sholat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sholat Thu, 07 Jul 2022 04:16:14 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png sholat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sholat 32 32 Simak 8 Tanda Sholat Taubat Diterima Allah SWT https://dalamislam.com/info-islami/tanda-sholat-taubat-diterima Thu, 07 Jul 2022 03:59:09 +0000 https://dalamislam.com/?p=11709 Sholat Taubat merupakan salah satu sholat sunnah yang bertujuan untuk memohon ampunan dari Allah SWT atas semua dosa yang pernah kita perbuat. Setiap orang pastinya pernah melakukan kesalahan dan tidak luput dari dosa. Sebab itu penting bagi seorang muslim untuk mengetahui tata cara sholat taubat. Allah SWT Maha pengampun dan Maha pengasih yang selalu akan […]

The post Simak 8 Tanda Sholat Taubat Diterima Allah SWT appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sholat Taubat merupakan salah satu sholat sunnah yang bertujuan untuk memohon ampunan dari Allah SWT atas semua dosa yang pernah kita perbuat. Setiap orang pastinya pernah melakukan kesalahan dan tidak luput dari dosa. Sebab itu penting bagi seorang muslim untuk mengetahui tata cara sholat taubat.

Allah SWT Maha pengampun dan Maha pengasih yang selalu akan memaafkan sebanyak apapun kesalahan umatnya, selagi mau bertobat dan tidak mengulangi kesalahan. Bahkan Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran, yaitu :


وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا 

Artinya : ” Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS An Nisa 110)

Inilah 8 Tanda Sholat Taubat Diterima Oleh Allah SWT

Saat memutuskan untuk melakukan sholat taubat, kamu memerlukan niat yang sungguh-sungguh. Karena hal itu menjadi faktor terbesar diterimanya taubat oleh Allah SWT. Tugas seorang hamba yang baik hanya memastikan cara bertaubat dengan solat taubat yang dijalankan sah dan terus berusaha menjadi pribadi lebih baik lagi. Berikut ini 8 tanda diterimanya sholat taubat oleh Allah SWT yang bisa kamu ketahui.

1. Hati Tenang

Pada setiap hati hamba yang memutuskan untuk bertobat dengan sungguh-sungguh maka hatinya akan selalu tenang karena terpelihara oleh dosa. Hal ini menjadikan dirinya akan selalu menjauhi segala perbuatan dosa dan membuat hati tenang dalam menghadapi masalah.

Oleh karena itu, orang yang telah bertobat dengan sungguh-sungguh maka akan lebih hati-hati dalam menghadapi hal-hal di sekitarnya. Sehingga tidak akan membawanya jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya : “Tetapi barangsiapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah SWT menerima tobatnya. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”

2. Dijauhkan Dari Keburukan

Saat kita bertobat, Allah SWT akan senantiasa menjaga kita dari segala bentuk kejahatan dan perilaku buruk. Oleh karena itu, Allah SWT mendekatkan kita dengan orang-orang yang saleh.

Kita akan menyadari bahwa dekat dengan orang yang baik dan saleh maka akan mengajak kita untuk melakukan kebaikan. Sebaliknya, jika bergaul dengan orang-orang yang sering melanggar perintah Allah dan berada dalam keburukan maka kita pun bisa ikut terjerumus.

Sesuai dengan yang Rasulullah SAW telah sampaikan, yaitu :

مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Artinya : “Teman yang baik dan teman yang buruk diibaratkan seperti pembawa minyak wangi dan peniup selongsong api. Pembawa minyak wangi akan menghembuskan aroma wangi kepadamu. Sehingga engkau membeli minyak wanginya atau mencium aromanya. Sedangkan peniup selongsong api akan membakar pakaianmu atau engkau mencium bau asap darinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Lebih Mementingkan Perkara Akhirat

Kebanyakan orang memang lebih mementingkan kenikmatan dunia daripada akhirat. Salah satu tanda jika taubat kita telah diterima Allah SWT adalah meningkatnya ibadah yang kamu lakukan.

Orang yang telah bersungguh-sungguh taubat akan menyadari bahwa kepentingan dunia tidak ada apa-apanya dengan kepentingan akhirat. Karena setiap harta dan kekayaan yang kamu miliki akan dipertanggung jawabkan di akhirat.

4. Selalu Menjaga Lisan

Tanda orang yang telah diterima taubatnya oleh Allah SWT adalah bisa menjaga lisan dari segala ucapan yang tidak baik. Sebab, lisan menjadi salah satu senjata mematikan yang bisa menjerumuskan diri kita sendiri.

Segala jenis perselisihan biasanya berasal dari kita yang tidak bisa menjaga lisan. Banyak membicarakan hal yang tidak berguna sama saja menghantarkan kamu ke pintu maksiat. Rasulullah SAW telah bersabda:

أَكْثَرُ النَّاسِ ذُنُوبًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ كَلَامًا فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ

Artinya : “Sesungguhnya, manusia yang paling banyak dosanya pada hari Kiamat adalah manusia yang paling banyak bicaranya dalam kemaksiatan kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

5. Lebih Hati-Hati dalam Segala Sesuatu

Ketika sudah memantapkan hati untuk bertaubat, orang yang beriman pasti akan lebih berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu.

Sebab, kapan pun kita bisa terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa. Karena setiap saat godaan setan pasti akan selalu menggoda orang-orang yang beriman untuk melakukan hal-hal maksiat.

6. Gemar Bersedekah

Sedekah menjadi amal wajib yang harus dilakukan setiap orang beriman. Pasalnya dengan kita bersedekah adalah salah satu cara agar mudah rezeki. Nominal bersedekah memang tidak ada patokan besarannya, asalkan kita ikhlas.

Sebab, setiap rezeki yang kita dapatkan di dunia ini terdapat sebagian milik orang lain yang membutuhkan. Sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan, yaitu:

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya : “Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Baqarah ayat 271)

7. Selalu Ingin Memperbaiki Diri

Salah satu syarat utama untuk bertaubat adalah selalu menyadari kesalahan dan memperbaiki diri lagi. Setiap orang yang beriman tidak boleh memiliki rasa sombong dan merasa dirinya paling baik.

Bertaubat tidak akan membuat dirinya merasa cukup dan merasa menjadi hamba paling baik. Orang yang telah diterima taubatnya oleh Allah SWT akan memiliki rasa rendah hati.

8. Lebih Banyak Bersyukur

Bersyukur menjadi salah satu kunci kebahagiaan seorang hamba. Semakin Allah SWT menerima taubat seseorang maka akan semakin besar kesadaran diri akan nikmat yang telah Allah berikan.

Baik nikmat yang besar maupun yang kecil, orang yang beriman akan tetap bersyukur dengan segala sesuatu yang dimilikinya.

Itulah 8 tanda sholat taubat diterima oleh Allah SWT, semoga setiap sholat taubat yang telah kita lakukan bisa diterima oleh Allah SWT. Namun, harus diiringi oleh niat yang sungguh-sungguh.

The post Simak 8 Tanda Sholat Taubat Diterima Allah SWT appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Sholat diganggu Anak Kecil yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/shalat/hukum-sholat-diganggu-anak-kecil Mon, 09 May 2022 08:38:46 +0000 https://dalamislam.com/?p=11165 Anak adalah amanah yang diletakkan pada pundak orang tua. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menjelaskan kondisi dan kedudukan anak serta orang tua.Berikut haditsnya yang diceritakan Abu Hurairah RA: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ Artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, […]

The post Hukum Sholat diganggu Anak Kecil yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Anak adalah amanah yang diletakkan pada pundak orang tua. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menjelaskan kondisi dan kedudukan anak serta orang tua.
Berikut haditsnya yang diceritakan Abu Hurairah RA:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain sebagai karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang sepatutnya dijaga dan dibimbing agar selalu berada di jalan-Nya, sebagai orang tua harus paham apa yang harus dilakukan kala mengasuh anak. Islam sebagai agama yang selalu mengatur setiap detail kehidupan-pun mengatur tentang pola asuh anak-anak dalam rumah tangga.

Selain sebagai anugerah dan nikmat dari Allah SWT, anak juga menjadi ujian dan cobaan bagi orang tuanya. Hal ini ditegaskan dalam QS. At-Taghabun ayat 15.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ – ١٥

Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15)

Anak dapat membuat orang tua menjadi angkuh dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Terkadang mereka merasa bangga dan paling tinggi dari orang lain.

Diantara pasangan yang sudah dikaruniai anak, secara umum pasti pernah merasakan diganggu oleh anak kecil ketika melakukan ibadah wajib yaitu shalat. Saat shalat terkadang ada anak yang menaiki punggung orang tua nya, menangis dan rewel saat melakukan ibadah tersebut.

Hal yang dapat dikatakan lumrah, karena banyak yang mengalami. Karena anak-anak memang belum mengerti sepenuhnya jika yang dilakukan nya adalah perbuatan yang salah.

Anak-anak penuh dengan dunia imajinasi yang membuat mereka mempunyai dunia mereka sendiri. Dunia bermain.

Dan hal tersebut kerap membuat orang tua yang belum paham kesal dan jengkel. Kejadian serupa juga pernah dialami oleh Rasulullah.

Rasul pernah ketika melakukan sujud dalam shalat wajib dinaiki punggungnya oleh cucu beliau yang bernama Hasan. Hal ini dibiarkan oleh Baginda Nabi dan menunggu sampai sang cucu turun sendiri dari punggung beliau.

Hal ini memancing pertanyaan banyak jamaah yang kala itu juga dipimpin shalatnya oleh beliau dan mengalami sujud yang lama.

Lebih lama dibanding sujud-sujud dalam salat jemaah sebelumnya.

“Ya Rasulullah, Anda sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu telah terjadi atau turun wahyu,” ujar satu sahabat sesudah salat.

Rasulullah menjawab, “Tidak. Semua itu tidak terjadi. Tetapi anakku (cucuku) ini menunggangiku. Dan aku tidak ingin terburu-buru agar dia puas bermain.”

Di kesempatan lain, para sahabat juga pernah terkagetkan dengan tindakan Nabi yang tiba-tiba menuruni mimbar ketika sedang menyampaikan khotbah. Tak ada sebab lain, Rasulullah iba melihat Hasan dan Husein menangis.

Nabi menghampiri kedua cucunya yang ikut ke masjid dan berusaha menenangkan keduanya. Berkat bahasa kasihnya, tangis Hasan dan Husein pun mereda. Sesudah itu, Rasulullah kembali menaiki mimbar, melanjutkan khotbah yang memang belum usai.

Itulah salah satu dari sekian banyak pengalaman Rasul yang berkaitan dengan anak yang mengganggu shalat beliau.

Lalu bagaimana hukumnya? Berikut penjelasan nya.

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ ( قَالَ : { كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ , فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا , وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

وَلِمُسْلِمٍ : { وَهُوَ يَؤُمُّ اَلنَّاسَ فِي اَلْمَسْجِدِ } .

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika beliau sujud, beliau meletakkannya dan jika beliau berdiri, beliau menggendongnya.” (Muttafaqun ‘alaih. Dalam riwayat Muslim, “Sedang beliau mengimami orang-orang di masjid.”) [HR. Bukhari, no. 516 dan Muslim, no. 543].

Dari hadist tersebut di atas ditemukan banyak kaedah, yaitu :

  1. Menggendong anak saat shalat tidaklah membatalkan shalat, baik dalam shalat wajib maupun sunnah, sebagai imam ataukah shalat sendirian (munfarid).
  2. Apakah ada ukuran banyak untuk gerakan yang membatalkan shalat? Sebagian ulama membatasi dengan tiga gerakan. Namun, pembatasan tiga gerakan di sini adalah pendapat yang tidak kuat karena butuh dalil khusus. Dalil Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggendong Umamah juga menyanggah pembatasan tiga gerakan tersebut.
  3. Gerakan dalam shalat ada tiga macam: (a) gerakan yang diperintahkan, baik itu demi sahnya shalat atau sempurnanya shalat seperti memutar diri menghadap kiblat atau menutup celah dalam shaf; (b) gerakan yang dilarang, yaitu gerakan yang banyak, berturut-turut, tanpa ada hajat (kebutuhan), hukumnya itu membatalkan shalat atau minimal makruh, seperti meraba-raba jam tangan saat shalat, bermain-main dengan jenggot; (c) gerakan mubah yaitu gerakan yang sedikit karena ada hajat (butuh) seperti menggendong bayi saat shalat, atau gerakan yang banyak karena darurat seperti dalam shalat khauf.
  4. Boleh menggendong bayi saat shalat karena bayi atau manusia asalnya suci. Pakaian dan badan bayi asalnya suci selama tidak ketahuan adanya najis.
  5. Kemuliaan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada anak-anak dan tanda ke-tawadhu’an beliau di hadapan anak-anak.Hadits ini dibawakan oleh Imam Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad pada judul Bab “Kasih sayang pada anak, mencium, dan memeluknya”. Hadits ini menunjukkan kemudahan dalam syariat Islam.
  6. Boleh memasukkan anak ke dalam masjid. Hadits ini sedang membicarakan shalat wajib. Imam An-Nasai membuat judul bab untuk hadits ini “Memasukkan anak ke dalam masjid-masjid”.

Itulah tadi penjelasan serta dalil yang ada tentang hukum ketika shalat diganggu anak kecil. Semoga bermanfaat.

The post Hukum Sholat diganggu Anak Kecil yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Batuk Ketika Shalat Dalam Perspektif Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-batuk-ketika-shalat Thu, 13 Jan 2022 09:33:44 +0000 https://dalamislam.com/?p=10425 Shalat merupakan salah satu rukun islam dan ibadah lima waktu yang wajib dikerjakan umat muslim. Dalam shalat terdapat beberapa syarat yang dilakukan agar sah shalat. Selain itu ada juga yang menyebabkan perkara-perkara sah shalat yakni yang membatalkannya seperti kentut. Karena shalat dalam Islam begitu penting dan hukumnya wajib dikerjakan. Apabila tidak dikerjakan maka akan mendapat […]

The post Hukum Batuk Ketika Shalat Dalam Perspektif Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat merupakan salah satu rukun islam dan ibadah lima waktu yang wajib dikerjakan umat muslim. Dalam shalat terdapat beberapa syarat yang dilakukan agar sah shalat. Selain itu ada juga yang menyebabkan perkara-perkara sah shalat yakni yang membatalkannya seperti kentut.

Karena shalat dalam Islam begitu penting dan hukumnya wajib dikerjakan. Apabila tidak dikerjakan maka akan mendapat dosa. Hal ini selaras yang diungkap dalam sebuah hadits,

“Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 238,

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Artinya : “Peliharanlah semua shalat dan shalat wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusuk.” (QS. Al-Baqarah : 238).

Namun bagaimana jika batuk ketika shalat? Apakah shalat fardhu yang dilakukan menjadi batal? Sebelum membahas mengenai batuk, kita akan membahas sedikit mengenai perkara hal yang membatalkan shalat yakni diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sedang dalam keadaan hadats besar dan hadats kecil. Hadats besar yakni ketika sedang haid, nifas maupun dalam keadaan junub, sedangkan hadats kecil yakni seperti melakukan hal kecil yang membatalkan wudhu.
  2. Sebagian aurat terbuka saat shalat maka akan membatalkan sah shalat.
  3. Mengonsumsi makanan dan minuman saat sholat dengan sengaja.
  4. Terdapat najis pada badan maupun pada pakaian dan tempat dilaksanakannya ibadah shalat.
  5. Bergerak hingga lebih dari tiga kali secara berturut-turut.
  6. Melakukan gerakan besar seperti berjalan dan melompat-lompat.
  7. Mendahului atau terlambat mengikuti gerakan shalat imam sampai dua rukun ketika sedang melakukan ibadah shalat berjamaah. Contohnya ketika imam masih dalam keadaaan sujud, makmum sudah bangun dari sujud.
  8. Memiliki niat membatalkan shalat dengan kondisi tertentu maka akan membatalkan sah shalat.
  9. Mengurangi rukun shalat.
  10. Tertawa dengan keras, berdahak, batuk dengan sengaja.

Tidak ada yang menjelaskan jika batuk dapat membatalkan shalat, meskipun pada dasarnya batuk mengganggu konsentras dan aktifitas. Karena batuk merupakan respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan.

Jika memang batuk tersebut tidak bisa ditahan dan berlangsung sepanjang shalat hingga tidak terdapati waktu yang cukup untuk shalat tanpa batuk, maka hukumnya di ma’fu. Namun, jika batuknya tidak terus menerus kemudian dalam shalatnya mengalami batuk yang berulang-ulang, maka hukumnya batal.

Seorang Imam Ali Syibran alisi, salah seorang ulama dari kalangan Syafiiyah, menjelaskan dalam kitab di bawah ini :

Yang artinya : “Jika seseorang mengalami semacam batuk saat shalat secara terus-menerus hingga tidak terdapati waktu sedikitpun yang cukup ia gunakan untuk menjalani shalat tanpa batuk yang membatalkan maka guru kamu (Ibnu Hajar al-Haitami) berkata dzahirnya batuk tersebut dimafu dan tidak wajib mengganti shalatnya jika telah sembuh. Mengomentari maksud dari perkataan sekira tidak terdapati waktu sedikitpun yang cuup ia gunakan untuk menjalani shalat tanpa batuk, maka Syaikh Ali Syibra Malisy berkata, “Jika masih ada waktu yang sekiranya cuup digunakan shalat tanpa batuk maka batallah shaatnya bila terjadi batuk yang banyak dalam shalatnya.”

Al-Isnawi (ulama madzhab Syafi’i) sebagaimana dikutip dalam Al-Mausuah Al-Fiqihiyah berpendapat sama :

Yang artinya : Al-Isnawi membenarkan pendapat yang tidak membatalkan berdeham, batuk, bersin apabila tidak bisa dihindari walaupun banyak karena tidak bisa menghindari darinya. Al-Khatib Al-Syarbii memilih pendapat pertama yakni batal shalatnya selagi adanya batuk dan sejenisnya itu tidak menjadi penyakit baginya. Apabila batuk dan sejenisnya itu menjadi penyakit maka tidak batal shalatnya sebagaimana orang yang menderita beser kencing bahkan itu lebih utama.

Alangkah baiknya jika kita mengetahui mengenai hukum batuk dalam shalat wajib, karena shalat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan umat muslim. Shalat hukumnya adalah fardhu ‘ain. Selama seorang muslim masih dapat menghembuskan nafas, selama itu pula kewajiban shalat melekat di pundaknya dan tidak dapat diwakilkan.

Sebagai mana dalam surah An-Nisa ayat 103,

 إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Artinya : “Sesungguhnya, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman.” (QS. An-Nisa : 103).

The post Hukum Batuk Ketika Shalat Dalam Perspektif Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara https://dalamislam.com/shalat/sholat-dhuha Wed, 24 Feb 2021 14:30:08 +0000 https://dalamislam.com/?p=9594 Tujuan kita di dunia ini hanya mencari ridhonya Allah SWT, bagaimana kita mendapatkan ridho dari Allah? Salah satunya dengan melaksanakan sholat Dhuha. Pengertian Sholat Dhuha Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan dari mulai muncul matahari (kira-kira jam 7) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Dhuha menurut bahasa diambil dari kata “adh-dhohwu”, yang artinya siang hari yang […]

The post Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tujuan kita di dunia ini hanya mencari ridhonya Allah SWT, bagaimana kita mendapatkan ridho dari Allah? Salah satunya dengan melaksanakan sholat Dhuha.

Pengertian Sholat Dhuha

Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan dari mulai muncul matahari (kira-kira jam 7) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Dhuha menurut bahasa diambil dari kata “adh-dhohwu”, yang artinya siang hari yang mulai memanas. Sholat dhuha dilaksanakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.

Setelah kita melaksanakan sholat dhuha berarti kita sudah melaksanakan kewajiban bagi seluruh persendian kita untuk bertasbih kepada allah SWT, sebagaimana hadits:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَ

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Waktu Sholat Dhuha

Waktu pelaksanaan sholat Dhuha adalah dari awal meningginya matahari sampai sebelum masuknya waktu dzuhur.

Waktu afdalnya atau waktu baiknya ¼ siang di saat matahari sangat panas, sekitaran pukul 09.00-11.00. Di saat meninggi dan memanas, di situ waktu terbaik untuk mengerjakan sholat dhuha.

Manfaat Sholat Dhuha

  • Pahalanya setara dengan bersedekah

Mengerjakan sholat dhuha pahalanya sama dengan bersedekah, sedekah yang dimaksud ada sedekah 360 sendi, orang muslim yang mengerjakan sholat dhuha akan mendapatkan pahala sebanyak persendian itu.

Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka tiap kalai bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha.’’ (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

  • Dicukupi kebutuhannya

Sholat dhuha adalah sholat yang dilakukan untung memohon rezeki kepada Allah SWT. Allah SWT telah berjanji akan mencukupi kebutuhan hambanya yang selalu mengerjakan sholat dhuha setidaknya di sore atau di akhir hari.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: ”Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (yakni shalat dhuha), nanti akan Kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya.”

  • Diberi rumah di surga

Orang yang senantiasa meluangkan waktunya untuk melakukan sholat dhuha 12 rakaat di awal hari akan dijanjikan oleh Allah yang akan diberikan rumah indah yang terbuat dari emas.

  • Dibuatkan pintu khusus di surga

Orang yang tekun melakukan sholat dhuha akan dibuatkan pintu khusus di surga yakni “pintu dhuha”.

فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ

Sesungguhnya di surga ada pintu yang disebut dengan Adh-Dhuha, nanti pada hari kiamat ada yang memanggil: “Siapa yang senantiasa menunaikan sholat Dhuha? Ini adalah pintu kalian, silakan masuk dengan rahmat Allah.”

Tata Cara Sholat Dhuha

  • Niat sholat dhuha: Ushalli sunnatan dhuha rak’ataini lillahi ta’ala (Aku niat sholat dhuha dua rakaat karena Allah).
  • Takbirotul Ihram
  • Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
  • Membaca Surah Al-Fatihah
  • Membaca Surah Was-Syamsi, wa dhuhaha
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca Surah Al-Fatihah
  • Membaca Surah Qul ya ayyuhal kafirun
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
  • Salam
  • Membaca doa sholat dhuha .Adapun doa sholat dhuha adalah seperti berikut:
    “Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqidhuhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.”

Setelah kita mengetahui manfaat-manfaat sholat dhuha yang begitu dahsyat, apalagi yang membuat kita malas mengerjakan sholat sunnah ini?

Bukankan Allah sudah menjanjikan hadiah yang sangat istimewa. Sebaiknya kita renungkan dulu, bukankah kita terlahir dengan keadaan suci dan meninggal hanya dengan kain putih?

Ingatlah hidup ini hanya mimpi dan engkau akan terbangun saat kau mati (HR Bukhari Muslim).

The post Sholat Dhuha: Waktu Pelaksanaan, Manfaat dan Tata Cara appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keistimewaan Angka 5 dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/keistimewaan-angka-5-dalam-islam Thu, 11 Feb 2021 05:37:46 +0000 https://dalamislam.com/?p=9187 Bagi mereka yang meminati numerologi, setiap angka memiliki rahasia dan keutamaannya sendiri. Tak terkecuali bagi para cendekiawan muslim, mereka mempunyai concern sendiri dalam pembahasan unik ini. Di antara bilangan yang dikenal dan sering dipakai dalam Islam adalah angka lima. Angka lima memiliki keistimewaan selain angka satu dan tujuh. Diantaranya adalah sebagai berikut: 5 Rukun Islam […]

The post Keistimewaan Angka 5 dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bagi mereka yang meminati numerologi, setiap angka memiliki rahasia dan keutamaannya sendiri. Tak terkecuali bagi para cendekiawan muslim, mereka mempunyai concern sendiri dalam pembahasan unik ini.

Di antara bilangan yang dikenal dan sering dipakai dalam Islam adalah angka lima. Angka lima memiliki keistimewaan selain angka satu dan tujuh. Diantaranya adalah sebagai berikut:

5 Rukun Islam

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

5 Sholat Fardhu

وَقْتُ اَلظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ اَلشَّمْسُ, وَكَانَ ظِلُّ اَلرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرْ اَلْعَصْرُ, وَوَقْتُ اَلْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ اَلشَّمْسُ, وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ اَلشَّفَقُ, وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اَللَّيْلِ اَلْأَوْسَطِ, وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ اَلْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ اَلشَّمْسُ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Waktu Zhuhur dimulai sejak matahari sudah tergelincir sampai bayang-bayang seseorang sama dengan tingginya selama belum masuk waktu Ashar. Waktu shalat Ashar selama matahari cahayanya belum menguning. Waktu shalat Maghrib selama syafaq (cahaya merah) belum hilang. Waktu shalat Isya’ hingga pertengahan malam dan waktu shalat Shubuh dimulai dari terbitnya fajar sampai terbitnya matahari.” (HR. Muslim)

5 Sikap Prepare dan Preventif

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغُلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِك

“Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

5 Ayat Pertama Turun

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ – ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ – ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ – ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ – ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ – ٥

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)” (QS. Al-Alaq: 1-5)

5 Rasul Ulul Azmi

عن سماعة ابن مهران قال: قلت لأبي عبد الله عليه السلام قول الله عز وجل: ” فاصبر كما صبر أولو العزم من الرسل ” فقال: نوح وإبراهيم وموسى وعيسى ومحمد صلى الله عليه وآله وعليهم.

Ketika Sama’ah bin Mihran bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq as tentang firman Allah Swt ”Maka bersabarlah kamu sebagaimana orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul” Nabi menjawab, “Mereka adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw”

Sebenarnya masih banyak lima hal yang ada di sekitar manusia, seperti jumlah jari-jari kita, panca indra, Pancasila dan masih banyak lainnya. Dan yang menjadi ujung dari keistimewaan itu adalah kekuasaan Allah dalam menciptakan segala sesuatu yang saling berke-serasi-an. Allah sendiri pernah berfirman bahwa segala sesuatu sudah memiliki ukurannya masing-masing. Wallahu’alam.

The post Keistimewaan Angka 5 dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keutamaan Bersujud Kepada Allah https://dalamislam.com/shalat/keutamaan-bersujud-kepada-allah Mon, 08 Feb 2021 11:29:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=9012 Pernah tidak kita mencoba untuk merenungkan, apa saja kira-kira yang akan terbongkar saat nanti di hari Kiamat? Jika kita memiliki suatu rahasia kemudian terbongkar di hadapan manusia, pastinya kita akan merasa malu. Apalagi jika manusia tersebut ialah seseorang yang memiliki jabatan dan pangkat yang tinggi, sehingga sangat terhormat, atau seseorang yang dekat dengan kita dan […]

The post Keutamaan Bersujud Kepada Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pernah tidak kita mencoba untuk merenungkan, apa saja kira-kira yang akan terbongkar saat nanti di hari Kiamat? Jika kita memiliki suatu rahasia kemudian terbongkar di hadapan manusia, pastinya kita akan merasa malu.

Apalagi jika manusia tersebut ialah seseorang yang memiliki jabatan dan pangkat yang tinggi, sehingga sangat terhormat, atau seseorang yang dekat dengan kita dan kita sayangi; seperti orang tua, suami, istri, atau bahkan anak kita, pastinya kita juga akan merasa malu. Padahal kita mengetahui bahwa seluruh manusia tidak akan pernah terlepas dari salah dan dosa.

Lalu bagaimana jika semua rahasia yang kita punya terbongkar di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Ada para Rasul, para malaikat, serta miliaran manusia. Bahkan yang lebih luar biasa adalah Allah akan bertanya kepada kita di hadapan seluruh makhluk Allah Ta’ala. Jawaban apa yang bisa kita berikan nanti?

“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (QS. al-Qalam: 42-43)

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala muncul dan menghadapi makhluk-makhluk-Nya yang akan dihisab, orang yang selama di dunia menikmati sujudnya kepada Allah, maka dengan mudahnya mereka akan bersujud ketika melihat Allah. Tetapi di sisi lain, ada sekelompok orang yang tidak bisa bersujud ketika diperintahkan untuk bersujud. Lalu apa yang menyebabkan tidak bisa?

Mereka merasa malu hingga mereka tidak berani untuk mengangkat pandangannya. Yang mereka lakukan hanya melihat ke bawah saja. Selain mereka merasa malu, mereka juga merasa sangat hina dan sangat menyesal.

Meskipun, ketika mereka selama di dunia sangat berharap untuk dapat melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi, ketika Allah menghadap kepada semua makhluk-Nya, kelompok ini tidak bisa melihat-Nya. Apa sebabnya sehingga mereka merasa menyesal dan hina yang luar biasa?

Allah telah menjelaskan, “… Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (QS. al-Qalam: 43)

Padahal mereka dalam keadaan baik, sehat dan tidak memiliki sebuah masalah. Tetapi sangat disayangkan, ketika diajak dan diperintahkan untuk bersujud, mereka malah tidak mau dan menolaknya. Bukankah seharusnya mereka dapat menikmati sujudnya dan menggunakan sujudnya itu sebaik mungkin?

Jika kita bisa duduk dengan nyaman sampai berjam-jam lamanya saat menonton TV, bahkan hanya sekedar untuk menonton sinetron ataupun berita, kita tidak pernah merasa bosan, tapi kenapa di antara kita masih sangat banyak yang shalatnya tergesa-gesa?

Seolah-olah kita merasa bosan untuk menghadap Allah ketika shalat. Tidak sedikit orang yang ketika menurunkan kepalanya untuk bersujud, belum juga menyentuh sajadahnya, tapi sudah bangun lagi. Seolah-olah takut wajahnya kotor. Padahal, Allah sangat menunggu seorang hamba yang membisikkan doa saat bersujud. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Keadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah saat dia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim)

Dalam shalat, gerakan yang paling agung adalah ketika kita bersujud. Karena posisi itu yang paling dekat dengan Allah Ta’ala. Dan Rasul berkata, perbanyaklah doa!

Pada saat bersujud, kita bersedia untuk merendahkan wajah kita yang mulia, yang sering dilihat bahkan menjadi perhatian oleh banyak orang, kita juga selalu menjaga kebersihannya. Sedangkan kita ikhlas untuk merendahkan dan menghinakan diri karena Allah. Meskipun belum tentu tempat sujud kita bersih, tapi kita merasa itu tidak ada artinya karena kita sudah ikhlas dan ingin menikmati lezatnya bersujud.

Berdoalah, “Ya Allah, persoalan saya yang Engkau ketahui, yang sudah saya sembunyikan dari manusia, hanya Engkaulah Yang Maha Melihat, maafkanlah ya Allah, jangan sampai rahasia-rahasia itu terbongkar di hari Kiamat.”

Mintalah pada Allah agar menutupi rahasia-rahasia kita saat bersujud. Jika kita bisa merasakan nikmatnya sujud, hati kita pun akan terasa tenang. Jika dibandingkan dengan kekayaan dan kemuliaan duniawi, maka akan jauh lebih nikmat saat kita bersujud karena Allah. Jangan sampai nanti saat kita menghadap Allah, lalu kita diperintahkan untuk bersujud, tapi kita tidak bisa bersujud.

Semoga Allah membuka hati kita agar dapat merasakan betapa nikmatnya bersujud. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

The post Keutamaan Bersujud Kepada Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Syarat Menjadi Imam Shalat yang Wajib diketahui https://dalamislam.com/shalat/syarat-menjadi-imam-shalat Wed, 17 Jun 2020 10:35:12 +0000 https://dalamislam.com/?p=8674 Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, ibadah. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat sendiri dapat dilakukan secara berjamaah ada imam dan makmum, ada juga yang dapat dilakukan sendiri. Membahas mengenai imam shalat, apa saja syarat menjadi […]

The post 6 Syarat Menjadi Imam Shalat yang Wajib diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
syarat menjadi imam shalat

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, ibadah. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Shalat sendiri dapat dilakukan secara berjamaah ada imam dan makmum, ada juga yang dapat dilakukan sendiri.

Membahas mengenai imam shalat, apa saja syarat menjadi imam shalat?

1. Islam

Syarat yang paling wajib adalah harus beragama Islam. Karena shalat merupakan rukun Islam.

Orang kafir tidak diperbolehkan menjadi imam shalat, apabila makmum mengikuti imam kafir maka harus mengulangi shalatnya.

Imam Syafi’i dalam Kitab al-Mughni al-Muhtaaj jilid I halaman 241 mengatakan:

Jika diketahui dengan jelas bahwa seorang imam itu kafir atau dari jenis perempuan, maka wajib untuk mengulang sholatnya.”

2. Memiliki Akal yang Sehat

Seorang imam diwajibkan berakal sehat. Tidak sah shalat yang dipimpin oleh orang linglung, mabuk atau tidak berpikir dengan baik.

3. Baligh

Seorang anak kecil yang belum baligh tidak boleh menjadi imam sholat. Mayoritas ulama hal itu berlaku untuk sholat wajib maupun sholat sunah, seperti sholat tarawih dan sholat gerhana matahari.

4. Laki-laki

Dianjurkan yang menjadi imam shalat adalah laki-laki. Ini berlaku baik untuk sholat wajib maupun sholat sunnah.

Sementara untuk jamaah yang semuanya wanita tidak disyaratkan imamnya harus laki-laki.

5. Suci dari Hadats Besar Maupun Kecil

Tidak hanya imam, makmum pun diwajibkan suci dari ebrbagai hadats ketika ingin menunaikan ibadah Shalat.

6. Paham Bacaan dan Rukun Shalat

Seorang imam sholat diutamakan yang pandai membaca Al Quran, karena itu menjadi salah satu syarat sah sholat. Seorang imam juga harus menerapkan rukun-rukun sholat.

The post 6 Syarat Menjadi Imam Shalat yang Wajib diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Adab Jadi Imam Sholat dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/adab-jadi-imam-sholat Sat, 19 Oct 2019 03:11:39 +0000 https://dalamislam.com/?p=8056 Menjadi seorang imam bukanlah hal yang bisa dilakukan asal-asalan. Seorang imam sholat harus mematuhi adab-adab tertentu. Berikut ini adalah beberapa dab menjadi imam sholat: 1. Mengutamakan yang tinggal di tempat Ada baiknya jika yang menjadi imam adalah orang yang menetap. Jika ia adalah pendatang, maka sebaiknya utamakan orang yang bermukim lama di daerah tersebut dahulu, […]

The post 7 Adab Jadi Imam Sholat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menjadi seorang imam bukanlah hal yang bisa dilakukan asal-asalan. Seorang imam sholat harus mematuhi adab-adab tertentu. Berikut ini adalah beberapa dab menjadi imam sholat:

1. Mengutamakan yang tinggal di tempat

Ada baiknya jika yang menjadi imam adalah orang yang menetap. Jika ia adalah pendatang, maka sebaiknya utamakan orang yang bermukim lama di daerah tersebut dahulu, kecuali jika orang tersebut memang tidak mampu atau mempersilahkan dengan sendirinya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وَلا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ , وَلا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلا بِإِذْنِهِ

“Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya” (HR. Muslim no. 673).

2. Meringankan sholat

Seorang imam hendaknya memikirkan makmumnya yang sudah tua dan memiliki keperluan lainnya. Jangan memperlama sholat hanya karena keinginan sendiri sedangkan urusan makmum menjadi terhalang.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ مِنْهُمْ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, ”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Jika salah seorang diantara kalian shalat mengimami orang banyak, maka hendaklah ia memperingan shalatnya, karena diantara mereka ada yang lemah, sakit, tua. Jika salah seorang diantara kalian shalat sendirian, maka hendaklah ia memanjangkannya sekehendak hati’.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya (2/199), no. 703 ; Imam Muslim dalam Shahih-nya (4/184), no. 467 dan ada tambahan ash shaghir (ada yang kecil)

Baca juga:

3. Mengeraskan suara saat takbir

Seorang imam juga hendaknya mengeraskan suaranya saat takbir agar imam yang berada di barisan paling belakang sekalipun dapat mendengar suaranya. Hal ini sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul,

Dari Sa’id bin al-Haris, dia berkata;

صلي لنا أبو سعيد فجهر بالتكبير حين رفع رأسه من السجود وحين سجد وحين رفع وحين قام من الركعتين حتى قضى صلاته على ذلك وقال إني رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم هكذا يصلى

“Abu Sa’id melakukan salat untuk kami, kemudian dia mengeraskan takbirnya ketika mengangkat kepalanya dari sujud, ketika sujud, ketika bangun dari sujud, ketika bangun dari rakaat kedua hingga beliau menyelesaikan salatnya. Lalu beliau berkata, ‘Saya melihat Rasulullah saw melakukan salat seperti ini.”

 Dalam riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata;

صلى بنا رسول الله الظهر وأبو بكر رضى الله تعالى عنه خلفه فإذا كبر كبر أبو بكر يسمعنا

“Rasulullah saw salat Zuhur bersama kami dan Abu Bakar berada di belakang beliau. Ketika beliau takbir, maka Abu Bakar takbir sampai kami mendengarnya.”

4. Meluruskan shaf

Sebelum memulai sholat, hendaknya imam menyerukan kepada makmum untuk meluruskan shafnya. Rasul sendiri tidak akan memulai sholatnya sebelum makmum meluruskan shafnya.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengusap bahu-bahu kami dalam shalat (ketika akan shalat) dan menyatakan: Luruskan dan janganlah shaf kalian bengkok sehingga berakibat hati kalian berselisih. [HR Muslim].

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Adalah salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki kawannya.” Dalam satu riwayat disebutkan,“Aku telah melihat salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki temannya. Jika engkau lakukan pada zaman sekarang, niscaya mereka bagaikan keledai liar (tidak suka dengan hal itu).

Baca juga:

5. Tidak boleh berdoa untuk diri sendiri

Seorang imam hendaknya tidak mengkhususkan doa hanya untuk dirinya sendiri. Selain memperlambat sholat karena berdoa untuk dirinya sendiri di dalam sholat, hal ini juga akan menyebabkan makmum menjadi kesal.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِي حَيٍّ الْمُؤَذِّنِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَؤُمُّ عَبْدٌ فَيَخُصَّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ

Seorang hamba tak boleh menjadi imam kemudian mengkhususkan dirinya dalam sebuah do’a tanpa menyertakan yg lainnya, jika tetap melakukannya maka ia telah mengkhianati mereka. [HR. ibnu majah No.913].

6. Mengambil sutrah

Dalam Islam, kewajiban mengambil sutrah ada di tangan imam sholat. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Rasul. Diantaranya hadits Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu :

لاَ تُصَلِّ إِلاََّ إِلَى سُتْرَةٍ ، وَ لاََ تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّ مَعَهُ القَرِيْنَ

“Janganlah shalat, kecuali dengan menggunakan sutrah (pembatas). Dan jangan biarkan seseorang lewat di hadapanmu. Jika dia tidak mau, maka laranglah dia, sesungguhnya bersamanya jin.”

Baca juga:

7. Menasehati makmum

Sebelum memulai sholat, hendaknya imam juga menasehati makmum agar tidak mendahului imam dalam gerakan sholat. Ini merupakan bagian dari ilmu yang memang seharusnya diajarkan oleh imam.

Imam Ahmad berkata,“Imam (adalah) orang yang paling layak dalam menasihati orang-orang yang shalat di belakangnya, dan melarang mereka dari mendahuluinya dalam ruku’ atau sujud. Janganlah mereka ruku’ dan sujud serentak (bersamaan) dengan imam. Akan tetapi, hendaklah memerintahkan mereka agar rukuk dan sujud mereka, bangkit dan turun mereka (dilakukannya) setelah imam. Dan hendaklah dia berbaik dalam mengajar mereka, karena dia bertanggung jawab kepada mereka dan akan diminta pertanggungjawaban besok. Dan seharusnyalah imam meperbaiki shalatnya, menyempurnakan serta memperkokohnya. Dan hendaklah hal itu menjadi perhatiannya, karena, jika dia mendirikan shalat dengan baik, maka dia pun memperoleh ganjaran yang serupa dengan orang yang shalat di belakangnya. Sebaliknya, dia berdosa seperti dosa mereka, jika dia tidak menyempurnakan shalatnya.”

Itulah beberapa adab menjadi imam dalam sholat yang perlu diperhatikan. Menjadi imam berarti memiliki tanggung jawab yang besar, maka dari itu pelajari terlebih dahulu setiap adabnya agar sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

The post 7 Adab Jadi Imam Sholat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Lewat di Depan Orang Shalat dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/hukum-lewat-di-depan-orang-shalat-2 Thu, 21 Mar 2019 05:36:21 +0000 https://dalamislam.com/?p=5909 Shalat fardhu atau shalat sunnat tentu adalah salah satu ibadah yang harus diperhatikan setiap tata cara pengerjaannya. Bukan hanya cara mengerjakannya saja, tapi juga cara bersikap pada orang yang sedang shalat. Sebagai seorang Muslim hendaknya kita tahu bagaimana cara menyikapi orang yang sedang shalat, yakni dengan menghormatinya. Namun ada pula perkara yang juga masih belum […]

The post Hukum Lewat di Depan Orang Shalat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat fardhu atau shalat sunnat tentu adalah salah satu ibadah yang harus diperhatikan setiap tata cara pengerjaannya. Bukan hanya cara mengerjakannya saja, tapi juga cara bersikap pada orang yang sedang shalat. Sebagai seorang Muslim hendaknya kita tahu bagaimana cara menyikapi orang yang sedang shalat, yakni dengan menghormatinya.

Namun ada pula perkara yang juga masih belum banyak diketahui orang hingga kini, yakni tentang hukum lewat di depan orang shalat.

Rasul bersabda,

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا أَدْرِي أَقَالَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ شَهْرًا أَوْ سَنَةً

“Kalau saja orang yang berjalan di depan orang shalat tahu sesuatu (dosa) yang akan ia dapatkan, maka sungguh berdiam (menunggu selesai shalat) selama 40 lebih baik baginya daripada berjalan di depan orang yang shalat. Abu Nadhar (Rawi) berkata, ‘Saya tidak tahu apakah Rasulullah berkata 40 hari, bulan, atau tahun’.” (HR. Bukhari)

Baca juga:

Jangan Lewat di Depan Orang yang Sedang Sholat

Berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا صلَّى أحدُكُم إلى شيءٍ يستُرُهُ من الناسِ،فأرادَ أحَدٌ أنْ يَجتازَ بين يديْهِ، فليدفَعْهُ، فإنْ أبى فَليُقاتِلهُ، فإنما هو شيطانٌ

“Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia adalah setan” (HR. Al Bukhari 509, Muslim 505)

لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ

“Janganlah shalat kecuali menghadap sutrah, dan jangan biarkan seseorang lewat di depanmu, jika ia enggan dilarang maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya bersamanya ada qarin (setan)” (HR. Ibnu Khuzaimah 800, 820, 841. Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi (115) mengatakan bahwa sanadnya jayyid, ashl hadist ini terdapat dalam Shahih Muslim).

Dari Abu Juhaim Al Anshari, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ مِنَ الإِْثْمِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ

“Andaikan seseorang yang lewat di depan orang yang shalat itu mengetahui dosanya perbuatan itu, niscaya diam berdiri selama 40 tahun itu lebih baik baginya dari pada lewat” (HR. Al Bukhari 510, Muslim 507)

Baca juga:

Haram bagi Seseorang untuk Lewat Antara Orang Sholat dan Sutrah

Dalam kitab al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzab:

إذا صلى الي سترة حرم علي غبره المرور بينه وبين السترة ولا يحرم وراء السترة وقال الغزالي يكره ولا يحرم والصحيح بل الصواب انه حرام وبه قطع البغوى والمحققون

“Jika seseorang melaksanakan shalat dengan sutrah (penghalang) maka haram bagi orang lain lewat diantara orang yang sedang shalat dan sutrah, sedangkan lewat di luar sutrah adalah hal yang tidak diharamkan. Imam Al-Ghazali berpendapat (hukum lewat di depan orang shalat) makruh, tidak sampai haram. Namun pendapat yang shahih bahkan pendapat yang benar bahwa sesungguhnya lewat di depan orang shalat adalah haram. Pendapat demikian adalah yang dipastikan (tanpa keraguan) oleh Imam Baghawi dan ulama lain yang ahli memutuskan hukum beserta dalilnya” (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzab, Juz 3, Hal. 249)

Lalu bagaimana jika tidak ada tempat lain yang bisa dilewati? Maka diperbolehkan untuk lewat di depan orang yang shalat jika darurat dengan syarat tidak boleh melewati batas seperti di bawah ini:

  • Tiga hasta dari kaki orang yang shalat
  • Sejauh lemparan batu, dengan lemparan yang biasa, tidak kencang ataupun lemah
  • Satu langkah dari tempat shalat
  • Kembali kepada ‘urf, yaitu tergantung pada anggapan orang-orang setempat. Jika sekian adalah jarak yang masih termasuk istilah ‘di hadapan orang shalat’, maka itulah jaraknya.
  • Antara kaki dan tempat sujud orang yang shalat

Baca juga:

Sedangkan pendapat yang dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah antara kaki dan tempat sujud orang yang shalat. Karena orang yang shalat tidak membutuhkan lebih dari jarak tersebut, maka ia tidak berhak untuk menghalangi orang yang lewat di luar jarak tadi (Syarhul Mumthi’, 3/246).

Namun shalat seseorang bisa batal jika ia dilewati oleh wanita, anjing, dan keledai. Itupun jika mereka melewati sutrah atau tempat sujud dari orang yang shalat.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، الْمَرْأَةُ، وَالْحِمَارُ، وَالْكَلْبُ، وَيَقِي ذَلِكَ مِثْلُ مُؤْخِرَةِ الرَّحْلِ

“Lewatnya wanita, keledai dan anjing membatalkan shalat. Itu dapat dicegah dengan menghadap pada benda yang setinggi mu’khiratur rahl” (HR. Muslim 511)

Baca juga:

Anjing yang dimaksud dalam hadits ini adalah anjing hitam sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain:

إذا صلَّى الرَّجلُ وليسَ بينَ يدَيهِ كآخرةِ الرَّحلِ أو كواسطةِ الرَّحلِ قطعَ صلاتَه الكلبُ الأسودُ والمرأةُ والحمارُ

“Jika salah seorang dari kalian shalat, dan ia tidak menghadap sesuatu yang tingginya setinggi ujung pelana atau bagian tengah pelana, maka shalatnya bisa dibatalkan oleh anjing hitam, wanita, dan keledai” (HR. Tirmidzi).

Itulah penjelasan singkat tentang hukum lewat di depan orang shalat. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

The post Hukum Lewat di Depan Orang Shalat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Lewat di Depan Orang Shalat Wajib untuk Diketahui https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-lewat-di-depan-orang-shalat Wed, 20 Feb 2019 05:47:59 +0000 https://dalamislam.com/?p=5430 Setiap umat Islam diwajibkan atas rukun Islam yang lima, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Setiap harinya, muslim dan muslimah wajib hukumnya mengerjakan shalat wajib 5 waktu, yakni subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Kecuali bagi yang sedang berhalangan sesuai dengan […]

The post Hukum Lewat di Depan Orang Shalat Wajib untuk Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap umat Islam diwajibkan atas rukun Islam yang lima, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Setiap harinya, muslim dan muslimah wajib hukumnya mengerjakan shalat wajib 5 waktu, yakni subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Kecuali bagi yang sedang berhalangan sesuai dengan ketentuan dalam Islam.

Shalat merupakan ibadah yang istimewa. Begitu pula muslim/ah yang menjalankannya. Oleh karena itu, bagi siapa pun wajib menghormati dan memberikan kesempatan untuk umat muslim dalam melaksanakan ibadah shalat. Hal ini berarti tidak diperkenankan bagi siapa pun mengganggu seseorang yang tengah khusyuk dalam shalatnya, termasuk berjalan melewati orang yang sedang shalat. Apa hukum lewat di depan orang shalat?

Dalam suatu hadits dijelaskan sebagai berikut yang juga menjelaskan mengenai hukum lewat di depan orang shalat.

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا أَدْرِي أَقَالَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ شَهْرًا أَوْ سَنَةً

“Kalau saja orang yang berjalan di depan orang shalat tahu sesuatu (dosa) yang akan ia dapatkan, maka sungguh berdiam (menunggu selesai shalat) selama 40 lebih baik baginya daripada berjalan di depan orang yang shalat. Abu Nadhar (Rawi) berkata, ‘Saya tidak tahu apakah Rasulullah berkata 40 hari, bulan, atau tahun’.” (HR. Bukhari)

Baca juga :

Anjuran untuk mencegah orang lain melewati orang yang sedang shalat

Bahkan dianjurkan bagi kita untuk mencegah orang lain yang hendak melewati seseorang yang tengah menjalankan shalat. Cara mencegahnya bisa dengan lisan maupun gerakan. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا صلَّى أحدُكُم إلى شيءٍ يستُرُهُ من الناسِ،فأرادَ أحَدٌ أنْ يَجتازَ بين يديْهِ، فليدفَعْهُ، فإنْ أبى فَليُقاتِلهُ، فإنما هو شيطانٌ

Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia adalah setan” (HR. Al Bukhari 509, Muslim 505)

Dan diperkuat pula oleh hadits berikut ini. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

Baca juga :

لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ

Janganlah shalat kecuali menghadap sutrah, dan jangan biarkan seseorang lewat di depanmu, jika ia enggan dilarang maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya bersamanya ada qarin (setan)” (HR. Ibnu Khuzaimah 800, 820, 841. Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi (115) mengatakan bahwa sanadnya jayyid, ashl hadist ini terdapat dalam Shahih Muslim).

Itulah ulasan mengenai hukum lewat di depan orang yang sedang shalat. Hendaknya kita mencari jalan lain ketika mendapati di dekat kita ada yang tengah menjalankan shalat. Baik itu shalat fardhu maupun sunnah. Baik itu di masjid atau dimana pun. Jangan sampai kita mengganggu kekhusyukan orang yang tengah shalat tersebut, sekalipun hanya melewatinya sekilas. Karena hal tersebut sudah ada ketentuannya di dalam hadits. Selain itu, secara norma yang berlaku di Indonesia bahwa melewati orang yang sedang shalat termasuk perbuatan yang tidak baik.

Selain hukum lewat di depan orang shalat, melalui website dalamislam.com kami ini Anda dapat menemukan berbagai pengetahuan mengenai dasar hukum Islam atau info Islami lainnya yang insya Allah bermanfaat untuk Anda.

The post Hukum Lewat di Depan Orang Shalat Wajib untuk Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>