keluarga harmonis Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/keluarga-harmonis Wed, 26 Apr 2017 07:57:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png keluarga harmonis Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/keluarga-harmonis 32 32 12 Doa untuk mendapatkan Jodoh dalam Islam https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-untuk-mendapatkan-jodoh-dalam-islam Thu, 20 Apr 2017 11:01:38 +0000 http://dalamislam.com/?p=1467 Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti menginginkan pasangan hidup (suami/istri) yang menemaninya dalam hidup. Hal ini tentu menjadi bagian dari fitrah manusia yang membutuhkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang ini yang nantinya akan dirawat dan dipupuk untuk dapat menjadi sebuah keluarga. Terkait masalah ini Allah sampaikan dalam Al-Quran, “(Dia) Pencipta […]

The post 12 Doa untuk mendapatkan Jodoh dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti menginginkan pasangan hidup (suami/istri) yang menemaninya dalam hidup. Hal ini tentu menjadi bagian dari fitrah manusia yang membutuhkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang ini yang nantinya akan dirawat dan dipupuk untuk dapat menjadi sebuah keluarga.

Terkait masalah ini Allah sampaikan dalam Al-Quran, “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS Asy-Syura : 11)

Allah telah membuat sebuah ketetapan di dunia, bahwa setiap yang ada di dunia ini bersifat berpasang-pasangan. Termasuk laki-laki dan perempuan. Antara perempuan dan laki-laki tentu memiliki kekurangan dan kelemahan masing-masing. Untuk itulah berpasang-pasangan bertujuan untuk membantu saatu sama lain, menutupi kekurangan satu sama lain, dan saling mendukung untuk dapat maju mencapai tujuan bersama.

Cara Agar Mendapat Jodoh Terbaik

Untuk bisa mendapatkan jodoh tentu saja manusia harus berusaha dan berdoa. Berusaha sebaik mungkin dan berdoa untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Untuk itu, berikut adalah cara-cara agar mendapatkan jodoh yang terbaik

  1. Berada di Lingkungan yang Shaleh

Untuk bisa mendapatkan jodoh terbaik, maka kita harus berada dalam lingkungan yang baik dan shaleh. Tentunya jodoh kita tidak akan jauh dari mana lingkungan dan pergaulan kita berada. Berada di lingkungan yang shaleh tentunya membuat kita semakin dekat dengan pengondisian yang shaleh pula.

Untuk itu, mendapatkan jodoh yang shaleh pun semakin terbuka lebar dan luas dan berpeluang lebih tinggi dibanding berada di lingkungan yang buruk atau tidak mengondisikan pada agama. Hal ini karena lingkungan islami bisa membentuk pergaulan sesuai dengan  Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan Wathaniyah.

  1. Membuka Diri dalam Pergaulan

Untuk bisa mendapatkan jodoh yang baik, kita pun harus membuka diri dalam pergaulan dan mau untuk bersosialisasi. Tentu orang lain tidak akan mengenal dan bisa memberikan kita kenalan untuk calon jodoh kita jika kita tidak membuka diri dalam pergaulan. Untuk itu hindari sikap eksklusif, memilih milih teman, dan anti sosial jika kita ingin mendapatkan jodoh yang baik dan sesuai dengan karakter kita. Bukalah pertemanan secara luas namun tetap dalam batasan Pergaulan Dalam Islam.

Membuka diri dalam pergaulan artinya kita mau berkenalan dengan orang lain yang baru, menghargai orang lain, bisa berempati dan simpati pada orang lain.

  1. Menjadi Orang yang Konsekuen dan Menerima Pasangan

Ada banyak orang belum mendapatkan jodoh atau lama menemukan jodohnya karena ia orang yang terlalu memilih-milih atau mencari pasangan yang ideal sesuai dengan harapannya 100%. Tentu di dunia ini tidak ada yang sesuai harapan kita 100% mengingat bahwa calon suami atau istri adalah manusia yang pasti memiliki kelemahan. Untuk itu, pandai-pandailah kita mencari orang yang mau menerima kondisi atau keadaan kita begitupun kita yang mau menerima kondisi dan segala kekurangan dia.

Tentu saja dalam membina Keluarga Sakinah Dalam Islam  dan Keluarga Harmonis Menurut Islam kedepannya tidak mudah. Maka butuh komitmen dan konsekuensi yang harus dihadapi dari masing-masing.

  1. Memilih Berdasarkan Agama dan Kecocokan

Memilih atas dasar agama dan kecocokan tentunya adalah hal yang paling utama. Hal ini sebagaimana sunnah Rasulullah SAW bahwa memilih atas dasar agama adalah hal nomer satu sebelum kita melihat atas dasar keturunan, tahta, dan hartanya. Tentu pilihan kita akan menentukan siapa jodoh kita, diri kita sendiri pun juga menentukan. Apabila ada kecocokan maka Konflik dalam Keluarga bisa diatasi dengan mudah.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan, dalam Al-Quran,

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) “(QS An-Nur : 26)

Doa Untuk Mendapatkan Jodoh

Selain mengikuti Cara Mendapatkan Jodoh Menurut Islam, Doa juga diperlukan. Tidak ada aturan baku dalam berdoa. Allah pun sudah menyampaikan dalam Al-quran bahwa setiap manusia boleh meminta dan memohon kepada Allah. Allah yang Maha Mendengar dan Mengabulkan doa tidak pernah membatasi doa dan permohonan manusia. Tentu saja doa yang dibarengi oleh ikhtiar dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Doa juga bisa diucapkan dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Arab atau bahasa lainnya dimana kita pahami dan mampu menghayati doa tersebut secara mendalam. Hal teknis ini tentu tidak menjadi masalah karena Allah Maha Mengetahui dan Menguasai apa yang ada dalam hati manusia sekalipun.

Di dalam Al-Quran terdapat doa untuk mendapatkan jodoh yaitu : “Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiena immaa”.

Artinya : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh (isteri-isteri) kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa” (QS Al Furqan : 74)

Itulah doa yang terdapat dalam Al-Quran. Untuk doa-doa lainnya sebagai muslim kita bisa membacakan sendiri dan membahasakannya sendiri sesuai dengan kondisi atau konteks masing-masing.

12 contoh doa tersebut adalah:

  1. Ya Allah, Ya Rabb, berikanlah aku kekuatan untuk senantiasa mencari pasangan terbaik di dunia dan akhirat. Berikanlah aku kemudahan dalam ikhtiar agar ibadah pernikahan dan membina rumah tangga dapat terjalin sesuai Ridho-Mu.
  2. Ya Allah, berikanlah petunjuk agar senantiasa mengenal dan mencari jodoh yang terbaik menurut-Mu bukan hanya karena hawa nafsu dan juga kepentingan dunia semata.
  3. Ya Allah berikanlah aku kesabaran dan keistiqomahan dalam mencari pasangan hidup yang dapat mendekatkan diriku selalu pada jalan-Mu bukan hanya untuk jalan dunia semata.
  4. Ya Allah dekatkan aku dengan orang-orang shaleh, lingkungan yang shaleh, dan keluarga yang shaleh agar aku bisa menemukan pasangan hidup yang sesuai dengan RidhoMu dan dekatkan aku dengan mereka agar selalu istiqomah dalam memperbaiki diri..
  5. Ya Allah berikanlah aku pasangan yang terbaik di dunia dan akhirat, dan jangan biarkan aku terperosok pada pilihan yang salah karena aku tidak mendapatkan petunjuk darimu.
  6. Ya Allah, dekatkanlah orang yang menjadi jodohku, agar kami saling mengenali dan memahami, untuk bisa menuju rihdho-Mu dalam tujuan Rumah Tangga yang Sakinah Ma Waddah Wa Rahmah
  7. Ya Allah jangan jadikan aku sebagai orang yang kufur akan nikmatmu, jadikan aku sebagai orang yang mampu mensyukuri nikmatmu yaitu nikmat orang-orang shaleh, dan jadikanlah orang shaleh-shalehah sebagai jodohku kelak
  8. Ya Allah, jika memang bukan jodohku, jangan jadikan orang yang aku pilih dan cintai sebagai penghalang aku untuk senantiasa beribadah di jalanmu. Tunjukkanlah jodohku di jalanmu agar aku selalu dapat menjadi orang yang bersyukur
  9. Ya Allah, berikan aku pasangan yang dapat membuat aku semangat untuk beribadah di jalanmu dan senantiasa istiqomah dalam aturanmu. Jangan biarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada manusia menghalangi aku untuk selalu taat pada syariah-Mu
  10. Ya Allah berikan aku kesabaran untuk selalu menjemput jodoh terbaik. Berikan aku keistiqomahan diri untuk selalu memperbaiki diri agar aku pantas mendapatkan jodoh yang terbaik
  11. Ya Allah, jika memang belum jodohku, maka jangan jadikan aku buta terhadap cinta yang sebenarnya yaitu cinta pada-Mu. Jangan biarkan hati ini tertutup hanya karena cinta kepada manusia. Aku serahkan jodoh ku pada apa yang menjadi kehendak-Mu
  12. Ya Allah, berikan aku kemudahan menjalankan usaha untuk menjemput jodohku yang sesuai dengan jalan-Mu. Jangan biarkan aku lalai dari jalan-Mu karena cinta terhadap manusia.

Semoga kita bisa mendapatkan atua menjemput jodoh yang bersama-sama menggapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

The post 12 Doa untuk mendapatkan Jodoh dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Khitan Bagi Perempuan Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/hukum-khitan-bagi-perempuan Wed, 12 Apr 2017 12:36:32 +0000 http://dalamislam.com/?p=1450 [box title=”” align=”center“Ibrahim ‘alaihissalam telah berkhitan dengan qadum(nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun.” (HR. Bukhari Muslim)[/box] Sejak Zaman nabi Ibrahim AS, khitan sudah diterapkan dan dilakukan di masyarakat. Hal ini tentu sangat sejalan sebagaimana sunnah yang telah Nabi Muhammad contohkan. Bagi laki-laki khitan memiliki manfaat untuk mensucikan dan membersihkan diri, serta kesehatan […]

The post Hukum Khitan Bagi Perempuan Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
[box title=”” align=”center“Ibrahim ‘alaihissalam telah berkhitan dengan qadum(nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun.” (HR. Bukhari Muslim)[/box]

Sejak Zaman nabi Ibrahim AS, khitan sudah diterapkan dan dilakukan di masyarakat. Hal ini tentu sangat sejalan sebagaimana sunnah yang telah Nabi Muhammad contohkan. Bagi laki-laki khitan memiliki manfaat untuk mensucikan dan membersihkan diri, serta kesehatan vital lainnya. Berikut adalah penjelasan mengenai khitan dalam pendapat islam.

Pendapat Ulama Fiqh Mengenai Khitan

Ada beberapa pendapat yang berkenaan mengenai khitan wanita dalam islam. Pendapat ini didasarkan oleh ulama yang mengambil hukumnya atau melakukan istimbath pada hukum tersebut. Tentu istimbath yang masih berdasarkan atas Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Ada beberapa fuqaha atau ahli fiqih mengenai masalah khitan. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Hukum Khitan Terhadap Laki-Laki

Imam Hanafi dalam Hasiyah Ibnu Abidin, Imam Maliki dalam Asy Syarhu Ash Shagir, dan Imam Syafii dalam Al Majmu, memiliki pendapat atau pandangan bahwa hukum khitan adalah wajib bukan hanya sunnah. Mereka mengatakan bahwa jika penduduk negeri sepakat untuk tidak melakukan khitan, maka pemerintah berhak untuk memerangi seperti jika masyarakat islam tidak melaksanakan ibadah shalat dan mengumandangkan adzan.

Terkait khitan terhadap wanita, pandangan ulama fiqih tersebut menyatakan bahwa hukumnya adalah sunnah. Hal ini didasarkan kepada hadist “Khitan itu sunnah buat laki-laki dan memuliakan buat wanita.” (HR Ahmad dan Baihaqi).

Hukum Khitan adalah  disebutkan juga sebagai wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi perempuan. Hal ini didasarkan juga pada dalil Potonglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah` (HR. Asy Syafi`i)

  1. Hukum Khitan Bagi Perempuan

Ibnu Qudamah mengatakan bahwa khitan wajib bagi laki-laki namun tidak bagi perempuan. Hal ini sebagaimana Rasulullah pernah sampaikan “Sayatlah sedikit dan jangan berlebihan, karena hal itu akan mencerahkan wajah dan menyenangkan suami.”

Untuk itu, bagi perempuan hanya dianjurkan sedikit saja dan tidak sampai pada pangkalnya. Hal ini juga berbeda sebagaimana laki-laki karena laki-laki bertujuan untuk kesucian dan kebersihan, sedangkan wanita hanya untuk kemuliaan.

Untuk itu, tidak wajib bagi wanita untuk berkhitan. Akan tetapi semuanya itu menurut para ulama dikembalikan pada budaya di tiap negeri. Apakah mereka melakukan khitan bagi kaum perempuan atau tidak. Dan untuk wanita, khitan biasanya dilakukan saat masih kecil.

Jika sudah dewasa maka, wanita tidak masalah jika tidak dikhitan. Berbeda dengan laki-laki yang masih wajib walaupun sudah dewasa. Khitan diantara laki-laki dan perempuan dapat menambah kebahagiaan dalam menjalankan Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam, Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam, Kewajiban Wanita dalam Islam.

Tujuan dan Manfaat Khitan bagi Perempuan

Pelaksanaan khitan bagi wanita tentu saja memiliki tujuan dan manfaatnya tersendiri. Di masing-masing wilayah atau budaya hal ini juga terdapat perbedaan. Hukum Khitan Bagi Perempuan dalam islam sendiri hal ini disunnahkan. Walaupun tidak wajib atau disunnahkan akan tetapi masih memiliki manfaat. Berikut adalah tujuan dan manfaat khitan bagi wanita, sesuai dengan ajaran islam.

  1. Mengikuti Sunnah Rasulullah

Khitan ini merupakan hal yang disunahkan oleh Rasulullah SAW. Jika wanita mengikuti ini tentu ia telah mengikuti apa yang telah Rasulullah sarankan. Seorang muslim tentu akan mengikuti apa yang telah Rasulullah contohkan sebagai bentuk seorang yang mengikuti teladannya. Termasuk Hukum Khitan Bagi Perempuan. Tentu saja ini juga dapat mendukung Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam.

  1. Mengikuti Hal yang Fitrah

“Fithrah itu ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis.“ (HR. Bukhari Muslim)

Fitrah adalah hal yang menjadi fitrah. Untuk itu, wanita yang dikhitan tentu wanita yang mengikuti hal fitrah yang diberikan Allah SWT.

  1. Mendapatkan Kemuliaan

Wanita yang dikhitan menurut Rasulullah SAW adalah wanita yang mendapatkan kemuliaan. Untuk itu, kemuliaan ini hendaklah dilakukan sejak masih kecil dan belum baligh agar setelah dewasa tidak perlu dikhitan dan merasakan kesakitan.

Manfaat Khitan dalam Kesehatan

Setiap perintah yang Allah berikan kepada manusia tentu memiliki manfaat dan tujuan tersendiri. Semua yang Allah perintahkan sejatinya bukan untuk kepentingan Allah sendiri, melainkan untuk kemaslahatan dan kebaikan manusia. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Al-Quran.

  • (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS Ali Imran : 182)
  • Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS An Nisa : 40)
  • Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS Yunus : 44)

Untuk itu, begitupun dengan perintah berkhitan tentu memiliki manfaat dan tujuan yang baik untuk manusia. Berikut adalah manfaat khitan bagi kesehatan manusia.

  1. Menjaga Kebersihan

Khitan membuat kita terjaga kebersihannya terutama pada organ vital atau organ intim. Tentu saja dengan menjaga kebersihan ini juga akan membawa kesehatan yang baik dalam diri kita. Alat vital atau organ intim menjadi lebih bersih dan jauh dari tumpukan kotoran yang keluar dari tubuh.

  1. Mencegah Infeksi

Bagi kaum laki-laki, khitan juga bisa mencegah infeksi saluran kemih atau penyakit berbahaya lainnya yang diakibatkan dari menumpuknya kotoran atau tidak lancarnya pengeluaran melalui alat vital tersebut. Untuk itu, dengan khitan yang lebih dini, akan mencegak terjadinya infeksi.

Banyak penyakit infeksi pada pria diakibatkan karena ia belum dikhitan. Untuk itu, sebagai pencegahan dan ketaatan kepada Allah hal ini perlu dilakukan.

  1. Mencegah Penyakit HIV

Salah satu penyakit yang berbahaya adalah HIV. Dengan khitan, maka resiko terkenanya HIV lebih rendah dan dapat terkurangi. HIV tentu berasal dari seks bebas atau penularan karena berganti-ganti pasangan. Untuk itu, penyakit HIV dapat tercegah salah satunya dengan khitan.

  1. Mencegah Kangker

Dengan khitan juga bisa mencegah penyakit kangker dan potensi berkurangnya kangker serviks atau leher rahim juga bisa terjadi pada wanita. Dengan begitu, bukan hanya mencegah pada laki-laki namun juga mencegah pada perempuan. Tentu suami istri tidak ingin saling menularkan penyakit atau menyebabkan penyakit pada masing-masing.

Selain dari manfaat tersebut tentu saja khitan bisa menambah keharmonisan antara suami istri, sebagaimana Keluarga Dalam Islam, Keluarga Sakinah Dalam Islam, Keluarga Harmonis Menurut Islam, Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah yang juga dapat memberikan kebutuhan kebahagiaan dalam hubungan suami istri.

The post Hukum Khitan Bagi Perempuan Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kehidupan Setelah Menikah Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/kehidupan-setelah-menikah Mon, 02 Jan 2017 00:21:50 +0000 http://dalamislam.com/?p=1267 Kehidupan setelah menikah pastinya berbeda dengan saat masih single. Ada banyak perubahan yang dirasakan oleh kedua pasangan. Sebut saja sosok istri, dia yang mungkin dulunya selalu malas-malasan atau sering hang out bersama teman, setelah menikah waktunya pasti akan tersita dengan mengurus suami, anak, dan membersihkan rumah. Begitupun dengan suami yang harus lebih giat bekerja demi […]

The post Kehidupan Setelah Menikah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kehidupan setelah menikah pastinya berbeda dengan saat masih single. Ada banyak perubahan yang dirasakan oleh kedua pasangan. Sebut saja sosok istri, dia yang mungkin dulunya selalu malas-malasan atau sering hang out bersama teman, setelah menikah waktunya pasti akan tersita dengan mengurus suami, anak, dan membersihkan rumah. Begitupun dengan suami yang harus lebih giat bekerja demi menafkahi keluarga.

Pada dasarnya, kehidupan setelah menikah itu tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang di tengah-tengah pernikahan ada permasalahan dan pertengkaran yang datang silih berganti. Hal semacam itu wajar, namun bila tidak cepat diselesaikan bisa membahayakan keutuhan rumah tangga. Untuk itu, suami dan istri haruslah mengetahui kewajiban dan hak masing-masing.

Nah, bagi kalian yang hendak menapaki kehidupan baru ataupun yang telah menjalani bahtera rumah tangga, marilah kita belajar bersama-sama cara membangun keluarga yang islami agar kelak kehidupan kita bisa lebih tentram dan bahagia.

(Baca juga: Tips Keluarga Bahagia dalam Islam dan Keluarga Dalam Islam: Pengertian dan Perannya)

Menikah Menurut Ajaran Islam

Pernikahan adalah salah satu sunnah rasul yang sangat dianjurkan bagi seluruh umat muslim. Menikah itu fitrah dan merupakan sarana untuk membentuk keturunan dengan jalan yang diridhoi Allah SWT. Dengan menikah, seseorang berarti telah menyempurnakan separuh agamanya.  Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.”

Untuk hukum pernikahan sendiri, ulama mengatakan bahwa menikah itu hukumnya bisa wajib dan kadang menjadi sunnah. Hal itu tergantung pada situasi dan kondisi orang tersebut. Bila orang itu sudah mampu secara finansial dan memang takut terjerumus ke dalam perzinaan, maka diwajibkan atas dirinya untuk menikah. Sedangkan untuk orang yang merasa kurang dalam segi ekonomi dan khawatir tidak bisa memenuhi nafkah, maka hukum menikah menjadi sunnah.

Walau demikian, kita tidak boleh takut miskin hanya karena menikah. Asalkan kita mau berusaha, Allah SWT pasti akan memberikan kelapangan rizki bagi seseorang yang telah berumah tangga.

 

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS An Nur : 32).

(Baca juga: Kewajiban Menikah – Menurut Al-Quran dan Ulama dan Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Islam)

Membangun Keluarga Sakinah dan Islami

Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan kehidupan keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah, dan wa rahmah. Namun di zaman sekarang ini, rasanya cukup sulit mewujudkan hal tersebut kecuali kita bisa berpedoman pada konsep ajaran islami.

Nah, berikut ini beberapa cara membangun keluarga islami:

  1. Didasarkan dengan niatan ibadah

Sejatinya, menikah itu merupakan bentuk ibadah. Tidak sekedar menyatukan dua insan, tetapi juga mengubah sesuatu yang awalnya haram menjadi halal bahkan bernilai pahala. Rumah tangga yang dibentuk dengan niatan ibadah kepada Allah SWT,  insyaAllah bisa lebih berkah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,  ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila seorang hamba (manusia) telah menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agama, karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625).

  1. Dihiasi oleh sunnah-sunnah Nabi SAW

Banyak sekali orang yang membangun rumah megah dengan tujuan agar rumah tangganya lebih bahagia. Membeli perkakas yang mewah, liburan ke luar negeri, dan memuaskan kebutuhan batin setiap saat. Mereka berpikir semua itu bisa menjamin keharmonisan berumah tangga. Padahal belum tentu.

Keutuhan pondasi keluarga akan kuat bila kita mengamalkan sunnah-sunnah rasul di rumah kita. Misalnya membaca Al-Quran, bersolawat, puasa sunnah, sholat dhuha, berdzikir, dan amalan lainnya. Sungguh, akan ada cahaya yang menerangi rumah tangga kita sehingga menjadi lebih terang dan mentetramkan. (Baca juga: Sunnah Rasul Malam Jumat Dalam Islam dan Macam-Macam Puasa Sunnah dalam Agama Islam)

  1. Memahami kewajiban masing-masing

Ketika seseorang  membangun bahtera rumah tangga, hal utama yang harus disadari adalah kewajiban sebelum ia menuntut haknya. Seorang istri, ia berkewajiban merawat suaminya serta memberikan pendidikan yang sesuai ajaran islam kepada anak-anaknya, agar kelak mereka bisa tumbuh menjadi generasi rabbani nan qurani.

Sedangkan seorang suami, mereka adalah nahkoda dalam bahtera rumah tangga. Tugasnya adalah membimbing keluarganya menuju jalan yang lurus. Suami harus bisa bersikap tegas demi kebaikan. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Namun perlu diingat, suami tidak boleh kasar terhadap istri. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, istri diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, tulang itu akan patah. Sebaliknya jika dibiarkan akan tetap bengkok. Oleh karena itu, suami diharuskan mengingatkan istri dengan cara yang baik dan lemah lembut.

(Baca juga: Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam dan Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam)

Meneladani Kehidupan Rumah Tangga Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi seluruh umat, baik dalam hal beribadah, bermasyarakat maupun cara beliau menjalani kehidupan rumah tangga. Rasulullah dikenal sangat lembut terhadap istri-istrinya. Bahkan pada urusan sepele sekalipun, beliau selalu berusaha menyenangkan hati istrinya. Misalnya saja, ketika sang istri memasak makanan yang hambar atau keasinan, nabi tidak pernah mengeluh namun justru mengatakannya lezat.

Di samping itu, Rasul juga tidak pernah menampakkan wajah masam di hadapan istinya. Sesulit apapun masalah yang dipegangnya, ia selalu berusaha ceria, menunjukan wajah cerah, dan terkadang bersenda gurau. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, ”Apa hak istri terhadap suaminya?” Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan apa yang kamu makan, memberi pakaian apa yang kamu pakai, tidak menampar mukanya, tidak membencinya serta tidak boleh memboikotnya.”

Perilaku lainnya dari Rasulullah SAW yang bisa kita contoh adalah cara beliau mengekspresikan cintanya kepada sang istri. Beliau sering mencium istrinya, dan memanggil sang istri dengan sebutan-sebutan yang indah, misalnya “Ya Humairo” yang artinya “wahai si pipi merah jambu”. Bayangkan saja, kira-kira wanita mana yang tidak senang bila dipanggil “humairo”? Pastilah setiap wanita akan tersipu malu jika disebut dengan panggilan demikian.

Dijelaskan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).

Ya, begitulah islam mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan setelah menikah. Yaitu dengan sikap saling menyayangi, menghormati, memahami tanggung jawab masing-masing, dan tak lupa menghiasi rumah dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, serta mengamalkan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Dengan begitu, keutuhan rumah tangga bisa terjaga dengan baik.

The post Kehidupan Setelah Menikah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Cara Membahagiakan Istri Tercinta Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/cara-membahagiakan-istri-tercinta Sat, 31 Dec 2016 04:11:30 +0000 http://dalamislam.com/?p=1265 Membahagiakan orang tercinta adalah keinginan setiap orang. Salah satunya adalah membahagiakan istri. Seorang istri tentu saja juga mengharapkan kebahagiaan yang didapatkan juga dari suaminya. Untuk itu, suami dan istri harus saling memberikan kebahagiakan. Seorang suami, terkadang bingung bagaimana untuk bisa memberikan kebhagiaan pada istrinya. Hal ini karena ada beberapa suami yang tidak benar-benar mengetahui psikologis […]

The post 5 Cara Membahagiakan Istri Tercinta Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Membahagiakan orang tercinta adalah keinginan setiap orang. Salah satunya adalah membahagiakan istri. Seorang istri tentu saja juga mengharapkan kebahagiaan yang didapatkan juga dari suaminya. Untuk itu, suami dan istri harus saling memberikan kebahagiakan.

Seorang suami, terkadang bingung bagaimana untuk bisa memberikan kebhagiaan pada istrinya. Hal ini karena ada beberapa suami yang tidak benar-benar mengetahui psikologis dan karakteristik dari istrinya. Akhirnya ia pun bingung, harus seperti apa terhadap istrinya. Padahal, istrinya mengharapkan pemberian kebahagiaan yang lebih. Berikut adalah cara-cara bagaimana membahagiakan istri dalam 5 langkah.

Rasulullah Membagiakan Istrinya

Di dalam islam, membahagiakan istri adalah juga menjadi tanggung jawab suami. Seorang istri memiliki kewajiban terhadap suami, namun suami juga wajib untuk memperlakukan istrinya dengan baik juga. Ada kalanya suami yang selalu berpendapat bahwa istrilah yang harus memperlakukan dan melayani dirinya dengan baik. Tentu hal ini tidak sesuai.

Rasulullah, adalah seorang suami yang baik. Ia menunaikan kewajiban untuk istrinya, baik dalam hal psikologis, material, dan spiritual. Seorang Nabi, ia pun juga memperhatikan betul kebutuhan istrinya dan tidak pernah berbuat kasar. Hal-hal berikut yang Rasulullah lakukan :

  • Memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan, humairah, yaitu pipi yang kemerah-merahan
  • Menemani istrinya dan berdikusi atau bercanda dengan istrinya
  • Memberikan kebahagiaan berupa kebutuhan biologis

Hal-hal di atas adalah sebagai contoh yang telah Rasulullah lakukan. Tentunya, sebagai umat islam yang mengikuti Rasulullah, termasuk dalam membahagiakan istri pun harus kita ikuti dan contoh. Keluarga Rasulullah adalah keluarga yang didalamya masing-masing suami istri melaksanakan, Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam, Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam, Kewajiban Wanita dalam Islam.

Manfaat Membagiakan Istri dalam Pembangunan Keluarga

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(QS : Ar-Ruum:21)

Di dalam islam, Allah telah menyampaikan bahwa laki-laki diftrahkan berpasangan dengan wanita sebagai istrinya dan diorientasikan agar kehidupannya dapat merasa tentram dan nyaman dengan kasih sayang. Untuk mencapai hal tersebut, tentu saja bukanlah suatu yang mudah atau singkat. Untuk itu, membahagiakan istri adalah salah satu langkah yang dapat membentuk keluarga tersebut.

  1. Menjaga Keharmonisan Keluarga

Keharmonisan keluarga dapat tercapai jika masing-masing dari pasangan saling berbahagia dan mendapatkan kenyamanannya masing-masing. Banyak pasangan yang senantiasa bertengkar atau mengalami konflik karena berbagai masalah yang menempa dan tidak bisa menyelesaikannya. Sedangkan, konflik keluarga dapat menyebabkan pada pecahnya keluarga tersebut jika tidak mampu diselesaikan.

Dengan membahagiakan istri, istri akan merasakan kebahagiaan yang akan juga memberikan kembali kebahagiaan tersebut kepada suaminya. Istri yang tidak mendapatkan kebahagiaan akan merasa sulit dan tidak akan bisa juga memberikan kebahagiaan kepada suaminya. Untuk itu, saling memberikan kebahagiaan harus dimulai juga oleh salah satu pihak agar sama-sama memberikan kebahagiaan tersebut.

  1. Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah

Keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah adalah keluarga yang nyaman, berkah, dan penuh rahmat dari Allah. Keluarga Dalam Islam, Keluarga Sakinah Dalam Islam, Keluarga Harmonis Menurut Islam, Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah , adalah hal yang ingin dicapai oleh setiap orang. Tentu saja hal ini tidak akan bisa diperoleh jika masing-masing dari suami atau istri tidak bisa memberikan kebahagiaan atau mencari jalan untuk bisa membahagiakan masing-masing.

Untuk itu, suami sebagai imam keluarga bisa memberikan contoh untuk dapat memberikan kebahagiaan tersebut pada istrinya. Jika masing-masing sudah bahagia, maka pasti akan mudah untuk terus menerus memelihara keluarga, menggapai berkah, dan rahmat Allah. Keluarga yang tidak bahagia, selalu bertengkar, tentu saja akan sulit mendapatkan keberkahan karena yang ada dalam dirinya hanyalah emosi dan pertengkaran.

  1. Mempengaruhi Psikologis Anak-Anak

Istri yang bahagia tentunya juga mempengaruhi pada anak-anak. Seorang istri atau ibu adalah orang yang paling pertama dan sering untuk bertemu dan mendidik anak-anak. Jika seorang istri tidak bahagia tentu akan mempengaruhi anak-anak yang diurus dan dididiknya. Tidak jarang seorang ibu marah dan emosi karena ia tidak mendapatkan kebahagiaan, stress yang menerpa, dan hal lainnya yang memicu emosi.

Untuk itu, membahagiakan istri adalah salah satu jalan atau manfaatnya terhadap psikologis anak anak. Anak-anak yang tumbuh sehat salah satunya adalah karena keluarganya juga sehat dan bahagia.

Langkah-Langkah Membahagiakan Istri

Memberikan kebhagiaan kepada istri tercinta tentu saja bukanlah hal yang sulit. Hal-hal kecil bisa membuat istri tersenyum dan bahagia. Seorang suami yang memberikan kebahagiaan tersebut, tidaklah berarti suami tersebut tidak memiliki wibawa atau kehormatan, justru akan membuat istri semakin hormat dan juga merasa bersyukur atas suaminya. Berikut adalah beberapa cara membahagiakan istri tercinta :

  1. Memberikan Kejutan

Memberikan kejutan pada istri tidaklah harus dengan hal yang mewah dan mahal. Istri diberikan bunga, makanan kesukaannya, banju baru, atau sekedar membelikan hal yang diiginkan istri juga menjadi hal yang istimewa bagi wanita. Memasakkan sesuatu untuk dirinya dengan hasil tangan sendiri juga menjadi hal yang istimewa bagi istri.

  1. Menggantikan Tugas-Tugasnya

Menggantikan tugas-tugas istri seharian atau membantu tugasnya di rumah adalah hal yang juga membahagiakan bagi istri. Misalnya saja, membantunya memasak, membersihkan rumah, merapihkan kamar, dan lain sebagainya. Satu hari menggantikan seorang istri bekerja di rumah tentu saja membuat istri menjadi bahagia.

Tugas-tugas istri tentu saja bisa digantikan suami karena sama-sama bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam.

  1. Memuji dan Bersikap Romantis

Memuji dan memanggilnya dengan panggilan yang romantis tentu saja membuat istri akan bahagia. Hal ini biasanya jarang dilakukan oleh mereka yang sudah lama berumah tangga. Melakukan hal ini akan membuat istri bahagia dan merasa dihargai selayaknya seorang wanita dan istri yang baik. Tentu saja mereka membutuhkan hal ini, atas apa yang telah dilakukannya sehari-hari untuk suami dan keluarganya.

  1. Meluangkan Waktu Bersama

Meluangkan waktu bersama adalah hal yang dapat juga membahagiakan istri. Hal ini misalnya saja berjalan-jalan bersama, berdiam di rumah sambil berdiskusi atau mengobrol atau bercerita, dan lain sebagainya. Terkadang keharmonisan keluarga tidak timbul hanya karena-karena minimnya waktu bersama dan kurangnya waktu untuk masing-masing memberikan kebahagiaan.

  1. Melakukan Pendidikan yang Baik

Melakukan pendidikan yang baik untuk istri adalah salah satu yang dapat membahagiakan mereka juga. Tentu saja, pendidikan pada seorang istri adalah kewajiban dari seorang suami sebagai imam keluarga. Sebagai seorang imam keluarga tentu saja melakukan pendidikan pada istri harus dilakukan secara baik, lembut, dan tidak boleh bersikap kasar.

Pendidikan suami terhadap istri yang shalehah tentunya adalah yang diharapkan dari mereka. Menanamkan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman adalah bagian dari kebahagiaan istri shalehah.

The post 5 Cara Membahagiakan Istri Tercinta Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Tips Keluarga Bahagia dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/tips-keluarga-bahagia-dalam-islam Wed, 28 Dec 2016 08:00:25 +0000 http://dalamislam.com/?p=1254 Keluarga adalah bagian dari hidup yang sangat penting posisinya bagi kita. Dalam keluarga lah akan muncul keturunan, potensi untuk berkembang, menghidupi diri, bekerjasama dengan suami istri, dan juga muncul cinta dan kasih sayang. Tentunya keluarga lah tempat pertama dimana kita akan meminta bantuan dan menyelesaikannya. Keluarga juga menjadi bagian dari proses mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, […]

The post 6 Tips Keluarga Bahagia dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keluarga adalah bagian dari hidup yang sangat penting posisinya bagi kita. Dalam keluarga lah akan muncul keturunan, potensi untuk berkembang, menghidupi diri, bekerjasama dengan suami istri, dan juga muncul cinta dan kasih sayang. Tentunya keluarga lah tempat pertama dimana kita akan meminta bantuan dan menyelesaikannya.

Keluarga juga menjadi bagian dari proses mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Keluarga yang baik dalam islam tentunya harus sesuai dengan bagaimana nilai-nilai islam. Dengan mengikuti aturan islam, akhirnya adalah kebahagiaan yang dicapai. Hal ini sebagaimana disampaikan Allah dalam ayat berikut, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS:  Ar-Rum : 30)

Untuk bisa mencapai keluarga bahagia tersebut, berikut adalah tips cara membangun keluarga yang bahagia, sesuai dengan landasan dan nilai-nilai islam.

Membangun Keluarga Bahagia dalam Islam

Setiap orang yang membangun keluarga tentunya menginginkan kebahagiaan. Tidak ada satupun orang yang menginginkan keluarganya hancur dan berantakan. Walaupun ada berbagai ujian dan cobaan yang menerpa, tentu saja keluarga muslim harus dapat mengatasinya. Untuk itu, agar mencapai kebahagiaan tersebut berikut adalah tips keluarga bahagia dalam islam :

  1. Membangun Kekuatan Keluarga dengan Visi Ketauhidan

Ketauhidan adalah nilai dasar yang harus ada dalam diri seseorang ketika akan membangun keluarga. Ketika keluarga tidak dibangun atas landasan atau visi ketauhidan, maka keluarga tersebut juga tidak akan menjalankan kehidupan berkeluarganya dengan nilai-nilai yang sesuai islam. Untuk itu, membangun visi ketauhidan adalah hal yang harus dilakukan sebelum menikah dan seterusnya selama masa pernikahan atau berkeluarga dilakukan.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Al-Quran, bahwa Allah adalah segala tempat untuk kembali dan tidak boleh ada yang dapat menjadikan hal lain sekutu atau penentang Allah, termasuk dalam hal keluarga. Keluarga yang mengikuti aturan Allah, tentu saja akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan dunia dan akhirat.

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 22)

  1. Membangun Podansi Keluarga dengan Cinta dan Kasih Sayang

Rasa cinta dan kasih sayang ini adalah sebagai alat untuk dapat bersama-sama pasangan membangun Keluarga Dalam Islam. Jika tanpa cinta dan kasih sayang, tentu saja satu sama lain tidak akan bisa berkorban dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Untuk itu, pasangan suami istri harus senantiasa mencari jalan dan cara untuk senantiasa merawat dan memupuk cinta atau kasih sayang yang tercurah untuk keluarganya.

 “Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS: Ar-Ruum : 21)

Dalam hal ini, menumbuhkan cinta dan kasih sayang tentu harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Bentuk dan teknisnya, tentu bergantung kepada masing-masing kebiasaan dan karakter diri.

  1. Membangun Potensi Ekonomi

Ekonomi atau financial keluarga adalah hal penting yang harus dibangun oleh keluarga. Tanpa ekonomi tentu saja akan sulit berkembang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Banyak sekali pasangan yang bercerai, keluarganya retak, dan berakibat kepada kelangsungan hidup serta anak-anaknya karena masalah ekonomi. Untuk itu, kekuatan ekonomi harus menjadi pondasi dari keluarga, agar sejahtera dan bahagia. Salah satu caranya dengan membuat Perencanaan Keuangan Keluarga.

Namun, tentunya tidak perlu mengkhatirkan bagaimana rezeki itu datang. Allah akan memberikan rezeki, potensi ekonomi, dan kecukupan bagi orang-orang yang berpikir dan berusaha sebaik-baiknya dengan jalan yang halal. Untuk itu, sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut,

“Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.” (QS Saba : 24)

  1. Selalu Berusaha Menunaikan Hak Lahir dan Batin Pasangan

Masing-masing pasangan, baik suami atau istri harus dapat menunaikan hak-hak dari pasangannya masing-masing. Hal ini pun juga menjadi hal yang dapat mengatur kebahagiaan dalam keluarga. Hak lahir dan batin tentu saja bukan tugas dari salah satu pihak saja melainkan keduanya karena keluarga dan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama.

Untuk itu, masing-masing harus pintar memahami dan memenuhi apa yang diinginkan oleh masing-masing. Keinginan dan kebahagiaan dari masing-masing sangat mempengaruhi terwujudnya Keluarga Sakinah Dalam Islam  dan Keluarga Harmonis Menurut Islam. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Allah dalam Al-Quran,

“Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma’ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)”. (QS. An-Nisa:19).

  1. Memberikan Manfaat untuk Lingkungan

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS Al-Isra :26)

Jika keluarga memiliki potensi ekonomi atau energi lebih, tentu saja hal ini bisa dioptimalkan untuk membantu sesama. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat diatas bahwa harta jangan dihambur-hamburkan dan dikeluarkan secara boros. Lebih baik dioptimalkan untuk kebermanfaatan lebih di lingkungan masyarakat.

Banyak keluarga yang hanya membesarkan keluarganya saja tanpa memperdulikan orang lain atau keluarga yang kekurangan. Tentu hal ini menjadi kewajiban keluarga yang mampu agar dapat membantu sesamanya. Untuk itu, kebersamaan dalam keluarga dan saling menyayangi akan semakin kuat antar suami istri, jika dalam keluarganya penuh keberkahan.

  1. Evaluasi dan Saling Membenahi Diri

Akhlak dan kesabaran menghadapi perjuangan rumah tangga adalah hal yang harus diperhatikan oleh setiap pasangan suami istri. Keluarga, baik suami, istri, ataupun anak-anak sejatinya adalah ujian. Tidak selalu keluarga akan mendapatkan kebahagiaan dan juga tidak selalu sulit. Untuk itu kesabaran dan istiqomah memegang visi adalah hal yang harus dilakukan.

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS : Ath-Taghabun : 14-15)

Saat seperti ini terjadi, masing-masing dari pasangan harus memperbaiki diri, mengevaluasi diri, dan tentu membangun bersama satu sama lain. Bukan dengan cara menghina, merendahkan pasangan, apalagi membuatnya sakit hati, terluka yang dapat memicu Konflik dalam Keluarga.

The post 6 Tips Keluarga Bahagia dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keluarga Sakinah Dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/keluarga-sakinah-dalam-islam Sat, 15 Oct 2016 05:51:55 +0000 http://dalamislam.com/?p=991 Setiap insan manusia  pasti memeliki keinginan untuk memiliki keluarga yang harmonis dan sejahtera. Islam sendiri adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk membangun rumah tangga yang berlandaskan ajarannya termasuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Kalimat ini sering kita dengar tatkala seseorang baru saja menikah dan para tamu maupun keluarga yang datang akan mendoakannya agar […]

The post Keluarga Sakinah Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap insan manusia  pasti memeliki keinginan untuk memiliki keluarga yang harmonis dan sejahtera. Islam sendiri adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk membangun rumah tangga yang berlandaskan ajarannya termasuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Kalimat ini sering kita dengar tatkala seseorang baru saja menikah dan para tamu maupun keluarga yang datang akan mendoakannya agar memiliki keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah tersebut. Banyak orang yang berpendapat tentang arti yang sebenarnya dari keluarga sakinah dan mereka menyebutkan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang dibangun diatas pondasi ajaran agama islam. Lalu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan keluarga sakinah dan bagaimana cara membangun keluarga yang sakinah tersebut? Mari sejenak luangkan waktu untuk memahaminya lewat penjelasan berikut. (baca juga keluarga harmonis menurut islam)

Pengertian Keluarga Sakinah

Memiliki keluarga yang sakinah adalah dambaan setiap pasangan yang menikah. Pernikahan sendiri adalah suatu jalan untuk mengikatkan dua orang manusia dan memungkinkan keduanya membangun keluarga yang baru (baca hukum pernikahan dan persiapan pernikahan dalam islam). Sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah bisa menjadi tujuan dari seorang muslim untuk menikah dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Allah SWT dan Rasulnya juga memerintahkan umatnya untuk menikah dan tidak hidup melajang sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut

وَأَنكِحُوا الأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمْ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.”

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (bernikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan wanita. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui”. ( QS An Nuur:32 )

Kelurga yang sakinah diartikan sebagai keluarga yang harmonis dimana nilai-nilai ajaran islam senantiasa ditegakkan dan saling menghormati serta saling menyanyangi. Dalam keluarga yang sakinah, anggota keluarga mampu menjalankan kewajibannya dan senantiasa membantu satu sama lain. Keluarga yang sakinah juga mengerti satu sama lain sehingga jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

Dasar Keluarga Sakinah

Memiliki keluarga yang sakinah tentunya memerlukan pondasi yang kuat dan hubungan yang baik seperti layaknya hubungan silaturahmi.

  • Ketaqwaan dan Keimanan kepada Allah SWT

Dasar dari keluarga yang sakinah adalah ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga siapapun umat islam yang akan menikah maka bertaqwalah dan pilihlah pasangan hidup yang juga memiliki ketaqwaan tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Qs An Nisa : 1)

  • Ketentraman dan ketenangan hati

Disebutkan juga dalam suatu ayat Alqur’an bahwa kata sakinah diartikan sebagai ketenangan hati atau rasa tentram sehingga keluarga yang sakinah adalah keluarga dimana setiap anggotanya memiliki ketenangan hati dan tidak ada konflik maupun keraguan di dalamnya. Seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firmanNya berikut ini

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar rum : 21)

Cara Membangun Keluarga Sakinah

Setelah mengetahu pengertian dan dasar dari keluarga yang sakinah maka selayaknya kita juga mengetahui cara membangun keluarga sakinah tersebut. Adapun cara membangun keluarga sakinah yang sesuai dengan ajaran islam adalah sebagai berikut (baca juga cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga)

  1. Menikah dan memilih pasangan yang baik

Jalan pertama yang ditempuh ketika seseorang ingin membangun keluarga yang sakinah adalah memilih pendamping hidup yang baik untuk menikah. Memilih pasangan yang baik diartikan sebagai memilih pasangan yang baik agama dan budi pekertinya (baca wanita yang baik menurut islam dan kriteria calon istri menurut islam). Pasangan yang memiliki ketaqwaan dan senantiasa menjaga ajaran islam akan lebih mengerti bagaimana cara membangun keluarga yang sakinah tersebut dan menikah untuk memenuhi imannya serta mendapat ridha dari Allah SWT (baca manfaat beriman kepada Allah SWT). Disebutkan dalam Alqur’an bahwa sesungguhnya wanita yang baik untuk pria yang baik dan begitu juga sebaliknya, seperti yang disebutkan dalam ayat berikut

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS An Nur : 26)

  1. Saling pengertian

Dalam membangun keluarga yang sakinah tentu setiap anggota keluarga harus saling mengerti dan berusaha membantu satu sama lain. Misalnya jika istri sedang sakit maka suami seharusnya bisa membantunya dan sebaliknya istri juga harus bisa mengerti keadaan suaminya jika sesuatu menimpa diriny dan keluarganya. Rasa cinta dan saling pengertian akan menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dan konflik dalam keluarga yang sering berakibat pada perceraian atau talak (baca hukum talak dan perbedaan talak satu, dua dan tiga)

  1. Saling mengingatkan

Setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan jika demikian maka jika ingin membangun keluarga yang sakinah setiap anggota keluarga baik suami atau istri harus saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah. Jika suami atau istri tidak memenuhi ajaran agama maka keduanya harus saling mengingatkan dan menasehati dengan cara yang baik (baca fungsi agama dalam kehidupan). Dan adapun misalnya sang istri tidak mematuhi suami maka suami berhak untuk menghukumnya dan bila istri merasa dizalimi suami maka ia boleh menggugat cerai suaminya. Islam sendiri tidak melarang hal tersebut karena pada dasarnya pernikahan adalah untuk kebaikan dan bukan untuk menyakiti satu sama lain.

  1. Menjalankan kewajibannya

Agar bisa membangun keluarga yang sakinah maka baik istri maupun suami harus dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan memenuhi hak satu sama lain. Memenuhi kebutuhan suami atau istri adalah suatu ibadah dan dianjurkan dalam islam sebagaimana hadits berikut ini (baca kewajiban suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami)

Dan di hubungan suami-isteri salah seorang diantara kalian adalah sedekah! Mendengar sabda Rasulullah, para sahabat keheranan dan bertanya: “Wahai, Rasulullah. Apakah salah seorang dari kita memuaskan syahwatnya (kebutuhan biologisnya) terhadap isterinya akan mendapat pahala?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bagaimana menurut kalian, jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain isterinya, bukankah mereka berdosa?” Jawab para sahabat: “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi: “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan isterinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala!

  1. Percaya satu sama lain

Dasar dari suatu hubungan adalah kepercayaan dan banyak kita saksikan saat ini suami istri yang tidak lagi saling percaya lebih memilih untuk bercerai. Oleh sebab itu untuk membangun keluarga yang sakinah suami istri harus saling mempercayai dan keduanya harus bisa menjaga kepercayaan pasangnnya. Seorang istri harus senantiasa mematuhi suaminya sementara sang suami juga harus bisa menjadi panutan bagi istri dan keluarganya.

Demikian pengertian keluarga sakinah dan cara membangun keluarga sakinah dalam islam. Semoga bermafaat.

The post Keluarga Sakinah Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keluarga Harmonis Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/keluarga-harmonis-menurut-islam Sat, 15 Oct 2016 05:39:00 +0000 http://dalamislam.com/?p=988 Keluarga adalah lembaga terkecil dalam suatu masyarakat dan dari keluargalah seseorang mendapatkan ajaran serta penanaman nilai-nilai serta ajaran agama islam untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat (baca fungsi agama dalam kehidupan). Dewasa ini setiap manusia pasti menginginkan untuk memiliki keluarga yang harmonis dan sejahtera. Dalam agama islam rumah tangga atau keluarga yang harmonis adalah keluarga sakinah, […]

The post Keluarga Harmonis Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keluarga adalah lembaga terkecil dalam suatu masyarakat dan dari keluargalah seseorang mendapatkan ajaran serta penanaman nilai-nilai serta ajaran agama islam untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat (baca fungsi agama dalam kehidupan). Dewasa ini setiap manusia pasti menginginkan untuk memiliki keluarga yang harmonis dan sejahtera. Dalam agama islam rumah tangga atau keluarga yang harmonis adalah keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Hal tersebut bisa dijadikan landasan dalam berkeluarga yang menjunjung nilai-nilai ajaran islam dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Lalu bagaimanakah sebenarnya kriteria keluarga yang harmonis dan bagaimana islam memandang keluarga yang harmonis tersebut? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasan berikut ini. (baca juga membangun rumah tangga dalam islam)

Membentuk Keluarga Yang Harmonis

Dalam islam, keluarga harmonis dimulai dengan pernikahan yang sesuai dengan syariat islam. Sebelum membentuk keluarga tentunya seseorang harus memilih pasangan dan menikah untuk memenuhi ajaran Allah SWT dan Rasulnya. Dengan memilih pasangan yang tepat sesuai ajaran islam maka seseorang bisa memulai keluarganya dengan cara yang baik dan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. (baca syarat pernikahan dan rukun nikah dalam islam)

Adapun Rasul SAW juga memberikan anjuran bagi laki-laki yang akan menikah agar memilih calon istri yang shalehah yang baik agamanya karena istri yang shalehah bisa mengingatkan tatkala suaminya menempuh jalan yang salah dan ia akan memberikan ketentraman dalam keluarganya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini (baca ciri-ciri istri shalehah dan wanita yang baik menurut islam )

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita dinikahi karena empat hal; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya, Maka pilihlah karena faktor agama niscaya engkau beruntung” (HR. Al Bukhari)

Kriteria Keluarga Yang Harmonis

Dalam islam ada suatu pandangan dan kriteria keluarga yang harmonis. Suatu keluarga yang harmonis bisa dibentuk dari pondasi atau pilar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan juga memiliki sifat sakinah, mawaddah dan warahmah didalamnya. Hal tersebut biasanya ada dalam doa yang diberikan pada pasangan yang baru menikah dengan harapan mereka bisa membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah tersebut.

  • Keluarga Sakinah

Keluarga yang harmonis adalah suatu keluarga yang memiliki ketentraman dan ketenangan didalamnya, meskipun demikian bukan berarti keluarga sakinah atau keluarga harmonis tidak pernah mengalami perbedaan pendapat maupun konflik didalamnya. Dalam suatu keluarga yang sakinah, suami istri akan saling mempercayai, menghargai dan menghormati satu sama lain serta mengingatkan apabila pasangannya melakukan kesalahan. Seorang istri harusnya senantiasa memberikan ketentraman pada suaminya misalnya saja melihat pada kisah Khadijah RA, istri Rasulullah yang berusaha menenangkan Rasul ketika beliau SAW baru saja menerima wahyu pertama dan menggigil karena gelisah. Suami istri juga harus saling mendukung satu sama lain agar dapat membangun rumah tangga dengan harmonis. Keluarga yang sakinah atau tentram tersebut disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini (baca kisah teladan Nabi Muhammad SAW dan istri-istri Nabi Muhammad SAW)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar rum : 21)

  • Keluarga Mawaddah

Keluarga yang mawaddah artinya keluarga yang penuh dengan rasa cinta. Banyak pasangan yang hidup berumah tangga tanpa rasa cinta dan kasih sayang dan akhirnya rumah tangga mereka berakhir. Rasa cinta dan kasih sayang adalah salah satu hal yang menjadi landasan memiliki keluarga yang harmonis. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memberikan perhatian yang lebih kepada istri atau sebaliknya. Istri yang merawat suaminya dengan penuh cinta tentunya akan membuat sang suami betah tinggal dirumah dan tidak akan melakukan perbuatan yang tidak diinginkan diluar sana begitu juga sebaliknya sang suami juga harus selalu memenuhi kewajibannya kepada sang istri. (baca kewajiban suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami)

  • Keluarga Warahmah

Rahmah berarti kasih sayang dan keluarga yang warahmah adalah keluarga yang penuh dengan kasih sayang. Dengan rasa kasih sayang ini setiap pasangan suami istri bisa membangun keluarga yang harmonis, rasa kasih sayang tersebut juga akan senantiasa membuat mereka saling mencintai dan mengasihi. Tidak hanya itu, jika terjadi masalah diantara pasangan dan membuat salah satu diantara mereka kesal, rasa kasih sayang akan mengingatkan mereka bahwa baik suami maupun istri sudah berusaha melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Kasih sayang juga bisa menghilangkan rasa marah dan kesal yang berlebihan sehingga masalah diantara suami istri bisa diatasi dengan baik. (baca hukum pernikahan dalam islam dan fiqih pernikahan)

Cara Membangun Keluarga Harmonis

Untuk memenuhi segala kriteria keluarga harmonis tersebut maka setiap muslim harus selalu berusaha menjalankan kewajibannya dalam rumah tangga. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis adalah sebagai berikut :

  1. Menjalankan kewajiban sebagai suami istri

Untuk mewujudkan keluarga yang harmonis maka suami istri harus bisa menjalankan kewajiban diantara mereka. Suami berkewajiban memenuhi segala kebutuhan istri dan keluarganya dan memimpin keluarga tersebut sementara istri bertugas untuk melayani suami dan menjaga keluarga serta memenuhi keperluannya. Dengan memenuhi tanggung jawab tersebut maka keluarga akan lebih tentram dan harmonis.

  1. Mencurahkan perhatian

Sikap cuek baik yang ditunjukkan oleh suami atau istri tidak berakibat baik untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Suami istri yang saling perhatian, senang member dan bertutur kata lembut tentu akan memiliki rumah tangga yang harmonis dibandingkan dengan pasangan yang cuek dan tidak saling bicara. Memberikan hadiah pada istri, ikut membantu meringankan pekerjaannya adalah beberapa bentuk perhatian istri kepada suami sementara istri bisa memperhatikan suaminya dengan melayaninya lebih baik dan senantiasa menyenangkan hatinya.

  1. Bersabar satu sama lain

Terkadang masalah atau konflik  dalam keluarga dan diantara pasangan suami istri. Untuk menghindari hal tersebut suami dan istri seharusnya bisa saling jujur dan mempercayai satu sama lain. Dan jika ada masalah dan salah seorang dari mereka berbuat kesalahan atau tidak menjalankan kewajibannya maka pasangan yang lain haruslah bersabar menghadapinya misalnya seorang istri yang sabar jika suaminya pemarah atau suami yang sabar dan menasehati istri jika istri berperilaku nusyuz.

  1. Saling Menjaga ibadah

Tujuan pernikahan memang untuk membentuk keluarga yang harmonis akan tetapi juga untuk menjalankan perintah Allah SWT. Pasangan suami istri bisa membentuk keluarga yang sakinah jika mereka taat berada di jalan Allah SWT dan saling mengingatkan dalam hal beribadah dan menjalankan kewajibannya kepada Allah SWT.

  1. Bersyukur kepada Allah

Rasa syukur adalah salah satu pondasi memiliki rumah tangga dan keluarga yang harmonis. Seorang suami semestinya bersyukur apabila ia memiliki seorang istri meskipun ia memiliki kekurangan sementara sang istri juga harus selalu bersyukur atas apa yang diberikan suaminya kepada Allah SWT karena apa yang diberikan suami adalah hasil kerja keras yang layak dihargai. Dengan bersyukur maka seorang istri akan membuat suaminya berada dijalan yang benar dan juga sebaliknya, pasalnya dewasa ini kita sering melihat pasangan suami yang terjerumus perbuatan kriminal karena ingin memenuhi keinginan istrinya.

Dari penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya inti dari keluarga yang harmonis adalah rasa cinta, kasih sayang, kepercayaan, kejujuran, syukur dan saling menjalankan kewajibannya satu sama lain. (baca juga cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga)

 

The post Keluarga Harmonis Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>