umar bin khattab Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/umar-bin-khattab Tue, 24 Aug 2021 04:46:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png umar bin khattab Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/umar-bin-khattab 32 32 Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua Khulafaur Rasyidin https://dalamislam.com/sejarah-islam/biografi-umar-bin-khattab Tue, 24 Aug 2021 04:46:49 +0000 https://dalamislam.com/?p=9914 Setelah Abu Bakar Ah-Shiddiq meninggal, penerus Rasulullah diteruskan kepada Umar bin Khatab yang masih dalam golongan sahabat Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, kekuasaan Umar bin Khattab telah banyak menoreh sejarah pada perkembangan Islam. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui kisah Umar bin Khatab secara terinci. Mengenal Umar bin Khattab Secara mendalam Nama lengkap Umar adalah […]

The post Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua Khulafaur Rasyidin appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setelah Abu Bakar Ah-Shiddiq meninggal, penerus Rasulullah diteruskan kepada Umar bin Khatab yang masih dalam golongan sahabat Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, kekuasaan Umar bin Khattab telah banyak menoreh sejarah pada perkembangan Islam. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui kisah Umar bin Khatab secara terinci.

Mengenal Umar bin Khattab Secara mendalam

Nama lengkap Umar adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabbahbin Qurth bin Razah bin dy bin Kaab bin Luay. Umar dilahirkan 13 tahun setelah tahun Gajah (tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini berarti Umar bin Khattab 13 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW.

Ibunya bernama Huntamah binti Hasyim bin Mughiroh bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, sedangkan Ayahnya bernama Nufail al-Quraisy, dari suku Bani Aidiy. Umar berasal dari kalangan terpandang suku Aidiy yang masih termasuk ke dalam kaum Quraisy. Umar adalah khalifah yang memiliki kecerdasan luar biasa, karena itu Ia dipilih menjadi penerus Abu Bakar untuk meanjutkan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Ketika Umar beranjak remaja, Ia menjadi pengembala unta ayahnya di Dajnan atau tempat pinggiran kota Mekkah. Umar pun berkembang cepat dari anak-anak seusianya, lebih tinggi dan lebih besar.

Umar memiliki wajah putih agak kemerahan, tangannya kidal dengan kaki yang lebar yang membuat jalannya menjadi cepat. Umar juga menggemari berbagai olahraga seperti, olahraga gulat dan menunggang kuda.

Saat Umar bin Khattab memasuki usia matang, Umar berkeinginan untuk menikah. Umar menikahi sembilan perempuan dan memiliki 12 keturunan yakni 8 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Adapun isteri Umar bin Khattab di antaranya adalah :

  • Dari Zainab bin Maz’un lahir anak bernama Abdurrahman dan Hafsah
  • Dari Ummu Kulsum binti Ali bin Abi Thalib lahirlah Zaid dan Ruqayah dan dari Ummu Kulsum binti Jarul bin Malik lahir aid yang lebih muda dan Ubaidillah
  • Dari Jamilah binti Sabit bin Abi Al-Aflah lahir Asim
  • Dari Ummu Hakam binti Haris bin Hisyam binal-Mughirah lahirlah Fathimah
  • Dari Atikah binti Zaid bin Amr lahirlah Iyad
  • Dari Luhayyah seorang hamba sahayanya lahirlah Abdurrahman
  • Dari Fukailah seorang hamba sahayanya juga lahirlah Zaid.

Umar bin Khattab Sebelum Memasuki Islam

Umar bin Khattab sebelum memasuki agama Islam terkenal dekat dengan Abu Jahal (Amr bin Hisyam) yang terkenal sangat memusuhi Islam. Umar dikenal menentang keras segala yang berhubungan dengan agama Islam. Suatu ketika, Umar bin Khattab membaca ayat Al-Qur’an yakni surah Toha ketika Ia berada dikediaman Fatimah (Adik perempuannya) dan Suaminya Fatimah. Umar bin Khattab merasakan damai tentram setelah membaca ayat tersebut.

Lalu, Umar bin Khattab mendatangi Nabi Muhammad SAW di rumah Arqam yang sedang melakukan dakwan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhamad SAW menyuruh Umar memasuki Islam dan Umar menerima perintah tersebut serta lagsung mengucapkan dua kalimat syahadat.

Umar diberi julukan al-Faaruq yang mempunyai arti berbeda karena pada waktu itu, Nabi Muhammad SAW masih melakukan dakwah sembunyi-sembunyi. Dengan masuknya Umar bin Khattab, dakwah yang dilakukan menjadi terang-terangan karena membawa kekuatan yang sangat besar bagi dakwah Islam. Umar bin khattab yang membedakan antara haq dan bathil.

Umar bin Khattab Menjadi Khalifah

Setelah dua tahun kekhalifahan dipimpin oleh Abu Bakar dan beliau jatuh sakit, Umar merasa cemas akan penerus kekhalifahan selanjutnya. Ternyata, Abu Bakar sendiri yang meminta dan merekomendasikan Umar menjadi khalifah selanjutnya.

Umar menjadi khaliah pada bulan Jumadi Akhir tahun 13 H, tapi Az-Zuhri mengatakan bahwa Umar diangkat menjadi khalifah pada hari kematian Abu Bakar, 8 hari sebelu bulan Jumadil Akhir.

Umar bin Khattab menjadi khalifah selama sepuluh tahun, yakni pada tahu 634-644 M. Dalam masa khalifah Umar bin Khattab, kondisi politik islam dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil gemilang. Pada saat itu, perluasan penyiaran Islam ke Persia dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar.

Kekuasaan Islam pada masa itu sampai ke Mesopotmia dan sebagian Persia dari dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhri masa kekaisaran Sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi.

Selain itu Umar bin Khattab juga menaklukan beberapa kota, di antaranya :

  • Penaklukan Damaskus
  • Penaklukan Mada’in
  • Penaklukan Baitul Maqdis.

Umar bin Khattab juga adalah sosok yang sangat memperhatikan keadaan sekitarnya seperti kaum fakir, miskin dan anak yatim piatu. Dalam sejarah Islam, tidak ada orang yang begitu sering disebut sebut namanya sesudah Rasulullah SAW seperti nama Umar bin Khattab.

Kisah Akhir Umar bin Khattab

Umar bin Khattab meninggal dunia pada hari Rabu, tanggal 26 Zulhijjah tahun 23 pada usia ke 63 tahun. Pemerintahan Umar berlangsung selama 10 tahun 6 bulan. Umar ketika itu ditusuk oleh Abu Luluah al-Majusi saat menjadi imam shalat subuh.

Sebelum matahari terbit pada hari rabu itu Umar hendak mengimami shalat subuh dan meminta jamaah untuk merapikan barisan shalat dan shaf sebelum melaksanakan ibadah. Baru saja Umar mulai niat shalat dan takbir, tiba-tiba muncul seseorang dihadapannya dan menikamnya dengan khanjar sebanyak 3 sampai 6 kali.

Umar menoleh ke arah jemaah dan berseraya, “Kejarlah! Orang itu telah membunuhku!” Dan seorang tersebut adalah Abu Luluah Fairuz orang kafir Persia budak al-Mughirah yang pada akhirnya budak tersebt berhasil ditangkap dan mati di tangan Ubaidillah.

Begitulah kisah Umar bin Khattab yang terkenal dengan ketegasannya, meski begitu Umar sangat penyayang. Umar menjadi khalifah ke-2 setelah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejarahnya sangat panjang dan menciptakan perluasan kekuasaan pda masanya.

The post Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua Khulafaur Rasyidin appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pesan Umar bin Khattab saat Terjadi Musibah https://dalamislam.com/sejarah-islam/pesan-umar-bin-khattab-saat-terjadi-musibah Tue, 23 Feb 2021 07:39:57 +0000 https://dalamislam.com/?p=9589 Musibah belakangan ini menjadi topik yang sering dibicarakan. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan musibah pandemi yang belum mereda terus menjadi perbincangan sejumlah kalangan. Ada yang mengaitkan semua musibah itu dengan kelalaian manusia. Namun ada juga yang mengaitkannya pada unsur agama. Apapun penyebabnya, musibah adalah peristiwa yang banyak tidak diharapkan manusia. Meskipun begitu, ada salah […]

The post Pesan Umar bin Khattab saat Terjadi Musibah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Musibah belakangan ini menjadi topik yang sering dibicarakan. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan musibah pandemi yang belum mereda terus menjadi perbincangan sejumlah kalangan.

Ada yang mengaitkan semua musibah itu dengan kelalaian manusia. Namun ada juga yang mengaitkannya pada unsur agama. Apapun penyebabnya, musibah adalah peristiwa yang banyak tidak diharapkan manusia. Meskipun begitu, ada salah satu sahabat Nabi Umar bin Khattab mempunyai pesan mulia saat terjadi musibah.

Islam selalu menjadi agama solutif bagi siapa saja dan bagaimanapun kondisinya. Bahkan saat terjadi musibah, Islam mempunyai cara untuk selalu berpikiran jernih dan berhusnudzon pada Sang Maha Pencipta. Tidak heran memang, jika Islam disebut sebagai agama yang indah; agama yang terus menjaga seluruh alam dari kerusakan.

Beberapa dalil Al qur’an dan Hadits mengelompokkan musibah dalam tiga dimensi.

Pertama, hukuman atas pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Contoh dari dimensi ini adalah musibah yang ditimpakan pada umat Nabi Nuh yang semuanya ditenggelamkan. Kemudian musibah yang ditimpakan pada umat Nabi Luth sebagai pelaku sodomi.

Kedua, sebagai penghapus dosa-dosa selama di dunia. Dimensi ini merupakan keringanan yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya. Dimana ketika siksa diberlakukan di akhirat nantinya, hukuman akan terasa berat. Maka hukuman di dunia adalah bentuk kemurahan dari kepahitan hukuman akhirat.

Ketiga, sebagai ujian untuk meningkatkan derajat hamba di mata Tuhan. Setiap makhluk akan menerima ujian sesuai kadar kemampuannya. Dan ujian ini bisa berupa macam-macam; ada ujian kenikmatan dan ada ujian kesengsaraan. Maka musibah bisa digolongkan sebagai ujian kesengsaraan. Dengan berlakunya musibah sebagai ujian, bisa dipastikan jika fungsinya juga bisa diartikan untuk meningkatkan derajat.

Mengetahui dimensi musibah seperti itu, rasanya musibah yang diberikan Tuhan tidaklah dimaksudkan untuk keburukan. Allah memberikan musibah telah diperhitungkan untuk makhluk yang dicintainya. Tidak mungkin jika Sang Kholik bertindak buruk pada sesuatu yang dicintainya. Dalam ungkapan lain, shahabat Nabi Umar bin Khattab menyampaikan pesan yang sangat bijak terkait datangnya musibah.

Umar bin Khattab pernah berkata tatkala datang musibah kepadanya. “Tidaklah musibah ini besar selama tidak menimpa agamaku. Namun jika musibah itu menimpa agamaku, maka akan kuanggap sebagai musibah besar karena dapat merugikan orang di dunia maupun di akhirat nantinya. Kemudian, musibah ini tidaklah terlalu besar bagiku karena masih ada musibah yang lebih besar. Dibalik musibah yang aku alami, masih ada musibah lain yang lebih besar menanti.”

Terakhir, dari musibah yang aku alami Allah memberi diriku kesempatan untuk bersabar dan mengintrospeksi diri. Dua hal ini yang akan terus menjadi pengaman agar tidak terjerumus dalam laku kemaksiatan. Mereka pelindung atas segala sesuatu yang menimpaku. Menuntun diriku agar tidak terpancing ke dalam hal-hal yang menyalahi aturan-Nya.

Maka bisa dipahami, jika musibah datang menimpa umat manusia, maka pikiran harus diarahkan ke dalam prasangka yang baik. Seberat apapun musibah yang dialami, pasti ada maksud tersembunyi Allah di dalamnya. Semoga kita bisa tabah dan sabar dalam menghadapi semua musibah.

The post Pesan Umar bin Khattab saat Terjadi Musibah appeared first on DalamIslam.com.

]]>