sunnah rasulullah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sunnah-rasulullah Tue, 04 Jun 2019 02:59:04 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png sunnah rasulullah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sunnah-rasulullah 32 32 Waktu Tidur Di Siang Hari Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/waktu-tidur-di-siang-hari-menurut-islam Sat, 08 Jun 2019 08:54:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=6971 Sejak kecil, kita selalu diingatkan oleh orang tua untuk tidur siang. Mengapa demikian? Karena tidur dalam Islam merupakan nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-Nya. Terlebih tidur siang menurut Islam dapat memberikan keberkahan serta manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya adalah meningkatkan ketajaman ingatan. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda […]

The post Waktu Tidur Di Siang Hari Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sejak kecil, kita selalu diingatkan oleh orang tua untuk tidur siang. Mengapa demikian? Karena tidur dalam Islam merupakan nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-Nya. Terlebih tidur siang menurut Islam dapat memberikan keberkahan serta manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya adalah meningkatkan ketajaman ingatan.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an yang artinya,

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
(QS. Ar-Ruum : 23)

Allah SWT juga berfirman dalam Al Qur’an yang artinya,

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al Qashash : 73)

Baca juga:

Ayat di atas menunjukkan, dianjurkannya untuk tidur siang sekaligus merupakan sunnah yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

“Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”
(HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1637 : isnadnya shahih)

Apakah Qailulah Itu?

Secara umum, yang dimaksud dengan qailulah adalah tidur di siang hari. Menurut Imam Al-‘Aini, qailulah adalah tidur siang. Sedangkan, menurut Al-Munawi, yang dimaksud dengan qailulah adalah tidur di tengah siang ketika zawal atau matahari tergelincir ke barat, mendekati waktu zawal atau bisa jadi sesudahnya. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 34 : 130)

Dari keterangan di atas, waktu tidur di siang hari menurut Islam adalah ketika zawal atau matahari tergelincir ke barat, mendekati waktu zawal atau sesudahnya. Adapun hukum tidur qailulah adalah sunnah. Dalam arti, tidur siang menurut pendapat para ulama adalah tidak wajib. Jika ditinggalkan pun tidak berdosa.

Namun, dikarenakan tidur siang dapat mendatangkan keberkahan serta manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh, tidak ada salahnya untuk menyempatkan diri tidur siang walaupun hanya sebentar. Di samping itu, tidur siang juga dapat meningkatkan aktivitas beribadah.

Atas alasan inilah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun turut mengamalkan tidur di siang hari. Dalam suatu riwayat disebutkan,

“Mereka (para sahabat) dulu biasa melakukan shalat Jum’at, kemudian istirahant siang.”
(HR. Bukhari)

Baca juga:

Riwayat lainnya yakni dari ‘Umar Ibnul Khaththab,

Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian (untuk istirahat siang). Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah ‘Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.”
(HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 1238, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani dalam shahoh Al-Adabil Mufrad no. 939 : hasanul isnad)

Dari beberapa dalil di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai muslim sangat dianjurkan untuk mengikuti salah satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni tidur di siang hari walau hanya sebentar. Hal ini disebabkan tidur siang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, memperoleh keberkahan serta meningkatkan kegiatan beribadah lainnya. Adapun waktu yang tepat untuk tidur di siang hari menurut Islam adalah ketika zawal atau matahari tergelincir ke barat, mendekati waktu zawal atau sesudahnya.

Demikianlah ulasan singkat tentang waktu tidur di siang hari menurut Islam. Semoga bermanfaat.

The post Waktu Tidur Di Siang Hari Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Rasulullah dalam Menyambut malam lailatul Qadr https://dalamislam.com/info-islami/cara-rasulullah-dalam-menyambut-malam-lailatul-qadr Fri, 03 May 2019 00:28:10 +0000 https://dalamislam.com/?p=6711 Bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk umat muslim. Terlepas dari ibadah puasa yang mewajibkan kita harus menahan makan dan minum lebih dari 12 jam, kita tentu paham banyak sekali kebaikan yang terjadi pada bulan tersebut. Puasa mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi sesuatu. Bahkan berkah di bulan ramadhan akan semakin bertambah seiring […]

The post Cara Rasulullah dalam Menyambut malam lailatul Qadr appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk umat muslim. Terlepas dari ibadah puasa yang mewajibkan kita harus menahan makan dan minum lebih dari 12 jam, kita tentu paham banyak sekali kebaikan yang terjadi pada bulan tersebut. Puasa mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi sesuatu.

Bahkan berkah di bulan ramadhan akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu menjelang hari raya idul fitri. Puncak keberkahan tersebut akan berada di titik tinggi tatkala kita memasuki malam Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr merupakan malam sebaik-baiknya malam untuk beirbadah. Nah, bagaimanakah cara Rasulullah dalam menyambut malam lailatul Qadr?

Pasalhnya di malam tersebut, Allah memerintahkan Malaikat jibril turun ke bumi, memboyong para malaikat lain untuk menilik dan menemani umat Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah. Mereka akan menunggui, ikut mengamini segala macam doa baik yang dipanjatkan sehingga apapun yang diharapkan akan didengar oleh Allah.

Dan segala macam ampunan atas dosa yang telah diperbuat niscaya akan diberikan oleh Allah apabila kita menjalani waktu tersebut dan memohon secara tulus hati dan ikhlas. Tak ayal bahwa umat muslim yang taat selalu menunggu-nunggu kedatangan malam tersebut.

Tentu saja, dalam menjelang malam yang penuh berkah tersebut, Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam memiliki cara tersendiri. Kita paham bahwa Rasulullah selalu berpesan yang baik kepada umatnya karena beliau mencintai dan menyangi setiap muslim. Rasulullah selalu meriwayatkan hal yang baik untuk menuntun kita semua menuju jalan yang lurus. Hal ini juga berlaku untuk upaya menyambut malam Lailatul Qadr.

Baca juga :

Rasulullah mengajarkan cara-cara yang baik untuk menyambut malam yang penuh keberkahan tersebut, Dan cara Rasulullah dalam menyambut malam lailatul Qadr yang telah dicontohkan tersebut merupakan cara yang dapat kita amalkan sebagai upaya dalam menjelang malam lailatul Qadr.

Cara Rasulullah Dalam Menyambut Lailatul Qadr

Adapun memang di momen malam tersebut, Rasulullah menganjurkan kita semua untuk memperbanyak ibadah. Menghindari segala maca perbuatan yang tidak bermanfaat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Hadist Riwayat Al Bukhari, Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadr (dengan beribadah) karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Dari Hadist diatas dijelaskan bahwa setiap ibadah yang kita jalani karena Ikhlas dan berserah diri kepada Allah pada malam Lailatu Qadr, maka akan menjadi upaya penghapusan atas dosa-dosa kita yang telah lalu. Dan setiap amalan yang dilakukan juga akan mendapatkan pahala berlipat.

Dalam Hadist lain. ‘Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Nabi Saw ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, beliau mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”

Pada malam tersebut, Rasulullah membangunkan keluarganya yang masih tertidur dikala malam, Ayalnya untuk mengajak mereka ikut beribadah dan ikut bersukacita dalam merayakan kemegahan malam Lailatul Qadr.

Tentu saja hal yang dilakukan Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam tersebut bisa menjadi upaya yang baik dalam mengajak sesama (dalam konteks ini adalah keluarga beliau) untuk mengejar dan mendapat kebaikan.

Baca juga :

Ibadah Ibadah yang Dapat Kita Lakukan Tatkala Malam Lailatul Qadr

Tentu saja ibadah yang dilakukan memang tidak ada batasnya. Selama itu baik dan bermanfaat, tentu saja dapat menjadi jembatan bagi kita semua untuk mencari pahala yang berlipat ganda. Kira-kira apa saja kah hal yang dapat kita lakukan pada malam Lailatul Qadr tersebut?

1. Perbanyak do’a

Memohon yang baik kepada Allah tentu saja harus dilakukan. Tujuannya adalah agar Allah bisa mendengar dan mengabulan setiap hajat yang kita miliki. Pada malam Lailatul Qadr, malaikat yang turun ke bumi akan ikut mengamini doa kita. Adapun meminta Ampunan kepada Allah juga wajib dilakukan. Agar ibadah kita semakin lengkap. Rasulullah sendiri, mencontohkan doa yang dipanjatkan pada malam tersebut dalam sebuah Hadist.

Hadist Riwayat At Tirmidzi, dari syaidah ‘Aisyah :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari Sayidah Aisyah, dia berkata, ‘wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau jika aku tahu bahwa malam tertentu adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti saya ucapkan?’ Nabi Saw menjawab, ‘Bacalah doa berikut ini: 

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni 

(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).”

2. Tadarus Al-Qur’an

Dalam mengisi malam lailatul Qadr, juga baik apabila dilakukan dengan membaca Al-Qur’an. Terlebih lagi apabila dibaca agar bisa didengar juga oleh oraang lain. Kita tau bahwa di indonesia juga tatkala puasa maka banyak orang yang bertadarus Al-Qur’an di masjid sembari menggunakan pengeras suara. Sesungguhnya itu merupakan pahala juga bagi setiap orang yang mendengarkannya.

Baca juga :

3. Menunaikan salat malam

Bangun pagi dan melaksanakan salat malam juga sangat bermanfaat. Pasalnya, puasa akan terjamin dikarenakan Sahur tidak akan terlambat. Adapun di malam hari juga merupakan waktu yang tenang untuk menghadap kepada Allah. Sehingga setiap ibadah bisa lebih khusyu’

….

Tentu saja ibadah ibadah baik yang dilakukan tidak terbatas dari 3 poin diatas saja. Pasalnya banyak sekali kegiatan yang dapat memberikan kebermanfaatan bagi diri sendri maupun orang lain dalam mengisi momen Malam Lailatul Qadr.

Kesimpulannya adalah, bahwasanya malam Lailatul Qadr alangkah baiknya digunakan untuk beribadah, pasalnya momen tersebut tidak datang setiap hari. Guna pelengkap ibadah puasa di bulan ramadhan dan lebih mantapnya kita dalam menyambut hari kemenangan umat muslim yaitu hari raya Idul Fitri.

Demikianlah kajian tentang Cara Rasulullah dalam Menyambut bMalam Lalatul Qadr. Contoh yang diberikan Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah dengan ikhlas dengan tujuan untuk meminta berkah dan hidayah dari Allah.

Demikianlah cara Rasulullah dalam menyambut malam lailatul Qadr. Semoga yang disampaikan diatas bermanfaat. Dan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu diberi petunjuk untuk tetap berjalan di jalan yang benar. Insya Allah.

Hamsa,

The post Cara Rasulullah dalam Menyambut malam lailatul Qadr appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Berpaling dari Sunnah Rasulullah SAW https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-berpaling-dari-sunnah-rasulullah Sun, 31 Mar 2019 11:19:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=6127 Sebagai muslim, wajib hukumnya beradab dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beradab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan perintah Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Hujurat ayat 1-2 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya. (QS. Al Hujurat : 1) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu […]

The post Hukum Berpaling dari Sunnah Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai muslim, wajib hukumnya beradab dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beradab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan perintah Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Hujurat ayat 1-2 yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya. (QS. Al Hujurat : 1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu kepada sebagain yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalmu, sedangkan kamu tidak manyadari.” (QS. Al Hujurat : 2)

Allah SWT juga telah mewajibkan kepada orang-orang mu’min untuk menaati dan mencintai Allah dan Rasulnya sebagaimana firman-Nya adalah surat Muhammad ayat 33 yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kapada Rasul.” (QS. Muhammad : 33)

Allah SWT juga berfirman,

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al Hasyr : 7)

Dalam surat At Taghabun Allah SWT juga berfirman yang artinya,

“Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat) Allah) dengan terang.” (QS. At Taghabun : 12)

Baca juga :

Selain harus menaati Allah dan Rasul-Nya, Allah SWT juga memerintahkan kepada setiap muslim untuk kembali kepada Allah dan Rasul (Al Qur’an dan Sunnah sebagai sumber syariat Islam atau sumber pokok ajaran Islam atau dasar hukum Islam yang utama) jika berlainan pendapat tentang sesuatu sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa’ ayat 59 yang artinya,

“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dari hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,” (QS. An Nisaa’ : 59)

Ayat-ayat di atas menunjukkan kewajiban bagi setiap muslim untuk senantiasa mengikuti apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini dikarenakan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan utusan Allah yang membawa petujuk dari Allah SWT. Lantas bagaimana hukum berpaling dari sunnah Rasulullah sementara Allah SWT juga telah mewajibkan seluruh manusia untuk beriman kepada beliau, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al A’raaf ayat 158 yang artinya,

“Katakanlah (wahai Muhammad) : “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al A’raaf : 158)

Baca juga :

Karena itu, bagi muslim yang tidak mau taat atau berpaling dari Al Qur’an maupun Sunnah Rasul maka seolah ia tidak mengimani Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam sebagai utusan Allah dan seolah ia tidak mengimani bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah petunjuk dari Allah SWT. Ancamannya adalah ditimpa keburukan dan adzab yang pedih.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Ar Rasyidin sepeninggalku. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian, jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. At Tirmidzi)

Allah SWT berfirman,

“… maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nuur : 63).

Dengan demikian, hukum berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dilarang karena sebagai muslim telah diperintahkan untuk beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Allah SWT dan beriman dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena hal itu merupakan petunjuk dari Allah SWT.

Demikianlah ulasan singkat tentang hukum berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat.

The post Hukum Berpaling dari Sunnah Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Adab Buang Air Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/adab-buang-air-dalam-islam Mon, 17 Dec 2018 03:36:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=4732 Begitu sempurnanya agama Islam hingga setiap aspek kehidupan manusia telah diatur sesuai syariat Islam. Begitu pula hal yang paling kecil sekalipun seperti buang air. Dalam Islam, terdapat beberapa adab buang air yang harus dipatuhi. Berikut ini adalah beberapa adab buang air dalam Islam: 1. Tidak terlihat orang lain Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, خَرَجْنَا […]

The post Adab Buang Air Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Begitu sempurnanya agama Islam hingga setiap aspek kehidupan manusia telah diatur sesuai syariat Islam. Begitu pula hal yang paling kecil sekalipun seperti buang air.

Dalam Islam, terdapat beberapa adab buang air yang harus dipatuhi. Berikut ini adalah beberapa adab buang air dalam Islam:

1. Tidak terlihat orang lain

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.

Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”

2. Tidak membawa benda dengan tulisan Allah

Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32)

Maksudnya adalah beberapa benda yang memiliki tulisan nama Allah, seperti cincin atau kalung dengan ukuran nama Allah. Membawa benda tersebut dilarang dalam Islam.

Baca juga:

Namun jika menutupi cincin atau kalung tersebut dengan kain atau penutup lainnya, maka diperbolehkan.

Syaikh Abu Malik hafizhohullah mengatakan, “Jika cincin atau semacam itu dalam keadaan tertutup atau dimasukkan ke dalam saku atau tempat lainnya, maka boleh barang tersebut dimasukkan ke WC. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan,

Jika ia mau, ia boleh memasukkan barang tersebut dalam genggaman tangannya.” Sedangkan jika ia takut barang tersebut hilang karena diletakkan di luar, maka boleh masuk ke dalam kamar mandi dengan barang tersebut dengan alasan kondisi darurat.

3. Membaca doa sebelum masuk kamar mandi

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.

An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Adab membaca doa semacam ini tidak dibedakan untuk di dalam maupun di luar bangunan.”

Baca juga:

4. Masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan

Sebagaimana terdapat dalam hadits,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap  perkara (yang baik-baik).”

Syaikh Ali Basam mengatakan, “Mendahulukan yang kanan untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil logika dan didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Adapun mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke tempat buang hajat dan kaki kanan ketika keluar, maka itu memiliki alasan dari sisi bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan untuk hal-hal yang baik-baik.

Sedangkan untuk hal-hal yang jelek (kotor), beliau lebih suka mendahulukan yang kiri. Hal ini berdasarkan dalil yang sifatnya global.”

5. Tidak menghadap kiblat atau membelakanginya

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى

Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.”

Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.”

Baca juga:

6. Tidak berbicara kecuali darurat

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ.

Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.

Syaikh Ali Basam mengatakan, “Diharamkan berbicara dengan orang lain ketika buang hajat karena perbuatan semacam ini adalah suatu yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu dan merendahkan murua’ah (harga diri).” Kemudian beliau berdalil dengan hadits di atas.

Syaikh Abu Malik mengatakan, “Sudah kita ketahui bahwa menjawab salam itu wajib. Ketika buang hajat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkannya, maka ini menunjukkan diharamkannya berbicara ketika itu, lebih-lebih lagi jika dalam pembicaraan itu mengandung dzikir pada Allah Ta’ala.

Akan tetapi, jika seseorang berbicara karena ada suatu kebutuhan yang mesti dilakukan ketika itu, seperti menunjuki jalan pada orang (ketika ditanya saat itu, pen) atau ingin meminta air dan semacamnya, maka dibolehkan saat itu karena alasan darurat. Wallahu a’lam.”

Baca juga:

7. Tidak buang air di jalan atau tempat bernaung manusia

dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ ». قَالُوا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ ».

Hati-hatilah dengan al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia)!” Para sahabat bertanya, “Siapa itu al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.

8. Membersihkan dengan tangan kiri

Dari hadits Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى الْخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ

Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.

Itulah 8 adab buang air dalam Islam yang perlu diketahui. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah keimanan kita. Aamiin.

The post Adab Buang Air Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Hubungan Pra Nikah dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/hukum-hubungan-pra-nikah-dalam-islam Tue, 23 Oct 2018 02:01:18 +0000 https://dalamislam.com/?p=4540 Saat ini promosi untuk sesi pemotretan pra wedding menjadi semakin digemari. Namun apa sebenarnya hukum dalam menjalin hubungan sebelum pernikahan? Hubungan pra nikah dalam Islam sebenarnya tidak diperbolehkan. Hal ini berkaitan erat dengan perbuatan mendekati zina. Zina dalam Islam adalah salah satu dosa besar yang bukan hanya dilarang dilakukan tapi juga didekati. Firman Allah Subhanahu […]

The post Hukum Hubungan Pra Nikah dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat ini promosi untuk sesi pemotretan pra wedding menjadi semakin digemari. Namun apa sebenarnya hukum dalam menjalin hubungan sebelum pernikahan?

Hubungan pra nikah dalam Islam sebenarnya tidak diperbolehkan. Hal ini berkaitan erat dengan perbuatan mendekati zina. Zina dalam Islam adalah salah satu dosa besar yang bukan hanya dilarang dilakukan tapi juga didekati.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk” [Al-Isrâ`/17:32]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Baca juga:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan katakan kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami atau ayah, atau ayah suami atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara laki-laki atau putra-putra saudara laki-laki atau putra-putra saudari perempuan mereka, atau wanita-wanita muslimah atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (kepada wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. [An-Nûr/24:30-31]

Allah berfirman:

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68).

Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

كُتِبَ على بن آدَمَ نَصِيبُهُ من الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذلك لا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذلك الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ ( متفق عليه )

Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya”. [Muttafaqun ‘alaih]

Dari Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu ‘anhu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ ؟، قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ للَِّهِ نِداً وَهُوَ خَلَقَكَ ، قُلْتُ:ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ: أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ ، قُلْتُ:ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ: أَنْ تُزَانِيَ حَلِيْلَةَ جَارِكَ

“Aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Dosa apakah yang paling besar ? Beliau menjawab : Engkau menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah , padahal Allah Azza wa Jalla telah menciptakanmu. Aku bertanya lagi :

“Kemudian apa?” Beliau menjawab: Membunuh anakmu karena takut dia akan makan bersamamu.” Aku bertanya lagi : Kemudian apa ? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab lagi: Kamu berzina dengan istri tetanggamu

Allah Azza wa Jalla berfirman : ” Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya.

Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. [an-Nisâ`/ 4:15-16]

Ta’aruf dalam Islam

Untuk melaksanakan pernikahan, Islam tidak mengenal hubungan pra nikah atau pacaran dalam Islam. Islam hanya mengenal masa ta’aruf dimana kedua calon mempelai hanya bisa bertemu dan berkomunikasi dengan didampingi mahramnya masing-masing.

Baca juga:

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Sanad Hasan, Rasulullah Sallalluhualaihi wassalam telah bersabda yang artinya:

Jika salah seorang diantara kalian hendak melamar seorang wanita dan mampu melihat (tanpa sepengetahuan wanita tersebut), bagian dan anggota tubuh wanita tersbut, sehingga bisa mendorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah”.

Ketika ta’aruf, wanita tetap diwajibkan untuk menutup aurat sebagaimana dalam Q.S. An-Nur ayat 31, Allah SWT telah berfirman, yang artinya

… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…”

Bahkan saat ta’aruf juga hanya boleh berbicara sesuai dengan kepentingan saja.

Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Mukminun ayat 1-3 yang artinya:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…”

Baca juga:

Maka dari itu hubungan pra nikah dalam Islam adalah dilarang dan termasuk ke dalam dosa. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah keimanan kita. Aamiin.

The post Hukum Hubungan Pra Nikah dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Doa Hubungan Badan Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-hubungan-badan-dalam-islam Thu, 18 Oct 2018 09:18:26 +0000 https://dalamislam.com/?p=4539 Pernikahan merupakan salah satu perintah Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Tujuan pernikahan dalam Islam sendiri adalah untuk membangun rumah tangga dalam Islam yang berisikan keluarga sakinah mawadah warahmah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara […]

The post Doa Hubungan Badan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pernikahan merupakan salah satu perintah Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Tujuan pernikahan dalam Islam sendiri adalah untuk membangun rumah tangga dalam Islam yang berisikan keluarga sakinah mawadah warahmah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…” [An-Nuur/24: 32].

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ، فَقَدِ اسْـتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْـنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَـا بَقِيَ.

“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.”

Dalam pernikahan, terdapat kewajiban suami terhadap istri dalam Islam dan kewajiban istri terhadap suami dalam Islam. Keduanya harus memenuhi kewajiban masing-masing agar rumah tangga berjalan harmonis. Salah satu kewajiban tersebut adalah memberikan nafkah batin.

Baca juga:

Hubungan seksual atau hubungan badan antara suami dan istri merupakan kewajiban yang harus ditunaikan. Bahkan telah banyak dalil yang menegaskan tentang hubungan badan antara suami dan istri.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436)

Dari ‘Aisyah, dari Judaamah binti Wahb, saudara perempuan ‘Ukaasyah, ia berkata bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَنْهَى عَنِ الْغِيلَةِ حَتَّى ذَكَرْتُ أَنَّ الرُّومَ وَفَارِسَ يَصْنَعُونَ ذَلِكَ فَلاَ يَضُرُّ أَوْلاَدَهُمْ

Sungguh, semula aku ingin melarang (kalian) dari perbuatan ghiilah. Lalu aku melihat bangsa Romawi dan Persia dimana mereka melakukan ghiilah terhadap anak-anak mereka. Ternyata hal itu tidak membahayakan anak-anak mereka” (HR. Muslim no. 1442). Ghiilah bisa bermakna menyutubuhi wanita yang sedang menyusui. Ada pula yang mengartikan wanita menyusui yang sedang hamil (Lihat Syarh Shahih Muslim, 10: 16)

Baca juga:

Allah Ta’ala berfirman,

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ

Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” (QS. Al Baqarah: 223).

Bukan hanya sekedar kewajiban saja, berhubungan badan menjadi pahala sedekah bagi keduanya.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

“Dalam hubungan intim suami-istri (antara kalian) itu termasuk sedekah.”

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kembali melanjutkan,

أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim, no. 2376)

Namun dalam berhubungan badan, tidak boleh sembarang dilakukan. Sebagai seorang Muslim yang baik, hendaknya mengikuti adab dalam berhubungan badan. Salah satunya adalah dengan membaca doa hubungan badan.

Mujahid rahimahullah berkata,

أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ

Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya.” (Fath Al-Bari, 9: 229).

Doa hubungan badan suami istri

Dari ‘Abdur Razaq di mana disebutkan,

إِذَا أَتَى الرَّجُل أَهْله فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقَتْنَا وَلَا تَجْعَل لِلشَّيْطَانِ نَصِيبًا فِيمَا رَزَقْتنَا ، فَكَانَ يُرْجَى إِنْ حَمَلْت أَنْ يَكُون وَلَدًا صَالِحًا

“Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan intim), maka ucapkanlah ‘Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami’.

Dari do’a ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang shalih” (Fath Al-Bari, 9: 229).

Baca juga:

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya berkata bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَأْخُذْ بِنَاصِيَتِهَا (وَلْيُسَمِّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ) وَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَلْيَقُلْ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ.

Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan:

ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN KHOIRIHAA WA KHOIRI MAA JABALTAHAA ‘ALAIH. WA A’UDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA JABALTAHAA ‘ALAIH.

Artinya: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’” (HR. Abu Daud, no. 2160; Ibnu Majah, no. 1918. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a:

BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNAASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA.

Artinya: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.’ ” (HR. Bukhari, no. 6388; Muslim, no. 1434).

Baca juga:

Namun sebelum membaca doa dan berhubungan badan, disarankan untuk mengambil wudhu terlebih dahulu.

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” Abu Bakr dalam haditsnya menambahkan,

“Hendaklah menambahkan wudhu di antara kedua hubungan intim tersebut.” Lalu ditambahkan, “Jika ia ingin mengulangi hubungan intim.” (HR. Muslim, no. 308).

Itulah sedikit penjelasan mengenai hubungan badan dan doa hubungan badan bagi suami istri. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah keimanan kita semua. Terima kasih.

The post Doa Hubungan Badan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Keutamaan Bangun Pagi Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-bangun-pagi-dalam-islam Mon, 10 Sep 2018 07:06:06 +0000 https://dalamislam.com/?p=4234 Islam selalu memberikan petunjuk yang baik bagi umatnya, bahkan mengenai waktu bangun tidur yang paling baik. Islam menganjurkan untuk bangun pagi secara rutin. Berikut adalah 13 keutamaan bangun pagi dalam Islam: 1. Membuka pintu rejeki Ketika Rasulullah pulang dari shalat Shubuh dari Masjid Nabawi, beliau  mendapati putrinya bernama Fatimah masih dalam kondisi tidur. Maka beliau bersabda: ”Wahai […]

The post 13 Keutamaan Bangun Pagi Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam selalu memberikan petunjuk yang baik bagi umatnya, bahkan mengenai waktu bangun tidur yang paling baik. Islam menganjurkan untuk bangun pagi secara rutin. Berikut adalah 13 keutamaan bangun pagi dalam Islam:

1. Membuka pintu rejeki

Ketika Rasulullah pulang dari shalat Shubuh dari Masjid Nabawi, beliau  mendapati putrinya bernama Fatimah masih dalam kondisi tidur. Maka beliau bersabda: Wahai anakku, …bangunlah, Saksikan rezeki Tuhan-mu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai, Karena Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari. ” ( H.R. Imam Ahmad Dan Al-Baihaqi)

2. Terpenuhi segala kebutuhannya

Dari hadits Imam Ath-Thabrani dan Al-Bazzar R. Huma, Rasulullah SAW bersabda : ” Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan.”

Baca juga:

3. Didoakan malaikat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ

 “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)

Rasulullah bersabda, “Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: ” Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: ” Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” (Mutafaqun’alaih ).

4. Mendapatkan ampunan Allah

Rasulullah SAW bersabda : “ Siapa saja yang memasuki pagi hari, ia tidak berniat mendzolimi seseorang, maka diampuni baginya terhadap segala dosa. Dan siapa saja yang memasuki pagi hari berniat menolong orang yang teraniaya dan memenuhi keperluan orang Islam, maka baginya pahala seperti pahala Haji mabrur. ” ( Hadits dikutip dalam kitab Nashoihul ‘Ibad, karya Syaikh Nawawi )

5. Jauh dari sifat malas

Rasul bersabda, “Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan.

Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

6. Mendapat berkah dari Allah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan mereka yang bangun sebelum subuh,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Tirmidzi no. 1212 dan Ibnu Majah no. 2236. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Nabi Sallallahu wa ‘alaihi wa Salam  bersabda : “Keberkahan bagi umatku mengalir di waktu pagi buta mereka” (HR Ath Thabrani dalam Al Ausath)

Baca juga:

7. Dimudahkan masuk surga

Rasul bersabda, “barang siapa yang mengerjakan shalat bardain (subuh dan ashar) maka dia akan masuk surga”.(HR Bukhari no 574 dan Muslim no 635)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634)

8. Jauh dari kelalaian

Rasulullah bersabda “Laki laki itu telah dikencingi setan pada telinganya”.

Maksud dari dalil di atas adalah orang yang malas bangun pagi maka berarti ia adalah orang yang lalai karena lebih memilih untuk tidur sesuai bisikan setan.

Allah juga berfirman, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dandengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai”. (QS Al A’raf ayat 205)

9. Mendapat rejeki yang luar biasa

Jika bangun pagi lalu melakukan shalat sunnah sebelum shalat Subuh, maka Insya Allah akan mendapatkan rejeki yang berlimpah. Dari Aisyah radhiyallahu anha dari Nabi shallallhu alaihi wa sallambersabda, “Dua rakaat shalat Fajar (sebelum subuh) lebih baik dari pada dunia dan seisinya,” (H.R. Muslim).

Baca juga:

10. Waktu yang baik untuk mulai beribadah

Dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh).

Jika tidak mampu berbuat yang sempurna, maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)

11. Mendapat kebahagiaan

Allah berfirman, “Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbihpulalah pada waktu waktu dimalam hari dan pada waktu waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang” (QS. Thaha ayat 130)

Allah kembali berfirman, “Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah kamu sambil memuji Tuhamu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya” (QS Qaf ayat 39)

Baca juga:

12. Mendapat perlindungan dari Allah

Rasulullah bersabda, ”Barang siapa  yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya.

Barang siapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka. (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

13. Bisa melihat Allah di hari akhir

Dari Jarir bin Abdullah RA, ”Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. 

Beliau berkata, ”Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya.

Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan sholat sebelum terbit matahari dan sholat sebelum terbenam matahari.Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Itulah 13 keutamaan bangun pagi dalam Islam. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan semakin memotivasi diri untuk selalu bangun pagi. Aamiin.

The post 13 Keutamaan Bangun Pagi Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Keutamaan Hari Senin Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-hari-senin-dalam-islam Mon, 10 Sep 2018 06:56:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=4268 Banyak orang yang tidak suka dengan hari Senin. Biasanya karena sudah terlalu nyaman dengan liburan di hari Minggu sehingga menjadi malas untuk kembali bekerja di hari Senin. Namun ternyata, ada banyak keutamaan pada hari Senin. Berikut adalah 10 keutamaan hari Senin dalam Islam: 1. Hari kelahiran dan kematian Rasulullah Dari hadis Abu Qatadah Radhiyallahu anhu […]

The post 10 Keutamaan Hari Senin Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Banyak orang yang tidak suka dengan hari Senin. Biasanya karena sudah terlalu nyaman dengan liburan di hari Minggu sehingga menjadi malas untuk kembali bekerja di hari Senin. Namun ternyata, ada banyak keutamaan pada hari Senin. Berikut adalah 10 keutamaan hari Senin dalam Islam:

1. Hari kelahiran dan kematian Rasulullah

Dari hadis Abu Qatadah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Alquran kepadaku pada hari tersebut.” (Ini merupakan bagian dari hadis Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwa-yatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/819) Kitaabush Shiyaam)

Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha:

فِي أَيِّ يَوْمٍ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

Pada hari apa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat?

Aisyah menjawab:

«يَوْمَ الِاثْنَيْنِ» [صحيح البخاري]

Hari senin. [Sahih Bukhari]

Baca juga:

2. Hari mendapatkan ampunan

Rasulullah bersabda, “Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

3. Hari setor amalan

Rasulullah bersabda, “Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh
dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)

4. Hari yang dianjurkan Rasul untuk puasa Senin Kamis

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sangat antusias dan bersungguh-sunguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibnu Majah, Imam Ahmad)

Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At Tirmidzi dan lainnya)

Usamah bin Zaid berkata,

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ حَتَّى لاَ تَكَادَ تُفْطِرُ وَتُفْطِرُ حَتَّى لاَ تَكَادَ أَنْ تَصُومَ إِلاَّ يَوْمَيْنِ إِنْ دَخَلاَ فِى صِيَامِكَ وَإِلاَّ صُمْتَهُمَا. قَالَ « أَىُّ يَوْمَيْنِ ». قُلْتُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ. قَالَ « ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ »

“Aku berkata pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa.

Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambertanya, “Apa dua hari tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.”

Lalu beliau bersabda, “Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Baca juga:

5. Hari diciptakan pohon

Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Rasulullah SAW memegang tanganku kemudian berkata: “Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi telah menciptakan tanah (bumi) pada hari Sabtu, menciptakan padanya gunung-gunung hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang tidak disenangi pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu,

dan menyebarkan binatang padanya hari Kamis, dan menciptakan Adam alaihissalam setelah Ashar pada hari Jum’at pada akhir penciptaan pada akhir waktu dari waktu-waktu Jum’at antara Ashar hingga malam.”

6. Hari diturunkannya Al-Qur’an

Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Alquran kepadaku pada hari tersebut.” (Ini merupakan bagian dari hadis Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwa-yatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/819) Kitaabush Shiyaam)

7. Hari dimana Rasul tiba di Madinah saat hijrah

Urwah bin Az-Zubair rahimahullah berkata:

فَتَلَقَّوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِظَهْرِ الحَرَّةِ، فَعَدَلَ بِهِمْ ذَاتَ اليَمِينِ، حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ فِي بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، وَذَلِكَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ مِنْ شَهْرِ رَبِيعٍ الأَوَّلِ [صحيح البخاري]

Lalu penduduk Madina menemui Rasulullah di daerah Al-Harrah (tempat berbatu hitam di Madinah), lalu Rasulullah beralih bersama mereka ke sebelah kanan sampai beliau singgah bersama mereka di rumah Bani ‘Amru bin ‘Auf, dan saat itu adalah hari senin dari bulan Rabiul Awwal. [Sahih Bukhari]

Baca juga:

8. Hari yang baik untuk berobat

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَاحْتَجِمُوا يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالثُّلَاثَاءِ ، فَإِنَّهُ الْيَوْمُ الَّذِي عَافَى اللَّهُ فِيهِ أَيُّوبَ مِنَ الْبَلَاءِ [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]

Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa karena sesungguhnya pada hari itu Allah menyembuhkan Ayyub dari penyakit”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

9. Hari naiknya Nabi Idris as ke langit

Allah berfirman, “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)

10. Hari dimana Nabi Musa as pergi ke Gunung Thursina

Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 62, ”Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan angkat (gunung) Thursina di atas (kepala)mu (seraya Kami berfirman), “Peganglah teguh-teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu.”

Baca juga:

Thabarsi menukil dari Ibnu Zaid, ”Ketika Nabi Musa As kembali dari bukit Thur Sina dan Taurat berada di tangannya kepada kaumnya ia mengabarkan bahwa kitab langit berada di dalam genggamannya yang berisi undang-undang agama yang menjelaskan yang halal dan haram, undang-undang yang telah di tetapkan Allah Swt untuk pekerjaan keseharian kalian, ambilah dan amalkanlah.

Yahudi melihat hal ini mengeluarkan alasan yang tidak masuk akal bahwa tugas-tugas yang harus dijalankan sangatlah sulit dan susah maka mereka mengekspresikan ketidaktaatan dan pembangkangan, untuk itu Allah Swt memerintahkan malaikat untuk mengangkat batu besar dari bukit Thur Sina dan dipindahkan di atas kepala mereka.”

Itulah 10 keutamaan hari Senin dalam Islam. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat meningkatkan semangat kita dalam menjalankan berbagai aktivitas di hari Senin. Aamiin.

The post 10 Keutamaan Hari Senin Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Larangan Mandi di Malam Hari dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-mandi-di-malam-hari-dalam-islam Sat, 28 Jul 2018 06:25:17 +0000 https://dalamislam.com/?p=3893 Mandi adalah salah satu kebiasaan rutin yang penting untuk dilakukan. Dengan mandi, kebersihan tubuh akan terjaga dan secara tidak langsung kesehatan juga akan ikut terpelihara. Kebiasaan sewaktu mandi, frekuensi, tempat mandi, dan perlengkapan mandi yang digunakan bergantung pada kebudayaan dan kondisi geografis tempat tinggal. Dalam islam pun mandi menjadi salah satu perkara penting karena berkaitan dengan kebersihan. Cara mandi […]

The post Larangan Mandi di Malam Hari dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Mandi adalah salah satu kebiasaan rutin yang penting untuk dilakukan. Dengan mandi, kebersihan tubuh akan terjaga dan secara tidak langsung kesehatan juga akan ikut terpelihara.

Kebiasaan sewaktu mandi, frekuensi, tempat mandi, dan perlengkapan mandi yang digunakan bergantung pada kebudayaan dan kondisi geografis tempat tinggal.

Dalam islam pun mandi menjadi salah satu perkara penting karena berkaitan dengan kebersihan. Cara mandi dalam islam juga sudah diajarkan dan diperintahkan dalam sumber pokok ajaran islam. Salah satunya terdapat dalam firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 222 :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat, dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”

Di Indonesia sendiri, mandi pada umumnya dilakukan 2 kali sehari, yakni pada waktu pagi dan juga waktu sore.

Namun, ada juga beberapa orang yang memilih untuk mandi pada waktu malam. Alasannya bisa dikarenakan ia tidak sempat mandi sore dikarenakan sibuk sehingga ia menggantinya di malam hari.

Jika anda salah seorang yang biasa melakukan kebiasaan mandi di malam hari, maka sebaiknya anda segera menghentikan kebiasaan tersebut. Karena mandi di malam hari tidak hanya terbukti berbahaya bagi kesehatan tubuh secara medis, namun ternyata juga terdapat larangan mandi di malam hari dalam islam.

Menurut sumber syariat islam, terdapat 3 waktu dimana seseorang tidak dianjurkan atau dilarang mandi, yakni:

  1. 30 Menit Setelah Shalat Asar

Hal ini mungkin paling sering dilakukan oleh banyak orang karena pada waktu-waktu inilah tubuh kita biasanya akan merasa gerah dan berkeringat akibat aktifitas yang telah dilakukan seharian.

Jika anda salah satu orang yang membiasakan diri mandi di waktu tersebut, maka sebaiknya kebiasaan tersebut anda hentikan.

Alasannya adalah waktu tersebut merupakan waktu dimana darah didalam diri kita ketika itu sedang panas, jika kita mandi ketika itu, akan menyebabkan badan menjadi lelah dan penat untuk melakukan kegiatan-kegiatan setelahnya. Anda juga bisa membaca hukum mandi selepas asar di bulan ramadhan.

2.  Setelah Maghrib

Barangkali anda sering mendengar petuah orang tua/nenek yang melarang kita untuk mandi setelah maghrib. Ada baiknya anda tidak menyepelekan larangan tersebut karena ternyata hal tersebut juga tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Adapun alasan mengapa kita tidak boleh mandi setelah maghrib karena jantung kita setelah maghrib sudah mulai lemah untuk melakukan aktifitas.

Sehingga jika anda nekat untuk mandi di waktu tersebut maka kemungkinan tubuh akan terkejut. Selain itu, mandi setelah maghrib juga bisa meningkatkan resiko paru-paru basah.

3. Setelah Isya’ sehingga pukul 12 malam

Alasannya dikarenakan setelah Shalat isya, ini saatnya jantung jantung udah mulai beristirahat. Mandi pada saat itu akan menyebabkan terjadinya kerusakan jantung.

Bahkan, mandi pada rentang waktu ini juga menjadi salah satu penyebab utama penyakit reumatik. Jadi, mandi sesudah jam 19.00 hingga tengah malam memang nggak disarankan.

Larangan lainnya

Larangan mandi di malam hari menurut islam ini ternyata juga mendapat dukungan dari pihak kesehatan yang tidak menganjurkan seseorang mandi pada malam hari karena hal tersebut memberi dampak buruk bagi kesehatan serta dapat memicu terjadinya berbagai penyakit sebagai berikut:

  • Menyebabkan penuaan dini. Menurut survei beberapa orang mengatakan bahwa tubuh kita tidak kuat menerima rangsangan dingin saat mandi malam. Hal tersebut menyebabkan metabolisme tubuh meningkat dan untuk menstabilkannya diperlukan asupan kalori dan okigen yang tinggi.
  • Meningkatkan resiko terjadinya penyakit paru-paru basah.
  • Memicu terjadinya asam urat.
  • Lebih mudah masuk angin dan terkena demam.

Itulah penjelasan tentang larangan mandi di malam hari di dalam islam beserta alasannya. Selain itu, menurut beberapa sumber, terdapat juga waktu-waktu dimana Rasulullah Saw menganjurkan seseorang untuk mandi yakni pada waktu; Sebelum fajar, setelah shalat subuh, dan menjelang maghrib.

The post Larangan Mandi di Malam Hari dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Sunnah Nabi di Hari Raya Idul Fitri Perlu Diketahui https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/sunnah-nabi-di-hari-raya-idul-fitri Tue, 24 Jul 2018 04:45:17 +0000 https://dalamislam.com/?p=3896 Hari Raya Idul Fitri merupakan hari suci umat Islam. Ketika Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah Madinah, beliau masih mendapati orang Anshar sedang merayakan hari rayanya sesuai tradisi mereka. Kemudian Rasulullah bertanya, “Hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah hari raya yang biasa kami buat hiburan pada saat zaman jahiliyah.” Kemudian Nabi […]

The post 8 Sunnah Nabi di Hari Raya Idul Fitri Perlu Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hari Raya Idul Fitri merupakan hari suci umat Islam. Ketika Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah Madinah, beliau masih mendapati orang Anshar sedang merayakan hari rayanya sesuai tradisi mereka.

Kemudian Rasulullah bertanya, “Hari apakah ini?”

Mereka menjawab, “Ini adalah hari raya yang biasa kami buat hiburan pada saat zaman jahiliyah.” Kemudian Nabi Saw bersabda,”Sesungguhnya Allah telah menggantikan keduanya dengan hari yang lebih baik, yaitu hari raya Idul Adha (Qurban) dan hari raya Idul Fitri.”

Demikianlah, dua hari raya yang telah Allah anugerahkan kepada umat Islam harus diagungkan dan dirayakan dengan cara yang tentunya berbeda dengan tradisi orang-orang yang belum mengenal Islam. Baca juga Hukum Mencari Nafkah dengan Berdakwah Dalam Islam

Adapun 8 Sunnah Nabi Ketika Idul Fitri Yang Semestinya Kita Kerjakan adalah :

  1. Membaca takbir. Dimulai pada saat terbenamnya matahari pada malam hari raya sampai imam akan mengerjakan shalat hari raya (Shalat Ied).

Sebenarnya, takbir dibagi menjadi 2 macam yakni Takbir Mursal, yaitu takbir yang tidak disunahkan dibaca setelah shalat, seperti halnya takbiran pada hari raya Idul Fitri. Sedangkan yang kedua adalah Takbir Muqayyad, yaitu takbir yang disunahkan untuk dibaca setelah shalat, seperti halnya takbiran pada hari raya Idul Adha yang waktunya dimulai waktu Subuhnya bulan Arafah sampai Ashar yang terakhir hari tasyriq (Tanggal 13 Dzulhijjah).

  1. Menghiasi malam hari raya dengan memperbanyak ibadah. Minimal melakukan shalat Isya berjamaah dan berkeinginan melakukan salat Subuh secara berjamaah.

Sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Barangsiapa yang mengisi malam hari raya dengan memperbanyak ibadah maka Allah akan menghidupkan hatinya di saat semua hati manusia mati.” (HR. Ibnu Majah)

Ulama salaf memiliki amalan khusus, yaitu melakukan shalat sunah Mutlak. Adapun tata caranya sebagai berikut :

  1. Membaca niat:
  2. Melakukan salat 2 rakaat. Rakaat pertama membaca surat al-Fatihah dan al-Falaq masing-masing 15 kali. Dan rakaat kedua membaca surat al-Fatihah dan an-Nas masing-masing 15 kali.
  3. Setelah salam membaca wirid : Ayat kursi 13 kali, istighfar 15 kali, selawat 15 kali, zikir 15 kali dan ditutup dengan doa.
  4. Mandi. Mandi hari raya disunnahkan, meskipun tidak bertujuan untuk menghadiri salat hari raya, misalnya bagi perempuan yang sedang haidl atau nifas. Waktu kesunnahan mandi dimulai pertengahan malam sampai terbenamnya matahari pada hari raya. Namun yang lebih utama adalah mandi dilakukan setelah salat sunah Fajar. Baca juga dengan Hukum Menjenguk Lawan Jenis yang Sakit
  5. Sebelum melakukan shalat Idul Fitri, yang lebih utama adalah makan terlebih dahulu, misalnya kurma dengan jumlah yang ganjil.
  6. Berangkat pagi-pagi. Bagi selain imam, disunnahkan berangkat awal setelah salat Subuh. Sedangkan bagi imam disunahkan berangkat pada saat masuknya waktu salat.
  7. Memakai wangi-wangian dan pakaian yang bagus. Yang lebih utama memakai warna hijau atau putih.
  8. Berangkat shalat Ied berjamaah dengan berjalan kaki dalam keadaan yang tenang melalui jalan yang jauh, dan ketika pulang melalui rute jalan yang lebih pendek. Baca juga Keutamaan Doa di Sepertiga Malam Terakhir
  9. Mencukur rambut, memotong kuku, dan menghilangkan bau yang tidak sedap.
  10. Melakukan shalat sunah Idul Fitri secara berjamaah.

The post 8 Sunnah Nabi di Hari Raya Idul Fitri Perlu Diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>