Rum : 23)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS Ar Rum : 24)

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS Luqman : 31)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. QS Fushilat : 37)

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS Al Jatsiyah : 13)

Keajaiban Membaca dan Mengingat Asmaul Husna

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS Al Ahzab : 41-42)

Keajaiban dalam hal membaca dan mengingat Asmaul Husna tentu saja bukan keajaiban yang bersifat mistis dan sesuatu yang berbeda dari hukum natural, kecuali memang Allah yang menghendaki dan memberikan langsung. Jauh dari itu, membaca dan mengingat Asmaul Husna memiliki efek yang sangat mendalam terhadap kepribadian seorang muslim. Keajaiban ini tentu saja bukan dari hasil yang tiba-tiba namun dari hasil perenungan dan pemahaman seorang muslim terhadap nama-nama Allah baik yang ada dalam Al-Quran ataupun dari alam semesta ini.

  1. Ketakjuban akan Sifat dan Kebesaran Allah

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS Az Zumar : 23)

Orang-orang yang senantiasa mengingat dan membaca asmaul husna secara mendalam tentu akan merasakan ketakjuban akan sifat dan kebesaran Allah. Sifat-sifat Allah bukan saja harus dibaca dan dihapalkan namun lebih dari itu harus menjadi sebuah renungan yang dapat ditemukan dalam realitas alam semesta. Alam semesta ini adalah bentuk dari kekuasaan Allah yang sampai hari ini manusiapun belum dapat menemukan ujungnya.

Bagi orang-orang yang menggunakan akalnya maka keajaiban Asma Allah akan terlihat di alam sangat jelas ( Keutamaan Berdzikir). Contohnya saja sifat Allah Yang Maha Pencipta. Kita bisa melihatnya di dalam Penciptaan Fungsi tubuh manusia. Begitu Allah ciptakan sistem tubuh yang otomatis dan sangat teratur bahkan kompleks. Salah satu saja rusak maka akan mempengaruhi yang lain. Sedangkan manusia tidak ada satupun yang dapat mengalahkan ciptaan Allah sebagaimana yang telah Allah ciptakan untuk manusia.

  1. Memunculkan Ketundukan dan Ketataan

Dengan memahami dan membaca Asmaul Husna, keajaiban yang kita dapatkan membuat kitapun tunduuk dan taat hanya kepada Allah. Taat dan tunduk kepada Allah menjadi salah satu aspek yang membuat manusia mau menjalankan segala fungsi dan tugasnya di muka bumi sebagaiamana Tujuan Penciptaan Manusia , Tujuan Hidup Menurut Islam, Hakikat Penciptaan Manusia, Konsep Manusia dalam Islam, Hakikat Manusia Menurut Islam, Proses Penciptaan Manusia yang sejatinya menjalankan fungsi mengeloah bumi ini dengan sebaik-baiknya.

Tanpa memahami dan membaca Asmaul Husna, maka keajaiban-keajaiban yang ada tidak akan pernah dirasakan oleh manusia sebagaimana orang-orang yang konsisten membaca Asmaul Husna. Dengan adanya perasaan yang mendalam serta penghayatan yang matang akan Asmaul Husna tentu akan membuat manusia yang tidak berdaya tidak bisa lari kemanapun selain dari ketundukkan dan ketaatan terhadap Allah SWT.

  1. Mampu Menghayati dan Membawa Perubahan bagi Hidup

Mampu menghayati dan membawa perubahan bagi hidup tentu akan didapatkan oleh orang-orang yang senang membaca Asmaul Husna. Hidayah Allah Kepada Manusia tentu akan didapat oleh manusia yang juga berusaha benar-benar mendekati kepada Allah.  Dapat diketahui bahwa ada banyak orang yang masuk islam kemudian beriman kepada Allah setelah memahami Asmaul Husna dengan menghayati yang ada dalam Al-Quran ataupun di Alam Semesta. Keajaiban dan hidayah dapat hadir bagi mereka dan membawa perubahan hidup yang signifikan. Tentu itu semua adalah keajaiban bagi mereka yang mau memahami Asmaul Husna secara mendalam dan istiqomah.

Manfaat Beriman Kepada Allah SWT, dan Cara Agar Tetap Istiqomah di Jalan Allah salah satunya adalah membuat manusia dapat lebih tenang dan juga meyakini asma Allah yang lainnya. Selain itu juga menghindarkan manusia dari Syirik Dalam Islam .

The post Keajaiban Asmaul Husna appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Proses Penciptaan Manusia menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/proses-penciptaan-manusia Tue, 09 Aug 2016 05:00:51 +0000 http://dalamislam.com/?p=774 “Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kalian dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kalian. (Tatapi) sedikit sekali kalian bersyukur” (QS. Al-Mulk: 23). Ayat diatas adalah mengenai bagaimana hakikat penciptaan manusia, Allah menciptakan dan memberikannya anugerak fisik dan hati nurani. Al-Quran mengatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah yang diberikan kepada manusia sangatlah banyak […]

The post Proses Penciptaan Manusia menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
“Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kalian dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kalian. (Tatapi) sedikit sekali kalian bersyukur” (QS. Al-Mulk: 23).

Ayat diatas adalah mengenai bagaimana hakikat penciptaan manusia, Allah menciptakan dan memberikannya anugerak fisik dan hati nurani. Al-Quran mengatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah yang diberikan kepada manusia sangatlah banyak sekali.

Al-Quran sebagai kitab suci umat islam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip kehidupan umat manusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan manusia. Beberapa pandangan ilmuwan menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari penciptaan melainkan proses alamiah dan revolusi. Untuk itu, islam memiliki kitab suci Al Quran untuk menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia mulai dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara kompleks.

Tahapan Penciptaan Manusia

Di dalam Al Quran proses penciptaan manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda. Tahapan pertama adalah tahapan primordial dan tahapan kedua adalah tahapan biologi.

  1. Tahapan Primordial

Tahapan Pertama adalah saat manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati tanah dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat berikut :

  • QS Al An’am (6) : 2

Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

  • QS Shaad (38) : 71

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”

  • QS Al-Hijr (15) : 28

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Di dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-hukumnya dibentuk rupa dan beragam fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini tentunya dilakukan Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW. Hingga setelah itu ada proses penciptaan manusia berupa hukum biologis.

  1. Tahapan Biologi

Tahapan biologi adalah sunnatullah atau hukum Allah melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini membedakan hakikat manusia menurut islam dengan makhluk lainnya yang tidak memiliki ruh dan akal untuk mengambil keputusan saat dewasanya. Proses tersebut adalah sebagai berikut :

  • Nuthfah (inti sari tanah yang dijadikan air mani)
  • Rahim (tersimpan dalam tempat yang kokoh)
  • Alaqah (darah yang beku menggantung di rahim)
  • Mudgah (Segumpal daging dan dibalut dengan tulang belulang)
  • Ditiupkan ruh

Proses  Setetes Mani dipancarkan

 “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?  Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37)

Di dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia berawal dari air mani atau sperma yang terpancar. Namun hanya setitik yang menjadi manusia. Sehingga Allah memberikan nikmat hidup melalui proses tersebut.

Sebelum adanya proses pembuahan dalam rahim wanita, ada kurang lebih 250 juta sperma terpancar dari laki-laki pada satu waktu. Dari 250 juta sperma yang terpancar hanya ada satu yang bisa bertemu dengan sel telur wanita atau ibu melalui saluran reproduksi wanita .

“Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat.  Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (QS 32:7-8).

 Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim

 “Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah” (QS Al Alaq : 2) 

Setelah melalui proses selama 40 hari, maka terjadilah gumpalan darah yang ada di dalam rahim ibu. Proses ini berawal dari sperma yang bertemu dengan sel telur, menjadi sel tunggal yang dikenal sebagai zigot. Setelah munculnya zigot, ia akan berkembang biak dengan membelah diri menjadi gumpalan daging.

Zigot melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di tanah. Zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu sebagai proses pertumbuhannya. Saat zigot yang tumbuh ini ada dalam tubuh ibu maka Allah SWT menggunakan istilah alaqah yang artinya sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

 Pembungkusan Tulang oleh Otot

 “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.  Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.  Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)

Menurut para ahli embriologi, tulang dan otot terbentuk secara bersamaan. Penelitian berbagai ilmuan menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu sama persis sebagaimana yang disampaikan di dalam Al Quran.

Pada awalnya jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Setelahnya, sel-sel otot yang terpilih di jaringan sekitar tulang bergabung membungkus tulang-tulang ini.

Hikmah dari Proses Penciptaan Manusia

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran : 190-191)

Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa dibalik penciptaan langit dan bumi beserta segala isinya terdapat tanda-tanda yang bisa menjadi ilmu pengetahuan jika dipahami oleh orang-orang yang menggunakan akal. Untuk itu hikmah dari kita memahami penciptaan Allah terutama terhadap penciptaan manusia sangat banyak sekali. Apalagi Allah memberikan informasi bahwa memikirkan ciptaan Allah adalah saat duduk, berbarik, dan berdiri.

Membaca kebesaran dan kekuasaan Allah tidak hanya melalui ayat yang tertulis seperti dalam Al-Quran. Keajaiban Al Quran di dunia ada sangat banyak begitupun fungsi Al Quran bagi umat manusia. Membaca alam semesta yang merupakan ayat tidak tertulis dari Allah, sama dengan manfaat membaca Al-Quran secara mendalam.

Berikut adalah hikmah yang bisa kita ambil :

  1. Mengenal Kebesaran dan Kekuasaan Allah

Mengenal kekuasan dan kebesaran Allah pada hakikatnya tidak mungkin dilakukan atau dihayati jika kita tidak pernah melihat ciptaannya atau hasil karya Yang Maha Agung tersebut. Di alam ini ada sangat banyak tanda-tanda kekuasaan Allah mulai dari alam yang sangat mikro dan sangat makro, yang tidak mungkin semua kita dapat jangkau.

Mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah juga semakin meningkatkan fungsi iman kepada Allah dan mendapatkan manfaat beriman kepada Allah SWT , ntuk menjaga diri kita dari kesyirikan dan berpaling dari jalan Allah. Syirik dalam islam adalah dosa yang tidak terampuni. Untuk itu, perlu meningkatkan iman salah satunya dengan ilmu pengetahuan alam. Dengan ilmu pengetahuan pula kita bisa mengenal sifat-sifat Allah dan asmaul husna.  Ada banyak manfaat asmaul husna jika dibaca setiap saat, salah satunya senantiasa mengingat dan membuat Allah selalu dalam hati.

Mencari tahu proses penciptaan manusia dan konsep manusia dalam islam dengan ilmu yang benar membuat kita semakin mengenal dan menghayati kebesaran Allah. Tanpa menggunakan akal dan ilmu pengetahuan yang benar, kekuasaan dan kebesaran Allah tidak akan mungkin tergali secara mendalam. Sampai manusia meninggal dan habis pun populasinya tidak akan pernah bisa mengenal seluruh ciptaan Allah Yang Maha Dahsyat keseluruhannya.

Memahami sebagian saja membuat kita kagum, apalagi mengetahui seluruhnya.

  1. Semakin Tunduk Pada Allah

Manusia yang memahami kebesaran dan kekuasaan Allah lewat proses penciptaan manusia, maka dia akan mengenal betapa hebatnya Allah dengan segala hukum-hukumnya. Dengan begitu, ia tidak akan mungkin bisa tunduk kepada selain Allah dan mau untuk melaksanakan fungsi agama, mengimani rukun iman dan menjalankan rukun islam.

Misalnya saja bagaimana Allah menciptakan fungsi mata pada manusia. Jika digunakan ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai cara kerja mata dan bagaimana mata bekerja, maka akan dirasakan bahwa sedikit saja bergeser posisi mata maka akan kehilangan penglihatan.

Begitupun contohnya dengan air susu ibu. Bayi yang baru lahir akan senantiasa meminum air susu ibu yang penuh gizi untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Air susu adalah hasil dari kerja hormon dan juga proses melahirkan yang telah dialami ibu. Andai kata disadari manusia akan penuh syukur dan tidak akan mungkin mengingkari Allah. Tanpa-Nya manusia akan lenyap, tidak bisa hidup, dan hilang keseimbangan dalam kehidupan di muka bumi.

  1. Tidak Sombong dan Angkuh

Dengan mengetahui proses penciptaan manusia maka kita tidak akan mungkin bisa berlaku angkuh dan sombong. Kita akan menyadari bahwa manusia tidak memiliki apapun dan tidak bisa apapun jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada bandingannya jika kita mau angkuh dan sombong karena manusia tidak memiliki apa-apa. Semuanya adalah hasil pemberian Allah dan kenikmatan yang Allah berikan.

Hidayah Allah kepada manusia tidak akan bisa sampai pada manusia yang angkuh dan sombong serta tidak mau mengevaluasi diri. Untuk itu, memahami proses penciptaan manusia membuat diri kita tunduk, berserah, dan kembali menyadari betapa kecilnya manusia.

The post Proses Penciptaan Manusia menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>