kesucian hati Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kesucian-hati Thu, 29 Dec 2016 10:13:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png kesucian hati Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kesucian-hati 32 32 Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran https://dalamislam.com/info-islami/hati-nurani-menurut-islam Thu, 29 Dec 2016 06:29:53 +0000 http://dalamislam.com/?p=1258 Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah telah mengaruniakan akal, nafsu, dan hati nurani pada diri manusia, dan derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya dapat dibedakan bila seseorang memiliki hati nurani […]

The post Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah telah mengaruniakan akal, nafsu, dan hati nurani pada diri manusia, dan derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya dapat dibedakan bila seseorang memiliki hati nurani yang murni.

Banyak orang yang mengatakan bila pembunuh, kuroptor, dan maling itu tidak mempunyai hati nurani. Perbuatan para penjahat tersebut hanya didasari oleh nafsu duniawi tanpa diimbangi hati nurani. Nah, yang jadi pertanyaan sebenarnya apa sih hati nurani itu? Bagaimana islam memandang hati nurani? Berikut ini pengkajiannya secara mendalam! (Baca juga: Jiwa Tenang Dalam Islam: Amalan dan Dalilnya dan Cara Menjaga Kesehatan Hati dalam Islam)

Pengertian dan Jenis-Jenis Hati nurani

Hati nurani berasal dari bahasa Latin yaitu Conscientia yang berarti kesadaran. Hati nurani juga bisa diistilakan sebagai suara hati, suara batin, atau kata hati. Jika didefinisikan secara luas, hati nurani adalah kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati manusia dan mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Hati nurani erat kaitannya dengan kesadaran diri. Dalam artian, seseorang yang mempunya hati nurani berarti ia memiliki kesadaran untuk membedakan antara tindakan yang benar dan salah. Biasanya hati nurani muncul dalam bentuk bisikan halus yang datang dari jiwa paling dalam, hanya sepintas, bersifat jujur dan intuitif (pemahaman sesuatu tanpa penalaran rasional).

Secara umum, hati nurani dibedakan menjadi 2 jenis yakni hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif.

  1. Hati nurani retrospektif

Hati nurani retrospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya di masa lampau,  semacam menghakimi diri sendiri. Bila ia berbuat kesalahan maka ia memiliki rasa penyesalan dan menyalahkan dirinya. Contohnya, setelah kamu berbohong kepada orang tua. Pasti akan muncul perasaan menyesal karena kamu tidak jujur, walaupun sebenarnya hati nuranimu sudah memerintahkan untuk berkata apa adanya.

  1. Hati nurani prospektif

Hati nurani prospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuataanya di masa depan atau yang sedang dilalui saat ini. Biasanya ditandai dengan munculnnya penolakan-penolakan dalam diri. Contohnya, ketika seorang hakim mendapat suap untuk kasusnya, maka hati nuraniya pasti cenderung menolak.

Sepertinya halnya budi pekerti, hati nurani juga perlu pendidikan sebab hati berperan sebagai pemandu kehidupan. Bila seseorang diajarkan tentang akhlak dan moral yang benar (sesuai syariat agama) sedari kecil, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi santun sesuai nuraninya. Meski demikian, belum tentu bisikan hati itu selalu baik. Adakalanya seseorang memiliki isi hati kotor sehingga membuat hidupnya tidak tenang. (Baca juga: Cara Membuat Hati Ikhlas dan Tenang , Penyakit Hati Menurut Islam, dan Obat Hati Dalam Islam).

Hati Nurani Dalam Sudut Pandang Islam

Menurut mayoritas orang islam dan para ulama, hati nurani menurut islam sering disebut sebagai “Qalbu”. Qalbu sendiri berasal dari bahasa arab “Qalb”, dimana Qalb adalah bentuk mashdar dari akar Qalaba, Qalban, Yaqlibu yang berarti memalingkan atau membalikan.

Menurut Sa’ad Hawwa , Qalbu itu adalah rasa ruhaniyah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani dan merupakan hakikat diri mausia.

Menurut iman Al-Ghazali, qalb dapat diartikan 2 makna. Pertama qalb merupakan sepotong daging (Jantung) yang terletak di kiri dada manusia. Yang kedua, qalb merupakan Lathifah-Rabbaniyah- Ruhaniyyah yaitu sesuatu yang bersifat halus (tidak bisa dilihat dengan mata kepala namun hanya bisa dilihat oleh mata batin), berhubungan dengan Ketuhanan, dan bersifat ruhaniah.

Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah.

  1. Qalbu jasmaniah

Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya memompa darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist populer yang dijelaskan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

  1. Qalbu Ruhaniah

Qalbu ruhaniah adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan batin dan tidak kasat mata. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist riwayat Ibnu Maja:

  إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ

“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)

Hati Nurani Berdasarkan Al-Quran

Dalam Al-Quran, kata qalb sendiri telah disebutkan sebanyak 132 kali. Allah Azza Wa Jalla menjelaskan bahwa hati nurani (qalbu) manusia itu mudah terbolak-balik, bisa menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan bisa pula sebagai tanda keimanan seseorang.

  1. Hati nurani (kalbu) manusia mudah berbolak-balik

Allah SWT menjelaskan bahwa hati nurani manusia itu mudah berubah. Kadangkala di jalan yang benar dan adakalanya manusia menjadi khilaf.

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَ أَبْصَارَهُمْ

“Dan Kami bolak-balikan hati mereka dan penglihatan mereka.” (QS. Al-An’am: 110)

  1. Hati nurani (kalbu) manusia bisa menjadi tanda keimanan

Hati nurani manusia juga bisa menjadi pertanda keimanannya. Seseorang yang ta’at kepada Allah, hatinya akan bergetar bila mendengar ayat-ayat Al-Quran dilantunkan.

 

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَا

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu Al-Qur’an) yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS. Az-Zumar: 23)

  1. Hati nurani (kalbu) manusia bisa mengeras

Seseorang yang terlena dengan nikmat duniawi, tamak harta, jarang berdizkir, maka hatinya akan mengeras laksana batu. Mereka adalah orang-orang yang disesatkan oleh Allah SWT dan tertutup qalbunya dari kebenaran.

 

مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Kemudian hati-hati mereka menjadi keras setelah itu, maka ia pun laksana batu, atau bahkan lebih keras lagi [ketimbang batu]. Padahal, sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang mengalirkan sungai-sungai darinya. Sungguh, di antaranya juga ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Sungguh, di antaranya juga ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa saja yang kamu kerjakan.” (Q.s. al-Baqarah: 74)

  1. Hati nurani (kalbu) adalah sarang penyakit

Penyakit yang dimaksud disni bukanlah penyakit fisik. Melainkan penyakit hati seperti dengki, iri, dendam, sombong, dusta, dan sejenisnya. Penyakit –penyakit hati seperti biasanya menimpa orang-orang munafik dan terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

 

“Di dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit tersebut, dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih akibat apa yang mereka dustakan.” (Qs. al-Baqarah: 10)

Pada dasarnya, hati nurani menurut islam atau qalbu adalah cerminan diri seseorang. Untuk memeliharnya, hendaknya kita memperbanyak berdzikir, mengingat Allah SWT, membaca Al-Quran, meningkatkan iman, memperbaiki akhlak, menjauhi hal-hal buruk yang sifatnya tidak memberikan mudharat, serta berpegang teguh pada Rukun Islam, sumber syariat Islam, rukun Islam, dan dasar hukum islam sehingga bisa memperoleh Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam.

(Baca juga: Tingkatan Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam)

The post Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Cara Menjaga Hati Sebelum Menikah https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/cara-menjaga-hati-sebelum-menikah Fri, 23 Dec 2016 02:10:22 +0000 http://dalamislam.com/?p=1226 Pernikahan adalah sesuatu yang ditunggu dan diharapkan oleh semua orang.Pernikahan juga bagian dari proses manusia untuk mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut […]

The post 5 Cara Menjaga Hati Sebelum Menikah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pernikahan adalah sesuatu yang ditunggu dan diharapkan oleh semua orang.Pernikahan juga bagian dari proses manusia untuk mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam di muka bumi, sesuai dengan perintah Agama.

Akan tetapi pasti ada masanya seseorang menunggu jodoh atau menunggu hari pernikahan itu akan tiba. Baik yang sudah memiliki calon pasangan ataupun belum, tentunya sebelum menikah kita harus senantiasa menjaga diri kita, terutama masalah hati atau jiwa.

Ada banyak kasus dimana orang-orang yang menunggu atau menanti masa pernikahan tiba malah terjebak pada suatu hal kedosaan, kemaksiatan, atau bahkan terjerumus kepada masalah pergaulan bebas. Untuk itu, berikut adalah cara-cara agar hati terjaga sebelum melangsungkan pernikahan.

Perintah Allah untuk Menjaga Hati dan Kesucian Diri

Di dalam Al-Quran Allah memberikan perintah kepada manusia untuk menjaga dirinya dari perzinahan. Perintah Allah berlaku terhadap laki-laki maupun wanita, sesuai pada kondisi perempuan dan laki-laki secara universal.

  1. Bagi Laki-Laki

Laki-laki diperintahkan untuk menjaga kemaluan dan menahan pandangannya. Hal ini agar terjaga kesuciannya. Tentu saja hal ini untuk menjaga kesucian diri termasuk juga kesucian hati. Perintah tersebut dijelaskan dalam QS An-Nur ayat 30 berikut.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur : 30)

  1. Bagi Perempuan

Perempuan juga diperintahkan hal yang sama oleh Allah SWT. Perintah terhadap perempuan adalah menjaga pandangannya, menjaga aurat dan kemaluannya, serta menutupkan kain kudung sampai dadanya.  Berikut ini disampaikan di QS An-Nur ayat 31, yang di jelaskan di ayat berikut:

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. “ (QS An-Nur : 31)

Cara Agar Hati Terjaga Sebelum Menikah

Perintah Allah tersebut tentunya harus kita laksanakan dalam kehidupan kita sebagai upaya menjaga hati kita.  Apalagi, calon pasangan yang sedang memiliki perasaan atau cinta, biasanya akan merasakan perasaan dan dorongan nafsu yang berlebih. Untuk itu, perlu dijaga hati agar tidak terjerumus kepada kemaksiatan dan perzinahan.

Berikut adalah cara menjaga hati sebelum menikah, baik yang akan menikah ataupun sedang dalam proses atau usaha mencari pasangan.

  1. Meniatkan Diri Untuk Ibadah Kepada Allah

Jika dalam proses mencari jodoh, ingin menikah, ataupun sudah merencanakan pernikahan maka, seorang muslim layaknya meluruskan kembali niatnya untuk menikah adalah sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Kelurusan niat dalam hal ibadah adalah hal yang mendasar yang harus dilakukan sebelum nantinya melaksanakan yang lain. Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam ayat berikut,

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al Bayinah : 5)

  1. Tidak Mengkondisikan Diri Pada Lingkungan atau Suatu Pergaulan Bebas

Menjaga hati hendaknya juga sekaligus tidak mengkondisikan diri pada lingkungan atau pergaulan yang bebas. Lingkungan pergaulan sangat mudah untuk mempengaruhi kita. Syetan sangat mudah untuk menggoda manusia jika dilakukan dalam lingkungan yang kondusif untuk berbuat dosa.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nur : 21)

  1. Menundukkan Pandangan dan Menjaga Aurat

 “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A’raf : 26)

Sebagaimana ayat di atas, maka sebaiknya untuk menjaga hati sebelum menikah hendaknya antar calon pasangan tidak saling mengumbar aurat dan pandangan sebelum terjadinya ijab qabul. Begitupun dengan yang masih mencari jodoh maka hendak tidak mengumbar pandangan dan auratnya kepada yang bukan mahrom. Hal ini sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah karena jika pandangan dan aurat terumbar, akan mudah seseorang dikelabui oleh setan untuk berzina.

  1. Tidak Berkhalwat dengan yang Bukan Mahram

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. “ (QS Al-Isra : 32)

Berkhalwat artinya berduaan. Untuk itu bagi calon pasangan atau yan belum mahrom, tentu tidak diperkenankan berkhalwat yaitu berduaan di tempat yang sepi. Alangkah baiknya jika hendak berdiskusi dan saling mengenal memilih tempat yang ramai, tidak berpotensi untuk berbuat maksiat, dan jika memungkinkan ditemani oleh mahramnya.

  1. Menjaga Aktivitas yang Produktif

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al Qashash : 77)

Hal yang paling bisa dilakukan saat sebelum menikah agar tidak terjebak kepada kemaksiatan adalah dengan cara membuat aktivitas yang produktif. Aktivitas yang produktif akan membuat fokus kita lebih banyak, sehingga tidak akan berpikir dan mengarah kepada hal-hal yang mendekati zinah. Untuk itu, lebih baik berfokus pada apa yang kita lakukan bukan hanya memikirkan masalah calon pasangan.

Bisa juga para muslim yang sedang menunggu pernikahan, melakukan pembelajaran mengenai:

Hal-hal tersebut juga dibutuhkan dalam membangun pernikahan nantinya. Sehingga, lebih baik mempelajari hal tersebut ketimbang melakukan hal-hal yang tidak produktif atau menjeremuskan.

The post 5 Cara Menjaga Hati Sebelum Menikah appeared first on DalamIslam.com.

]]>