sholat sunnah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sholat-sunnah Thu, 25 Feb 2021 16:11:32 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png sholat sunnah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sholat-sunnah 32 32 Hadits Tentang Shalat Sunnah Rawatib https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/hadits-tentang-shalat-sunnah-rawatib Thu, 25 Feb 2021 16:09:52 +0000 https://dalamislam.com/?p=9685 Salah satu dari rukum Islam adalah Sholat, yakni sebuah ibadah yang diawali dengan takbiratul iharam dan ditutup dengan salam. Secara umum, shalat dibagi menjadi dua, yaitu shalat fardlu dan shalat sunnah. Seperti yang kita ketahui, shalat fardlu adalah shalat lima waktu yang harus kita kerjakan setiap hari, selain itu ada juga sholat sunnah yang bisa […]

The post Hadits Tentang Shalat Sunnah Rawatib appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Salah satu dari rukum Islam adalah Sholat, yakni sebuah ibadah yang diawali dengan takbiratul iharam dan ditutup dengan salam. Secara umum, shalat dibagi menjadi dua, yaitu shalat fardlu dan shalat sunnah.

Seperti yang kita ketahui, shalat fardlu adalah shalat lima waktu yang harus kita kerjakan setiap hari, selain itu ada juga sholat sunnah yang bisa berhukum wajib yakni jika diniati sebagai nadzar, maka sholat tersebut harus dilakukan.

Sholat sunnah sendiri memiliki banyak jenis, salah satunya adalah shalat sunnah rawatib. Definisi dari shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dikerjakan sebelum (dinamakan qabliyah) dan sesudah (ba’diyah) shalat fardlu.

Terkadang kita sebagai umat muslim masih jarang untuk mengerjakan shalat rawatib ini, maka dari itu berikut kami tuliskan hadits-hadits yang berhubungan dengan shalat sunnah rawatib.

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Tirmizi)

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata:

حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ

“Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Bukhari)

Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ

“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.” (HR. Bukhari)

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

“Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at sebelum Ashar.” (HR. Abu Daud)

Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnat empat rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sebelum shalat subuh”. (HR. Bukhari)

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ

“Barangsiapa yang menjaga shalat qobliyah Zhuhur sebanyak empat raka’at dan ba’diyah Zhuhur empat raka’at, maka Allah mengharamkan baginya neraka.” (HR. Ahmad)

Dari Ummu Habibah, Rasulullah bersabda;

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang mengerjakan dua belas raka’at shalat sunnah rawatib sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya suatu rumah di surga.” (HR. Muslim)

Dari hadits di atas dapat kita ketahui tentang keutamaan-keutamaan shalat rawatib. Selain itu perlu diketahui bahwa setelah shalat ashar dan subuh tidak ada shalat ba’diyah, karena pada saat itu bertepatan dengan waktu terbenam dan terbitnya matahari.

Para ulama mengharamkan shalat sunnah pada saat itu disebabkan akan menyerupai ibadah kaum majusi penyembah matahari atau api. Dari hadits-hadits di atas semoga dapat memotivasi kita agar istiqamah melakukan shalat sunnah rawatib.

The post Hadits Tentang Shalat Sunnah Rawatib appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara https://dalamislam.com/shalat/sholat-dhuha Wed, 24 Feb 2021 14:30:08 +0000 https://dalamislam.com/?p=9594 Tujuan kita di dunia ini hanya mencari ridhonya Allah SWT, bagaimana kita mendapatkan ridho dari Allah? Salah satunya dengan melaksanakan sholat Dhuha. Pengertian Sholat Dhuha Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan dari mulai muncul matahari (kira-kira jam 7) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Dhuha menurut bahasa diambil dari kata “adh-dhohwu”, yang artinya siang hari yang […]

The post Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tujuan kita di dunia ini hanya mencari ridhonya Allah SWT, bagaimana kita mendapatkan ridho dari Allah? Salah satunya dengan melaksanakan sholat Dhuha.

Pengertian Sholat Dhuha

Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan dari mulai muncul matahari (kira-kira jam 7) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Dhuha menurut bahasa diambil dari kata “adh-dhohwu”, yang artinya siang hari yang mulai memanas. Sholat dhuha dilaksanakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.

Setelah kita melaksanakan sholat dhuha berarti kita sudah melaksanakan kewajiban bagi seluruh persendian kita untuk bertasbih kepada allah SWT, sebagaimana hadits:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَ

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Waktu Sholat Dhuha

Waktu pelaksanaan sholat Dhuha adalah dari awal meningginya matahari sampai sebelum masuknya waktu dzuhur.

Waktu afdalnya atau waktu baiknya ¼ siang di saat matahari sangat panas, sekitaran pukul 09.00-11.00. Di saat meninggi dan memanas, di situ waktu terbaik untuk mengerjakan sholat dhuha.

Manfaat Sholat Dhuha

  • Pahalanya setara dengan bersedekah

Mengerjakan sholat dhuha pahalanya sama dengan bersedekah, sedekah yang dimaksud ada sedekah 360 sendi, orang muslim yang mengerjakan sholat dhuha akan mendapatkan pahala sebanyak persendian itu.

Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka tiap kalai bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha.’’ (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

  • Dicukupi kebutuhannya

Sholat dhuha adalah sholat yang dilakukan untung memohon rezeki kepada Allah SWT. Allah SWT telah berjanji akan mencukupi kebutuhan hambanya yang selalu mengerjakan sholat dhuha setidaknya di sore atau di akhir hari.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: ”Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (yakni shalat dhuha), nanti akan Kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya.”

  • Diberi rumah di surga

Orang yang senantiasa meluangkan waktunya untuk melakukan sholat dhuha 12 rakaat di awal hari akan dijanjikan oleh Allah yang akan diberikan rumah indah yang terbuat dari emas.

  • Dibuatkan pintu khusus di surga

Orang yang tekun melakukan sholat dhuha akan dibuatkan pintu khusus di surga yakni “pintu dhuha”.

فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ

Sesungguhnya di surga ada pintu yang disebut dengan Adh-Dhuha, nanti pada hari kiamat ada yang memanggil: “Siapa yang senantiasa menunaikan sholat Dhuha? Ini adalah pintu kalian, silakan masuk dengan rahmat Allah.”

Tata Cara Sholat Dhuha

  • Niat sholat dhuha: Ushalli sunnatan dhuha rak’ataini lillahi ta’ala (Aku niat sholat dhuha dua rakaat karena Allah).
  • Takbirotul Ihram
  • Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
  • Membaca Surah Al-Fatihah
  • Membaca Surah Was-Syamsi, wa dhuhaha
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca Surah Al-Fatihah
  • Membaca Surah Qul ya ayyuhal kafirun
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
  • Salam
  • Membaca doa sholat dhuha .Adapun doa sholat dhuha adalah seperti berikut:
    “Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqidhuhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.”

Setelah kita mengetahui manfaat-manfaat sholat dhuha yang begitu dahsyat, apalagi yang membuat kita malas mengerjakan sholat sunnah ini?

Bukankan Allah sudah menjanjikan hadiah yang sangat istimewa. Sebaiknya kita renungkan dulu, bukankah kita terlahir dengan keadaan suci dan meninggal hanya dengan kain putih?

Ingatlah hidup ini hanya mimpi dan engkau akan terbangun saat kau mati (HR Bukhari Muslim).

The post Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sholat Syuruq Bagi Wanita – Ketentuan dan Dalilnya https://dalamislam.com/shalat/sholat-syuruq-bagi-wanita Tue, 12 Sep 2017 02:19:00 +0000 http://dalamislam.com/?p=2052 Shalat syuruq atau biasa disebut isyraq merupakan sholat sunnah dua rakaat yang dilakukan sebelum shalat dhuha. Menurut bahasa, syuruq memiliki arti terbitnya matahari. Shalat ini biasanya dilakukan oleh para lelaki setelah menjalankan shalat subuh di masjid. Mereka duduk berdizikir hingga terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat syuruq. Menurut hadist nabi, shalat syuruq memiliki pahala yang besar […]

The post Sholat Syuruq Bagi Wanita – Ketentuan dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat syuruq atau biasa disebut isyraq merupakan sholat sunnah dua rakaat yang dilakukan sebelum shalat dhuha. Menurut bahasa, syuruq memiliki arti terbitnya matahari. Shalat ini biasanya dilakukan oleh para lelaki setelah menjalankan shalat subuh di masjid. Mereka duduk berdizikir hingga terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat syuruq. Menurut hadist nabi, shalat syuruq memiliki pahala yang besar disisi Allah Ta’ala. Bahkan menyamai pahalanya orang yang menunaikan ibadah umrah dan haji.

baca juga:

Dari Anas bin Malik R.a berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang shalat pagi hari (subuh) secara berjamaah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga terbitnya matahari, kemudian ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi). Hadist ini dikatakan bersifat hasan gharib.

Baca juga:

Lalu, bagaimana sholat syuruf bagi wanita?Tanpa shalat subuh berjamaah di masjid, bolehkah wanita melakukan shalat syuruq di rumah? Dan apakah pahalanya tetap sama? Berikut ulasan lengkapnya!

Pelaksanaan Sholat Syuruq Bagi Wanita

Dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin, bahwasahnya sholat syuruq (isyraq) merupakan sholat yang dilakukan setelah matahati mencapai tingi satu tombak. Kira-kira sekitar 15 menit setelah matahari terbit. Adapun sholat ini biasanya dilakukan dalam masjid. Umumnya para pria duduk-duduk dalam masjid setelah sholat subuh. Mereka melakukan dzikir, wirid, dan membaca Al-Quran. Atau juga bisa serambi mendengarkan ceramah atau kajian. Setelah matahari mulai meninggi, di saat itulah mereka melakukan sholat syuruf sebanyak 2 rakaat.

baca juga:

Nah, apakah seorang wanita yang sholat di rumah diperbolehkan mengerjakan ibadah ini? Jawabannya seorang wanita diperbolehkan melakukan sholat syuruq. Namun untuk urusan pahala, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

  1. Menurut Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Beliau adalah seorang mufti di kerajaan Saudia Arabia. Menurutnya wanita yang melakukan sholat syuruq  akan memperoleh pahala yang sama dengan pria yang menjalankan sholat tersebut di masjid, yakni pahala haji dan umrah. Beliau berkata:

Jika wanita duduk di tempat shalatnya setelah shalat Shubuh lalu berdzikir pada Allah, membaca Al-Qur’an, sampai matahari meninggi, lalu ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan pahala yang dijanjikan dalam shalat isyroq, yaitu akan dicatat mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna.”

  1. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

Beliau berpendapat bahwa tidak mengapa wanita menjalankan sholat syuruf di rumah. Namun pahalanya tidak setara dengan ibadah haji dan umrah. Ia hanya memperoleh catatan pahala baik semata.

  1. Menurut Fatwa Syaikh Bin Baz nomor 2622

Seorang wanita di rumahnya dia duduk di tempat shalatnya, sedang lelaki duduk di tempat shalatnya di masjid hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat. Ini semuanya kebaikan yang agung, menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah, dengan doa, dengan membaca Al-Qur’an, alhamdulillah. Jika ia berbicara dengan saudaranya jika diperlukan maka tidak mengapa, atau wanita tadi berbicara dengan suaminya, dengan ibunya atau dengan yang lain selama dibutuhkan maka tidak mengapa.”

Baca juga:

Perbedaan sholat Syuruq dengan sholat Dhuha

Terdapat beda pendapat diantara para ulama tentang sholat syuruq dan dhuha. Beberapa ada yang menganggap bahwa sholat syuruq sama dengan dhuha. Namun adapula yang menganggap itu berbeda.

  1. Menurut Imam Al-Hakim dalam kitab Mustadrak no 6873 dan tafsir imam ath-Thabary

Menurut beliau sholat dhuhah sama dengan sholat syuruf.

“Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu dulu tidak mendirikan shalat Dhuha sampai kami masukkan beliau ke hadapan Ummu Hani, maka aku (Abdullah bin al-Harits yang meriwayatkan hadits ini) berkata kepada Ummu Hani’:  ‘Beri tahukan kepada Ibnu ‘Abbas apa yang telah engkau beri tahukan kepada kami. Lalu Ummu Hani pun berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah masuk ke rumahku dan kemudian beliau shalat Dhuha sebanyak delapan rakaat. Maka setelah itu Ibnu Abbas pun keluar dan beliau berkata : Aku telah membaca Ayat-Ayat yang ada di antara papan ini (Al-Qur’an) dan aku tidak mengetahui adanya shalat al-Isyraq kecuali sekarang ini. Kemudian beliau membaca Ayat ke-18 dalam surat as-Shad. ‘…Bertasbih (gunung-gunung itu) pada waktu sore dan waktu Isyraq [pagi]). kemudian Ibnu Abbas berkata : “(delapan rakaat yang dikerjakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut) inilah shalat al-Isyraq.”

  1. Syekh Ibnu Utsaimin

Dijelaskan dalam kitab Liqa Al-Bab Al Maftuh (141-24), beliau berpendapat:

“Shalat sunah isyraq adalah shalat sunah dhuha. Jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan meninggi seukuran tombak, maka dia disebut shalat isyraq, jika dilakukan pada akhir waktu atau pertengahan waktu, maka dia dinamakan shalat dhuha. Akan tetapi, secara keseluruhan dia adalah shalat dhuha. Karena para ulama berkata bahwa waktu shalat dhuha adalah sejak meningginya matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir.”

Baca juga:

  1. Syaikh Ibnu Bazz

Menurut Beliau, sholat syuruq termasuk sholat dhuha. Sebab kedua sholat sunnah ini sama-sama dikerjakan setelah matahari terbit. Tepatnya 15-20 menit sesudah matahari terbit di ufuk timur langit.

  1. Imam Al-Ghazali

Beliau berpendapat bahwa sholat syuruq berbeda dari sholat dhuha. Kedua sholat ini memiliki waktu yang berbeda meski berdekatan. Menurutnya, waktu shalat isyraq adalah sejak matahari terbit, yaitu sejak terlewatnya waktu yang dilarang untuk waktu shalat.

Sebenarnya jika dikaji dari hadistnya, terdapat beberapa pembeda antara sholat syuruq dan sholat dhuha. Sholat syuruq dikerjakan dengan cara berurutan, setelah sholat shubuh melakukan dizikir-dzikir lalu saat matahari terbit (kira-kira 15 menit setelahnya) maka segera berdiri menjalankan sholat syuruq.

Sedangkan sholat dhuha boleh dikerjakan secara terpisah dari sholat subuh. Dalam artian, setelah sholat subuh, kita diperbolehkan beraktivitas dan melakkan berbagai  hal. Kemudian sholat dhuha lebih utama dilakukan ketika terik matahari telah memanas, sekitar pukul 10 pagi.

Dari Zaid bin Arqam, beliau berkata:

Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang ke masjid Qubba’ atau masuk ke dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya shalatnya  awwaabin (orang yang banyak taan kepada Allah) yang mereka mengerjakannya apabila anak onta sudah kepanasan.” (HR. Imam Ahmad-Muslim).

Baca juga:

Tata Cara Sholat Syuruq

Tata cara sholat syuruq sebenarnya mirip dengan sholat dhuha. Untuk masalah niatnya, terdapat perbedaan pendapat diantara ulama. Ada yang mengatakan niat sholat syuruq sama dengan dhuha. Ada yang mengatakan berbeda.

Untuk niat sholat syuruq yakni: “Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala”.

Artinya: Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.

Setelah membaca niat, takbir dan menjalankan sholat seperti pada umumnya sesuai rukun sholat. Sholat ini dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Untuk bacaan surat pendek yang dibaca saat posisi berdiri sebenarnya diperbolehkan bacaan apa saja. Namun menurut ulama, lebih diutamakan Ad-Dhuha (di rakaat pertama) dan Asy-Syarh (di rakaat kedua).

Seusai sholat, membaca doa:

اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah  bukit Thur dan Kitab yang ditulis  pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah  Baitul Ma’mur, aku meminta kepadaMu  agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.

Baca juga:

Demikianlah penjelasan tentang sholat syuruq bagi wanita serta tata car apengerjaannya. Semoga bermanfaat.

The post Sholat Syuruq Bagi Wanita – Ketentuan dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>