Pengetahuan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/pengetahuan-islam Mon, 15 Feb 2021 06:01:43 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png Pengetahuan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/pengetahuan-islam 32 32 6 Perkara untuk Para Penuntut Ilmu https://dalamislam.com/info-islami/perkara-untuk-para-penuntut-ilmu Mon, 15 Feb 2021 05:59:57 +0000 https://dalamislam.com/?p=9260 Ditulis dalam kitab Ta’lim Muta’alim; dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa syarat untuk mendapatkan suatu ilmu terdiri dari 6 perkara: اٙلٙالٙا تٙنٙالُ الْعِلْمٙ اِلّٙا بِسِتّٙةٍ. سٙاُنْبِكٙ عٙنْ مٙجْمُوْعِهٙا بِبٙيٙانٍ ذٙكٙاءٍ وٙحِرْصٍ وٙاصْطِبٙارٍ وٙبُلْغٙةٍ. وٙاِرْشٙادِ اُسْتٙاذٍ وٙطُوْلِ زٙمٙانٍ Artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 perkara, saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci, yaitu […]

The post 6 Perkara untuk Para Penuntut Ilmu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ditulis dalam kitab Ta’lim Muta’alim; dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa syarat untuk mendapatkan suatu ilmu terdiri dari 6 perkara:

اٙلٙالٙا تٙنٙالُ الْعِلْمٙ اِلّٙا بِسِتّٙةٍ. سٙاُنْبِكٙ عٙنْ مٙجْمُوْعِهٙا بِبٙيٙانٍ

ذٙكٙاءٍ وٙحِرْصٍ وٙاصْطِبٙارٍ وٙبُلْغٙةٍ. وٙاِرْشٙادِ اُسْتٙاذٍ وٙطُوْلِ زٙمٙانٍ

Artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 perkara, saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci, yaitu kecerdasan, sungguh-sungguh, kesabaran, ada biaya, ada bimbingan guru, dan waktu yang lama.”

Dalam syair di atas telah dijelaskan bahwa dalam menuntut ilmu terdapat beberapa syarat yang dianjurkan untuk dipenuhi, agar ilmu yang dicari dan didapatkan bisa menjadi keberkahan.

1. Dzakaun (Kecerdasan)

Perkara pertama untuk mendapatkan suatu ilmu adalah kecerdasan. Cerdas yang dimaksud disini adalah cerdas yang sudah Allah anugerahkan kepada setiap manusia.

Jadi dengan kita menuntut ilmu, kita hanya tinggal untuk mengembangkan kecerdasan yang kita miliki. Menurut beberapa ulama, kecerdasan itu terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Muhibbatun Minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah SWT). Dimana kecerdasan ini biasanya memiliki tingkat dalam menghafal suatu ilmu itu kuat dan daya talar yang hebat.
  • Muktasab (Kecerdasan yang diperoleh dengan cara kita berusaha semaksimal mungkin). Dimana kecerdasan ini biasanya kita dapat peroleh dengan cara menulis, mencatat, merangkum, dari ilmu yang didapat.

2. Hirsun (Sungguh-Sungguh)

Dalam menuntut ilmu jika kita tidak dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh didalam diri kita, maka sangat sulit untuk bisa memperoleh ilmu tersebut.

Sehingga ketika kita mendatangi majelis ilmu, kita mendengarkan ilmu yang disampaikan dengan seksama, duduk di barisan paling depan, dan tidak mengobrol. Karena terkadang tempat duduk yang kita tempati juga mempengaruhi pada ilmu yang masuk.

Kita juga sering mendengar salah satu mahfudzot yang berbunyi seperti ini:

مٙنْ جٙدّٙ وٙجٙدٙ

“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia”

Jadi barangsiapa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu maka kita akan memperoleh ilmu tersebut.

3. Isthobarun (Sabar)

Seseorang yang mencari ilmu kita dianjurkan untuk bersabar dalam segala hal. Baik itu dalam perjalanan yang kita tempuh, sifat guru yang sulit dimengerti, ilmu pelajaran yang sulit untuk dipahami, atau bahkan tugas yang banyak dan harus dikerjakan.

Segala sesuatu rintangan dan godaan dalam menuntut ilmu kita diharuskan untuk bersabar, karena dalam salah satu mahfudzot juga dituturkan yang berbunyi:

مٙنْ صٙبٙرٙ ظٙفِرٙ

“Barangsiapa yang bersabar maka beruntunglah ia”

Didalam firman Allah juga disebutkan : “Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang bersabar.” Jadi kita tidak perlu khawatir karena ada Allah selalu di sisi orang-orang yang bersabar.

4. Bulghatun (Biaya)

Menuntut ilmu juga diperlukan biaya yang cukup. Walaupun ada beberapa lembaga pendidikan yang berfasilitas gratis Tidak membayar apapun, tetapi tetap saja kita harus membeli perlengkapan sekolah lainnya seperti baju seragam, ongkos untuk pergi ke sekolah, bekal yang harus dibawa, dan lain sebagainya. Jadi menuntut ilmu juga diperlukan biaya yang harus kita persiapkan, agar tercapainya mencari ilmu tersebut.

5. Irsadun Ustadzin (Bimbingan Guru)

Perkara yang kelima ini cukup penting dalam syarat menuntut ilmu. Kita para pencari ilmu memerlukan bimbingan guru, agar andaikan jika kita dalam perjalanan kita tidak akan tersesat.

Ada yang mengingatkan kita selalu jika kita berada dijalan yang salah. Boleh saja kita belajar dengan cara otodidak, akan tetapi alangkah baiknya kita tetap mencari guru untuk belajar. Dan supaya segala ilmu yang kita cari akan memperoleh keberkahan dari seorang bimbingan guru.

6. Thaul Zaman (Waktu Yang Lama)

Seseorang yang mencari ilmu diperlukan waktu yang lama. Tidak ada waktu yang singkat dalam menuntut ilmu. Di negara ini dianjurkan menempuh pendidikan selama 12 tahun yakni dari SD hingga SMA. Selama 12 tersebut bukankah waktu yang cukup lama?

Apalagi jika kita ingin melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, bukankah dibutuhkan waktu yang lama lagi? Imam Al-Baihaqi berkata: “Ilmu tidak mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”

Itulah 6 perkara yang harus kita perhatikan bagi para penuntut ilmu agar kita memperoleh ilmu yang kita cari.

The post 6 Perkara untuk Para Penuntut Ilmu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Tahapan dalam Menuntut Ilmu https://dalamislam.com/info-islami/tahapan-dalam-menuntut-ilmu Mon, 08 Feb 2021 07:05:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=9018 Ilmu adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dengan tidak adanya ilmu di dalam diri kita maka kita menjalani hidup ini menjadi tanpa arah dan tanpa tujuan. Bahkan menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu itu lebih berharga daripada harta, karena kaulah yang menjaga harta, sedangkan ilmu yang menjagamu. Di dalam hadist juga disebutkan bahwasanya […]

The post 3 Tahapan dalam Menuntut Ilmu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dengan tidak adanya ilmu di dalam diri kita maka kita menjalani hidup ini menjadi tanpa arah dan tanpa tujuan.

Bahkan menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu itu lebih berharga daripada harta, karena kaulah yang menjaga harta, sedangkan ilmu yang menjagamu. Di dalam hadist juga disebutkan bahwasanya menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

Di sekeliling kita ada berbagai ilmu yang dapat kita pelajari bagi kehidupan kita. Baik itu ilmu berinteraksi dengan alam, berinteraksi dengan sesama manusia, bahkan ilmu berinteraksi dengan alam semesta.

Akan tetapi ada yang lebih penting dan utama dibandingkan ilmu di atas, yaitu ilmu yang mempelajari pengetahuan agama. Karena dengan kita mempelajari ilmu agama, kita akan mengenal apa itu iman, ketauhidan, ketaqwaan, etika, dan lain sebagainya.

Dengan ilmu juga, kita sebagai manusia dapat memiliki kedudukan yang tinggi dan berbeda dari segala makhluk di muka bumi ini.

Ibaratkan sebuah bangunan, ilmu agama menjadi pondasi dasar suatu bangunan tersebut, sedangkan ilmu yang lainnya hanya sebagai pelengkap dari bangunan tersebut bahkan tidak berpenghujung. Karena ilmu agama akan menuntun kita kepada segala sesuatu di muka bumi ini, bahkan sampai kita bertemu dengan RabbNya.

Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

“Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah:11).

Dan menurut Sayyidina Umar bin Khattab terdapat 3 tahapan seseorang dalam menuntut ilmu agar kita sebagai manusia memperoleh derajatnya.

1. Tahap Kesombongan

Untuk tahap pertama ini, jika kita memperoleh ilmu maka ia akan sombong. Biasanya tahapan pertama ini terjadi, jika kita baru saja memperoleh ilmu baru yang orang lain belum mengetahuinya, sehingga kita merasa sombong karena kita lebih tahu dibandingkan dengan orang lain.

Kita sebagai manusia pada dasarnya pasti ingin menjadi seorang terbaik dan rasa ingin dihormati. Akan tetapi, sikap seperti itu akan lebih menjuruskan kita kepada rasa sombong. Dimana rasa sombong itu akan menutup mata, hati, dan telinga kita untuk mencari lebih jauh tentang ilmu yang tidak seberapa kita pelajari.

2. Tahap Tawadhu

Tahapan kedua dalam tingkatan ilmu adalah tawadhu. Ketika kita sudah memahami ilmu tersebut, sikap kita terhadap ilmu yang kita peroleh adalah sikap tawadhu.

Kita merasa rendah hati karena kita tahu bahwa begitu luasnya samudera ilmu yang kita pelajari. Rasa tawadhu ini juga akan membuka mata, hati, dan telinga kita untuk terus mencari ilmu dimanapun dan kepada siapapun.

3. Tahap Tidak Tahu Apa-Apa

Tahapan ketiga ini adalah tahapan tertinggi dalam tingkatan menuntut ilmu. Setelah menyelami berbagai ilmu yang dipelajari, kita baru menyadari bahwa ilmu yang selama ini kita dapat belum ada apa-apanya, dan kita merasa pada fase tidak tahu apa-apa. Dan kita akan sadar bahwa ilmu yang diberikan oleh Allah SWT tidak ada habisnya.

Itulah 3 Tahapan seseorang dalam menuntut ilmu, ditambah dengan kita mengetahui keutamaan seseorang dalam menuntut ilmu yang niscaya Allah SWT akan menaikkan derajat kita. Dan kita seharusnya segera mengintrospeksi diri sendiri, jadi ada di fase mana kita sekarang sebagai penuntut ilmu?

The post 3 Tahapan dalam Menuntut Ilmu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tata Cara Wudhu: Doa dan Gambarnya https://dalamislam.com/dasar-islam/tata-cara-wudhu Thu, 16 Apr 2020 00:34:54 +0000 https://dalamislam.com/?p=8430 Wudu dalam bahasa Arab yaitu الوضوء (al-wuḍū) yang berarti salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat. Wudhu berarti membersihkan anggota wudhu (anggota tubuh yang harus dibersihkan ketika wudhu) untuk bersuci dari hadas kecil dengan menggunakan air suci lagi mensucikan. Berikut ini urutan wudhu yang benar: 1. […]

The post Tata Cara Wudhu: Doa dan Gambarnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Wudu dalam bahasa Arab yaitu الوضوء (al-wuḍū) yang berarti salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat.

Wudhu berarti membersihkan anggota wudhu (anggota tubuh yang harus dibersihkan ketika wudhu) untuk bersuci dari hadas kecil dengan menggunakan air suci lagi mensucikan.

Berikut ini urutan wudhu yang benar:

1. Berniat

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Artinya :”Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu karena Allah Ta’ala”.

2. Membasuh kedua telapak tangan

membasuh kedua tangan

Dilakukan tiga kali, dengan membersihkan sela-sela jari. Dan membaca:

اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا

Artinya :”Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.”

3. Berkumur

berkumur

Berkumur sebanyak tiga kali, dengan membaca:

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ اللَّهُمَّ اسْقِنِي مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

Artinya :”Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya.”

4. Membersihkan lubang hidung

membersihkan hidung saat wudhu

Membersihkan sebanyak 3 kali, dengan membaca:

اللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الْجَنَّةِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنِيْ رَائِحَةَ نِعَمِكَ وَجَنَّاتِك

Artinya :”Ya Allah (izinkan) aku mencium wewangian surga. Ya Allah, jangan halangi aku mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya surga.

5. Membasuh wajah

membasuh wajah saat wudhu

Membasuh dari ujung kepala hingga dagu sebanyak tiga kali, dengan membaca:

اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

Artinya :”Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam.”

6. Membasuh kedua tangan

membasuh tangan saat wudhu

Membasuh tangan hingga siku sebanyak tiga kali, dengan membaca:

  • Untuk tangan kanan

اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا

Artinya :”Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.”

  • Untuk tangan kiri

اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ

Artinya :”Ya Allah, jangan kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan janganlah pula diberikan dari balik punggungku.”

7. Membasuh kepala

membasuh kepala saat wudhu

اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّك

Artinya :”Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan dari-Mu.”

8. Membersihkan telinga

membasuh telinga saat wudhu

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ

Artinya :”Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang baik dari ucapan tersebut.”

9. Membasuh kedua kaki

membasuh kaki saat wudhu

Membasuh sebanyak tiga kali, secara bergantian. Dengan membaca:

  • Untuk kaki kanan

اللهم اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ

Artinya:”Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”

  • Untuk kaki kiri

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ

Artinya:”Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang tergelincir.”

10. Membaca Doa Setelah Wudhu

أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih).”

The post Tata Cara Wudhu: Doa dan Gambarnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Simbol Illuminati dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/simbol-illuminati Tue, 31 Mar 2020 01:27:05 +0000 https://dalamislam.com/?p=8410 Belum lama ini, sebagian umat Islam dihebohkan dengan adanya masjid dengan mihrab berbentuk segitiga. Mereka menganggap bahwa bentuk segitiga merupakan simbol illuminati yang kerap dikaitkan dengan Zionisme dan Dajjal. Benarkah demikian? Simbol segitiga yang selalu dikaitkan dengan illuminati adalah The Eye of Providence yakni simbol mata satu dalam segitiga. Simbol ini telah ada sejak zaman […]

The post Simbol Illuminati dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Belum lama ini, sebagian umat Islam dihebohkan dengan adanya masjid dengan mihrab berbentuk segitiga.

Mereka menganggap bahwa bentuk segitiga merupakan simbol illuminati yang kerap dikaitkan dengan Zionisme dan Dajjal.

Benarkah demikian?

Simbol segitiga yang selalu dikaitkan dengan illuminati adalah The Eye of Providence yakni simbol mata satu dalam segitiga. Simbol ini telah ada sejak zaman Mesir Kuno.

Simbol yang disebut Horus ini merupakan jimat untuk melawan mata jahat.

Dalam perkembangannya, simbol mata satu digunakan sebagai bagian dari Lambang Negara Amerika Serikat dan lembaran uang kertas 1 dollar AS.

Kemudian illuminati menggunakan simbol mata satu. Dan baru pada tahun 1797, simbol ini digunakan oleh Freemason yakni kelompok rahasia yang telah ada sebelum illuminati dibentuk.

Simbol religi

Di masa Mesir Kuno, simbol Horus digunakan sebagai jimat untuk melawan mata jahat.

Dapat dikatakan bahwa simbol Horus merupakan simbol religi masa itu.

Pun dengan Amerika Serikat. Simbol mata satu dalam segitiga yang terdapat dalam uang kertas 1 dollar maupun Lambang Negara AS merupakan simbol Kristiani.

Bentuk segitiga melambangkan konsep Trinitas sedangkan mata melambangkan Mata Tuhan.

Simbol ini digunakan sebagai media komunikasi pada masa lalu di mana masyarakat belum bisa membaca dan menulis.

Bagaimana Islam memandang simbol ini?

Berdasarkan teori konspirasi tentang illuminati, sebagian umat Islam meyakini bahwa simbol illuminati merupakan simbol Zionisme dan Dajjal.

Simbol ini begitu ditakuti karena organisasi penggunanya merupakan kelompok yang memiliki kekuatan besar untuk mendominasi dunia dan Islam menjadi target sasarannya.

Mereka mengajukan bukti di antaranya mulai banyak diterapkannya simbol illuminati di masjid-masjid.

Selain itu, Kerajaan Arab Saudi yang identik dengan Islam justru menggunakan lambang segitiga sebagai lambang kepolisian.

Terkait dengan hal ini, Muhammad Abduh Tuasikal menyatakan, pendapat bahwa simbol illuminati adalah simbol dajjal tidak didasari oleh dalil yang jelas.

Alasannya, dajjal adalah hal ghaib dan hanya Allah-lah yang mengetahuinya. Dalam surat Al-Jin ayat 26-27 Allah berfirman,

“Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”

QS. Al-Jin : 26-27

Allah juga berfirman dalam surat An-Naml ayat 65 sebagai berikut.

“Katakanlah : “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”

QS. An-Naml : 65

Adapun digunakannya simbol mata sebagai lambang kepolisian Kerajaan Arab Saudi dikarenakan Budaya Bangsa Arab sendiri yang sangat menghormati mata sebagai simbol pengawasan dan kecintaan.

Lantas, bagaimana kita menyikapinya?

Sebaiknya, sebagai makhluk yang diberi akal dan ilmu, umat muslim seharusnya mencari informasi sebanyak dan selengkap mungkin tentang sesuatu agar tidak salah melangkah. Caranya banyak membaca dari berbagai sumber.

Jangan sampai informasi yang diperoleh berasal dari “katanya” atau “kata si anu” tanpa mencari tahu lebih lanjut.

Hal ini berlaku dalam segala hal termasuk teori konspirasi tentang illuminati.

Sekedar informasi, teori konspirasi tentang illuminati lahir dari teks Principia Discordia yang berbau parodi dan beredar di tahun 1960an.

Sang penulis Principia Discordia bernama Kerry Thornley kemudian berkolaborasi dengan wartawan majalah Playboy bernama Robert Anton Wilson menciptakan teori konspirasi illuminati.

Mereka menyebarkan disinformasi dan misinformasi melalui media massa dengan tujuan untuk membuat kekacauan di masyarakat.

Apakah umat muslim masih mau mendasarkan sesuatu atas dasar teks parodi atau teori konspirasi lainnya?

The post Simbol Illuminati dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Syarat Kredit Tanpa Riba Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/syarat-kredit-tanpa-riba-dalam-islam Sun, 09 Jun 2019 15:23:43 +0000 https://dalamislam.com/?p=7047 Kebutuhan duniawi yang cukup banyak dan pemasukan yang tidak bisa memenuhinya terkadang membuat setiap orang yang berusaha menghidupi diri sendiri dan keluarga kebingungan. Hal ini dikarenakan banyaknya sesuatu yang diinginkan namun kita terlalu mentah dalam menyusun strategi. Itulah kenapa di sekitar kita hadir banyak sekali para pelaku pemberi pinjaman yang menjamur. Seakan mereka mengetahui betapa […]

The post 5 Syarat Kredit Tanpa Riba Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kebutuhan duniawi yang cukup banyak dan pemasukan yang tidak bisa memenuhinya terkadang membuat setiap orang yang berusaha menghidupi diri sendiri dan keluarga kebingungan. Hal ini dikarenakan banyaknya sesuatu yang diinginkan namun kita terlalu mentah dalam menyusun strategi.

Itulah kenapa di sekitar kita hadir banyak sekali para pelaku pemberi pinjaman yang menjamur. Seakan mereka mengetahui betapa naasnya perekonomian rumah tangga kita bahkan tanpa diberi tahu. Sayangnya, para pelaku pemberi pinjaman tersebut menerapkan prinsip bunga yang mana hukumnya haram dimata Allah, karena merupakan Riba.

Padahal Islam mengingatkan berkali-kali bahwasannya Riba itu tidak boleh karena dosa dan kerugian yang ditimbulkan begitu besar. Allah SWT berfirman dalam QS, Ali Imron ayat 130 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Qs. Ali Imron: 130)

Selain itu, adapula dalil dari QS, Al Baqarah yang menjelaskan dengan sangat rinci betapa mengerikannya dosa riba tersebut :

Baca juga:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٧٥)يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ (٢٧٦)إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٢٧٧)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٢٧٨)فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ (٢٧٩

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 275-279)

Baca juga:

Atas dasar tersebutlah yang harusnya membuat kita berfikir berkali-kali sebelum melakukan pinjaman atau kredit. Bahkan, apabila pinjaman dilakukan di Bank pun, apabila ada bunga yang harus dibayarkan, sekecil apapun itu, itu termasuk riba. Naudzubillah.

Kredit Tanpa Riba Menurut Pandangan Islam

Islam memang mengharamkan riba, namun tidak mengharamkan kredit. Setiap muslim boleh meminjam sebagian harta muslim lain guna untuk keperluan dengan syarat harus dikembalikan. Dengan catatan, setiap akad yang dilakukan pun harus dilakukan sesuai syariat islam.

Berikut adalah syarat-syarat kredit tanpa riba dalam Islam yang harus diperhatikan saat berhutang :

1. Yang dikreditkan bukanlah barang ribawi

Barang Ribawi sendiri, dari dahulu sudah ditentukan bahwasannya terdapat beberapa barang yang termasuk barang ribawi, antara lain adalah uang, perak, emas, gandum, garam, kurma dan sebagainya.

Hal-hal diatas apabila dikreditkan (dipinjamkan kepada orang lain). Maka akan terbentur suatu ketentuan. Ketentuan tersebut dijelaskan oleh Rasulullah salallahu’alaihi wa sallam dalam sebuah hadist :

“Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma dan garam dengan garam, tidak mengapa jika dengan takaran yang sama, dan sama berat serta tunai. Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka hatimu asalkan dengan tunai dan langsung serah terimanya.” (HR. Muslim)

Yang dimaksudkan adalah apabila kita meminjam uang sebesar satu juta rupiah, namun saat dikembalikan kita harus mengembalikan beserta bunga sebesar 1 persen (10 ribu rupiah), maka transaksi itu riba. Dan hukumnya haram. Karena termasuk barang ribawi.

Namun berbeda apabila transaksi yang dilakukan adalah pinjaman atau transaksi yang bukan termasuk barang ribawi. Contohnya adalah berhutang kambing. Semisal di tahun 2015 saya berhutang seekor kambing dengan harga 1 juta, dan saya harus mengembalikan kambing tersebut pada tahun 2019, sedangkan pada tahun tersebut harga kambing sudah naik menjadi 1 juta 500, maka saya harus mengembalikan kambing serupa atau nominal yang sesuai dengan harga  kambing di tahun tersebut. Dan transaksi berikut bukanlah riba.

Baca juga:

2. Yang Dikreditkan adalah harta milik sendiri

Dalam artian harta benda yang hendak dikreditkan bukanlah barang milik orang lain. Contoh kasus yang tidak boleh dilakukan adalah¸ semisal ada seorang yang menawarkan jasa penggandaan uang, dimana dia meminta investasi sejumlah uang dari beberapa orang, namun uang tersebut dia gunakan sebagai modal usaha melakukan pinjaman kepada orang lain dengan menambah bunga sekian persen, maka itu tidak boleh.

3. Transaksi harus dicatat jelas

Syarat kredit tanpa riba dalam Islam berikutnya adalah setiap transaksi harus dicatat dengan jelas. Pencatatan itu sangat perlu, agar menghindarkan dari hal hal yang tidak diinginkan. Pasalnya apabila ada nota yang menjadi bukti kesepakatakan, maka segala jenis kerugian pun bisa dipertanggung jawabkan. Waktu jatuh tempo kredit juga harus jelas.

4. Tidak boleh ada tambahan apabila terlambat membayar

Yang dimaksud adalah penambahan bunga yang sudah dijelaskan diatas. Berapapun persen yang ditanggungkan, apabila itu adalah bunga maka hukumnya haram.

Namun harus ada pembeda terhadap sedekah. Contoh kasus adalah semisal saya meminjam sejumlah harta kepada teman saya, dan saya kembalikan sesuai jumlah yang saya pinjam dikemudian hari, dan dikarenakan kala itu saya memiliki harta lebih, maka saya berikan sejumlah imbalan untuk teman saya tersebut dengan niat sedekah secara ikhlas, maka itu boleh.

5. Akad yang benar-benar jelas

Akad yang dimaksud adalah kesepakatan kedua belah pihak. Kredit yang baik adalah kredit yang tidak menekan satu pihak. Semua harus adil, dicatat dengan jelas dan transaksinya sesuai syariat. Apabila semua yang ada di meja perjanjian sudah tidak memberatkan, maka insyaAllah apapun yang terjadi maka tidak akan haram.

Baca juga:

Tentu saja pemahaman tentang Riba, Gharar dan Maisyir harus dipahami sangat dalam lebih dari ini, pasalnya perekonomian merupakan hal yang rawan kecurangan, apabila kita tidak memiliki ilmu dan pemahaman yang tepat, tidak hanya rugi di dunia, bisa-bisa kita juga rugi di akhirat nanti.

Tentunya kita tidak ingin apabila nanti kita mengamalkan dosa besar secara terus menerus karena kita tidak tau seluk beluk dari dosa tersebut. Naudzubillah.

Demikian penjelasan mengenai syarat kredit tanpa riba dalam Islam. Semoga dapat menambah keilmuan dan pemahaman kita agar lebih baik dari hari kemarin. InsyaAllah. Semoga pula kita selalu diberi kemudahan dan petunjuk agar selalu berada di jalan yang benar menurut syariat. Amin.

Hamsa,

The post 5 Syarat Kredit Tanpa Riba Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kisah Abdullah Yusuf Ali, Penerjemah Al-Qur’an Pertama ke Bahasa Inggris https://dalamislam.com/sejarah-islam/kisah-abdullah-yusuf-ali Thu, 06 Jun 2019 09:14:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=7010 Sejarah Al-Qur’an memang sangat panjang. Pasalnya, sebelum Al Qur’an menjadi lembaran kitab yang bisa dibaca setiap umat muslim di seluruh dunia, dahulu harus mengalami banyak proses yang tidak mudah. Tentu saja salah satu proses yang menjadi titik balik perkembangan Al-Qur’an adalah masa pembukuan yang terjadi di kekhalifahan Umar Bin Khattab. Kala itu, muncul gagasan dimana […]

The post Kisah Abdullah Yusuf Ali, Penerjemah Al-Qur’an Pertama ke Bahasa Inggris appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah Al-Qur’an memang sangat panjang. Pasalnya, sebelum Al Qur’an menjadi lembaran kitab yang bisa dibaca setiap umat muslim di seluruh dunia, dahulu harus mengalami banyak proses yang tidak mudah. Tentu saja salah satu proses yang menjadi titik balik perkembangan Al-Qur’an adalah masa pembukuan yang terjadi di kekhalifahan Umar Bin Khattab.

Kala itu, muncul gagasan dimana setiap firman Allah yang diajarkan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam harus dibukukan dikarenakan pada kala itu pada Hafidz (penghafal Al Qur’an) banyak sekali yang meninggal di medan perang dan dibunuh kaum kafir, sehingga beberapa sahabat takut kalau jika semuanya meninggal maka tidak akan ada yang tersisa lagi orang-orang yang bisa ‘membawa’ firman Allah.

Namun tentu saja, gagasan itu juga banyak pertentangan pasalnya di zaman Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah ada pesan maupun petuah dari baginda Rasululullah sendiri dan sebagian sahabat takut bahwa hal ini merupakan termasuk bid’ah. Dan setelah diadakan pertimbangan dari segi mudharat dan manfaat, akhirnya Al-Qur’an pun dibukukan.

Dahulu kala ayat-ayat Al-Qur’an ditulis di batang-batang kayu, kulit kulit binatang dan lembaran-lembarang daun. Namun seiring perkembangan zaman, Al-Qur’an dibukukan di mushaf-mushaf kertas. Tentu saja proses tersebut hanyalah memindahkan dari bentuk lisan yang diingat para Hafidz ke bentuk tulisan, tanpa mengubah maupun menambahi isi yang ada di dalamnya, karena ayat-ayat tersebut merupakan firman Allah.

Baca juga:

Perkembangan Al-Qur’an tidak berhenti sampai disitu, pasalnya ada tiba disuatu masa dimana Al-Qur’an diterjemahkan ke bahasa Inggris. Menjadikan ajaran Allah menjadi bahas Universal yang bisa dipahami setiap orang yang ada di bumi. Berikut kisah Abdullah Yusuf Ali seorang penerjemah Al-quran pertama untuk dalam bahasa inggris.

Abdullah Yusuf Ali, Seorang yang Menerjemahkan Al-Qur’an

Yusuf Ali merupakan seorang pemuda yang lahir di India para tahun 1872. Posisi india yang dijajah inggris kala itu membuatnya menjadi seorang berkebangsaan inggris saat dia dewasa. Dia bahkan mendapatkan gelar ‘Sir’ oleh Inggris atas dedikasinya, penghargaan tertinggi setara ksatria yang bisa diberikan oleh ratu Inggris.

Terlahir di keluarga muslim dan memiliki kesungguhan dalam mempelajari kandungan Al-Qur’an dan tafsir kitab dia pun memulai langkah pertamanya dari pencapaian yang akan merubah mata dunia kepada Ajaran islam.

Dedikasi Abdullah Yusuf Ali Dalam Dakwah Islam

Karena kesungguhannya dalam mempelajari kandungan Al-Qur’an, Abdullah Yusuf Ali merupakan Hafidz yang menghabiskan 40 tahuun masa hidupnya untuk menyempurnakan tasfirnya atas Al-Qur’an. Buku yang keluar atas pengorbanannya tersebut diberi judul : The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary.

Menjadi sebuah mahakarya yang luar biasa dari Abdullah Yusuf Ali. Buku yang berisi Ayat Al-Qur’an sekaligus Terjemahannya ke Bahasa Inggris ini pertama kali dicetak pada tahun 1934.

Bahkan hingga masa kini terus dicetak berulang-ulang dan disebarkan ke berbagai penjuru dunia dan menjadi Terjemahan Al-Qur’an yang paling banyak beredar dan paling banyak digunakan oleh umat muslim yang tinggal di negara-negara yang berbahasa Inggris. Bahkan para pendakwah yang menyebarkan ajaran Islam sering merefrensikan terjemahan milik Abdullah Yusuf Ali sebagai terjemahan yang harus digunakan.

Baca juga:

Dalam bagian pengantar dari karya terjemahnya tersebut, Abdullah Yusuf Ali mencurahkan hasil usahanya dengan sebuah kalimat manis yang sangat meyakinkan bahwa terjemahan Al-Qur’an yang dia tafsirkan adalah hasil kerja yang insyaAllah akan menjadi kebermanfaatan sesama :

Saudara-saudaraku yang aku hormati, apa yang aku persembahkan di hadapan Anda sekalian adalah tafsir Al-Qur’an al-Karim dengan Bahasa Inggris. Aku terjemahkan kata per kata dari teks aslinya. Namun buku ini bukanlah semata-mata alih bahasa saja. Tetapi juga memuat penggambaran tentang makna-maknanya semampu yang aku pahammi dari teks asli untuk kusajikan pada Anda sekalian.

Sudah seharusnya buku ini bersesuaian antara teks aslinya dengan hasil terjemahnya secara detil. Tapi itu terbatas dengan kemampuan penaku. Aku ingin agar Bahasa Inggris sendiri menjadi Bahasa Islam (yang bisa sepadan nilai rasanya dengan Bahasa Arab pen.). Namun hal itu mustahil. Tapi aku berusaha semampuku untuk menghadirikan ke hadapan Anda terjemah yang sepadan, yang membantu Anda dalam memahami Alquran al-Karim.

Abdullah Yusuf Ali di akhir hayatnya

Abdullah Yusuf Ali wafat pada tanggal 10 Desember 1953 pada umut 81 tahun di London. Ia dimakamkan di Inggris, di pemakaman khusus muslim di Brockward-Suri, dekat Werkneck. Meninggalkan warisan yang sangat besar kepada dunia.

Perbedaan Terjemahan Al Qur’an dengan Kitab Yang lain.

Memang, terjemahan kitab tidak hanya terjadi kepada Al-Qur’an. Kitab-kitab yang diimani oleh agama lain pun juga memiliki terjemahan yang dilatar belakangi oleh sejarah mereka masing-masing. Contohnya saja The Bibble.

Lantas apa perbedaan dari terjemahan kitab kitab tersebut dibanding dengan Al-Qur’an? Jawabannya adalah, Al-Qur’an meskipun diterjemahkan ke berbagai bahasa, bahasa aslinya tetap tidak berubah. Itulah yang membuat Ajaran islam tidak bisa dibantah, Pasalnya Firman ayat-ayatnya dari Zaman Rasulullah tetap berbahasa Arab.

Datang dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Rasulullah salallahu’alaihi wa sallam kemudian disampaikan kepada para sahabat dan dibukukan di zaman Umar Bin Khattab. Hingga pada akhirnya, dijaga keasliannya dan diterjemahkan tanpa merubah bahasa aslinya.

Baca juga:

Berbeda dengan The Bibble yang memiliki beberapa versi suntingan yang apabila dibandingkan terkadang akan menimbulkan kontradiksi karena satu versi dengan versi yang lain bisa jadi tidak sama. Apabila seorang Nasrani diminta membacakan satu ayat, dan Nasrani lain diminta membaca ayat yang sama di The Bibble versi yang berbeda, kalimat mereka terkadang tidak senada.

Namun Apabila seorang muslim Indonesia diminta membaca surah Al Fatihah, dan kemudian muslim Afrika Selatan diminta pula membaca Surah Al Fatihah, maka bacaan dari lisan mereka akan tetap senada. Itulah mukjizat Al-Qur’an.

Dari kisah Abdullah Yusuf Ali diatas, tentunya dapat kita pahami bahwa Al-Qur’an merupakan Kitab yang tidak bisa dipersalahkan. Dapat diterima oleh setiap manusia dan merupakan petunjuk sebenar-benarnya petunjuk.

Semoga atas penjelasan tersebut, dapat memberikan dan keberkahan atas keilmuan yang lebih baik dari kemarin. Dan semoga pula, kita selalu diberikan petunjuk untuk berada di jalan yang lurus, insyaAllah

Semoga bermanfaat

Hamsa,

The post Kisah Abdullah Yusuf Ali, Penerjemah Al-Qur’an Pertama ke Bahasa Inggris appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Ilmuwan Islam yang Membawa Perubahan Dunia https://dalamislam.com/sejarah-islam/ilmuwan-islam-yang-membawa-perubahan-dunia Sat, 09 Mar 2019 02:22:36 +0000 https://dalamislam.com/?p=5784 10 Ilmuwan Islam yang Membawa Perubahan Dunia 1. Al-Khawarismi Bidang: matematika (Algebra / Algoritma / Aritmatika / Aljabar), astronomi dan geografi. Penemuan: angka nol, al-jabar Al-Khawarismi merupakan seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa Algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan Al-Gorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam […]

The post 10 Ilmuwan Islam yang Membawa Perubahan Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Ilmuwan Islam yang Membawa Perubahan Dunia

1. Al-Khawarismi

Bidang: matematika (Algebra / Algoritma / Aritmatika / Aljabar), astronomi dan geografi.

Penemuan: angka nol, al-jabar

Al-Khawarismi merupakan seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari Iran.

Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa Algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan Al-Gorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung.

Mengapa ? Karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung.

Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar.

2. Ibnu Sina

Bidang: kedokteran, pengobatan (medicine), fisika, geologi, mineralogi, matematika, astronomi, filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup antara tahun 986-1037 M.  Ia adalah seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.

Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu. Bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.

3. Ibnu Haitham

Bidang: optik

Penemuan: Konsep kamera

Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.

Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan yang berkaitan dengannya.

Ia telah memberikan ilham kepada ahli sains dari dunia barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics, Optics, Mathematics.

4. Ibnu Ismail Al Jazari

Bidang: robotika, mekanika, fluida

Penemuan/Karya: Jam Gajah

Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.

Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.

”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).

Baca juga :

Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazar. Al Jazari merupakan seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir di Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya.

5. Abu Al Zahrawi

Bidang: medis, kedokteran, ahli tulang, ahli bedah.

Penemuan/Karya: benang Cut gut, alat bedah

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia.

Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.

Baca juga :

Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa.

Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.

Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke Andalusia. Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat.

Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi.

Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.

Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976.

Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan pembangunan pasar. Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat diragukan lagi.

Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser, bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen.

Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi.

Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii.

Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia.

Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.

Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.

6. Ar Razi

Bidang: demam, penyakit cacar, alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.

Atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.

Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad.

Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar.

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit Rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.

Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

7. Abu Musa Jabir

Meneliti: penemu ilmu kimia

Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M.

Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.

Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.

8. Al Kindi

Bidang: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran, ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno,

Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan.

Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri.

Baca juga :

Al Khindi  ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.

9. Abu Raihan

Meneliti: matematika, astronomi (determined Earth’s circumference), fisika, ensiklopedia, filsafat, sejarah, obat-obatan, farmasi.

Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal  13 Desember 1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earth’s circumference.

10. Piri Reis

Meneliti:geografi, peta dunia.

Pencipta  peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513.  Para ahli satelit sendiri pun merasa terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin ini.

Peta yang dibuat diatas sepotong kulit rusa berukuran 90×65 centimeter itu benar-benar digambarkan lengkap dan cukup detail.

Bahkan hasil perbandingan dengan pemotretan dari angkasa yang dilakukan menggunakan satelit saat ini, memiliki bentuk yang sangat mirip.

Mulanya para sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan peta tersebut. Di peta yang terlihat jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara kawasan lainnya seperti benua Afrika dan Amerika sama sekali tergambar sangat berbeda.

Barulah setelah gambar hasil pemotretan dari satelit pada zaman modern ini dipadukan dengan peta kuno karya muslimin bangsa Turki tersebut, ternyata sangat nyata kebenarannya bahwa gambar yang ditorehkan dalam kulit itu memang sangat detail dan terperinci!.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post 10 Ilmuwan Islam yang Membawa Perubahan Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Fungsi Akal dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-akal-dalam-islam Tue, 09 Oct 2018 02:45:36 +0000 https://dalamislam.com/?p=4464 Kata akal berasal dari bahasa Arab yaitu al-‘aql, dari bentukan kata ‘aqala – ya’qilu – ‘aqalan, yang bermakna fahima wa tadabbara atau faham/memahami dan menghayati/merenungkan dengan dalam. Akal merupakan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Dalam surat Al-Israa’ ayat 70 Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami […]

The post 6 Fungsi Akal dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kata akal berasal dari bahasa Arab yaitu al-‘aql, dari bentukan kata ‘aqala – ya’qilu – ‘aqalan, yang bermakna fahima wa tadabbara atau faham/memahami dan menghayati/merenungkan dengan dalam. Akal merupakan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Dalam surat Al-Israa’ ayat 70 Allah SWT berfirman yang artinya,

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ : 70).

Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa akal merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada manusia dan sekaligus menjadi faktor pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Karena itu, Allah SWT mendorong manusia agar bersedia menggunakan akalnya untuk berpikir. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menunjukkan dorongan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk hal-hal yang berguna. Salah satunya adalah surat An-Nahl ayat 12 yang artinya,

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).

Agar akal dapat memiliki fungsi yang maksimal maka diperlukan pemandu atau pembimbing. Dalam Islam, yang menjadi pemandu atau pembimbing akal adalah Al Qur’an dan as-Sunnah. Tanpa adanya bimbingan dari Al Qur’an dan as-Sunnah, maka akal menjadi tidak berfungsi. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan,

“Akal tidaklah bisa berdiri sendiri, akal baru bisa berfungsi jika dia memiliki naluri dan kekuatan sebagaimana mata bisa berfungsi  jika ada cahaya. Apabila akal mendapatkan cahaya iman dan Al-Qur’an barulah akal bisa seperti mata yang mendapatkan cahaya matahari. Jika tanpa cahaya tersebut, akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” (Majmu’ Fatwa, Ibnu Taimiyah)

Adapun fungsi akal dalam Islam di antaranya adalah :

1. Syarat mempelajari ilmu pengetahuan

Akal merupakan syarat untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

“Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun, (untuk mencapai itu semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al-Qur’an, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api.” (Majmu’ul Fatawa, 3/338).

2. Sarana untuk memahami kebenaran

Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran mutlak dari Allah. Umumnya kalimat yang digunakan adalah afala ta’qilun (tidakkah kamu berpikir/tidakkah kamu memikirkannya). Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 44 yang artinya,

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah : 44).

3. Sarana untuk berpikir

Akal juga digunakan sebagai sarana untuk berpikir. Adapun yang menjadi objek kajian adalah ayat-ayat kauniyah. Terdapat lebih dari 750 ayat dalam al-Qur’an yang menunjukkan agar manusia diminta untuk dapat memikirkan berbagai gejala alam sebagai upaya untuk lebih mengenal Tuhan melalui tanda-tanda-Nya. Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 164 yang artinya,

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi dan segala jenis hewan, dan pengisaran angina dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah : 164).

4. Syarat utama taklif (pewajiban/pembebanan dalam syariat)

Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat menerima taklif (beban syari’at) dari Allah SWT. Namun, bagi syarat ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak memiliki akal seperti orang gila. Rasulullah SAW bersabda,

“Pena diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan : (1) orang yang tidur sampai ia bangun, (2) anak kecil sampai mimpi basah (baligh), dan (3) orang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” (HR. Abu Daud, Syaikh Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

5. Sebagai alat dan kendali bagi seorang mukmin

Fungsi akal adalah sebagai pengendali bagi seorang mukmin. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap sesuatu memiliki alat dan kendalinya, alat dan kendali bagi seorang mukmin adalah akalnya. Setiap sesuatu memiliki keutamaan, keutamaan seseorang ada pada akalnya. Setiap sesuatu memiliki puncak, puncaknya ibadah adalah akal. Setiap kaum pasti memiliki pemimpin, pemimpin para ahli ibadah adalah akal. Setiap orang kaya pasti memiliki harta, harta orang-orang yang bersungguh-sungguh adalah akalnya. Setiap yang runtuh adalah bangunan, bangunan yang paling megah di akhirat adalah akal. Setiap perjalanan yang ditempuh pasti terdapat tempat persinggahan, tempat persinggahan para muslimin adalah akal.”   

6. Sebagai pencegah

Akal berfungsi sebagai pencegah. Dalam artian, akal mencegah manusia mengikuti nafsunya. Hal ini merujuk pada penyebutan akal dengan menggunakan istilah hijr dalam Al-Qur’an yang mengandung arti pencegah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 284 SWT Allah berfirman yang artinya,

“Milik Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 284).

Ayat tersebut memerintahkan manusia untuk selalu mengawasi, meneliti, dan merasakan apa yang ada di dalam hatinya. Jika sesuai dengan perintah-Nya maka manusia diperintahkan untuk memelihara dan menghidupkan nafs itu agar menjadi amal perbuatan baik. Namun, jika sebaliknya maka Allah SWT memberikan ganjaran yang setimpal.

Demikianlah ulasan singkat tentang fungsi akal dalam Islam. Artikel lain yang dapat dibaca di antaranya adalah cara memelihara akal dalam Islam, manfaat ilmu dalam pandangan Islam, manfaat filsafat Islam dalam masa sekarang, manfaat tasawuf dalam dunia Islam, jenis nafsu dalam Islam, sumber syariat Islam, sumber pokok ajaran Islam, fungsi Al Qur’an bagi umat manusia, fungsi hadits sebagai sumber hukum Islam, dan fungsi As-Sunnah terhadap Al Qur’an.  Semoga bermanfaat dan terima kasih.

The post 6 Fungsi Akal dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Keutamaan Puasa Ramadhan Selama 30 Hari Bagi yang Menjalankannya https://dalamislam.com/dasar-islam/keutamaan-puasa-ramadhan-selama-30-hari Sun, 03 Jun 2018 07:44:03 +0000 https://dalamislam.com/?p=3587 Ramadhan merupakan bulan yang paling dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Ramadhan juga menjadi bulan yang penuh rahmat berkah dan merupakan larang pahala bagi semua umat muslim di dunia. Inilah mengapa bulan ramadhan senantiasa menjadi bulan yang paling dirindukan dan dinantikan sebagaimana keutamaan ramadhan bagi anak . Bulan Ramadahan tentu menyimpan bernagai keutamaan bagi […]

The post 15 Keutamaan Puasa Ramadhan Selama 30 Hari Bagi yang Menjalankannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ramadhan merupakan bulan yang paling dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Ramadhan juga menjadi bulan yang penuh rahmat berkah dan merupakan larang pahala bagi semua umat muslim di dunia. Inilah mengapa bulan ramadhan senantiasa menjadi bulan yang paling dirindukan dan dinantikan sebagaimana keutamaan ramadhan bagi anak . Bulan Ramadahan tentu menyimpan bernagai keutamaan bagi yang menjalankannya  sebagaimana Rasulullah saw bersabda :

Sekiranya kalian mengetahui apa yang akan kamu dapatkan di bulan Ramadhan, niscaya kamu akan menambah rasa syukur kalian kepada Allah swt”.

Bulan ramadhan mewajibkan kita untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh sebagai bentuk kasih sayang allah kepada hambaNya . Esensi bulan ramadhan bukan hal sekedar menahan lapar dan haus namun juga menahan hawa nafsu terutama hasrat untuk melakukam perbuatan yang maksiat. Ketahui juha bahwa pada bulan ramadhan ini pahala atas kebaikan anda akan dilipatgandakan, begitu juga dengan perbuatan dosa yang anda lakukan juga akan dilipatgandakan jumlahnya.

Oleh sebab itu, hanya orang yang menjalankan ramadhaan dengan khusyuk sabagai sumber syariat islam . Berfokus pada ibadah dab kebaikannlah yang akan mendapatkam limpahan rahmat dan hidayah serta berkahnya. Sebagaimana 15 Keutamaan Puasa Ramadhan Selama 30 Hari bagi yang menjalankannya. Simak selengkapnya.

1. Diampuni Semua Dosa Baik yang Tersembunyi Maupun Terang-terangan 

Salah satu keutamaan berpuasa selama 30 hari di bulan ramadhan adalah memperoleh pengampunan dosa. Sebagai manusoa tentu kita kerap kali melakukan perbuatan doaa baik secara disengaja maupun tidak. Maka di bulan ramadhan ini Allah SWT akan memberikan keringanan berupa ampunan terhadap dosa dimasa lampau. Sebagimana Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sebagai Perisai yang Bisa Melindungi dari Api Neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’).

3. Kesempatan Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. Al-Qadar: 1-3]

4. Bau Mulutnya Lebih Harum dari Bau Misk/Kasturi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau misk/kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Umrah di Bulan Ramadhan  Dicatat Seperti Orang yang Melaksanakan Ibadah Haji

Umrah termasuk dalam sunnah Nabi yang dianjurkan untuk dikerjakan saat bulan Ramadhan, bahkan pahalanya setarah dengan ibadah haji. Berdasarkan hadis Nabi yang berbunyi:

عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ

“Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji.” [HR. Al-Bukhari & Muslim]

Dalam riwayat lain, “seperti haji bersamaku.” Sebuah kabar gembira untuk mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

6. Menambah Kadar Keimanan

Puasa ramadhan sebagai bentuk kewajiban umat islam tentunya memiliki keutamaan dalam menambah kadar keimanan seseorang. Esensi pelaksanaan ibadah dengan keimanan seseorang sangat berhubungan. Sebab mereka yang taat dan memiliki kadar keimanan tinggi akan selalu melaksanakan kewajiban ibadah sebagai sebuah bentuk pertanggung jawaban terhadap Tuhan.

7. Dikabulkan Hajatnya

Allah SWT menunaikan untuk kalian hajat-hajat dunia dan akhirat, memberi kalian apa yang diberikan kepada Nabi Ayyub; para malaikat pemikul Arasy memohonkan ampunan untuk kalian, dan pada hari kiamat Allah akan memberi kalian empat puluh cahaya, sepuluh cahaya dari sebelah kanan kalian, sepuluh dari sebelah kiri kalian, sepuluh dari depan kalian, dan sepuluh cahaya dari belakang kalian.

8. Dijaga Dari Godaan Syetan yang Terkutuk

Allah SWT selalu bersama dengan orang-orang yang sholeh. Sehingga mereka cenderung dijauhkan dari segala bentuk godaan syetan dan perbuatan maksiat. Begitu juga dengan keutamaan puasa ramadhan salah satunya adalah mampu menghindarkan manusia dari godaan syetan yang terkutuk.

9. Diluaskan Kuburnya

Allah swt meluaskan kuburan kalian seribu farsakh, menghilangkan dari kalian kegelapan dan kesepian, menjadikan kuburan kalian seperti kuburan para syuhada’, dan menjadikan wajah kalian seperti wajah Yusuf bin Ya’qub (as).

10. Dipermudah Dalam Menyebrangi Jembatan Sirotol Mustaqim

Keutamaan puasa ramadhan, kalian akan melintasi shirathal mustaqim bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada’, dan pahala kalian seperti memberi makanan kepada setiap anak yatim dari ummatku dan seperti memberi pakaian kepada setiap yang telanjang dari ummatku.

11. Memberi Syafaat Bagi yang Menjalankannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’” (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid)

12. Dilindungi dari Azab Hari Kiamat

Allah SWT menyatakan: “sungguh Aku telah mengampuni mereka dan bapak-bapak mereka, Aku akan lindungi mereka dari azab hari kiamat.”

13. Dikarunia Kebaikan Dunia dan Akhirat

Puasa ramadhan akan mengantarkanmu tidak hanya kepada kebaikan dunia namun juga kebaikan akhirat. Mengingat juga bahwa puasa ramadhan adalah bulan kemuliaan yang akanmengantarkan anda pada sebuah kebaikan hanya dengan menjalakannya. Belum lagi perbuatan baik lainnya yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan serupa.

14. Senantiasa Didoakan Oleh Para Malaikat

Keutamaan orang berpuasa yang selanjutnya adalah senantiasa didoakan oleh malaikat, sebagaimana Rasulullah saw pun bersabda

Sesungguhnya orang yang berpuasa itu selalu didoakan oleh malaikat  jika ada orang yang makan di tempatnya sampai selesai atau sampai orang yang makan itu merasa kenyang.  (Riwayat Tirmidzi).

15. Disediakan Ar-Rayyan 

Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama  Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut”. (HR. Bukhari dan Muslim).

15 Keutamaan Puasa Ramadhan Selama 30 Hari bagi yang menjalankannya. Tentunya akan semakin menambah semangat anda untuk menjalankan puasa ramadhan selama sebulan penuh seperti pahala mengaji di bulan ramadhan , manfaat jujur dalak islam dan keutamaan ramdahan 10 hari kedua  . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

The post 15 Keutamaan Puasa Ramadhan Selama 30 Hari Bagi yang Menjalankannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah Natal Menurut Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/dasar-islam/sejarah-natal-menurut-islam Mon, 23 Oct 2017 06:57:12 +0000 https://dalamislam.com/?p=2221 Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir akan tetapi secara istilah mengartikan upacara umat kristiani untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih. Perayaan Natal sendiri dimulai pada tahun 325 – 254 Sebelum Masehi yang dilakukan oleh Paus Liberus yang kemudian ditetapkan pada tanggal 25 Desember yang juga bersamaan dengan peristiwa penyembahan Dewa Matahari […]

The post Sejarah Natal Menurut Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir akan tetapi secara istilah mengartikan upacara umat kristiani untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih. Perayaan Natal sendiri dimulai pada tahun 325 – 254 Sebelum Masehi yang dilakukan oleh Paus Liberus yang kemudian ditetapkan pada tanggal 25 Desember yang juga bersamaan dengan peristiwa penyembahan Dewa Matahari dimana penyembahan Dewa Matahari secara kebetulan juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 28 April, 18 Mei dan juga 18 Oktober yang kemudian disahkan pada tanggal 25 Desember.

Sementara dalam ajaran Islam meyakini jika Yesus merupakan Nabi yang dikenal dengan Nabi Isa AS. Tanggal kelahiran Nabi Isa bagi umat Kristen bertentangan dengan Al Quran yang kita imani. Lalu, seperti apa arti hari Natal menurut Islam beserta pandangannya?, berikut kami berikan ulasan selengkapnya untuk anda.

Dalil Al-Quran tentang Nabi Isa AS

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, ” Maka rasa sakit akan melahirkan memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata, ’Aduhai, alangkah baik aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.’ Maka Malaikat Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ’Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.’ Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS. Maryam (19): 23-25]

Dari ayat Al Quran diatas dijelaskan jika Isa Al Masih dilahirkan oleh Maryam pada saat musim panas di saat pohon pohon kurma sedang berbuah dengan lebat dan kemudian makan buah kurma tersebut untuk mereka berdua.

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” [QS. Maryam: 22]

”Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: “Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. [QS. Maryam: 23]

“ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” [QS. Maryam: 24]

“ dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,” [QS. Maryam: 25]

“ Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”. [QS. Maryam: 26]

“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” [QS. Al-Maa’idah’ 5:104]

Dalam beberapa ayat diatas memperlihatkan jika kelahiran dari Nabi Isa AS bukan pada tanggal 25 Desember namun pada musim gugur kurma sebab Maryam mengambil kurma untuk makanan mereka berdua.

Menurut dasar hukum Islam, apa yang menjadi alasan umat Kristen meyakini jika tanggal 25 Desember merupakan kelahiran Nabi Isa AS adalah karena pada tanggal 25 Desember merupakan hari lahirnya Dewa Matahari dan pada hari tersebut, penduduk Romawi sedang menggelar pesta meriah dengan banyak makanan dan minuman.

Rakyat Romawi tidak ingin masuk ke dalam agama Katolik sebab tidak ingin kehilangan pesta pada tanggal 25 Desember meskipun Kaisar mereka sudah masuk ke agama Katolik. oleh karena itu Kaisar membuat siasat dengan tujuan agar rakyat Romawi mau masuk ke dalam agama Katolik dengan mengumumkan jika tanggal 25 Desember akan terus diadakan karena merupakan kelahiran Isa Al Masih tersebut.

Dengan pengumuman tersebut, maka rakyat Romawi membuat sebuah kesimpulan jika Nabi Isa Al Masih merupakan putar Dewa Matahari sehingga menurut Islam, Natal yang dirayakan umat Kristen bukanlah untuk merayakan kelahiran Nabi Isa AS akan tetapi kelahiran dari Dewa Matahari. Pada kenyataannya, fungsi agama Islam sendiri tidak mengenal dengan istilah Dewa dan maka benarlah keputusan para ulama yang menyatakan haram untuk mengucapkan selamat Natal dan juga fatwa MUI yang menyatakan haram untuk mengucapkan selamat Natal beserta dengan atribut Natal.

Dalil Mengenai Natal

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”. (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Dalam hadits di atas sudah dijelaskan mengenai hukum mengucapkan selamat Natal dan memakai atribut Natal. Rasulullah melarang umat Islam untuk menyerupai kaum dan jika kita menyerupai mereka maka kita juga masuk dalam golongan mereka. Ini mengartikan jika mengikuti orang Kristen maka kita termasuk orang Kristen sehingga kita sudah keluar dari agama Islam.

Pendapat Menteri Agama Tentang Ucapan Selamat Natal

Sementara untuk pendapat dari Menteri Agama menyatakan jika diperbolehkan untuk umat muslim mengucapkan selamat Natal pada kaum Kristiani yang sedang merayakan hari Natal tersebut sebab banyak keutamaan menyambung tali silaturahmi yang bisa di dapat. Hal ini dilakukan tidak untuk mengikuti ritual agama Kristen namun merupakan wujud toleransi pada umat beragama yang berbeda beda di indonesia.

Hukum mengucapkan selamat Natal dalam Islam diperbolehkan dan ini bukanlah sebuah ritual namun merupakan penghargaan atas sesama kaum beragama dan juga sesama penduduk Indonesia. Jika beberapa waktu ke belakang ini timbul kontroversi mengenai wacana ucapan selamat Natal dari umat muslim untuk umat Kristiani, maka Ketua Majelis Ulama Indonesia [MUI] sebagai contoh pernah menyatakan jika ucapan tersebut dianggap hal yang haram namun pendapat tersebut tidak disetujui oleh sebagian ulama sebab dinilai sebagai ekspresi toleransi dan tidak akan mengganggu keimanan umat Muslim.

Suryadharma Ali juga mengatakan jika ucapan selamat Natal yang menyatakan haram perlu dilihat kembali apakah pernyataan tersebut merupakan fatwa atas nama lembaga atau hanya sebagai pendapat pribadi. Meskipun ada pendapat seperti itu, maka sebenarnya arus utama masyarakat muslim indonesia harus tetap merujuk pada sikap dari pemerintah dan memperlihatkan bukti Islam agama damai.

Selama pemerintah tidak mempermasalahkan mengenai ucapan selamat Natal atau pun hari raya agama lainnya maka mengucapkan selamat Natal bukanlah perbuatan haram dimana Presiden, Wakil Presiden dan juga Menteri Agama juga selalu menghargai perayaan Natal bersama.

Ucapan Natal merupakan perwujudan dari toleransi antar agama di Indonesia sehingga diperbolehkan semata mata hanya untuk menghargai sesama umat beragama di indonesia. Namun, Menteri Agama juga menghargai dengan adanya perbedaan pendapat mengenai hal ini dimana ada sebagian umat muslim yang tidak sejalan dengan pemerintah sebab di dalam hukum Islam, para ulama juga selalu merujuk pada sumber pokok ajaran Islam dan hukum yakni Al Quran, sunnah, Qiyas dan juga ijma. Selain itu, para ulama juga memiliki ilmu yang mendalam untuk mengkaji setiap masalah menggunakan pendekatan yang berbeda beda dengan hasil yang juga tentunya berbeda.

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”[QS. Al Mumtahanah: 8]

“Ia adalah makhluk Allah yang hidup dan dapat mati serta bisa dibangkitkan saat kiamat menurut Islam kelak seperti makhluk lainnya. Akan tetapi Allah SWT memberikan keselamatan pada beberapa kondisi tersebut yakni dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan yang merupakan kondisi paling sulit untuk para hambat dan semoga keselanatan terlimpah pada beliau. [Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 5-230]

“Dan keselamatan semoga dilimpahkan Allah kepadaku pada hari aku dilahirkan yakni saat di dunia dari gangguan setan. Pendapat ini adalah pendapat sebagian ulama menurut surat Al Imran. Pada hari aku meninggal dan pada waktu aku dibangkitkan dan Allah memberikan keselamatan di semua fase tersebut.” [Al Jami Li Ahkamil Qur’an, 11/105]

“Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa ‘alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” [QS. Maryam: 33]

QS Al-Mumtahanah 60:8 “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

QS An-Nisa’ 4:86 “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).”

QS An-Nahl 16:90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”

Demikian ulasan mengenai sejarah Natal menurut Islam yang bisa kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan anda seputar ilmu pendidikan Islam.

The post Sejarah Natal Menurut Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>