virus corona Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/virus-corona Mon, 19 Jul 2021 03:39:15 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png virus corona Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/virus-corona 32 32 Doa Agar Terhindar dari Virus Corona dan Manfaatnya https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-agar-terhindar-dari-virus-corona Sun, 18 Jul 2021 15:07:36 +0000 https://dalamislam.com/?p=9783 Saat ini kita tengah menghadapi pandemi virus Covid-19 atau Corona. Wabah ini telah melanda di hampir seluruh negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Pada dasarnya wabah adalah sesuatu yang telah ada sejak dahulu kala. Bahkan di masa Rasulullah juga pernah terjadi wabah, seperti tha’un, campak, kusta, cacar air, dan kudis. Untuk menghadapi wabah, Rasulullah telah […]

The post Doa Agar Terhindar dari Virus Corona dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat ini kita tengah menghadapi pandemi virus Covid-19 atau Corona. Wabah ini telah melanda di hampir seluruh negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Pada dasarnya wabah adalah sesuatu yang telah ada sejak dahulu kala. Bahkan di masa Rasulullah juga pernah terjadi wabah, seperti tha’un, campak, kusta, cacar air, dan kudis.

Untuk menghadapi wabah, Rasulullah telah mengajarkan beberapa cara agar tidak terjadi penyebaran yaitu dengan cara karantina. Hal ini nampak dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Selain dengan melakukan karantina, Rasulullah juga mengajarkan beberapa dzikir dan do’a yang bisa dibaca tatkala wabah melanda. Berikut adalah beberapa diantaranya:

1. Do’a memohon perlindungan dari penyakit menular

Diantaranya do’a yang bisa dibaca  agar terhindari dari virus corona adalah do’a perlindungan dari penyakit menular. Berikut adalah lafazh do’anya:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ

Alloohumma innii ‘auudzu bika minal baroshi wal junuuni wal judzaami wa min sayyi-il asqoom.

Artinya:

“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala keburukan segala macam penyakit.”

2. Do’a agar selalu diberi kesehatan

Ada sebuah do’a yang pernah dipanjatkan oleh Rasulullah untuk memohon agar tidak dihilangkan nikmat dan kesehatan. Berikut adalah lafazh do’anya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

“Allaahumma innii a’uudzu bika min zawaali ni’matika, wa tahawwuli ‘aafiyatika, wa fujaa-ati niqmatika, wa jamii’i sakhathika”

“Ya Allah, sungguh aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau limpahkan, berubahnya kesehatan yang telah Engkau karuniakan (sehat kemudian menjadi sakit), hukuman-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala hal yang bisa menyebabkan kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739).

3. Do’a agar diberi perlindungan dari penyakit yang buruk

Do’a ketiga untuk melindungi diri dari virus corona adalah do’a memohon perlindungan dari penyakit. Berikut adalah lafazh do’anya:

اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي مُنْكَرَاتِ اَلْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ وَالْأَدْوَاءِ

“Allohumma jannib nii munkaraatil akhlaaq wa a’maal wa ahwaa wal adwaa”

“Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, amalan yang jelek, hawa nafsu, dan berbagai penyakit yang buruk.” 

4. Do’a agar dijauhkan dari musibah

Ketika melihat orang lain mengalami musibah, termasuk tertimpa wabah covid, maka Rasulullah mengajarkan kita untuk membaca sebuah do’a agar kita dihindarkan dari musibah yang sama.

Rasulullah bersabda:

“Barang siapa mendapati orang yang sedang tertimpa bala (penyakit atau musibah, baik menimpa badan atau agama, -pent.) kemudian dia berdoa,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا،

Alhamdulillaahilladzii aafaanii mimmab talaaka bihi wa fadhdhalanii alaa katsiirimmimman khalaqa tafdhilaa

“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang Allah timpakan kepadamu (berupa penyakit atau musibah) dan (segala puji bagi-Nya) yang telah melebihkan aku atas kebanyakan hamba-hamba-Nya.”

 (Barang siapa mengucapkannya), niscaya dia akan diselamatkan dari bala tersebut selama dia hidup.”

Adapun manfaat do’a-do’a tersebut adalah:

  • Akan mendapatkan perlindungan Allah dari segala bentuk wabah penyakit, termasuk di dalamnya pernyakit corona.
  • Mendekatkan diri kepada Allah melalui do’a dan dzikir
  • Menunjukkan kelemahan dan rasa butuh kita akan perlindungan Dzat yang Maha Agung, yakni Allah Ta’ala.

The post Doa Agar Terhindar dari Virus Corona dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-selamat-dari-virus-corona-saat-perjalanan Wed, 24 Feb 2021 09:26:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=9616 Virus Corona terus menebar ancaman di setiap sisi kehidupan. Keberadaannya yang tidak terdeteksi, membuat langkah infeksi semakin menjadi. Maka tidak heran, jika dilema menjadi santapan sehari-hari bagi mereka yang terpaksa pulang pergi mencari sesuap nasi. Jika bukan karena kebutuhan, mungkin duduk diam dalam rumah menjadi pilihan. Namun tanggung jawab serta keinginan bertahan hidup membuat mereka […]

The post Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Virus Corona terus menebar ancaman di setiap sisi kehidupan. Keberadaannya yang tidak terdeteksi, membuat langkah infeksi semakin menjadi. Maka tidak heran, jika dilema menjadi santapan sehari-hari bagi mereka yang terpaksa pulang pergi mencari sesuap nasi. Jika bukan karena kebutuhan, mungkin duduk diam dalam rumah menjadi pilihan. Namun tanggung jawab serta keinginan bertahan hidup membuat mereka bertaruh nyawa. Oleh karenanya, Islam menganjurkan sebuah doa agar orang yang berpergian tetap dalam keadaan aman.

Sebuah kegembiraan besar tentunya, tatkala pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Tidak membawa virus ataupun penyakit lain yang ada selama perjalanan. Tanggung jawab terpenuhi, pun kondisi keluarga terjamin keamanannya. Syukur serta pujian rasanya ingin selalu dipanjatkan pada Tuhan Sang penguasa alam. Darinya semua kenikmatan dan keamanan ini tercipta. Darinya pula semua manusia mendapat perlindungan. Tidak salah jika manusia selalu bergantung pada diriNya.

Maka sejatinya hidup adalah sebuah pilihan. Bagaimana sikap seseorang dalam memandang berbagai macam persoalan akan menentukan masa depan. Ketika dirinya acuh akan protokol kesehatan, bisa saja virus berbahaya menjalar ke seluruh keluarga. Namun jika protokol itu dilanggar, bisa saja kesehatan menjadi taruhan. Maka cara terbaik adalah menerapkan protokol kesehatan dan ikut menaati arahan dari pemerintah.

Dari semua itu, aspek doa juga harus diutamakan. Segala bentuk usaha akan terasa sia-sia jika unsur tawakal ditiadakan. Tanpa adanya doa manusia akan berlaku sombong. Tidak akan ada lagi kepercayaan bahwa semuanya terjadi atas kuasa Tuhan. Maka doa adalah jembatan komunikasi antara makhluk dengan Allah swt. Dengan adanya doa, segala bentuk usaha akan terealisasikan dan ada unsur barokah di dalamnya.

Adapun doa agar terhindar dari bahaya virus Corona salah satunya seperti berikut. “Allahumma antas shahibu fis safar wal khalifatu fil-ahl”. Arti dari doa ini adalah “Ya Allah engkaulah teman perjalananku dan kunjungan keluargaku”. Doa tersebut bisa diamalkan setiap hari agar senantiasa diberikan perlindungan dalam perjalanan, serta seluruh keluarga yang ditinggalkan.

Doa tersebut mencakup semuanya, bukan hanya diri pribadi namun keluarga yang sangat dicintai. Bagi seseorang keamanan dirinya saja tidak berarti jika keluarganya terancam musibah. Kebahagiaan akan runtuh semua karena unsur sosialnya tidak terpenuhi. Orang yang paling dibutuhkan hilang, yang artinya siklus hidupnya akan menemui ketidaknormalan. Maka doa ini menjadi penyelamat bagi kehidupan sosial serta kesehatan semua orang yang dicinta.

Jangan sampai terlupa, jika doa tersebut adalah pelancar usaha yang telah dilakukan. Sebelum usaha dipanjatkan, maka diharuskan melaksanakan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan adalah hal yang wajib. Dan apabila semuanya berhasil terlaksana, maka doa sebagai penyempurnanya.

Mari kita sama-sama melindungi semua orang. Dimulai dari diri sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan. Kemudian berdoa agar terhindar dari mara bahaya. Semoga Allah senantiasa memberkati kita semua dengan keselamatan. Tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga keluarga dan orang-orang terdekat kita. Dan lebih luas lagi, semoga seluruh masyarakat Indonesia mendapat keamanan dan kesehatan yang sama.

The post Doa Selamat Dari Virus Corona Saat Perjalanan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hikmah dari Pandemi Virus Corona yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/info-islami/hikmah-dari-pandemi-virus-corona Tue, 31 Mar 2020 03:26:52 +0000 https://dalamislam.com/?p=8359 Akhir 2019 lalu, dunia dikejutkan dengan merebaknya infeksi dari virus corona jenis terbaru di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok. Ilmuwan dan medis lalu melakukan penelusuran asal edar virus ini. Ternyata, virus ini berasal dari virus corona pada kelelawar yang menular ke trenggiling dan tertularkan pada manusia. Ketiga organisme ini bertemu di Pasar Hewan […]

The post Hikmah dari Pandemi Virus Corona yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Akhir 2019 lalu, dunia dikejutkan dengan merebaknya infeksi dari virus corona jenis terbaru di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok.

Ilmuwan dan medis lalu melakukan penelusuran asal edar virus ini. Ternyata, virus ini berasal dari virus corona pada kelelawar yang menular ke trenggiling dan tertularkan pada manusia. Ketiga organisme ini bertemu di Pasar Hewan Huanan, Kota Wuhan.

Hingga kini, banyak negara di dunia yang sedang bertarung mati-matian demi menekan penyebaran virus ini, termasuk Indonesia.

Data per Maret 2020 menyebutkan bahwa kasus Indonesia sudah mencapai 1000 kasus dengan jumlah kematian lebih dari 80 orang.

Allah tidak akan menetapkan suatu kejadian dengan sia-sia. Lantas, apa saja hikmah di balik wabah Coronavirus ini?

1. Allah SWT Mengingatkan Kita Akan KuasaNya

Jangankan memahami virus Corona, apa itu virus saja mungkin kita tak bisa menjawabnya.

Itulah salah satu bukti bahwa ilmu kita sangat sedikit, ibarat setetes tinta di laut, mengenai kuasa Allah.

Dalam menangani virus ini, ilmuwan dan medis bersatu padu mengumpulkan data sembari menyembuhkan penderitanya. Setiap hari tenaga medis berpacu dengan perkembangan virus ini di tubuh penderita dan masyarakat.

Tak jarang, berbagai hal yang mereka hadapi justru menjadi penyebab menurunnya kinerja sistem imun sehingga mereka dapat terinfeksi.

Pada tahap awal, ilmuwan mengidentifikasi jenis virus ini, kehidupannya, dan apa saja titik-titik lemah virus ini.

Mereka juga, hingga detik ini masih melakukan uji klinis sebagai rangkaian produksi vaksin.

Seluruh geliat keilmuan yang dilakukan dua profesi ini menghasilkan banyak sekali informasi yang dipakai dalam langkah preventif dan kuratif pandemi ini.

Tapi sedikit sekali yang masih kita dan mereka ketahui. Dua profesi ini menjelajah dunia Corona dari apa yang terlihat, sedangkan pengetahuan Allah meliputi segala hal yang pasti dari masa lalu hingga kini.

Misalkan, dalam hal awal penyebaran virus Corona. Hingga detik ini manusia masih belum dapat mengatakan secara pasti detail cara virus ini bisa berjalan dari tubuh kelelawar ke tubuh trenggiling hingga akhirnya ke tubuh manusia.

Fakta yang muncul masih berupa hipotesis (dugaan ilmiah) yang telah terbukti. Tapi kita belum tahu proses detil apa yang terjadi.

Atau dalam hal penemuan vaksin corona. Hingga detik ini, Allah masih belum mengizinkan produksi vaksin tersebut secara massal karena masih harus menjalani tahap uji klinis.

Bisa saja sesungguhnya vaksin tersebut menurut pengamatan Allah sudah siap tempur, tapi karena minimnya penglihatan dan pengetahuan kita sebagai manusia, uji klinis menjadi sangat penting demi memastikan vaksin tersebut benar-benar aman.

Sementara vaksin tersebut selesai diproduksi, Allah menitipkan ilham pengetahuan kepada ilmuwan dan tenaga medis bahwa manusia bisa menolong kerja imunnya dengan memakan sayur, buah, rempah, menjaga istirahat dan rasa stress, serta berolahraga dan berjemur beberapa saat di bawah matahari.

Kenyataan bahwa setiap sakit ada obatnya ini merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah dalam diri kita sendiri.

Sesuai dengan ayat di bawah ini,

سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَ لَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ٥٣

“Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa (apa yang dikandung) al-Qur’an itu adalah benar. Apakah tidak cukup bagimu bahwasanya Rabbmu menyaksikan segala sesuatu?” (Fushshilat: 53)

2. Muhasabah Diri Bahwa Kita adalah Makhluk yang Lemah

Setinggi apapun pengetahuan ilmuwan, sekuat apapun usaha medis, setiap hari masih ada saja kasus baru dan kasus kematian baru.

Tanpa mengurangi rasa hormat pada dua profesi kemanusiaan tersebut, kita memang tak bisa memungkiri bahwa kita adalah makhluk yang lemah.

Detik ini mungkin satu orang sembuh, tapi di luar sana puluhan hingga ratusan orang terinfeksi atau menemui ajalnya.

Satu bersin yang mengandung virus Corona bisa menginfeksi orang-orang dalam radius satu meter dari penderita.

Bahkan kita tak dapat mengetahui secara instan siapa, kapan, dan dimana Ia terinfeksi.

Mungkin detik ini sesungguhnya kita telah terinfeksi. Namun atas izin Allah, sistem imun (yang bagi kita kerjaannya detik ini adalah gaib walau sudah ada pengetahuan mengenai itu) kita mampu mengatasi infeksi tersebut.

Virus ini membuat kita sadar betapa kuatnya kita saat memberi manfaat pada orang lain, tapi seringkali tak sadar apa yang terjadi pada diri sendiri. Kita adalah makhluk yang lemah, namun jangan menyerah menjadi hamba yang kuat dalam beribadah dan menunaikan kewajiban terhadap sesama.

3. Muhasabah Level Keimanan Kepada Allah

Pandemi corona ini memang menjadi tamparan keras bagi kita yang masih memiliki kedudukan hati terhadap dunia.

Bagaimanapun keberadaan musibah dan cobaan adalah pengingat bahwa kita akan segera mati, dimanapun, kapanpun. Tapi yang menjadi masalah adalah, mati dalam kondisi apa?

Keberadaan pandemi ini efektif menguji kesiapan menghadapi musibah dan mempersiapkan kematian.

Kadar keduanya ditentukan oleh seberapa besar iman kita kepada Allah dan seberapa positif kita memandang ketetapan Allah.

Apakah kita memandang bahwa Allah sedang berusaha memuliakan kita atau justru menghinakan kita? Pandangan terbaik adalah prasangka baik kepada Allah.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

Saat menghadapi musibah, biasanya ada empat tipe respon yang dikeluarkan manusia menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah .

  • Mengeluh
    Jika Anda sering mengeluh, mengumpat, bahkan melaknat sumber cobaan, mungkin hati Anda jauh dari keridhaan pada Allah akibat iman yang bermasalah. Mari evaluasi diri dan coba bersabar, ya.
  • Bersabar
    Jika ada SOP untuk menghadapi masalah, ini adalah SOP paling dasar yang wajib dimiliki seorang muslim. Bersabarlah seperti sabarnya orang sholeh, yaitu dengan menahan diri untuk mengumpat, berbuat maksiat, dan bersabar dalam melaksanakan perintah dan larangan dengan patuh, termasuk yang berasal dari medis dan ulama.
  • Meridhoi
    Bedanya dengan bersabar adalah adanya pernyataan keridhaan dan kelapangan dada saat menerima masalah. Sikap ‘ya sudah, tidak apa-apa’ yang dibarengi dengan penerimaan penuh cinta kepada Allah.
  • Bersyukur
    Tak biasanya seseorang bersyukur saat diuji. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal (Segala puji bagi Allah dalam segala hal) merupakan prinsip mereka. Malah kadang mereka minta diuji agar tetap dekat dengan Allah. Sanggupkah Anda menjadi seperti ini?

Agar Anda bersemangat untuk meningkatkan kualitas Anda menghadapi masalah, simaklah hadits berikut ini.

Dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib berkata; Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR: Muslim)

Pandemi juga sukses menguji kecintaan kita kepada sesama manusia. Tentu Anda ingat hadits yang terkenal ini,

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Jadi, sedari awal virus ini merebak, sudah berapa banyak manusia yang Anda bantu?

Sudah berapa banyak postingan media sosial yang valid yang sudah Anda sebarkan?

Berapa masker dan bahan sembako yang telah Anda bagikan? Atau jangan-jangan Anda malah menumpuknya.

Segera bagikan agar saudara-saudara Anda dapat merasakan indahnya beribadah di bulan Ramadhan, apalagi jika pandemi corona ini selesai lebih cepat.

4. Merangsang Alim dan Ulama Bersatu dalam Mujtahid

Tak dapat dipungkiri, pandemi Corona saat ini juga menoreh dampak pada kehidupan umat Islam.

Demi memberikan panduan terbaik bagi seluruh umat Islam Indonesia, Majelis Ulama Indonesia melahirkan berbagai fatwa yang diciptakan melalui berbagai sidang dan diskusi dengan kalangan alim atau ilmuwan.

Ulama mungkin tidak memiliki banyak pengetahuan terkait virus Corona dan infeksinya, namun ulama kaya dengan berbagai ilmu agama seperti ilmu tafsir, hadits, dan fiqh.

Kebalikan dengan ilmuwan, mungkin pengetahuan agamanya kurang namun sangat menguasai seluk beluk virus corona.

Sinergi antara alim dan ulama menciptakan fatwa yang bermanfaat bagi manusia.

Hal ini menjadi salah satu keindahan intelektualitas Islam yang nilai-nilainya harus kita terapkan dalam berbagai sendi kehidupan: musyawarah, fastabiqul khairat, dan mempedomani Al-Qur’an dan hadits menggunakan segenap hati, jiwa, dan akal.

Keindahan proses ini termaktub dalam QS Al-Baqarah, dimana baik ulama dan ilmuwan merupakan orang-orang yang Allah berkahi dengan kemampuan berpikir yang baik.

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS: al-Baqarah: 164).

5. Menguji Ego Diri dan Ketaatan pada Ulama

Tatkala fatwa MUI terkait pelaksanaan ibadah di kala pandemi coronavirus terjadi, berbagai reaksi muncul di kalangan masyarakat.

Ada yang menyatakan bahwa tak sepantasnya orang beriman takut kepada wabah corona.

Tetap saja datangi masjid dan adakan doa bersama untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Ada pula kalangan yang melaknat virus ini, dengan mengatakan bahwa Ia memutus dari Rahmat Allah.

Ada pula kalangan yang mulai hilang kepercayaannya pada majelis ulama karena dianggap pro pemerintah yang mungkin tidak mereka sukai.

Kita mesti sadari bahwa majelis ulama tidak mengeluarkan fatwa dengan sia-sia.

Semua fatwa yang ditetapkan MUI bertujuan demi kemaslahatan umat Islam bersama.

Insya Allah setiap fatwa yang keluar sudah mempertimbangkan aspek dalil, sains, dan realitanya walau pada saat ini sumber hukum bisa berasal dari maqashid syariah, bukan hadits.

Ulama sebagai pemimpin kita dan pewaris para nabi, seyogyanya adalah orang-orang bijak.

Memang masih banyak di lapangan ulama yang tidak bijak, berbicara mengenai coronavirus dengan fakta dan data yang salah.

Akan tetapi percayalah, majelis ulama Indonesia dalam ijtihadnya akan melibatkan sektor terkait agar keputusan yang diambil dapat menyelamatkan pelaksanaan syariat dan diri umat Islam Indonesia.

Ketika perintah diturunkan, apakah Anda langsung tunduk dan patuh secara ikhlas walau tak dapat shalat berjamaah dan mengikuti tabligh Akbar untuk sementara waktu?

Walau berat percayalah, Allah takkan sia-sia dan suatu saat nanti, insya Allah vaksin coronavirus ditemukan dan semua normal kembali.

Selain ego yang menantang mengikuti ulama, ego yang juga diuji adalah ego untuk tetap peduli sesama di kala wabah menyerang.

Perintah work from home sudah dicanangkan, namun ada banyak sekali profesi dan tingkatan masyarakat yang tak punya pilihan lain selain tetap bekerja.

Tenaga medis, kurir pengantar barang, tukang ojek, tukang parkir, hingga pengusaha makanan tak dapat menolak untuk bekerja dari rumah. Terkait fakta tersebut, seberapa besar Anda peduli pada mereka?

Tak usah buru-buru mengevaluasi kedermawanan Anda atau kepedulian yang dituliskan lewat media sosial.

Kepedulian Anda dapat diperiksa dengan seberapa tanggap Anda menghindarkan batuk, bersin, atau meludah di sembarang tempat?

Terkadang sahabat jalanan kita tidak menggunakan pelindung diri yang memadai.

Tak semua mereka paham cara menjaga higienitas diri dengan baik. Lindungi mereka dengan cara tersebut.

Jika Anda memang sedang sakit, jangan ikuti ego Anda untuk keluar rumah.

Mungkin Anda tidak terkena atau tidak menularkan Corona, tapi bisa jadi anda telah menurunkan kinerja sistem imun orang lain karena bersin atau batuk anda.

Langkah kecil ini bisa meningkatkan kebermanfaatan Anda bagi orang lain, dalam rangka mewujudkan hadits,

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

The post Hikmah dari Pandemi Virus Corona yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Lafadz Adzan Ketika Corona Meluas yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/landasan-agama/lafadz-adzan-ketika-corona-meluas Thu, 19 Mar 2020 21:42:50 +0000 https://dalamislam.com/?p=8339 Virus corona atau yang disebut dengan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan pada makhluk hidup. Akibat serangan ini, sistem pernapasan mengalami gangguan serius yakni terjadi pneumonia akut hingga berujung pada kematian. Virus ini dapat menginfeksi siapa saja seperti bayi, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui. Penularan […]

The post Lafadz Adzan Ketika Corona Meluas yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Virus corona atau yang disebut dengan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan pada makhluk hidup.

Akibat serangan ini, sistem pernapasan mengalami gangguan serius yakni terjadi pneumonia akut hingga berujung pada kematian.

Virus ini dapat menginfeksi siapa saja seperti bayi, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui.

Penularan dan penyebaran yang sangat cepat dari manusia ke manusia lain membuat seluruh dunia kini terjangkit wabah virus corona.

Shalat di rumah sebagai pencegahan semakin meluasnya wabah

Semakin meluasnya wabah virus corona, kini banyak negara yang mewajibkan warganya untuk tetap tinggal dan beraktivitas di rumah.

Berbagai kegiatan termasuk ibadah shalat fardhu atau shalat wajib berjamaah yang biasa dilakukan di masjid juga harus dilakukan di rumah.

Meskipun begitu, adzan tetap harus dikumandangkan sebagai penanda telah tiba waktunya shalat sekaligus memberitahukan masyarakat agar tidak datang ke masjid.

Karena itu, dalam kondisi darurat seperti sekarang, lafadz adzan pun boleh diganti dengan “Shallu fi rihaalikum” atau “Shallu fi buyutikum”. Hal ini didasarkan hadits berikut.

Dari Nafi’ bahwa sahabat Ibnu Umar suatu ketika melakukan adzan pada malam hari di musim dingin di tanah Dajhnan, dan beliau menyerukan, “Shallu fi rihaalikum (Shalatlah kalian dengan kelompok rombongan kalian!).” Kemudian kami diberitahunya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suatu ketika memerintahkan seorang muadzin agar menyerukan adzan. Lalu ia berkata setelahnya, “Ingatlah! Shalatlah kalian dengan kelompok rombongan kalian!). Adzan seperti ini dikumandangkan ketika malam hari di musim dingin, atau musim penghujan, saat perjalanan safar.”

HR. Bukhari Muslim

Hadits lain mengatakan,

Dari Abdullah ibn Harits, dari Abdullah ibn Abbas radhyallahu ‘anhu, beliau bercerita, bahwa sesungguhnya Baginda Nabi telah memerintahkan kepada Muadzinnya di musim penghujan, “Ketika kamu selesai menyeru Asyhadu an La ilaha illa allah, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, maka jangan menyeru, “Hayya ‘ala al-shalah.” Tapi serukanlah, “Shallu fi buyutikum” (Shalatlah kalian di rumah-rumah kalian!)” Demi mendengar keterangan dari Ibnu Abbas itu, Ibnu Haris berkata, “Hari itu, seolah-olah para sahabat mengingkari semua penjelasan Ibnu Abbas.” Sampai, Ibnu Abbas balik bertanya, “Apakah kalian heran dengan keterangan ini!? Pribadi yang jauh lebih baik dari aku, benar-benar telah melakukan itu semua. Sesungguhnya shalat jum’atan itu adalah ‘Azmah (perintah yang tak bisa ditolak). Tapi aku tidak menghendaki kalian keluar dari rumah kalian, lalu berjalan di atas lumpur dengan kesulitan/kepayahan.”

HR. Bukhari Muslim

Seruan ini merupakan sebuah bentuk rukhshah atau keringanan untuk shalat di rumah apabila cuaca sangat tidak memungkinkan atau sebab lainnya seperti meluasnya wabah virus corona.

Kapan lafadz tersebut diucapkan?

Ada dua pendapat mengenai hal ini. Pertama, lafadz tersebut diucapkan di dalam adzan. Dan kedua, disampaikan di akhir adzan.

1. Di dalam adzan

Berdasarkan hadits kedua, Abdul Rahim ibnu Zain al-‘Iraqy menyatakan sebagai berikut.

“Hadis di atas secara sharih menyebutkan bahwa lafadz “Shallu fi al-rihaal” diucapkan sebagai ganti dari “Hayya ‘ala al-shalah”.

Al-Hafidh al-Iraqy, Tharhu al-Tatsrib fi Syarhi al-Taqrib, Kairo: Ihya al-Turats al-‘Araby, 2008, Juz 2, halaman 320

2. Di akhir adzan

Berdasarkan hadits pertama, Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asyqalani menyatakan sebagai berikut.

“Melihat lafadz hadis “Ingatlah! Shalatlah kalian bersama kelompok rombongan kalian!” menandakan secara jelas bahwa lafadz seruan ini disampaikan setelah lafadz adzan selesai.”

Fathu AL-Bari, Juz 2, halaman 113

Merujuk pada dua keterangan di atas, terdapat dua cara atau metode mengumandangkan lafadz “Shallu fi al-rihaal” yakni di dalam adzan dan di luar adzan.

Keduanya dibolehkan sesuai dengan kehendak muadzin. Hal ini ditegaskan Ibnu Muflih dalam Kitab Al Furu.

Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim pun menjelaskan sebagai berikut.

“Di dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, lafadz “Ala shallu fi rihaalikum” adalah disampaikan di dalam adzan (menggantikan hayya’alah). Sementara di dalam hadis Ibnu Umar radhyallahu ‘anhu, lafadz itu disampaikan di akhir adzan.”

Syarah Shahih Muslim, Juz 5, halaman 207

The post Lafadz Adzan Ketika Corona Meluas yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>