sejarah dan sirah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sejarah-dan-sirah Fri, 13 May 2022 03:54:56 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png sejarah dan sirah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sejarah-dan-sirah 32 32 Sejarah Masjid Lapan Kubah Terlengkap https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-lapan-kubah-terlengkap Fri, 13 May 2022 03:54:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=10061 Masjid Lapan Kubah terletak di Kampung Lapan Kotak, Jerteh, Terengganu adalah salah satu masjid yang unik dan menarik di negara Malaysia. Masjid Lapan Kubah dikenal dengan bentuk eksteriornya yang penuh warna dan aksitekturnya yang khas. Bagaimana sejarah dari Masjid Lapan Kubah? Simak penjelasannya di bawah ini. Mengenal Masjid Lapan Kubah di Malaysia Menurut Astro Awani, […]

The post Sejarah Masjid Lapan Kubah Terlengkap appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Masjid Lapan Kubah terletak di Kampung Lapan Kotak, Jerteh, Terengganu adalah salah satu masjid yang unik dan menarik di negara Malaysia. Masjid Lapan Kubah dikenal dengan bentuk eksteriornya yang penuh warna dan aksitekturnya yang khas. Bagaimana sejarah dari Masjid Lapan Kubah? Simak penjelasannya di bawah ini.

Mengenal Masjid Lapan Kubah di Malaysia

Menurut Astro Awani, arsitektur dan warna Masjid Lapan Kubah terinspirasi dari katedral St. Basil di Moskow. Karena itu, oleh orang lokal dikenal sebagai Masjid Rusia. Masjid ikonik ini dipelopori oleh Datuk Seri Idris Jusoh seorang anggota besut parlemen Malaysia sekitar akhir tahun 2013.

Karena keunikan ini lah Masjid Lapan kubah banyak dikunjungi oleh warga baik penduduk Malaysia bahkan luar Malaysia. Pengunjung hanya ingin melihat keunikan dari Masjid dengan bangunan ikoniknya.

Masjid Lapan Kubah memiliki warna terang merah bata dan kubah berwarna biru putih dan hijau kuning yang menambah citra menyala.

Masjid ini dibina oleh warga kampung Lapan asli dan selalu mendapat santunan dari banyak orang yang berkunjung untuk perawatan fasilitas masjid sendiri.

Dulu dan Kini Masjid Lapan Kubah

Dulunya, Masjid Lapan Kubah masih terbuat dari kayu hingga berjalan waktu mulai terjadi perombakan hingga menjadi Masjid yang menyerupai katedral berkat sebuah inspirasi. Kini bahkan Masjid Lapan Kubah menjadi destinasi selain keberadannya sebagai tempat ibadah.

Sekarang, Masjid Lapan Kubah memberi kenyamanan bagi warga setempat untuk semakin giat beribadah dan menaikan nama kampung Lapan yang sebelumnya belum banyak dikenal orang.

Bagian Masjid Lapan Kubah masih ada yang belum sempurna dibangun terutama dibagian lanskapnya.

Arsitektur Masjid Lapan Kubah

Masjid Lapan Kubah berdiri di atas tanah yang dulunya sawah padi seluas 1,2 hektar. Masjid Lapan Kubah dibuka untuk shalat berjamaah pada tahun 2018 untuk menggelar acara Idul Fitri dan bisa menampung 500 jamaah sekaligus.

Masjid ini memiliki 8 kubah yang dibangun dengan gotong royong oleh warga sekitar. Arti nama Lapan Kubah sendiri mengacu kepada kubah yang berjumlah delapan denga corak berwarna warni.

The post Sejarah Masjid Lapan Kubah Terlengkap appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah Masjid Agung Semarang https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-agung-semarang Fri, 13 May 2022 03:53:53 +0000 https://dalamislam.com/?p=10136 Masjid Agung Semarang merupakan mesjid tertua di Semarang. Masjid ini menyimpan banyak sejarah karena dibangun sejak abad ke-16 dan di pugar pada tahun 1749 pada masa penjajahan Belanda. Masjid ini memiliki kekhasannya sendiri. Masjid Agung Semarang memiliki sejarah yang panjang dan berhubungan erat kaitannya dengan berdirinya kota Semarang. Bagaimana sejarah mencatat keberadaan Masjid Agung Semarang? […]

The post Sejarah Masjid Agung Semarang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Masjid Agung Semarang merupakan mesjid tertua di Semarang. Masjid ini menyimpan banyak sejarah karena dibangun sejak abad ke-16 dan di pugar pada tahun 1749 pada masa penjajahan Belanda. Masjid ini memiliki kekhasannya sendiri.

Masjid Agung Semarang memiliki sejarah yang panjang dan berhubungan erat kaitannya dengan berdirinya kota Semarang. Bagaimana sejarah mencatat keberadaan Masjid Agung Semarang? Simak penjelasan di bawah ini.

Muasal Berdirinya Masjid Agung Semarang

Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, terjadi pemberontakan kaum Tionghoa akibat permasalahan dagang dengan VOC. Hal ini, menyebabkan bercana kebakaran besar yang memusnahkan Masjid Agung Semarang di lokasi semulanya.

Masjid Agung Semarang dibangun kembali pada tahun 1759-1760. Pada tahun 1867 dilaksanakan perbaikan bangunan masjid untuk masalah politik dan pendanaan.

Pada tahun 1885 masjid kembali terbakar akibat sambaran petir dan pembangunan kembali dilaksanakan pada tahun 1889. Pembangunan masjid dibantu oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. G. A Gambier dan selesai dibangun pada tahun 1890 atas upaya dari asisten residen Semarang G. J. Blumme dan Tumenggung Raden Tjondrosipeoero sebagai Bupati Semarang.

Pada abad ke-20 Majid agung Semarang mendapat bantuan dana dari pemerintah untuk perbaikan dan menambah fasilitanya di antaranya adalah menara masjid. Masjid ini dibangun di atas salah satu petak tanah Majid Agung Semarang yang telah kembali.

Masjid ini bangun untuk meningkatkan nilai moral dan sebagai pusat ibadah umat muslim di wilayah Jawa Tengah khususnya Makasar. Sebelumnya, Masjid Agung Semarang lahir dari tanah wakaf milik Ki Ageng Pandanaran ll, Bupati Semarang pertama.

Arsitektur Masjid Agung Semarang

Hal arsitektural yang paling terlihat dari Masjid Agung Semarang adalah bentuk atapnya dan terinspirasi dari masjid-masjid bentuk sebelumnya. Atapnya berbentuk limasan bertingkat tiga. Bentuk ini pula yang berpengaruh dari rumah tradisional di pulau Jawa.

Bentuk atap yang mengadaptasi bentuk rumah tradisional Jawa ini dikarenakan Islam tidak membawa bentuk arsitektur khusus ketika masuk ke Indonesia.

Selain dari pengaruh unsur tradisional dan Belanda, Masjid Agung Semarang pun dipengaruhi oleh bangsa Arab yang merupakan asal mula datangnya Islam. Pengaruh Eropa menyebabkan bentuk atap mihrab yang berbentuk segitiga seperti beberapa bangunan Belanda yang dibangun di Indonesia.

Contohnya pada bentuk mihrab Masjid Agung Semarang yang dipengaruhi oleh dua kebudayaan berbeda yaitu Eropa dan Arab. Atap dari mihrab berbentuk kubah, yang banyak ditemui pada masjid-masjid di negara Arab dan Asia Selatan.

Terdapat pula payung di luaran masjid yang berfungsi sebagai hiasan juga bisa terbuka dalam kondisi tertentu, gaya payung tersebut diambil dari gaya arsitektur masjid Nabawi di Arab.

Masjid Agung Semarang memiliki menara asmaul husna yang dibangun setinggi 99 meter mengikuti jumlah asma Allah SWT. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Selain terdapat menara Almaul Husna, di dalamnya terdapat koleksi Al-Quran raksasa yang berukuran 145 x 95 cm. Al-Quran tersebut ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin dari pondok pesantren Al-Asyariyyah. Kalibeber, Mojotengah, dan Wonosobo.

Masjid Agung Semarang Masa Kini

Masjid Agung Semarang merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Pada tahun 2001, Masjid Agung Semarang dibangun dan selesai pada tahun 2006. Pada tahun 2006, masjid ini diresmikan oleh President dan dikelola oleh pemerintah menjadi masjid provinsi.

Pada tahun 2001 pun Masjid Agung Semarang mengalami perombakan gaya arsitektur oleh Ir. H. Ahmad Fanani. Terlihat gaya romawi dari 25 pilar dipelataran masjid. Gaya koloseum Athena Romawi dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi yang sangat indah fan menyimbolkan 25 Nabi dan Rasul.

Di gerbang masjid terdapat tulisan dua kalimat syahadat dan pada bidang data tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guni Gapiraning Gustu.” yang artinya kemauan dan upaya yang tulus embawa ke arah ridha Allah.

Terdapat ruang studio radio dakwah Islam dan pemancar TKU, sedangkan di lantai 2 dan 3 digunakan sebagai museum kebudayaan Islam. Ada pula kafe muslim yang tepatnya berada di lantai 18 dan disusul dengan lima teropong pandang sebagai pusat wisata religi yang bisa digunakan pengunjung di lantai 19.

Pada tahun 1427 H tepatnya pada awal Ramadhan, teropong tersebut digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh tim Rukya jawa Tengah yaitu mulainya hari berpuasa dan teropong tersebut adalah teropong canggih yang berasal dari Boscha.

Letak Masjid Agung Semarang

Letak Masjid Agung Semarang berada di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Jalan Gajah Raya merupakan salah satunya akses untuk menuju ke Masjid Agung Semarang dan merupakan jalur penghubung antara jalan jolotundo raya dan jalan tambak boyo barat raya, yang kerap menibulkan macet.

Masjid Agung Semarang berada dipusat kota semarang berdekatan dengan gedung-gedung pemerintahan dan juga berjarak jauh dari pusat perdagangan.

Masjid Agung Semarang selain menjadi tempat beribadah juga menjadi wisata religius. Kini, Masjid Agung Semarang telah memiliki fasilitas lengkap dengan adanya wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.

The post Sejarah Masjid Agung Semarang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah masjid Laweyan, Masjid Pertama di Surakarta https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-laweyan Fri, 13 May 2022 03:53:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=10059 Di Surakarta berdiri sebuah Masjid tertua dan merupakan Masjid pertama yang berada di Surakarta yakni Masjid Laweyan. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Laweyan. Simak penjelasan di bawah ini. Mengenal Lebih Tentang Masjid Laweyan Masjid Laweyan didirikan pada tahun 1546 M jauh sebelum didirikannya Masjid Surakarta oleh Sultan Hadi Wijaya atau lebih dikenal dengan sebutan Joko Tingkir […]

The post Sejarah masjid Laweyan, Masjid Pertama di Surakarta appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di Surakarta berdiri sebuah Masjid tertua dan merupakan Masjid pertama yang berada di Surakarta yakni Masjid Laweyan. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Laweyan. Simak penjelasan di bawah ini.

Mengenal Lebih Tentang Masjid Laweyan

Masjid Laweyan didirikan pada tahun 1546 M jauh sebelum didirikannya Masjid Surakarta oleh Sultan Hadi Wijaya atau lebih dikenal dengan sebutan Joko Tingkir saat berkuasa di Kerajaan Pajang, kerajaan yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram. Kerajaan ini terletak di kawasan Laweyan, Surakarta, Jawa tengah.

Masjid ini dikenal sebagai salah satu saksi sejarah bagi pertumbuhan dan perkembangan Islam di Karesidenan Surakarta. masjid ini adalah masjid pertama dan masjid tertua yang didirikan di wilayah Surakarta dan usia Masjid laweyan sudah hampir lima abad.

Masjid Laweyan berlokasi di Jalan Liris 1, Pajang, Laweyan, Surakarta ini. Meskipun demikian, posisi masjid yang berada di atas bahu jalan dan tampak lebih tinggi di bandingkan dengan bangunan di sekitarnya.

Dulunya, Masjid Laweyan terletak di tepi Sungai Jenes yang kawasan Kampung Batik Laweyan. Sungai yang mengalir tersebut bukanlah sembarang sungai.

Sungai Jenes pernah menjadi jalur perdagangan yang menghubungkan daerah-daerah di Pulau Jawa. Karena letak strategis inilah yang membuat Masjid Laweyan dikenal. Kawasan tersebut dinamai dengan Bandar Kabanaran.

Oleh Pakubowono ke-10 Masjid Laweyan yang semulanya hanyalah tempat mushola diresmikan menjadi Masjid besar bersamaan dengan Masjid Agung Surakarta.

Masjid Laweyan Merupakan Peninggalan Hindu

Masjid Laweyan awal mulanya adalah pura agama Hindu sehingga sekilas bangunan majid Laweyan mirip dengan bangunan pura. Pembangunan masjid tidak terlepas dari persahabatan Ki Ageng Henis sebagai pemuka agama Islam kerajaan-kerajaan yang masih merupakan cucu Prabuwijaya Pakubuwono ke-5 dengan pedeta Hindu di daerah Laweyan yakni, Ki Beluk.

Raden Fatah mengutus Ki Ageng yang tinggal di derah Pandean yang sekarang dikenal Purwodadi untuk mengajak masyarakat menyeru agama Islam di daerah Laweyan. Saat itulah, Ki Beluk tertarik dan masuk agama Islam. Ki Beluk juga mengubah pura menjadi tempat ibadah orang muslim.

Masyarakat daerah Laweyan kebanyakan dulunya beragama Hindu, sebelum Ki Ageng Henis datang. Masjid Laweyan diremikan pada masa Pakubuwono X dan bangunannya pun dirombak total menjadi bentuk yang sekarang.

Kekhasan Masjid Laweyan

Masjid ini memiliki khas yakni sebuah pura Hindu. Menurut sejarah, pada masa Kerajaan Pajang, seorang pemeluk Hindu bernama Ki Beluk sempat tinggal dan membangun sebuah pura di pinggir sungai Kabanaran, sungai yang dulunya digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan para sudagar batik.

Peninggalan Hindu memang tidak lagi ditemukan dalam Masjid Laweyan, tetapi hal tersebut menjadi karakteristik yang khas. Terdapat sebuah gapura raksasa bertuliskan makam Kiai Agung Laweyan.

Pada tahun 1745 M, dibangun sebuah pendopo diluar tembok Masjid yang bentuknya masih asli sejak dibangun hingga saat ini.

Di sebuah komplek pemakaman terdapat pemakaman dari kerabat keraton Pajang, keraton Karto Suro dan keraton Kasenanak Surakarta Diningrat. Di belakang Masjid Laweyan terdapat Balai Kencur yakni pemakaman tua dari pejabat dan kerabat keraton Pajang.

Tata ruang masjid Laweyan sendiri mengikuti tata ruang masjid Jawa pada umumnya. ruang masjid dibagi menjadi tiga bagian, yakni ruang induk (utama), serambi kanan (kaum perempuan), dan serambi kiri (bagian perluasan masjid untuk tempat shalat berjamaah).

Masjid Laweyan memiliki tiga buah lorong di bagian depan masjid sebagai jalur masuk ke dalam Masjid Laweyan. Tiga lorong itu merupakan simbol atau perlambang tiga jalan dalam upaya menuju tata kehidupan yang bijak yakni Islam, Iman dan Ihsan.

Masjid Laweyan memiliki kekhasan lain yakni sebuah mata air sumur yang berada di kompleks masjid. Mata air ini dipercaya muncul dari injakan kaki Sunan Kalijaga. Air sumur ini tidak pernah kering meskipun sedang dalam musim kamarau panjang. Masjid Laweyan memiliki kekhasan cat berwarna hijau.

Keaslian Masjid Laweyan

Sebagian besar Masjid Laweyan terjaga keasliannya dan hanya beberapa saja yang direnovasi tahun 1998-1999 pada halaman belakangnya. Mimbarnya adalah sebuah peninggalan dari Pakubowo 10. Tidak ada hal signifikasn yang merubah bangunan Majid Laweyan. Hamya ada beberapa penambahan seperti dibuat toilet pada tahun 1970-an.

Selain itu, ditambah juga tempat wudhu karena dulu masih terbilang sedikit. Ada juga beduk dan kentongan yang usianya ratusan tahun. Sisa bangunan yang usianya tua adalah 12 tiang utama masjid yag terbuat dari kayu jati.

Masjid Laweyan Masa Kini

Kini, elemen-elemen Hindu memang tidak lagi ditemukan sebagai penghias masjid. Meskipun begitu, sejarah mengatakan lain bahwa tetap saja masjid ini dulunya adalah bekas pura Hindu. Banyak yang mengunjungi Masjid Laweyan untuk berziarah ke makam Ki Ageng Henis dan ketika malam banyak yang datang untuk shalat dan itikaf.

Kondisi Masjid Laweyan masih dalam keadaan terawat. Dipilihnya kayu yang berasal dari keraton Surakarta yang tidak mudah keropos.

Masjid Laweyan masih digunakan sebagai fungsi masjid pada umumnya. Selain tempat ibadah, sekitar Masjid Laweyan digunakan sebagai tempat pemakaman. Bukan hanya itu, ada juga beberapa orang yang kerap melangsungkan akad pernikahan di Masjid Laweyan.

The post Sejarah masjid Laweyan, Masjid Pertama di Surakarta appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah Masjid Lawang Kidul, Simak Penjelasan Berikut https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-lawang-kidul Fri, 13 May 2022 03:52:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=10058 Siapa yang tidak menganal Masjid Lawang Kidul? Terlebih lagi warga kota Palempang. Masjid Lawang Kidul merupakan masjid yang sangat menyimpan sejarah terlebih lagi dalam perkembangan Islam. Simak penjelasan di bawah ini mengenai sejarah lengkap Masjid Lawang Kidul. Lokasi Dan Pendiri Masjid Lawang Kidul Masjid Lawang Kidul termasuk salah satu masjid tertua di Palembang, Sumatera Selatan […]

The post Sejarah Masjid Lawang Kidul, Simak Penjelasan Berikut appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Siapa yang tidak menganal Masjid Lawang Kidul? Terlebih lagi warga kota Palempang. Masjid Lawang Kidul merupakan masjid yang sangat menyimpan sejarah terlebih lagi dalam perkembangan Islam.

Simak penjelasan di bawah ini mengenai sejarah lengkap Masjid Lawang Kidul.

Lokasi Dan Pendiri Masjid Lawang Kidul

Masjid Lawang Kidul termasuk salah satu masjid tertua di Palembang, Sumatera Selatan setelah Masjid Agung dan juga Masjid Ki Muara Ogan. Masjid ini berdiri pada tahun 1881 Masehi atau 1310 H oleh Kyai Haji Mas Agus Abdul Hamid bin Mahmud atau lebih dikenal dengan Kyai Muara Ogan.

Masjid Lawang Kidul diwakafkan oleh Kyai Muara Ogan pada 23 April 1893 Masehi bersamaan dengan Masjid Muara Ogan. Kyai Muara Ogan membiayai seluruh pembangunan Masjid Lawang Kidul karena beliau adalah seorang pengusaha kaya yang sukses pada masanya.

Masjid Lawang Kidul memegang peran penting salah satunya sebagai pusat penyebaran Islam juga dijadikan markas pejuang setempat untuk menghadapi tentara Belanda.

Masjid ini terletak di bantaran Sungai Musi, yakni semacam tanjung yang terbentuk oleh pertemuan dengan muara sungai. Lokasinya persis bersebelahan dengan Kawasan Pelabuhan Boom Baru, pelabuhan tua di tepian Sungai Musi di kota Palembang yang masih berfungsi hingga kini. Dan lokasinya juga tidak terlalu jauh dari pasar Kuto.

Pendiri Masjid Lawang Kidul

Ki Muara Ogan lahir pada tahun 1811 M yang masih keturunan Kesultanan Palembang dari Sunan Cinde Balang. Di usia muda, Ki Muara Ogan belajar agama Islam di tanah Arab dan salah satu gurunya adalah seorang ulama asal Palembang yakni, Syeikh Abdul Somad Alpelembani.

Masjid Lawang Kidul didirikan karena Ki Muara Ogan begitu khawatir terhadap minimnya masjid di Palembang saat itu, sementara umat Islam sangat banyak. Beliau membangun sekaligus dua masjid di Palembang.

Ki Muara Ogan kemudian mewakafkan hartanya untuk membangun Masjid Lawang Kidul dan Masjid Ki Muara Ogan.

Alasan lain mengapa Ki Muara Ogan membangun masjid di kawasan tersebut karena berada di daerah asal istri pertamanya, Masayu Maznah.

Arsitektur Dan Asal Muasal Nama Masjid Lawang Kidul

Material Masjid Lawang Kidul terbuat dari campuran batu kapur dengan putih telur dan pasir sehingga membuat masjid ini dapat bertahan dengan lama. Inti dari bangunan Masjid Lawang Kidul sebagian besar masih terjaga keasliannya dan hampir 99 persen merupakan bangunan asli dan belum ada yang di ganti sejak masa dibangunnya.

Majid Lawang Kidul sudah berdiri sekitar 140 tahun yang lalu dan bangunannya memiliki kekhasan seperti pada umumnya bangunan jaman dulu.

Pada tahun 1890, Masjid Lawang Kidul sudah ada satu unit bimbar berdiri yang terbuat dari kayu dengan aksen desain bunga yang kental dengan budaya Melayu dan masih kokoh sampai saat ini.

Masjid Lawang Kidul memiliki hal spesial karena masjid ini memiliki menara berupa tiga undakan dan atapnya yang melebar dengan desain arsitektur khas Tiongkok. Sampai saat ini belum ada perubahan yang di ganti. Hanya saja, pernah dilakukan penambahan keramik dibagian lantai utama.

Masjid Lawang Kidul memiliki banyak pintu dan pintu utama terdapat di pinggiran sungai Musi yang menghadap ke arah selatan. Itulah awal mula di sebut dengan Lawang Kidul. lawang yang artinya pintu dan kidul yang artinya selatan.

Dulu, Kyai Muara Ogan berdakwah melalui sampan dari satu masjid ke masjid lainnya menggunakan perahu sebagai akses.

Masjid Lawang Kidul memiliki 17 huruf yang merupakan simbol dari shalat fardhu yang dikerjakan sehari semalam sebanyak 17 rakaat. Kyai Muara Ogan berharap dengan adanya Masjid ini bisa meningkatkan seangat ibadah shalat fardhu.

Masjid Lawang Kidul diberi nama demikian karena letaknya yang berada di Lawang Kidul, Ilir Timur 3.

Kekhasan Masjid Lawang Kidul

Masjid Lawang Kidul selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya dari para habaib dan para guru-guru syekh yang berasal dari Arab. Masyarakat yang berasal dari Kampung Arab seberang sungai Musi tidak lagi memiliki alasan untuk tidak mengunjungi Masjid Lawang Kidul karena sudah mudahnya akses.

Meskipun terletak di seberang sungai Musi, Masjid Lawang Kidul tidak pernah sama sekali terendam banjir saat air pasang, padahal daerah sekitar Masjid Lawang Kidul sedang terendam air. Hal tersebut menjadi bukti nyata yang Allah SWT berikan dan juga merupakan kekhasan Masjid Lawang Kidul.

Masjid Lawang Kidul memiliki menara khas yang bentuknya belum pernah diubah sejak dibangunnya bangunan ini. 99 persen banguan Masjid Lawang Kidul masih utuh dengan mempertahankan aksennya.

Peran Masjid Lawang Kidul

Masjid Lawang Kidul memegang peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, Masjid Lawang Kidul menjadi pintu selatan berkembangnya agama Islam.

Pada saat itu perkembangan agama Islam berkembang pesat. Selain Masjid Agung, Masjid Lawang Kidul adalah Masjid kedua yang patut didatangi ketika berkunjung ke Palembang.

Meskipun terlihat kecil, pasalnya Masjid Lawang Kidul sangat luas dan bisa menampung banyak jamaah sekitar 700 hingga 1.500 orang.Masyarakat setempat juga menganggap Masjid Lawang Kidul sebagai kebanggaan tersendiri karena bangunan masjid ini sebagian besar masih terjaga keasliannya.

Masjid Lawang Kidul menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup populer di Palembang.

The post Sejarah Masjid Lawang Kidul, Simak Penjelasan Berikut appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kisah Ummu Salamah, Istri Rasul Sang Wanita Shalihah https://dalamislam.com/sejarah-islam/kisah-ummu-salamah Fri, 13 May 2022 03:43:11 +0000 https://dalamislam.com/?p=10037 Ummu Salamah adalah sosok wanita cerdas istri Rasulullah SAW yang senantiasa mendampinginya. Dengan sikap-sikapnya yang patut dipuji, simaklah penjelasan mengenai kisah Ummu Salamah di bawah ini. Biografi Ummu Salamah Ummu Salamah binti Abu Salamah adalah seorang hindun binti Abi Umayah Hudzaifah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhhzum Al-Quraisyiyyah. Ibunya bernama Atikah binti Amir […]

The post Kisah Ummu Salamah, Istri Rasul Sang Wanita Shalihah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ummu Salamah adalah sosok wanita cerdas istri Rasulullah SAW yang senantiasa mendampinginya. Dengan sikap-sikapnya yang patut dipuji, simaklah penjelasan mengenai kisah Ummu Salamah di bawah ini.

Biografi Ummu Salamah

Ummu Salamah binti Abu Salamah adalah seorang hindun binti Abi Umayah Hudzaifah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhhzum Al-Quraisyiyyah. Ibunya bernama Atikah binti Amir binti Amir bin Rabiah bin Malik bin Khuzaimah bin Alqamah bin Farras.

Ayahnya bernama Suhail yang dijuluki dengan Zadur Rakib (yang pembekal kafilah) karena termasuk bangsa Arab yang terkenal dengan kedermawanannya. Kederawanannya terlihat dari ketika Ayahnya tidak keberatan menanggung akomodasi perjalanan jika ada rombongan yang tidak membawa bekal.

Ummu Salamah lahir pada tahun 28 sebelum hijriah atau 596 M. Ummu salamah memiliki dua sudara laki-laki yakni Abdullah bin Umayyah dan Zuhair adalah seorang putra dari bibi Rasulullah SAW, Atikah binti Abdul Muthalib.

Ummu Salamah menikah dengan Abdullah bin Abdul Aad bin Hilal bin Abdullah bin Amr bin Makhzum serta memiliki lima anak bernama :

  • Salamah
  • Amr
  • Durrah
  • Zainab
  • Ummu Kultsum.

Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Abdullah bin Abdul Aad bin Hilal bin Abdullah, Ummu Salamah bimbang siapa yang mesti menggantikan suaminya.

Beberapa waktu setelah masa iddahnya selesai, Abu bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khatab datang melamarnya, namun usaha mereka ditolak oleh Ummu Salamah.

Datang Rasulullah SAW melamar, namun lagi Ummu Salamah tidak langung menerimanya meskipun lamaran yang Rasulullah berikan membuatnya sangat tersanjung.

Ummu Salamah mengatakan terlebih dahulu bahwa ia adalah wanita yang pencemburu, umurnya tidak lagi muda dan sudah memiliki seorang anak.

Rasulullah SAW menjawab, bahwa Rasul meminta dan berdoa kepaa Allah SWT untuk menghilangkan sifat dan rasa kecemburuan yang dimiliki Ummu Salamah. Kemudian mengenai umur, Rasulullah SAW juga memiliki masalah yang sama mengenai umurnya yang tidak lagi muda.

Dan terakhir mengenai anak, Rasulullah SAW menjawab bahwa anak Ummu Salamah adalah anaknya juga. Maka setelah menjawab pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW diterima oleh Ummu Salamah.

Ummu Salamah menikah dengan nabi Muhammad. Pernikahan mereka terjadi pada bulan syawal tahun 4 Hijriyah. Rasul memuliakan Ummu Salamah dengan mengunjunginya pertama kali selepas shalat ashar, sebelum mengunjungi istri yang lainnya.

Ketika itu, Ummu Salamah turut dalam menyaksikan perang khibar dan berkata kepada beberapa wanita, “Semoga Allah juga mewajibkan pada kita (kau wanita) berjihad sebagaimana yang telah diwajibkan bagi para pria. Sehingga kita juga mempunyai kesempatan untuk mendapat pahala seperti yang mereka dapatkan.”

Kemudian turunlah surah An-Nisaa : 32

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebgian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.”

Sepeninggal Rasulullah, Ummu Salamah senantiasa memperhatikan urusan kaum muslimin dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi. Ummu Salamah selalu ikut serta dengan menggunakan kecerdasannya dalam setiap persoalan untuk menjaga umat dan mencegah kaum muslimin dari penyimpangan, terlebih lagi terhadap para penguasa dari para khalifah maupun para pejabat.

Ummu Salamah Sebagai Figur Wanita Shalihah

  • Memiliki Sifat Wira’i

Al-Wara Al-MAsyru adalah menjauhkan diri dari sesuatu yang ditakutkan akibatnya yaitu menjauhkan diri dari sesuatu yang tidak diketahui keharaman atau diragukan keharamannya. Meninggalkan sesuatu tersebut, tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar dari pada melakukannya.

Ummu Salamah termasuk wanita yang memiliki sifat Wira’i dan takut kepada Allah SWT.

  • Tekun Mempelajari Agama

Ummu Salamah adalah wanita yang tekun mempelajari masalah keagamaan dan selalu bertanya kepada Rasul tentang sesuatu yag masih tidak diketahuinya. Ummu Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang hukum mengurai rambut ketika mandi besar dan Rasulullah memberitahu Ummu Salamah bahwa tidak harus menguraikan rambutnya, akan tetapi cukup menyiramnya dengan tiga kali siraman.

Kemudian menyiram air dengan rata ke seluruh badan. Hadits ini diriwayatkan Ummu Salamah.

  • Menjalankan Ibadah Karena Ridho Allah SWT

Ummu Salamah selalu melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Ummu Salamah menyebut tempat ibadah adalah tempat tinggalnya sendiri seperti di negeri Habasyah.

  • Tidak Mengubah Pemberian Dari Allah SWT

Ummu Salamah selalu berupaya mengajarkan kepada kaum wanita tentang segala sesuatu yang diyakininya dapat memberi kontribusi positif dalam kehidupan sekarang dan kehidupan setelah meninggal dunia.

Ummu Salamah bertanya pada Rasulullah mengenai seseorang yang eruah bentuknya, lalu Rasulullah menjawab “Tidak ada satupun yang boleh mengubah rupa. Ia tetap memiliki keturunan, namun tidak baik akibatnya.”

Oleh karena itulah Ummu Salamah sangat takut atas laknat Allah SWT dan selalu bersyukur dengan apa yang Allah beri.

  • Wanita Sederhana

Ummu Salamah adalah wanita sederhana dengan hidupnya dan berharap Allah meridhai segala apa yang dimilikinya. Hal tersebut dapat dilihat dari rumahnya yangg sederhana.

  • Taat Suami

Ummu Salamah adalah sosok yang taat kepada suaminya, Rasulullah. Di antara bukti ketaatan Ummu Salamah terhadap Rasulullah SAW hingga ketika Rasul dalam keadaan shalat adalah Ummu Salamah ikut terjada menemani Nabi Muhammad agar tetap melayani dan memenuhi kebutuhan beliau.

  • Mendidik Anak Dengan Ajaran Agama Islam

Ummu Salamah mendidik anak-anaknya dalam ajaran agama Islam oleh sebab itu anak-anak Ummu Salamah hidup dalam suasana keimanan yang penuh dengan ilmu dan pengetahuan tersebut.

  • Merawat Anak Dengan Penuh Kasih Sayang

Ummu membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. Hal tersebut dapat terbukti dari beberapa sikapnya, yakni :

  • Penolakan Ummu Salamah untuk menikah kembali sepeninggal Abu Salamah demi anak-anaknya dan pada akhirnya ia menikah kembali dengan Rasulullah
  • Kepeduliannya mendidik anak-anak di rumah Rasul.
  • Usaha Ummu Salamah mendidik sendiri.
  • Infaq Ummu Salamah dalam mendidik anaknya.

Meninggalnya Ummu Salamah

Ummu Salamah diberkati umur panjang serta orang yang mengetahui pembunuhan Hussein bin Ali, sehingga membuatnya pingsan karena sangat bersedih. Tidak selang lama setelah peristiwa tersebut, pada bulan Dzulqaidah tahun 59 Hijriyah, Ummu Salamah meninggal dunia dalam usia 84 tahun di Madinah.

Ada yang mengatakan Ummu Salamah meninggal pada usia ke-81 tahun. Ada pula riwayat lain yang menyebutkan Ummu Salamah meninggal dalam usia 61 tahun. jenazahnya disaksikan oleh Abu Hurairah yang ikut melakukan shalat jenazah di Baqi.

The post Kisah Ummu Salamah, Istri Rasul Sang Wanita Shalihah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Peninggalan Dinasti Umayyah yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/sejarah-islam/peninggalan-dinasti-umayyah Wed, 11 May 2022 08:51:50 +0000 https://dalamislam.com/?p=10813 Dinasti Umayyah merupakan Dinasti Islam pertama yang berprestasi gemilang dalam perluasan wilayah kekuasaan hingga ke Spanyol dan Afrika Utara. Perluasan wilayah kekuasaan berhasil dalam kurun waktu 89 tahun (661-750M). Dinasti Ummayah atau juga bisa disebut sebagai Bani Ummayah, pertama dipimpin oleh Abu Sufyan, yang berisi sebagian besar keluarga pedagang yang berasal dari suku Quraisy Mekkah. […]

The post 3 Peninggalan Dinasti Umayyah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dinasti Umayyah merupakan Dinasti Islam pertama yang berprestasi gemilang dalam perluasan wilayah kekuasaan hingga ke Spanyol dan Afrika Utara. Perluasan wilayah kekuasaan berhasil dalam kurun waktu 89 tahun (661-750M).

Dinasti Ummayah atau juga bisa disebut sebagai Bani Ummayah, pertama dipimpin oleh Abu Sufyan, yang berisi sebagian besar keluarga pedagang yang berasal dari suku Quraisy Mekkah. Pada awalnya mereka menentang ajaran Islam yang di bawa oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

Namun akhirnya mengakui dan memeluk agama Islam tahun 627 dan menjadi administrator ulung di bawah Rasulullah dan penerus langsungnya. Pemerintahan Umayyah dibagi menjadi 2 cabang keluarga, yakni :

  1. Sufyāniyah (memerintah 661–684), keturunan Abū Sufyān
  2. Marwanid (memerintah 684–750), Marwān I ibn al-Hakam dan penerusnya. 

Sufyāniyah, terutama Mu’āwiyah I (memerintah 661–680), otoritas kekhalifahan terpusat di Damaskus. Tentara Suriah menjadi basis kekuatan Umayyah, memungkinkan terciptanya sebuah kerajaan bersatu melalui kontrol yang lebih besar dari provinsi-provinsi yang ditaklukkan dan persaingan suku Arab. 

Kekuasaan Muslim diperluas ke Khorasan , kota-kota garnisun didirikan di Merv dan Sistan sebagai basis ekspedisi ke Asia Tengah dan India barat laut, dan invasi ke Afrika barat laut dimulai. Sebuah armada baru melakukan serangkaian kampanye melawan Konstantinopel (sekarang Istanbul ; 669–678), yang, meskipun pada akhirnya tidak berhasil, mengimbangi citra sekuler negara karena mereka ditujukan terhadap orang-orang Kristen. 

Meskipun Sufyaniyah umumnya mempertahankan birokrasi administrasi Bizantium dan Persia yang mereka warisi di provinsi-provinsi, mereka secara politik diorganisir menurut garis kesukuan Arab, di mana khalifah dipilih oleh rekan-rekannya untuk menjadi, secara teoritis, “pertama di antara yang sederajat” dan bertindak atas nasihat syrā (dewan suku).

Perang saudara dan kematian Yazid I pada tahun 683 dan Muʿawiyah II pada tahun 684 mengakhiri kekuasaan Sufyanid. Dan akhirnya Marwān I diproklamasikan sebagai khalifah di Suriah pada tahun 684 di tengah perang suku pengganti kekuasaan Sufyanid.

Selain prestasi tersebut ada sederet prestasi lainnya seperti dalam bidang perekonomian, seni & arsitektur dan ilmu pengetahuan. Persebaran Islam yang terhenti pada pemerintahan Utsman dan Ali dilanjutkan ke Dinasti Umayyah dan berhasil dilakukan mulai dari timur, utara dan barat.

Kemudian perluasan besar-besaran ke daerah barat dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I). Pada 10 tahun masa pemerintahannya, wilayah-wilayah seperti Tukharistan, Bukhara dan daerah sekitarnya (Samarkand dan Khawarizm) berhasil dikuasai.

Dalam program Arabisasi yang ekstensif, bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara; administrasi keuangan kekaisaran direorganisasi, dengan orang-orang Arab menggantikan pejabat Persia dan Yunani; dan koin Arab baru menggantikan tiruan koin Bizantium dan Sasania sebelumnya. 

Komunikasi ditingkatkan dengan pengenalan reguler layanan pos dari Damaskus ke ibu kota provinsi, dan arsitektur berkembang dengan pesat. Runtuhnya dinasti Ummayah dimulai dengan kekalahan besar tentara Suriah oleh kaisar Bizantium Leo III (Isauria; 717). 

Kemudian reformasi fiskal Umar II yang saleh (memerintah 717–720), yang dimaksudkan untuk meredakan ketidakpuasan para mawālī (Muslim non-Arab) yang semakin meningkat dengan menempatkan semua Muslim pada pijakan yang sama tanpa memandang etnis, menyebabkan krisis keuangan, sementara kebangkitan kembali perseteruan antara selatan (Kalb) dan utara (Qays ) Suku-suku Arab secara serius mengurangi kekuatan militer.

Umayyah terakhir, Marwan II (memerintah 744–750), dikalahkan di Pertempuran Sungai Zab Besar (750). Anggota Bani Umayyah diburu dan dibunuh, tetapi salah satu yang selamat, Abd al-Raḥman, melarikan diri dan memantapkan dirinya sebagai penguasa Muslim di Spanyol (756), mendirikan dinasti Umayyah di Cordoba .

Meskipun begitu ada beberapa peninggalan yang patut diperhitungkan karena memang merupakan prestasi yang patut dibanggakan. Dan berikut ini adalah peninggalan-peninggalan dari Dinasti Umayyah.

1. Ilmu pengetahuan

Bani Umayyah dapat dikatakan sebagai pelopor dari perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Karena dalam Dinasti ini muncul tokoh spesialis dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan.

Pada masa itu pusat penyebaran ilmu pengetahuan dilakukan di masjid yang tersebar di berbagai daerah. Adapun ilmu yang diajarkan adalah ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

Untuk ilmu agama yang diajarkan adalah ilmu qiraat, tafsir, hadist, nahwu, balaghah serta fiqih. Ibn Abbas yang merupakan sahabat sekaligus paman Nabi Muhammad SAW merupakan seorang ahli tafsir pertama. Dan saat ditemukan banyaknya penyelewengan yang mengatas namakan perkataan Nabi, ilmu hadist mulai dikembangkan guna meluruskan hal tersebut.

Di antara para ahli hadits pada masa itu adalah Muhammad bin Syihab Al-Zuhri, Hasan Al-Bashri, Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy (Guru Imam Malik), Ibnu Malikah, dan Sya’bi Abu Amir bin Syurahbil.

2. Seni Suara dan Bahasa

Perkembangan seni suara di Dinasti Umayyah yang paling penting adalah qira’atul Qur’an, music, qasidah, dan lagu-lagu lainnya yang bertemakan kelembutan kasih sayang.

3. Seni Rupa dan Arsitektur

Ketika Abdul Malik menjadi Raja ia menitahkan untuk mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang masih banyak dipakai pada daerah kekuasaan Bani Umayyah yang tidak lain dikuasai oleh Islam. Abdul Malik membuat mata uangnya sendiri dengan menggunakan tulisan Arab.

Sedangkan dalam bidang arsitektur, pada masa pemerintahannya Abdul Malik membangun sejumlah masjid dengan arsitektur nya yang terkenal indah.

Keberhasilan tersebut diteruskan oleh sang anak yaitu Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I) yang dikenal mempunyai keinginan keras untuk melakukan pembangunan. Hal ini dapat terlihat dari keberhasilan nya membangun banyak jalan raya penghubung dari wilayah satu ke wilayah lain, berbagai panti untuk orang yang membutuhkan, gedung pemerintah, pabrik dan masjid-masjid yang megah.

Dalam masa pemerintahannya, Khalifah Walid terkenal sangat memperhatikan masjid-masjid dan memakmurkan nya.

Jadi itulah semua peninggalan Dinasti Umayyah yang wajib kamu ketahui.

The post 3 Peninggalan Dinasti Umayyah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/sejarah-islam/peninggalan-dinasti-abbasiyah Mon, 09 May 2022 09:38:50 +0000 https://dalamislam.com/?p=10814 Dinasti Abbasiyah sebuah Dinasti peradaban Islam yang berjaya selama kurang lebih 5 abad. Dinasti ini telah banyak memberi hal yang bernilai positif bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban bagi agama Islam. Dinasti ini merupakan dinasti kedua dari kerajaan Muslim. Setelah menggulingkan kekhalifahan Ummayah pada tahun 750 M dan runtuh oleh invasi Mongol pada tahun 1258 […]

The post Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dinasti Abbasiyah sebuah Dinasti peradaban Islam yang berjaya selama kurang lebih 5 abad. Dinasti ini telah banyak memberi hal yang bernilai positif bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban bagi agama Islam.

Dinasti ini merupakan dinasti kedua dari kerajaan Muslim. Setelah menggulingkan kekhalifahan Ummayah pada tahun 750 M dan runtuh oleh invasi Mongol pada tahun 1258 M. Nama dinasti ini diambil dari nama Paman Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Abbas yang meninggal kurang lebih di tahun 653 dari Bani Hasyim suku Quraisy – Mekkah.

Di bawah pemerintahan Abbasiyah, kehalifahan memasuki babak baru. Kekhalifan ini memperluas wilayahnya ke timur, yang menyebabkan ibukota dipindahkan di Baghdad. Basis pengaruh kekaisaran berganti menjadi skala Internasional yang meybebakan semakin banyak negara luar yang percaya dengan kebangsaan Arab.

Karena banyak dukungan untuk Bani Abbasiyah datang dari para mualaf Persia , maka wajar bagi Bani Abbasiyah untuk mengambil alih sebagian besar tradisi pemerintahan Persia ( Sasania ). Dukungan oleh Muslim yang saleh juga membuat Abbasiyah mengakui secara terbuka embrionik hukum Islam dan untuk mengaku mendasarkan aturan mereka pada agama Islam.

Ada sekitar 37 khilafah yang telah memimpin Dinasti Abbasiyah, yang mana dari beberapa khilafah tersebut yang memang mempunyai kepedulian terhadap berkembang ilmu pengetahuan dan berkembangnya agama Islam. Kemajuan akluturasi dan asimilasi pada masyarakat menandakan bahwa kejayaan Dinasti Abbasiyah pada ilmu sosial budaya. Keadaan sosialnya yang majemuk tanda indikasi tumpang tindih dalam status sosial lah yang menjadikannya peradaban islam yang mengalami kemajuan dalam sosial dan budaya.

Antara tahun 750 dan 833 Abbasiyah mengangkat derajat dan kekuatan kekaisaran, mengenalkan perdagangan, industri, seni, dan ilmu pengetahuan, terutama selama pemerintahan al Manṣūr , Hārn al -Rasyd , dan al-Maʾmūn . Namun, kekuatan temporal mereka mulai menurun ketika—al-Muʿtaṣim memperkenalkan Berber non-Muslim, Slavia, dan terutama tentara bayaran Turki ke dalam pasukan pribadinya. 

Meskipun pasukan ini masuk Islam, basis persatuan kekaisaran melalui agama telah hilang, dan beberapa perwira tentara yang baru dengan cepat belajar mengendalikan kekhalifahan melalui pembunuhan terhadap khalifah mana pun yang tidak mau menyetujui tuntutan mereka.

Yang menjadi ciri majunya ilmu pengetahuan pada Dinasti ini dapat terlihat di berbagai peninggalan sejarah pada senin bangunan dan arsitektur nya, baik untuk bangunan, tempat ibadah yaitu masjid dan berbagai bangunan kota lainnya. Ada yang pernah mendengar tentang cendekiawan Abu Nawas? Ya, beliau adalah salah satu cendekiawan yang lahir pada Dinasti Abbasiyah. Selain Abu nawas, masih ada sejumlah cendekiawan sastra bahasa dan budayawan lainnya yang terlahir pada masa itu.

Karya sastra yang terlahir dari budayawan dari Dinasti tersebut masih dapat kita nikmati hingga saat ini. Sementara itu tokoh musik terkenal hingga saat ini adalah Yunus bin Sulaiman, Khalid bin Ahmad, Al farabi adalah orang-orang yang berjasa menciptakan teori music islam.

Sementara tokoh yang terkenal dalam bidang music yang sampai dengan saat ini karyanya masih dipakai adalah seorang yunus bin sulaiman, Khalil bin Ahmad, Al farabi yaitu orang-orang yang telah menciptakan teori music islam.

Sedangkan dalam bidang pendidikan juga dikembangkan sejak Dinasti ini. Pada awalnya, sangat susah mengembangkan dan memajukan bidang pendidikan, namun seiring berjalannya waktu seiring dengan gigihnya usaha dalam mengembangkan dan memajukan bidang ini, dapat kita temukan sejumlah peninggalan berupa lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkatan paling dasar hingga tertinggi.

Selain semua itu, terdapat peninggalan sejarah yang menjadi pertanda majunya berbagai bidang kehidupan yang ada di dinasti Abbasiyah. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bidang Politik dan Militer

Ada perbedaan karakter yang membedakan bidang ini antara dinasti Ummayah dengan dinasti Abbasiyah. Yang membedakannya adalah orientasi kebijakannya.

Orientasi kebijakan dari dinasti Ummayah dititik beratkan pada perluasan daerah kekuasaan sedangkan orientasi kebijakan dari dinasti Abbasiyah menitikberatkan pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban islam sehingga tujuan mereka lebih kepada agar peradaban islam lebih dikenal seluruh penjuru negeri.

Hal tersebut berhasil karena dinasti Abbasiyah dikenal sebagai masa emas peradaban agama Islam. Meski dalam upayanya mengembangkan peradaban islam tersebut tetap melakukan perluasan wilayah dengan melakukan pembaharuan sistem politik pemerintahan dan tatanan militer. Hal ini dikarenakan semua kebijakan militer dapat berjalan baik dan membentuk satuan militer, satuan militer terus dinamakan Diwanul Jundi.

Satuan inilah yang mengatur semua hal yang ada kaitannya dengan pertahanan dan keamanan. Pembentukan militer ini bukan tanpa alasan, dikarenakan banyaknya pemberontakan yang terjadi di beberapa wilayah.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Ada kebijakan politik dari Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non-Arab (Mawali), yang mempunyai tradisional intelektual dan budaya riset yang telah lama melingkupi mereka. Hal inilah yang menjadikan umat islam berhasil berkuasa dalam ilmu pengetahuan sains dan peradabam islam secara menyeluruh.

Pemerintahan Bani Abbasiyah memberikan fasilitas yakni materi dan tempat guna dapat meneruskan berbagai kajian ilmu pengetahuan melalui berbagai bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat. Dan ternyata kebijakan tersebut memberi dampak yang positif bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains yang memuliakan nama dinasti ini.

Oleh karena itu, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti dalam bidang Filsafat, filusuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi (185-260 H/ 801-873 M). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H / 870-950 M) dan lain-lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidang ilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim pertama yang terkenal dan hidup pada Dinasti ini adalah Muhammad bin Ishaq (152 H / 768 M).

The post Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Peninggalan Dinasti Seljuk Beserta Gambarnya https://dalamislam.com/sejarah-islam/peninggalan-dinasti-seljuk Mon, 09 May 2022 09:32:10 +0000 https://dalamislam.com/?p=10819 Seljuk adalah dinasti Islam yang memerintah Asia Tengah dan Timur Tengah dari abad ke-11 hingga ke-14. Dinasti ini dikenal sebagai pendiri kerajaan Islam pertama Turki, Kerajaan Seljuk Raya. Pada masa kejayaannya, wilayahnya begitu luas hingga terbentang dari Anatolia hingga Punjab di Asia Selatan, dan menjadi sasaran utama Perang Salib Pertama. Dinasti Seljuk didirikan oleh suku […]

The post 3 Peninggalan Dinasti Seljuk Beserta Gambarnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Seljuk adalah dinasti Islam yang memerintah Asia Tengah dan Timur Tengah dari abad ke-11 hingga ke-14. Dinasti ini dikenal sebagai pendiri kerajaan Islam pertama Turki, Kerajaan Seljuk Raya.

Pada masa kejayaannya, wilayahnya begitu luas hingga terbentang dari Anatolia hingga Punjab di Asia Selatan, dan menjadi sasaran utama Perang Salib Pertama.

Dinasti Seljuk didirikan oleh suku Turkic Ogus dari Asia Tengah, Pemimpin suku Seljuk, Seljuk Bundukak, kemudian memilih untuk berpisah setelah terjadi perselisihan dengan kepala tertinggi suku Ogus dan membagi anggotanya ke Syr Darya.

Menjelang akhir abad ke-10, mereka mulai masuk Islam setelah banyak kontak dengan kota-kota Muslim. Pada abad ke-11, Seljuk bermigrasi dari tanah leluhur mereka ke daratan Persia di provinsi Khorasan, di mana mereka mendirikan dinasti Ghaznawi.

Setelah berhasil mengalahkan Dinasti Ghaznawi, Seljuk Tughrul Beg mendirikan kerajaan yang dinamakan Kekaisaran Seljuk Agung pada tahun 1037. Kekaisaran tersebut akhirnya semakin terkenal setelah diakui oleh Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Ada beberapa peninggalan Dinasti Seljuk, sebuah pemerintahan Muslim yang menguasai beberapa wilayah dari Persia hingga Turki. Kekuasaan Seljuk meluas ke dekat Laut Aral, Seljuk, lalu ke Khorasan, lalu ke daratan Persia, lalu ke Anatolia.

Tentara Seljuk memenangkan Pertempuran Manzikert pada tahun 1071, menaklukkan sebagian besar Anatolia dari Kekaisaran Bizantium dan merupakan salah satu pemicu Perang Salib Pertama (1095-1099), 1150-1250 kekuasaan Seljuk menurun dan diserang oleh bangsa Mongol sekitar tahun 1260.

Bangsa Mongol membagi Anatolia menjadi emirat. Akhirnya, salah satu emirat ini, Kesultanan Utsmaniyah, menjadi penakluk wilayah tersebut dan, di masa depan, menjadi pemerintahan Muslim yang sukses.

Seljuk menjadi nama dinasti yang menyatukan politik dunia Islam yang terpecah di Timur, dan selama Perang Salib Pertama dan Kedua. Selain budaya dan bahasa, suku Seljuk juga berperan penting dalam perkembangan tradisi Turki-Persia.

Dan berikut ini adalah peninggalan Dinasti Seljuk :

1. Menara Tughrul

Menara Tughrul

Ini adalah monumen abad ke-12 yang terletak di kota Rey, Iran. Terletak di dekat Kastil Rushkan. Menara bata setinggi 20 meter ini adalah makam penguasa Seljuk Tugrul Beg, yang meninggal di Rey pada 1063.

Awalnya, seperti monumen lain pada zamannya, itu ditutupi oleh kubah berbentuk kerucut. Namun, kini kubah tersebut sudah ambruk akibat gempa.

Ketebalan dinding bervariasi dari 1,75 hingga 2,75 meter. Diameter dalam dan luar adalah 11 meter dan 16 meter. Bentuknya adalah poligon yang dirancang dengan 24 sudut.

Dikelilingi oleh taman yang indah, menara Seljuk setinggi 20 meter ini terletak di kota bersejarah Rey, selatan Teheran. Nama “Toghrol” rupanya menyiratkan bahwa menara itu adalah tempat peristirahatan Toghrul-Beg, pendiri dinasti Seljuk.

Keyakinan ini masih dipertanyakan, dan beberapa nama lain telah diajukan mengenai identitas sebenarnya dari orang (atau orang-orang) yang dimakamkan di sini. Menara Tugul, terkadang juga ditulis sebagai Menara Tugul, adalah sebuah monumen terkenal di dekat Kastil Rashkan di kota Rey, Republik Islam Iran.

Menara Tughrul dipugar pada tahun 1301 H dan pada akhir peringatan 35 tahun pemerintahan Nasser al-Din Shah. Ada papan nama marmer di pintu masuk menara ini.

Bagian yang menarik dari menara ini adalah cahaya dan bayangan yang masuk ke sekeliling 24 sudut vertikalnya. Ada banyak stalaktit yang membuktikan bahwa menara ini termasuk menara yang tua. Selain membuat tampilan menara batu ini semakin menjadi epik dikarenakan desainnya yang cerdas, pondasi yang kuat serta penggunaan semen khusus (Saruj) menyebabkan menara Tugrul tahan terhadap gempa.

Fitur lain yang menarik yang dapat dirasakan oleh wisatawan yang berkunjung adalah gema suara saat orang berada di tengah kubah dan berbicara. Dahulu, orang menyalakan api diatas menara untuk memandu mereka yang datang menuju Rey dari jalur sutra. Nasr al-Din Syah memerintahkan untuk merenovasi monumen berharga ini dan menyebabkan beberapa hal yang unik menghilang. Renovasi tersebut dapat dilihat dari prasasti marmer yang berada di pintu masuk.

2. Menara Kharaqqan

Menara Kharaqqan

Menara ini dibangun pada 1067 dan 1093 di wilayah Kharraqan dekat Qazvin di Iran utara. Dikenal karena dekorasi geometrisnya, mereka adalah contoh awal kubah ganda.

Menara ini juga merupakan salah satu menara makam yang muncul di Seljuk Iran pada abad ke-11. Strukturnya berbentuk bata segi delapan, tinggi 13 meter.

Masing-masing sisi lebarnya 4 meter. Dinding bagian dalam makam dihiasi lukisan berbagai tema. Menara timur dibangun pada 1067-68 dan menara barat pada 1093.

Menara ini adalah satu-satunya contoh arsitektur yang bertahan selama periode Seljuk Persia abad pertengahan.

3. Masjid Alaedin

Masjid Alaedin

Bangunan tersebut merupakan monumen utama Benteng Konya di Turki. Ini berfungsi sebagai masjid takhta untuk rum sultan dan merupakan situs makam dinasti.

Masjid ini dibangun secara bertahap antara pertengahan abad ke-12 dan pertengahan abad ke-13. Baik benteng dan masjid dinamai Sultan ‘Ala al-Din Kayqubad I.

Menara dengan mihrab marmer dibangun pada tahun 1891. Kemudian, gerbang timur merupakan pintu masuk masjid bagi sebagian besar wisatawan.

Pintu ini berasal dari periode Ottoman. Sayap timur masjid dibangun dengan gaya arsitektur Bizantium dan kolom Yunani.

Selesai pada tahun 1220, Alaeddin Camii adalah masjid Seljuk tertua yang diketahui di Turki. Itu dibangun di atas bukit yang membentuk benteng Konya; lengkungannya yang runcing dan kubah bundar di atas dua makam adalah fitur yang menonjol di lanskap kota Konya. Dengan pengecualian Izzeddin Keykawus, semua sultan Seljuk setelah tahun 1156 dimakamkan di kompleks tersebut.

The post 3 Peninggalan Dinasti Seljuk Beserta Gambarnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Kerajaan Islam yang Paling Berpengaruh di Dunia Beserta Sejarahnya https://dalamislam.com/sejarah-islam/kerajaan-islam-yang-paling-berpengaruh-di-dunia Mon, 09 May 2022 08:27:47 +0000 https://dalamislam.com/?p=10823 Keberadaan Islam sebagai agama sudah tercatat dalam sejarah dunia, perjalanan agama Allah mulai dari periode awal kemunculannya sampai sekarang memberi warna bagi perkembangan kehidupan umat, khususnya dalam syiar Islam. Agama Islam dikenal sebagai agama yang tercepat perkembangannya. Setelah Rasulullah wafat, Islam tidak berhenti begitu saja, malah yang ada justru agama Islam semakin menyebar ke berbagai […]

The post 5 Kerajaan Islam yang Paling Berpengaruh di Dunia Beserta Sejarahnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keberadaan Islam sebagai agama sudah tercatat dalam sejarah dunia, perjalanan agama Allah mulai dari periode awal kemunculannya sampai sekarang memberi warna bagi perkembangan kehidupan umat, khususnya dalam syiar Islam.

Agama Islam dikenal sebagai agama yang tercepat perkembangannya. Setelah Rasulullah wafat, Islam tidak berhenti begitu saja, malah yang ada justru agama Islam semakin menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Area penyebarannya mulai dari Afrika sampai ke negeri kita Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan sejumlah kerajaan termasuk kerajaan Islam yang berasal dari Indonesia. Dan berikut ini sejumlah kerajaan Islam yang paling berpengaruh di dunia.

1. Kekhalifahan Bani Umayyah

Pada masa kekhalifahan ini, Bani Umayyah berhasil menyatukan wilayah daratan Tiongkok sampai ke Perancis Selatan. Dalam prosesnya, Kekhalifahan Bani Umayyah dipimpin oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.

Pada masa ini, Bani Umayyah memerintah hampir ratusan tahun mulai 661-750 di Jazirah Arab dan 756-1031 di Cordoba-Spanyol. Dan masa pemerintahan Bani Umayyah runtuh pada tahun 756 di Jazirah Arab, kemudian berpindah guna meneruskan kekuasaannya di wilayah Spanyol dan bertahan hingga lebih dari 200 tahun lamanya. Jejak islam di negara ini tepatnya di wilayah Cordoba menjadikan bukti bahwa penyebaran Islam sudah sampai ke daratan Eropa.

Karena kuatnya pemerintahan, kekhalifahan ini mampu memperluas daerah kekuasaan hingga Tiongkok, Prancis bagian selatan, Afrika, Asia, hingga ke Cordoba, Spanyol. Hingga saat ini, jejak peninggalan kekuasaan Bani Umayyah di Cordoba dan beberapa daerah Eropa masih bisa ditemui.

2. Kerajaan Turki Ottoman

Kerajaan Ottoman sangat dikenal di seluruh penjuru Benua Asia dan Eropa karena berhasil mempertahankan kekuasaannya selama lebih dari 6 abad lamanya. Kerajaan ini kerap memperluas wilayah di beberapa benua, seperti Asia, Eropa hingga ke Afrika, sekaligus menyiarkan agam Islam yang diwariskan oleh Rasul Shallahu alaihi wa Sallam.

Selain itu, keunikan dari kerajaan ini yang mempunyai tolerasni tinggi terhadap berbagai Agama juga turut membantu dinasti ini untuk terus mengembangkan wilayah kekuasannya. Imajinasi seni yang berkembang di kerajaan Turki Ottoman bukan hanya arsitektur bangunan saja, melainkan juga musik, pertunjukan, nyanyian dan lain sebagainya.

Ottoman dikenal mempunyai seni arsitektur yang sangat tinggi serta perkembangan ilmu bahasa dan sastra yang difokuskan untuk selalu berguna bagi seluruh warga negaranya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penyair yang lahir di era kerajaan ini.

Keruntuhan Ottoman terjadi tatkala ada kekuatan politik baru, untuk kemudian menjadi negara Turki Modern seperti sekarang ini.

3. Kerajaan Kesultanan Mughal

Kerajaan ini ialah kerajaan Islam di India yang dibangun oleh Zahiruddin Muhammad Babur pada tahun 1526 hingga 1858 Masehi. Raja Zahiruddin sendiri ialah cucu dari Timur Lenk yang masih merupakan keturunan dari Jenghis Khan.

Semenjak berdiri, kesultanan ini mampu memperluas wilayah hingga ke wilayah Afganistan, dan mampu menaklukkan Kesultanan Delhi dan berhasil menguasi wilayah seluruh India. Puncak kejayaan kesultanan ini dimulai pada era pemerintahan Jalaluddin Akbar, yang mana dibawah kekuasannya, Mughal menjadi negara yang kaya raya dan makmur bagi rakyatnya.

Setelah era kekuasaan Jalaluddin Akbar, tampuk kepemimpinan jatuh di tangan putranya yang bernama Shah Janan. Masa pemerintahan Shah Janan tidak kalah mentereng dibandingkan dengan pencapaian ayahnya hingga mampu membawa Kesultanan Mughal lebih makmur lagi.

Selain menjadikan negaranya makmur dan sentosa, kesultanan Mughal berperan besar dalam syi’ar atau menyebarkan agama Islam di seluruh wilayah India dan bahkan di beberapa negara di Asia. Runtuhnya dinasti Mughal dimulai pasca penjajahan yang dilakukan Persia (Iran), hingga kemudian Bangsa Inggris datang dan membubarkan kesultanan Mughal secara resmi pada abad ke-19.

4. Kekaisaran Mali

Mali merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar yang ada di Afrika, pengaruh dari kerajaan ini ialah menyebarkan bahasa, budaya, dan agama di seluruh penjuru Afrika Barat. Dibawah kepemimpinan Raja Musa I yang dimulai pada tahun 1234 Masehi, Kerajaan Mali menjadikan Islam sebagai kaum ningrat hingga akhirnya kejayaannya ini menjadikan contoh yang ditiru oleh orang yang berada di bawah kepemimpinannya.

Keunikan Raja Musa I dalam taktik penyebarannya adalah tidak memaksa tradisi lama yang dianut oleh masyarakat setempat dan menganut sistem tolernasi yang tinggi. Hal ini menjadikan kerajaan Mali semakin tersohor.

Kekaisaran Mali runtuh pada tahun 1610 dan pecah menjadi beberapa negara Afrika, termasuk Mali modern sekarang ini.

5. Kesultanan Demak

Siapa sangka kerajaan berikutnya datang dari dalam negeri? Ya Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di dunia. Kerajaan Demak awalnya merupakan seuah kadipaten dari Majapahit, namun seiring berjalannya waktu mulai menguasai dan mengalahkan Majapahit dan membuat Kerajaan Hindu tersebut jatuh.

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di pesisir Utara Jawa – Indonesia. Kesultanan ini didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1500-an dan runtuh pada tahun 1550. Raden Patah merupakan putra dari Prabu Brawijaya.

Kesultanan ini sukses menjadi kerajaan dengan peranan besar dalam penyebaran agama Islam pada masa itu. Menjadikannya sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Agama Islam. Dan ranah kekuasaan dari kesultana ini meliputi wilayah Jepara, Tuban, Sedayu Palembang, Jambi, dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan.

The post 5 Kerajaan Islam yang Paling Berpengaruh di Dunia Beserta Sejarahnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejarah Masjid Kasepuhan Cirebon, Dulu Hingga Kini https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-kasepuhan-cirebon Mon, 27 Sep 2021 13:16:26 +0000 https://dalamislam.com/?p=10080 Masjid Kasepuhan Cirebon yang lebih dikenal dengan Masjid Agung Cirebon adalah Masjid tertua di Cirebon. Masjid ini dibangun sejak tahun 1480 yang sejarahnya menjadi banyak diinginkan oleh masyarakat. Seperti apa sejarahnya? Simak penjelasan di bawah ini. Cerita Perkembangan Pesat Islam Di Cirebon Sebelum Terbentuknya Masjid Kasepuhan Islam berkembang pesat kala itu di Indonesia, khususnya Pulau […]

The post Sejarah Masjid Kasepuhan Cirebon, Dulu Hingga Kini appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Masjid Kasepuhan Cirebon

Masjid Kasepuhan Cirebon yang lebih dikenal dengan Masjid Agung Cirebon adalah Masjid tertua di Cirebon. Masjid ini dibangun sejak tahun 1480 yang sejarahnya menjadi banyak diinginkan oleh masyarakat. Seperti apa sejarahnya? Simak penjelasan di bawah ini.

Cerita Perkembangan Pesat Islam Di Cirebon Sebelum Terbentuknya Masjid Kasepuhan

Islam berkembang pesat kala itu di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, jauh setelah berkembangnya Hindhu-Budha. Perkembangan Islam di Cirebon kala itu tidak lepas dari perjuangan salah seorang Wali Songo setelah mendapat kesempatan kekuasaan untuk memegang roda pemerintahan Kesultanan Cirebon.

Wali Songo tersebut adalah Sunan Gunung Jati yang membawa penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.

Seiring berkembangnya Islam di Pulau Jawa, setelah berdirinya Kesultanan Cirebon dan Demak disusul oleh kerajaan Islam lain seperti Banten, maka bangunan keraton mulai didirikan.

Selain keraton sebagai tempat tinggal juga sebagai kekuasaan sultan, bangunan lain juga mulai dibangun seperti tempat ibadah. Salah satunya adalah Masjid Kasepuhan Cirebon.

Pembangunan Masjid Kasepuhan Cirebon

Sesuai dengan namanya, Masjid ini berada di kompleks Keraton Kesepuhan Cirebon. Masjid ini dibangun dan dipelopori oleh Nyi Ratu Pakungwati serta dibantu oleh sejumlah anggota Wali Songo. Beberapa tenaga ahli dari Kesultanan Demak pimpinan Raden Patah juga ikut membantu dalam pembangunan masjid ini.

Sunan Gunung Jati menjadi salah satu Wali Songo yang berperan dalam merintis pembangunan Masjid Kasepuhan Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah suami dari Ratu Dewi Pakungwati, yakni seorang putri Pangeran Cakrabuana, sosok pendiri Kasepuhan Cirebon.

Sunan Kalijaga juga merupakan sunan lain yang ikut kontribusi dalam memimpin proyek pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. Sunan Kalijaga berperan sebagai arsitek perancang masjid, nama tersebut adalah Raden Sepat yang memimpin para ahli bangunan dari Jawa.

Sunan Kalijati adalah seorang putra Adipati Tuban Tumenggung Wilatikta.

Pembangunan ini dilakukan dalam kurun waktu 1498-1500 M. Masjid ini tentunya menjadi Masjid bersejarah yang berada di daerah Cirebon.

Gaya Bangunan Masjid Kasepuhan Cirebon

Masjid Kasepuhan Cirebon dibanguun dan dikerjakan oleh 500 pekerja dari Majapahit, Demak dan cirebon. Gaya bangunan Masjid Kasepuhan Cirebon mengambil perpaduan gaya Jawa dan Hindu Majapahit.

Hal ini bisa terlihat dari gapura di bagian halaman masjid dan serambi, serta atap masjid yang menyerupai rumah Joglo yait rumah adat masyarakat Jawa.

Masjid Kasepuhan Cirebon atau yang juga dikenal dengan Masjid Sang Cipta Rasa memiliki bangunan yang agung, sengaja dibangun untuk dipergunakan umat untuk beribadah kepada sng mha pencipta, Allah SWT.

Hal ini juga digambarkan dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang berarti dibangun dan Rasa yang bermakna digunakan.

Ciri Khas Masjid Kasepuhan Cirebon

Ciri Khas Masjid Kasepuhan Cirebon di antaranya terletak pada bentuk masjid dan konsep yang melatar belakanginya, bahan-bahan bangunan masjid, ornamen-ornamen yang berada di dalamnya dan lain sebagainya.

Ruang masjid menghadap ke kiblat dan terdapat lantai ubin terakota pada serambi sebelah selatan berukuran 28×28 cm berjajar warna merah memudar. Dinding bangunan masjid terpisah dari atap dengan tinggi sekitar 3 meter dan tebal 56 cm. Fungsi dinding ini sebagai pemisah antara ruang dalam dengan serambi dan terbuat dari batu kapur setebal 5-7 cm.

Seluruh dinding berwarna jingga dan polo kecuali bagian atas pintu tengah pada dinding utara dan selatan karena terdapat hiasan tumpal bergerigi berukuran 6 cm.

Masjid Kasepuhan Cirebon memiliki atap yang nonkemuncak. Bentuk limasan susun tiga itu disebut pula sebagai lambang teplok. Tiang majid terbuat dari kayu jati berderat dari timur ke barat dan salah satunya kayu disebut ak thtal (tiang dari serpiha kayu yang diikat dengan tali dari rerumputan).

Sekarang, tiang ini sudah diganti dengan tiang-tiang besi. Semuanya dihubungkan dengan balok-balk melintang dengan cara membuat lubang dan pengunci debagai penguat kontruksi.

Mimbar atau mihrab masjid terletak di tengah dinding barat bangunan inti dengan kemiringan 17 derajat dari rah timur-barat. Dengan ruangan berbentuk kapsul terbuka pada bagian timur, menonjol keluar dari dinding barat.

Kekhasan lainnya adalah atapnya melengkung, permukaan lantainya datar, dinding sisi utara dan selatan tegak lurus serta dinding barat melengkung setengah lingkaran.

Masjid Kasepuhan Cirebon Masa Kini

Masjid Kasepuhan Cirebon kini banyak menjadi inspirasi untuk bangunan di masa sekarang lantaran desain dan arsitekturnya, terutama pada bentuk atap Limasan Lambang-Teploknya dan pola-pola kontruksinya.

Peniruan desain Masjid Kasepuhan Cirebon dikarenakan agar terjaganya pelestariaan warisan budaya. Kota Cirebon adalah kota tua bahkan lebih tua dari sejarah awal kerajaan Mataram Islam.

Kini Masjid Kasepuhan Cirebon tidak hanya digunakan menjadi tempat beribadah saja, juga digunakan sebagai tempat acara keagamaan taklim. Banyak masyarakat mengunjungi Masjid Kasepuhan Cirebon untuk mengambil air sumur para wali.

Tempat wudhu yang biasa digunakan para Wali Songo pada masanya adalah air yang memiliki tingkat keasaman tinggi.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa air yang berasal dari sumur tersebut boleh diminum secara langsung, meski begitu tetap saja untuk tidak sering meminunya. Mayoritas masyarakat percaya bahwa air sumur di Masjid Kasepuhan Cirebon bisa membawa berkah.

The post Sejarah Masjid Kasepuhan Cirebon, Dulu Hingga Kini appeared first on DalamIslam.com.

]]>