Al Quran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/al-quran-2 Mon, 09 May 2022 08:25:38 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png Al Quran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/al-quran-2 32 32 Hukum Membaca Al-Quran di HP Tanpa Wudhu Beserta Hadits yang Membahasnya https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/hukum-membaca-al-quran-di-hp-tanpa-wudhu Mon, 09 May 2022 08:25:37 +0000 https://dalamislam.com/?p=10828 Keutamaan dalam membaca Al-Qur’an sangat banyak,hal tersebut banyak ditemukan dalam beberapa hadist riwayat salah satunya adalah sebagai berikut : عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ » “Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi […]

The post Hukum Membaca Al-Quran di HP Tanpa Wudhu Beserta Hadits yang Membahasnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Keutamaan dalam membaca Al-Qur’an sangat banyak,hal tersebut banyak ditemukan dalam beberapa hadist riwayat salah satunya adalah sebagai berikut :

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ »

“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

Rasulullah saat ditanya oleh salah seorang sahabat yang bernama Abu Umamah tentang keutamaan membaca Qur’an menyebutkan bahwa :

عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).

Dari beberapa petikan hadist riwayat diatas, dapat dipastikan bahwa terdapat banyak sekali manfaat atau syafaat kala membaca Al-Qur’an dan diniatkan untuk ibadah hanya kepada Allah Aza wa ja’ala. Dan sesuai hukum ketika ada yang ingin membaca mushaf Qur’an, diwajibkan untuk berwudhu.

Namun bagaimana hukumnya ketika membaca Al-Qur’an dalam gawai yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi? Berikut penjelasannya.

Kesimpulan dari berbagai referensi hukumnya tanpa wudhu boleh membaca Al Quran di HP karena Al Quran di HP bukan termasuk kategori mushaf.

Huruf-huruf Al-Qur’an yang terdapat dalam perangkat berbeda dengan keberadaan huruf-huruf dalam naskah. Properti yang dibaca tidak ada. Sifat wujud Al-Qur’an dalam HP adalah bergelombang dan bergambar, ketika kita sentuh, mereka akan terlihat di layar dan menghilang ketika discroll ke atas.

Bahkan jika quran di telepon dianggap sama dengan mushaf, maka dimungkinkan untuk membacanya tanpa wudhu karena beberapa ulama membolehkan mushaf dengan quran tanpa wudhu.
Saat membaca Al-Qur’an dan menyentuh mushaf, para ulama berbeda pendapat. Ada yang membolehkan tanpa wudhu, dan ada yang mewajibkan untuk berwudhu dan menghilangkan hadats besar maupun kecil.

Perbedaan muncul karena perbedaan penafsiran ayat-ayat berikut :

“Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur’an ini?” (QS. Al-Waqi’ah:77-81).

Sebagian ulama mengatakan, yang dimaksud “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” adalah para malaikat yang suci. Jadi, bukan bermaksud mewajibkan wudhu bagi yang akan menyentuh mushaf Al-Quran.

Sebagian ulama lainnya berpendapat, yang dimaksud “tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” adalah keharusan berwudhu.

فمعلوم أن تلاوة القرآن عن ظهر قلب لا تشترط لها الطهارة من الحدث الأصغر ، بل من الأكبر ، ولكن الطهارة لقراءة القرآن ولو عن ظهر قلب أفضل ، لأنه كلام الله ومن كمال تعظيمه ألا يقرأ إلا على طهارة .

Bagaimanapun, telah menjadi sebuah kesepakatan bahwa membaca Al-Qur’an dengan tujuan menghafal atau hafalan tidak disyaratkan untuk suci dari hadast kecil atau bahkan hadast besar. Namun akan lebih baik lagi jika dalam keadaan suci, karena Allah menyukai hal-hal yang suci dan bersih.

Karena Al-Qur’an sendiri merupakan kumpulan wahyu yang diturunkan oleh Allah, dan untuk mengagungkan firman-Nya, hendaknya tidak dibaca melainkan dalam keadaan suci.

وأما قراءته من المصحف فتشترط الطهارة للمس المصحف مطلقاً ، لما جاء في الحديث المشهور : (لا يمس القرآن إلا طاهر) ولما جاء من الآثار عن الصحابة والتابعين ، وإلى هذا ذهب جمهور أهل العلم ، وهو أنه يحرم على المحدث مس المصحف ، سواء كان للتلاوة أو غيرها

Adapun membaca Al-Quran dengan membawa mushaf maka disyaratkan suci dari hadats karena memagang mushaf, berdasarkan hadis yang masyhur, ‘Tidak boleh menyentuh Al-Quran kecuali orang yang suci.’ Juga berdasarkan riwayat dari para sahabat dan tabi’in.

Dan akhirnya sebagian besar ulam berpendapat bahwa dilarang bagi yang mempunyai hadast untuk memegang mushaf baik untuk dibaca atau untuk tujuan lainnya.

وعلى هذا يظهر أن الجوال ونحوه من الأجهزة التي يسجل فيها القرآن ليس لها حكم المصحف ،لأن حروف القرآن وجودها في هذه الأجهزة تختلف عن وجودها في المصحف ، فلا توجد بصفتها المقروءة ، بل توجد على صفة ذبذبات تتكون منها الحروف بصورتها عند طلبها ، فتظهر الشاشة وتزول بالانتقال إلى غيرها ، وعليه فيجوز مس الجوال أو الشريط الذي سجل فيه القرآن ، وتجوز القراءة منه ، ولو من غير طهارة والله أعلم

Oleh karena HP atau peralatan lainnya yang berisikan konten Qur’an tidak dihukumi sebagai mushaf. Karena perbedaan dari teksnya sendiri yang jauh berbeda dengan teks dalam mushaf. Tidak seperti mushaf, huruf yang ada merupakan vibrasi yang menyusun teks Al-Qur’an saat dibuka. Akan muncul ketika diklik dan akan menghilang ketika kita men-klik aplikasi yang lain. Dan kesimpulannya adalah boleh tanpa wudhu saat membaca Al-Qur’an di HP.

Wallahu a’lam.

The post Hukum Membaca Al-Quran di HP Tanpa Wudhu Beserta Hadits yang Membahasnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Membaca Basmalah Pada Surat At-Taubah yang Perlu diketahui https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/hukum-membaca-basmalah-pada-surat-at-taubah Mon, 09 May 2022 08:19:26 +0000 https://dalamislam.com/?p=10826 Dalam setiap aktivitas kita disarankan untuk membaca basmalah, terutama dalam membaca Qur’an. Namun, seperti yang kita ketahui Surat At-Taubah tidak dimulai dengan basmallah, lalu apa hukumnya? Ada beberapa pendapat tentang ini. Hal yang patut diperhatikan pertama adalah kita harus melihat surat sebelumnya yaitu surat Al-Anfal. Dan berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa pendapat tentang kaitannya […]

The post Hukum Membaca Basmalah Pada Surat At-Taubah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam setiap aktivitas kita disarankan untuk membaca basmalah, terutama dalam membaca Qur’an. Namun, seperti yang kita ketahui Surat At-Taubah tidak dimulai dengan basmallah, lalu apa hukumnya? Ada beberapa pendapat tentang ini.

Hal yang patut diperhatikan pertama adalah kita harus melihat surat sebelumnya yaitu surat Al-Anfal. Dan berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa pendapat tentang kaitannya dengan posisi surat. Menurut Ubay bin Ka’ab, surat At-Taubah tanpa basmallah karena letaknya yang dekat dengan Al-Anfal yang mempunyai kisah tentang orang-orang yang menepati janji dan kisah tentang perjanjian-perjanjian. Sedangkan yang kedua bercerita tentang orang-orang yang melanggar janji.

Pendapat kedua sejatinya tidak sepenuhnya berbeda dengan pendapat pertama. Menurut Utsman, ada kemiripan cerita dari kedua surat tersebut. Yang pertama yakni surat Al-Anfal orang-orang yang terikat dengan janji, sedangkan surat kedua (At-Taubat) tentang orang-orang yang dilepaskan atas janji mereka.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِمَّا يَأْتِى عَلَيْهِ الزَّمَانُ وَهُوَ تَنْزِلُ عَلَيْهِ السُّوَرُ ذَوَاتُ الْعَدَدِ فَكَانَ إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الشَّىْءُ دَعَا بَعْضَ مَنْ كَانَ يَكْتُبُ فَيَقُولُ ضَعُوا هَؤُلاَءِ الآيَاتِ فِى السُّورَةِ الَّتِى يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَإِذَا نَزَلَتْ عَلَيْهِ الآيَةُ فَيَقُولُ ضَعُوا هَذِهِ الآيَةَ فِى السُّورَةِ الَّتِى يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا

Selama masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan wahyu, turun surat-surat yang ayatnya banyak. Ketika turun kepada beliau sebagian ayat, maka beliau akan memanggil sahabat pencatat al-Quran, lalu beliau perintahkan, “Letakkan ayat-ayat ini di surat ini.” Ketika turun ayat lain lagi, beliau perintahkan, “Letakkan ayat ini di surat ini.”

Utsman melanjutkan,

وَكَانَتِ الأَنْفَالُ مِنْ أَوَائِلِ مَا أُنْزِلَتْ بِالْمَدِينَةِ وَكَانَتْ بَرَاءَةُ مِنْ آخِرِ الْقُرْآنِ وَكَانَتْ قِصَّتُهَا شَبِيهَةً بِقِصَّتِهَا فَظَنَنْتُ أَنَّهَا مِنْهَا فَقُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَلَمْ يُبَيِّنْ لَنَا أَنَّهَا مِنْهَا

Sementara surat al-Anfal termasuk surat yang pertama turun di Madinah. Sedangkan surat at-Taubah, turun di akhir masa. Padahal isi at-Taubah mirip dengan surat al-Anfal. Sehingga kami (para sahabat) menduga bahwa surat at-Taubah adalah bagian dari surat al-Anfal. Hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, beliau tidak menjelaskan kepada kami, bahwa at-Taubah itu bagian dari al-Anfal.

فَمِنْ أَجْلِ ذَلِكَ قَرَنْتُ بَيْنَهُمَا وَلَمْ أَكْتُبْ بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَوَضَعْتُهَا فِى السَّبْعِ الطُّوَلِ

Karena alasan ini, saya urutkan al-Taubah setelah al-Anfal, dan tidak kami beri pemisah dengan tulisan bismillahirrahmanirrahim, dan aku posisikan di tujuh surat yang panjang. (HR. Ahmad 407, Turmudzi 3366, Abu Daud 786, dan dihasankan at-Turmudzi dan ad-Dzahabi)

Alasan sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ini, seolah menjelaskan latar belakang, mengapa di awal surat at-Taubah tidak tertulis basmalah. Yang sejatinya, ini merupakan hasil pemahaman sahabat terhadap al-Quran yang mereka dapatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Namun ada juga yang berpendapat bahwa ayat tersebut turun untuk menunjukkan “lepasnya” perlindungan Allah dan Rasul-Nya dari orang kafir serta musyrik. Dengan tidak adanya perlindungan tersebut, maka selain orang beriman dilarang untuk melakukan tawaf ataun berputar di sekitar rumah Allah SWT.

Pendapat ketiga berdasarkan riwayat yang diambil dari beberapa sahabat, diantaranya Hudzaifah yang berkata bahwa “Bagaimana mungkin ia disebut surah At-Taubah? Ia lebih tepat disebut Surah azab.”

Dari Said bin Jubair, ia berkata, aku bertanya pada Ibnu Abbas tentang surah At-Taubah. Ibnu Abbas menjawab, “Itu surat yang menyingkap rahasia-rahasia. Tidak henti-hentinya ia turun, kecuali ada di antara rahasia kami yang diungkapnya. Sampai kami takut bahwa tiada (rahasia) yang tersisa dari seorang pun di antara kami,”

Berdasarkan keterangan yang diasmbil dari para sahabat tersebut, Surat At-Taubah adalah surat yang sangat ‘keras’. Surat ini selain ditujukan pada orang non-muslim juga ditujukan untuk sahabat-sahabat Rasulullah. Konon saking kerasnya ayat-ayat didalamnya, maka ia tidak diawali dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ada lagi riwayat tentang Ibnu Abbas yang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,

لِـمَ لَمْ تَكْتُبْ فِي بَرَاءَة بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم ؟

Mengapa anda tidak menulis bismillahirrahmanirrahim di awal surat at-Taubah?

Jawab Ali bin Abi Thalib,

لِأَنَّ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم أَمَانٌ ، وَبَرَاءَة نَزَلَت بِالسَّيْفِ ، لَيْسَ فِيهَا أَمَانٌ

Karena bismillahirrahmanirrahim isinya damai, sementara surat at-Taubah turun dengan membawa syariat perang, di sana tidak ada damai. (HR. Hakim dalam al-Mustadrak 3273)

Penjelasan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah penjelasan mengenai hikmah tidak adanya basamalah di surat at-Taubah. Beliau menilik makna dari basmalah dan makna dari surat at-Taubah. Basmalah, kalimat yang berisi rahmat Allah, memberikan kedamaian, keamanan.

Sementara surat at-Taubah merupakan pengumuman bagi orang musyrikin, bahwa Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam memusuhi mereka dan menantang perang mereka. Meskipun tidak diawali dengan basmallah dan berisi tentang kecaman di dalamnya, namun di akhir surat ditutup dengan ayat kasih sayang serta kerinduan.

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu. Ia sangat menginginkan kamu bahagia. Amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman. Bil mu’miniina raa`ufur rahiim”

“Jika mereka berpaling maka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku; tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dialah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung’.”

Jadi kesimpulan yang didapat adalah memang tidak diwajibkan untuk membaca basmalah saat membaca surat At-Taubah.

Wallahu a’alam.

The post Hukum Membaca Basmalah Pada Surat At-Taubah yang Perlu diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Musabaqoh Tilawatil Qur’an untuk Mengembalikan Syiar Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/musabaqoh-tilawatil-quran-untuk-mengembalikan-syiar-islam Wed, 24 Feb 2021 17:02:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=9649 Musabaqah Tilawatil Qur’an merupakan upaya dalam mencapai tujuan pendidikan, dan juga sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi dasar dalam bidang agama, kreatif, berfikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkerjasama dalam rangka mengembangkan dan mengekspresikan masing-masing individu sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan para peserta. Tak lupa pula Musabaqah Tilawatil Qur’an juga menjadi wadah dalam mendakwahkan […]

The post Musabaqoh Tilawatil Qur’an untuk Mengembalikan Syiar Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Musabaqah Tilawatil Qur’an merupakan upaya dalam mencapai tujuan pendidikan, dan juga sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi dasar dalam bidang agama, kreatif, berfikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkerjasama dalam rangka mengembangkan dan mengekspresikan masing-masing individu sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan para peserta.

Tak lupa pula Musabaqah Tilawatil Qur’an juga menjadi wadah dalam mendakwahkan Agama Islam melalui perlombaan. Mengembalikan semangat syiar Islam melalui Musabaqoh Tilawatil Qur’an adalah sesuatu yang dinanti-nanti banyak muslim setiap tahunnya.

Dari berbagai perbedaan perlombaan yang diadakan, Musabaqah Tilawatil Qur’an atau yang biasa disebut dengan (MTQ), membawa semangat mensyiarkan islam dengan menyatukan masyarakat untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan.

Musabaqah Tilawatil Qur’an juga menjadi ajang silaturahmi dengan kafilah-kafilah lain, yang membawa masing-masing kontingen dengan kemampuan yang baik, hal ini tentu akan menjadikan masing-masing peserta terus giat berlatih sebelum perlombaan dimulai, yaitu dengan cara mengikuti LPTQ di masing-masing tempat, dan lain-lain.

Berikut daftar perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an:

  1. Tilawah Al-Qur’an (anak-anak sampai dewasa)
  2. Tartil Qur’an (Anak-Anak)
  3. Hifzhil dan Tilawah (1 juz-5 juz)
  4. Hifzil (10 juz, 20 juz, dan 30 juz)
  5. Khat Naskah, Khat Hiasan Mushaf, Khat Dekorasi, dan Khat Kontemporer
  6. Fahmil Qur’an (MFQ)
  7. Syahril Qur’an (MSQ)

Dengan adanya wadah penampung bakat dan minat masing-masing peserta. Musabaqah Tilawatil Qur’an dapat membangun karakter Qur’ani, yang membuat mental bersaing dengan baik.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menyeru kepada kita untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana dalilnya terdapat di dalam QS. Al-Baqarah: 148 dan Qs. Al-Mutaffifin: 26.                                             

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ   

“Berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan” (QS. Al-Baqarah: 148)

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” (QS. Al-Mutaffifin: 26)

Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam hal dunia, maka kalahkanlah ia dalam hal akhirat”.

Hal ini bisa terhubung dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an yang berisi perlombaan-perlombaan bertema “Qur’ani”. Selain itu Musabaqah Tilawatil Qur’an juga memiliki tujuan dalam mewujudkan negeri yang Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghafur, yaitu negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun.

Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghafur, adalah suatu negeri yang menjadi dambaan bagi seluruh ummat manusia, yaitu dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Negeri yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur.
  • Negeri yang maju, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu dunianya.
  • Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya, yaitu dengan terwujudnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
  • Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya
  • Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya
  • Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar.
  • Negeri dengan penguasa yang adil dan shalih, dan penduduk yang hormat dan patuh.

Dari sini bisa kita ketahui bersama bahwa untuk mewujudkan negeri impian, diperlukan semangat mensyiarkan agama islam, baik bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan juga bernegara. Oleh karena itu, Musabaqah Tilawatil Qur’an sangat berkontribusi besar dalam memajukan umat dengan cara mengadakan perlombaan bertemakan “Qur’ani”.

The post Musabaqoh Tilawatil Qur’an untuk Mengembalikan Syiar Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Inilah Gambaran Neraka Menurut Al Qur’an dan Hadits https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/inilah-gambaran-neraka-menurut-al-quran-dan-hadits Mon, 22 Feb 2021 00:07:37 +0000 https://dalamislam.com/?p=9467 Jangan pernah menyepelekan hal buruk, karena itu akan berdampak pada amalan dan bisa jadi perbuatan tersebut akan tercatat sebagai dosa. Seperti yang telah kita ketahui bersama, seseorang yang timbangan amal soleh lebih ringan dari dosanya, maka ia akan ditempatkan di neraka. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam selalu mengingatkan tentang neraka dan bagaimana siksaan yang ada […]

The post Inilah Gambaran Neraka Menurut Al Qur’an dan Hadits appeared first on DalamIslam.com.

]]>

Jangan pernah menyepelekan hal buruk, karena itu akan berdampak pada amalan dan bisa jadi perbuatan tersebut akan tercatat sebagai dosa. Seperti yang telah kita ketahui bersama, seseorang yang timbangan amal soleh lebih ringan dari dosanya, maka ia akan ditempatkan di neraka.

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam selalu mengingatkan tentang neraka dan bagaimana siksaan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, beliau senantiasa mengajarkan kepada kita untuk memohon perlindungan dari neraka pada sang Pencipta, diantaranya seperti yang terdapat di dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 201:

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.  

Beliau juga mengajarkan kita agar membaca doa setelah tasyahud akhir sebelum salam, yaitu: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan orang terbaik di bumi masih memohon perlindungan dari neraka. Lantas mengapa sebagian dari kita menganggap remeh dengan dosa yang dilakukan tanpa berusaha untuk meminta ampun dan memohon perlindungan dari neraka.

Padahal Allah telah menggambarkan bagaimana mengerikannya siksaan neraka dalam Al Qur’an, seperti di surat Al Hajj ayat 19-22, surat Muhammad ayat 15, surat Al-A’raf ayat 41, surat Faathir ayat 36, yaitu:

  • Akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka.
  • Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
  • Dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit.
  • Dicambuk-cambuk dari besi.
  • Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.

Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.

Bahkan diterangkannya juga di dalam Al-Qur’an bagaimana menyerahnya orang kafir yang berada di dalam neraka terhadap siksaan yang tiada henti dan ingin dibunuh saja (di dalam QS. Al-Zukhruf: 77-78).

Di dalam neraka juga disediakan tempat tidur dan selimut, tapi keduanya dari api neraka (QS. Al A’raf: 41). Pakaiannya pun dari api neraka (QS. Ibrahim : 50 dan QS. Al Haj : 19).

Bahkan makanan dan minumannya lebih mengerikan, yaitu makanan berduri dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih, buah zaqqum dari sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim, mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan, dan penghuni neraka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu.

Kemudian minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas akan menjadi minumannya, bahkan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya, dan mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah. (QS. Al Ghasiyah: 6-7, QS. Al Muzammil: 13, QS. Al Waqi’ah: 51-53, QS.Ash Shaffat : 64-68, QS. Muhammad: 15, QS. An Naba’ : 24-25)

“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)

Maka, janganlah berpikir untuk singgah ke neraka seraya berkata “tidak apa masuk neraka sebentar, kan orang Islam akan diselamatkan untuk masuk surga”. 

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan orang terbaik di bumi masih memohon perlindungan dari neraka. Lantas mengapa sebagian dari kita menganggap remeh dengan dosa yang dilakukan tanpa berusaha untuk meminta ampun dan memohon perlindungan dari neraka.

The post Inilah Gambaran Neraka Menurut Al Qur’an dan Hadits appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Makna Surat Al Lail dalam Al Qur’an https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/makna-surat-al-lail-dalam-al-quran Fri, 19 Feb 2021 13:54:04 +0000 https://dalamislam.com/?p=9439 Diantara salah satu kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dengan menjadikan waktu malam dan mengabadikan dalam satu surat khusus yakni surat Al-Lail (artinya malam). Dan yang lebih menarik lagi adalah surat Al-lail merupakan surat ke 29 dalam Al-qur’an dan kata-kata Al-lail itu sendiri Allah Subhaanahu Wa Ta’ala sebutkan dalam Al-qur’an sebanyak 29 kali. MasyaaAllah – […]

The post Makna Surat Al Lail dalam Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Diantara salah satu kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dengan menjadikan waktu malam dan mengabadikan dalam satu surat khusus yakni surat Al-Lail (artinya malam). Dan yang lebih menarik lagi adalah surat Al-lail merupakan surat ke 29 dalam Al-qur’an dan kata-kata Al-lail itu sendiri Allah Subhaanahu Wa Ta’ala sebutkan dalam Al-qur’an sebanyak 29 kali. MasyaaAllah – Apakah ini suatu kebetulan? Maka mari kita jadikan hal tersebut sebagai bahan renungan bersama.

Waktu malam Allah Subhanahu Wa Ta’ala munculkan dengan tanda-tanda adanya syafaq (Cahaya merah di waktu senja), sesuai firman Allah dalam surat Al-Insyiqaq ayat 16-17 yang artinya:

“Maka aku bersumpah demi cahaya merah di waktu senja (16) dan demi malam dan apa yang diselubunginya (17).”

Dan berakhir dengan tanda-tanda munculnya fajr, sesuai firman Allah dalam Surat Al-Fajr ayat 4 yang artinya: “Dan demi malam apabila telah berlalu”.

Nabi Muhammad Shalallahu ’Alaihi Wassalam mengajarkan kepada kita apabila telah datang waktu malam, maka di awal permulaan waktu malam (sore hari) hendaknya kita mengerjakan dzikir sore, yang mana salah satu manfaatnya adalah sebagai perlindungan diri.

Dalam surat Al-Falaq ayat 3 yang artinya: “Dan dari kejahatan malam manakala telah gelap gulita.”

Allah telah memperingatkan kita untuk berlindung apabila telah datang waktu malam dan di ayat yang lain dalam surat Annaziat ayat 29 yang artinya:

“Dan Dia telah menjadikan malamnya gelap gulita dan mengeluarkan siangnya terang benderang.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mendiskripsikan malam dengan gelap gulita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “gelap” adalah tidak ada cahaya, kelam, tidak terang, sedangkan arti kata gulita adalah gelap, pekat.

Maka jika digabungkan kedua kata tersebut memiliki penekanan yang mendalam tentang suasana yang tidak ada cahaya dan sangat gelap, dan juga memiliki sinonim kata kelam, malam, menderita, sulit, seram dan sesak.

Berdasarkan tafsir ibnu katsir untuk surat Al Falaq ayat 3 tersebut, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wassalam pernah memegang tanganku dan memperlihatkan bulan kepadaku saat terbit dan beliau bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan ini, karena sesungguhnya ini adalah bulan jika terbenam“.

Bulan dalam Bahasa latin Yunani adalah dari kata “Lunar/lunatic” yang artinya menurut kamus gaul Bahasa Amerika artinya gila yang digambarkan sebagai suatu bentuk kegilaan yang disebabkan oleh fase bulan.

Beberapa ahli medis kini mulai percaya bahwa Kesehatan fisik atau mental seseorang dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang hampir 250.000 mill jauhnya. Namun studi penelitian yang terus muncul mengonfirmasi bahwa hal tersebut memiliki pengaruh misterius dan tidak dapat dijelaskan pada tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh kepolisian Sussex di Inggris menyimpulkan ada peningkatan kejahatan dan kekerasan ketika bulan purnama. Dari pengalaman seorang polisi yang telah bertugas selama 19 tahun, ia mengatakan sering mendapatkan kasus orang-orang dengan perilaku yang aneh – lebih rewel dan argumentative.

Sebuah studi terhadap 13.029 pengendara motor yang tewas dalam kecelakaan malam hari juga menemukan fakta bahwa ada peningkatan sejumlah 5.3% lebih banyak kematian pada malam-malam ketika bulan purnama dibandingkan dengan malam-malam lainnya. Dalam beberapa kalangan, fenomena ini disebut efek Transylvania.

Suatu teori menyeburkan bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel tubuh seseorang, sama halnya dengan gravitasi tersebut menyebabkan proses lautan pasang-naik, dan dalam teori lainnya juga mengatakan bahwa gaya gravitasi tersebut dengan kekuasaan Allah dapat mengubah kelenjar hormon dalam organ tubuh.

Jadi bagaimana? Masihkah anda akan beraktivitas di luar di malam hari?

The post Makna Surat Al Lail dalam Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Fungsi Al-Qur‘an Bagi Manusia https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/fungsi-al-quran Wed, 17 Feb 2021 17:03:36 +0000 https://dalamislam.com/?p=9362 Al-Qur‘an adalah kalam Allah SWT yang diperuntukkan kepada Nabi Muhammad SAW agar disampaikan pada umatnya agar mencapai kemaslahatan baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat nanti. Dengan begitu, Al-Qur‘an tidak hanya digunakan oleh umat Nabi Muhammad saja, tetapi Al-Qur‘an bisa menjadi pedoman seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur‘an terdapat puluhan ayat yang menjelaskan urgensi dari fungsi […]

The post 5 Fungsi Al-Qur‘an Bagi Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al-Qur‘an adalah kalam Allah SWT yang diperuntukkan kepada Nabi Muhammad SAW agar disampaikan pada umatnya agar mencapai kemaslahatan baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat nanti.

Dengan begitu, Al-Qur‘an tidak hanya digunakan oleh umat Nabi Muhammad saja, tetapi Al-Qur‘an bisa menjadi pedoman seluruh umat manusia.

Dalam Al-Qur‘an terdapat puluhan ayat yang menjelaskan urgensi dari fungsi Al-Qur‘an untuk manusia. Dari ayat-ayat itu, dapat dikerucutkan bahwa fungsi-fungsi Al-Qur‘an adalah sebagai berikut:

  • Hudan (petunjuk bagi umat manusia)

Fungsi sebagai petunjuk disebutkan dalam al-Qur‘an lebih dari 79 ayat, seperti dalam surat al-Baqarah (2): 2

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Kitab (al-Qur‘an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

  • Bayyinah (bukti penjelasan tentang suatu kebenaran)

Hal ini dapat dilihat seperti dalam surat al-Baqarah (2): 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur‘an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”

  • Mau‘izhah (pelajaran bagi manusia)

Hal ini disebutkan dalam lima ayat al-Qur‘an, seperti dalam surat Yunus (10): 57

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”

  • Tibyan (penjelasan tentang segala sesuatu yang difirmankan Allah)

Dalam surat al-Nahl (16): 89 Allah berfirman:   

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”

  • Tafshil (memberikan penjelasan dengan rinci sehingga bisa dikerjakan sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah)

Hal ini dijelaskan dalam surat Yusuf (12): 111,

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”

Fungsi-fungsi Al-Qur‘an yang telah disebutkan tadi tidak serta merta berfungsi dengan otomatis bagi umat Islam. Dalam artian, fungsi-fungsi tersebut bisa bermakna bagi kita jika benar-benar menjadikan Al-Qur‘an tersebut selaras dengan pemahaman serta pengamalan isi Al-Qur‘an dengan baik.

Semakin baik pemahaman dan kesadaran seseorang tentang isi kandungan Al-Qur‘an, maka akan semakin tampak jelas dan terbukti fungsi-fungsi al-Qur‘an untuk orang tersebut.

Sebaliknya, jika seseorang tidak bisa memahami Al-Qur‘an dan tidak ada kemauan mengamalkan isinya, maka fungsi-fungsi itu hanya akan melekat pada Al-Qur‘an itu sendiri dan tidak berefek bagi orang tersebut.

Karenanya, agar fungsi-fungsi Al-Qur‘an bisa tampak jelas, kita harus terus berusaha memahami Al-Qur‘an dengan semaksimal dan sebaik-baiknya serta didukung oleh kesadaran kita untuk selalu mengamalkan isinya khususnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

The post 5 Fungsi Al-Qur‘an Bagi Manusia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al-Qur’an Sebagai Petunjuk https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/al-quran-sebagai-petunjuk Mon, 15 Feb 2021 06:44:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=9262 Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk seluruh manusia. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 3-4; نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ (3) مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۗ […]

The post Al-Qur’an Sebagai Petunjuk appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk seluruh manusia. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 3-4;

نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ (3) مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (4)

Dia menurunkan Al kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, Sebelum (Al Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa)” (QS. Ali Imran[3]: 3- 4)

Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia, bahasan al-Qur’an terhadap suatu problem tidak tersusun dengan sistematis, bersifat global dan sering hanya menyajikan prinsip pokok saja. Namun format al-Qur’an seperti ini malah memiliki keunikan serta keistimewaannya sendiri.

Dalam keadaan seperti itu, al-Qur’an bisa menjadi bahan kajian yang tidak akan kering oleh para ilmuan baik yang muslim maupun non muslim, sehingga al-Qur’an selalu aktual semenjak waktu diturunkannya yakni lima belas abad yang lalu.

Dalam al-Qur’an diterangkan bahwa pada mulanya kehidupan manusia adalah satu kesatuan dan tidak terpisahkan yakni keluarga Nabi Adam AS. Akan tetapi hanya disebabkan suatu kedengkian maka terjadilah perselisihan yang berlanjut secara terus menerus. Selain itu, seiring dengan pesatnya perkembangan manusia, muncullah banyak problematika baru yang membutuhkan solusi untuk menjawab keadaan tersebut.

Selanjutnya, Allah SWT mengirim para utusan yakni sosok nabi dan rasul yang memiliki tugas sebagai penyeru kegembiraan dan pewanti peringatan. Bersamaan diutusnya mereka, diturunkan juga Kitab suci yang berfungsi sebagai mukjizat untuk menyelesaikan perselisihan dan memberikan jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi manusia.

Al-Qur’an sendiri menjadi petunjuk bagi umat manusia menuju jalan yang diridhai Allah SWT (hudan linnas) sekaligus sebagai jalan keluar dari kegelapan menuju cahaya terang benderang. Dalam realitasnya, fungsi al-Qur’an itu tidak begitu saja bisa diterapkan, tetapi membutuhkan pemahaman dan analisis yang mendalam.

Oleh karenanya, al-Qur’an harus senantiasa dipelajari, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun agar bisa memahami makna al-Qur’an dalam rangka menangkap petunjuk Allah SWT, maka dibutuhkan satu jalan keluar yakni dengan cara menafsirkan al-Qur’an. Jadi yang disebut tafsir al-Qur’an adalah usaha menggali hukum agama dan hikmah akhlak mulia dari ayat-ayat al-Qur’an berlandaskan kemampuan manusia.

Kemampuan manusia di sini bukan berarti ‘semampunya’ manusia itu menafsirkan. Tetapi mereka harus menguasai beberapa bidang keilmuan terlebih dahulu terlebih yang berhubungan dengan bahasa Arab, karena al-Qur’an sendiri diturunkan di tempat yang memakai bahasa Arab. Sehingga bisa disimpulkan, semua orang bisa menafsiri al-Qur’an, tentunya dengan kriteria yang mumpuni.

Dan akan sangat berbahaya jika seseorang menafsiri al-Qur’an tanpa memiliki komponen keilmuan yang sangat kurang, selain dia akan merusak masyarakat secara luas, dia juga akan merusak agamanya secara tidak langsung.

Ketika seseorang itu sudah mencapai tahap sebagai mufassir, maka dia berkewajiban untuk menyampaikan isi kandungan dalam al-Qur’an, sehingga masyarakat awam dapat mengerti apa yang dimaksudkan Allah dalam ayat-ayatnya dan mendapatkan petunjuk untuk menjadi umat yang selalu patuh dan mengharap ridho-Nya.

The post Al-Qur’an Sebagai Petunjuk appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Isi Kandungan Al-Qur’an yang Paling Utama https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/isi-kandungan-al-quran Fri, 12 Feb 2021 09:40:17 +0000 https://dalamislam.com/?p=9225 Sebagai seorang muslim, kita wajib menaati serta menjalankan semua perintah yang terdapat di dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam tertinggi dan sumber hukum Islam pertama. Artinya apabila memutuskan suatu hukum maka permasalahan tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab terakhir karena diwahyukan kepada Khatamin Nabiyyin (penutup para Nabi) yaitu […]

The post 6 Isi Kandungan Al-Qur’an yang Paling Utama appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai seorang muslim, kita wajib menaati serta menjalankan semua perintah yang terdapat di dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam tertinggi dan sumber hukum Islam pertama. Artinya apabila memutuskan suatu hukum maka permasalahan tersebut harus merujuk pada Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan kitab terakhir karena diwahyukan kepada Khatamin Nabiyyin (penutup para Nabi) yaitu Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an berisi tuntunan dan pedoman bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Al-Qur’an diturunkan sebagai pembenar dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya, seperti kitab Taurat, Zabur dan Injil.

Secara syara’ Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan tujuan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang tertulis pada lembaran-lembaran.

Al-Qur’an merupakan sumber utama fiqih Islam. Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang terjaga kemurniannya hingga yaumul akhir. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur atau bertahap dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari atau kurang lebih 23 tahun. Al-Qur’an terdiri dari 144 surah, 30 juz.

Dalam ajaran Islam, Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber hukum umat Islam. Sebagaimana dalam firman-Nya, dalam Surah An-Nisa ayat 59 berikut,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S An-Nisa: 59)

Sudah jelas, dalam ayat tersebut bahwasannya Al-Qur’an itu mempunyai kedudukan sebagai sumber hukum Islam yang paling utama dan dapat pula dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk hidup serta petunjuk bagi seluruh umat manusia. Bila seorang muslim berpegang teguh pada Al-Qur’an niscaya dia tidak akan tersesat selama-lamanya.

Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kandungan utama, secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Akidah

Akidah Islam adalah keyakinan yang berdasarkan ajaran Islam dari Al-Qur’an dan Hadits. Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya itu berakidah, tidak cukup dengan hanya mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya.

Tetapi harus menyatakannya dalam lisan, serta harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal saleh) dalam kehidupan sehari-hari. Isi pokok dari ajaran akidah adalah menyangkut hal ketauhidan, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa.

2. Ibadah

Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak untuk disembah.

3. Muamalah

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia juga memerlukan interaksi dengan manusia lainnya untuk bisa memenuhi kehidupannya. Maka di dalam Al-Qur’an pun terdapat cara bagaimana mengatur untuk memenuhi kebutuhan lain manusia dengan hubungannya dalam kehidupan.

4. Akhlak

Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi umat Islam dalam bertingkah laku. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran tentang akhlak.

5. Hukum

Al-Qur’an juga berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar yang menyeluruh bagi manusia. Agar memberikan pedoman kepada manusia supaya kehidupannya menjadi adil, aman, teratur.

6. Sejarah

Kitab suci Al-Qur’an berisi mengenai kisah-kisah yang terjadi di masa lalu. Kisah-kisah yang terdapat di dalam Al-Qur’an itu dimaksudkan untuk diambil hikmah atau pelajarannya dari kisah-kisah tersebut.

The post 6 Isi Kandungan Al-Qur’an yang Paling Utama appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Keutamaan Membaca Al Qur’an https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/keutamaan-membaca-al-quran Thu, 11 Feb 2021 07:12:38 +0000 https://dalamislam.com/?p=9201 Al-quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap makhluk mengetahui jika Al-quran adalah pedoman hidup manusia yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat muslim sedunia. Begitu banyak kisah yang diuraikan dengan indah dan penuh makna sehingga dijadikan sebagai pelajaran bagi hamba-Nya yang […]

The post 6 Keutamaan Membaca Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Al-quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setiap makhluk mengetahui jika Al-quran adalah pedoman hidup manusia yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat muslim sedunia. Begitu banyak kisah yang diuraikan dengan indah dan penuh makna sehingga dijadikan sebagai pelajaran bagi hamba-Nya yang berfikir dan diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hidup dengan cahaya Al-quran adalah sebuah perumpamaan bagi seseorang yang merasa ada yang kurang apabila sehari belum membaca ayat suci Al-quran.

Akan merasa kehilangan momentum ketika satu hari tak membaca dan mentadabburi pesan cinta-Nya. Seluruh hidupnya tak bisa lepas dengan Alquran karena hidupnya sudah terpaut dengan surat cinta-Nya. Ada perkataan dari ulama besar yang bisa menjadi bahan untuk bermuhasabah diri:

“Ketika engkau membaca Al-quran. Sesungguhnya engkau sedang. Memberikan kedua matamu pahala melihat (Al-quran). Memberikan kedua telingamu pahala mendengarkan (Al-quran). Memberikan lisanmu pahala mengucapkan (Al-quran). Memberikan hatimu pahala mentadabburi (Al-quran)”

(Alm. Syekh Ali Jaber)

Begitu banyak sekali keutamaan membaca Al-quran, jika memang Allah belum memampukan kita untuk menjadi penghafal Al-quran setidaknya berdoalah agar kita diberikan anugerah berupa mencintai Al-quran.

Di bawah ini ada beberapa keutamaan membaca Alquran yang berdasarkan hadist shahih, yaitu:

  1. ”Bacalah Alquran, karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela (pemberi syafaat) bagi orang yang mempelajari dan menaatinya.” (HR Muslim)
  2. ”Sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR Bukhari dan Muslim)
  3. ”Puasa dan Alquran memberi syafaat kepada Allah pada hari kiamat. Puasa berkata, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya makan dan minum dan memenuhi syahwatnya pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya. Dan Alquran pun berkata, ”Aku telah menghalanginya tidur pada malam hari maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya.’ Lalu syafaat keduanya diterima Allah.” (HR Ahmad)
  4. ”Orang yang mahir membaca Al-quran disertai duta-duta Allah (malaikat) yang mulia lagi baik-baik, sedangkan orang yang membaca Al-quran dengan tergagap-gagap (karena belum pandai) lagi sangat payah membacanya maka ia memperoleh dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)
  5. ”Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-quran bagaikan buah limau, baunya harum dan rasanya lezat. Sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-quran bagaikan kurma, tidak berbau tapi lezat rasanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
  6. ”Apakah tidak senang seseorang dari kalian pergi ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua ayat Al-quran, yang hal itu lebih baik baginya dari pada (berkurban) dua ekor kunta, dan tiga ayat lebih baik dari pada (berkurban) tiga ekor unta, empat ayat lebih baik daripada (berkurban) empat ekor unta dan seterusnya.” (HR Muslim).

Begitu banyak sekali keutamaan membaca Al-quran, masih pantaskan kita untuk tidak menghidupkan cahaya Al-quran di dalam hidup kita?

Tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan, hanya saja setiap manusia memiliki waktunya masing-masing.

The post 6 Keutamaan Membaca Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Daftar Surat Al Qur’an https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/daftar-surat-al-quran Wed, 14 Oct 2020 17:54:22 +0000 https://dalamislam.com/?p=8818 Surat Al-Fatihah Surat Al-Baqarah Ayat 1-50 Ayat 51-100 Ayat 101-150 Ayat 151-200 Ayat 201-250 Ayat 251-286 Surat Ali ‘Imran Surat An-Nisa’ Surat Al-Ma’idah Surat Al-An’am Surat Al-A’raf Surat Al-Anfal Surat At-Taubah Surat Yunus Surat Hud Surat Yusuf Surat Ar-Ra’d Surat Ibrahim Surat Al-Hijr Surat An-Nahl Surat Al-Isra’ Surat Al-Kahf Surat Maryam Surat Ta Ha Surat […]

The post Daftar Surat Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

]]>
  • Surat Al-Fatihah
  • Surat Al-Baqarah
  • Surat Ali ‘Imran
  • Surat An-Nisa’
  • Surat Al-Ma’idah
  • Surat Al-An’am
  • Surat Al-A’raf
  • Surat Al-Anfal
  • Surat At-Taubah
  • Surat Yunus
  • Surat Hud
  • Surat Yusuf
  • Surat Ar-Ra’d
  • Surat Ibrahim
  • Surat Al-Hijr
  • Surat An-Nahl
  • Surat Al-Isra’
  • Surat Al-Kahf
  • Surat Maryam
  • Surat Ta Ha
  • Surat Al-Anbiya
  • Surat Al-Hajj
  • Surat Al-Mu’minun
  • Surat An-Nur
  • Surat Al-Furqan
  • Surat Asy-Syu’ara’
  • Surat An-Naml
  • Surat Al-Qasas
  • Surat Al-‘Ankabut
  • Surat Ar-Rum
  • Surat Luqman
  • Surat As-Sajdah
  • Surat Al-sab
  • Surat Saba’
  • Surat Fatir
  • Surat Ya Sin
  • Surat As-Saffat
  • Surat Sad
  • Surat Az-Zumar
  • Surat Ghafir
  • Surat Fussilat
  • Surat Asy-Syura
  • Surat Az-Zukhruf
  • Surat Ad-Dukhan
  • Surat Al-Jasiyah
  • Surat Al-Ahqaf
  • Surat Muhammad
  • Surat Al-Fath
  • Surat Al-Hujurat
  • Surat Qaf
  • Surat Az-Zariyat
  • Surat At-Tur
  • Surat An-Najm
  • Surat Al-Qamar
  • Surat Ar-Rahman
  • Surat Al-Waqi’ah
  • Surat Al-Hadid
  • Surat Al-Mujadilah
  • Surat Al-Hasyr
  • Surat Al-Mumtahanah
  • Surat As-Saff
  • Surat Al-Jumu’ah
  • Surat Al-Munafiqun
  • Surat At-Tagabun
  • Surat At-Talaq
  • Surat At-Tahrim
  • Surat Al-Mulk
  • Surat Al-Qalam
  • Surat Al-Haqqah
  • Surat Al-Ma’arij
  • Surat Nuh
  • Surat Al-Jinn
  • Surat Al-Muzzammil
  • Surat Al-Muddassir
  • Surat Al-Qiyamah
  • Surat Al-Insan
  • Surat Al-Mursalat
  • Surat An-Naba’
  • Surat An-Nazi’at
  • Surat ‘Abasa
  • Surat At-Takwir
  • Surat Al-Infitar
  • Surat Al-Tatfif
  • Surat Al-Insyiqaq
  • Surat Al-Buruj
  • Surat At-Tariq
  • Surat Al-A’la
  • Surat Al-Gasyiyah
  • Surat Al-Fajr
  • Surat Al-Balad
  • Surat Asy-Syams
  • Surat Al-Lail
  • Surat Ad-Duha
  • Surat Al-Insyirah
  • Surat At-Tin
  • Surat Al-‘Alaq
  • Surat Al-Qadr
  • Surat Al-Bayyinah
  • Surat Az-Zalzalah
  • Surat Al-‘Adiyat
  • Surat Al-Qari’ah
  • Surat At-Takasur
  • Surat Al-‘Asr
  • Surat Al-Humazah
  • Surat Al-Fil
  • Surat Quraisy
  • Surat Al-Ma’un
  • Surat Al-Kausar
  • Surat Al-Kafirun
  • Surat An-Nasr
  • Surat Al-Lahab
  • Surat Al-Ikhlas
  • Surat Al-Falaq
  • Surat An-Nas
  • The post Daftar Surat Al Qur’an appeared first on DalamIslam.com.

    ]]>