syirik Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/syirik Tue, 30 Jun 2020 02:54:01 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png syirik Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/syirik 32 32 3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/perbedaan-kafir-dan-musyrik Mon, 29 Jun 2020 15:42:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=8704 Istilah kafir dan musyrik kerap disebut memiliki makna yang sama yakni ketiadaan iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Namun sejatinya keduanya memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari pengertian, ciri, serta contoh. 1. Berdasarkan Pengertian Yang dimaksud dengan kafir adalah orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak […]

The post 3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Istilah kafir dan musyrik kerap disebut memiliki makna yang sama yakni ketiadaan iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Namun sejatinya keduanya memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari pengertian, ciri, serta contoh.

1. Berdasarkan Pengertian

Yang dimaksud dengan kafir adalah orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak mendustakannya.

Kafir juga diartikan sebagai orang yang dalam dirinya terdapat sesuatu yang membatalkan keimanan.

Adapun yang dimaksud dengan musyrik adalah orang yang menyamakan Allah subhanahu wa ta’ala dengan selain Allah dalam hal-hal yang berkaitan dengan kekhususan Allah subhanahu wa ta’ala.

Musyrik juga diartikan sebagai orang yang memalingkan sesuatu kepada selain Allah.

2. Berdasarkan Ciri-ciri

Ciri-ciri orang kafir dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mengingkari apa yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala
  • Keras hati sehingga tidak memperoleh petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala
  • Tidak memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Qur’an
  • Tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah

Adapun ciri-ciri orang musyrik antara lain sebagai berikut.

  • Memalingkan bentuk ibadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Tujuan beribadah adalah untuk selain Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Menaati selain Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Menyamakan selain Allah sengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal kecintaan.

3. Berdasarkan Contoh

Contoh perbuatan kafir di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mengingkari iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mengingkari iman kepada Malaikat
  • Mengingkari iman kepada Kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
  • Membenarkan agama-agama kufur seperti Yahudi dan Nasrani
  • Menolak membayar zakat
  • Meragukan alam barzakh
  • Meninggalkan agama Islam
  • Meninggalkan sebagian kewajiban sebagai seorang muslim selain shalat wajib atau shalat fardhu
  • Menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran
  • Mencela Al Qur’an termasuk ayat-ayatnya
  • Membenci agama Allah subhanahu wa ta’ala
  • Tidak mensyukuri nikmat Allah subhanahu wa ta’ala
  • Membunuh seorang muslim
  • Bersumpah atas nama selain Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mencela nasab dan niyahah

Adapun contoh perbuatan musyrik di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kepada selain-Nya
  • Mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mencintai seseorang yang diiringi dengan ketundukan dan pengagungan
  • Bersumpah atas nama selain Allah subhanahu wa ta’ala
  • Riya’ dalam Islam yakni memperlihatkan suatu amalan ibadah kepada orang lain

Dengan demikian, orang musyrik dipastikan kafir namun orang kafir belum tentu musyrik.

Wallahu a’lam.

The post 3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Membaca Garis Tangan Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-membaca-garis-tangan-dalam-islam Thu, 16 Aug 2018 03:11:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=4077 Dunia ramal meramal semakin eksis akhir-akhir ini. Bahkan semakin banyak para peramal dadakan yang terkenal di televisi. Salah satu bentuk ramalan yang banyak dipelajari dan digunakan adalah membaca garis tangan. Beberapa orang mengaku dapat membaca jodoh, rejeki, dan perkara lainnya melalui garis tangan. Mereka bahkan menjadi orang yang selalu didatangi ketika klien mereka mempunyai masalah. […]

The post Hukum Membaca Garis Tangan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dunia ramal meramal semakin eksis akhir-akhir ini. Bahkan semakin banyak para peramal dadakan yang terkenal di televisi. Salah satu bentuk ramalan yang banyak dipelajari dan digunakan adalah membaca garis tangan.

Beberapa orang mengaku dapat membaca jodoh, rejeki, dan perkara lainnya melalui garis tangan. Mereka bahkan menjadi orang yang selalu didatangi ketika klien mereka mempunyai masalah.

Sesungguhnya Islam tidak pernah mengenal dengan ilmu membaca garis tangan. Membaca garis tangan atau ramalan menurut Islam adalah salah satu cara setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa syirik dalam Islam.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain dosa itu (syirik) bagi siapa yang dia kehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh dia telah melakukan dosa yang besar.” (An-Nisaa: 48)

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)

Baca juga:

Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau, ‘Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitabNya agar manusia menegakkan yaitu keadilan. Salah satu di antara keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok terbesar dan pilar penegak keadilan. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil…” (Ad Daa’ wad Dawaa’, hal. 145)

Syirik merupakan dosa besar dalam Islam. Dosa yang tidak terampuni dalam Islam adalah syirik karena merupakan bentuk kezaliman yang paling zalim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya yang artinya, “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa-dosa yang paling besar?” (beliau ulangi pertanyaan itu tiga kali) Maka para sahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Berbuat syirik terhadap Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca juga:

Allah sangat membenci para pelaku syirik, baik yang meramal maupun yang minta diramalkan. Allah ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang artinya, “Aku adalah Zat yang Maha Kaya dan paling tidak membutuhkan sekutu, oleh sebab itu barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang dia mempersekutukan sesuatu dengan-Ku di dalam amalnya itu maka pasti Aku akan telantarkan dia bersama kesyirikannya itu.” (HR. Muslim)

Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan,

“Barang siapa yang bisa membersihkan diri dari ketiga macam syirik ini dalam penghambaaan dan tauhidnya kepada Allah, dia mengesakan Zat-Nya, beribadah hanya kepada-Nya dan mengesakan sifat-sifatNya, maka dialah muwahhid sejati. Dialah pemilik berbagai keutamaan khusus yang dimiliki oleh kaum yang bertauhid. Dan barangsiapa yang kehilangan salah satu bagian darinya maka kepadanyalah tertuju ancaman yang terdapat dalam firman Allah ta’ala, semacam,

“Sungguh jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar termasuk orang yang merugi”. Camkanlah perkara ini, sebab inilah perkara terpenting dalam masalah akidah…” (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, Syarh wa Ta’liq, hal. 17-18)

Lalu bagaimana bisa beberapa ramalan justru tepat? Hal ini telah informasi dari langit dan menyampaikannya pada si peramal. Imbalan yang diminta dari si peramal pun tidak main-main, yakni menemani mereka di neraka.

Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menjadikan dilangit gugusan bintang dan kami telah menghiasi langit itu untuk orang-orang yang memandangnya dan kami telah menjaganya dari dari setiap setan yang terkutuk kecuali yang telah mencuri berita yang didengarnya (melalui malaikat) lalu dia dikejar-kejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr 16 – 18)

Allah berfirman “Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).

Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS. Al Jin: 9-10). Berita langit yang setan tersebut curi sangat sedikit sekali. (I’anatul Mustafid bi Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, 2/14-15, Terbitan Ulin Nuha, tahun 2003.)

Baca juga:

إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ * وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ * لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ * دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ * إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ

Sesungguhnya Aku telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang.” (QS. As-Shaffat: 6 – 10).

Bahkan dalam sebuah hadits dijelaskan tentang bagaimana para setan mencuri berbagai informasi dari langit.

“Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Mereka memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya.

Jika setan yang di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”

“Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan,

“Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari no. 4800)

Itulah cara bagaimana setan bekerjasama dengan para peramal dalam membaca garis tangan. Demikianlah artikel tentang hukum membaca garis tangan dalam Islam yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

The post Hukum Membaca Garis Tangan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Mendoakan Orang Kafir dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-mendoakan-orang-kafir Mon, 02 Jul 2018 07:28:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=3741 Membahas mengenai kafir memang tidak ada habisnya. Banyak kisah dan pelajaran dari para kafir atau syirik dalam Islam terdahulu yang dapat kita baca dalam Al-quran. Allah berfirman: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang […]

The post Hukum Mendoakan Orang Kafir dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Membahas mengenai kafir memang tidak ada habisnya. Banyak kisah dan pelajaran dari para kafir atau syirik dalam Islam terdahulu yang dapat kita baca dalam Al-quran. Allah berfirman:

“Orang-orang Yahudi berkata:

“Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.

Dilaknati Allah-lah mereka;bagaimana mereka sampai berpaling?. Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan” [At Taubah : 30-31]

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.[Ali Imraan : 85]

Dari dalil di atas dapat disimpulkan bahwa kafir mendapatkan laknat dan ancaman siksa dari Allah SWT karena termasuk dosa besar dalam Islam. Lalu bolehkah orang yang mendapat laknat dari Allah didoakan?

Jawabannya adalah boleh. Bahkan Rasulullah SAW sendiri mendoakan kafir pada masanya dahulu. Dan berkat doanya itulah gembong besar kaum kafir yakni Umar bin Khattab memeluk Islam dan menjadi salah satu sahabatnya.

Baca juga:

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdoa:

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan sebab kecintaan dua lelaki kepadaMu, yaitu dengan sebab ‘Amr bin Hisyam (Abu Jahl) atau dengan sebab ‘Umar bin Khattab.” (Sunan At-Tirmidzi 12/141)

Begitu pula dengan orang kafir lainnya. Abu Huroirah -rodliallohu anhu- mengatakan: (Suatu hari) At-Thufail dan para sahabatnya datang, mereka mengatakan: “ya Rosululloh, Kabilah Daus benar-benar telah kufur dan menolak (dakwah Islam), maka doakanlah keburukan untuk mereka! Maka ada yg mengatakan:

“Mampuslah kabilah Daus”. Lalu beliau mengatakan: “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku). (HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524, dg redaksi dari Imam Muslim)

Abu Musa -rodliallohu anhu- mengatakan:

“Dahulu Kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, mereka berharap beliau mau mengucapkan doa untuk mereka “yarhamukalloh (semoga Allah merahmati kalian)”, maka beliau mengatakan doa: “yahdikumulloh wa yushlihabalakum (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan memperbaiki keadaan kalian)” (HR. Tirmidzi 2739 , dan yg lainnya, dishohihkan oleh Syeikh Albani)

Uqbah bin Amir al-Juhani -rodhiallohu anhu- menceritakan: bahwa dia pernah berpapasan dg seseorang yg gayanya seperti muslim, lalu orang tersebut memberi salam kepadanya, maka ia pun menjawabnya dengan ucapan: “wa’alaika wa rohmatulloh wabarokatuh”…

Maka pelayannya mengatakan padanya: Dia itu seorang nasrani!… Lalu Uqbah pun beranjak dan mengikutinya hingga ia mendapatkannya, maka ia mengatakan: “Sesungguhnya rahmat dan berkah Allah itu untuk Kaum Mukminin, akan tetapi semoga Allah memanjangkan umurmu, dan memperbanyak harta dan anakmu” (HR. Bukhori dalam kitabnya Adabul Mufrod 1/430, dan dihasankan oleh Syeikh Albani)

Dari dalil di atas, menunjukkan bahwa dibolehkannya mendoakan orang kafir asalkan untuk mendapatkan hidayah agar ia masuk Islam. Dibolehkan juga mendoakan untuk orang kafir agar keadaan mereka di dunia menjadi lebih baik, misalnya saja mengobati mereka.

Baca juga:

Abu Said al-Khudri mengatakan: (Suatu saat) Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- menugaskan kami dalam Sariyyah (pasukan kecil), lalu kami singgah di suatu kaum, dan kami meminta mereka agar menjamu kami tapi mereka menolaknya. Lalu pemimpin mereka terkena sengatan hewan, maka mereka mendatangi kami, dan mengatakan:

“Adakah diantara kalian yg bisa meruqyah sakit karena sengatan Kalajengking?”. Maka ku jawab: “Ya, aku bisa, tapi aku tidak akan meruqyahnya kecuali kalian memberi kami kambing”. Mereka mengatakan: “Kami akan memberikan 30 kambing kepada kalian”. Maka kami menerima tawaran itu, dan aku bacakan kepada (pemimpin)nya surat Alhamdulilah sebanyak 7 kali, maka ia pun sembuh, dan kami terima imbalan (30) kambing.

Abu Sa’id mengatakan: Lalu ada sesuatu yg mengganjal di hati kami (dari langkah ini), maka kami mengatakan: “Jangan tergesa-gesa (dg imbalan kambing ini), sampai kalian mendatangi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.

Abu sa’id mengatakan: Maka ketika kami mendatangi beliau, aku menyebutkan apa yg telah kulakukan. Beliau mengatakan: “Dari mana kau tahu, bahwa (Alfatihah) itu Ruqyah?, ambillah kambingnya dan berilah aku bagian darinya”. (HR. Tirmidzi [2063] dg redaksi ini, kisah ini juga diriwayatkan di dalam shohih Bukhori [2276] dan shohih Muslim [2201]).

Namun kita dilarang untuk mendoakan orang kafir yang telah wafat agar diampuni dosanya.

Ketika menjelang kematian Abu Thalib, datanglah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dan didapati di samping Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda kepada Abu Thalib: “Pamanku, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah, suatu kalimat yang aku akan bersaksi di hadapan Allah ta’aala untuk melindungimu”. Maka Abu Jahal dan Abi Ummayyah berkata:

“Hai Abu Thalib, apakah engkau tidak suka dengan agama nenek-moyang kita Abdul Muthallib?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam terus mengajak Abu Thalib mengucapkan kalimat tauhid.

Dan kedua orang itupun terus mengucapkan kalimat mereka. Sehingga akhir ucapan Abu Thalib adalah ucapan mereka bahwa ia tetap mengikuti agama Abdul Muthallib (menyembah berhala/agama kemusyrikan) dan ia enggan mengucapkan Laa ilaha illa Allah. Maka bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:

“Demi Allah ta’aala, akan kumintakan ampunan Allah ta’aala atasmu selagi Allah ta’aala tidak melarangnya… lalu Allah ta’aala turunkan surah At-Taubah ayat 113.” (HR Bukhary 5/146)

baca juga:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

“Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) Jahim.” (at-Taubah: 113)

Sa’id bin Jubair mengatakan: Ada salah seorang ayah meninggal, dan dia seorang yahudi, sehingga putranya (yg muslim) tidak mengikuti (jenazah)nya, lalu hal itu diceritakan kepada Ibnu Abbas, maka beliau mengatakan:

“Tidak sepatutnya ia melakukannya, (alangkah baiknya) apabila ia memandikannya, mengikuti (jenazah)nya, dan memintakan ampun baginya ketika masih hidup… kemudian Ibnu Abbas membaca ayat (yg artinya): “Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, ia pun berlepas diri darinya”, maksudnya: “ketika ia mati dalam keadaan kafir”. (Mushonnaf Abdurrozzaq 6/39).

Demikianlah artikel tentang hukum mendoakan orang kafir dalam Islam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

The post Hukum Mendoakan Orang Kafir dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Merayakan Imlek Bagi Orang Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-merayakan-imlek-bagi-orang-islam Sun, 06 May 2018 11:17:17 +0000 https://dalamislam.com/?p=3457 Imlek dikenal sebagai perayaan etnis Tionghoa yang dirayakan di seluruh dunia. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa Imlek merupakan perayaan budaya Tionghoa dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perayaan agama srhingga tidak peduli apapun agamanya, jika ia adalah etnis Tionghoa maka disarankan untuk ikut merayakan Imlek. Namun bagaimana sebenarnya sejarah Imlek pada awalnya? Dalam mitologi Cina, […]

The post Hukum Merayakan Imlek Bagi Orang Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Imlek dikenal sebagai perayaan etnis Tionghoa yang dirayakan di seluruh dunia. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa Imlek merupakan perayaan budaya Tionghoa dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perayaan agama srhingga tidak peduli apapun agamanya, jika ia adalah etnis Tionghoa maka disarankan untuk ikut merayakan Imlek.

Namun bagaimana sebenarnya sejarah Imlek pada awalnya? Dalam mitologi Cina, tahun baru Imlek ini dirayakan ketika mereka berhasil melawan seekor hewan mitos yang dinamakan Nian yang artinya tahun dalam bahasa Cina. Hewan bernama Nian ini selalu muncul di awal tahun baru Cina dan memangsa hewan-hewan ternak milik penduduk bahkan penduduknya sendiri dan juga anak-anak.

Para penduduk Cina pun mempunyai ide, mereka menaruh sejumlah makanan yang disajikan dan ditaruh di depan pintu rumah setiap tanggal 1 di awal tahun. Menurut orang-orang Cina tersebut, cara itu akan ampuh menyelamatkan mereka dari mangsa hewan Nian karena Nian hanya akan memakan makanan yang disediakan warga dan tidak akan memangsa warga atau penduduk Cina tersebut.

Baca juga:

Pada suatu hari ada seorang penduduk yang tidak sengaja melihat hewan Nian ini berlari ketakutan saat bertemu dengan seorang anak yang memakai kostum berwarna merah. Sejak itulah warga tahu kekurangan hewan nian tersebut yakni takut dengan segala hal atau benda yang berwarna merah. Warga pun akhirnya memasang lentera berwarna merah di depan rumah setiap awal tahun baru tiba.

Dari kebiasaan adat pengusiran Nian ini pun akhirnya berkembang menjadi suatu perayaan tahun baru Cina atau Imlek. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tentang hewan Nian serta pengusirannya, perayaan imlek tetap menjadi tradisi yang penting bagi orang-orang Cina khususnya bagi para petani Cina yang merayakan berakhirnya musim dingin yang berganti dengan musim semi di awal tahun.

Berdasarkan awal mula adat yang mengandung kesyirikan itulah, Imlek termasuk ke dalam perayaan yang dilarang dalam Islam. Imlek juga tidak terlepas dari kepercayaan dan nilai-nilai Konghucu sehingga termasuk ke dalam kebiasaan orang kafir.

Sedangkan Islam mengajarkan untuk menerima dan menjalankan Islam secara utuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q. S. Al Baqarah: 208).

Islam sendiri hanya mengenal dua hari raya besar, tidak ada yang lainnya, yaitu hari raya Idul Fithri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah). Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Maka dari itu, hari perayan Imlek tidaklah termasuk ke dalam perayaan dalam agama Islam sehingga tidak perlu dan tidak boleh dilaksanakan karena Islam hanya mengenak Idul Fitri dan Idul Adha. Perayaan Imlek yang jelas mengandung unsur agama lain, yakni Konghucu jelas merupakan perayaan kaum non Muslim atau kafir. Rasulullah saw juga bersabda,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan kaum tersebut.” (HR Abu Daud).

Baca juga:

Ibnul Qayyim juga menukil atsar dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Barangsiapa yang melewati negeri asing kemudian dia ikut merayakan hari raya Nairuz dan Mahrajan (hari raya orang kafir) dan menyerupai mereka hingga dia meninggal, maka dia akan dibangkitkan bersama orang kafir pada hari kiamat.” (Ahkam Ahludz Dzimmah 723-724).

Lalu bagaimana dengan mengucapkan selamat Imlek arau gong xi fa chai?

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam Ahkamu Ahlidz Dzimmah berkata,“Adapun memberikan ucapan selamat terhadap syiar-syiar kekufuran yang identic dengan mereka, maka hal ini terlarang berdasarkan kesepakatan para ulama. Seperti memberikan ucapan selamat kepada mereka pada hari-hari raya mereka dan hari puasa mereka..” (Ahkamu Ahlidz Dzimmah 144)

Mungkin bagi sebagian orang hal ini merupakan hal yang intoleran. Tapi Islam bukanlah agama yang tidak mentoleransi agama lain, justru Islam sangat menghormati agama lain. hanya saja, Islam tidak membolehkan umatnya untuk ikut merayakan perayaan agama lain meskipun hanya mengucapkan karena mengucapkan sama saja dengan menyetujui ajaran agama tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِين

Artinya: “Barangsiapa yang mencari selain agama Islam, maka ia tidak akan diterima darinya. Dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (Q. S. Ali Imran : 85)

Rasulullah SAW juga bersabda:

دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

“para da’i (penyeru) kepada pintu-pintu neraka jahannam. Maka barangsiapa yang memenuhi panggilan mereka, niscaya mereka akan mencampakkannya ke dalam neraka jahannam itu.” (Hadits Shohiih Riwayat Imam Al Bukhoori no: 3606).

Perayaan Imlek dianggap sebagai salah satu perayaan yang dilakukan pada jaman Jahiliyah karena awal mulanya adalah kepercayaan pada leluhur yang termasuk ke dalam syirik. Sedangkan Islam melarang umatnya untuk mengikuti atau meneruskan perayaan yang dilakukan oleh orang-orang pada jaamn Jahiliyah. Sebagaimana sabda Rasul:

أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلاَثَةٌ مُلْحِدٌ فِى الْحَرَمِ ، وَمُبْتَغٍ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ ، وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ

“Manusia yang dibenci oleh Allah ada tiga: (1) seseorang yang berbuat kerusakan di tanah haram, (2) melakukan ajaran Jahiliyah dalam Islam, dan (3) ingin menumpahkan darah orang lain tanpa jalan yang benar.” (HR. Bukhari no. 6882).

Baca juga:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Q. S. Al-Zumar: 65)

Bahkan Allah telah menegaskan hukuman bagi mereka yang tetap melakukan perayaan yang mengandung kesyirikan dalam firmanNya.

لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Q. S. Al-Maidah: 72)

Demikian penjelasan terkait bagaimana hukum merayakan imlek bagi orang islam dan dalilnya. Semoga bermanfaat.

The post Hukum Merayakan Imlek Bagi Orang Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Memakai Susuk Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-memakai-susuk-dalam-islam Mon, 26 Mar 2018 07:50:00 +0000 https://dalamislam.com/?p=3108 Susuk menurut Wikipedia adalah sebuah benda asing yang gaib kemudian diletakkan ke tubuh atau bagian tertentu seseorang. Umumnya, benda tersebut berukuran kecil. Barang seperti logam, jarum, emas, namun sudah diberi mantra-mantra khusus. Maksud dan tujuan penempatan benda tersebut adalah untuk menarik lawan jenis, penambah daya pikat, penambah daya stamina, atau apapun yang disugestikan orang yang […]

The post Hukum Memakai Susuk Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Susuk menurut Wikipedia adalah sebuah benda asing yang gaib kemudian diletakkan ke tubuh atau bagian tertentu seseorang. Umumnya, benda tersebut berukuran kecil. Barang seperti logam, jarum, emas, namun sudah diberi mantra-mantra khusus.

Maksud dan tujuan penempatan benda tersebut adalah untuk menarik lawan jenis, penambah daya pikat, penambah daya stamina, atau apapun yang disugestikan orang yang ingin memakainya. Baca juga tentang Syirik Dalam IslamHukum Memakai Jimat Dalam Islam, dan Ramalan Menurut Islam

Kemudian, susuk biasanya dipasangkan sesuai dengan kehendak pasien. Tempat paling umum yang biasa pasien minta dipasangkan susuk adalah, mata, pipi, dagu. Biasanya para pasien tergiur dengan apa yang dihasilkan oleh susuk tersebut. Yaitu tak lain adalah aura dalam tubuh kita lebih terpancar dan menjadikan pemakainya berbeda dan tampak luar biasa dari sebelumnya.

Susuk menurut Wikipedia adalah sebuah benda asing yang gaib kemudian diletakkan ke tubuh atau bagian tertentu seseorang. Umumnya, benda tersebut berukuran kecil. Barang seperti logam, jarum, emas, namun sudah diberi mantra-mantra khusus. Maksud dan tujuan penempatan benda tersebut adalah untuk menarik lawan jenis, penambah daya pikat, penambah daya stamina, atau apapun yang disugestikan orang yang ingin memakainya.

Kemudian, susuk biasanya dipasangkan sesuai dengan kehendak pasien. Tempat paling umum yang biasa pasien minta dipasangkan susuk adalah, mata, pipi, dagu. Biasanya para pasien tergiur dengan apa yang dihasilkan oleh susuk tersebut.

Yaitu tak lain adalah aura dalam tubuh kita lebih terpancar dan menjadikan pemakainya berbeda dan tampak luar biasa dari sebelumnya. Baca juga tentang Hukum Menggugurkan Kandungan dalam Islam

Hukum Memakai Susuk dalam Islam

Dalam Islam sendiri, susuk sudah terkenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Susuk pada zaman itu disebut dengan ‘At-tiwalah’. Kemudian, sejak zaman itu pula, Rasulullah SAW menyatakan bahwa memakai susuk termasuk perbuatan syirik. Berikut sabda Rasulullah SAW terkait dengan pemakaian susuk:

 “Sesungguhnya jampi, jimat dan ‘tiwalah‘ adalah kesyirikan.” [HR.Ibnu Majah dan Ahmad]

Kemudian, dalam Shahih Ibnu Hibban, Sahabat bertanya kepada Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu:

 “Wahai Abu Abdurrahman, tentang jampi dan jimat kami sudah paham, lalu apa yang disebut dengan ‘at-tiwalah‘?” Beliau menjawab, “Sesuatu (susuk) yang dibuat dan diklaim dapat menjadikan suami cinta kepadanya.”

Pernyataan lain datang dari Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, menjelaskan tentang definisi “Tiwalah” yang dihukumi sebagai perbuatan syirik oleh Nabi, diungkapkan seperti:

 “Sesuatu (susuk) yang dipasang pada wanita untuk mendatangkan cinta suaminya dan ini merupakan bagian dari sihir.”

Dengan pernyataan – pernyataan, Sudah dipaparkan secara jelas dan gamblang, bagaimana susuk sebenarnya adalah sebuah bentuk perbuatan syirik. Terutama ketiak dimulai saat sang pemakai mendatangi dukun untuk dipasangkan susuk ke dalam dirinya. Baca juga tentang Dosa Wanita Yang Paling Dibenci Allah

Perbuatan ini sudah jelas diancam oleh Rasulullah SAW tentang siapa yang mendatangi dukun, maka ia sudah termasuk sebagai orang yang kufur.

 “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu membenarkan apa yang dia katakan, maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan atas Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Hukum Seorang Kyai Memasangkan Susuk

Dewasa ini sudah banyak pula seorang yang mengerti agama atau biasa kita sebut Kyai/Ustadz pun memasangkan susuk dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran.

Berdasarkan pernyataan Syaikh Bin Baz Rohimahullah, terkait tiwalah sebagian bagian dari sihir:

 “Meskipun yang melakukan (memasang susuk) itu mengaku sebagai muslim yang fanatik, mereka menulis al Qur’an dan asma Allah, hanya sebagai bentuk pelecehan terhadapnya, karena mereka menulis seperti caranya orang-orang Yahudi, yakni memisah-misahkan hurufnya (seperti dalam mujarobat,pen) dengan tinta khusus dan mencampurinya dengan mantra-mantra jahiliyyah.”

Dengan pernyataan ini, para pemasang susuk apapun derajatnya, diklaim telah melakukan sihir. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda,

“Man sahara faqad asyraka,” yang artinya, barang siapa melakukan sihir, maka dia telah musyrik.

Sekalipun Kyai/Ustadz berdalil dengan “Yang Penting Niatnya”, tidak bisa mengubah status pemasangan susuk itu menjadi halal. Dalam hal ini susuk tetap haram sekalipun berdasarkan dengan niat baik. Baca juga tentang Hukum Menghina Allah Dalam Hati

Contoh yang sering kita dapati adalah pemasangan susuk kepada perempuan yang berprofesi pelacur, dengan dalil untuk mencukupi atau menghidupi keluarga yang menjadi tanggungannya. Atau seorang istri yang memakai susuk agar sang suami tetap menjaga pandangannya dari lawan jenis yang bukan mahram/muhrimnya.

Ditinjau dari sisi lain, pengaruh susuk tidak hanya berdampak kepada pemakai, namun juga orang lain yang melihat sang pemakai tersebut. Bisa jadi, setelah pemakai memasang susuk, yang tertarik bukan hanya mahram/muhrimnya, tetapi juga lawan jenis lain atau mungkin Jin. Dan apabila sudah terlibat dengan jin, “mahar” yang ditebus menjadi mahal. Baca juga tentang Penyebab Amal Ibadah Ditolak dalam Islam

Oleh karena itu, jika belum terlanjur atau baru mau memakai, ada baiknya menahan nafsu tersebut. Karena selain dosanya berkali – kali lipat, susuk lebih banyak mendatangkan mudharat dibandingkan manfaat.

Tempuhlah segala sesuatunya melalui jalan yang halal, mulai dari lisan hingga perbuatan. Karena dicintai dengan cara yang Allah Ridhai akan lebih baik seribu kali lipat untuk kehidupan dunia maupun di akhirat.

Wallahu ‘Alam. Semoga bermanfaat.

 

The post Hukum Memakai Susuk Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Cara Menghindari Syirik Menurut Islam https://dalamislam.com/akhlaq/cara-menghindari-syirik Mon, 10 Jul 2017 09:17:19 +0000 http://dalamislam.com/?p=1729 Syirik adalah salah satu perbuatan dosa yang tidak Allah berikan ampunan, karena syirik adalah dosa yang terbesar. Untuk itu, jika ingin bertobat maka perbuatan syirik ini haruslah benar-benar ditinggalkan dan kembali kepada Allah dengan satu-satunya Tuhan di Alam Jagad Raya ini. “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang […]

The post 10 Cara Menghindari Syirik Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Syirik adalah salah satu perbuatan dosa yang tidak Allah berikan ampunan, karena syirik adalah dosa yang terbesar. Untuk itu, jika ingin bertobat maka perbuatan syirik ini haruslah benar-benar ditinggalkan dan kembali kepada Allah dengan satu-satunya Tuhan di Alam Jagad Raya ini.

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS An Nisa : 116) .

Syirik dalam Islam bukan saja membuat kita berdosa besar, lebih dari itu, dosa syirik bisa membuat kita hilang keimanan kepada Allah dan mengganti isi hati kita bukan pada Allah melainkan pada Hawa Nafsu atau sesembahan lain selain dari Allah.

Tentu saja, di dunia ini tidak ada yang ingin mendapatkan kedukaan kelak di akhirat dengan seberat-beratnya dosa. Padahal manfaat beriman kepada Allah SWT  dan juga manfaat tawaqal tentu kembalinya adalah pada manusia lagi. Maka itu, hindarilah perbuatan syirik, menduakan Allah, dan menggantungkan kehidupan kita bukan pada Allah. Karena satu-satunya Tuhan hanyalah Allah yang layak disembah dan menjadi tempat bergantung segala pertolongan.

baca juga:

Dosa Besar Perbuatan Syirik

Perbuatan syirik mengandung dosa yang sangat besar. Tentu saja hal ini dikarenakan Allah sebagai Zat Yang Maha Segala-Galanya, dengan KeMaha besarannya tidak ingin disandingkan atau disamakan dengan makhluk atau zat apapun selain Dia. Allah lah Yang Maha Kuasa di atas segala sesuatu, dan tentunya yang merugi adalah manusia sendiri jika menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan-nya.

Segala yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah dan segala isinya adalah ciptaan Allah dengan segala hukum atau sunnatullahnya. Untuk itu, tidak wajar atau hanya manusia yang tidak berakal yang akan menyembah sesuatu selain Allah. Tentu saja hal ini bertentangan dengan Selain itu hal penting lainnya mengenai manusia adalah tujuan penciptaan manusia , proses penciptaan manusia, konsep manusia dalam islam, dan hakikat penciptaan manusia.

Bagaimanapun juga, Allah adalah penguasa jagad raya ini. Sudah semestinya manusia menjadikan Allah sebagai satu-satunya Zat Yang Maha Agung tiada tandingannnya dengan apapun. Raja, pemimpin, presiden, atau apapun penguasa yang ada hanya mampu berkuasa di atas bumi. Tetapi ia tidak bisa berkuasa di atas langit, di berbagai belahan dunia, atau belahan jagad raya lainnya. Sedangkan pengetahuan dan kekuasan Allah adalah meliiputi langit dan bumi.

baca juga:

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Ayat Al-Quran, sebagaimana disebut ayat kursi,

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS Al Baqarah : 255)

Hal-Hal yang Mencegah Pada Perbuatan Syirik

Agar tidak terjebak pada dosa besar dan kehinaan dihadapan Allah, perbuatan syirik tentunya harus kita hindari dan jangan sampai terjebak pada perilaku syirik tersebut. Untuk itu berpegang teguh pada rukun islam dan rukun iman adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Berikut adalah hal-hal atau cara yang bisa kita lakukan untuk mencegar dan mengindari perbuatan syirik.

  1. Menghayati Ciptaan Allah

Untuk menghindari perbuatan syirik kita bisa menghayati berbagai ciptaan Allah yang ada di alam semesta ini mulai dari makro kosmos hingga mikro kosmos. Bahkan, diri kita sendiri pun bisa menjadi penghayan tersendiri untuk menemukan kemahabesaran Allah, kemaha Agungan Allah, dan Sifat Allah yang Sangat Maha Kuasa.

Dengan melihat, memikirkan, dan menghayati ciptaan Allah kita dapat memahami bahwa Allah tidak akan ada tandingannya dan tidak dapat disandingkan oleh makhluk apapun, zat apapun. Hanya Allah lah yang mampu menciptakan semuanya. Lantas, jika Allah Yang Berkuasa, hal ini mengingatkan kita bahwa hanya kepada Allah lah kita tunduk dan bersujud.

  1. Menghayati Hukum dan Sunnatullah

Hukum dan Sunnatullah yang Allah ciptakan, sejatinya adalah hukum-hukum keadilan dan keseimbangan agar manusia tidak tersesat dalam hidupnya. Jika manusia tersesat dan hidupnya tanpa arah, maka tentu saja manusia akan jatuh pada keterpurukan dan tidak akan ada kesejahteraan dalam kehidupannya di dunia. Untuk itu, Allah ciptakan hukum dan aturan agar manusia bisa terbebas dari kesesartan.

Jika manusia benar-benar memilkirkan dan memahami sunnatullah tersebut, maka tentu saja akan mudah ia tunduk kepada Allah dan tidak akan lagi menyembah, memohon, atau bahkan bersjud kepada selain Allah. Karena hanya Allah lah yang mampu membuat hukum, aturan, dan sunnatulalh yang membuat manusia hidup adil juga seimbang.

baca juga:

  1. Mengikuti Segala Perintah Allah

Mengindari dossa syirik tentu saja dengan cara mengikuti segala perintah Allah. Jika perintah Allah kita laksanakan maka kita akan mudah untuk mendapatkan kenikmatan juga pencerahan diri yang membuat kita semakin menikmat dalam menjalankan perintah Allah.

  1. Berdzikir

Bedzikir artinya adallah mengingat Allah. Jika kita selalu ingat Allah tentunya kita akan memahami bahwa tidak ada Tuhan yang layak disembah dan diduakan, selain dari Allah. Hanya satu Tuhan dan tempat kita bergantung dalam hidup yaitu Allah yang layak untuk disembah.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Rad : 28)

  1. Melaksanakan Shalat

Shalat adalah satu aktivitas untuk menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar. Selain itu, shalat juga membuat kita senantiasa menyebut-nyebut nama Allah, mengingat Allah baik Asma Allah, hukum-hukum dan peringatan dari Allah. Orang yang shalat akan ingat bahwa Allah lah tempat ia Bergantung bukan pada yang lainnya.

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Ankabut : 45)

baca juga:

  1. Menjauhi Ilmu atau Hukum Hitam

Salah satu hal yang bisa mendekatkan kita pada kesyirikan adalah percaya pada sesuatu yang bertentangan dengan sunnatullah dan berbau supranatural. Misalnya saja mempercayai ramalan bintang, pergi ke dukun untuk meminta pertolongan, atau cara-cara lain yang bisa mencelakakan atau membahayakan manusia.

Allah telah menetapkan untuk bisa sukses maka manusia harus berikhtiar dan berdoa. Jika hal tersebut dilakukan maka manusia akan mendapatkan kesuksesan. Sedangkan jika melalui jalan-jalan pintas tersebut tentu akan mudah terkena syirik atau terjebak perbuatan yang bisa menduakan Allah.

Untuk itu kembalilah pada ilmu yang sesuai dengan fungsi agama. Tentunya pendidikan islam, tujuan pendidikan islam. dan  Pendidikan Anak dalam Islam menginginkan umat manusia menjadi umat dan peradaban yang cerdas jauh dari ilmu klenik atau ghaib yang bisa menyesatkan.

  1. Berpikir Rasional

Berpikir rasional artinya kita berpikir secara benar dan tidak asal-asalan. Orang yang berpikir dan menggunakan akalnya secara benar akan memahami bahwa tidak ada lagi Tuhan yang layak untuk disembah dan juga digantungkan tempat memohon pertolongan selain Allah SWT. Tanpa berpikir yang rasional biasanya manusia akan mudah untuk tergelincir, dan terjebak bisikan syetan atau hawa nafsu.

  1. Menyadari Kelemahan Zat atau Makhluk Allah

Untuk menghindari syirik maka kita harus pahami bahwa tidak ada satupun majkhluk Allah yang sempurna. Untuk itu, tidak ada gunanya bergantung hidup dan menjadikan makhluk yang diciptakan sebagai tempat kita hidup dan memohon keselamatan. Hal ini dikarenakan hakikatnya makhluk Allah juga adalah membutuhkan tempat bergantung untuk hidup di atas kelemahan dirinya.

baca juga:

  1. Mengikuti Jalan Hidup Para Rasul

Mengindari syirik bisa juga kita lakukan dengan menjalankan sunnah rasul atau mengikuti jalan hidup para rasul. Jalan hidup para rasul adalah jalan-jalan yang mengarahkan kepada Allah. Tidak ada satupun Rasul yang berlaku syirik atau menduakan Allah. Untuk itu, ikutilah apa yang pernah Rasul-Rasul lakukan agar kita selamat di dunia dan akhirat, terhindari dari kesyirikan.

  1. Berbangga Diri Sebagai Seorang Muslim

Kita bisa juga berbaganga diri sebagai seorang muslim. Hal ini dikarenakan jika kita berbangga maka kita akan merasa cinta dan taat kepada Allah. Kita akan bahagia dengan sujud dan menyembah Allah, dengan begitu tidak akan berpaling atau meninggalkan Allah atau menjadikan Makhluk lain sebagai sesuatu yang menandingi Allah SWT.

10 cara menghindari syirik tersebut dapat dilakukan juga dengan menjadikannya sebagai pelajaran dalam hakikat pendidikan islam, filsafat pendidikan islam, ilmu pendidikan islam. Hal ini karena tujuan pendidikan islam adalah menguatkan keimanan, dan menjadikan manusia sejatinya seorang hamba yang taat kepada Allah SWT.

The post 10 Cara Menghindari Syirik Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam – Boleh atau Tidak? https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/ramalan-menurut-islam Thu, 30 Mar 2017 07:09:18 +0000 http://dalamislam.com/?p=1413 Sering kali manusia menginginkan hidupnya sukses dan terencana dengan baik menurut kesuksesan Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. . Akan tetapi, sering kali usaha untuk sukses dan merencanakan hidup tersebut dilakukan bukan atas dasar aqidah dan syariat yang benar dalam islam. Segala cara bahkan hal-hal […]

The post Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam – Boleh atau Tidak? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sering kali manusia menginginkan hidupnya sukses dan terencana dengan baik menurut kesuksesan Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. . Akan tetapi, sering kali usaha untuk sukses dan merencanakan hidup tersebut dilakukan bukan atas dasar aqidah dan syariat yang benar dalam islam. Segala cara bahkan hal-hal yang mengandung kesyirikan dilakukan agar bisa mencapai tujuannya.

Salah satu yang sering dilakukan masyarakat dan tanpa sadar mengikutinya adalah persoalan ramalan. Dalam hal ini umat islam perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ramalan dan juga ramalan seperti apa yang dilaran oleh islam, sehingga bisa mendekatkan kepada kesyirikan.

Padahal Allah telah berfirman dalam Al-Quran “Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah saja” (QS : An-Naml: 65)

Sebelum menentukan boleh atau tidaknya ramalan, tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ramalan, jenisnya, dan pandangan islam terhadap ramalan itu sendiri. Dengan mengetahui seluk beluknya secara detail, maka umat islam tidak akan terjebak dalam ramalan yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia pada kesyirikan.

Baca juga:

Pengertian Ramalan

Secara umum, ramalah berarti memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan pendapat atau perkiraan manusia. Ramalan sendiri bersifat prediktif karena tidak ada yang bisa memastikan atau menentukan secara pasti tentang kondisi mendatang kecuali hanya kekuasaan Allah SWT.

Hal ini dikarenakan ramalan berasal dari makhluk Allah yang sangat realtif bukan mutlak. Dalam memperkirakan atau memprediksi terkadang manusia sering keliru atau salah karena banyak variabel atau aspek-aspek yang terlewat dan tidak masuk dalam perhitungan. Untuk itu, ramalan manusia sering kali meleset atau keliru.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali melakukan ramalan-ramalan. Tentunya ramalan sendiri bukan hal yang harus 100% dipercaya secara mutlak dan dijadikan sebagai pegangan utama dalam kehidupan. Ramalan bisa bersifat reference atau malah bahkan diharamkan ketika masuk ke dalam ranah syirik atau menduakan kebesaran Allah SWT.

Baca juga:

Jenis-Jenis Ramalan dan Contohnya

Dalam pengertiannya ramalan bersifat prediksi atau perkiraan yang akan datang. Secara umum, ramalah terdiri dari 3 jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis ramalan.

  1. Ramalan Ilmiah

Ramalan ilmiah adalah ramalan yang berasal dari perkiraan yang berbasiskan ilmu pengetahuan atau keilmiahan. Ramalan seperti ini, masih diperbolehkan dan tidak diharamkan selagi memiliki manfaat dan kemasalahatan yang bagi ummat.

Allah sendiri memberikan perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu, “Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun” (QS Ar-Rum :29)

Contoh Ramalan yang berbasis kepada fakta ilmiah, data, dan penelitian ini misalnya adalah:

  • Prediksi turunnya hujan
  • Prediksi turunnya bencana.
  • Prediksi kelahiran bayi.
  • Prediksi akibat sebuah penyakit.
  • Prediksi kondisi kesehatan.
  • Prediksi keuangan.
  • Prediksi karakteristik suatu benda atau alam.

Prediksi-prediksi ini bersifat ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan alam yang benar. Jika digunakan sesuai sunnatullah yang Allah berikan tentu akan memberikan manfaat yang banyak bagi ummat manusia.

Akan tetapi, walaupun bersifat ilmiah dan memiliki dasar pengetahuan ramalan ini pun juga bisa saja salah. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan manusia, ketidaktelitian, kurangnya variabel yang diperkirakan, dan lain sebagainya. Untuk itu, penempatan ramalan ini hanya bersifat perkiraa, reference, dan bukan sebagai kepercayaan mutlak sebagai satu-satunya yang benar.

Contohnya adalah perkiraan dokter terhadap kelahiran bayi, bisa bersifat benar dan bisa bersifat salah karena berubah-rubahnya kondisi dan variabel. Dan itulah titik kelemahannya manusia.

Baca juga:

  1. Ramalan Berasal Dari Jin atau Tanpa Dasar

Ramalan yang berasal dari ilmu hitam, jin, atau orang pintar (six sense), adalah hal yang dilarang oleh islam.

Hal ini disampaikan dalam Al-Quran dalam QS Jin : 8-10, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan lontaran api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan berita-beritanya. Tetapi sekarang barangsiapa yang mencoba mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai lontaran api yang mengintai untuk membakarnya. Dan sungguh dengan adanya penjagaan tersebut kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Jin bisa mencuri informasi masa depan. Untuk itu, banyak sekali peramal atau orang-orang yang merasa bisa membaca masa depan tanpa dasar apapun karena bisikan setan atau berkawan dengan jin. Hal inilah yang mendekatkan kepada kesyirikan, karena telah menggantungkan informasi ghaib kepada jin atau setan.

Dalam hal lain, ada juga yang merasa memiliki kemampuan untuk membaca masa depan, padahal dirinya hanyalah manusia dan juga memiliki keterbatasan. Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist.

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim)

Contoh meminta ramalan dari seorang yang menggunakan orang pintar, jin, atau dukun yang diharamkan adalah:

  • Meminta ramalan jodoh.
  • Meminta ramalan rezeki.
  • Meminta ramalan kematian.
  • Meminta ramalan nasib beberapa tahun kedepan atau waktu kedepan.
  • Meminta ramalan pekerjaan yang akan didapatkan.
  • Ramalan Bintang atau Zodiak.
  • Dan lain sebagainya.

Hal ini tentu dilarang, karena semuanya bergantung kepada doa dan ikhtiar manusia bukan pada apa yang diramalkan. Nasib manusia bisa berubah ketika manusia bisa berusaha dengan ikhtiar yang kuat dan ketawaqalan kepada Allah SWT. Jangan sampai kita mengikuti ramalan jin, paranormal, atau dukun hingga bertentangan dengan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.

Hikmah Menjauhi Ramalan Jin, Dukun, atau Paranormal

Ada banyak sekali hikmah jika kita menjauhi bahkan tidak mempercayai ramalan-ramalan yang berasal dari jin, dukun, atau paranormal. Mereka semua tentu bukan informasi yang valid, bisa sangat salah, bahkan tidak ada pendasaran yang kuat dari apa yang telah diramalkannya.

  1. Menjaga Keimanan Kepada Allah SWT

Kita dapat terhindar dari kesyirikan jika mengindari ramalan tersebut. Tentu saja setan selalu menggoda manusia dari berbagai pintu dan usaha. Untuk itu, jika tidak mempercayai dan menggunakan ramalan kita telah menutup satu pintu godaan setan dan menjaga keimanan kita, agar tetap yakin dan terjaga.

Keimanan kepada Allah adalah hal utama karena merupakan pondasi dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.

  1. Ikhtiar dan Tawakal Lebih Kuat

Dengan selalu menjauhi ramalan, tentunya ikhtiar kita lebih kuat dan lebih besar. Hal ini dikarenakan kita fokus pada usaha bukan pada apa yang diramalkan oleh orang lain. Tentu saja keberhasilan orang lain tentu berdasarkan kepada ikhtiar yang kuat dan ketawakalan kepada Allah SWT. Semoga kita terhindari dari usaha-usaha jin, setan, dan kejahatan manusia terhadap keimanan dan kesyirikan terhadap Allah SWT.

The post Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam – Boleh atau Tidak? appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dosa Besar dalam Islam dan Hukumannya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/dosa-besar-dalam-islam Mon, 14 Nov 2016 14:50:25 +0000 http://dalamislam.com/?p=1107 Di dalam kehidupan di dunia menuju akhirat ada aspek pahala dan dosa yang harus disiapkan oleh manusia. Dosa adalah seperti poin negatif yang dimana balasannya adalah kehidupan yang buruk di akhirat, yaitu di neraka. Sedangkan pahala adalah poin positif yang balasannya adalah kehidupan yang baik di akhirat. Pahala dan dosa dalam kehidupan manusia tentu tidak […]

The post Dosa Besar dalam Islam dan Hukumannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dalam kehidupan di dunia menuju akhirat ada aspek pahala dan dosa yang harus disiapkan oleh manusia. Dosa adalah seperti poin negatif yang dimana balasannya adalah kehidupan yang buruk di akhirat, yaitu di neraka. Sedangkan pahala adalah poin positif yang balasannya adalah kehidupan yang baik di akhirat. Pahala dan dosa dalam kehidupan manusia tentu tidak akan ada yang bisa mengetahui secara pasti jumlah dan kadarnya kecuali Allah saja beserta kekuasaannya.

Adanya dosa-dosa dalam kehidupan manusia tentulah menjadi sebuah ujian yang harus dihadapi untuk menjalankan misi sebagaimana Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah ditetapkan oleh Allah.

Bahkan, setiap manusia pasti memiliki dosa walaupun tentu kadar dari setiap perilaku akan berbeda-beda porsinya. Oleh karena itu, sebagaimana Allah sampaikan, menghindarkan dosa adalah dengan melakukan perbuatan baik lainnya, meminta ampun, dan memohonkan keselamatan di dunia akhirat. Manusia tidak akan pernah tau berapa besar dosa dan pahalanya sebelum ia masuk ke dalam alam akhirat nanti.

Dalam aspek dosa, ada dosa-dosa besar yang dapat merugikan manusia dan tentunya mendapatkan teguran besar pula dari Allah SWT. Berikut adalah 3 dosa besar dalam islam yang dapat disampaikan dalam artikel kali ini. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist,

“Dosa-dosa yang paling besar itu adalah) syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan persaksian palsu (perkataan dusta).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dosa Besar Syirik

Di dalam islam, syirik adalah dosa yang paling besar dan paling berat. Bahkan dalam beberapa ayat disampaikan bahwa syirik tidak terampuni dosanya. Namun, dalam titik tertentu manusia bisa diampuni jika benar-benar taubatan nasuha dan dengan kesungguhan bertobat yang konsisten.

Jika kembali syirik dan kembali bertaubat lalu kembali lagi syirik, tentu hal ini menjadi pertanyaan besar apakah benar orang tersebut bertaubat dan sungguh-sungguh ingin kembali. Hal ini tentu saja melanggar prinsip dan tidak adanya komitmen dari rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama islam itu sendiri.

Berikut adalah penjelasan mengenai perbuatan syirik sebagai Dosa Besar dalam Islam :

  1. Syirik adalah Kezaliman Besar

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat Al-Quran,“Sesungguhnya kesyirikan merupakan kezhaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)

Kezaliman artinya tidak menempatkan sesuatu secara benar dan sesuai dengan kedudukannya. Menempatkan segala sesuatu selain Allah untuk disembah tentu bukanlah hal yang benar. Untuk itu, jika ada makhluk atau benda yang dijadikan sebagai Illah oleh manusia tentu merusak kedudukan dan fungsi keillahan Allah bagi manusia. Illah yang seharusnya menjadi tempat bergantung malah dijadikan sebagai tempat berdoa atau meminta pertolongan. Tentu saja adalah kezaliman yang besar.

Sangat tidak logis jika manusia mengambil penolong dari selain Allah dari makhluk atau benda yang sangat lemah. Hal ini seperti bergantung di akar yang lemah. Tentu tidak akan pernah selamat yang ada hanya kesia-siaan dan bencana dalam hidup.

  1. Syirik telah Menyekutukan Allah Sebagai Yang Paling Maha

“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah? Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:“Engkau menjadikan tandingan bagi Allah (menyekutukan Allah) padahal Allah lah yang telah menciptakanmu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa syirik adalah menyekutukan Allah Yang Paling Maha. Manusia yang memiliki kedudukan atau jabatan saja terkadang merasa marah dan tidak mau untuk dinomer duakan. Apalagi jika yang disekutukan atau diduakan adalah Allah sebagai Pencipta Yang Paling Maha di seluruh alam semesta. Untuk itu, ditempatkan sebagai dosa besar.

Orang yang syirik juga tidak akan mungkin menjalankan perintah Allah secara benar dan kaffah (sempurna), karena perilakunya di duakan oleh Illah yang lain. Untuk itu, kesyirikan yang menduakan Allah telah membuat tandingan Yang Maha Sempurna Selain Allah. Selain itu, menjadi pertanyaan mengapa bisa melakukan kesyirikan? Biasanya dikarenakan hawa nafsu dan dorongan setan yang ada dalam masing-masing diri.

  1. Dosa Syirik Tidak Diampuni Selain Kehendak Allah

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa yang di bawah kesyirikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa’: 48)

Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah kecuali memang Allah sudah menghendaki. Hal ini pun akan diampuni jika benar-benar melakukantaubatan nasuha dan tidak kembali lagi pada perilaku syirik.

  1. Syirik Menghapus Amalan

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (berbuat syirik) kepada Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar: 65)

Syirik menjadi penghapus bagi amalan-amalan baik. Hal ini dikarenakan perilaku syirik bukan berorientasi kepada kebenaran dan kepada Allah semata. Untuk itu, syirik dapat menghapus amalan baik yang sebelum-sebelumnya. Hal ini tentu menjadi sebuah evaluasi bagi umat muslim, agar tidak sembarangan melakukan syirik yang dapat merugikan kelak kehidupan kita di akhirat, saat diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

  1. Syirik di Balas dengan Neraka

Dosa syirik sebelum meminta ampunan dan taubatan nasuha tentu menjadi pemberat kelak ketika di akhirat. Untuk itu balasan dari dosa syirik yang sangat berat adalah balasan kelak di neraka. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran berikut.

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Al Jannah, dan tempatnya adalah An Nar, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS Al Ma’idah: 72)

“Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdo’a (beribadah) kepada selain Allah (sebagai) tandingan / sekutu (bagi Allah), maka dia akan masuk ke dalam An Nar. (HR. Al Bukhari)

Durhaka Terhadap Orang Tua dan Berbuat Dusta

Selain dari kesyirikan, menurut hadist yang sudah disampaikan di atas bahwa durhaka terhadap orang tua dan berbuat dusta adalah dosa besar. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran yang disebutkan berikut ini yang juga merupakan bagian Dosa Besar dalam Islam :

  1. Durhaka Terhadap Orang Tua

Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua …” (QS An Nisa’: 36)

Kedua orang tua telah membesarkan kita dan memberikan separuh hidupnya untuk berjuang membuat anak-anaknya menjadi shaleh dan manusia yang sukses. Tentu dosa besar bagi mereka yang durhaka pada orang tua seperti itu.

  1. Berbuat Dusta

 “Beribadahlah kepada Allah satu-satunya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, tinggalkan ajaran-ajaran nenek moyangmu (yang tidak baik, pen), beliau juga memerintahkan kepada kami untuk shalat, jujur, menjaga diri dari perbuatan yang haram, dan menyambung tali silaturrahim.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dalam hadist diatas tentunya menjadi dosa yang besar jika seorang berbuat dosa karena berbuat dusta adalah menutupi kebenaran, membiaskan realitas. Sedangkan, kebenaran dan objektifitas adalah awal dari sikap yang adil dan menghindari kezaliman. Perilaku dusta justru memicu perbuatan yang tidak adil dan zalim.

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)

Perbuatan baik yang bisa dilakukan tentu saja sebagaimana telah Rasulullah contohkan dan berikan praktiknya. Contoh perilaku baik yang bisa dilakukan dari teladan rasul adalah, melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

The post Dosa Besar dalam Islam dan Hukumannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sumpah Pocong Dalam Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/sumpah-pocong-dalam-islam Thu, 10 Nov 2016 14:16:22 +0000 http://dalamislam.com/?p=1096 Dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang manusia menemui masalah dan mengalami persengketaan dengan sesama anggota masyarakat. Biasanya persengketaan tersebut diselesaikan dengan cara musyawarah maupun dengan membawanya keranah hokum (baca hukum ziarah kubur dalam islam  dan hukum membaca yasin dikuburan). Namun, terkadang masalah atau persengketaan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan jalan yang semestinya sehingga seringkali beberapa pihak melakukan suatu […]

The post Sumpah Pocong Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang manusia menemui masalah dan mengalami persengketaan dengan sesama anggota masyarakat. Biasanya persengketaan tersebut diselesaikan dengan cara musyawarah maupun dengan membawanya keranah hokum (baca hukum ziarah kubur dalam islam  dan hukum membaca yasin dikuburan).

Namun, terkadang masalah atau persengketaan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan jalan yang semestinya sehingga seringkali beberapa pihak melakukan suatu sumpah yang dikenal dengan istilah sumpah pocong. Lalu apakah sebenarnya sumpah pocong itu dan bagaimana hukumnya dalam pandangan agama islam? Untuk mengetahui perihal sumpah pocong tersebut ada baiknya kita simak uraian berikut ini. (baca bersumpah dalam islam)

Definisi Sumpah Pocong

Kita sering mendengar istilah sumpah pocong dan beberapa kalangan masyarakat juga sering mempraktekkan ritual ini. Sesuai namanya, sumpah pocong merujuk pada sumpah yang dimbil dari seseorang dengan mengenakan kain kafan seperti pocong atau jenazah yang akan dimakamkan. Sumpah pocong biasanya diambil jika seseorang meyakini suatu kebenaran namun orang lain atau pihak lain tidak meyakini kebenaran tersebut atau tidak memiliki bukti misalnya jika seseorang dituduhkan melakukan sesuatu yang menyimpang atau berbuat kesalahan sementara ia tidak mau mengaku.

Seseorang yang mengambil sumpah pocong biasanya disaksikan oleh anggota masyarakat lain dan mempertaruhkan sesuatu jika sumpah yang diambilnya tidak sesuai dengan kebenaran, atau dengan kata lain jika orang tersebut mengambil sumpah palsu maka ia dan keluarganya akan mendapatkan celaka atau mengalami suatu musibah yang sesuai dengan sumpah yang diucapkannya (baca keluarga sakinah dalam islam dan keluarga harmonis menurut islam). Sebenarnya sumpah ini tergolong sebagai suatu kebiasaan atau adat dalam masyarakat dan terkadang masayarakat juga mempraktekkannya dengan cara lain dan pelakunya tidak dibalut dengan kain kafan melainkan hanya duduk dengan memakai kerudung kafan (baca juga proses pemakaman jenazah dalam islam dan doa menguburkan jenazah dalam islam)

Hukum Sumpah Pocong

Banyak orang yang bertanya-tanya apakah sebenarnya hokum sunpah pocong yang sering dipraktekkan masyarakat, karena praktek sumpah pocong ini kerap dilakukan oleh sebagian umat islam. Sebenarnya praktek sumpah pocong tidak dikenal dalam islam dan bersumpah dengan nama selain Allah adalah dilarang bahkan bersumpah atas nama ka’bah yang merupakan baitullahpun  tidak diperkenankan dalam islam menurut hadits Rasulullah SAW (baca hukum bersumpan selain Allah).

Entah siapa yang membawa kebiasaan sumpah pocong tersebut dalam masyarakat yang sebagian besarnya adalah umat muslim, intinya islam tidak mengenal adanya sumpah pocong karena dalam sejarah Rasul SAW dan sahabatnya tidak pernah melakukan hal tersebut (baca kisah teladan nabi muhammad dan sejarah agama islam). Bahkan sumpah pocong dalam islam dianggap sebagai suatu bentuk kemusyrikan dimana bersumpah pada selain Allah SWT adalah suatu perbuatan syirik yang tidak diampuni Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS An Nisa : 48)

Dalil Terkait Sumpah Pocong

Sumpah pocong memang sering dilakukan oleh umat islam namun hal tersebut tidaklah membuat sumpah pocong diperbolehkan, namun beberapa kalangan ada yang memperbolehkan asalkan sumpah diambil bukan dengan nama selain Allah dan tidak diisyaratkan sebagai suatu syariat dan ada juga yang berpendapat bahwa sumpah pocong diambil untuk menguatkan sumpah yang diambil oleh seseorang. Dalil dilarangnya mengambil sumpah dengan nama selain Allah disebutkan berikut ini

Suatu ketika orang-orang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya kalian telah berbuat syirik, kalian mengatakan, ‘Atas kehendak Allah dan kehendakku’ dan kalian mengatakan, ‘Demi Ka’bah’…” (HR. Nasa`i dari Qutailah)

Sumpah Dalam Islam

Mengambil sumpah dalam islam sebenarnya boleh saja asalkan sesuai dengan syariat yang berlaku. Sumpah dalam islam harus diambil dari dalam hati dan diatasnamakan Allah SWT dan mengambil sumpah selain nama Allah adalah suatu dosa besar sebagaimana disebutkan dalam dalil “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kufur atau syirik. ” (HR Tirmidzi dari Umar ibnu Khattab). (baca dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT)

Adapun sumpah pocong yang dikenal dalam masyarakat bisa digolongkan sebagai suatu  muhabalah atau perbuatan melaknat orang lain atau meminta Allah SWT untuk menjatuhkan laknat pada pihak atau mereka yang berdusta (baca bahaya berbohong dan hukumnya dalam islam). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 59-61 berikut ini

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٥٩)الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٦٠)فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Al Imran : 59 – 61)

Melanggar Sumpah

Sumpah yang diambil atas nama Allah SWT harus dilakukan oleh mereka yang mengambil sumpah. Jika seseorang wajib mengambil sumpah untuk menghindari keburukan dirinya maupun umat muslim lainnya, ia harus melakukan dan tidak boleh melanggar sumpah tersebut. Adapun jika seseorang melanggar sumpah ada konsukuensi yang didapat seperti yang tercantum dalam ayat berikut ini

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ ۖ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ ۖ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ۚ ذَٰلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ ۚ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)”. (Qs Al Maidah : 89)

Demikian penjelasan dan uraian mengenai sumpah pocong dalam islam yang bisa diketahui. Wallahu A’lam Bisshawab. (baca juga fungsi iman kepada Allah SWT dan istiqomah dalam islam)

The post Sumpah Pocong Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Cara Menghindari Pelet Menurut Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/cara-menghindari-pelet-menurut-islam Wed, 24 Feb 2016 09:22:02 +0000 http://dalamislam.com/?p=509 Setiap orang pasti ingin hidup aman dan nyaman dan berhubungan baik dengan orang lain. Tidak ada satu pun yang secara sengaja menginginkan permusuhan. Karena pada hakikatnya, jauh di dalam lubuk hati manusia, setiap insan ini pasti menginginkan kedamaian. Akan tetapi, setiap kali kita berhubungan dengan orang lain, entah secara sadar atau tidak sadar, kita pasti […]

The post 6 Cara Menghindari Pelet Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap orang pasti ingin hidup aman dan nyaman dan berhubungan baik dengan orang lain. Tidak ada satu pun yang secara sengaja menginginkan permusuhan. Karena pada hakikatnya, jauh di dalam lubuk hati manusia, setiap insan ini pasti menginginkan kedamaian. Akan tetapi, setiap kali kita berhubungan dengan orang lain, entah secara sadar atau tidak sadar, kita pasti sempat melakukan kesalahan terhadap orang tersebut. Beruntunglah ketika kita menyadari hal tersebut dan langsung meminta maaf. Lebih beruntung lagi ketika orang itu memaafkan kesalahan kita entah yang kita sadari atau pun yang tidak kita sadari. Terutama masalah percintaan.

Biasanya, entah disadari atau tidak, setiap orang yang merasa mencintai orang lain dan cintanya ditolak, akan membenci orang itu karena merasa hatinya dilukai. Banyak orang yang kemudian dengan rendah hati bersedia memaafkan apa yang telah dilakukan orang yang disayanginya sehingga membuat hatinya terluka.

Akan tetapi, ada beberapa orang yang mungkin kala itu sedang terjebak dengan cinta buta dan tidak ada kata lain selain diterima cintanya orang sang lawan jenis atau orang yang ia sayangi, menjadi kalap. Seketika, ketika ia sedang merasa sangat marah karena hatinya dilukai akan mencari jalan pintas agar cintanya diterima. Salah satu yang sering menjadi jalan pintas di masyarakat kita adalah pelet. Namun pelet termasuk perbuatan syirik dalam islam, oleh karenanya hal tersebut si haramkan bahkan sangat dilarang dan Allah akan memberikan neraka paling dalam.

Apa itu Pelet dan Jenisnya

Mungkin bagi sebagian orang, sudah paham tentang pelet secara umum. Pelet sebenarnya adalah upaya dari semacam ilmu hitam untuk membuat orang yang disayang entah itu perempuan atau pun laki-laki yang diidamkan menjadi tergila-gila pada orang yang menggunakan pelet tersebut. Jika dijelaskan secara lebih terperinci, pelet adalah bagian dari ilmu gaib yang digunakan untuk mempengaruhi alam bawah sadar dari seseorang dengan maksud agar orang yang disukai menjadi cinta mati pada orang yang menggunakan pelet tersebut.

Seperti yang anda ketahui, ilmu pelet itu sendiri memang digunakan dalam ranah percintaan. Mungkin bagi sebagian orang, ilmu pelet ini identik dengan lelaki yang mengejar perempuan. Tapi, pada kenyataannya, bukan hanya lelaki saja yang menggunakan ilmu pelet jika cintanya ditolak. Akan tetapi, perempuan juga melakukan hal tersebut ketika cintanya ditolak dan ia mendendam lalu gelap mata.

Pelet sendiri konon katanya hanya berasal dari Indonesia saja. Akan tetapi, ada juga beberapa negara yang memiliki budaya semacam pelet ini, mulai dari Mexico yang kental dengan voodonya dan beberapa negara lain yang memiliki ilmu pemikat yang mirip dengan pelet. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali jenis pelet.

Berikut ini beberapa jenis pelet di Indonesia;

  • Pelet Nyi Sari Bulu Perindu.
  • Pelet Pelintir Merica.
  • Pelet Penghancur Sukma.
  • Pelet Gendham Asmarandhana.
  • Pelet Gendham Lima Penjuru.
  • Pelet Gendham Dewi Lanjar.
  • Pelet Gendham Ratu Pantai Selatan.

Itu merupakan beberapa jenis pelet yang ada di Indonesia, itu hanyalah sebagian kecil dari banyak jenis pelet di Indonesia. Hanya sebagai pengetahuan saja, bukan untuk mempraktekkannya.

Hukum Pelet dalam Islam

Ilmu pelet ini, menurut islam, termasuk dalam ranah ilmu sihir. Dimana di dalam agama islam, ilmu ini benar-benar haram hukumnya dan dilarang untuk dilakukan. Hal itu terjadi karena secara tidak langsung, manusia yang memakai ilmu pelet ini akan berhubungan dengan Jin dan setan dan bersekutu dengannya. Sedangkan dengan jelas Allah bersabda dalam Al-Quran bahwa ia mengutuki setiap manusia yang berusaha menjalin sekutu dengan setan atau sebangsanya.

Dewasa ini semakin banyak pelet yang menggunakan ayat-ayat suci Al-Quran dan berkata bahwa ini adalah pelet yang halal. Anda semestinya berpikir cerdas, bahwa sudah jelas pelet merupakan laku sihir, maka ia sudah pasti haram dan dilarang untuk dilakukan meskipun menggunakan ayat suci Al-Quran.

Pada intinya, pelet merupakan suatu ilmu sihir yang mencoba untuk bersekutu dengan jin atau setan dan melakukan hal yang merugikan bagi orang lain. Maka dari itu, hukum dari ilmu pelet sendiri menurut Islam adalah Haram. (baca juga: dosa yang tak terampuni oleh Allah)

Beberapa cara untuk menghindari pelet menurut islam

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa di dalam islam, pelet ini hukumnya haram dan Allah menganjurkan bagi umatnya untuk menjauhi hal ini. Akan tetapi, ketika pada suatu ketika, entah itu saudara anda, atau istri anda terkena pelet, maka anda pun juga harus meminta perlindungan pada Allah. Karena pada dasarnya hanya Allah lah yang bisa melindungi umatnya dari mara bahaya apapun. Berikut ini adalah beberapa uraian mengenai cara menghindari pelet menurut islam;

1. Membaca Ayat Kursi

Membaca ayat kursi sendiri adalah salah satu tindakan preventif untuk menghindari ilmu pelet atau ilmu sihir yang lain. Tindakan preventif adalah tindakan pencegahan, yakni usaha untuk menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum hal itu terjadi. Jangan sampai anda berurusan dengan sihir jika anda tidak ingin terkena akibat buruknya. (baca juga: keutamaan ayat kursi)

Tindakan preventif ini bisa anda lakukan dengan membaca dzikir dan istighfar di setiap waktu dan selalu mengingat Allah. Salah satunya anda bisa membaca ayat kursi dan beberapa dzikir yang dianjurkan. Ayat kursi adalah salah satu ayat yang paling besar nilainya dan bisa menjaga anda dari ancaman pelet atau hal negatif yang lain. Rasulullah sendiri saja pernah bersabda bahwa barang siapa yang membaca ayat kursi di malam hari, maka Allah akan senantiasa menjaganya dari gangguna setan yang terkutuk.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

Selanjutnya, selain membaca ayat kursi, anda juga bisa membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap anda selesai shalat wajib atau shalat lima waktu. Selain itu, anda juga bisa membaca tiga surat itu di waktu pagi setelah anda melakukan shalat subuh. Hal ini sesuai dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i yang berkata bahwa tiga surat ini mampu melindungi anda dari jeratan setan yang terkutuk.

3. Membaca Ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yakni ayat 285-286

Anda dianjurkan untuk membaca surat ini apabila anda ingin terhindar dari ancaman pelet. Anda dianjurkan untuk membaca surat ini pada waktu permulaan malam. Rasulullah sendiri juga bersabda bahwa siapapun yang membaca surah tersebut di permulaan malam, maka ia akan selalu dilindungi oleh Allah dari segala macam mara bahaya.

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

Artinya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 285-286)

4. Menggunakan Kalimat-kalimat Allah untuk berlindung

Kalimat-kalimat Allah, dalam hal ini jelas adalah Al-Quran itu sendiri adalah hal yang paling kuat yang bisa melindungi anda dari apapun. Sudah jelas bahwa di dalam kitab suci tersebut isinya benar-benar berguna bagi setiap manusia. Siapapun yang menggunakannya dan mengamalkannya, maka ia akan selalu dilindungi oleh Allah dari segala macam mara bahaya. (baca juga: keutamaan membaca basmallah)

5. Membaca beberapa doa ini;

Selain ayat-ayat suci yang sudah saya sebutkan di atas, ada beberapa doa yang bisa anda baca untuk menghindarkan diri anda dari ancaman pelet. Doa-doa tersebut antara lain; Surat Yunus ayat 79-82, Surat Al-A’raf ayat 117-119, surat Thaha ayat 65-69. Selain beberapa surat yang dianjurkan di atas, surat-surat lain dalam al-Quran juga mampu melindungi anda dari bahaya pelet. (baca juga: ruqyah dalam islam

Q.S Yunus ayat 79 – 82

Artinya:

  • “Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): “Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!” (10: 79)
  • “Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan””. (10: 80)
  • “Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.” (10: 81)
  • “Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (10: 82)

Q.S Al-A’raf ayat 117 – 119

(119) وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُون (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ

Artinya:

  • “Dan kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.” (7: 117)
  • “Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (7: 118)
  • “Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.” (7: 119)

Q.S Thaha ayat 65 – 69

(65) قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (66) قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (67) فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى

(68) قُلْنَا لا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الأعْلَى (69) وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى

Artinya:

  • “(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: ‘Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu), atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan (tali dan tongkat)?’. (20:65)
  • “Berkata Musa: ‘Silakan kamu sekalian melemparkan (duluan)’. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka (itu), terbayang kepada (oleh) Musa, seakan-akan ia (tali dan tongkat itu) merayap cepat, lantaran sihir mereka.” (20:66)
  • “Maka Musa merasa takut dalam hati-nya.” (20:67)
  • “Kami berkata: ‘Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu-lah yang paling unggul (menang).” (20:68)

6. Menghancurkan Tempat Pelet itu

Selain menghindari ancaman pelet tersebut dengan membaca ayat-ayat suci tersebut, cara lain adalah mengupayakan agar anda tahu dimana letak tempat pengirim pelet itu sendiri. Lalu setelah anda mengetahuinya, anda harus langsung menghancurkan tempat itu agar semua hal yang berhubungan dengan ancaman pelet tersebut bisa langsung hilang.

Demikian adalah beberapa penjelasan singkat mengenai pelet dan juga beberapa cara menghindari pelet menurut ajaran agama islam. Ingatlah bahwa bila anda berusaha mencapai sesuatu dengan cara yang tidak baik, maka anda akan berakhir dengan tidak baik pula.

artikel terkait lainnya:

The post 6 Cara Menghindari Pelet Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>