rumah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/rumah Wed, 02 Aug 2017 05:18:10 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png rumah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/rumah 32 32 Hukum Memelihara Anjing Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/hukum-memelihara-anjing-dalam-islam Wed, 02 Aug 2017 05:18:10 +0000 http://dalamislam.com/?p=1822 Bismillahirrahmanirrahim. Islam mengatur hampir keseluruhan dari hidup manusia. Mulai dari hal-hal yang besar hingga hal-hal yang terlihat sepele, islam punya aturannya. Aturan tersebut muncul karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui lebih jauh daripada apa yang manusia ketahui. Allah tau baik buruknya sesuatu melebihi manusia. Allah lebih tau bagaimana seharunya manusia bersikap dalam setiap aspek-aspek kehidupannya. […]

The post Hukum Memelihara Anjing Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bismillahirrahmanirrahim.

Islam mengatur hampir keseluruhan dari hidup manusia. Mulai dari hal-hal yang besar hingga hal-hal yang terlihat sepele, islam punya aturannya. Aturan tersebut muncul karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui lebih jauh daripada apa yang manusia ketahui. Allah tau baik buruknya sesuatu melebihi manusia. Allah lebih tau bagaimana seharunya manusia bersikap dalam setiap aspek-aspek kehidupannya.

Baca juga:

Dalil Islam tentang Umatnya yang Memelihara Anjing

Termasuk di dalamnya, islam mengatur hubungan setiap makhluk hidup. Manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, bahkan manusia dengan tumbuhan. Manusia, sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, harus bisa berlaku baik dengan seluruh makhluk hidup di bumi ini tanpa terkecuali.

Namun, ada beberapa aturan dan larangan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dan hewan. Salah satunya adalah aturan dan larangan untuk memelihara anjing bagi umat muslim. Hal itu disebabkan karena anjing merupakan salah satu hewan yang najis dan diharamkan oleh Allah. Agar lebih memahami mengenai hukum memelihara anjing, mari kita melihat dalil-dalil yang berdasarkan alquran dan hadits di bawah ini.

A. Memelihara Anjing menjadi salah satu penyebab berkurangnya pahala sang pemiliknya

Berikut dalil yang menyatakan hal tersebut :

Dalam hadits dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda,

Barangsiapa memanfaatkan anjing selain anjing untuk menjaga hewan ternak, anjing (pintar) untuk berburu, atau anjing yang disuruh menjaga tanaman, maka setiap hari pahalanya akan berkurang sebesar satu qiroth” (HR. Muslim no. 1575). Ath Thibiy, seorang ulama tafsir, mengatakan bahwa ukuran qiroth adalah seperti gunung Uhud.

baca juga :

Sangat disayangkan jika misalnya ada seseorang yang rajin ibadahnya termasuk yang sunnah-sunnah, tetapi ia memelihara anjing tanpa salah satu dari tiga tujuan yang diperbolehkan. Maka pahalanya akan terus menerus berkurang tanpa ia ketahui. Salah satu ulama, Syaikh Al-Mutsaimin juga berkata dalam buku Riyadhus Shalihin bahwa memelihara anjing merupakan dosa besar.

baca juga:

B. Air liur anjing hukumnya adalah najis

Air liur anjing termasuk ke dalam golongan najis berat. Jika seseorang atau suatu benda terkena air liur anjing maka harus disucikan tujuh kali, yang pertama kali menggunakan tanah dan selanjutnya menggunakan air. Sedangkan mengenai kenajisan bulunya, terdapat pertentangan dan perbedaan pendapat dari para ulama mengenai hal tersebut.

Dalil Hadits Dhaif terkait Pemeliharaan Anjing

Tetapi, meskipun begitu, ada beberapa kondisi seorang muslim diperbolehkan memelihara anjing, yakni:

Jika seorang muslim memelihara anjing dengan tujuan dimanfaatkan untuk berburu dan menjaga sesuatu, misalnya hewan ternak atau tanaman. Hal itu tidak dilarang di dalam islam dan para ulama sepakat mengenai hal ini. Dibawah ini terdapat salah satu dalil yang menerangkan hal tersebut :

Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

Barangsiapa memanfaatkan anjing, bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing untuk berburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qiroth.” (HR. Bukhari no. 5480 dan Muslim no. 1574)

Baca juga:

Namun, jika untuk menjaga rumah, meskipun sebagian ulama memperbolehkan tetapi itu merupakan pendapat yang lemah dan tidak termasuk di dalam hadits di atas. Untuk alasan berhati-hati dan menghindari najis pun, ada baiknya kita tidak memelihara anjing meskipun dengan tujuan-tujuan yang diperbolehkan di atas selama kita masih bisa menggunakan jasa manusia semisal untuk menjaga rumah, tanaman, ataupun hewan ternak. Malah, hal itu bisa menjadi peluang pekerjaan dan membantu orang lain.

Meskipun begitu, anjing merupakan ciptaan Allah. Membencinya, menjauhinya, tidak memeliharanya dan tidak sembarangan menyentuhnya bukan berarti kita membenci Allah, karena Allah sendiri-lah yang menurunkan perintah dan larangan tersebut. Tugas kita sebagai manusia hanyalah menaati setiap perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Segala hal yang diciptakan Allah pasti memiliki hikmah dan tujuannya.

baca juga:

Wujudnya yang meggemaskan, sifatnya yang setia dan segala macam kelebihannya membuat manusia seringkali lupa dan mengeluarkan sejuta alasan untuk dapat memelihara anjing. Jika itu terjadi pada kita, maka kita harus bertanya kepada diri kita sendiri merujuk kembali kepada hadits yang telah dijabarkan. Sanggupkah kita kehilangan pahala sebesar dua gunung uhud di setiap harinya? Atau sudahkan pahala kita bahkan memenuhi ukuran dua qiroth tersebut?

Kita tidak mengetahui seberapa banyak amalan kita dan seberapa besar dosa-dosa kita, sehingga yang dapat kita lakukan hanyalah berusaha untuk menambah amalan dan mengurangi potensi-potensi untuk mendapatkan dosa. Bertakwa, itulah tugas kita sesungguhnya. Lagipula, masih banyak hewan yang dapat anda jadikan peliharaan, kucing misalnya, yang merupakan hewan kesayangan Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam.

Semoga kita senantiasa dilimpahkan keistiqomahan untuk selalu bertakwa kepada-Nya.

The post Hukum Memelihara Anjing Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rumah Tusuk Sate dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/rumah-tusuk-sate-dalam-islam Sun, 06 Nov 2016 10:34:07 +0000 http://dalamislam.com/?p=1079 Rumah dalam kehidupan manusia adalah salah satu fasilitas untuk berlindung dan berteduh. Rumah yang dibangun oleh manusia tentu sebagia tempat juga untuk berkumpul bersama keluarga dan bercengkrama dengan mereka. Tentu setiap manusia menginginkan rumah yang nyaman, aman, dan tentram baik secara kondisi fisik ruangan, bangunan, keadaan interior, ataupun budaya yang terbangun di dalam rumah tersebut. […]

The post Rumah Tusuk Sate dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rumah dalam kehidupan manusia adalah salah satu fasilitas untuk berlindung dan berteduh. Rumah yang dibangun oleh manusia tentu sebagia tempat juga untuk berkumpul bersama keluarga dan bercengkrama dengan mereka. Tentu setiap manusia menginginkan rumah yang nyaman, aman, dan tentram baik secara kondisi fisik ruangan, bangunan, keadaan interior, ataupun budaya yang terbangun di dalam rumah tersebut. Namun, dalam perkembangan rumah ada beberapa orang yang menginginkan rumah dengan model tertentu. Salah satu nya adalah rumah dengan tusuk sate di atasnya. Berikut adalah mengenai rumah tusuk sate menurut islam.

Kedudukan Rumah dalam Islam

Dalam islam memiliki dan membangun rumah tentu bukanlah sesuatu yang dilarang. Hanya saja, Allah memberikan rambu-rambu agar tidak bersikap berlebih-lebihan dan bermegah-megahan. Termasuk dalam membangun dan memiliki rumah tentu saja larangan tersebut pun berlaku.

Rumah adalah salah satu harta benda yang dimiliki oleh manusia dan pada titik tertentu menjadi sebuah kebanggan. Orang-orang yang sering membanggakan harta bendanya salah satunya menjadi rumah sebagai simbol kekayaan dan kebanggan dirinya. Bahkan tidak jarang yang menjadikan rumah sebagai salah satu alat ukur kesuksesan mereka. Kebaggan ini tentu menjadi catatan bagi Allah bahwa jangan sampai di luar batas dan bersikap berlebihan.

Sejatinya rumah adalah fasilitas hidup, tempat berlindung dan beraktivitas juga membangun keluarga. Apabila hal itu menjadi sebuah kebanggan, kemewahan, rumah yang dihuni hanya 4 orang namun luasnya sampai berhektar-hektar tentu termasuk berlebihan. Tentunya mengambil hak-hak rumah untuk orang lai yang tidak bisa memilikinya.

Untuk itu, sejatinya dalam islam kedudukan rumah adalah untuk membangun rumah tangga yang sesuai dengan tujuan Keluarga Dalam Islam . Membangun Rumah Tangga Menurut Islam tidak hanya sekedar membangun hubungan cinta antara suami dan istri dan anak-anak saja. Pembangunan keluarga pada intinya adalah bertujuan mencapai Keluarga Sakinah Dalam Islam dan Keluarga Harmonis Menurut Islam. Hal ini dikarenakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah  adalah tujuan dari adanya pernikahan yang dibangun yang diperintahkan oleh Allah.

Untuk mencapai rumah yang seperti itu maka harus juga memperhatikan:

Ayat Al-Quran Mengenai Larangan Berlebihan

Rumah adalah salah satu fasilitas yang secara substansi berorientasi agar terbentuk keluarga yang baik. Rumah juga merupakan harta yang pernting dan perlu dijaga. Membangun Rumah Menurut Islam tentu diperbolehkan dan juga dibutuhkan oleh setiap manusia. Rumah Ideal Menurut Islam tentu tidak sampai berlebihan atau sampai bermewah/bermegah-megahan.

Berikut adalah ayat-ayat yang diperingatkan oleh Allah agar manusia tidak lalai dan berlebihan dalam menggunakan atau memiliki harta termasuk Harta berupa Rumah.

  1. Rumah adalah Rezeki atau Nikmat dari Allah

Rumah adalah salah satu nikmat atau rezeki Allah yang harus disyukuri oleh Manusia. Sejatinya pemberian tersebut adalah titipan Allah yang akan kembali dan diminta pertanggungjawaban oleh Allah.

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)”(QS An-Nahl : 80 )

  1. Larangan untuk Bersikap Berlebihan dan Bermegah-Megahan

Allah melarang manusia, khususnya umat islam untuk bersikap berlebih-lebihan dan bermegah-megahan. Sikap ini dibenci oleh Allah SWT.

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS Al-Ar’raf : 31)

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).“ (QS At-Takatsur : 1-3)

  1. Larangan Bersikap Bangga Terhadap Harta

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS Al Hadid : 20)

Rumah yang merupakan harta juga dilarang untuk bersikap bangga terhadapnya. Kebanggaan berlebihan terhadap harta akan membuat manusia lalai dan malah mencintai harta yang padahal tidak berguna jika kelak di akhirat dimintai pertanggungjawaban.

Rumah dengan Ornamen Tusuk Sate

Rumah dengan ornamen tusuk sate dalam islam tentu bukanlah sesuatu yang dibahas secara eksplisit dalam islam. Boleh atau tidaknya rumah seperti ini bergantung kepada motif/niat, tujuan, dan perlakuan orang tersebut dalam membangunnya. Sebagaimana rumah-rumah lain di berbagai daerah juga sangat beragam dan bervarian. Misalnya terdapat Rumah Gadang, Rumah di Suku Papua, Rumah Moderen, Rumah Minimalis, Rumah di Kutub Utara, dan lain sebagainya.

Rumah-rumah di setiap suku, daerah, bahkan ras atau benua juga memiliki perbedaan masing-masing. Semuanya bergantung kepada kebiasaan, budaya, kondisi cuaca atau iklim, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya rumah tersebut dapat melindungi manusia dan beraktivitas secara produktif di dalamnya.

Termasuk dengan Rumah Tusuk Sate. Jika tusuk sate tersebut hanyalah sebagai ornamen biasa atau sekedar untuk hiasan, tentu islam tidak melarang. Apalagi jika berkaitan dengan keindahan, kesenian, dan juga estetika yang mengandung kekaguman. Namun, tentunya tidak boleh berlebihan atau sampai bermegah-megahan dengan biaya yang mengalahkan kebutuhan pokok lainnya.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperthatikan dalam Rumah Tusuk Sate:

  1. Tidak Mengandung Kesyirikan

Rumah yang dibangun dengan ornamen tusuk sate tidak boleh mengandung kesyirikan. Syirik Dalam Islam adalah dosa besar dan sangat berat, bahkan bisa tidak diampuni oleh Allah. Taubatan Nasuha tentu adalah hal yang harus dilakukan ketika manusia bersikap seperti ini tanpa sadar.

Dalam hal ini misalnya memiliki keyakinan bahwa dengan adanya ornamen tersebut dapat memberikan keberkahan, rezeki yang lebih banyak, dapat dikabulkannya keinginan, atau dapat menghindari malapetaka. Tentu hal seperti ini dilarang oleh Islam karena hanya Allah lah tempat bergantung hidup dan meminta pertolongan. Bahkan Allah sendiri yang menyuruh manusia untuk meminta langsung kepada Allah.

Jika mengandung kepercayaan atau keyakinan tersebut yang mendorong manusia untuk memasang tusuk sate tersebut, maka tentu saja ini dilarang oleh Islam dan diharamkan tentunya. Oleh karena itu, Ornamen Tusuk Sate tidak boleh mengandung kepercayaan atau keyakinan apapun sehinga kedudukannya hanyalah untuk hiasan atau sekedar estetika saja. Sehingga, wada atau tidak adanya Tusuk Sate tersebut tidak perlu menjadi masalah bagi pemiliknya.

  1. Tidak Berlebih-Lebihan atau Bermegah-Megahan

Ornamen tusuk sate di rumah tentu tidak boleh menjadi berlebihan atau bermegah-megahan. Misalnya pembuatannya sampai menghabiskan uang yang sangat banyak, menjadi hal yang mewah dan dibuat oleh harta benda yang juga mahal. Tentu rumah sejatinya adalaah untuk membangun keluarga yang sakinah dan sebagai tempat untuk melindungi diri.

  1. Tidak Menjadi Kesombongan atau Kebanggan

Rumah tusuk sate yang dimiliki atau dibangun tidak boleh menjadikan kesombogan atau kebaggan bagi pemiliknya. Seharusnya dianggap biasa saja tidak perlu ada yang berlebihan atau dianggap sesuatu yang megah sehingga lahir kesombongan.

The post Rumah Tusuk Sate dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Posisi Rumah Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/posisi-rumah-menurut-islam Mon, 24 Oct 2016 05:37:12 +0000 http://dalamislam.com/?p=1032 Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut ibadah maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia (baca fungsi agama dalam kehidupan manusia). Salah satunya adalah dalam membangun sebuah rumah atau tempat tinggal. Selama ini kebanyakan umat muslim tidak begitu mempermasalahkan hal-hal yang menyangkut tempat tinggal dan bahkan tidak sedikit yang samasekali tidak mengetahui […]

The post 6 Posisi Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut ibadah maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia (baca fungsi agama dalam kehidupan manusia). Salah satunya adalah dalam membangun sebuah rumah atau tempat tinggal. Selama ini kebanyakan umat muslim tidak begitu mempermasalahkan hal-hal yang menyangkut tempat tinggal dan bahkan tidak sedikit yang samasekali tidak mengetahui bahwa islam memiliki aturan tersendiri untuk membangun sebuah rumah.

Hal ini dikarenakan pada dasarnya rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal seseorang bersama keluarganya saja melainkan juga sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah dan hal lain yang menyangkut kehidupan rohani seseorang. Lalu bagaimanakah panduan membangun rumah dalam islam dan bagaimana posisi rumah menurut pandangan islam? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini. (baca juga rumah ideal dalam islam dan pindah rumah dalam islam)

Kriteria Rumah Islami

Sebuah rumah yang islami hendaknya sesuai dengan kriteria yang berlaku dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran islam. Ada baiknya sebelum membangun sebuah rumah, seseorang harus mengerti bagaimana seharusnya sebuah rumah direncanakan tata letaknya dan kemana arah rumah tersebut ditujukan. Beberapa kriteria yang menjadikan sebuah rumah sebagai suatu rumah yang islami adalah sebagai berikut :

  1. Memiliki ruangan yang memadai

Sebuah rumah tidaklah harus berukuran besar akan tetapi setidaknya bisa memenuhi kebutuhan penghuninya. Rumah yang baik adalah sebuah rumah yang tertata ruangannya dan setidaknya memiliki ruang yang layak untuk beribadah misalnya ruang khusus untuk shalat seperti mushalla. (baca shalat wajib dan shalat sunnah)

  1. Terdapat ruang transisi

yang dimaksud dengan ruang transisi adalah sebuah ruang yang menghubungkan pintu masuk dengan bagian dalam rumah. Dalam islam, sebuah rumah yang baik hendaknya memilki ruang tersebut atau yang bisa dikenal sebagai lobby. Hal ini bertujuan agar tamu yang masuk tidak langsung berhadapan dengan ruangan dalam rumah dan bisa melihat aktifitas penghuninya. Sehingga bisa disimpulkan dalam membangun sebuah rumah sebaiknya jangan langsung menghubungkan pintu masuk dengan ruangan utama dalam rumah.

  1. Menjaga privasi

Sebuah rumah muslim hendaknya memiliki pembagian ruang yang dapat melindungi privasi penghuninya. Misalnya kamar orangtua yang terpisah dengan kamar anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya dan juga kamar anak laki-laki yang terpisah dari kamar anak perempuan (baca muhrim dalam islam dan pengertian mahram dalam islam). Selain itu sebaiknya ruang tamu memiliki sekat atau pembatas agar tamu yang datang tidak memiliki akses untuk melihat keadaan keluarga didalamnya dan untuk melindungi aurat penghuninya. (baca juga hukum memakai jilbab dan cara menjaga pandangan dalam islam)

  1. Tidak bermegah-megahan

Seorang muslim hendaknya menghindari perilaku bermegah-megahan dalam membangun rumahnya karena Allah SWT tidak menyukai perilaku berlebih-lebihan. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ. كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ. ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ. كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ. لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” ( QS At Takaatsur: 1-8)

  1. Terjaga kebersihannya

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman oleh sebab itu rumah seorang muslim haruslah terjaga kebersihan dan kesuciannya terutama ditempat atau ruang yang digunakan untuk melaksanakan shalat atau ibadah lainnya.

Posisi Rumah Dalam Islam

Setelah mengetahui kriteria rumah dalam islam maka ada baiknya jika kita juga mengetahui posisi rumah yang sesuai dengan ajaran islam. Adapun posisi rumah menurut islam adalah sebagai berikut

  1. Posisi bangunan rumah

Memang tidak ada sebuah dalil pasti mengenai ke arah mana sebuah rumah harus dibangun. Namun mengingat rumah seorang muslim harus bisa mengakomodasi segala keperluan penghuninya termasuk untuk melakukah ibadah shalat maka sebaiknya rumah diposisikan menghadap kearah kiblat. Hal ini bertujuan agar penghuni rumah maupun tamu yang datang dapat dengan mudah mengetahui arah kiblat. Untuk mengetahui arah kiblat yang pasti, seorang muslim dapat mengikuti arah bangunan sebuah masjid atau mushalla yang ada dilingkungan sekitarnya. (baca hukum wanita haid masuk masjid)

Selain itu arah sebuah rumah seorang muslim juga harus memperhatikan arah cahaya, mata angin dan sebagainya agar rumah mendapatkan cukup penerangan dan sirkulasi udara yang baik sehingga dapat menghemat energi dan lebih efisien. Hal ini tidak hanya menguntungkan penghuni rumah akan tetapi juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi dan menjaga kelestarian lingkungan.

  1. Posisi kamar tidur

Ruang tidur adalah salah satu ruangan penting dalam sebuah rumah karena diruangan ini seorang muslim beristirahat dan melakukan aktifitas pribadi lainnya. Posisi ruang tidur dalam islam juga memiliki aturan yakni ruangan yang bisa diletakkan tempat tidur didalamnya dan jika seseorang tidur maka kepalanya akan berada dikiblat dan kakinya akan menghadap kearah lainnya. Hindari untuk meletakkan tempat tidur atau memposisikan ruangan dimana kaki akan menghadap kiblat saat ia tertidur. Selain itu tempat tidur sebaiknya diposisikan sedemikian rupa agar penghuninya bisa tidur mengadap arah kanan sesuai dengan cara tidur Rasulullah SAW.

  1. Posisi Toilet

Toilet dan kamar mandi dalam rumah seorang muslim juga memiliki aturan dalam pembangunannya. Seorang muslim harus mengetahui bahwa toilet sebagai tempat membuang hajat tidak boleh dibangun mengarah maupun membelakangi kiblat. Meskipun membangun toilet dengan arah menuju atau membelakangi kiblat bukanlah sebuah dosa, akan tetapi ada baiknya jika seorang arsitek muslim yang ingin membangun toilet haruslah membuatnya dengan mengarah disisi lain kiblat dan bukannya mengarah atau membelakanginya.

  1. Posisi Dapur

Dalam islam, dapur adalah sebuah hal yang penting untuk diperhatikan karena dari dapurlah seorang muslim dan keluarganya mengolah makanannya. Sebuah dapur muslim haruslah dibangun dengan efisien mengingat Allah SWT tidak menyukai seseuatu yang berlebihan dan mengingat bahwa seorang muslim makan untuk hidup dan bukannya hidup untuk makan (baca cara makan Rasul). Dapur yang baik dalam islam haruslah diletakkan dibagian rumah yang paling dalam atau diposisi yang paling belakang agar tidak terlihat oleh tamu atau orang yang datang berkunjung dan memiliki batas yang jelas dengan ruangan lainnya.

  1. Posisi Mushalla

Biasanya dalam sebuah rumah muslim terdapat suatu mushalla atau tempat khusus untuk melaksanakan ibadah shalat, membaca Alqur’an, berzikir dan lain sebagainya, tidak peduli ukurannya kecil maupun besar. Jelaslah sebuah mushalla harus menghadap kiblat dan memiliki petunjuk arah yang jelas. Ruangan ini juga sebaiknya dibedakan bentuk dan dekorasinya dengan kamar lain dan senantiasa diperhatikan kebersihannya.

  1. Posisi Rumah terhadap tetangga

Sebuah rumah yang islami tidak boleh menutupi akses tetangganya dalam emndapatkan sinar matahari, angin dan udara yang dibutuhkannya. Rumah yang baik juga tidak akan dibangun dengan posisi yang menyulitkan pergerakan atau mobilitas tetangga disekitarnya. Intinya, rumah seorang muslim tidaklah diperbolehkan membawa mudharat atau keburukan bagi orang yang tinggal disekitarnya.

Demikian kriteria rumah yang islami dan bagaimana posisi rumah menurut islam. Semoga bermanfaat.

The post 6 Posisi Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pindah Rumah Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/pindah-rumah-menurut-islam Mon, 24 Oct 2016 03:30:12 +0000 http://dalamislam.com/?p=1029 Rumah dalam kehidupan manusia adalah menjadi kebutuhan yang mendasar. Rumah adalah tempat tinggal sekaligus tempat perlindungan dari manusia dan keluarga. Tanpa rumah tentu tidak ada istilah kembali atau pulang dimana ada orang-orang yang menunggu dan tempat bercengkrama bersama dengan keluarga. Walaupun tempat tinggal bukan milik sendiri, namun rumah adalah hal yang pasti dibutuhkan untuk menjalani […]

The post Pindah Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rumah dalam kehidupan manusia adalah menjadi kebutuhan yang mendasar. Rumah adalah tempat tinggal sekaligus tempat perlindungan dari manusia dan keluarga. Tanpa rumah tentu tidak ada istilah kembali atau pulang dimana ada orang-orang yang menunggu dan tempat bercengkrama bersama dengan keluarga. Walaupun tempat tinggal bukan milik sendiri, namun rumah adalah hal yang pasti dibutuhkan untuk menjalani kehidupan dan aktivitas terutama yang sifatnya personal atau rahasia.

Rumah yang sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat untuk membangun Rumah Tangga Menurut Islam. Tentunya membutuhkan pasangan yang siap menjalani dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Perselingkuhan dalam Islam dan Konflik dalam Keluarga  terjadi karena rumah tangga tersebut dijalankan dengan kurang baik atau tanpa komitment tinggi. Untuk itu, dalam rumah juga harus terbentuk  Keluarga Sakinah Dalam Islam dan Keluarga Harmonis Menurut Islam. Hal ini dikarenakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah  adalah tujuan dari adanya rumah itu sendiri.

Dalam menempati tempat tinggal atau rumah, terkadang manusia tidak selalu tetap disana. Untuk itu terkadang harus berganti atau pindah ke tempat yang lain. Di dalam islam sendiri tidak ada aturan yang baku mengatur mengenai pindah rumah. Hanya saja, seorang muslim dapat mempertimbangkannya sebagaimana syariah islam.

Untuk itu, rumah yang dimiliki adalah anugerah Allah yang patut untuk disyukuri dan wajib untuk dipelihara hingga waktunya Allah mengambilnya.

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).“ (QS An-Nahl : 80)

Hal-Hal yang Dipertimbangkan Ketika Pindah Rumah

Untuk pindah rumah selain dari alasan menginginkan suasana baru, atau mungkin rumah sebelumnya sudah habis kontrak, atau alasan-alasan yang lain tentu saja pertimbangan dibutuhkan agar tidak salah memilih rumah yang baru. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya bahwa islam sendiri tidak memiliki aturan baku mengenai aturan pindah rumah, yang paling terpenting adalah adanya hal-hal berikut ini dalam pertimbangan pindah rumah menurut islam.

  1. Aspek Lingkungan atau Budaya

Aspek lingkungan dan budaya adalah hal penting dalam pertimbangan ketika akan pindah rumah. Untuk itu, sebelum pindah rumah bisa dipertimbangkan tempat tinggal tersebut apakah memiliki lingkungan yang kondusif atau tidak. Lingkungan yang kondusif ini adalah lingkungan yang dapat memberikan ketenangan hidup dalam keluarga, tidak terjadi kerusuhan di antar warganya, dan hal-hal lainnya.

Terutama, jika di dalam keluarga terdapat anak-anak kecil atau anak-anak dalam masa pertumbuhan. Orang tua dalam keluarga pun dapat mempertimbangkan adalah teman sepermainan atau lingkungan yang baik agar anak-anak tidak mendapat lingkungan yang buruk dalam kehidupannya sehari-hari.

Walaupun memang kita tidak harus terpengaruh oleh lingkungan atau budaya saja, namun bagaimanapun jika dapat memilih dan membangun budaya yang baik di lingkungan seseorang akan memilih tempat tinggal di lingkungan atau budaya yang baik.

  1. Aspek Sarana Ibadah

Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya ketika memilih rumah atau akan berencana pindah tempat tinggal, maka aspek sarana ibadah juga dipertimbangkan. Di dalam ajaran islam tentu ibadah-ibadah tertentu membuthukan sarana dan kebersamaan dengan orang lain. Hal ini misalnya terkait dengan shalat taraweh, shalat idul fitri, shalat idul adha, dan shalat sunnah lainnya yang dikerjakan bersama-sama umat muslim lainnya.

Untuk memudahkan akses, maka sebelum pindah rumah alangkah lebih baiknya meninjau atau mencari tau mengenai aspek sarana ibadah ini. Selain dari kenyamanan lingkungan tentu sarana ibadah juga sangat dibutuhkan umat muslim. Sarana ibadah yang tersedia, lengkap dan bagus tentu akan memudahkan kita untuk beribadah, semangat untuk menjalankan dan juga membantu anak-anak dalam kelaurga juga memiliki kebiasaan untuk turut serta mengaktifkan sarana tersebut sejak mereka kecil.

Hal ini dikarenakan lingkungan dan akses sarana ibadah adalah hal mendasar dan bagian dari Rukun Iman dan Rukun Islam yang harus dijalankan. Sarana ibadah juga sekaligus menjalankan fungsi Al-quran bagi umat manusia dalam ibadah sehari-hari.

  1. Akses untuk Menjalani Aktivitas dan Bekerja

Aspek sarana atau akses untuk menjalani aktifitas dan bekerja adalah hal yang cukup penting juga untuk dipertimbangkan. Misalnya saja jangan sampai kita memilih tempat tinggal yang jauh dari kantor. Resiko yang ada misalnya sebagai ibu rumah tangga anda akan kehilangan waktu dengan keluarga karena terlalu lama berada di jalan kantor ke rumah. Tentu sangat tidak efektif dan membuang waktu. Padahal tugas ibu atau bapak (orang tua) terhadap anaknya juga cukup banyak.

Beberapa orang yang tinggal di perkotaan banyak mempertimbangkan memilih tempat tinggal adalah yang dekat dengan temat bekerjanya, mengingat di perkotaan tingkat kemacetan sangat tinggi dan lalu lintas sangat padat. Untuk itu, memilih lingkungan rumah dengan akses yang dekat dengan kantor adalah salah satu pilihan yang perlu dipertimbangkan matang-matang oleh yang akan pindah rumah.

  1. Kemudahan Akses untuk Kebutuhan Hidup Sehari-hari

Untuk pindah rumah tentu yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah adakah atau mudahkan akses untuk pendidikan dan tempat bermain anak-anak. Anak-anak yang masih dalam usia sekolah tentu harus dipertimbangkan juga akses pendidikannya oleh orang tua. Akses yang terlalu jauh juga akan membuat tidak efektif untuk anak dapat bersekolah. Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai akses lainnya seperti tempat mengaji, tempat bermain yang kondusif untuk anak-anak, dsb.

Mempertimbangkan aspek kemudahan berbelanja, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga dipertimbangkan ketika akan pindah rumah. Mislanya saja ketersediaan air bersih, kualiatas air, keberadaan rumah sakit, akses kesehatan, sarana transportasi yang melintas, dan lain-lain harus dipertimbangkan ketika akan pindah rumah. Untuk itu perlu juga tips mengatur keuangan rumah tangga menurut Islam agar sarana-sarana tersebut dapat dikelola dengan baik.

  1. Perkenalan Awal dan Mendoakan Keberkahan Rumah

Setelah pindah rumah ada baiknya melakukan perkenalan dengan masyarakat sekitar minimal dengan yang RT nya sama. Hal ini sebagai perkenalan awal dengan tetanggga dan saling mengetahui akan keberadaan keluarga baru di rumah tersebut. Biasanya bagi umat islam, perkenalan ini dilangsungkan dengan acara pengajian atau syukuran kecil sambil berdoa untuk keberkahan rumah baru yang ditinggali.

Perkenalan awal dan melakukan doa bersama selain untuk dapat mengikat tali silahturahmi adalah hal yang baik untuk bisa menjaga keberkahan hidup di lingkungan masayrakat tersebut dan saling terbuka mengenai keberadaan tetangga satu sama lain. Tetangga adalah salah satu lingkungan terdekat selain dari keluarga. Untuk itu, sangat dibutuhkan untuk melakukannya.

Tentunya sebagaimana Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam kita tidak bisa menjalankannya secara sendirian saja di rumah atau di lingkungan kita. Tentu membutuhkan orang lain dan yang paling terdekat adalah dengan tetangga. Untuk itu silahturahmi dengan tetangga juga perlu dilakukan dan dijaga.

The post Pindah Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Arah Rumah Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/arah-rumah-menurut-islam Tue, 18 Oct 2016 08:26:27 +0000 http://dalamislam.com/?p=1017 Sebuah rumah dibangun sebagai tempat tinggal. Memiliki rumah yang baik dan layak huni adalah kebutuhan setiap manusia. Rumah yang dibangun hendaknya bisa memenuhi kebutuhan siapapun yang tinggal didalamnya. Sebenarnya rumah atau bangunan yang didirikan dalam islam tidaklah begitu dipermasalahkan bentuk, susunan maupun arahnya. Akan tetapi sebaiknya hal-hal tertentu dibangun sesuai dengan syariat agama islam dan […]

The post Arah Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebuah rumah dibangun sebagai tempat tinggal. Memiliki rumah yang baik dan layak huni adalah kebutuhan setiap manusia. Rumah yang dibangun hendaknya bisa memenuhi kebutuhan siapapun yang tinggal didalamnya. Sebenarnya rumah atau bangunan yang didirikan dalam islam tidaklah begitu dipermasalahkan bentuk, susunan maupun arahnya. Akan tetapi sebaiknya hal-hal tertentu dibangun sesuai dengan syariat agama islam dan bukan dengan mengacu pada ramalan tata rumah seperti Fengshui yang biasa dilakukan oleh masyarakat China. Lalu bagaimanakah sebuah rumah muslim seharusnya dibangun dan bagaimana arah rumah yang benar dalam islam? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini. (baca juga rumah ideal dalam islam)

Rumah Dalam Agama Islam

Dalam agama islam, sebuah rumah tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal keluarga tapi juga merupakan tempat ibadah dimana anggota keluarga didalamnya melaksanakan ibadah shalat khususnya para wanita (baca wanita dalam islam dan kedudukan wanita dalam islam). Perihal mengenai rumah ini disebutkan dalam firman Allah SWT dalam ayat berikut ini

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).(Qs An Nahl : 80)

Kriteria Rumah Muslim

Rumah seorang muslim memang tidak jauh berbeda dan tidak bisa dibedakan dari rumah orang kafir dari segi bentuknya namun tetap saja ada aturan-aturan dan kriteria sebuah rumah dibangun dalam islam. Adapun yang menjadi tanda rumah seorang muslim yang sesuai syariat adalah sebagai berikut (baca juga keluarga hamonis dan keluarga sakinah dalam islam)

  • Rumah menghadap kiblat dan Wc atau kamar mandi tidak boleh menghadap kiblat
  • Tidak terdapat lukisan, patung, dan barang-barang lain yang bentuknya menyerupai makhluk ciptaan Allah SWT
  • Terjaga kebersihannya, terdapat saluran udara dan saluran air yang baik. Islam adalah agama yang cinta kebersihan maka dari itu rumah seorang muslim haruslah terjaga kebersihannya.
  • Tidak memelihara anjing. Umat islam tidak bisa memelihara anjing dalam rumahnya karena malaikat tidak akan masuk kedalam rumah dimana terdapat anjing didalamnya.
  • Ditanami pohon-pohon yang asri untuk memberikan kesejukan kepada yang tinggal didalamnya serta menjaga kebersihan udara disekitarnya.

Arah Rumah Dalam Islam

Meskipun tidak ada dalil khusus yang meyebutkan tentang arah pembangunan sebuah rumah, dalam islam ada petunjuk dan anjuran yang bisa diikuti. Berikut adalah penjelasan arah rumah menurut islam :

  • Menghadap kiblat atau arah shalat

Dalam hal ini sebuah rumah yang baik sebaiknya menghadap kiblat atau arah ketika shalat (baca shalat wajib dan shalat sunnah). Hal ini agar orang-orang yang tinggal didalamnya maupun tamu yang berkunjung kerumahnya dapat mengetahui arah kiblat dengan benar. Selain itu arah rumah yang menghadap kiblat tidak sebaiknya memiliki WC atau toilet yang menghadap kiblat juga karena hal itu tidak baik menurut islam. Selain hal tersebut ada beberapa hal lain yang juga bisa menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah rumah sesuai ajaran islam.

  • Dekat tempat beribadah

Arah rumah sebaiknya menghadap kiblat dan terletak didekat tempat ibadah seperti masjid atau mushalla. Hal ini ditujukan agar seseorang bisa pergi menuju masjid dengan mudah dan mendengar adzan yang dikumdangkan dengan jelas. Rumah yang terletak didekat masjid juga diyakini akan membawa lebih banyak keberkahan karena jika dekat dengan masjid maka orang yang tinggal didalamnya bisa ikut mendengar ceramah atau bacaan Alqur’an yang diperdengarkan dari dalam masjid. (baca hukum wanita haid masuk masjid dan manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan)

  • Dekat dengan tepi jalan

untuk mempermudah akses seseorang memperoleh rezeki maka seseorang bisa membangun rumahnya dekat dengan tepi jalan karena rumah yang dekat dengan jalan akan lebih mudah diakses dan pintu rejeki juga bisa terbuka, misalnya jika pemilik rumah membuka toko tentunya tepi jalan adalah tempat yang baik untuk berjualan karena banyak orang yang lewat dan kemungkinannya untuk mampir lebih besar. (baca juga harta dalam islam dan hukum zakat pendapatan dalam islam)

  • Dibangun dilingkungan yang baik dan bersih

Arah rumah bisa saja dipengaruhi oleh dilingkungan dimana rumah tersebut didirikan. Sebuah rumah sebaiknya dibangun dilingkungan dengan kondisi kesehatan yang baik dan tidak dekat dengan tempat maksiyat atau tempat-tempat yang dilarang dalam agama islam misalnya tempat perjudian, perzinahan (baca zina dalam islam dan amalan penghapus dosa zina) dan lain sebagainya. Hal ini bisa melindungi penduduk rumah dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Fengshui dalam Islam

Terkadang saat seseorang akan membangun rumah maka ia akan berkonsultasi pada seorang ahli fengshui atau tataletak rumah. Biasanya sang ahli fengshui akan member petunjuk kemana rumah harus dibangun dan bagaimana tata letak rumah didalamnya. Dalam ilmu fengshui hal tersebut diyakini mempengaruhi rezeki dan kesuksesan seseorang. (baca kunci sukses dalam islam). Dalam agama islam, tidak ada hal yang seperti fengshui. Segala hal yang menyangkut rezeki dan harta maupun kesuksesan tidak datang karena arah rumah akan tetapi datangnya dari Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

 “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az Zukhruf : 32)

Demikian penjelasan tentang arah rumah menurut islam dan bagaimana seorang muslim sebaiknya membangun rumah yang merupakan tempat tinggalnya. Segala hal datangnya dari Allah SWT maka mempercayai hal-hal seperti fengshui yang sifatnya tahayur dan ramalan adalah suatu perbuatan syirik yang dibenci Allah SWT. (baca syirik dalam islam dan dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT)

The post Arah Rumah Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rumah Ideal Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/rumah-ideal-menurut-islam Tue, 18 Oct 2016 03:28:27 +0000 http://dalamislam.com/?p=1014 Sebuah rumah tidak hanya tempat tinggal bagi manusia tetapi juga tempat berlindung dan berkumpul bersama keluarga. Rumah adalah tempat dimana keluarga menghabiskan waktu bersama dan membangun rumah tangga didalamnya. Setiap manusia tentunya ingin memiliki sebuah rumah yang bisa ditinggali dengan nyaman. Dewasa ini tak jarang kita melihat manusia membangun rumah dengan sedemikian megah dan mewahnya […]

The post Rumah Ideal Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebuah rumah tidak hanya tempat tinggal bagi manusia tetapi juga tempat berlindung dan berkumpul bersama keluarga. Rumah adalah tempat dimana keluarga menghabiskan waktu bersama dan membangun rumah tangga didalamnya. Setiap manusia tentunya ingin memiliki sebuah rumah yang bisa ditinggali dengan nyaman. Dewasa ini tak jarang kita melihat manusia membangun rumah dengan sedemikian megah dan mewahnya untuk menunjukkan status dirinya dan kekayaannya (baca harta dalam islam).

Rumah yang mewah dan besar mungkin akan membuat senang siapa saja tapi tahukah Anda bahwa dalam islam ada hal yang mengatur pembangunan rumah untuk ditinggali keluarga muslim? Rumah dalam islam haruslah memenuhi kriteria tertentu dan dibangun sesuai dengan pandangan islam. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini mengenai rumah ideal menurut islam : (baca juga kehidupan rumah tangga dalam islam dan ibu rumah tangga dalam islam)

Rumah Bagi Muslim

Rumah seorang muslim memang tidak bisa dibedakan dengan rumah orang kafir atau rumah umat lainnya karena pada dasarnya bentuk rumah atau karakteristik rumah tidak bisa menunjukkan siapa penghuni didalamnya apakah ia muslim ataukah bukan, meskipun beberapa bentuk bangunan menunjukkan penghuninya misalnya rumah yang bentuknya seperti gereka atau candi tentu saja bukanlah rumah seorang muslim.

Sebenarnya yang membedakan antara rumah seorang muslim dengan rumah orang kafir adalah keadaan dalam rumah itu sendiri dimana nilai-nilai ajaran agama diterapkan. Meskipun demikian, islam juga memberikan petunjuk dan tuntunan bagaimana seharusnya seorang muslim membangun rumahnya agar menjadi rumah yang ideal untuk ditinggali. (baca juga rumah tangga dan keluarga harmonis dalam islam)

Kriteria Rumah Ideal Dalam Islam

Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat seorang muslim hendak membangun rumahnya. Hal-hal tersebut memang nampak sepele namun hal itulah yang akan membuat rumah nyaman untuk ditinggali dan bisa menjadi rumah ideal bagi seorang muslim pada umumnya. Adapun kriteria tersebut antara lain

  1. Membangun rumah yang baik

Bolehkah umat islam membangun rumah yang indah untuk ditinggali? Jawabannya adalah boleh saja karena pada dasarnya islam menyukai keindahan dan kecantikan. Rumah yang baik disini adalah rumah yang kokoh bangunannya, indah dekorasinya, cukup ventilasi dan terjaga kebersihannya. Sebagaimana Allah SWT juga senantiasa menghalalkan hal-hal yang baik dan sebaliknya mengharamkan yang buruk sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Qs Al Isra : 157)

  1. Tidak bermegah-megahan

Saat ini manusia berlomba-lomba dalam mengumpulkan harta untuk membangun rumah yang megah dan mewah seperti istana, padahal hal tersebut adalah salah satu tanda-tanda akhir zaman atau hari kiamat yang akan segera datang. Seorang muslim hendaknya membangun rumahnya dengan sederhana, tidak terlalu luas ataupun tidak terlalu sempit asalkan bisa memenuhi kebutuhan seluruh orang yang tinggal didalamnya. Perintah untuk meninggalkan hal bermegah-megahan disebutkan dalam dalil berikut

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ. كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ. ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ. كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ. لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” ( QS At Takaatsur: 1-8)

  1. Arah bangunan dan Tata ruang yang sesuai syariat

Seorang muslim dianjurkan untuk membangun rumah dengan menyesuaikan atau menghadap ke arah kiblat dan ruang shalat atau yang digunakan untuk beribadah juga sebaiknya menghadap ke kiblat. Meskipun demikian, sebuah ruang yaitu WC atau toilet sebaiknya dibangun tidak menghadap kiblat sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini

Rasul bersabda:  Apabila engkau ke WC, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)

  1. Sanitasi dan aliran air yang baik

Dalam suatu rumah yang ideal harus terdapat cukup ventilasi agar udara didalamnya dapat mengalir dan menghindari masalah kesehatan serta untuk mencegah penyakit. Memiliki rumah dengan ventilasi dan sanitasi yang baik akan membuat penghuninya sehat dan hidup lebih baik. Intinya kebersihan udara maupun rumah haruslah selalu terjaga dengan baik. Selain itu, air yang ada pada kamar mandi sebaiknya mengalir dan biasakan untuk mandi dengan air mengalir tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini (baca mandi wajib dan tatacara mandi wajib)

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub.” (HR Muslim)

  1. Kamar terpisah untuk anak-anak yang sudah baligh

Kriteria rumah ideal yang selanjutnya adalah adalah adanya pemisahan ruang atau kamar bagi anak-anak yang sudah baligh dan berbeda lawan jenis. Maksudnya kamar anak perempuan sudah harus dipisah dari kamar orangtua dan saudara laki-lakinya setelah ia tumbuh cukup besar. (baca cara mendidik anak yang baik menurut islam)

  1. Tidak menghiasi rumah dengan patung atau lukisan makhluk

Malaikat tidak akan masuk dalam rumah dimana terdapat patung dan lukisan dari makhluk hidup oleh sebab itu rumah seorang muslim hendaknya tidak menyimpan hal-hal yang demikian. Boleh saja menghias rumah dengan lukisan atau hiasan namun ada baiknya jika hiasan tersebut tidak menyerupai bentuk atau tampilan makhluk ciptaan Allah SWT. Sebagai gantinya Anda bisa meletakkan atau menghias rumah dengan hiasan kaligrafi pada dindingnya. (baca hakikat penciptaan manusia dan tujuan penciptaan manusia)

  1. Menanam pohon di area rumah

Pohon adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWt yang menghasilkan oksigen dan menanam pohon sebagai bentuk penghijauan lingkungan diarea rumah adalah suatu perbuatan baik dan bisa menjadi lingkungan rumah sebagai rumah yang ideal. Menanam pohon tidak hanya akan membuat rumah terlihat asri tetapi juga sejuk dan segar karena pohon yang ditanam bisa menghasilkan oksigen.

  1. Memelihara anak yatim

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa rumah yang baik bagi seorang muslim adalah rumah dimana terdapat anak yatim yang dipelihara dengan baik. Rasul bersabda

Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)

Demikian pengertian rumah ideal menurut islam serta kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan rumah ideal tersebut. Semoga bermanfaat. (baca juga keluarga sakinah mawaddah dan warahmah dan cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga)

The post Rumah Ideal Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>