kerja keras Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kerja-keras Wed, 12 Jan 2022 03:55:15 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png kerja keras Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kerja-keras 32 32 Pandangan Islam Tentang Kerja Keras yang Dilakukan Umatnya https://dalamislam.com/info-islami/pandangan-islam-tentang-kerja-keras Mon, 10 Jan 2022 07:16:00 +0000 https://dalamislam.com/?p=10426 Dalam memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari manusia harus bekerja. Sebab di zaman ini uang adalah faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja manusia baru akan mendapatkan hasil atau upah. Dalam dunia kerja semua akan bersaing demi mendapatkan upah yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan pokok dalam hidup. Pengertian Kerja Keras Bekerja keras merupakan akhlaqul […]

The post Pandangan Islam Tentang Kerja Keras yang Dilakukan Umatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari manusia harus bekerja. Sebab di zaman ini uang adalah faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja manusia baru akan mendapatkan hasil atau upah. Dalam dunia kerja semua akan bersaing demi mendapatkan upah yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan pokok dalam hidup.

Pengertian Kerja Keras

Bekerja keras merupakan akhlaqul karimah yang harus dimiliki setiap muslim. Bekerja keras untuk mendapat rezeki yang kemudian digunakan untuk melengkapi semua kebutuhan keluarga adalah sebuah perbuatan yang sangat terpuji.

Seperti firman Allah SWT:

Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah. Kemudian diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah [9] : 105).

Seperti Rasulullah SAW menjelaskan barang siapa yang bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal yang digunakan untuk memenuhi segala hidupnya makan mereka telah berjihad di jalan Allah.

Oleh karena itu manusia harus berjuang dengan sepenuh tenaga untuk memenuhi segala kebutuhan pokoknya serta kewajibannya kepada Allah sebagai umat muslim. Berusaha dan kerja keras sebisa dan seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya.

Bekerja keras juga merupakan kerja pikir secara serius dalam melakukan setiap pekerjaan. Bekerja juga merupakan tawakal kepada Allah SWT. Sesuatu yang di hasilkan dengan usaha atau kerja keras niscayanya mendapatkan sebuah kenikmatan yang tak ternilai.

Seperti hadis di bawah ini yang menjelaskan:

َّن ۚ ُمَتَو ِّك ٱ ُي ِح ُّب لِي َن هَّللَ ِإ ۡ ٱل

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali Imran ayat 159).

Bahkan, dengan bekerja keras akan menjadikan seseorang terhormat sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada satu makanan pun yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada makanan hasil usahanya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Nasa’i).

Definisi kerja keras adalah suatu pekerjaan yang harus di kerjakan secara sungguh-sungguh dan giat. Bekerja tanpa mengenal letih yang diartikan akan berhenti jika mencapai target yang telah diinginkan.

Bekerja keras juga akan mengutamakan kepuasan hati pada setiap aktivitas yang dilakukan. Secara istilah kerja keras juga diartikan memiliki makna yang berkobar. Memiliki kemampuan dan kemauan yang sangat besar hingga semua yang dilakukan sangat
sungguh-sungguh.

Kerja Keras Menurut Islam

Kerja keras menurut perspektif iam adalah suatu hal yang diajarkan oleh aja dan Islam yang wajib di terapkan oleh semua umat Muslim. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini telah dijelaskan dalam Al- Qur’ an surat al Qashash ayat 77:

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.

Hadis di atas juga menjelaskan bahwa kita harus mencari pahala di dunia untuk bekal di akhirat nantinya. Berbuat baiklah kepada orang lain. Jangan pernah merusak yang ada di alam semesta. Lindungi dan jaga apa yang telah di berikan oleh Allah SWT untuk manusia.

Etika Kerja Keras Menurut Perspektif Islam

Adapun etika dalam bekerja menurut perspektif Islam, sebagaimana sabda Rasulullah:

“Tidaklah sekali-kali seseorang makan-makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud juga makan dari hasil kerja tangannya sendiri” (HR. Bukhari).

Karena itu betapa pentingnya bekerja dalam Islam, maka ada etika atau adab-adab tersendiri dalam bekerja. Adab-adab dalam bekerja diantaranya yaitu: bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.

Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya amal kerja itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut menjelaskan tentang semua pekerjaan itu di nilai dengat niatnya yang akan membuahkan hasil. Apabila seseorang bekerja berbuat karena Allah maka akan dipermudahkan segala urusannya. Jika di niatkan untuk di pandang oleh Allah maka akan mendapat pahala dari Allah SWT. Bekerja sesuai dengan aturan yang tidak melanggar setiap prinsip-prinsip syariah atau prinsip Agama Islam.

Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu” (QS. 47:33).

Hadis diatas menjelaskan agar kita tidak melanggar perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah. Karena dengan kita mengikuti perintah Allah SWT akan dipermudahkan segala urusan dan akan mendapat pahala untuk di akhirat. Namun tidak semua muslim memiliki etos kerja keras. Seperti contoh untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid tampak begitu berat, banyak muslim yang terkecoh dan berpotensi waktu yang dimiliki.

Sikap ini sangat bertentangan oleh Rasulullah SAW yang notabene adalah seorang pemegang amanah yang sangat kuat. Semua amanah tersebut mustahil teratasi tanpa ditopang etos kerja yang sangat tinggi. Seseorang yang memiliki etos kerja niscaya menyadari betapa mahalnya waktu.

Dan sebaliknya juga jika orang pemalas akan membuang buang waktu yang dilaluinya sehingga waktu tersebut terbuang sia-sia. Umat muslim tidak harus menunda pekerjaannya. Masih banyak umat islam yang masih menampakkan bermalas-malasan, kurang disiplin.

Kesimpulan Pembahasan

Demikian bekerja keras untuk mencapai sebuah hidup yang berkecukupan adalah perbuatan yang sangat di anjurkan dalam Islam. Karena Islam tidak Ingin melihat umatnya bermalas-malasan, bertopang dagu dan bahkan yang tidak mau berusaha.

Seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dapat kita lihat dari cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerjanya. Dan sebagai umat muslim juga meyakini bahwa bekerja tidak hanya bertujuan untuk memuliakan diri melainkan berjihad di jalan Allah SWT.

The post Pandangan Islam Tentang Kerja Keras yang Dilakukan Umatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ayat – ayat Al-Quran Tentang Kerja Keras https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/ayat-ayat-al-quran-tentang-kerja-keras Wed, 04 Apr 2018 09:41:57 +0000 https://dalamislam.com/?p=3229 Bekerja adalah bentuk amalan ibadah yang memiliki nilai lebih dimata Allah SWT. Karena dengan bekerja, kita menunjukkan usaha kita untuk mendapatkan rezeki sebagaimana yang telah diatur oleh Allah SWT. Dan bekerja dengan niat lillah, dan menafkahi keluarga, Allah SWT janjikan pahala untuk mereka yang bekerja untuk menafkahi keluarga dan ikhlas lillahi ta’ala. Kewajiban bekerja telah […]

The post Ayat – ayat Al-Quran Tentang Kerja Keras appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bekerja adalah bentuk amalan ibadah yang memiliki nilai lebih dimata Allah SWT. Karena dengan bekerja, kita menunjukkan usaha kita untuk mendapatkan rezeki sebagaimana yang telah diatur oleh Allah SWT. Dan bekerja dengan niat lillah, dan menafkahi keluarga, Allah SWT janjikan pahala untuk mereka yang bekerja untuk menafkahi keluarga dan ikhlas lillahi ta’ala.

Kewajiban bekerja telah banyak dituliskan dalam firman Allah SWT. Lalu apa saja firman Allah SWT yang menyebutkan umat muslim harus bekerja? Simak selengkapnya dibawah ini.

  1. QS. At-Taubah [9]:105

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

..waquli i’maluu fasayaraa allaahu ‘amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna

 ilaa ‘aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna..

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Baca juga tentang Ayat – Ayat Al – Quran Tentang Senja , Ayat – Ayat Al Quran Tentang Persahabatan , Ayat – Ayat Al Quran Tentang Poligami , Ayat – ayat Al – Quran Tentang Hak Anak , dan Ayat Al-Quran Tentang Melakukan Perjalanan

  1. QS. Al-Kahfi [18]:79

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

..ammaa alssafiinatu fakaanat limasaakiina ya’maluuna fii albahri fa-aradtu an a’iibahaa

 wakaana waraa-ahum malikun ya/khudzu kulla safiinatin ghashbaan..

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

  1. QS. Al-Qashas [28]:26 – 27

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

..qaalat ihdaahumaa yaa abati ista/jirhu inna khayra mani ista/jarta alqawiyyu al-amiinu..

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja(pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَىٰ أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ ۖ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

..qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni ‘alaa an ta/juranii tsamaaniya hijajin fa-in atmamta ‘asyran famin ‘indika wamaa uriidu an asyuqqa ‘alayka satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina..

Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”.

Dan pemuda dalam surah ini adalah tak lain dan tak bukan yaitu Nabi Musa AS.

Baca juga tentang Ayat Al-Quran Tentang Cinta Sejati , Ayat Tentang Jodoh Dalam Islam ,  Ayat Tentang Kematian Dalam Islam ,  Ayat Tentang Pacaran Dalam Islam , dan  Ayat Tentang Pergaulan Dalam Islam

  1. QS. Saba’ [34]:12 – 13

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ ۖ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ ۖ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ

..walisulaymaana alrriiha ghuduwwuhaa syahrun warawaahuhaa syahrun wa-asalnaa lahu ‘ayna alqithri wamina aljinni man ya’malu bayna yadayhi bi-idzni rabbihi waman yazigh minhum ‘an amrinaa nudziqhu min ‘adzaabi alssa’iiri..

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya.

Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

..ya’maluuna lahu maa yasyaau min mahaariiba watamaatsiila wajifaanin kaaljawaabi waquduurin raasiyaatin i’maluu aala daawuuda syukran waqaliilun min ‘ibaadiya alsysyakuuru..

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.

  1. QS. Ash-Shaffat [37]:61

لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

..limitsli haadzaa falya’mali al’aamiluuna..

Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja.

  1. QS. Az-Zumar [39]:39

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

..qul yaa qawmi i’maluu ‘alaa makaanatikum innii aamilun fasawfa ta’lamuuna..

Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja(pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

  1. QS. Al-Fushilat [41]:5

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ

waqaaluu quluubunaa fii akinnatin mimmaa tad’uunaa ilayhi wafii aatsaaninaa waqrun wamin bayninaa wabaynika hijaabun fai’mal innanaa ‘aamiluuna..

Mereka berkata: “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula).”

Baca juga tentang Ayat Al Qur’an Tentang Motivasi , Ayat Al Qur’an Tentang Rindu , Ayat Alquran Tentang Cinta Kepada Lawan Jenis , Ayat Al-Quran Tentang Cinta, dan Ayat Alquran Untuk Melupakan Seseorang

  1. QS. Al-Insyiqaq [84]:6

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ

yaa ayyuhaa al-insaanu innaka kaadihun ilaa rabbika kadhan famulaaqiihi..

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

  1. QS. Al-Ghaasyiah [88]:3

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ

‘aamilatun naasibatun..

Yang artinya: Bekerja keras lagi kepayahan,

Nah itu dia 9 firman Allah SWT yang tertera di dalam Al – Quran mengenai pentingnya kita bekerja keras dalam hidup di dunia, untuk mendapatkan keuntungan dan pahala di akhirat nanti. Semoga bermanfaat.

The post Ayat – ayat Al-Quran Tentang Kerja Keras appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kerja Keras dalam Islam – Dalil – Hikmah https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/kerja-keras-dalam-islam Sat, 11 Nov 2017 02:49:11 +0000 https://dalamislam.com/?p=2293 Kerja keras merupakan sebuah perbuatan yang mulia. Kerja keras bisa bermakna seseorang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Tujuan yang ingin dicapai dari kerja keras bisa berbagai macam. Bisa dengan tujuan mencari rejeki, belajar, berkarya, karir, dan lain sebagainya. Jika kita melihat ke sekitar di kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak […]

The post Kerja Keras dalam Islam – Dalil – Hikmah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kerja keras merupakan sebuah perbuatan yang mulia. Kerja keras bisa bermakna seseorang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Tujuan yang ingin dicapai dari kerja keras bisa berbagai macam. Bisa dengan tujuan mencari rejeki, belajar, berkarya, karir, dan lain sebagainya.

Jika kita melihat ke sekitar di kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak kita melihat orang yang bekerja sangat keras siang dan malam demi untuk mendapatkan rejeki. Lebih banyak lagi orang yang terlihat seakan-akan mendedikasikan hidupnya hanya untuk mencari kesejahteraan hidupnya di dunia, hingga melupakan ibadah dan ‘investasi’ untuk kehidupan akhiratnya kelak.

Baca juga:

Lalu, bagaimana Islam memandang hal ini? Apakah Islam melarang manusia untuk bekerja keras dalam kehidupan dunia? Lalu, bagaimana bentuk kerja keras dalam Islam? Di pembahasan kali ini, kita akan belajar bagaimana kerja keras dalam Islam.

Pandangan Islam tentang Kerja Keras

Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran Islam. Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam al Quran, surat al Qashash ayat 77, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.  (Baca juga: Hak dan Kewajiban dalam Islam)

Dari ayat al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras ternyata juga diwajibkan dalam Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi. Di ayat tersebut kita diajarkan untuk tidak boleh hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, melainkan kita juga harus memperjuangkan kehidupan kita di dunia. Kedua hal ini, dunia dan akhirat, harus seimbang diperjuangkan, tidak berat sebelah. Sangat baik untuk kita memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula kita untuk bekerja keras pula untuk kesejahteraan hidup kita di dunia. (Baca juga: Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam)

Pernah diceritakan dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa suatu hari ketika Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di sebuah majelis dengan para sahabat, terlihat pemuda berbadan kekar dan kuat sedan sibuk bekerja. Pemuda itu berlalu Lalang di sekitar rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, salah satu sahabat berkomentar, ‘Wah, sayang sekali pemuda itu, sepagi ini sudah sibuk bekerja’. Sahabat tersebut pun melanjutkan perkataannya, ‘Seandainya saja, kekuatan tubuhnya, umur mudanya dan kesempatan waktunya digunakan untuk jihad fi sabilillah, sungguh alangkah baiknya’.

Mendengat ucapan salah satu sahabat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar tidak berkata demikian. Teguran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di surat al Qashash sebelumnya. Bahwa manusia selama hidupnya pun memang dianjurkan untuk kerja keras dalam bekerja dan mencapai keinginannya.

Baca juga:

Sebenarnya, kerja keras seorang manusia dalam bekerja pun ternyata juga merupakan bentuk keimanannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita di dunia adalah untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, jika kita mengingat hal tersebut, kita akan bisa meluruskan niat kita dalam bekerja dan melakukan kegiatan apapun dengan niat ibadah mencari ridha-Nya.

Dengan pola pikir seperti ini, akan terbentuk kesungguhan dalam hati setiap kali kita bekerja atau mengusahakan sesuatu, karena kita percaya bahwa semua yang kita lakukan bernilai ibadah di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. (Baca juga: Hukum Bekerja Dalam Islam)

Kesungguhan dalam berusaha ini selanjutnya akan memunculkan kerja keras dalam setiap usaha dan pekerjaan kita. Kita tidak akan bertindak sembarangan, melainkan akan berusaha sebaik mungkin dalam menjalani segala sesuatu. Hal ini tidak lain karena seorang muslim diajarkan untuk selalu berharap hasil yang baik untuk hidupnya. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 201, “Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka’”. (Baca juga: Siksa Neraka Bagi Wanita)

Bekerja keras dalam Islam tidak hanya berbicara tentang usaha untuk mencapai keinginan atau cita-citanya. Dalam ajaran agama Islam, manusia wajib beriman tentang ketentuan takdir. Namun, di saat yang bersamaan, umat muslim juga percaya bahwa takdir atau nasib seseorang bisa berubah dengan adanya usaha dari manusia itu sendiri.

Hal tersebut disebutkan dalam al Quran surat ar Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”. Maka, dengan mengikuti anjuran al Quran ini, kita harus selalu bekerja keras untuk dapat mengubah nasib dan takdir kita, alih-alih hanya diam dan menangisi apa yang kita alami.

Baca juga:

Dengan kita bekerja keras dan terus berusaha, insyaa Allah kita akan bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Selaras dengan ayat di atas, lagi-lagi Allah mengajarkan manusia untuk bekerja keras karena apa yang kita usahakan, maka itulah yang akan kita dapatkan. Hal ini tertulis dalam surat an Najm ayat 39 yang memiliki arti, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”. Oleh karena itu, kita harus yakin, semakin kita bekerja keras, maka makin maksimal pula hasil yang akan kita dapatkan.

Bentuk dan Hikmah Kerja Keras dalam Islam

Islam memang merupakan agama yang sempurna mengatur seluruh segi kehidupan manusia. Tidak hanya memberi tuntunan dalam beribadah sebagai cara mendekatkan diri pada Allah subhanahu wa ta’ala, tapi juga memberi panduan bagi umat muslim dalam menjalani hidupnya di dunia. Salah satu ajaran agama Islam untuk manusia dalam hal duniawi adalah memerintahkan manusia untuk bekerja.

Dalam surat at Taubah ayat 105, Allah berfirman, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa apapun yang kita kerjakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Jika demikian, bagaimana bisa kita tidak bersungguh-sungguh atau bekerja keras terhadap apa-apa yang kita kerjakan?

Baca juga:

Selain ayat al Quran di atas, terdapat pula perintah untuk bekerja dalam hadis dari al Miqdam radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Daud ‘alaihissalam makan dari usaha tangannya (sendiri)” (H.R. Bukhari).

Bentuk kerja keras dalam Islam tentu beragam. Bekerja keras bukan berarti seseorang harus kerja dari pagi hingga malam, hingga melupakan kewajiban dan hak dirinya. Bukan berarti pula seseorang yang bekerja keras hanya melulu bekerja selama atau sebanya mungkin dari segi kuantitas waktu dan usahanya. Namun, bekerja keras dalam Islam lebih kepada bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu sehingga bisa diperoleh hasil yang diinginkan. (Baca juga: Hukum Mengemis dalam Islam)

Tidak hanya itu, bentuk kerja keras dalam Islam adalah bersikap profesional atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Dia menepati janji dan komitmen yang telah dibuatnya, bukan hanya sekedar mengerjakan tugas sekenanya. Maka, seorang muslim yang bekerja keras pasti akan mendapatkan hikmah dan kebaikan dari apa yang telah diusahakannya.

Beberapa hikmah yang mungkin bisa langsung dirasakan oleh seseorang yang senantiasa bekerja keras adalah dia bisa meningkatkan taraf hidupnya, memenuhi kebutuhannya, hingga mencapai target atau cita-citanya. Namun, ada banyak hikmah lain dari kerja keras yang dilakukan seorang muslim, yang mungkin tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya saat di dunia. Misalnya, dia mendapatkan pahala dari Allah, berkah atas segala usahanya, meningkat derajatnya di mata Allah.

Baca juga:

Dari banyaknya hikmah di dunia dan akhirat dari kerja keras, maka mengapa kita masih bermalas-malasan? Mengapa kita masih cepat menyerah ketika mengalami sebuah kegagalan, padahal Allah telah menyiapkan kejutan di balik kegagalan yang kita alami. Jika kita telah mengetahui hal ini, maka sebagai seorang muslim kita harus mulai belajar untuk selalu bekerja keras untuk sesuatu yang kita inginkan. Bahkan, kita juga harus selalu bekerja keras terhadap semua komitmen yang telah kita buat di awal. (Baca juga: Amanah dalam Islam)

Namun, meski bekerja keras untuk kehidupan dunia memagn dibolehkan dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, kita tetap harus bisa menyeimbangkan usaha tersebut dengan usaha kita menyempurnakan ibadah kita untuk akhirat. Jangan sampai usaha kita dalam bekerja untuk dunia justru membuat kita lalai dalam beribadah. Keduanya harus berjalan seimbang, tidak boleh berat sebelah.

Wallahu a’lam bishawab.

The post Kerja Keras dalam Islam – Dalil – Hikmah appeared first on DalamIslam.com.

]]>