ta'aruf Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/taaruf Fri, 09 Nov 2018 04:18:05 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png ta'aruf Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/taaruf 32 32 5 Larangan Dalam Ta’aruf yang Wajib Kamu Tahu https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-dalam-taaruf Fri, 09 Nov 2018 04:17:26 +0000 https://dalamislam.com/?p=4636 Ta’aruf bukanlah sekedar proses menuju pernikahan, melainkan sebuah proses syar’i menuju ikatan suci pernikahan. Itulah awal ikatan yang kelak akan dipertahankan kuat hingga akhir hayat dan akan dipertanggung jawabkan di hari akhirat nanti. Namun ternyata pada prakteknya, banyak kesalahan terjadi selama proses taaruf tersebut. Berikut beberapa larangan dalam taaruf. Menganggap Taaruf Sebagai Pacaran Islami Saat […]

The post 5 Larangan Dalam Ta’aruf yang Wajib Kamu Tahu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ta’aruf bukanlah sekedar proses menuju pernikahan, melainkan sebuah proses syar’i menuju ikatan suci pernikahan. Itulah awal ikatan yang kelak akan dipertahankan kuat hingga akhir hayat dan akan dipertanggung jawabkan di hari akhirat nanti.

Namun ternyata pada prakteknya, banyak kesalahan terjadi selama proses taaruf tersebut. Berikut beberapa larangan dalam taaruf.

  1. Menganggap Taaruf Sebagai Pacaran Islami

Saat ini banyak orang yang menganggap ta’aruf sebagai pacaran Islami. Inilah larangan dalam proses taaruf. Tidak ada istilah pacaran dalam Islam apalagi melewati proses taaruf. Baca juga Hukum Hubungan Pra Nikah dalam Islam

Sebaliknya, Islam justru melarang segala perbuatan yang biasa dilakukan orang berpacaran yakni diantaranya bertemu pria dan wanita non mahram, berduaan, pergi bersama, berkomunikasi tanpa perantara, hingga bermesraan, berpegangan tangan, berpelukan, dan lain sebagainya karena hal itu semua sangat dilarang saat proses taaruf. Baca juga Hukum Membatalkan Lamaran Pernikahan

Padahal telah jelas dalil bahwa seseorang tersebut di larang mendekati zina. Saking beratnya dosa zina, Allah pun melarang segala hal yang berkaitan dengan zina, meski sekedar mendekatinya dan tidak melakukan hal yang di haramkan tersebut. Allah berfirman, “Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32).

  1. Kurang Detail

Taaruf sejatinya menggali informasi sedalam-dalamnya tentang calon pasangan yang insya Allah akan segera menikah nantinya. Baca juga Hukum Tidak Menikah Seumur Hidup Dalam Islam

Inilah keunggulan taaruf yang tak bisa didapatkan dalam pacaran yang dilarang oleh agama. Kebanyakan setelah membangun rumah tangga, beberapa pasangan mengetahui keburukan pasangannnya setelah menikah dan hal itu semestinya tidak terjadi jika melalui proses taaruf dalam islam.

Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah tentang poin penting mencari pasangan hidup. Dari Abu Hurairah, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama. Bila tidak, engkau celaka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

  1. Keliru dalam Nadzhar

Termasuk dalam tahapan dalam ta’aruf yakni melakukan nadzhar atau melihat calon pasangan dan tidak berdua-duaan saat melakukan nadzhar saat mau bertaaruf. Cara yang sesuai syariat Islam adalah dengan meminta ditemani mahram, selain itu, dengan bertemu di tempat yang biasa dikunjungi calon pasangan taaruf namun berada di posisi yang jauh. Kedua, yakni melihat sewajarnya tanpa ada hawa nafsu. Baca juga Hukum Menikah Tanpa Restu Orang Tua

Contohnya adalah dengan melihat secara fisik secukupnya, tidak berlebihan dan tidak terpesona ketampanan atau kecantikannya.

  1. Terlalu Lama

larangan berikutnya dalam proses taaruf yakni berlama-lama dalam melakukan proses ini. Karena sesungguhnya seseorang hendaknya melakukan taaruf saat benar-benar siap untuk menikah.

Seorang yang telah siap untuk menikah pun dianjurkan Rasulullah untuk segera meminang. Rasulullah bersabda, “Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).” (HR. Al Bukhari, Muslim, Tirmidzi).

  1. Bebas Berkomunikasi

Di zaman teknologi sekarang ini, seorang yang tengah bertaaruf sangat mudah berkomunikasi karena memang didukung oleh teknologi. Chat memang nampak sepele Namun ingatlah firman Allah, “Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS. An Nisa’: 28).

Awalnya bisa jadi hanya menanyakan biodata saja. Namun lama-kelamaan chat itu bisa melebar dan menjangkiti penyakit hati. Awalnya hanya mengirimkan nasihat dan dalil. Lama kelamaan ingin tahu kabarnya setiap hari, lalu ingin mendengar suaranya, ingin bertemu, dan seterusnya.

The post 5 Larangan Dalam Ta’aruf yang Wajib Kamu Tahu appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Taaruf Online dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-taaruf-online Tue, 16 Oct 2018 08:46:18 +0000 https://dalamislam.com/?p=4490 Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan manusia dalam melakukan interaksi dengan sesamanya. Baik itu dengan keluarga, saudara, sahabat atau teman. Tak terkecuali dengan orang yang disebut-sebut sebagai kekasih. Jodoh memang hal yang menarik untuk dibahas. Hampir setiap orang menginginkan jodoh yang terbaik. Berbagai cara pun ditempuh, mulai dari cara-cara yang biasa hingga yang tidak biasa. Saat […]

The post Hukum Taaruf Online dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan manusia dalam melakukan interaksi dengan sesamanya. Baik itu dengan keluarga, saudara, sahabat atau teman.

Tak terkecuali dengan orang yang disebut-sebut sebagai kekasih. Jodoh memang hal yang menarik untuk dibahas. Hampir setiap orang menginginkan jodoh yang terbaik. Berbagai cara pun ditempuh, mulai dari cara-cara yang biasa hingga yang tidak biasa.

Saat ini marak terdengar munculnya biro jodoh online dan portal taaruf online. Melalui situs-situs tersebut, pengguna internet dapat menemukan tambatan hatinya dengan cara bertukar informasi, foto, chatting dan sebagainya.

Tampaknya mudah, namun kemudahan tersebut juga memudahkan tindak kejahatan yang berkaitan dengannya. Tak jarang yang justru tertipu oleh informasi palsu dari lawan jenis.

Dimana seorang perempuan yakin dengan niatanya menikah, namun pihak lelaki hanya main-main dengan kedustaannya. Begitu pula sebaliknya. Bahkan ada yang berakibat pada kriminalitas. Sebenarnya bagaimanakah Islam memandang taaruf online ini?

Mari simak ulasan mengenai hukum taaruf online berikut ini.

Allah subhanallahu wa ta’ala berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.  [QS. Al Baqarah 2: 216]

Manusia bisa saja menganggap sesuatu hal itu baik baginya, tapi Allah yang Maha Mengetahui segala tentang umat-Nya. Apa yang menurut seorang hamba itu baik, belum tentu baik bagi Allah. Dan apa yang menurut seorang hamba itu buruk, bisa jadi itulah yang terbaik dari Allah untuknya.

Ketika seseorang menceritakan tentang dirinya melalui sosial media, baik tentang akhlak, perilaku, agama, harta atau keturunannya.

Dan semua itu dijelaskannya bahwa dia memiliki kualitas yang baik, hendaknya kita tidak memercayainya begitu saja. Bisa jadi hal tersebut merupakan kebohongan yang dapat merugikan Anda di kemudian hari.

Jadi, jika ingin mengenal baik seseorang dengan niat taaruf dengannya maka gunakanlah cara taaruf yang benar, kenalilah ia secara langsung dan sertakan mahram di antara keduanya sebagai penengah.

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” [An-Nuur : 21]

Ketahuilah bahwa godaan setan ada di berbagai jalan, termasuk di sosial media yang cenderung lebih terbuka dan bebas.

Meskipun hanya sebatas chatting, jika itu dilakukan dengan lawan jenis dapat menimbulkan syahwat dan hawa nafsu yang berpotensi pada perbuatan zina. Sebagaimana hadits berikut ini.

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنْ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَاْلأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ 

“Ditetapkan atas anak cucu Adam bagiannya dari zina akan diperoleh hal itu tidak mustahil. Kedua mata zinanya adalah memandang (yang haram). Kedua telinga zinanya adalah mendengarkan (yang haram). Lisan zinanya adalah berbicara (yang haram). Tangan zinanya adalah memegang (yang haram). Kaki zinanya adalah melangkah (kepada yang diharamkan). Sementara hati berkeinginan dan berangan-angan, sedang kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” [HR. Muslim no. 2657]

Dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa zina dalam Islam adalah dosa besar dan dilarang oleh Allah SWT.

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا 

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” [QS. Al Isra’: 32].

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا

“Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina”. [QS. al-Furqân/25: 68-69]

Demikianlah ulasan mengenai hukum taaruf online. Bila Anda berniat untuk taaruf, pilihlah jalan yang terbaik sesuai dengan syari’at Islam.

Jangan melenakan diri dalam dunia maya yang bisa jadi membawa keburukan bagi Anda di kemudian hari. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Anda dan mampu meningkatkan keimanan terhadap Allah swt. Aamiin.

The post Hukum Taaruf Online dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Tips Taaruf Dalam Islam Sampai Halal https://dalamislam.com/info-islami/tips-taaruf-dalam-islam Tue, 06 Feb 2018 02:24:53 +0000 https://dalamislam.com/?p=2747 Islam memberikan anjuran untuk menikah bagi umatnya. Hal ini dapat kita ketahui dari Al-Quran maupun hadist yang banyak menganjurkan tentang pernikahan. هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ Artinya: “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang […]

The post 13 Tips Taaruf Dalam Islam Sampai Halal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam memberikan anjuran untuk menikah bagi umatnya. Hal ini dapat kita ketahui dari Al-Quran maupun hadist yang banyak menganjurkan tentang pernikahan.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Artinya: “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.” (Q.S. Ali Imran:38)

وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya:”Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. An-Nur:32)

Dari kedua ayat di atas, dapat kita ketahui betapa pentingnya menikah hingga Allah pun menganjurkan kita untuk menikah. Begitu pula dengan Rasulullah SAW yang bersabda: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah.” (HR. At Tirmidzi).

Dalam sebuah riwayat lain, al-Bukhari dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu menuturkan: “Kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemuda yang tidak mempunyai sesuatu, lalu beliau bersabda kepada kami: ‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).”

Dapat disimpulkan bahwa Islam memang menganjurkan umatnya untuk menikah. Namun sebelum menikah, biasanya akan diadakan taáruf terlebih dahulu. Taáruf secara bahasa memilik arti perkenalan, namun biasanya kebanyakan orang mengartikannya sebagai pendekatan atau perkenalan sebelum menikah. Sayangnya, kebanyakn orang menyalahartikan proses taáruf dengan istilah pacaran dalam Islam. Padahal keduanya sangat berbeda.

Pacaran dilarang dalam Islam, tapi taáruf sangat dianjurkan. Lalu bagaimana sebenarnya proses taáruf menurut Islam yang baik dan benar? Berikut adalah 13 tips taaruf dalam Islam :

  1. Niatkan karena Allah

Semua hal baik dimulai dari niat. Jangan menikah karena desakan orang sekitar atau hanya karena ikut-ikutan teman yang sudah menikah. Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

  1. Yakinkan diri untuk taáruf

Tegaskan pada diri sendiri bahwa Anda akan menjaga kesucian taáruf dan tidak akan menyimpang dari jalan taáruf yang benar. Mulai dari menahan diri untuk tidak berhubungan di luar taáruf atau tanpa mediator hingga tempat pertemuan taáruf yang baik.

  1. Shalat istikharah

Lakukan sholat istikharah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah tentang pilihan taáruf yang Anda jalani. Sholat istikaharah juga membantu Anda untuk lebih mantap melangkah ke jenjang selanjutnya.

  1. Mendapatkan pasangan

Cara mendapatkan pasangan melalui taáruf adalah melalui mediator, seperti keluarga, teman, saudara ataupun biro jodoh. Setelah mendapatkan pasangan, keduanya tidak diperkenankan bertemu langsung. Seluruh kegiatan taáruf nantinya harus dilewati melalui mediator. Keduanya juga harus mengetahui kriteria calon istri menurut Islam dan kriteria calon suami menurut Islam agar dapat membangun rumah tangga dalam Islam dan  keluarga harmonis menurut Islam.

  1. Mengirimkan proposal

Taáruf yang sebenarnya adalah tidak bertemu langsung, sehingga dalam proses pengenalannya, taáruf diawali dengan saling menukar proposal atau biografi masing-masing. Biasanya proposal tersebut berisikan biodata diri, kriteria pasangan yang diinginkan,  tujuan dan prinsip hidup hingga apa saja yang diinginkan dari pasangan. Proposal ini dikirimkan melalui mediator taáruf.

  1. Mencari tahu kebenaran calon pasangan

Carilah informasi lebih jauh mengenai calon pasangan Anda. Anda bisa mendapatkan informasi lebih melalui media sosialnya. Anda bisa mencari informasi tentang latar belakang keluarganya, pergaulannya, prestasinya, hingga gal-hal penting lainnya yang akan mempengaruhi penilaian Anda terhadap calon yang Anda inginkan.

Baca juga: tips menikah dalam Islam, ciri-ciri suami durhaka terhadap istri, hukum pernikahan, cinta menurut Islam, syarat pernikahan dalam Islam, ciri-ciri istri shalehah, tujuan pernikahan dalam Islam, menikah di bulan ramadhan, dan kewajiban menikah.

  1. Bertemu dengan calon pasangan

Setelah merasa cocok dengan calon pilihan yang didapatkan lewat mediator, keduanya dapat bertemu langsung melalui mediator pula. Biasanya pertemuan ini dilakukan di rumah sang wanita dengan keluarganya.

  1. Berbicara seperlunya

Dalam pertemuan taáruf, kedua pasangan dianjurkan untuk berbicara seperlunya dan sesedikit mungkin. Sebaiknya kedua calon saling bertanya kemampuan masing-masing, seperti apakah bisa memasak, bekerja dimana, dan lain-lain.

  1. Kejujuran selama proses ta’aruf

Hendkalah selalu jujur selama proses ta’aruf, jangan takut untuk dinilai buruk karena kekurangan Anda. Jadilah pribadi yang jujur untuk mendapatkan pasangan yang jujur pula.

  1. Pernyataan menerima atau menolak

Setelah proses ta’aruf dilakukan dan kedua calon pasangan telah saling mengetahui pas atau tidaknya calon masing-masing, maka berikan keputusan untuk langkah selanjutnya dengan baik. Baik itu menerima maupun menolak, berikan keputusan kepada pihak lain untuk segera diketahui dan diputuskan langkah selanjutnya. Jika menolak, berarti ta’aruf tidak lagi dilanjutkan. Jika menerima, maka disegerakan untuk keduanya menikah.

  1. Khitbah

Ketika sudah diputuskan untuk meneruskan proses menuju jenjang pernikahan,maka langkah selanjutnya adalah khitbah. Khitbah merupakan cara melamar wanita menurut Islam. Dalam proses ini pun, kedua pihak masih belum diperkenankan berhubungan lebih jauh dari sebelumnya. Begitu pula, ketika masa menunggu tanggal pernikahan tiba. Sebaiknya rahasiakan khitbah dan beritahukan pada pihak keluarga saja, sebagaimana sabda Rasul dari Amir bin Abdillah bin Az-Zubair dai ayahnya RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Kumandangkanlah pernikahan  dan rahasiakanlah peminangan.”. Dalam khitbah, pihak laki-laki akan menyerahkan hantaran sebagai simbol lamaran, lalu kedua pihak akan menentukan tanggal pernikahan. Pilihlah bulan baik untuk menikah menurut Islam.

  1. Pernikahan

Inilah akhir dari proses ta’aruf, dimana kedua pasangan sudah sah setelah mengucapkan akad nikah. Hendaknya walimah pernikahan tidak diadakan secara besar-besaran atau boros, adakanlah dengan sederhana. Keduanya pun tidak lagi dilarang untuk saling berdekatan karena sudah menjadi pasangan yang halal. Kedua pasangan juga diharapkan telah mengerti tentang kewajiban suami terhadap istri dalam Islam dan kewajiban istri terhadap suami dalam Islam.

  1. Syukur

Setelah mendapatkan pasangan yang diinginkan dan seluruh proses berjalan dengan lancer, maka jangan lupa untuk selalu bersyukur agar diberikan keluarga  sakinah mawadah warahmah.

Demikianlah artikel mengenai tips taaruf dalam Islam. Semoga kita semua bisa mendapatkan jodoh yang terbaik bagi kita semua. Amin.

The post 13 Tips Taaruf Dalam Islam Sampai Halal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
4 Cara Mendapatkan Jodoh menurut Syariat Islam https://dalamislam.com/info-islami/cara-mendapatkan-jodoh-menurut-islam Fri, 24 Mar 2017 05:43:35 +0000 http://dalamislam.com/?p=1407 Setiap manusia, Allah ciptakan dengan fitrah saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, khususnya terhadap mereka yang berlawan jenis. Fitrah ini Allah ciptakan bukan semata-mata karena untuk memenuhi hawa nafsu manusia saja, melainkan karena memang untuk membangun keluarga yang sakinnah ma waddah dan rahmah. Jodoh dalam Islam Dari rasa cinta dan kasih sayang itu pula […]

The post 4 Cara Mendapatkan Jodoh menurut Syariat Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap manusia, Allah ciptakan dengan fitrah saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, khususnya terhadap mereka yang berlawan jenis. Fitrah ini Allah ciptakan bukan semata-mata karena untuk memenuhi hawa nafsu manusia saja, melainkan karena memang untuk membangun keluarga yang sakinnah ma waddah dan rahmah.

Jodoh dalam Islam

Dari rasa cinta dan kasih sayang itu pula lah akan lahir keturunan dan juga kelestarian di muka bumi ini untuk saling mendidik dan menjaga. Hal itu bukan sebagai tujuan dari hidup, melainkan bagian dari hidup manusia untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.

Untuk itulah, manusia memerlukan jodoh atau pasangan hidupnya agar dapat hidup bersama, bekerja sama, dan saling membangun keluarga yang baik di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran, Surat Asy-syuara ayat 11,

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”

Kedudukan Jodoh dalam Islam

Mencari jodoh dalam islam, bukan semata-mata hanya karena perasaan cinta dan hawa nafsu semata. Jodoh dalam islam tidak terlepas dari fungsi manusia hidup di muka bumi ini. Muslim yang tidak memahami kedudukan jodoh dalam islam tentu juga akan salah mendudukan dan mencari jodoh yang terbaik dalam hidupnya. Bagaimanapun juga, proses pencarian jodoh memerlukan ikhtiar dan usaha, serta doa terbaik dalam diri kita.

Berikut adalah kedudukan jodoh dalam islam yang harus manusia pahami sebelum proses ikhtiar mencari jodoh dilakukan.

  1. Membangun Keluarga

Islam memerintahkan masing-masing manusia untuk mencari pasangan dari lawan jenisnya untuk dapat membangun keluarga. Keluarga Dalam Islam ini dimaksudkan untuk dapat melangsungkan kehidupan bersama dan menghasilkan keturunan. Tentunya setiap muslim memiliki ujian dan tantangan tersendiri dalam membangun keluarga sehingga tidak ada keluarga yang ideal dan sempurna.

Untu itu, jodoh dalam membangun keluarga tentunya berfungsi untuk dapat menutupi kekurangan dan kelemahan masing-masing dalam membangun keluarga yang diorientasikan untuk beribadah dan menguatkan mencapai hidup dunia dan akhirat.

  • Terdapat Hak, Kewajiban, dan Fungsi

Ketika jodoh dan sudah menikah, tentu saja ada hak, kewajiban, dan fungsi yang harus dilakukan. Adanya jodoh tentu saja memiliki hak dan kewajiban agar masing-masing bisa saling memperkuat dan menutupi kekurangan masing-masing. Salah satu fungsinya adalah di dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu nafkah lahir. Untuk itu membutuhkan Perencanaan Keuangan Keluarga yang nanti dilakukan juga sebelum menikah.

  • Saling Mendukung Untuk Beribadah

Jodoh kita tentunya tergantung dari siapa kita. Untuk itu, jodoh berfungsi juga agar bisa saling mendukung untuk beribadah kepada Allah. Pencarian jodoh tentunya harus dikaitkan dengan ibadah dan agama yang kita pilih. Islam sendiri memerintahkan untuk mencari pasangan hidup yang baik agar semangat beribadah dan menghambakan diri kepada Allah semakin tinggi. Keluarga Sakinah Dalam Islam  dan Keluarga Harmonis Menurut Islam hanya akan didapatkan jika masing-masing jodoh mau berubah lebih baik dan saling mendukung beribadah.

  • Memenuhi Fitrah Manusia

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Rum : 21)

Jodoh sendiri berfungsi untuk bisa memberikan ketentraman dan kenyamanan diantara masing-masingnya setelah menikah. Kasih sayang yang timbul karena cinta yang ada antar jodoh atau pasangan adalah karunia Allah bagi hamba yang mau memahami dan mendalaminya secara benar.

Tentu saja, fitrah manusia ini harus dijaga dan dilaksanakan agar kita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan ini Allah turunkan sebagia bentuk kasih sayang Allah agar manusia dapat melangsungkan kehidupan di dunia lebih baik, walaupun pastinya nanti akan selalu ada Konflik dalam Keluarga. Akan tetapi akan selalu ada jalan bagi mereka yang menyerahkan keluarganya atas dasar kecintaan pada Allah.

Cara Mendapatkan Jodoh Sesuai Aturan Islam

Sebagai seorang muslim, tentunya kita ingin mendapatkan seorang jodoh yang terbaik dan bisa memberikan kita kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut tidak hanya di dunia namun juga menyelamatkan kita ketika di akhirat. Untuk itu, islam sendiri memberikan panduan agar mendapatkan jodoh yang terbaik.

Di dalam Ayat berikut Allah menjelaskan bahwa, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) “(QS An-Nur : 26)

Artinya, wanita yang baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik. Begitupun sebaliknya. Untuk itu, walaupun Allah sudah Mengetahui dan Menguasai jodoh kita, tentunya semua itu bergantung dari siapa diri kita, sebaik apa kita, dan bagaimana kita dalam mengusahakan jodoh itu bertemu dengan kita. Berikut adalah jalan atau cara agar kita bisa mendapatkan jodoh sesuai dengan islam.

  1. Memilih Jodoh Atas Dasar Keimanan

Dalam sebuah hadist Rasulullah menyebutkan bahwa agama adalah hal utama dalam memilih jodoh atau pasangan. Untuk itu, sebagai muslim hendaknya kita melihat seseorang berdasarkan atas agamanya bukan atas harta, ketampanan atau kecantikan, keluarga terlebih dahulu. Agama adalah tiang dari keluarga, untuk itu, tiang ini tidak boleh dinomer duakan atau dikesampingkan.

Harta, ketampanan kecantikan, dan kedudukan sifatnya fana namun keimanan sifatnya membawakan kebahagiaan hingga akhirat. Tentu kita menginginkan jodoh yang dapat membawakan kita selamat kelak di akhirat.

  1. Selalu Memperbaiki Diri

Agar bisa mendatangkan jodoh yang terbaik, maka kita harus selalu memperbaiki diri kita. Tidak mungkin seseorang yang baik mau mendapatkan jodoh yang jauh kebaikannya dari dia. Seorang yang shaleh akan selalu mencari pasangan yang shalehah dan begitu sebaliknya. Sehingga, apapun yang terjadi jodoh kita akan selalu berawal dari diri kita. Jodoh yang baik tentu akan datang sesuai dengan kebaikan dan keshalihan diri kita.

  1. Berkumpul dan Bergabung Bersama Orang-Orang Shaleh

Jodoh dari Allah tentunya harus di usahakan atau dilakukan ikhtiat agar ditemukan. Biasanya pertemuan jodoh kita tergantung dari dengan siapa kita berkumpul, siapa saja teman-teman dan sahabat kita. Semuanya bergantung kepada lingkungan mana kita berkumpul.

Untuk itu jika kita menginginkan jodoh yang shaleh dan taat kepada Allah maka kita pun harus bergabung dan berkumpul bersama orang-orang yang shaleh. Dari situlah kita bisa menemukan orang-orang yang tentunya memiliki keimanan dan kekuatan taqwa.

  1. Berdoa dan Tawakal Kepada Allah

Selain berikhitar, tentu saja berdoa dan tawakal kepada Allah adalah hal yang harus dilakukan. Ikhtiar kita tentu akan menyombongkan diri kita jika kita tidak berdoa dan bertawakal kepada Allah. Tentu saja Allah tau yang terbaik dan menguasai persoalan hidup kita. Sehingga, kita serahkan segala urusan hanya kepada Allah SWT.

Dari semua penjelasan tersebut, mencari pasangan hidup adalah bagian dari beribadah kepada Allah SWT.  Dengan beribadah, kita dapat memahami arti dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

The post 4 Cara Mendapatkan Jodoh menurut Syariat Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Mencari Jodoh Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/mencari-jodoh-dalam-islam Mon, 18 Jan 2016 09:58:48 +0000 http://dalamislam.com/?p=483 Bagi anda yang beragam Islam tentu anda sudah tahu jika pacaran bukanlah jalan yang benar untuk mencari jodoh. Namun banyak pasangan yang membenarkan pacaran tersebut dengan alasan ingin kenal lebih dekat dengan orang yang disukainya. Hal ini merupakan hal yang salah karena nyatanya pacaran malah membawa berbagai dampak buruk bagi kedua belah pihak. Dalam Islam […]

The post Mencari Jodoh Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bagi anda yang beragam Islam tentu anda sudah tahu jika pacaran bukanlah jalan yang benar untuk mencari jodoh. Namun banyak pasangan yang membenarkan pacaran tersebut dengan alasan ingin kenal lebih dekat dengan orang yang disukainya. Hal ini merupakan hal yang salah karena nyatanya pacaran malah membawa berbagai dampak buruk bagi kedua belah pihak.

Dalam Islam telah dijelaskan jika mencari jodoh sebaiknya dilakukan dengan cara yang baik dan menghindari pacaran yang bisa membawa maksiat. Selain itu, bergaulah secara sehat di lingkungan yang sehat pula. Allah telah menjanjikan bagi anda jodoh yang baik untuk orang- orang yang baik dan jodoh yang buruk untuk anda yang memiliki sifat yang buruk.

Berikut ini beragam tips mencari jodoh dalam Islam yang dapat anda jadikan sebagai referensi agar segera didekatkan dengan jodoh anda:

1. Berdoa

Bagi seorang muslim tentu percaya jika Allah akan memberikan pasangan yang baik bagi orang yang baik pula. Selain berusaha memperbaiki diri melalui perilaku sehari- hari, anda juga harus memperbanyak doa. Doa tidak hanya memberi ketenangan melainkan juga rasa aman dan rasa lebih dekat dengan Allah.

Allah telah berjanji pada salah satu ayatnya bahwa:

“Wanita- wanita yang keji adalah untuk laki- laki yang keji, dan laki- laki yang keji adalah buat wanita- wanita yang keji (pula), dan wanita- wanita yang  baik adalah untuk laki- laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wnaita- wanita yang baik (pula) …” (QS: An Nuur:26)

Ayat di atas menjelaskan betapa pentingnya memperbaiki diri supaya mendapatkan jodoh yang baik. Memperbaiki diri disamping berdoa merupakan salah satu senjata ampuh supaya keinginan kita segera dikabulkan.

Ada banyak sekali macam ibadah sunnah disamping ibadah wajib yang dapat anda lakukan seperti rajin melakukan shalat dhuha, shaum, tilawah alqur’an, shalat tahajjud, sedekah dan lain sebagainya. Melakukan ibadah – ibadah sunnah secara rutin membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT dan dengan begitu kemungkinan dikabulkannya doa  kita akan semakin besar.

2. Hindari pacaran

Saat ini yang namanya pacaran menjadi salah satu trend terutama bagi para anak muda zaman sekarang. Perlu diingat pacaran memiliki banyak sekali sisi negatif yang merugikan bukan hanya sepihak melainkan kedua belah pihak. Mencari jodoh dalam Islam, bukanlah sebuah tanggung jawab yang harus dipikul sendiri melainkan menjadi sebuah tanggung jawab dari orang tua atau pihak wali.

Pendekatan pada calon pasangan yang dilakukan sendiri dengan alasan supaya lebih mengenal dan menemukan kecocokan masing- masing merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pendekatan yang dilakukan tidaklah menjamin anda dapat menemukan pasangan yang cocok dan tepat melainkan dapat berdampak buruk  yang sebaliknya.

Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa pacaran dilarang. Bagi anda yang sudah cukup umur dan mampu sebaiknya meminta bantuan dari orangtua atau wali untuk dicarikan jodoh yang baik dan disegerakan untuk menikah. Sebaiknya cara memilih pendamping hidup yang benar dalam islam adalah dengan melakukan ta’aruf. Cara memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama yang dihalalkan oleh Allah, dan dilakukan oleh para Nabi dan keturunannya.

Namun jangan salah artikan ta’aruf yang berkedok pacara, karena pada hakekatnya ta’aruf sangat jauh berbeda dengan pacaran dan merupakan hal yang bertolak belakang satu sama lain.

3. Kriteria yang tidak terlalu muluk atau berlebihan

Setiap orang tentu memiliki kelemahan atau kekurangan masing – masing pada suatu hal. Tidak hanya berlaku pada orang lain namun berlaku pula bagi anda seorang individu yang tentu tidak pernah luput dari yang namanya salah dan dosa. Dalam mencari jodoh jangan pernah mematok kriteria terlalu tinggi karena hal ini dapat membuat anda tidak segera mendapatkan jodoh yang anda tunggu- tunggu.

Keinginan yang terlalu muluk dan mendekati sempurna akan mempersulit diri sendiri dalam menemukan jodoh yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. jangan pernah menuntut orang lain agar sempurna mengingat diri sendiri juga memiiki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Rasullullah pernah mengatakan ketika kita tidak bisa memperoleh semuanya entah itu harta, ketampanan atau mungkin pangkat, maka setidaknya pilihlah yang memiliki akhlaq dan agama yang baik. Orang yang memiliki akhlak serta agama yang baik bisa diandalkan untuk menjadi Imam dalam keluarga.

Khususnya bagi laki-laki yang di wajibkan untuk memilih istri yang shalehah, begitu juga dengan perempua untuk memilih laki-laki yang sholeh agar dapat mencapai ridho Allah untuk mencapai Surga-Nya. (baca juga: ciri wanita yang baik untuk dinikahi)

4. Minta bantuan orang lain

Jodoh yang kita nanti- nati terkadang berasal dari kenalan dari keluarga atau bahkan dari teman- teman kita. dalam hal ini akan lebih baik jika anda memperluas pergaulan anda. semakin pergaulan anda luas tentu jodoh yang kita tunggu- tunggu juga akan semakin dekat. Selain itu, anda juga harus melakukan sosialisasi dalam hidup anda. jangan sampai karena sibuk bekerja atau karena masalah pendidikan dan lain- lain, kita jadi mengurung diri dan kurang bersosialisasi dengan sekitar.

Ketika anda meminta seseorang untuk mencarikan jodoh, sebaiknya pilih orang yang dapat anda percayai. Anda tidak perlu merasa sungkan dan malu untuk meminta bantuan mereka. Bicarakan dengan baik supaya mereka dapat mengerti dan membantu kita untuk segera dibantu mencarikan jodoh yang tepat.

Hal yang perlu diingat saat meminta bantuan dari orang lain adalah anda tidak boleh terus- terusan bertanya dan mengulang permintaan bantuan karena dapat membuat orang yang anda mintai tolong merasa terganggu sehingga merasa kurang suka dengan sikap anda.

5. Katakan secara langsung

Bukan hanya laki- laki yang diperbolehkan secara langsung meminta seseorang untuk membina rumah tangga dengannya, namun perempuan juga dapat melakukannya. Anda tidak perlu merasa gengsi atau merasa kurang sopan, asal ada kecocokan dan tidak membawa buruk bagi orang yang anda suka, maka ada baiknya jika anda mengatakannya secara langsung.

Pada zaman dahulu bahkan Rasullulah juga diminta menikah dengan Khadijah melalui perantara dan dalam hal ini Khadijahlah yang pertama menyatakan keinginannya untuk membina rumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW.

Mengatakan secara langsung dan terbuka merupakan cara yang tepat terlebih jika anda sebagai seorang laki- laki sudah cukup usia apalagi mapan. Jika anda terus megulur waktu, maka bisa jadi  orang yang anda sukai akan didekati oleh orang lain.

6. Jangan pernah berputus asa

Sudah jelas firman Allah dalam QS: Ar Rumm ayat 21:

Dan diantara tanda- tanda kekuasaan- Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri- istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan jadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berpikir.

Sudah menjadi ketentuan Allah jika setiap manusia telah disiapkan bagi mereka pasangannya masing- masing. Dalam hal ini tentu anda tidak perlu merasa cemas karena saat yang anda inginkan yaitu bertemu dengan jodoh akan terwujud juga. Anda hanya perlu menunggu dan bersabar serta memperbanyak usaha supaya jodoh yang anda tunggu- tunggu segera didatangkan.

7. Memperbaiki diri

Ketika anda sudah berusaha namun juga menemui kegagalan dan tidak segera didekatkan dengan jodoh, maka ada baik jika anda memperbaiki diri. Perbaiki diri bisa dimulai dengan cara memperbaiki sikap atau mungkin menambah  ibadah supaya lebih dekat dengan sang pencipta.

Ada beberapa orang yang lekas menemukan jodohnya sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menunggu jodoh yang dia inginkan namun tidak jarang pula ada orang begitu lama menunggu untuk kemudian ditemukan dengan jodohnya. Dalam hal ini berputus asa bukanlah jalan keluar yang baik. Anda tetap harus berusaha serta berdoa supaya lekas ditemukan dengan jodohnya.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Qur’an Surat Ar-Rumm jika Allah telah menciptakan manusia secara berpasang- pasangan sehingga anda tidak perlu takut karena tidak segera ditemukan dengan jodohnya melainkan tetap percaya atas apa dan telah dijanjikan Allah serta tidak mudah menyerah dan berdoa.

The post Mencari Jodoh Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ta’aruf Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/taaruf-menurut-islam Fri, 30 Oct 2015 09:06:33 +0000 http://dalamislam.com/?p=337 Dalam menjalani kehidupan Rumah Tangga, Kunci Rumah Tangga Bahagia yang utama adalah memiliki seorang pendamping hidup yang baik, agar nantinya kehidupan Membangun Rumah Tangga menjadi Keluarga Bahagia yang tentram, damai dan menjadi Keluarga Harmonis. Dengan kata lain menjadi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah ada baiknya mengetahui Cara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat Islam terlebih dahulu […]

The post Ta’aruf Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam menjalani kehidupan Rumah TanggaKunci Rumah Tangga Bahagia yang utama adalah memiliki seorang pendamping hidup yang baik, agar nantinya kehidupan Membangun Rumah Tangga menjadi Keluarga Bahagia yang tentram, damai dan menjadi Keluarga Harmonis. Dengan kata lain menjadi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah ada baiknya mengetahui Cara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat Islam terlebih dahulu untuk memilih Kriteria Calon Istri yang Baik atau Kriteria Calon Suami yang Baik.

Agar penyebab terhalangnya jodoh tidak menghampiri, kaum muslim segera meningkatkan keimanan mereka untuk mendapatkan ridho Allah, ini merupakan Cara Mendekatkan Jodoh Dalam Islam dan selalu diberikan kemudahan atas segala urusan. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk melakukan hal tersebut?(Baca : Ciri Wanita yang Baik untuk Dinikahi Menurut Islam)

Islam telah mengajarkan cara yang tepat untuk pengenalan atau pendekatan terhadap calon pasangan dengan Mencari Jodoh Dalam Islam, yaitu dengan ta’aruf. Beberapa orang mengatakan bahwa ta’aruf merupakan gaya Pacaran Dalam Islam. Benarkah demikian? Lalu seperti apakah ta’aruf menurut islam itu sebenarnya?(Baca : Pacaran Beda Agama Dalam Islam)

1. Definisi Ta’aruf

Ta’aruf sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk saling mengenal antara seseorang dengan orang yang lainnya dengan tujuan untuk saling mengerti dan saling memahami. Ta’aruf merupakan Pacaran Dalam Islam, yang juga bisa diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk bersilaturahmi sesuai dengan syariat islam. Atau bisa juga diartikan berkunjung ke rumah seseorang untuk berkenalan dengan si empunya rumah atau penghuninya.(Baca : Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi)

Kalau di zaman sekarang, kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai bertatap muka untuk berkenalan. Tujuan dari Hikmah Silaturahmi atau proses perkenalan tersebut dengan Cara Mendapatkan Jodoh yang baik.(Baca : Doa Memikat Wanita Dalam Islam)

Tapi di zaman sekarang ini, kegiatan ta’aruf sangat jarang dilakukan. Kebanyakan kawula muda yang ingin mendapatkan dan ingin mengetahui kriteria jodoh mereka justru dilakukan dengan jalan berpacaran. Lalu jika sama-sama dilakukan untuk lebih mengenal calon pasangan, apakah ada perbedanya antara pacaran dan ta’aruf?(Baca : Mencari Jodoh Dalam IslamDoa untuk mendapatkan Jodoh dalam Islam)

2. Perbedaan Ta’aruf dengan Pacaran

Ta’aruf dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda. Jika dilihat dari segi tujuan dan manfaat yang didapatkan. Dalam berpacaran cara yang dilakukan untuk mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu yang dimiliki pasangan dilakukan dengan metode yang tidak memenuhi kriteria suatu perkenalan sama sekali.(Baca : Cara Menghilangkan Rasa Cinta)

Kebanyakan dalam berpacaran hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat, sehingga kebanyakan dari proses tersebut dapat mengantarkan seseorang ke jalan perzinaan dan maksiat dan ini merupakan Larangan Berpacaran Dalam Islam. Sedangkaan ta’aruf merupakan proses yang bertujuan untuk lebih mengenal kriteria calon pasangan kita.(Baca : Indahnya Menikah Tanpa Pacaran)

Perumpamaan yang bisa digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara pacaran dan ta’aruf adalah pada saat kita ingin membeli barang, misalnya motor. Pacaran diibaratkan membeli motor tanpa melakukan pemeriksaan mendetail guna mengetahui kondisi mesin kendaraan tersebut. Ia hanya melihat kondisi fisik, yaitu dengan memegang dan mencobanya sejenak.(Baca : Patah Hati Dalam Islam)

Sedangkan ta’aruf diibaratkan melakukan pemeriksaan secara detail tentang keseluruhan kondisi barang tersebut, sehingga nantinya jika menemui kecocokan baru bisa dilakukan tawar menawar harga.(Baca : Cinta Menurut Islam)

3. Proses Ta’aruf

Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi ada didalam ta’aruf. Yang mana, di atas telah dijelaskan bahwa tujuan seseorang melakukan taaruf adalah untuk bersilaturami dengan maksud untuk lebih mengenal penghuni rumah, dan tujuan dari perkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh.(Baca : Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam)

Dalam sebuah hadist yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Sanad Hasan, Rasulullah Sallalluhualaihi wassalam telah bersabda yang artinya:

Jika salah seorang diantara kalian hendak melamar seorang wanita dan mampu melihat (tanpa sepengetahuan wanita tersebut), bagian dan anggota tubuh wanita tersbut, sehingga bisa menodorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah.”

Jadi kapan proses ta’aruf boleh dilakukan?

  • Kesiapan Lahir dan Bathin

 

Ta’aruf hanya dilakukan oleh pria yang telah memiliki kesiapan untuk menikah sehingga prosesi ta’aruf yang ia lakukan tidak menjadi hal yang sia-sia. Dimana ta’aruf bisa dikatakan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengenal hal-hal yang nantinya dapat membuat kita tertarik atau suka sehingga timbul niat untuk segera menikahi orang tersebut.(Baca : Menikah di Bulan Ramadhan)

  • Keputusan yang Tepat

Ta’aruf juga bisa dilakukan pada saat telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga dan hanya tinggal menunggu keputusan dari sang anak apakah ia bersedia ataukah tidak untuk dilanjukan ke jenjang khitbah (meminang).(Baca : Pandangan Khitbah Dalam Islam)

Jadi kesimpulannya, ta’aruf dilakukan dengan mempertemukan pihak-pihak yang ingin dijodohkan dengan tujuan agar mereka bisa lebih saling mengenal. Ketika sedang melakukan ta’aruf, seorang pria atau wanita memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara detal kepada calon pasangannya, seperti kebiasaan-kebiasaan, sifat, penyakit dan lain sebagainya.(Baca : Kewajiban MenikahSyarat Pernikahan)

Kedua belah pihak juga harus jujur dalam menyampaikan hal tersebut, karena jika terdapat ketidakjujuran, akan dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.(Baca : Ayat Pernikahan Dalam Islam)

Lalu bagaimana tata cara proses ta’aruf yang syar’i menurut ajaran agama islam?

Ta’aruf merupakan langkah untuk mendapatkan Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warohmah. Untuk itu diperlukan kiat-kiat islami sebelum seseorang memutuskan untuk menikah, seperti:(Baca : Hukum Orang Tua Melarang Anaknya MenikahKeluarga Sakinah Dalam Islam)

  • Meminta petunjuk kepada Allah dengan melakukan Shalat Istikharah
    dengan sekhusyuk-khusyuknya dan dengan niat yang tulus. Jika benar-benar hati telah mantap dan siap untuk menikah, maka segeralah mengajukan diri untuk melakukan ta’aruf.(Baca : Keutamaan Shalat Istikharah)
  • Menentukan jadwal pertemuan antara ikhwan dan akhwat. Akan tetapi dalam pertemuan nantinya, kedua belah pihak harus didampingi oleh pihak ketiga, misalnya Keluarga atau wali yang dipercayai.(Baca : Nikah Tanpa Wali)
  • Dalam pertemuan antara ikhwan dan akhwat, kedua belah pihak boleh mengajukan pertanyaan apa saja terkait kepentingan masing-masing yang nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan sebelum memutuskan Cara Memilih Pendamping Hidup. Dalam melakukan tanya jawab, kedua belah pihak harus tetap memperhatikan Adab Bertamu dalam Islam serta etika yang ada. Hal ini bertujuan agar kedua belah pihak lebih mengenal calon pasangannya tersebut mulai dari kepribadian, fisik, maupun latar belakang keluarga masing-masing untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Jadi dalam berta’aruf janganlah terburu-buru menjatuhkan cinta, akan tetapi dalamilah hal-hal yang yang terkait dengan calon pasangan.(Baca : Tanda Jodoh Sudah Dekat menurut Islam)
  • Jika dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak telah merasa saling cocok, maka dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu melakukan ta’aruf dengan pihak keluarga si akhwat maupun dengan keluarga si ikhwan dalam waktu yang telah disepakati sebelumnya.(Baca : Cara Meningkatkan Akhlak)
  • Yang menjadi salah satu syarat dari proses ta’aruf secara syar’i islami adalah tidak boleh menunggu. Artinya tidak boleh ada jarak antara proses ta’aruf dengan pernikahan. Misalnya saja si akhwat harus menunggu selama beberapa waktu karena si ikhwan harus bekerja atau menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu. Kondisi tersebut akan dapat mendzalimi pihak akhwat karena harus menunggu dan tidak ada jaminan bahwa selama waktu menunggu tersebut tidak ada godaan yang mengganggu. Jadi, setelah terjadi kesepakatan di antara keluarga, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu khitbah (melamar / meminang). Proses khitbah bisa dilakukan secara langsung kepada si wanita maupun disampaikan kepada walinya. Di sini, seorang wanita yang hendak dipinang harus memenuhi persyaratan, seperti:(Baca : Hukum Khitbah dalam Islam)
  1. Tidak ada hal yang menghalang-halangi yang menyebabkan seorang pria dilarang untuk menikahi wanita yang bukan Muhrim yang sedang dalam masa iddah.(Baca : Pengertian Mahram)
  2. Wanita tersebut belum dipinang oleh orang lain secara sah, sebab hukumnya haram pada saat seorang laki-laki meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Jamaah, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:(Baca : Tunangan Dalam Islam)

Orang mukmin adalah saudara orang mukmin yang lain. Maka tidak halal bagi seorang mukmin menjual barang yang sudah dibeli saudaranya, dan tidak halal pula meminang wanita yang sudah dipinang saudaranya, sehingga saudaranya itu meninggalkannya.“

  • Langkah selanjutnya adalah menentukan waktu serta tempat untuk melangsungkan pernikahan. Sampai saat ini, kita masih sering menjumpai tradisi dari para orang tua mencari tanggal, bulan, dan waktu yang baik untuk menikahkan anak-anak mereka. Sebaiknya hal tersebut dihindari, karena ditakutkan akan jatuh ke arah Syirik. Pernikahan yang dilakukan sebaiknya juga sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yaitu dengan cara yang sederhana, memisahkan antar tamu laki-laki dan perempuan, mengundang anak-anak yatim, tidak mendandani pengantin dengan berlebihan, serta tidak berlebihan dalam hal menyajikan makanan maupun minuman.(Baca : Fadhilah Di Bulan MUharram)

Baca juga :

Adab Ta’aruf

Dalam melakukan ta’aruf pihak ikhwan maupun akhwan harus tetap memperhatikan adab-adab seperti:

1. Menjaga pandangan

Dalam suatu proses taaruf hal yang harus selalu diperhatikan adalah Cara Menjaga Pandangan terhadap calon pasangan. Melihat calon pasangan boleh-boleh saja dilakukan, tetapi hanya dilakukan untuk memastikan kecocokan saja.

Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. An-Nur ayat 30-31 artinya:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya …”

2. Menutup aurat

Bagi seorang Wanita Muslimah, apabila ia sedang bertemu dan berbincang dengan laki-laki yang bukan mahramnya maka ia harus menutup auratnya.(Baca : Tabarruj Dalam Islam)

Dalam Q.S. An-Nur ayat 31, Allah SWT telah berfirman, yang artinya

… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ….”

3. Memiliki sikap yang tenang, sopan dan serius dalam bertutur kata

Pada saat melakukan pertemuan dengan calon pasangan, baik ikhwan maupun akhwat agar selalu menjaga sikap serta sopan santun dalam setiap tindakan maupun tutur katanya.(Baca : Tawadhu Dalam Islam)

Dalam Q.S Al-Adzab ayat 32 Allah SWT telah berfirman, yang artinya:

… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”

4. Menghindari hal-hal yang tidak perlu dalam pembicaraan

Sebaiknya dalam membicarakan sesuatu pada saat bertaaruf menghindari hal-yang yang tidak perlu dan membicarakan hal-hal yang penting dan diperlukan saja.(Baca : Rukun Nikah Dalam Islam )

Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Mukminun ayat 1-3 yang artinya:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…”

5. Didampingi oleh keluarga atau wali yang dipercayai

Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, bahwa dalam melakukan pertemuan antara ikhwan dan akhwat tidak boleh dilakukan berduaan saja, tetapi harus ada pendamping yang menemani dalam pertemuan tersebut. Karena dalam ajaran islam berdua-duaan (bagi pria dan wanita ) dengan yang bukan mahram adalah haram hukumnya.(Baca : Sumber Pokok Ajaran Islam)

6. Selalu ingat Allah

Dengan selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatan khususnya saat bertaaruf akan dapat menjaga diri dari gangguan syaitan yang sewaktu-waktu bisa muncul dan mengganggu manusia, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.(Baca : Cara Menangkal Ilmu Hitam dalam Islam)

Baca artikel tentang adab :

Tujuan Ta’aruf

Ta’aruf merupakan suatu media yang dapat memperkenalkan seseorang dengan calon pasangan lebih jauh. Dalam pengenalan tersebut, tidak hanya identitas atau data-data global dari calon pasangan yang bisa diketahui, akan tetapi juga mencakup hal-hal yang kecil yang dianggap cukup penting bagi kelangsungan kehidupan mereka selanjutnya.(Baca : Mahar Pernikahan dalam Islam)

Misalnya saja masalah Kecantikan Wanita Dalam Islam dari calon istri, dimana islam membolehkan seorang laki-laki untuk melihat wajah Wanita Cantik calon istrinya secara langsung atau face to face bukan hanya sekedar dari foto, video, maupun sekedar curi-curi pandang saja. Inilah tujuan pernikahan dalam islam yang sebenarnya, untuk mencari ridho Allah agar mencapai surgaNya bersama imam yang tepat.(Baca : Cara Mempercantik Diri Menurut Islam)

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam telah bersabda yang artinya:

Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang wanita, maka apabila ia mampu hendaknya ia melihat kepada apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Jabir berkata: “Maka aku meminang seorang budak wanita dan aku bersembunyi untuk bisa melihat apa yang mendorong aku untuk menikahinya. Lalu aku menikahinya.“

Manfaat Ta’aruf

Dengan melakukan ta’aruf, terdapat berbagai manfaat yang bisa didapatkan, seperti:

  • Dapat melihat keadaan fisik dari calon pasangan secara langsung. Seperti kecantikan yang ia miliki, suara dari calon pasangan, dan lain sebagainya.(Baca : Tabarruj dalam Islam)
  • Dapat mengenal lebih jauh calon pasangan dari data-data yang diperoleh selama proses tanya jawab saat berta’aruf. Misalnya pendidikan, pekerjaan, jenis penyakit yang dimiliki, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya.(Baca : Tujuan Pendidikan Menurut Islam)
  • Meminimalisir terjadinya ketidakcocokan dengan calon pasangan dikemudian hari yang akhirnya berdampak pada Perceraian.
  • Bisa terhindar dari godaan syaitan karena dalam proses ta’aruf tidak dilakukan dengan berdua-duaan saja, akan tetapi ada pihak ketiga yang menjadi pendamping dalam pertemuan tersebut.(Baca : Hukum Wanita Minta Cerai)

 

Dari penjelasan-penjelasan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa dalam rangka mengenal Wanita Muslimah Menurut Islam yang hendak dilamar, seorang pria bisa melakukannya dengan mencari keterangan baik itu biografi atau riwayat hidup, sifat, karakter, maupuh hal-hal lainnya. Hal-hal tersebut adalah hal yang perlu untuk diketahui dari yang bersangkutan demi maslahat pernikahan kepada orang yang dikenalnya maupun secara langsung kepada wanita itu sendiri, yaitu melalui proses ta’aruf yang syar’i menurut ajaran islam.(Baca : Arti Nasab)

The post Ta’aruf Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>