shalat istikharah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/shalat-istikharah Fri, 03 Apr 2020 09:09:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png shalat istikharah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/shalat-istikharah 32 32 5 Perbedaan Shalat Tahajjud dan Shalat Istikharah yang Wajib diketahui https://dalamislam.com/shalat/perbedaan-shalat-tahajjud-dan-shalat-istikharah Fri, 03 Apr 2020 08:39:34 +0000 https://dalamislam.com/?p=8414 Di antara berbagai macam shalat sunnah, paling tidak ada dua macam shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari yaitu shalat tahajjud dan shalat istikharah. Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan di antara keduanya yang mencakup pengertian, dalil, jumlah raka’at, niat, dan bacaan doa setelah shalat. 1. Berdasarkan Pengertian Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada […]

The post 5 Perbedaan Shalat Tahajjud dan Shalat Istikharah yang Wajib diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di antara berbagai macam shalat sunnah, paling tidak ada dua macam shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari yaitu shalat tahajjud dan shalat istikharah.

Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan di antara keduanya yang mencakup pengertian, dalil, jumlah raka’at, niat, dan bacaan doa setelah shalat.

1. Berdasarkan Pengertian

Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, utamanya sepertiga malam terakhir setelah tidur malam sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Shalat istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan dengan tujuan memohon kepada Allah mengenai pilihan terbaik di antara dua pilihan yang belum diketahui baik buruknya.

2. Berdasarkan Dalil

Salah satu dalil disyariatkannya shalat tahajjud adalah firman Allah subhaanahu wa ta’alaa dalam surat Al Israa‘ ayat 79 sebagai berikut.

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji,”

QS. Al Israa’ : 79

Adapun dalil disyariatkannya shalat istikharah salah satunya hadits berikut.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengajari para sahabatnya shalat istikharah dalam setiap urusan. Beliau mengajari shalat ini sebagaimana beliau mengajari surat dari Al Qur’an. Kemudian beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat fardhu, lalu hendaklah ia berdoa : “Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal adzim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoirun lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (atau fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (atau fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifhu ‘anni was shrifni ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma ardhinii

HR. Bukhari

3. Berdasarkan Jumlah raka’at

Shalat tahajjud dikerjakan pada waktu malam minimal dua raka’at dan maksimal tidak terbatas. Hal ini didasarkan atas hadits berikut.

“Shalat malam itu dikerjakan dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di antara kalian takut segera datang waktu subuh, maka kerjakanlah satu raka’at saja sebagai Witir bagi shalat yang telah dia kerjakan.”

HR. Bukhari Muslim

Adapun shalat istikharah dikerjakan sebanyak dua raka’at sebagaimana dijelaskan dalam hadist.

“…. Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at … ”

HR. Bukhari

4. Berdasarkan Niat

Niat shalat tahajjud adalah sebagai berikut.

“Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’alaa.”

Artinya :
Aku niat shalat sunnat tahajjud dua raka’at, menghadap kiblat karena Allah ta’alaa.

Adapun niat shalat istikharah adalah sebagai berikut.

“Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’alaa.”

Artinya :
Aku niat shalat sunnat istikharah dua raka’at karena Allah ta’alaa.

5. Berdasarkan Bacaan Doa

Setelah melaksanakan shalat tahajjud membaca doa tahajjud sebagai berikut.

“Allahumma robbana lakal hamdu. Anta qayyimus samaawaati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samaawaati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqaa’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naaru haq. Wan nabiyuuna haq. Wa Muhammadun shallallahu ‘alaihi wasalllama haq. Was saa’atu haq. Allahumma laka aslamtu. Wa bika aamantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khaashamtu. Wa ilaika haakamtu. Faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu bihi minnii. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Laa ilaaha illa anta. Wa laa haula, wa laa quwwata illaa billaah.”

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk didalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk didalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk didalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad shallallagu ‘alaihi wasallam itu benar. Hari kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

HR. Bukhari Muslim

Adapun doa setelah shalat istikharah adalah sebagai berikut.

Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal adzim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoirun lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (atau fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (atau fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifhu ‘anni was shrifni ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma ardhinii

“Ya Allah sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungghuhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu memlakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu, Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini ( …) baik bagiku, bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau jelek bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat) maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau jelek bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat) maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya.”

HR. Bukhari

The post 5 Perbedaan Shalat Tahajjud dan Shalat Istikharah yang Wajib diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Keutamaan Shalat Istikharah dan Keistimewaannya https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-shalat-istikharah Tue, 09 May 2017 08:48:13 +0000 http://dalamislam.com/?p=1540 Setiap manusia pasti memiliki persoalan dalam hidupnya masing-masing. Dalam persoalan-persoalan tersebut terkadang kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dan memberatkan hati kita untuk memilihnya. Tentu karena hidup harus memilih yang terbaik, kadang kita harus benar-benar jernih menundukkan pikiran dan hati kita agar pilihan yang kita tetapkan adalah pilihan yang benar-benar terbaik, bukan sekedar emosi. Untuk […]

The post 6 Keutamaan Shalat Istikharah dan Keistimewaannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap manusia pasti memiliki persoalan dalam hidupnya masing-masing. Dalam persoalan-persoalan tersebut terkadang kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dan memberatkan hati kita untuk memilihnya. Tentu karena hidup harus memilih yang terbaik, kadang kita harus benar-benar jernih menundukkan pikiran dan hati kita agar pilihan yang kita tetapkan adalah pilihan yang benar-benar terbaik, bukan sekedar emosi.

Untuk itu, Allah memberikan solusi jika manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup yang sulit, manusia hendaknya melakukan shalat istikharah untuk menemukan jawaban dari segala persoalan pilihan. Tujuan istikharah ini bukan berarti manusia tiba-tiba mendapatkan solusinya sendiri, langsung terpecahkan, dan selesai masalahnya.

Istikharah membantu manusia untuk menenangkan diri, sejenak keluar dari persoalan agar persoalan pilihan tersebut dapat dipecahkan dengan baik. Shalat istikharah juga bisa dilaksanakan kapanpun bisa juga malam hari dan dengan doa-doa yang kit panjatkan kepada Allah SWT. Berikut adalah berbagai keutamaan dari melaksanakan shalat istikharah.

Baca:

Keutamaan Melaksanakan Shalat Istikharah

Ada beberapa keutamaan shalat istikharah yang bisa kita dapatkan jika kita laksanakan dengan baik dan kelurusan niat. Berikut adalah 6 keutamaan dari melaksanakan shalat istikharah saat terjadi dilema dalam memilih.

1. Menyerahkan Hasil Pada Allah

Sekali kali tdk akan menimpa kami melainkan apa yg telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yg beriman harus bertawakal” (QS At Taubah: 51)

Dengan shalat istikharah kita akan benar-benar berharap dan menyerahkan hasil yang terbaik kepada Allah. Untuk itu, istikharah adalah mengharapkan hasil yang benar-benar sesuai dengan keridhoan Allah. Terkadang tanpa shalat dan menghadap Allah manusia memaksakan diri untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dirinya. Padahal sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik.

Tanpa menyerahkan dan bertawaqal kepada Allah, biasanya manusia akan benar-benar memaksakan diri meraih yang sesuai dengan dirinya. Tapi sebetulnya membutuhkan bimbingan Allah, dan keterbukaan diri untuk bisa memilih mana yang terbaik. Untuk itu istikharah sangat dibutuhkan bagi kita dalam memilih. Cara Mengendalikan Emosi Menurut Islam juga perlu diketahui agar kita senantiasa berserah diri kepada Allah.

2. Menenangkan Diri

Shalat istikharah juga bisa menenangkan diri kita. Saat terjadi masalah dan harus melakukan pilihan, biasanya kita terlalu tergesa-gesa. Tergesa-gesa tentu saja tidak baik dan dapat membuat kita salah dalam memilih. Justru yang dibutuhkan saat memilih adalah bagaimana kita mendapatkan hasil yang terbaik dan berpikir di saat pikiran jernih.

Pikiran yang tidak tenang tentu akan berdampak kepada hasil yang juga salah. Pilihan yang benar dan baik tentu dihasilkan dari ketenangan diri dan kejernihan kita dalam berpikir. Saat tidak tenang biasanya kita panik dan terlalu tergesa-gesa. Padahal, jika menenngkan diri kita bisa lebih bijak melihat masalah dan benar-benar terbuka. Untuk itu shalat istikharah sangat dibutuhkan agar diri kita tenang dan lebih bijak melihat pilihan.

Selain itu juga bisa Mencari Ketenangan dalam Islam, untuk mencapai Jiwa Tenang Dalam Islam, dan dengan Cara Membuat Hati Ikhlas dan Tenang yang sesuai dengan Cara Menghilangkan Kesedihan Menurut Islam.

3. Memberikan Kemantapan Hati

”Aku bertanya : Apakah shalat itu wahai Rasul? Beliau menjawab : Sarana pengaduan yg paling baik”.

Shalat istikharah tidak tiba-tiba diberikan ketetapan Allah dalam pilihan. Dalam shalat istikharah juga berfungsi untuk memberikan kita kemantapan hati atas pilihan yang telah kita tetapkan. Untuk itu, shalat istikharah tidak hanya dilakukan dalam sekali waktu. Shalat istikharah bisa dilakukan dalam berkali-kali waktu.

Untuk itu dengan melakukan istikhawah berkali-kali, hal ini bisa memberikan kemantapan hati bagi kita yang masih gundah gulana dan menghadapi dilema pemilihan. Untuk itu, istikharah ini bisa memberikan kita kemantapan hati jika benar-benar dilakukan secara rutin dan menyerahkan segala persoalan kepada Allah.

Jawaban atas shalat istikharah pun tidak selalu saat itu juga. Bisa setelah itu dan setelah petunjuk Allah bisa datang lewat kapan saja atau dimana saja.

Baca:

4. Menjauhi Bisikan Syetan

Dengan shalat istikharah kita pun berusaha untuk menghindari bisikan-bisikan syetan. Biasanya saat kita menghadapi permasalahan dan kegundahan hati, syetan sangat suka menggoda manusia dan membuat manusia melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Untuk itu, shalat istikharah membantu kita agar terhindari dari bisikan syetan serta menjauhi dari adanya perbuatan kemaksiatan.

Seperti yang Allah sampaikan dalam Al-Quran bahwa shalat menjauhi perbuatan keji dan munkar. Shalat menjauhi diri kita dari segala perbuatan yang buruk dan munkar, dan segala bisikan syetan yang menggoda manusia adalah salah satu pemantik agar manusia menjauhi kebenaran dan kebaikan. Shalat istikharah tentu sangat dibutuhkan jika kita ingin menjauhi segala godaan syetan yang terkutuk.

Baca:

5. Memilih dengan Pertimbangan Agama

”Sesungguhnya urusan itu seluruhnya ditangani AllaH SWT”. (QS Ali Imran : 154)

Ayat diatas menunjukkan bahwa seluruh urusan ada di tangan Allah. Untuk itu, permohonan kita meminta kemudahan, solusi, dan kemantapan hati memilih adalah diserahkan kepada Allah SWT. Di dalam ayat ini juga berarti bahwa dari segala apa yang kita pilih dan usahakan, pertimbangan agama adalah hal yang paling mendasar.

Jangan sampai umat islam salah mempertimbanghkan pilihan-pilihan yang ada, dan meninggalkan pertimbangan dari aspek agama. Bagaimanapun fungsi agama adalah sumber petunjuk dan kebenaran yang harus menjadi rujukan utama kita di segala macam sektor atau usaha pembangunan. Termasuk dalam masalah-masalah pilihan hidup kita. Maka Agama adalah hal yang harus menjadi pondasinya.

Baca:

6. Ikhlas dan Lurus Hanya pada Allah

Dan bertakwalah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyanyang, Yg melihat kamu ketika kami berdiri (utk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerakan badanmu diantara orang-orang yg sujud”. (QS Asy Syuara: 217-219)

Dengan melakukan shalat istikhawah maka kita juga telah berusaha untuk ikhlas dan meluruskan segala niat atau pilihan hati kita kepada Allah. Shalat istikharah membantu kita agar kita memiliki keikhlasan hati serta kelurusan proses agar hidup kita benar-benar dalam jalan yang dirihdoi Allah.

Jika kita lurus dan ikhlas hanya kepada Allah, maka urusan hidup kita semuanya akan dimudahkan dan diberikan solusi atas permasalahan yang menimpa kita. Cara Membuat Hati Ikhlas  dan Ciri Orang Yang Tidak Ikhlas Dalam Beribadah Kepada Allah SWT bisa kita pelajari juga agar senantiasa menjadi hamba-Nya yang ikhlas.

Shalat sunnah lainnya yang bisa dilakukan adalah seperti Shalat Malam Sebelum TidurShalat TaubatShalat Lailatul Qadar Shalat Tarawih bagi WanitaShalat Idul Fitri , dsb.

The post 6 Keutamaan Shalat Istikharah dan Keistimewaannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat Istikharah – Pengertian, Jenis, Hadist, Tata Cara dan Bacaan Shalat https://dalamislam.com/shalat/shalat-istikharah Thu, 26 Nov 2015 09:58:46 +0000 http://dalamislam.com/?p=402 Shalat istikharah merupakan shalat yang sudah tidak asing lagi bagi umat muslim, hal itu dikarenakan shalat istikharah banyak dibahas pada media-media islam, saat pengajian dan masih banyak lagi lainnya. Meski sudah banyak dibahas, namun ada umat muslim yang tidak mengetahui secara mendalam tata cara shalat istikharah, manfaat melakukan shalat istikharah, bagaimana mendapatkan jawaban dari shalat […]

The post Shalat Istikharah – Pengertian, Jenis, Hadist, Tata Cara dan Bacaan Shalat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat istikharah merupakan shalat yang sudah tidak asing lagi bagi umat muslim, hal itu dikarenakan shalat istikharah banyak dibahas pada media-media islam, saat pengajian dan masih banyak lagi lainnya. Meski sudah banyak dibahas, namun ada umat muslim yang tidak mengetahui secara mendalam tata cara shalat istikharah, manfaat melakukan shalat istikharah, bagaimana mendapatkan jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan.

Shalat istikharah kebanyakan dilakukan ketika umat muslim ragu-ragu dalam memilih atau memutuskan sesuatu. Shalat istikharah kebanyakan digunakan untuk menghilangkan keragu-raguan, sedangkan untuk berbagai hal yang menyebabkan keragu-raguan tersebut tidak dibatasi jenisnya. Kadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada beberapa pilihan, beberapa pilihan itu membuat kita bingung untuk menentukan mana yang terbaik sehingga shalat istikharah adalah jawaban yang tepat.

Pengertian Shalat Istikharah

Shalat istikharah merupakan shalat sunnat sebanyak 2 rakaat atau paling banyak 12 rakaat ( 6 salam ) yang dilakukan oleh umat muslim untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT karena bingung dengan pilihan yang ada dan merasa ragu ketika akan memutuskan sesuatu. Sedangkan waktu untuk pelaksanaan shalat istikharah bisa dilakukan kapan saja asalkan bukan waktu yang terlarang untuk melakukan shalat.

Meskipun bisa dilakukan kapan saja, shalat istikharah akan lebih efektif jika dilakukan ketika waktu sepertiga malam seperti waktu pelaksanaan shalat tahajud. Alasannya adalah berdoa dan memohon petunjuk di keheningan malam bisa membuat ibadah yang dilakukan akan lebih khusyu dilakukan.

Jenis – Jenis Shalat Istikharah

Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam jenis. Tidak semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat istikharah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang harus diketahui oleh umat islam:

  1. Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh

Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat kepada orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita membutuhkan untuk meraih apa yang terbaik untuk diri kita, kita bisa meminta nasehat kepada orang-orang yang beriman yang mampu memberikan nasehat. Orang soleh yang dimaksud di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam beristiqomah. Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut harus dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.

Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan meminta yang terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang mampu melakukan istiqomah merupakan hal lazim yang bisa dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun umat agar apa yang di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan solusi yang baik.

Contohnya saja adalah santri KH. Muhammad Arifin Ilham yang ketika menghadapi masalah selalu meminta nasehat kepada KH. Muhammad Arifin Ilham. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah melakukan sholat istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.

  1. Istikharah Dengan Al-quran

Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan meminta nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat hati menjadi tenang dan tentram, maka kita diperbolehkan istikharah dengan menggunakan Alquran. Al-quran diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.

Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW yang berbunyi “termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi Adam Alaihi Salam adalah jika dia beristikharah  dengan memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan mengharaa keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.

Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi Adam AS adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan mengharap keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan. Metode dari shalat istikharah menggunakan alquran dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:

  • Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa dan memiliki makna bahwa orang yang sedang meminta petunjuk tersebut bersungguh-sungguh mengharapkan petunjuk Allah SWT dan yakin bahwa keraguannya akan hilang melalui berkah yang ada di dalam alquran.
  • Paham degan konteks serta makna dalam alquran termasuk kekhusyuan yang berhubungan dengan sholat istikharah. Yang perlu di ingat di sini adalah alquran tidak semata mata hanya untuk membahas soal istikharah saja. Namun alquran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan, hikmah yang bisa menuntun umat muslim menuju penghambaan kepada Allah SWT yang baik dan benar.

Hadist Yang Membahas Tentang Sholat Istikharah

Ada beberapa hadist yang membahas atau meriwayatkan tentang sholat istikharah. Hal itu dikarenakan shalat istikharah merupakan sholat sunnah yang penting untuk umat muslim. Sholat istikharah diharapkan mampu menghindarkan manusia dari perbuatan syirik dengan meminta petunjuk kepada selain Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa hadist yang meriwayatkan tentang sholat istikharah :

  1. HR. Bukhari

Hadist tersebut berbunyi “jika ada salah seorang di antara kalian memiliki niat dalam suatu urusan maka lakukanlah sholat sunnah sebanyak dua rakaat yang bukan termasuk dalam sholat wajib kemudian berdoalah kepada Allah SWT.”

Bunyi hadist HR. Bukhari yang kedua adalah sebagai berikut ini:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

Arti dari hadist di atas adalah “Ya Allah aku beristikharah atau memohon petunjuk dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon keutamaan-Mu.”

  1. HR. Jabir Bin Abdillah

Bunyi hadist ini adalah sebagai berikut ini :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى

الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ

فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ

Lafadz dari hadist itu adalah “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:

“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”

Artinya:

Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu, dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan, dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginannya” 

Bacaan Niat Shalat Istikharah

Hal pertama yang penting dalam melakukan amalan dalam agama islam adalah niatnya. Niat bisa menjadi salah satu syarat syahnya sholat. Oleh sebab itu jangan pernah lupa untuk membaca niat di setiap amalan baik yang wajib maupun yang sunnah. Bacaan niat sholat istikharah yang harus diingat adalah sebagai berikut ini :

أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي

Bacaan dari niat di atas adalah “ushalli sunatan istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “saya niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Istikharah

Sebelum kita mengetahui tata cara dalam melaksanakan sholat istikharah, ada baiknya kita memperhatikan diri kita terlebih dahulu. Agar sholat kita diterima kita harus dalam keadaan suci begitu pula dengan pakaian shalat yang akan digunakan beserta dengan tempat shalat yang digunakan harus suci terbebas dari najis.

Tata cara sholat istikharah sama dengan shalat fardhu biasa, namun yang membedakan adalah bacaan niatnya. Berikut ini adalah tata cara shalat istikharah yang harus diketahui :

  1. Niat

Hal pertama yang akan dilakukan adalah membaca niat. Tanpa niat amalan kita tersebut tidak akan diterima. Niat bisa diucapkan secara pelan atau bisa diucapkan di dalam hati. Meskipun diucapkan di dalam hati, Allah akan tahu niat kita.

  1. Menghadap Kiblat

Sholat tidak akan syah jika tidak menghadap kiblat, oleh sebab itu sholat istikharah yang dilakukan haruslah menghadap kiblat. Kiblatnya umat islam adalah ka’bah sehingga umat muslim diwajibkan untuk sholat menghadap ke ka’bah atau kiblat.

  1. Takbiratul Ikhram

Setelah menghadap kiblat, barulah kita bisa memulai shalat istikharah dengan melakukan takbiratul ikhram.

  1. Membaca Doa Iftitah

Pada rakaat pertama sebelum membaca surat al-fatihah, kita harus membaca doa iftitah terlebih dahulu. Doa iftitah ini hanya dibaca pada rakaat pertama saja sedangkan untuk rakaat kedua tidak perlu dibaca. Bunyi doa iftitah untuk golongan Muhammadiah berbeda dengan doa iftitah untuk golongan NU atau Nahdlatul Ulama.

  1. Membaca Al-fatihah

Tata cara sholat istikharah yang tidak boleh dilupakan adalah membaca surat al-fatihah. Surat al-fatihah itu sendiri merupakan syarat syahnya sholat. Jika surat al-fatihah lupa dibaca akibatnya adalah sholat tidak akan diterima.

  1. Membaca Surat Pendek

Sehabis surat al-fatihah selesai dibaca, kita diwajibkan untuk membaca surat pendek. Sebenarnya orang yang melakukan sholat istikharah bisa memilih surat pendek yang diinginkannya, namun alangkah baiknya jika surat pendek yang dibaca adalah surat Al-kafirun dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas.

  1. Salam

Sebelum salam, gerakan sholat pada sholat istikharah ini sama dengan gerakan sholat fardhu. Tidak ada bacaan khusus yang menyertai gerakan sholat tersebut, yang dibaca adalah bacaan shalat fardhu biasa. Setelah orang muslim mengucapkan salam, barulah orang muslim itu bisa memohon petunjuk kepada Allah SWT dan menyampaikan kepada Allah SWT apa yang sedang dihadapinya. Tidak lupa dia membaca doa setelah shalat istikharah selesai.

Membaca Hamdalah Dan Shalawat Ibrahimiyah

Sehabis melakukan shalat istikharah, kita dianjurkan untuk membaca bacaan hamdalah dan shalawat Ibrahim. Berikut ini adalah bacaanya:

الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Doa Setelah Sholat Istikharah

Setelah menyampaikan apa yang menjadi permasaahan atau yang sedang dibingungkannya serta sehabis membaca hamdalah dan shalawat ibrahimiyah, orang yang melakukan shalat istikharah tidak boleh langsung beranjak dari tempat sholat begitu saja. Namun dia harus membaca doa sehabis shalat istikharah.

Berikut ini adalah doa yang dibaca setelah shalat istikharah selesai dilakukan :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Artinya:

“Ya Allah hamba memohon agar Engkau memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Engkau memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Allah yang Maha Besar lagi Agung karena sesungguhnya Allah yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Allahlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Engkau mengetahui, bahwa persoalan ini (sebutkan permasalahan yang anda hadapi) baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik  akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan jadikanlah hamba sebagai orang yang rela atas anugerah-Mu.”

Menutup Dengan Sholawat Ibrahim

Setelah doa setelah shalat istikharah selesai diucapkan, langkah selanjutnya adalah menutupnya dengan sholawat Ibrahimiyah. Berikut ini adalah bacaan shalawat Ibrahimiyah yang harus diketahui :

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Setelah Shalat Istikharah Selesai

Shalat istikharah tidak selesai begitu saja, masih ada hal yang harus dilakukan setelah pelaksanaan shalat istikharah selesai dilakukan. Setelah shalat istikharah selesai orang muslim yang melakukan shalat istikharah di tuntut untuk melapangkan hatinya atas apa yang menjadi keputusan Allah.

Seperti kata Imam Nawawi yang ada di dalam kitab Al-Adzkar. Bunyinya adalah sebagai berikut ini “setelah melakukan shalat istikharah dan berdoa kemudian lakukanlah tindakan yang sesuai dengan hati nurani. Pendapat Nawawi itu mengambil dari hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni yang bunyinya adalah “apabila engkau memiliki maksud sesuatu, maka beristikharahlah kepada Tuhanmu sebanyak 7 kali. Lalu lihatlah kepada apa dan siapa hatimu bercondong. Maka di situlah letak kebaikan akan ada.

Mimpi Setelah Shalat Istikharah

Banyak yang mengatakan bahwa Allah akan mengirimkan jawabannya melalui mimpi.  Mimpi itu seperti tradisi yang ada di Indonesia jika segala penentuan atau hasil akhir dari shalat istikharah akan diberitahukan melalui mimpi. Sehingga ketika shalat istikharah selesai dilakukan, orang muslim tersebut harus tidur. Jika dia bermimpi yang berhubungan dengan apa yang menjadi permasalahannya, bisa dikatakan itu adalah jawaban atau hasil finalmya.

Sayangnya pandangan dan persepsi masyarakat Indonesia akan hal tersebut kurang tepat, ditambah lagi tidak ada hadist yang mengatakan seperti itu. Memang tidak ada salahnya mengandalkan hasil final dari shalat istikharah melalui mimpi, jika mimpinya tersebut adalah hal baik. Yang menjadi permasalahan kini adalah bagaimana jika mimpi tersebut justru mimpi yang kurang baik atau buruk?.

Mimpi tersebut justru tidak membawa maslahat bagi orang yang melakukan shalat tersebut. Mimpi bukan menjadi tolak ukur hasil final dari shalat istikharah yang dilakukan sebab asal mimpi ada 3 macam yaitu sebagai berikut ini :

  • Mimpi yang datangnya dari setan.
  • Mimpi yang datang dari Allah.
  • Mimpi yang datang dari dalam diri sendiri.

Jawaban Shalat Istikharah

Jika kita tidak boleh mengandalkan mimpi setelah melaksanakan shalat istikharah, lalu bagaimana kita mengetahui kalau shalat istikharah kita telah terjawab?. Memang sampai saat ini belum ada dalil yang pasti yang membahas mengenai jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan. Namun kita bisa melihat jawaban shalat istikharah berdasarkan kata dari beberapa ulama besar yang mengatakan berikut ini :

  • Mengambil keputusan yang menjadi keyakinan dengan perasaan pasti.
  • Seseorang sebaiknya mengambil keputusan yang menjadi keyakinannya, entah itu sesuai dengan suara hatinya maupun tidak. Hal itu dikarenakan kebaikan merupakan sesuatu yang ada pada apa yang telah menjadi keyakinannya, bukan berasal dari kecocokan di dalam hatinya.
  • Suara hati sering diperngaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah masalah tentang perasaan yang sifatnya subyektif dan tidak ada hadist yang membahas tentang hal tersebut.
  • Jawaban istikharah bisa terlihat pada hati orang muslim yang bersih, sehingga hati akan murni dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang kurang bagus.

Artikel Terkait

Item 2 Title

Content for item 2

Masalah Yang Bisa Disunnahkan Untuk Shalat Istikharah

Meski sholat istikharah bisa dilkaukan untuk mencari petunjuk dengan pertolongan AllaH SWT. Namun Allah melarang untuk melakukan shalat istikharah untuk memilih perkara yang haram maupun makruh. Shalat istikharah bisa dilakukan untuk perkara yang halal, perkara itu meliputi tentang hal pekerjaan, pernikahan, perdagangan dan masih banyak lagi lainnya.

Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Hakim. Bunyi hadist itu adalah sebagai berikut ini :

من سعادة ابن آدم استخارته إلى الله ، ومن شقاوة ابن آدم تركه استخارة الله

Artinya:

“termasuk kemuliaan bani Adam adalah ia mau beristikharah kepada Allah, dan termasuk kedurhakaannya adalah manakala ia tidak mau beristikharah kepada Allah”

Shalat istikharah juga bisa dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah tentang perkara wajib maupun sunnah. Contoh dari perkara wajib maupun sunnah tersebut adalah orang yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji melakukan sholat istikharah untuk memohon petunjuk akan berangkat haji tahun ini ataukah tahun depan.

Manfaat Dan Fungsi dari Sholat Istikharah

Sholat istikharah memiliki fungsi dan manfaat. Manfaat dan fungsi tersebut harus diketahui oleh umat islam agar mereka bersemangat ketika melakukan amalan sholat istikharah. Berikut ini adalah fungsi dan manfaat dari sholat istikharah yang harus diketahui :

1. Mantap Dengan Urusannya

Fungsi dari sholat istikharah adalah bisa lebih memantapkan urusannya tersebut. Hal itu dikarenakan shalat istikharah bisa dilakukan ungtuk memohon kepada Allah agar apa yang menjadi urusannya tersebut diridhai dan diberikan kelancaran oleh Allah SWT. Dengan shalat istikharah yang dilakukan, semua urusan yang diridhai oleh Allah bisa berjalan dengan lancar.

2. Tanda Jika Hal Tersebut Tidak Baik

Fungsi shalat istikharah yang lainnya adalah sebagai tanda jika urusannya tersebut atau jodohnya tersebut bukanlah orang yang baik. Ketika urusannya / jodohnya tersebut bukanlah urusan yang baik Allah akan mendatangkan penghalang atau akan dicegah untuk tidak melakukan urusan tersebut karena dianggap buruk.

Jika jodoh tidak baik maka Allah juga akan menghalanginya. Hal itu seperti dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 216 yang artinya adalah “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.

3. Tawakal Kepada Allah

Melakukan shalat istikharah memiliki manfaat untuk memupuk rasa tawakal kepada Allah. Hal itu dikarenakan apapun yang akan menjadi keputusan Allah nantinya, harus bisa diterima oleh orang muslim tersebut. Tidak hanya itu saja, shalat istikharah bisa membuat orang muslim menyerahkan segala perkara atau permasalahan yang dihadapinya kepada Allah. Jika hal tersebut sering dipupuk, bisa menambah iman atau keyakinan orang muslim tersebut terhadap kekuasaan Allah SWT.

The post Shalat Istikharah – Pengertian, Jenis, Hadist, Tata Cara dan Bacaan Shalat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Macam – Macam Shalat Sunnah https://dalamislam.com/shalat/macam-macam-shalat-sunnah Tue, 10 Nov 2015 09:49:33 +0000 http://dalamislam.com/?p=354 Shalat merupakan ibadah yang ditujukan pada Allah SWT dalam bentuk ucapan maupun perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan mengucapkan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Menurut hukumnya, shalat dibedakan menjadi 2, yaitu Shalat Wajib (Shalat Fardhu) dan shalat sunnah.(Baca : Hukum Shalat Shubuh) Kali ini pembahasan kita akan tertuju pada Macam – Macam Shalat […]

The post Macam – Macam Shalat Sunnah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat merupakan ibadah yang ditujukan pada Allah SWT dalam bentuk ucapan maupun perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan mengucapkan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Menurut hukumnya, shalat dibedakan menjadi 2, yaitu Shalat Wajib (Shalat Fardhu) dan shalat sunnah.(Baca : Hukum Shalat Shubuh)

Kali ini pembahasan kita akan tertuju pada Macam – Macam Shalat Sunnah. Apa itu shalat sunnah? Shalat sunnah adalah ibadah sholat yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan tidak akan mendapatkan dosa.(Baca : Shalat Dhuha)

Jadi, shalat sunnah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim, akan tetapi hal tersebut juga tidak diwajibkan sehingga tidak akan menimbulkan dosa manakala tidak dilaksanakan, tetapi akan mendatangkan pahala apabila dikerjakan dengan baik dan benar serta dengan penuh keikhlasan.(Baca : Shalat Lailatul Qadar)

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

جَاءَ اَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا ذَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ قَالَ: اَلصَّلَوَاتُ اْلخَمْسُ اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا. البخاري و مسلم

 Artinya:

Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, shalat apa yang difardlukan oleh Allah atas saya ?”. Jawab Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Dilihat dari segi hukumnya, Macam – Macam Shalat Sunnah dibedakan menjadi 2, yaitu :

  • Sunnah Mu’akkadyaitu shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap muslim, misalnya shalat tarawih, sholat hari raya baik itu Shalat Idul Fitri dan Idhul Adha, dan masih banyak lagi.(Baca : Hukum Aqiqah Dalam Islam)
  • Sunnah Ghoiru mu’akkadyaitu shalat sunnah yang biasa saja.(Baca : Tata Cara Sholat Idul Adha)

Shalat Rawatib

Yang dimaksud dengan shalat rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan baik itu sebelum maupun sesudah melaksanakan sholat fardhu.(Baca : Fadhilah Tarawih Setiap Malam)

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :  ما من عبد مسلم يصلي لله كل يوم ثنتي عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى الله له بيتا في الجنة

Artinya:

Tidak ada seorang hamba yang shalat sunnah setiap hari sebanyak 12 rakaat kecuali Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga.” (HR. Bukhori)

Terdapat beberapa Tata Cara Sholat Sunnah Rawatib dengan ketentuan dalam pengerjaan shalat sunnah ini, diantaranya adalah :

  1. Niat shalat diucapkan berdasarkan jenis sholatnya
  2. Tidak didahului dengan adzan dan iqomah.(Baca : Keutamaan Adzan)
  3. Tidak dikerjakan secara berjama’ah.(Baca : Keutamaan Sholat Berjama’ah)
  4. Bacaannya tidak diucapkan dengan suara yang nyaring
  5. Apabila jumlah rakaatnya lebih dari dua, maka tiap raka’at satu salam
  6. Sebaiknya tempat mengerjakan shalat tersebut bergeser sedikit dari tempat shalat fardhu yang baru saja dikerjakan.

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib yaitu jumlah bilangan rakaat keseluruhan shalat sunnah rawatib adalah 22 rakaat, yang jika dilihat dari waktu pelaksanaannya, shalat rawatib ini dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Shalat Sunnah rawatib Qabliyyah; yaitu shalat sunnah yang dikerjakan sebelum melaksanakan shalat fardhu. Yang termasuk dalam shalat sunnah qabliyah antara lain adalah :

  • Shalat 2 Raka’at sebelum shalat subuh

Ini merupakan salah satu shalat sunnah mu’akkad yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam.(Baca : Shalat dalam Kendaraan)

Dan dalam sebuah hadist, beliau bersabda :

رَكْعَتــَا الْفَجْرِ خَـــيْرٌ مِـــنَ الدُّنْيَـــا وَمَـــا فِيهـــَا

Yang Artinya:

 “Dua rakaat sebelum shalat Shubuh itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Muslim)

Adapun niatnya adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

 “USHOLLI SUNNATAS SHUBHI ROK’ATAINI QABLIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat subuh 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 2 Rakaat sebelum shalat dhuhur

Hukum pelaksanaan shalat sunnah ini adalah mu’akkad. Adapun bacaan niat shalat sunnah ini adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAZH ZHUHRI ROK’ATAINI QABLIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya”

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum dzuhur 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 4 Rakaat sebelum shalat Ashar

Shalat sunnah ini hukumnya adalah ghoiru mu’akkad. Untuk pelaksanaan shalat rawatib ini terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama, ada yang mengatakan bahwa pelaksanaan sholat sunnah ini sama seperti pelaksanaan sholat fardhu yang jumlah rakaatnya 4, yaitu dengan cara bersambung dengan dua tasyadud, dan salam diucapkan pada rakaat yang keempat.(Baca : Keutamaan Shalat Istikharah )

Dan ada juga yang mengatakan bahwa shalat sunnah ini dilakukan dengan 2 kali salam. Adapun hadist yang menyatakan bahwa shalat sunnah ini dilakukan 4 rakaat sekaligus antara lain adalah

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

Artinya:

Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Semoga Allah merahmati seseorang yang melakukan shalat empat rakaat sebelum ashar.” (HR. Turmudzi No 430 dan dihasankan oleh AlBani)

Sedangkan hadist yang menyatakan bahwa shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 4 raka’at dengan 2 kali salam adalah :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى

Artinya:

Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  beliau bersabda: “Shalat malam dan siang itu dua-dua.” (HR. Turmudzi No597, dishahihkan oleh Syeikh Albani )

عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ

Artinya:

Dari Ali radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  melakukan shalat dua rakaat sebelum ashar.” (HR. Abu Daud No 1272 dan dihasankan oleh Syeikh Albani)

Adapun niat shalat sunnah ini adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL ASHRI ROK’ATAINI QABLIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum Ashar 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 2 Raka’at sebelum shalat Magrib

Meskipun kurang dianjurkan (hukumnya ghoiru mu’akkad), akan tetapi pelaksanaan shalat sunnah 2 raka’at sebelum magrib merupakan kebiasaan yang diajarkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam. Adapun niatnya adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI  ROK’ATAINI QABLIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum magrib 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 2 Raka’at sebelum shalat isya

Adapun hukum pelaksanaan shalat sunnah 2 raka’at sebelum shalat isya’ adalah sunnah ghoiru mu’akkad, yang niat pengerjaannya adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum isya’ 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

Baca artikel lainnya :

2. Shalat Sunnah Rawatib Ba’diyyah; yaitu shalat sunnah yang dikerjakan setelah melaksanakan shalat fardhu. Yang termasuk dalam sholat sunnah ini adalah :

  • 2 Rakaat sesudah shalat dhuhur

Menjalankan 2 rakaat shalat sunnah setelah shalat dhuhur hukumnya adalah sunnah mu’akkad. Adapun niatnya adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

 “USHOLLI SUNNATAZH ZHUHRI ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sesudah dzuhur 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 2 Raka’at sesudah shalat Magrib

Hukum pelaksanaan shalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad. Niat shalat sunnah ini adalah :

اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sesudah magrib 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

  • 2 Rakaat sesudah Isya’

Shalat sunnah ini hukumnya sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan) dengan niatnya sebagai berikut :

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL ISYA’ ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sesudah isya’ 2 rakaat karena Allah ta’ala.”

Shalat Sunnah Wudlu (Syukrul wudhu)

Ini adalah shalat yang disunnahkan untuk dilaksanakan setiap kali seseorang selesai berwudlu yang Jumlah rakaatnya adalah 2 rakaat. Tata cara pelaksanaannya adalah sama seperti melakukan shalat fardhu pada umumnya.(Baca : Cara Berwudhu yang BenarCara Wudhu Tayamum)

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلاََّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

Artinya:

Tidaklah seorang Muslim berwudhu dengan sebaik-baiknya kemudian mengerjakan shalat dua rakaat dengan menghadirkan hati dan menghadapkan wajahnya, melainkan telah wajib baginya syurga.”

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلََّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya:

Sesiapa berwudhu seperti wudhuku ini lalu mendirikan shalat dua rakaat, yang pada shalatnya dia tidak berbicara pada dirinya sendiri (yakni mendirikannya dengan khusyuk) niscaya Allah SWT akan memberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang lalu.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)

Niat shalat sunnah wudhu adalah : “USHALLI SUNNATAL WUDLUU’I RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALA.” Artinya:

aku niat shalat sunnah wudlu’ dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Shalat Dhuha

Ini adalah shalat sunnah dimana Keutamaan Shalat Dhuha dan Tata Cara Melakukannya yang dikerjakan pada saat matahari sedang naik setinggi kira-kira +/- 7 hasta (kira-kira pukul 7 hingga masuk waktu dhuhur. Akan tetapi sebagian ulama berpendapat bahwa sebaiknya shalat sunnah dhuha dikerjakan pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00. hal ini diambil berdasarkan tanda masuknya waktu sholat dluha.(Baca : Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar Biasa)

Adapun jumlah raka’at pelaksanaan shalat dunnah ini paling sedikit adalah 2 rakaat. Jadi Shalat Dhuha bisa dikerjakan sebanyak 4 raka’at, 6 raka’at, 8 raka’at, atau 12 raka’at. (baca juga: tata cara shalat dhuha) Dari Aisyah radhiallahu anha, dia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ

Artinya:

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.” (HR. Muslim, no. 1176)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata :

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya:

Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir.” (HR. Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721)

Niat Shalat Dluha:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHALLI SUNNATADL DLUHAA RAK’ATAINI LILLAHI TA’AALA.” Artinya:

Aku niat shalat sunnah dluha dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Shalat Tahiyyatul Masjid

Adalah shalat sunnah yang dikerjakan setiap kali memasuki masjid untuk menghormati tempat ibadah tersebut.(Baca : Keutamaan Shalat Tahiyatul Masjid)

Dari Abu Qatadah, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ

Artinya:

“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537 dan Muslim no. 714)

Niat shalat sunnah Tahiyyatul Masjid adalah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ تاهياتولمسجد رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHALLI SUNNATA TAHIYYATAL MASJIDI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.” Artinya”

Aku niat shalat sunnah tahiyyatul masjid dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Artikel lainnya :

Shalat Tahajjud

Shalat Tahajjud Adalah shalat sunnah, dimana Cara Melaksanakan Shalat Tahajud yang dikerjakan pada waktu malam dengan bilangan rakaat paling sedikit dua raka’at dan paling banyak tidak terbatas. Adapun waktu pelaksanaannya adalah setelah melaksanakan shalat isya’ hingga terbitnya fajar. Akan tetapi shalat di waktu malam hari bisa dikatakan sebagai sholat tahajud apabila dilakukan sesudah bangun tidur di malam hari, meskipun tidurnya hanya sebentar.(Baca :  Keutamaan Shalat Tahajud)

Untuk pelaksanaan shalat tahajud, waktu malam hari dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Sepertiga malam yang pertama, yaitu sekitar jam 19.00 hingga jam 22.00. waktu ini dinamakan saat utama untuk melaksanakan shalat tahajud.(Baca : Manfaat Shalat Tahajjud)
  2. Sepertiga kedua, yaitu sekitar pukul 22.00 hingga jam 01.00. ini disebut sebagai waktu yang lebih utama untuk mengerjakan shalat tahajud.(Baca : Shalat Tahajud di Bulan Ramadhan)
  3. Sepertiga malam yang ketiga, yaitu sekitar pukul 01.00 hingga masuknya waktu subuh yang untuk selanjutnya disebut sebagai waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tahajud.

Adapun Tata Cara Shalat Tahajud adalah sama dengan shalat-shalat lainnya, yaitu dalam setiap dua rakaat terdapat satu kali salam. Artinya meskipun pada malam itu kita berniat melaksanakan sholat tahajud sebanyak 4 rakaat atau lebih, pelaksanaannya adalah dengan berniat shalat tahajud 2 rakaat.

عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه قال: قام رجل فقال يا رسول الله كيف صلاة الليل، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: صلاةُ اللَيل مَثْنَى مثنى

Artinya:

Seorang laki-laki berdiri (di depan Nabi) dan bertanya, ‘Wahai Nabi, bagaimana cara shalat malam?’ Nabi menjawab, ‘Shalat malam itu dua (rakaat) dua (rakaat).” (HR. Muslim)

Allah telah berfirman :

ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا

Artinya:

Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. Al-Isra ayat 79)

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya:

“(orang-orang yang bertakwa)… Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum.” (Q.S. Adz-Zariyat ayat 17 dan 18)

Adapun niat Bacaan Utama Doa Shalat Tahajud adalah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّهِ تَعَالىَ

“USHOLLI SUNNATAT TAHAJJUDI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.” Artinya:

Aku niat shalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Shalat Istikharah

Shalat Istikharah Adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebanyak dua raka’at. Keutamaan Shalat Istikharah untuk memohon kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk terkait ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal. Misalnya saja pada saat seseorang memiliki hajat atau cita-cita untuk melakukan sesuatu akan tetapi masih terdapat keraguan di dalam dirinya terkait hajat maupun cita-citanya tersebut, apakah akan dilakukan ataukah tidak.(Baca : Keutamaan Shalat Fajar)

Dalam kondisi tersebut, maka disunnahkan baginya untuk melakukan shalat istikharah. Adapun waktu pelaksanaan shalat sunnah ini adalah lebih utama dilaksanakan pada malam hari layaknya shalat tahajjud, dan tata cara pelaksanaannya pun sama dengan pengerjaan shalat-shalat pada umumnya.(Baca : Keutamaan Shalat Fajar)

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: ( كان رسول الله ( يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها كما يعلمنا السورة من القرآن، يقول (إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الْأَمْرَ ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ خَيْرًا لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ قَالَ أَوْ فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ)

Artinya:

Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepada kami istiharah pada semua perkara sebagaimana beliau mengajarkan al-Quran. Beliau bersabda:”Apabila salah satu dari kalian dihadapkan pada permasalahan maka hendaknya ia shalat dua rakaat selain shalat fardlu, kemudian hendaknya ia berdoa (artinya) Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta keputusan dengan ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan aku tidak ada daya untuk menentukan, Engkaulah yang mengetahui dan aku tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya) adalah baik bagiku saat ini dan di waktu yang akan datang, atau baik bagi agamaku dan kehidupanku serta masa depanku maka tentukanlah itu untukku dan mudahkanlah ia bagiku lalu berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku untuk agamaku dan kehidupanku dan masa depan perkaraku, atau bagi urusanku saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah ia dariku dan tentukanlah bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang terjadi, lalu ridlailah ia untukku”. (HR. Ahmad, Bukhari dan Ashabussunan)

Niat Shalat Istikharah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ إيستيخاراتي رَكْعَتَيْنِ لِلّهِ تَعَالىَ

“USHOLLI SUNNATAL ISTIKHAARATI RAK”ATAINI LILLAHI TA”ALAA.” Artinya:

Aku niat shalat sunnah Istikharah dua raka’at karena Allah Ta’alaa.”

Shalat Sunnah Muthlaq

Ini merupakan shalat sunnah yang tidak bersebab (misalnya karena masuk masjid, karena shalat ba’diyah maupun qobliyah, dan lain sebagainya) dan bisa dikerjakan kapan saja dan di mana saja, kecuali pada waktu yang dilarang untuuk mengerjakan shalat sunnah. Jumlah rakaat shalat sunnah ini adalah tidak terbatas, dan cara pelaksanaannya sama seperti sholat-sholat sunnah lainnya.(Baca : Shalat Tasbih)

Allah SWT berfirman :

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya:

Punggung-punggung mereka jauh dari tempat tidur, karena beribadah kepada Allah, dengan penuh rasa takut dan rasa harap. Mereka juga menginfakkan sebagian dari rezeki yang Aku berikan kepada mereka.” (QS. As-Sajdah: 16)

Sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi wassalam :

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ، فَإِنَّكَ لا تَسْجُدُ، سَجْدَةً إِلا رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

Artinya:

Perbanyaklah bersujud. Karena tidaklah kamu bersujud sekali, kecuali Allah akan mengangkat satu derajat untukmu dan menghapus satu kesalahan darimu.” (HR. Muslim)

Niat Shalat Sunnah Muthlaq :

أُصَلِّيْ سُنَّةَرَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAN RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.” “artinya:

Aku niat shalat sunnah dua raka’at karena Allah Ta’alaa.”

Shalat Sunnah Awwabin

Ini merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah melaksanakan shalat sunnah rawatib sesudah magrib. Jumlah bilangan rakaatnya adalah 2 hingga 6 raka’at.

Baca juga :

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً

Artinya:

“Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW telah bersabda ; “Sesiapa yang bersembahyang enam rakaat sesudah Maghrib tiada diselang antaranya dengan sesuatu bicara nescaya samalah pahalanya dengan ibadat duabelas tahun.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibn Khuzaimah dan At-Turmuzi.)

Adapun tata cara pelaksanaannya adalah :

  • Membaca niat :

أُصَلِّي سُنَّةَ اْلأَوَّابِيْنَ ِللهِ تَعَالَى

“USHOLLII SUNNATAL AWWABIN LILLAAHI TA’ALAA Artinya:

Aku niat shalat sunnah Awwabin karena Allah Ta’alaa.”

  • Setelah membaca Al-fatihah, dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 6 kali, Al-Falaq sebanyak 1 kali, dan An-Nas sebanyak 1 kali. Pada rakaat keduapun sama.(Baca : Doa Agar Cepat Hamil)
  • Untuk 2 rakaat selanjutnya, setelah membaca Al-Fatihah, boleh membaca surat apa saja sesuai dengan yang dikehendaki.(Baca : Doa Ketika Rindu Seseorang)
  • Untuk 2 rakaat selanjutnya, setelah berniat dan membaca Al-Fatihah , dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun  dan pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas.(Baca :Keutamaan Surat Al-Kafirun)

Shalat Sunnah Tasbih

Shalat Tasbih ini merupakan shalat sunnah yang di dalam pengerjaannya dibacakan kalimat tasbih yaitu :

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَر

Shalat sunnah ini dikerjakan dalam 4 raka’at, dimana dalam setiap rakaatnya dibacakan kalimat tasbih sebanyak 75 kali. Jadi dengan demikian, total kalimat tasbih yang dibaca dalam setiap kali melaksanakan shalat sunnah ini adalah 300 kali.(Baca : Hukum Membaca Doa Iftitah)

Sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهْ أَلاَ أُعْطِيْكَ أَلاَ أُمْنِحُكَ أَلاَ أُحِبُّوْكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ خَطْأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيْرَهُ وَكَبِيْرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ عَشَرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ تَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وِسُوْرَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقُرْاءَةِ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشَرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تّهْوِيْ سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَالسُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِيْ أَرْبَعِ رَكْعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِيْ كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لََمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُ فَفِيْ كُلِّ سَنَةِ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ عُمْرِكَ مَرَّةً

Artinya:

Dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah saya berikan padamu? maukah saya anugerahkan padamu? maukah saya berikan padamu? saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak. Semuanya 10 macam. Kamu shalat 4 rakaat. Setiap rakaat kamu membaca Al-Fatihah dan satu surah. Jika telah selesai, maka bacalah Subhanallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâh wallahu akbar sebelum ruku’ sebanyak 15 kali, kemudian kamu ruku’ lalu bacalah kalimat itu di dalamnya sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari ruku’ baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 kali setiap rakaat. Lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat. Lakukanlah setiap hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau tidak mampu setiap bulan, kalau tidak mampu setiap tahun dan jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu.” (HR. Ibnu Abbas)

Adapun niat shalat sunnah tasbih adalah :

أُصَلِّي سُنَّةَ اْلتَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْن/ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAT TASBIIHI RAK’ATAINI / RAKAATIN LILLAHI TA’ALAA.” Artinya:

aku niat shalat tasbih dua / empat raka’at karena Allah Ta’alaa.”

Shalat Sunnah Taubah

Sholat Taubat yaitu shalat sunnah yang dikerjakan untuk bertaubat atau memohon ampunan dari Allah SWT, terutama bagi mereka yang merasa telah berbuat dosa. Shalat Taubat ini dikerjakan sebanyak 2 hingga 6 rakaat. Dalam shalat ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca istigfar.(Baca : Sunnah Sebelum Tidur)

،ثم قرأ هذه الآية: [وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Artinya:

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Q.S. Ali Imron ayat 135)

مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ

Artinya:

Tidaklah seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu berdiri untuk shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni dosanya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad)

Niat Shalat taubah :

أصلي سنة التوبة ركعتين لله تعالي

“USHALLI SUNNATAT TAUBATI ROKAATAINI LILLAHI TAALA.” Artinya:

Saya niat shalat sunnah taubat dua rokaat karena Allah.”

Shalat Sunnah Hajat

Shalat Hajat merupakan shalat sunnah, dimana Keutamaan Shalat Hajat adalah orang yang memiliki hajat atau keinginan agar Allah memperkenankan hajat atau keinginannya tersebut . Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 hingga 12 rakaat, dengan tiap-tiap dua raka’at satu kali salam.(Baca : Doa Mustajab agar Keinginan Tercapai)

Allah SWT berfirman :

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Artinya:

Dan Meminta Pertolongan (kepada allah) dengan sabar dan shalat…” (QS Al Baqarah: 45)

Dalam kitab Tajul Jamil Lil Ushul, sangat dianjurkan agar setelah melaksanakan shalat hajat dilanjutkan dengan membaca istighfar sebanyak 100 kali, lalu dilanjutkan dengan membaca sholawat Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam, dan diakhiri dengan membaca do’a. Dalam pelaksanaannya, shalat hajat tidak hanya dikerjakan semalam saja, tetapi hingga beberapa malam atau hingga hajat yang hendak kita capai bisa terwujud.(Baca : Tata Cara Shalat Jamak)

Niat shalat hajat :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

 “USHOLLI SUNNATAL HAAJATI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnah hajat dua raka’at karena allah Ta’alaa.”

Shalat Tarawih

Ini adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada setiap malam di bulan ramadhan. Hukum Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan adalah sunnah mu’akkad, dan meskipun boleh dikerjakan sendirian, akan tetapi akan lebih baik jika dikerjakan secara berjama’ah. Adapun waktu pelaksanaan shalat sunnah tarawih adalah setelah melaksanakan shalat isya’ hingga tibanya waktu fajar.(Baca : Hukum Shalat Tarawih Sendirian)

Shalat sunnah tarawih dikerjakan delapan rakaat atau 20 rakaat, dimana tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Pada umumnya setelah pelaksanaan shalat tarawih ini akan dilanjutkan dengan melaksanakan shalat witir yang sekurang-kurangnya dikerjakan sebanyak 1 raka’at. Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya:

Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)

Yang dimaksudkan dengan qiyam ramadhan dalam hadist di atas adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh Imam Nawawi (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6:39) Adapun niat shalat tarawih adalah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ تروي رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAT TARAAWIIHI RAK’ATAINI LILLAHII TA”ALAA.” Artinya:

aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Ta’alaa.”

Baca juga :

Shalat Sunnah Witir

Shalat Witir yaitu shalat sunnah yang dikerjakan setelah melaksanakan sholat isya’ hingga terbitnya fajar. Dan biasanya sholat witir merupakan rangkaian dari shalat sunnah tarawih. Adapun bilangan raka’at shalat sunnah ini adalah 1, 3, 5, 7, 9, dan 11 rakaat. Dari Abu Hurrairah Rasululah sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

إِنَّ اللهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ

Artinya “Sesungguhnya Allah itu ganjil (tunggal) dan menyukai orang yang shalat Witir.”

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الْقَاسِمِ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَنْصَرِفَ فَارْكَعْ رَكْعَةً تُوتِرُ لَكَ مَا صَلَّيْتَ قَالَ الْقَاسِمُ وَرَأَيْنَا أُنَاسًا مُنْذُ أَدْرَكْنَا يُوتِرُونَ بِثَلَاثٍ وَإِنَّ كُلًّا لَوَاسِعٌ أَرْجُو أَنْ لَا يَكُونَ بِشَيْءٍ مِنْهُ بَأْسٌ

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin Wahb berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Amru bin Al Harits bahwa ‘Abdurrahman bin Al Qasim menceritakan kepadanya dari Bapaknya dari ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat malam dua rakaat dua rakaat, jika kamu hendak mengakhirinya, maka shalatlah satu rakaat sebagai penutup dari shalatmu sebelumnya.” Al Qasim berkata, “Semenjak kami ketahui, kami melihat orang-orang mengerjakan witir dengan tiga rakaat. Sesungguhnya urusan ini adalah kelonggaran yang aku berharap bukan menjadi perkara yang salah.” (Shahih Bukhari : 938)

Untuk pelaksanaan shalat witir yang lebih dari 1 rakaat, misalnya saja 3 rakaat, maka pengerjaannya adalah dengan dua kali salam, yaitu melaksanakan shalat witir dengan jumlah raka’at 2, lalu dilanjutkan dengan shalat witir dengan jumlah raka’at 1.(Baca : Keutamaan Shalat Witir)

Adapun niatnya adalah : Untuk yang 2 raka’at :

أصَلّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

“USHOLLII SUNNATAL WITRI ROK’ATAINI LILLAAHHI TA’AALAA.”

Artinya “Aku niat shalat sunnat witir 2 roka’at karena Allah Ta’ala.”

Sedangkan untuk yang 1 raka’at adalah :

أصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَة لِلهِ تَعاَلَى

“USHOLLII SUNNATAL WITRI ROK’ATAN LILLAAHHI TA’AALAA.” Artinya “Aku niat shalat sunnat witir 1 roka’at karena Allah Ta’ala.”

Shalat Sunnah Hari raya

Shalat Idul Fitri dan idhul adha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada saat tiba 2 hari raya islam, yaitu tanggal 1 syawal dan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sholat hari raya juga dikenal dengan nama shalat ‘Id, pelaksanaan Tata Cara Shalat Idul Fitri dan Tata Cara Sholat Idul Adha pelaksanaannya dimulai sejak terbit matahari hingga tergelincirnya matahari. Adapun hukum dari kedua shalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad, artinya sholat sunnah yang pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi setiap umat muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dan baik yang sedang bermukim maupun seorang musafir sekalipun.(Baca : Manfaat takbir Tata Cara Qurban Idul Adha)

Pelaksanaan shalat sunnah ini bisa dilakukan sendiri, akan tetapi akan lebih baik jika dilakukan secara berjama’ah. Jumlah rakaat sholat sunnah ini adalah 2 raka’at,. Tata cara pelaksanaan shalat sunnah hari raya dilakukan sebagaimana shalat-shalat yang lain, hanya saja pada rakaat pertama dibacakan takbir sebanyak 7 kali, dan di raka’at kedua takbir dilakukan sebanyak 5 kali. Dan setelah pembacaan takbir, dilanjutkan dengan membaca tasbih.(Baca : Keutamaan Shalat Idul Fitri)

Selain itu, setelah pelaksanaan shalat ‘Id dilanjutkan dengan pembacaan 2 khutbah, dimana pada khutbah pertama membaca takbir sebanyak 9 kali, dan di khutbah kedua membaca takbir sebanyak 7 kali.(Baca : Hukum Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri)

Rasulullah sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

Artinya “Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar melakukan shalat dua hari raya sebelum khutbah dilaksanakan.”

Adapun niat shalat hari raya adalah :

  • Hari raya Idhul fitri pada tanggal 1 syawal

أُصَلِّي سُنَّةَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ  رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

“USALLI SUNNATAN LIAIDIL FITRI RAK’ATAINI MAKMUMAN LILLAHI TA’ALA.”

Artinya “Aku niat shalat sunnah idul fitri 2 rokaat karena Allah Ta’ala.”

  • Hari raya Idhul adha pada 10 Dzulhijjah

اصَلِّي سُنَّة عيد الأضحي رَكعَتَينِ للهِ تَعَالَي

“USHOLLI SUNNATA ‘IDIL ADH’HA ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA.”

Artinya “Aku niat shalat sunnah idul adha 2 rokaat karena Allah Ta’ala.”

Shalat sunnah dua gerhana (kusufain)

Yakni, shalat sunnah yang dikerjakan pada saat terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan (khusuf) maupun gerhana matahari (kusuf). Adapun pelaksanaannya adalah dimulai pada saat gerhana mulai timbul hingga posisi matahari maupun bulan kembali seperti biasanya.(Baca : Shalat Jum’at)

Shalat sunnah ini berjumlah 2 raka’at yang dalam melaksanakannya bisa dikerjakan sendiri-sendiri maupun secara berjamaah. Hukum pelaksanaan shalat ini adalah sunnah mu’akkad, artinya shalat sunnah yang sangat danjurkan untuk dilaksanakan.(Baca : Hukum Shalat Shubuh Kesiangan)

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

Artinya:

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”

Adapun untuk niat shalat gerhana :

  • Untuk gerhana Bulan

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL KHUSUUFI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.”

Artinya “Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’alaa.”

  • Untuk Gerhana Matahari

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHOLLI SUNNATAL KUSUUFI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.”

Artinya “Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah Ta’alaa.”

Baca artikel lainnya :

Shalat Sunnah Istisqa’

Adalah shalat sunnah yang dilakukan dengan tujuan untuk meminta turunnya hujan  karena kebutuhan hidup atas air yang begitu mendesak.(Baca : )

خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم يستسقي فجعل الى الناس ظهره واستقبل القبلة وحول رداءه

Artinya:

Rasulullah saw. keluar meminta hujan, beliau memunggungi jama’ah dan menghadap kiblat, mengubah posisi selendangnya.” (HR. Muslim)

Dari Abdullah bin Zaid ia berkata :

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَرَجَ يَسْتَسْقِي قَالَ فَحَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ يَدْعُو ثُمَّ حَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى لَنَا رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ

Artinya:

Saya melihat Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’ beliau palingkan punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil berdo’a, lalu beliau palingkan selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a rekaat dengan suara yang keras ketika membaca ayat.”

Niat shalat sunnah istisqa’ adalah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“USHALLI SUNNATAL ISTISQAA-I RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA.” Artinya:

Aku niat shalat sunnah istisqa’ dua raka’at karena allah Ta’alaa.”

The post Macam – Macam Shalat Sunnah appeared first on DalamIslam.com.

]]>