shalat dhuha Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/shalat-dhuha Mon, 02 Jan 2023 04:33:33 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png shalat dhuha Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/shalat-dhuha 32 32 Keutamaan Shalat Dhuha dalam Islam yang penting untuk Diketahui https://dalamislam.com/shalat/keutamaan-shalat-dhuha-dalam-islam Tue, 24 Jan 2023 04:32:04 +0000 https://dalamislam.com/?p=12163 Shalat Dhuha sendiri merupakan shalat sunnah yang dapat dilaksanakan sejak posisi matahari kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya hingga datangnya waktu Dzhur. Biasanya sekitar pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB. Namun, ini bisa disesuaikan dengan waktu wilayah setempat. Minimal rakaat dalam mengerjakan shalat Dhuha adalah 12 rakaat, sedangkan maksimalnya adalah berjumlah 12 rakaat. Ketika selesai […]

The post Keutamaan Shalat Dhuha dalam Islam yang penting untuk Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat Dhuha sendiri merupakan shalat sunnah yang dapat dilaksanakan sejak posisi matahari kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya hingga datangnya waktu Dzhur. Biasanya sekitar pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB. Namun, ini bisa disesuaikan dengan waktu wilayah setempat.

Minimal rakaat dalam mengerjakan shalat Dhuha adalah 12 rakaat, sedangkan maksimalnya adalah berjumlah 12 rakaat. Ketika selesai shalat dhuha, kita bisa meneruskan dengan membaca doa shalat dhuha.

Bagaimana bacaan doanya dan apa saja 12 Keutamaan Empat Rakaat Shalat Dhuha yang akan kita peroleh dengan membaca doa shalat dhuha? Yuk, simak artikel berikut ini.

Bacaan Shalat Dhuha

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Doa Shalat Dhuha Secara Latin:

“Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.”

“Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.”

Artinya:

Ya Allah, Sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.

Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

Sebenarnya kita bisa menggunakan bacaan doa shalat doa selain bacaan doa yang di atas. Kita bebas berdoa apapun. Sama seperti doa setelah selesai shalat. Asalkan doa yang kita panjatkan adalah doa yang baik dan berisikan pujian-pujian kita kepada Allah.

Sebab sejatinya doa adalah sebuah permintaan, sehingga mintalah apapun itu yang bermanfaat agar Allah mengabulkan doa kita tersebut. Jangan lupa juga ya untuk memohon ampunan kepada Allah.

Adab dalam Berdoa Shalat Dhuha

Doa shalat dhuha dilakukan setelah melaksanakan shalat dhuha. Sebelum kita membahas keutamaan shalat dhuha seperti di atas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana adab-adab dalam berdoa secara umum.

Pertama adalah mencari yang mustajab. Di antara waktu yang mustajab, yaitu hari Arafah, Ramadhan, waktu sahur, sore pada hari Jum’at, dan sepertiga malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammada Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول عز وجل: من يدعونى فأستجب له، من يسألنى فأعطيه، من يستغفرنى فأغفر له

Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)

Untuk shalat Dhuha sendiri, waktu shalat dhuha yang baik menurut Islam yang dianjurkan dan yang terbaik adalah pada akhir dari waktu Dhuha.

Ketika matahari telah mulai hampir mendekati waktu Dzuhur. Lebih tepatnya pukul berapa dikembalikan lagi ke waktu setempat wilayah masing-masing. Nah, setelah shalat Dhuha jangan lupa untuk melafadzkan doanya, ya.

Kedua adalah menghadap ke arah kiblat dan mengangkat tangan. Hal ini sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah. Beliau selalu menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya saat berdoa. Jangan malu ketika berdoa. Tuhan kita Maha Pemberi. Maka angkatlah tangan kita ketika berdoa.

Ketiga, berdoalah dengan suara yang lirih dan tidak dikeraskan. Hal ini dilakukan agar kita bisa berdoa secara khusyuk. Dan kita juga tidak akan mengganggu orang lain yang juga sedang beribadah. Jangan sampai karena kita terlalu keras dalam melafadzkan doa, kita justru menganggu kekhusyukan jamaah lainnya.

Tuhan kita Maha Pendengar kok sobat. Maka berdoalah doa setelah shalat dhuha dengan suara yang sewajarnya atau cukup kita saja yang mendengar lantunan doa kita tersebut.

Keempat, mulailah doa dengan memuji Allah dan bersalawat atas Nabi. Allah adalah Zat Yang Maha Agung. Sudah seharusnya kita memuji-muji Allah. Pujilah Allah dengan nama-namaNya (Asmaul Husna). Selain itu, ikutkan pula salawat kepada Nabi setelahnya.

Kelima, perbanyaklah taubah dan memohon ampunan kepada Allah. Sebagai manusia, kita seringkali melakukan kesalahan. Beruntungnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Oleh karena itu, janganlah ragu dalam memohon ampunan kepadaNya. Perbanyaklah istighfar sebelum maupun sesudah melafadzkan doa shalat dhuha tadi.

Keenam, janganlah tergesa-gesa dalam berdoa. Berlama-lamalah kita berdoa kepada Allah. Sebenarnya doa ini juga merupakan momen kita berinteraksi kepada Allah selain shalat. Berdoa tergesa-gesa ditakutkan akan menyebabkan diri kita menjadi malas dalam berdoa karena tidak kunjung dikabulkan.

Berdoa itu harus penuh dengan keikhlasan dan menjauhkan diri dari prasangka apakah doanya akan dikabulkan atau tidak. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad berikut ini.

Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?” Beliau bersabda, “Orang yang berdoa ini berkata, ‘Saya telah berdoa, Saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia putus asa dan meninggalkan doa.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

Terakhir, berdoalah yang baik-baik. Mintalah apapun itu yang baik-baik saja dan juga bermanfaat. Jangan mendoakan untuk keburukan saudara, teman, atau musuh kita sendiri. Nabi Muhammad telah bersabda.

Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)

Keutamaan Doa Shalat Dhuha

Keutamaan dari doa shalat Dhuha seperti yang di atas tadi adalah untuk diberikan kemudahan rezeki. Tidak hanya kemudahan saja, namun juga keberkahannya. Namun, keutamaan shalat dhuha yang luar biasa dari doa itu sendiri juga bergantung pada doa apa yang kita panjatkan. Oleh karena itu, berdoalah yang baik-baik saja dan juga bermanfaat.

The post Keutamaan Shalat Dhuha dalam Islam yang penting untuk Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Dhuha yang Dianjurkan dan Dalilnya https://dalamislam.com/shalat/waktu-dan-jumlah-rakaat-shalat-dhuha-yang-dianjurkan Mon, 18 Mar 2019 05:01:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=5834 Shalat dhuha adalah salah satu macam-macam shalat sunnat yang sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Adapun waktu dan jumlah rakaat shalat dhuha yang dianjurkan akan dibahas dalam penjelasan berikut. Abu Hurrairah Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata : أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ “Kekasihku […]

The post Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Dhuha yang Dianjurkan dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat dhuha adalah salah satu macam-macam shalat sunnat yang sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Adapun waktu dan jumlah rakaat shalat dhuha yang dianjurkan akan dibahas dalam penjelasan berikut.

Abu Hurrairah Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata :

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati. 1. Puasa tiga hari setiap bulan. 2. Shalat dhuha.3. Shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari, Muslim,  Abu Daud, Ad Darimi)

Buraidah Radhiallahu ‘Anhu, bahwasannya Rosulullah sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

في الإنسان ستون وثلاث مائة مفصل عليه أن يتصدق عن كل مفصل منه بصدقة قالوا ومن يطيق ذلك يا رسول الله قال النخاعة تراها في المسجد فتدفنها أو الشيء تنحيه عن الطريق فإن لم تجد فركعتا الضحى

“Dalam tubuh manusia terdapat 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untk tiap ruas tulang itu.” Para sahabat bertanya: “Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dahal yang ada di masjid laluditutupnya dengan tanah, atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu dhuha  .” (HR. Ibnu Hibban, Abu Dawud, dan Ahmad)

Baca juga:

Waktu shalat dhuha

Adapun waktu dan jumlah rakaat shalat dhuha yang dianjurkan untuk dikerjakan adalah pada mulai pagi hari sejak matahari mulai tinggi hingga menjelang shalat Dzuhur. Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, dhuha itu artinya :

ما بين ارتفاع الشمس إلى زوالها

Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).”

Dari Uqbah bin Amir radhiallahu anhu dia berkata:

ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيْهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيْهِنَّ مَوْتَانَا: حِيْنَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ، وَحِيْنَ يَقُوْمُ قَائِمُ الظَّهِيْرَةِ حَتَّى تَمِيْلَ الشَّمْسُ، وَحِيْنَ تَضَيَّف لِلْغُرُوْبِ حَتَّى تَغْرُبَ

“Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: [1] ketika matahari terbit sampai tinggi, [2] ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir dan [3] ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 1926)

Untuk lebih memudahkan, perkiraan mulai dan akhirnya waktu dhuha adalah seperti di bawah ini:

  • Batas awal waktu dhuha: dimulai pada setelah waktu terbit matahari + 15 menit
  • Batas akhir waktu dhuha: diakhiri pada sebelum masuk waktu dzuhur – 15 menit.

Baca juga:

Namun ada waktu yang paling tepat dan lebih dianjurkan untuk melaksanakan dhuha, yakni ketika matahari mulai memancarkan panasnya.

Sebagaimana riwayat dari Al Qosim As Syaibani bahwasanya Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu melihat beberapa orang melakukan shalat Dhuha, kemudian Zaid mengatakan: “Andaikan mereka tahu bahwa shalat setelah waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim 748).

Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah SWT. Sebagian ulama mengatakan:

Shalat pada waktu ini dikaitkan dengan Awwabin karena umumnya pada waktu tersebut jiwa manusia condong untuk istirahat. Akan tetapi orang ini menggunakan waktu tersebut untuk melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan melakukan shalat. Meninggalkan keinginan hati menuju ridlo Penciptanya.” (Faidhul Qadir, 4/216)

Baca juga:

Rakaat shalat dhuha

Jumlah rakaat yang paling sedikit adalah dua rakaat. Dari Abu Hurairah,

أَوْصَانِى خَلِيلِى – صلى الله عليه وسلم – بِثَلاَثٍ صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) menasehatkan padaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulannya, shalat Dhuha dua raka’at, berwitir sebelum tidur.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat Ahmad dan Muslim terdapat lafadz,

Dua raka’at shalat Dhuha setiap harinya.”

Ada juga hadits yang menyebutkan tentang shalat dhuha 4 rakaat.

Dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5:286; Abu Daud, no. 1289, Tirmidzi, no. 475; Ad-Darimi, no. 1451. Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Dan shalat dhuha yang dikerjakan enam rakaat, ditunjukkan oleh hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu :

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dhuha enam rakaat” Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi di dalam kitab Asy-Syamaa-il.

Sedangkan dalil yang menunjukkan shalat dhuha 8 rakaat dianggap sebagian besar ulama adalah jumlah maksimal shalat dhuha.

Ummu Hani, ia berkata,

Ketika tahun Fath al-Makkah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan beliau di bagian dataran teratas dari Makkah. Rasulullah sedang mandi, lalu Fathimah menutupinya. Kemudian beliau mengambil bajunya, lalu berselimut dengannya, kemudian shalat delapan raka’at pada pagi Dhuha.” (Muttafaqun ‘alaih)

Baca juga:

Sedangkan dalil yang menunjukkan shalat dhuha 12 rakaat adalah dalil dhaif.

Dari Anas radhiallahu’anhu :

من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة

“Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. ( HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib)

Itulah waktu dan jumlah rakaat shalat dhuha yang dianjurkan untuk dilakukan setiap harinya. Semoga kita semua bisa melakukan shalat dhuha secara rutin layaknya shalat wajib. Aamiin.

The post Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Dhuha yang Dianjurkan dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
12 Keutamaan Empat Rakaat Shalat Dhuha https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-empat-rakaat-shalat-dhuha Mon, 10 Dec 2018 02:02:54 +0000 https://dalamislam.com/?p=4730 Selain shalat wajib atau shalat fardhu, terdapat salah satu shalat sunat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Shalat sunnat tersebut adalah shalat Dhuha. Shalat Dhuha dikerjakan pada saat pagi hari 1. Dicukupi kebutuhannya Dari Abu Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia, dimana […]

The post 12 Keutamaan Empat Rakaat Shalat Dhuha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Selain shalat wajib atau shalat fardhu, terdapat salah satu shalat sunat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Shalat sunnat tersebut adalah shalat Dhuha.

Shalat Dhuha dikerjakan pada saat pagi hari

1. Dicukupi kebutuhannya

Dari Abu Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia, dimana Dia berfirman.

“Wahai anak Adam, ruku’lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku mencukupimu di akhir siang” Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Baca juga:

2. Mendapat pahala haji atau umroh

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda.

“Barang siapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan shalat dua raka’at, maka pahala shalat itu baginya seperti pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya

3. Shalatnya kembali pada Allah

Dari Zaid bin Arqam, bahwasanya dia pernah melihat suatu kaum yang mengerjakan shalat Dhuha. Lalu dia berkata “Tidaklah mereka mengetahui bahwa shalat selain pada saat ini adalah lebih baik, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.

“Shalat awaabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan” Diriwayatkan oleh Muslim.

Baca juga:

4. Termasuk ahli ibadah

Daei Abud Darda Radhiyallahu ‘anhu, di mana dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh.

Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga.

Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.

5. Sunnah Rasulullah

Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha saat ditanya oleh Mu’adzah :

Berapa rakaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhua?” Dia menjawab : “Empat rakaat dan bisa juga lebih, sesuai kehendak Allah”

Baca juga:

6. Mendapatkan ampunan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menjaga sholat dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan”. (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Baca juga:

7. Wasiat Rasulullah

Dari Abu Hurrairah Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata :

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati. 1. Puasa tiga hari setiap bulan. 2. Shalat dhuha.3. Shalat witir sebelum tidur.”  (HR. Bukhari, Muslim,  Abu Daud, Ad Darimi)

8. Shalat orang taubat

Rasulullah bersabda,

لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين

 Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.” (HR. Ibnu Khuzaiman dan Hakim)

9. Terhindar dari keburukan

Rasulullah  shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِي دَهْرِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ إحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ عَشْرَ مَرَّاتٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَإِذَا تَشَهَّدَ سَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ سَبْعِينَ مَرَّةً وَسَبَّحَ سَبْعِينَ مَرَّةً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ دَفَعَ اللَّهُ عَنْهُ شَرَّ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَشَرَّ أَهْلِ الْأَرْضِ وَشَرَّ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ

Barangsiapa yang melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat pada hari Jum’at satu kali membaca Al-Fatihah 10 kali, Surah An-Nas 10 kali, Surah Al-Falaq 10 kali, Surah Al-Ikhlas 10 kali, Surah Al-Kafirun 10 kali, ayat Kursi 10 kali dalam setiap rakaat, kemudian ketika membaca tasyahud / tahiyat dan mengucapkan salam dan istighfar 70 kali bertasbih 70 kali, maka Allah akan menghindarkan dia dari keburukan penduduk langit dan keburukan penduduk bumi dan keburukan manusia dan jin.” (Hadits riwayat Asbahani)

9. Mendapatkan perlindungan Allah

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Darda dan Abu Dzar radhiallahu anhu, bahwasannya Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda,

Allah Azza wa Jalla telah berfirman, “Wahai anak Adam shalatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya.”

10. Termasuk orang yang beruntung

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:

Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).

Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab; “Ya!

Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

Baca juga:

11. Masuk surga

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

12. Pahala sedekah

Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah.

Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah.

Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”

Itulah 13 keutamaan shalat Dhuha 4 rakaat. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah keimanan kita.

The post 12 Keutamaan Empat Rakaat Shalat Dhuha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Doa Saat Shalat Dhuha Mustajab https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-saat-shalat-dhuha Fri, 21 Sep 2018 06:49:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=4359 Sholat dhuha merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Penyebabnya, terdapat beberapa keutamaan dalam sholat ini. Banyak sekali dalil dalam Hadits yang menunjukkan keutamaan dari sholat dhuha. Salah satunya merupakan sarana untuk memohon ampunan dosa dan memperlancar rezeki. Keutamaan Shalat Dhuha Di antara keutamaannya, shalat Dhuha dapat menggantikah kewajiban sedekah seluruh persendian Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu […]

The post Doa Saat Shalat Dhuha Mustajab appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sholat dhuha merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Penyebabnya, terdapat beberapa keutamaan dalam sholat ini. Banyak sekali dalil dalam Hadits yang menunjukkan keutamaan dari sholat dhuha. Salah satunya merupakan sarana untuk memohon ampunan dosa dan memperlancar rezeki.

Keutamaan Shalat Dhuha

Di antara keutamaannya, shalat Dhuha dapat menggantikah kewajiban sedekah seluruh persendian

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.

Keutamaan shalat Dhuha lainnya disebutkan dalam hadits berikut,

عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ الْغَطَفَانِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ ».

Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.

Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.”

Bacaan niat sholat dhuha pada umumnya adalah

USHOLLI SUNNATADH DHUHAA ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA’AN LILLAAHI TA’AALAA.

Artinya: “ Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”

Doa Sholat Dhuha

Sebenarnya tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai sholat dhuha. Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa sholat dhuha.

Namun ada satu doa sholat dhuha yang populer dipanjatkan oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Seperti dijelaskan sebelumnya, doa ini bukanlah berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

ALLAHUMMA INNADHDHUHA-A DHUHA-UKA, WALBAHAA-ABAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWAATUKA, WAL QUDROTA QUDROTUKA, WAL ‘ISHMATA ISHMATUKA.

ALLAHUMA INKAANA RIZQII FISSAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’SIRON FAYASSIRHU, WAINKAANA HAROOMAN FA THOHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QORIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDROTIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHOOLIHIiN.

Artinya: “ Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Doa ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.

The post Doa Saat Shalat Dhuha Mustajab appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Waktu Shalat Dhuha yang Baik Menurut Islam https://dalamislam.com/shalat/waktu-shalat-dhuha-yang-baik-menurut-islam Sat, 15 Sep 2018 06:46:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=4302 Manusia merupakan mahluk yang diciptakan dengan dua sisi, yaitu sisi baik dan sisi buruk. Manusia dalam Islam hakikatnya diciptakan untuk beribadah pada Allah SWT sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Ada berbagai jenis ibadah yang dapat dilaksanakan manusia setiap harinya mulai dari kategori ibadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali hingga kategori ibadah sunnah, […]

The post Waktu Shalat Dhuha yang Baik Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia merupakan mahluk yang diciptakan dengan dua sisi, yaitu sisi baik dan sisi buruk. Manusia dalam Islam hakikatnya diciptakan untuk beribadah pada Allah SWT sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Ada berbagai jenis ibadah yang dapat dilaksanakan manusia setiap harinya mulai dari kategori ibadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali hingga kategori ibadah sunnah, yaitu kategori ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan untuk menambah pahala dan menutup kekurangan dari ibadah wajib. Terkait ibadah sunnah, Islam memberikan banyak pilihan ibadah yang dapat dikerjakan, salah satunya ialah shalat dhuha.

Pengertian Shalat Dhuha

Shalat dhuha merupakan salah satu dari macam-macam shalat sunnah yang dapat dikerjakan seorang muslim setiap hari pada waktu dhuha. Jumlah rakaat yang dikerjakan minimal dua rakaat. Keutamaan shalat dhuha di antaranya membuka pintu rizki Allah melalui do’a setelah sholat dhuha dan menjaga seorang muslim dari kemunkaran. Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothifaniy, Rasulullah SAW bersabda,

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, jangankah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5:286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451. Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shahih)

Hadits ini dapat memiliki dua kandungan. Penulis ‘Aunul Ma’bud – Al’Azhim Abadi – menyatakan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan shalat dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118).

Adapun At Thibiy menyebutkan, “Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).

Hadits di atas menyebutkan shalat dhuha dilaksanakan di awal siang. Keterangan waktu tersebut tentu saja masih bermakna luas, sehingga artikel kali ini akan membahas mengenai ketentuan waktu shalat dhuha yang baik.

Waktu Shalat Dhuha

Waktu dhuha dimulai setelah matahari meninggi hingga dekat waktu zawal  (tergelincirnya matahari ke barat) atau berkisar sejak 12 menit setelah matahari terbit hingga 10 menit menjelang zhuhur. Dengan demikian, terdapat dua waktu pelaksanaan shalat dhuha yakni awal waktu dan akhir waktu.

  1. Awal Waktu

Terkait pelaksanaan di awal waktu, seorang muslim harus berhati-hati agar shalat dhuha yang dikerjakan tidak jatuh pada waktu yang dilarang untuk pelaksanaan shalat. Dari ‘Amr bin ‘Abasah, Rasulullah SAW bersabda,

Kerjakanlah shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim no. 832)

Oleh karena itu, shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu hendaknya mengambil 15 menit setelah matahari terbit guna menghindari pelaksanaan shalat pada waktu yang dilarang.

  1. Akhir Waktu

Waktu shalat dhuha yang baik adalah dikerjakan pada akhir waktu, yaitu  dekat dengan waktu zawal. Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang melaksanakan shalat dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama.” Rasulullah SAW bersabda, “(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 478)

Hadits ini jelas menyatakan bahwa waktu shalat dhuha yang baik terletak pada akhir waktu yaitu sekitar 10 menit menjelang zhuhur.

Demikianlah penjelasan mengenai ketentuan waktu shalat dhuha yang baik. Semoga Allah senantiasa membimbing kita meraih keutamaan sholat dhuha pada waktu terbaiknya.

The post Waktu Shalat Dhuha yang Baik Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Doa Setelah Shalat Dhuha https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-setelah-shalat-dhuha Mon, 10 Sep 2018 07:39:18 +0000 https://dalamislam.com/?p=4253 Shalat dhuha adalah salah satu dari macam-macam shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan melaksanakan shalat dhuha. Adapun keutamaan shalat dhuha dapat dilihat dari hadis berikut ini; “Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak […]

The post Doa Setelah Shalat Dhuha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat dhuha adalah salah satu dari macam-macam shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan melaksanakan shalat dhuha. Adapun keutamaan shalat dhuha dapat dilihat dari hadis berikut ini;

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (HR. Bukhari)

Rasulullah menyebut shalat dhuha sebagai salah satu hal yang beliau wasiatkan kepada Abu hurairah agar senantiasa ia laksanakan hingga meninggal nanti. Maka dari itu, jelaslah bahwa Rasulullah saw menganjurkan seluruh umatnya untuk senantiasa melaksanakan shalat dhuha.

Shalat dhuha sendiri disebut sebagai shalat awwabin karena shalat ini biasanya dilaksanakan oleh orang-orang yang taat kepada Allah swt. Jadi, orang yang rutin melaksanakan shalat dhuha, dikategorikan sebagai orang yang bertakwa.

Adapun waktu pelaksanaan shalat dhuha dimulai sejak matahari naik hingga condong ke barat. Artinya, di Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Waktu yang lebih utama adalah seperempat siang.

Selain itu, tata cara pelaksanaan shalat dhuha sama seperti shalat pada umumnya, yang membedakan hanyalah lafadz niat. Shalat dhuha terdiri atas minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.

“Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)”

Salah satu keistimewaan shalat dhuha terletak pada doa setelah shalat dhuha. Doa yang dipanjatkan tersebut bertujuan untuk meminta agar dimudahkan rezeki oleh Allah SWT. Shalat dhuha sendiri lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi :

Allah berfirman :

“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “ (HR.Hakim dan Thabrani).

Adapun doa setelah shalat dhuha adalah sebagai berikut:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.

 Artinya :

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

The post Doa Setelah Shalat Dhuha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Dhuha Secara Berjamaah https://dalamislam.com/shalat/hukum-shalat-dhuha-secara-berjamaah Mon, 13 Aug 2018 06:47:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=3996 Shalat merupakan ibadah yang istimewa, baik itu shalat fardhu maupun sholat sunah. Salah satu shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw yaitu shalat dhuha. Salah satu keutamaan shalat dhuha ini tertuang dalam hadits berikut ini. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ […]

The post Hukum Shalat Dhuha Secara Berjamaah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat merupakan ibadah yang istimewa, baik itu shalat fardhu maupun sholat sunah. Salah satu shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw yaitu shalat dhuha. Salah satu keutamaan shalat dhuha ini tertuang dalam hadits berikut ini.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no.  720).

Sholat sunnah biasanya dikerjakan secara munfarid atau sendirian. Kecuali sholat sunnah tertentu, seperti Shalat Idul Fitri, Shalat Idul Adha, Shalat Gerhana Matahari (Kusuf), Shalat Gerhana Bulan (Khusuf), Shalat Meminta Hujan (Istisqa’), Shalat Tarawih dan Shalat Witir setelah shalat tarawih. Hal ini berdasarkan keterangan dari para ulama yang berpegang pada madzhab As-Syafii, seperti yang tertulis dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh karya Prof. Dr. Wahbah Azzuhaily.

Selain ketujuh shalat sunah tersebut, bukan berarti shalat sunah lainnya seperti shalat dhuha tidak bisa dikerjakan secara berjamaah. Karena Rasulullah saw juga pernah mengerjakan shalat shuha secara berjamaah. Sebagaimana yang tertulis dalam hadits berikut ini.

عليه وسلم : أين تحب أن أصلي من بيتك ؟ فأشرت إلى المكان الذي أحب أن يصلي فيه فقام وصفنا خلفه ثم سلم وسلمنا حين سلم

“Bahwa (sekali waktu) rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke rumahnya bersama Abu Bakar pada waktu siang hari (ketika panas sudah mulai memanas), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata: “Dimana kira-kira tempat yang kamu senangi dari rumahmu untuk aku shalat?” maka akupun menunjukkan tempat shalat tersebut, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan kami berbaris di belakangnya, kemudian beliau salam (selesai shalat) kamipun salam setelah beliau salam” (HR. Bukhari dan Muslim).

Meski demikian. Rasulullah saw lebih sering melakukan shalat sunah dhuha secara munfarid atau sendirian.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa shalat dhuha boleh dikerjakan secara berjamaah disampaikan oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu, jilid 4, hal. 55 bahwa:

وأما باقي النوافل كالسنن الراتبة مع الفرائض والضحى والنوافل المطلقة فلا تشرع فيها الجماعة , أي لا تستحب , لكن لو صلاها جماعة جاز

“Adapun shalat-shalat sunnah lainnya (selain dari tujuh shalat sunnah diatas) seperti shalat sunnah rawatib, shalat sunnah dhuha dan shalat sunnah mutlak lainnya maka yang demikian tidaklah disyariatkan berjamaah, maksudnya adalah yang demikian bukanlah sebuah kesunnahan, namun jika pun dikerjakan secara berjama hukumnya boleh”, demikian kesimpulan Imam An-Nawawi.

Berdasarkan dalil yang telah diuraikan di atas maka hukum shalat dhuha secara berjamaah ialah diperbolehkan. Mari kita hidupkan waktu kita agar lebih berharga dengan mendirikan shalat dhuha sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

Semoga apa yang telah dibahas dalam artikel ini dapat bermanfaat untuk Anda.

The post Hukum Shalat Dhuha Secara Berjamaah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Dhuha Berjamaah dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-shalat-dhuha-berjamaah Wed, 27 Jun 2018 08:06:37 +0000 https://dalamislam.com/?p=3682 Shalat berjamaah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim dan memiliki keutamaan shalat berjamaah. Pasalnya, shalat berjamaah memiliki ganjaran pahala yang berlipat ganda sehingga umat muslim ingin mendapatkan ridho Allah SWT sebanyak mungkin. Tak hanya shalat berjamaah pada shalat wajib, ada kala Anda mendapati sebuah pesantren atau tempat ibadah yang melakukan shalat sunnah berjamaah. […]

The post Hukum Shalat Dhuha Berjamaah dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat berjamaah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim dan memiliki keutamaan shalat berjamaah. Pasalnya, shalat berjamaah memiliki ganjaran pahala yang berlipat ganda sehingga umat muslim ingin mendapatkan ridho Allah SWT sebanyak mungkin.

Tak hanya shalat berjamaah pada shalat wajib, ada kala Anda mendapati sebuah pesantren atau tempat ibadah yang melakukan shalat sunnah berjamaah.

Shalat sunnah ada berbagai macam, salah satunya Shalat Dhuha. Muncullah pertanyaan bagaimana hukum shalat Dhuha secara berjamaah? Apakah diperbolehkan dan memiliki ganjaran yang sama dengan shalat wajib berjamaah?

Pada dasarnya ada beberapa shalat sunnah yang dapat dikerjakan secara berjamaah, seperti: shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat gerhana matahari (kusuf), shalat gerhana bulan (khusuf), shalat meminta hujan (istiqa’), shalat tarawih, dan shalat witir setelah shalat tarawih. Selain shalat sunnah yang belum disebutkan dianjurkan untuk dikerjakan untuk dilakukan sendiri (munfarid). Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut,

فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِى بُيُوتِكُمْ ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

Artinya: “Hendaklah kalian manusia melaksanakan shalat (sunnah) di rumah kalian karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari no. 731)

Hal ini menyebabkan asumsi bahwa Shalat Dhuha tidak termasuk ke dalam shalat yang tidak perlu dilakukan secara berjamaah. Shalat Dhuha dapat dilakukan munfarid dan di rumah. Pasalnya, shalat Dhuha telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits berikut,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya: “(Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku tiga perkara yang tidak aku tinggalkan sampai mati: berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dengan keadaan sudah shalat shalat Witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

إِنْ كَانَ وَلَا بُدَّ فَفِي بُيُوتِكُمْ

Artinya: “Jika memang harus melaksanakan shalat dhuha, mengapa tidak di rumah kalian.” (Fathul Bari 3:53)

Dalam Hadits muttafaq ‘alaih tidak menyarankan untuk shalat sunnah berjamaah secara terus-menerus sebagai berikut

إذا كان الإنسان يريد أن يجعل النوافل دائماً في جماعة كلما تطوع، فهذا غير مشروع، وأما صلاتها أحياناً في جماعة فإنه لا بأس به لورود ذلك عن النبي صلى الله عليه وسلم كما في صلاة ابن عباس معه في صلاة الليل(2)، وكما صلى معه أنس بن مالك رضي الله عنه واليتيم في بيت أم سليم وما أشبه ذلك(3).

Artinya: “Jika seseorang ingin shalat sunnah selalu secara berjamaah maka ini tidak disyariatkan. Adapun dia shalat sunnah kadang-kadang secara berjamaah, tidak ada yang salah dengan itu, karena terdapat petunjuk dari Rasulullah SAW mengenai hal tersebut, seperti dalam hadits Ibnu Abbas bersamanya dalam doa malam. Seperti halnya dengan Anas bin Malik, semoga Allah senang dengan dia dan anak yatim di rumah Umm Salim dan sejenisnya (3).”

Kesimpulannya, Shalat Dhuha berjamaah dibolehkan apabila:

  1. Tidak dilakukan secara terus-menerus setiap hari
  2. Tidak terikat waktu atau peristiwa tertentu.
  3. Tidak ada kesepakatan kepada masyarakat.
  4. Tidak dilaksanakan bersama-sama di masjid.
  5. Jumlah orang yang ikut berjamaah tidak terlalu banyak seperti shalat berjamaah seperti saat mengerjakan shalat wajib.

Demikian penjelasan terkait bagaimana hukum shalat dhuha berjamaah. Semoga bermanfaat.

The post Hukum Shalat Dhuha Berjamaah dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar Biasa https://dalamislam.com/shalat/keutamaan-shalat-dhuha Fri, 29 Apr 2016 07:36:36 +0000 http://dalamislam.com/?p=578 Islam adalah agama yang membawa rahmat dan mengajarkan umatnya untuk berbuat kebajikan. Fungsi agama islam dapat dirasakan apabila umat islam menjalankan kewajibannya. Salah satu kewajiban umat islam adalah shalat. Tidak hanya shalat yang wajib, islam juga menganjurkan umatnya untuk melaksanakan ibadah sunnah seperti shalat dhuha. Hal tersbut merupakan cara meningkatkan amal ibadah dan cara meningkatkan […]

The post 7 Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar Biasa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam adalah agama yang membawa rahmat dan mengajarkan umatnya untuk berbuat kebajikan. Fungsi agama islam dapat dirasakan apabila umat islam menjalankan kewajibannya. Salah satu kewajiban umat islam adalah shalat. Tidak hanya shalat yang wajib, islam juga menganjurkan umatnya untuk melaksanakan ibadah sunnah seperti shalat dhuha. Hal tersbut merupakan cara meningkatkan amal ibadah dan cara meningkatkan akhlak manusia. Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha atau antara waktu setelah matahari terbit atau pukul 8 hingga sebelum tengah hari yakni pukul 11 siang dan merupakan salah satu macam shalat sunnah.

Sebagai umat islam selayaknya kita senang mengerjakan amal ibadah termasuk shalat dhuha. Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan shalat dhuha yang seharusnya memotivasi kita untuk mengerjakannya. Diantara keutamaan shalat dhuha tersebut adalah :

1. Pahalanya seperti bersedekah

Mengerjakan shalat dhuha memiliki nilai yang sama seperti nilai amalan seperti keutamaan sedekah. Sesdekah yang dimaksud adalah sedekah yang diperlukan oleh 360 persendian tubuh kita terlebih jika kita ikhlas mengerjakannya ( baca ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah)  Orang islam yang mengerjakan shalat dhuha akan memperoleh ganjaran pahala sebanyak persendian itu. Sebagaimana hadist Rasulullah saw, yang berbunyi :

“Disetiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah ) adalah sedekah,s etiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha sebanding dengan pahala semua itu”

2. Dicukupi kebutuhannya

Shalat Dhuha yang dilakukan oleh seseorang diawal hari menjanjikan tercukupinya rezeki atau kebutuhan seseorang tersebut di akhir hari. Shalat Dhuha merupakan shalat yang dilakukan untuk memohon rizki kepada Allah SWT. Hal tersebut ditunjukan oleh ketentuan waktu pelaksanaan dan tersirat dalam do’a yang dibaca setelah pelaksanaan shalat tersebut. Selain itu, Allah juga berjanji pada setiap umat islam yang rajin melaksanakan shalat Dhuha untuk mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya, setidaknya kebutuhannya disore atau diakhir hari. Dengan janji-Nya tersebut, Allah sebenarnya ingin memberikan balasan dan imbalan atas kesediaan hamba-Nya untuk mengingat diri-Nya di waktu Dhuha dengan memenuhi apa-apa yang menjadi kebutuhan dia sepanjang hari itu. Janji Allah tersebut dapat ditemukan dalam sebuah hadist qudsi. Rasulullah saw. Yang bunyinya :

“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: “Wahai anak Adam, cukuplaah bagi-Ku empat rekaat di awal hari, maka Aku akan mencukupimu disore harimu

Janji Allah ini akan bisa menjadi penyebab hati gelisah dikarenakan kurangnya rizki yang diperoleh serta mencegah bahaya putus asa bagi sebagian orang yang tidak diberikan rizki yang cukup. Shalat dhuha adalah merupakan salah satu perantara agar keinginan cepat terkabul seperti halnya kika mengerjakan shalat hajat.

3. Meraih Ghanimah atau keuntungan yang lebih cepat

Orang yang dengan tekun mengerjakan shalat dhuha akan memperoleh ghanimah atau keuntungan yang lebih cepat atas izin Allah SWT. Hal ini terjadi di zaman Rasullullah dimana Rasul membandingkan orang-orang mukmin yang melaksanakan shalat Dhuha dengan mujahid yang berangkat bertempur ke medan perang yang berjarak dekat dengan tampat tinggal mereka lalu kembali lagi dengan cepat ke tempat asalnya dengan membawa ghanimah (rampasan perang) yang banyak dan tentunya kemenangan. Hal ini merupakan motivasi untuk mengerjakan amal ibadah serta usaha untuk bertawakkal kepada Allah SWT karena manfaat tawakkal amatlah besar.

Rasulullah pun menimbang bahwa keuntungan yang akan diperoleh oleh mereka yang melaksanakan shalat Dhuha akan berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan yang bisa diperoleh oleh para mujahid tersebut. Hal ini sebagaimana sabda rasullulah SAW yang bunyinya :

“Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw bersabda; “Maukah kalian aku tunjukan kepada tujuanpaling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah(keuntungan)nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab: “Ya! Rasul berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dialah yang paling dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya”

4. Diganjar dengan rumah di surga

Orang yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan shalat Dhuha 12 rekaat di awal hari akan dijanjikan ganjaran oleh Allah berupa sebuah rumah indah yang terbuat dari emas kelak diakhirat. Hal ini menurut Anas Bin Malik yang mendengar bahwa Rasulullah sawbersabda :

“Siapa saja yang shalat Dhuha 12 rekaat, Allah akan membuat untuknya sebuah istana yang terbuat dari emas di surga”” (HR. Ibnu Majah)

5. Mendapat pahala haji dan umrah

Orang yang melaksanakan shalat Dhuha dengan tekun akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna Dari Anas ra berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna”

6. Menggugurkan dosa

Shalat Dhuha akan menggugurkan dosa-dosa orang yang rutin melakukan ibadah shalat dhuha meskipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. Berikut hadist yang memperkuat hal ini. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,

“Barangsiapa yang menjaga shalat Dhuha, maka dosa-dosanya diampuni walaupun dosanya itu sebanyak buih dilautan” (HR. Tirmidzi)

7. Dibuatkan pintu khusus di surga

Keutamaan lain yang dijanjikan Allah bagi orang yang tekum mengerjakan shalat dhuha adalah bahwa dia akan dibuatkan pintu khusus di surga kelak, yakni pintu yang dinamakan pintu Dhuha. Dengan demikian maka jelaslah bahwa orang yang tekun mengerjakan shalat dhuha memiliki kedudukan yang tinggi di mata Allah SWT hingga dibuatkan pintu tersendiri untuk memasuki surga  tidak memandang apakah ia muslim sejak lahir maupun mualaf. Rasulullah bersabda: Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda,

“sesungguhnya disurga ada slaah satu pintu yang dinamakan pintu Dhuha, bila datang hari kiamat malaikat menjaga surga memangil; mana ia yang melazimkan shalat Dhuha? Inilah pintu kalian maka masukilah dengan kasih sayang Allah” (HR.Thabrani)

Berikut Allah memberikan kedudukan yang istimewa bagi orang-orang yang melaksanakan Dhuha berdasarkan dengan jumlah rakaatnya:

  1. Orang yang mengerjakan dua rekaat shalat Dhuha akan tercatat sebagai orang yang tidak lalai
  2. Orang yang mengerjakan empat rekaat shalat Dhuha tercatat sebagai orang yang muhsinin (berbuat baik)
  3. Orang yang mengerjakan emam rekaaat shalat Dhuha akan tercatat sebagai hamba yang taat
  4. Orang yang mengerjakan shalat Dhuha delapan rakaat tercatat sebagai hamba yang juara (Sukses)
  5. Orang yang mengerjakan dua belas rekaat shalat Dhuha akan dibuatkan sebuah rumah yang indah disurga

Sebagaiman hadist yang menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Dari Abi Dzar ra, Rasulullah saw bersabda, “Bila engkau melaksanakan dua rekaat shalat Dhuha maka engkau tidak dicatat sebagai hamba yang lalai, atau empat rekaat maka engkau akan dicatat sebagai hamba yang muhsinin (berbuat baik), atau enam rakaat engkau akan dicatat sebagai hamba uang taat, atau delapan maka engkau akan dicatat sebagai hamba yang juara (Sukses), atau sepuluh maka pada hari ini dosamu tidak dicatat, atau dua belas rakaat maka Allah akan membangunkan rumah disurga”

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha dilakukan dua rakaat-dua rakaat dan memberikan salam disetiap akhir dua rakaat tersebut. Jadi, ketika kita melaksanakan shalat Dhuha lebih dari dua rakaat, kita tidak melaksanakannya sekaligus empat, enam, atau delapan rakaat dengan satu kali salam, melainkan tetap dilakukan dengan dua rakaat-dua rekaat dengan salam pada masing-masing dua rakaat itu. Hal ini berdasarkah hadist Rasullulah SAW, dari Ummi Hani binti Abu Thalib bahwa Rasulullah saw mengerjakan Shalat sunnah Dhuha pada saat penaklukan Makkah sebanyak delapan rakaat kemudian salam pada setiap dua rakaat. (HR.Ibnu Majah)

Sebenarnya hal yang paling penting disini bukan lah kuantitasnya melainkan kualitas. Menjalankan shalat dhuha dengan lebih sedikit rakaat lebih baik dari mengerjakan banyak rakaat tetapi tidak khusuk. Hendaknya shalat dhuha dilakukan secara istiqomah dan rutin agar dapat memperoleh keutamaan-keutamaan yang disebutkan diatas. Selain itu membaca Alqur’an setelah shalat dhuha juga disarankan karena manfaat membaca Alqur’an sangatlah besar. Orangtua juga sudah selayaknya mengerti bagaimana cara mengajari anak sholat dan emotivasi untuk mengerjakan ibadah baik wajib maupun sunah ( baca juga cara mendidik anak menurut islam). Semoga dengan mengerjakan shalat dhuha kita dapat menambah kadar keimanan dan fungsi iman kepada Allah SWT dapat tercapai dalam hidup.

The post 7 Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar Biasa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat Dhuha – Keutamaan, Waktu dan Jumlah Rakaat dan Tata Cara Shalat https://dalamislam.com/shalat/shalat-dhuha Wed, 18 Nov 2015 09:52:32 +0000 http://dalamislam.com/?p=383 Salah satu shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam untuk dikerjakan adalah sholat dhuha, yaitu sholat sunnah yang dikerjakan diwaktu matahari telah naik kurang lebih tujuh hasta hingga menjelang waktu dhuhur. Kata Dhuha secara bahasa berasal dari kata Ad- Dhahwu (الضَّحْوُ) yang artinya adalah siang hari yang mulai memanas.(Baca : Sholat Syuruq Bagi Wanita) […]

The post Shalat Dhuha – Keutamaan, Waktu dan Jumlah Rakaat dan Tata Cara Shalat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Salah satu shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam untuk dikerjakan adalah sholat dhuha, yaitu sholat sunnah yang dikerjakan diwaktu matahari telah naik kurang lebih tujuh hasta hingga menjelang waktu dhuhur. Kata Dhuha secara bahasa berasal dari kata Ad- Dhahwu (الضَّحْوُ) yang artinya adalah siang hari yang mulai memanas.(Baca : Sholat Syuruq Bagi Wanita)

Sedangkan menurut ahli fiqih dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, dhuha itu artinya :

ما بين ارتفاع الشمس إلى زوالها

Artinya:

Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).”

Abu Hurrairah Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata :

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya:

Kekasihku telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati. 1. Puasa tiga hari setiap bulan. 2. Shalat dhuha.3. Shalat witir sebelum tidur.”  (HR. Bukhari, Muslim,  Abu Daud, Ad Darimi)

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat dhuha merupakan suatu bentuk ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Dan dengan melaksanakannya maka Allah SWT akan memberikan kemudahan jalan, terutama dalam memperoleh rizki. selain itu, Keutamaan Shalat Dhuha yang sangat luar biasa, adalah sebagai berikut :

1. Shalat dhuha merupakan suatu bentuk sedekah

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, bahwasannya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة. فكل تسبيحة صدقة. وكل تحميدة صدقة. وكل تهليلة صدقة. وكل تكبيرة صدقة. وأمر بالمعروف صدقة. ونهي عن المنكر صدقة. ويجزئ، من ذلك، ركعتان يركعهما من الضحى

Artinya:

Hendaknya di antara kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah,  setiap bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim, Al Baihaqi, Ibnu Khuzaimah)

Buraidah Radhiallahu ‘Anhu, bahwasannya Rosulullah sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

في الإنسان ستون وثلاث مائة مفصل عليه أن يتصدق عن كل مفصل منه بصدقة قالوا ومن يطيق ذلك يا رسول الله قال النخاعة تراها في المسجد فتدفنها أو الشيء تنحيه عن الطريق فإن لم تجد فركعتا الضحى

Artinya:

Dalam tubuh manusia terdapat 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untk tiap ruas tulang itu.” Para sahabat bertanya: “Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dahal yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu dhuha  .”  (HR. Ibnu Hibban, Abu Dawud, dan Ahmad)

Wajib di baca :

2. Shalat dhuha merupakan ibadahnya orang-orang yang bertaubat

Rasulullah  shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

صلاة الأوِّاِبين إذا رَمَضَت الفِصال من الضُحَي

Artinya:

 “Shalatnya orang yang bertaubat adalah saat anak unta terbakar (oleh panas matahari) di waktu pagi.“ (HR. Muslim)

لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين

Artinya:

 Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.” (HR. Ibnu Khuzaiman dan Hakim)

Baca juga :

3. Shalat Dhuha merupakan shalat yang dapat menghilangkan segala keburukan

Rasulullah  shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِي دَهْرِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ إحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ عَشْرَ مَرَّاتٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَإِذَا تَشَهَّدَ سَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ سَبْعِينَ مَرَّةً وَسَبَّحَ سَبْعِينَ مَرَّةً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ دَفَعَ اللَّهُ عَنْهُ شَرَّ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَشَرَّ أَهْلِ الْأَرْضِ وَشَرَّ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ

Artinya:

Barangsiapa yang melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat pada hari Jum’at satu kali membaca Al-Fatihah 10 kali, Surah An-Nas 10 kali, Surah Al-Falaq 10 kali, Surah Al-Ikhlas 10 kali, Surah Al-Kafirun 10 kali, ayat Kursi 10 kali dalam setiap rakaat, kemudian ketika membaca tasyahud / tahiyat dan mengucapkan salam dan istighfar 70 kali bertasbih 70 kali, maka Allah akan menghindarkan dia dari keburukan penduduk langit dan keburukan penduduk bumi dan keburukan manusia dan jin.” (Hadits riwayat Asbahani)

Baca juga :

4. Allah SWT akan mencukupkan kebutuhannya di sore hari

Dengan mengamalkan shalat dhuha, maka Allah akan mencukupkan kebutuhan pada sore hari itu. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi berikut ini :

قال الله عزوجل: ابن آدم لا تعجزن عن أربع ركعات في أول النهار أكفك آخره

Artinya:

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Wahai Anak Adam, jangan sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (shalat dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari).”

Baca juga :

5. Shalat dhuha merupakan wasiat dari Rasulullah

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata :

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya:

 Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir.” (HR. Bukhari dan Muslim).(Baca juga : Mawaris Dalam Islam)

6. Shalat Dhuha menjanjikan pahala Haji dan umrah

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya:

 “Siapa yang shalat Fajar berjamaah, kemudian duduk untuk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmizi)

Wajib baca :

7. Shalat Dhuha menjanjikan perlindungan dari Allah SWT

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Darda dan Abu Dzar radhiallahu anhu, bahwasannya Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda yang artinya

Allah Azza wa Jalla telah berfirman, “Wahai anak Adam shalatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya.”

8. Shalat Dhuha menjanjikan ampunan dosa

Bagi yang menjalankan shalat dhuha akan diampuni segala dosa-dosanya, meskipun dosa-dosanya sebanyak buih yang ada dilautan. Ini sesuai dengan hadist Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam yang artinya

Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda

Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya setelah salat shubuh karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

Baca juga :

9. Mendatangkan keuntungan (ghanimah)

Bahwasannya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah berkata

Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib)

10. Janji surga bagi yang melaksanakan shalat dhuha

Sebagaimana sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya

Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani)

Selain itu, bagi mereka yang istiqomah dalam menjalankan ibadah sunnah tersebut maka Allah SWT menjanjikan untuk memasukkannya ke surga melalui pintu khusus. Ini berdasarkan pada sebuah hadist yang artinya

Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Baca juga :

Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha

Di atas telah dijelaskan bahwa shalat dhuha dilaksanakan mulai matahari telah naik kurang lebih tujuh hasta hingga menjelang waktu dhuhur. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dari para ulama terkait dengan Tata Cara Shalat Dhuha. Perbedaan pendapat tersebut diantaranya adalah :

  • Menurut riwayat An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah menyatakan bahwa sebagian dari ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa waktu dimulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya matahari. Akan tetapi mereka menganjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak.(Baca juga : Tata Cara Shalat Idul Fitri)
  • Ar Rofi’i dan Ibn Rif’ah menyatakan bahwa sebagian ulama syafi’iyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari sudah setinggi kurang lebih satu tombak.(Baca juga : Tata Cara Sholat Sunah Rawatib)

Dalam menentukan ukuran matahari setinggi satu tombak juga terdapat perbedaan, yaitu :

  • Dalam Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, Imam Al-Albani menyatakan bahwa “Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang.”(Baca juga : Tata Cara Shalat Jamak)
  • Dan sebagian ulama lainnya menyatakan bahwa posisi matahari setinggi satu tombak adalah kurang lebih 15 menit setelah terbit. Hitungan ini berdasarkan hitungan waktu.(Baca : Tata Cara Shalat Tahajud)

Lalu kapankah waktu yang paling Afdhal untuk melaksanakan sholat dhuha?

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Artinya

Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim)

Jadi dari hadist di atas  bisa diketahui bahwa waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat dhuha adalah ketika matahari sudah mulai panas atau menjelang berakhirnya waktu dhuha. Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam An-Nawawi juga menyatakan bahwa :

قَالَ أَصْحَابنَا : هُوَ أَفْضَل وَقْت صَلَاة الضُّحَى ، وَإِنْ كَانَتْ تَجُوز مِنْ طُلُوع الشَّمْس إِلَى الزَّوَال

Artinya

Sahabat-sahabat kami (syafi’iyah) telah berkata: ‘Itu adalah waktu yang paling utama untuk shalat dhuha, dan boleh saja melakukannya dari terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari.”

Dan untuk menentukan waktu berakhirnya sholat dhuha, Rosulullah sholallahu Alaihi Wassalam pernah berkata “Salat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha

Adapun tata cara pelaksanaan sholah sunnah dhuha adalah sama seperti pelaksanaan sholat-sholat sunnah yang lainnya, yaitu dalam dua raka’at satu kali salam.

Ummu Hani’ Radhiallahu ‘Anha berkata :

أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى سبحة الضحى ثماني ركعات يسلم من كل ركعتين

Artinya

Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat, dan dia salam setiap dua rakaat.” (HR. Abu Daud)

Sholat dhuha diutamakan untuk dikerjakan sendiri-sendiri. Akan tetapi para ulama membolehkan sekali-sekali untuk melakukannya secara berjamaah, hukumnya tidak makruh dan juga tidak disunnahkan. Ini sesuai dengan hadist berikut :

Ibnu Abbas berkata :

بِتُّ عِنْدَ خَالَتِيْ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ الَّيْلِ فَقُمْتُ اُصَلِّى مَعَهُ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَأَخَذَ بِرَأْسِيْ فَاَقَامَنِيْ عَنْ يَمِيْنِهِ

Artinya

“aku tidur dirumah bibiku, kemudian Nabi SAW sholat malam (tahajud), lalu aku berdiri sholat bersamanya disebelah kiri beliau, maka beliau memegang kepalaku dan menempatkan aku disebelah kanannya.”

  • Niat Sholat Dhuha

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ

       “USHALLI SUNNATAD DUHA ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA.”

Artinya “Saya niat shalat dhuha dua rakaat karena Allah.”

  • Bacaan dalam sholat dhuha

Sebuah hadist menyatakan :

صلوا ركعتي الضحى بسورتيها : (والشمس وضحاها) ، و (الضحى

Artinya

Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.

Sedangkan dalam Nihayatul Muhtaj disebutkan bahwa yang lebih utama membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas karena surat Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Alquran dan Al-Kafirun setara dengan seperempat Alquran.

Lalu dari kedua pendapat tersebut di atas, manakah yang seharusnya diikuti?

Para ulama telah sepakat bahwa hadist yang menganjurkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu adalah hadis dhaif atau hadist palsu. Tidak ada anjuran yang mengkhususkan bacaan-bacaan tertentu dalam melaksanakan shalat dhuha, baik pada rakaat pertama, rakaat kedua, maupun do’a setelah shalat dhuha. Dan hadis palsu tidak selayaknya dijadikan pegangan untuk mengkhususkan bacaan-bacaan tertentu dalam melaksanakan shalat dhuha, karena hadis palsu bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Terkait dengan hal tersebut, dalam Qowa’id Ma’rifatil Bida’ Hal. 52 terdapat sebuah kaidah terkait masalah ibadah yang penting untuk diketahui, yang menyatakan bahwa “Membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak dengan tata cara tertentu –misalnya waktu, tempat, bacaan, jumlah, dan yang lainnya- tanpa ada keterangan dalil yang shahih termasuk salah satu bentuk bid’ah.”

Dalam Majmu’ Fatawa dan Maqalat Ibn Bazz, As Syaikh Ibn Baz rahimahullah menyatakan bahwa “Adapun yang sesuai sunah, engkau membaca surat yang mudah menurutmu setelah membaca Al Fatihah. Dalam bacaan tersebut tidak ada batasan tertentu, karena yang wajib hanya Al Fatihah sedangkan tambahannya adalah sunah. Maka jika setelah Al Fatihah engkau membaca surat As Syamsi, Al Lail, Ad dhuha, Al Insyirah, dan surat-surat yang lainnya, ini adalah satu hal yang baik.”

  • Bacaan Do’a setelah sholat Dhuha

Setelah melaksanakan sholat dhuha, disunnahkan untuk membaca do’a sebagai berikut :

اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ

“ALLAHUMMA INNAD DUHA DUHA’UKA WAL BAHA’A BAHAUKA WALJAMALA JAMALUKA WALQUWWATA QUWWATUKA WALQUDROTA QUTROTUKA WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMMA INKANA RIZKI FISSAMA’I FA ANZILHU WAINKANA FIL ARDI FA AKHRIJHU WA INKANA MU’SIRAN FA YASSIRHU WA INKANA HARAMAN FATAHHIRHU WAINKANA BAIDAN FAQARRIBHU BIHAQQI DHUHAIKA WA BAHA’IKA WA JAMALIKA WAQUWWATIKA WA QUDRATIKA ATINI MA ATAITA IBADAKAS SALIHIN.”

Artinya

Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”

  • Dzikir setelah sholat Dhuha

Setelah melaksanakan sholat dhuha dianjurkan untuk membaca dzikir :

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ إِ نَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرَ

“ROBBIGH FIRLY WATUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT-TAWWAABUL GHOFUR.”

Artinya

Ya Robbi, Ampunilah aku dan terimalah taubatku, Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan.”

Bacaan dzikir tersebut di atas hendaknya dibaca sebanyak 100 kali.

Jumlah Raka’at Sholat Dhuha

Jumlah raka’at sholat dhuha yang paling sedikit adalah 2 raka’at. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah raka’at terbanyak dalam sholat sunnah tersebut.

  1. Dalam kitab Al- Majmuk; Imam An-Nawawi menyatakan bahwa jumlah raka’at yang paling banyak dari sholat dhuha adalah delapan raka’at. Pendapat ini didukung oleh madzab Maliki, syafi’i, dan Hambali. Hal ini berdasarkan pada sebuah hadist yang berasal dari Abu Dzar :

أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل بيتها يوم فتح مكة وصلى ثماني ركعات، فلم أر صلاة قط أخف منها؛ غير أنه يتم الركوع والسجود

Artinya

Nabi Muhammad pada hari pembebasan Makkah (fathu Makkah) masuk ke rumahnya dan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan (lebih cepat) dari itu. Akan tetapi beliau tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dalam kitab Ar-Raudhah; menyatakan bahwa 12 raka’at adalah jumlah raka’at sholat dhuha yang paling banyak. Pendapat ini didukung oleh Madzab Pendapat ini berdasarkan dari sebuah hadist yang berasal dari Anas radhiallahu’anhu :

من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة

Artinya Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. ( HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib)

3. Dalam Al-Hawi lil fataawa; As- Suyuthi menguatkan pendapat bahwa sholat dhuha tidak memiliki batasan dalam jumlah raka’atnya. As- suyuthi menyatakan bahwa “Tidak terdapat hadis yang membatasi shalat dhuha dengan rakaat tertentu, sedangkan pendapat sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 rakaat adalah pendapat yang tidak memiliki sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Hafidz Abul Fadl Ibn Hajar dan yang lainnya.” Di dalam kitab tersebut, As-Suyuthi juga mencantumkan beberapa pendapat dari para ulama syafi’iyah serta para ulama malikiyah, yaitu :

  • Dari Al-Hafidz Al-’Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi bahwa

Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabi’in yang membatasi shalat dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab kami (syafi’iyah) – yang membatasi jumlah rakaat dhuha – yang ada hanyalah pendapat yang disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafi’i dan ulama yang menukil perkataannya.”

  • Dari para ulama malikiyah, yaitu Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh Al-Muwattha’ Imam Malik. Beliau mengatakan,

“Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi, namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya.”

Aisyah Radhiallahu ‘Anha pernah ditanya :

أ كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلي الضحى؟ فقالت نعم أربع ركعات ويزيد ما شاء الله

Artinya

Apakah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat dhuha?” Beliau menjawab: “Ya, empat rakaat dan ditambahnya menurut kehendak Allah.” (HR. Ibnu Majah, Muslim, dan Ahmad)

The post Shalat Dhuha – Keutamaan, Waktu dan Jumlah Rakaat dan Tata Cara Shalat appeared first on DalamIslam.com.

]]>