ilmu kalam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/ilmu-kalam Mon, 19 Dec 2016 04:24:34 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png ilmu kalam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/ilmu-kalam 32 32 Ilmu Tauhid Islam : Pengertian, Hukum dan Jenisnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/ilmu-tauhid-islam Sat, 10 Dec 2016 07:07:52 +0000 http://dalamislam.com/?p=1208 Ilmu tauhid islam adalah ilmu yang mendasar dalam islam. Ilmu tauhid berkenaan dengan keyakinan dan ketundukkan kita kepada Allah SWT. Tentu saja sebagai pengatur kehidupan, Allah menyuruh kepada umat manusia untuk tunduk dan taat kepada Allah semata. Hal ini disampaikan pada ayat berikut, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai […]

The post Ilmu Tauhid Islam : Pengertian, Hukum dan Jenisnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu tauhid islam adalah ilmu yang mendasar dalam islam. Ilmu tauhid berkenaan dengan keyakinan dan ketundukkan kita kepada Allah SWT. Tentu saja sebagai pengatur kehidupan, Allah menyuruh kepada umat manusia untuk tunduk dan taat kepada Allah semata. Hal ini disampaikan pada ayat berikut,

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran : 103)

Untuk itu perlu diketahui jenis-jenis tauhid yang menjadi dasar dan keyakinan umat islam. Sebagai pondasi, maka ilmu tauhid ini tidak boleh rapuh atau retak. Ilmu tauhid lah yang melandasi keimanan dan kehidupan manusia sampai kelak nanti di akhirat. Berikut adalah penjelasan mengenai ilmu tauhid islam beserta bagiannya :

Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah sifat Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur seluruh kehidupan. Sifat ini tentunya harus diakui oleh seluruh manusia dan tiada yang dapat menandingi sifat rububiyah Allah SWT. Dari mulai nabi Adam hingga nabi Muhammad mereka senantiasa membawa pesan tauhid rububuiyah ini.

  1. Allah Maha Pencipta

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al A’raf : 54)

Ayat di atas menerangkan bahwa segala apa yang ada di langit dan bumi beserta isinya juga berjalan nya adalah ciptaan dari Allah. Tentu ini menjawab dan menentang paham atheis yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah ciptaan alam itu sendiri atau rekayasa dari kehidupan manusia.

  1. Allah Maha Kuasa

“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS Al Furqan : 2)

Allah yang Maha Kuasa berarti Allah menguasai segala hal yang ada di muka bumi ini. Kekuasannya tidak terbandingkan oleh apapun. Manusia hanya bisa berkuasa di satu tempat atau daerah saja, namun Allah meliputi seluruh alam jagad raya. Jelas tidak ada yang bisa disombongkan oleh manusia.

  1. Pemilik Segala Sesuatu

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah : 284)

Allah adalah yang memiliki segala sesuatu. Untuk itu tidak akan ada yang bisa menandingi nya. Bahkan apa yang dimiliki oleh manusia hakikatnya adalah kepunyaan dari Allah semata dan pemberian darin-Nya. Tidak ada yang benar-benar milik Allah pribadi.

Tauhid Mulukiyah

Tauhid mulukiyah berarti Allah sebagai raja dari segala raja. Ialah yang memimpin, membuat hukum, menjadi tujuan dari hidup manusia. Untuk itu, walaupun ada raja atau peimipin di muka bumi itu hanya sebagian kecil dari kekuasaan kerajaan Allah. Berikut adalah sifat Raja yang mnejadi kekuasaan Allah.

  1. Pemimpin dan Pelindung

“Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS Al a’raf : 196)

Allah adalah pemimpin dan pelindung. Sebagaimana fungsi dan sifat Raja, ia memberikan perlindungan dan memimpin ummatnya. Begitupun dengan Kemaha Rajaan Allah. Allah memberikan kita perlindungan dengan petunjuk dan rezeki serta sunnatullah yang dibuatnya. Manusia disuruh untuk ikuti apa yang diaturnya selayaknya pemimpin. Jika tidak diikuti, maka manusia sendiri yang rugi dan akan kehilangan arah.

  1. Pembuat Hukum

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al A’raf : 54)

Allah adalah pembuat hukum yang sejati. Hukum Allah meliputi kehidupan di seluruh jagat raya ini mulai dari kehidupan sosial, alam, manusia, dan berbagai fungsi nya hingga makrokosmos atau mikrokosmos. Semua itu Allah yang mengatur hukumnya namun terkadang manusia yang merusat hukum-hukum tersebut dengan melanggar dan lalai daripada Nya.

  1. Yang Dituju

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS An’Am : 162)

Allah adalah sebagai tempat yang dituju. Tanpa tujuan tentu manusia tidak akan bisa hidup dan mengarahkan hidupnya. Untuk itulah Allah sebagai tujuan yaitu beribadah, hidup dan mati juga mengarahkan segala bentuk keyakinan dan aktifitas pada-Nya.

Illah yang Abadi

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al-Ikhlas : 1-4)

Di dalam Al Quran Surat Al Ikhlas di atas dijelaskan bahwa Allah adalah tempat bergantung bukan Allah yang bergantung. Untuk itu, manusia lah yang membutuhkan Illah seperti Allah bukan Illah Illah lain yang menjadi tandingan Allah. Adanya Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam semua hal tersebut manusia jalankan semata-mata untuk dapat mengikuti segala bentuk aturan Allah dan selamat di dunia dan akhirat.

Untuk itu, bentuk pengillahan kita kepada Allah sejatinya dilakukan dengan meyakini dan mengamalkan segala bentuk kehidupan kita berdasarkan atas rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.

The post Ilmu Tauhid Islam : Pengertian, Hukum dan Jenisnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam https://dalamislam.com/dasar-islam/aliran-syiah-dalam-ilmu-kalam Sat, 10 Dec 2016 02:32:26 +0000 http://dalamislam.com/?p=1201 Syiah adalah satu aliran atau mahdzab yang erat kaitannya dengan sejarah dan perpolitikan islam di masa lalu. Secara umum, aliran syiah menolak kekhilafahan yang berasal dari tiga khalifah Sunni yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman Bin Affan. Aliran syiah sendiri berkiblat kepada ahlul baik yang mengaku sebagai keluarga asli atau keturunan rasul, termasuk mengangkat Ali […]

The post Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Syiah adalah satu aliran atau mahdzab yang erat kaitannya dengan sejarah dan perpolitikan islam di masa lalu. Secara umum, aliran syiah menolak kekhilafahan yang berasal dari tiga khalifah Sunni yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman Bin Affan. Aliran syiah sendiri berkiblat kepada ahlul baik yang mengaku sebagai keluarga asli atau keturunan rasul, termasuk mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai imam-nya.

Syiah merupakan memiliki sejarah yang panjang, khususnya dilatar belakangi oleh syiah Ali yang artinya adalah pengikut Ali. Mereka meyakini hal tersebut berdasarkan Hadist Rasul, yang diakui benar oleh mereka, yaitu “Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung”. Hadist ini digunakan oleh mereka, walaupun hadist ini tidak diakui oleh orang-orang Sunni.

Untuk mengetahui kebenaran ajaran syiah, tentu saja ajaran-ajaran tersebut harus dipahami dan diperbandingkan dengan rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia . Tentu tidak boleh ada yang bertentangan dengan ajaran islam secara substantif. Berikut adalah mengenai aliran syiah dalam ilmu kalam.

Pokok Ajaran Syiah yang Paling Substantif

Muslim yang berkiblat kepada syiah meyakini bahwa keturunan atau keluarga Muhammad adalah yang pantas menjadi imam mereka. Mereka adalah sumber ilmu pengetahuan yang terbaik untuk urusan agama, Al Quran, islam. Selain itu, mereka pun juga menganggap bahwa keturunan Nabi adalah guru terbaik setelah Muhammad SAW, dan menjaga tradisi sunnah dapat tetap terpercaya.

Muslim dari kalangan syiah berpendapat bahwa Ali Bin Abi Thalib yang merupakan sepupu sekaligus menanti Rasulullah, dan kepala keluarga Ahlul Bait merupakan penerus kekhalifahan yang pantas setelahj Nabi Muhammad SAW. Hal ini tentu berbeda dengan pandangan dari Sunni yang merasa bahwa sahabat-sahabat nabi yang layak untuk meneruskan kepemimpinan Nabi. Syiah meyakini bahwa kepemim[inan terhadap Ali adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW.

Perbedaan pandangan dengan sunni ini membuat akhirnya konflik tajam dan berkepanjangan muncul termasuk merembet terhadap masalah penafsiran Al-Quran, Sunnah, Sahabat, dan segala hal yang berkenaan dengan pandangan keislamannya.

Mengenai kekhalifahan ini syiah mengakui adanya otoritas keimaman syiah yang disebut juga sebagai Khalifah Illahi, yaitu pemegang otoritas islam, walaupun pada kenyataannya ada banyak sekte-sekte dalam syiah juga berganti iman hingga saat ini.

Ketauhidan dalam Ilmu Kalam Syiah

Ajaran syiah memiliki pandangan dan ilmu kalam tersendiri yang perlu untuk dipahami. Hal ini menjadi patokan keseharian mereka untuk mengembangkan dan memperluas ajaran syiah. Pokok dan ajaran ini berdasar 5 pokok hal utama yang menjadi panutan pengikutnya. Ilmu Kalam tentu saja berkenaan dengan pandangan Ketuhanan, Agama, Wahyu, Nabi, dan lain sebagainya.

  1. At Tauhid

At tauhid adalah bagian dari ilmu kalam. At Tauhid dalam ilmu kalam syiah meyakini bahwa Allah adalah Esa. Keesaan Allah juga mengandung sifat berbeda dengan makhluknya, tidak beranak, dan tidak diperanakkan serta tidak serupa dengan makhluk yang ada di muka bumi.

Sifat-sifat Allah yang harus dan tetap bagi aliran syiah ini adalah:

  • Alim (Mengetahui)
  • Qadisr (Berkuasa)
  • Hayy (Hidup)
  • Berkehendak
  • Mudrik (Cerdik, Berakal)
  • Qadim Azaly (Tidak memiliki awalan)
  • Azali (Kekal)
  • Mutakallim (Berkata-kata)
  • Shadiq (Benar)

Sedangkan, ada pula sifat-sifat Allah yang juga tidak mungkin dimiliki Allah SWT yang disebut dengan Al Salbiyah. Sifat-sifat tersebut seperti bisa dilihat, bertempat, bersekutu, bergantung kepada sesuatu, baian dari Zat yang dimiliki atau diciptakan.

  1. Al Adl

Sifat Allah yang selanjutnya, menurut ilmu kalam dari aliran syiah adalah kemaha Adilan Allah. Allah tidak akan dan tidak pernah berbuat tidak adil dan semua yang Allah tetapkan untuk manusia adalah untuk dasar kemaslahatan atau kebaikan manusia di muka bumi.

Untuk itu, menurut syiah segala apa yang Allah perintahkan dan tentukan memiliki tujuan yang hendak dicapai dan semua perbuatan tersebut adalah baik. Untuk itu, menurut syiah segala perbuatan Allah adalah baik dan Allah tidak pernah meninggalkan sedikitpun sifat dan ketentuannya tersebut.

Kenabian dan Wahyu dalam Ilmu Kalam Syiah

Dalam ilmu kalam syiah terhadap konsep mengenai Kenabian dan Wahyu yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.

  1. Pandangan Terhadap Nabi Muhammad

Kaum syiah juga memiliki kepercayaan terhadap keberadaan Nabi yang tidak berbeda sebagaimana kaum Sunni. Kepercayaan syiah meyakini bahwa Allah mengutus Nabi atau Rasul untuk mengarahkan manusia ke jalan kebenaran dan membuat manusia terbimbing untuk melaksanakan amalan kebaikan. Untuk itu Allah menyebutkan dalam Al Quran bahwa Rasul adalah pembawa berita bahagia. Tentu hal ini menjadi ancaman bagi mereka yang ingin dan senang berbuat kemaksiatan juga kedurhakaan kepada Allah SWT.

Kaum syiah memiliki pendapat bahwa jumlah Nabi atau Rasul adalah 124 dan Muhammad adalah nabi terakhir. Mereka berpendapat bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang paling utama dari seluruh Nabi yang ada, bahkan isti-istri Nabi adalah orang suci sehingga mereka terhindar dari segala keburukan yang ada. Untuk itu para Nabi sangat terjaga dari bentuk kesalahan dan keburukann bahkan mulai dari mereka sebelum menjadi Rasul.

  1. Al-Quran dan Wahyu Menurut Syiah

Mengenai Al Quran, kaum syiah berpendapat bahwa Al Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad yang abadi dan kalam Allah adalah hadis, makhluk (diciptakan). Hal ini karena kalam Allah disusun berdasar huruf dan suara yang didengar, sedangkan Allah tidak dapat berkata-kata baik dengan huruf atau suara langsung kepada manusia.

Konsep Imamah dalam Ilmu Kalam Syiah

Imamah merupakan bagian dari pembahasan ilmu kalam dalam syiah. Imamah adalah kepemimpinan bagi kaum syiah. Masalah kepemimpinan bagi kaum syiah tidak dapat dilepaskan begitu saja dengan masalah agama dan kehidupan di dunia. Imamah atau kepemimpinan ini menjadi pengganti rasul baik dalam memelihara syari’at, menegakkan hukum, memberikan hukum pada pelanggaran terhadap hukum Allah, serta mewujudkan kebaikan dan keselamatan bagi ummat.

Menurut kaum syiah yang bisa menjadi pemimpin ummat adalah seorang  seorang imam dan jika ada pemimpin selain imam, hal tersebut dianggap tidak sah atau ilegal. Untuk itu, mereka tidak wajib untuk diikuti atau ditaati segala bentuk aturan dan kebijakannya. Imam bagi syiah adalah m’sum yang berarti suci dari berbagai dosa. Segala aturan yang dibuat imam tentu saja harus diikuti dan tidak boleh untuk dikritik atau diganggu gugat oleh umat yang mengikutinya.

Untuk menguji apakah konsep tersebut benar hal ini tentu saja harus dibandingkan dengan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam . Hal ini yang menjadi dasar seorang manusia atau kepemimpinan di muka bumi. Sejatinya imam atau pemimpin adalah manusia yang juga memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.

The post Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat https://dalamislam.com/dasar-islam/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat Fri, 09 Dec 2016 10:13:20 +0000 http://dalamislam.com/?p=1199 Dalam perkembangan ilmu mengenai agama, banyak bermunculan berbagai pengetahuan yang semakin spesifik terhadap masalah-masalah hidup, ketuhanan, dan ajaran. Termasuk dalam hal ini adalah islam. Dalam ilmu mengenai islam sendiri, terdapat istilah ilmu kalam yang memperdalam mengenai dasar-dasar persoalan teologi. Persoalan teologi ini artinya akan menyebar ke berbagai pengetahuan yang lain karena segala yang hidup ini […]

The post Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam perkembangan ilmu mengenai agama, banyak bermunculan berbagai pengetahuan yang semakin spesifik terhadap masalah-masalah hidup, ketuhanan, dan ajaran. Termasuk dalam hal ini adalah islam. Dalam ilmu mengenai islam sendiri, terdapat istilah ilmu kalam yang memperdalam mengenai dasar-dasar persoalan teologi. Persoalan teologi ini artinya akan menyebar ke berbagai pengetahuan yang lain karena segala yang hidup ini berasal dari masalah Ketuhanan.

Teologi sendiri berbicara mengenai dasar-dasar ajaran islam yang berkenaan dengan keberadaan atau Eksistensi Tuhan beserta kekuasaan penciptaannya. Untuk itu, hal ini tentu sangat berkaitan erat dengan keyakinan umat islam terhadap Allah serta dalam usaha atau proses mengenal Allah secara mendalam.

Banyak yang meresahkan mengenai perkembangan ilmu ini karena ada beberapa yang malah melenceng. Terutama ketika sudah bersentuhan dengan ilmu filsafat. Walaupun secara umum filsafat tidak hanya datang dari Barat melainkan juga dari Islam. Tentunya tidak akan melenceng jika penggunaan metode yang benar diterapkan dalam hal ini. Jika tidak, tentu saja kesesatan akan tertuju kepada kita. Berikut adalah pembahasan mengenai ilmu kalam dan filsafat.

Berbagai Jenis Ilmu Kalam

Ada beragam macam ilmu kalam yang dapat dipelajari dan menjadi penting untuk diketahui oleh ummat islam. Berikut adalah berbagai jenis ilmu kalam yang penting untuk diketahui.

  1. Tauhid

Ilmu mengenai tauhid adalah pembahasan mengenai wujud Allah, sifat Allah, serta berbagai dalil yang membuktikan bahwa Keesaaan Allah Eksis di muka bumi ini. Ilmu ini membuktikan bahwa dengan bukti bukti yang ada dan berbagai informasi wahyu lainnya, Allah adalah Zat Yang Maha untuk Mewujudkan segala hal di muka bumi ini. Untuk itu, masalah ketauhidan adalah masalah mendasar yang harus dibuktikan dan dipelajari mendalam, agar memiliki keyakinan yang kuat.

  1. Aqa’id

Aqa’d membahas mengenai kepercayaan atau pandangan yang landasannya adalah hati atau jiwa manusia. Hal ini diyakini kebenarannya apabila sudah benar-benar yakin dan tertancap dalam hati manusia tersebut. Untuk itu sulit jika harus dilepaskan. Biasanya hal ini terkait tentang hidayah yang datang dari Allah SWT.

  1. Ushuludin

Ilmu ushuludin berkenaan dengan prinsip dasar agama yang dilandaskan pula pada hukum-hukum berpikir dan logika. Objek utama dari ilmu ini tentu adalah agama yang akan menjadi pembahasan. Ushuludin tentunya menjadi dasar dari pembahasan agama, karena jika penarikan kesimpulan mengenai agama keliru, maka tentu pemahamannya pun akan juga ikut keliru.

Pandangan Ilmuwan Mengenai Ilmu Kalam

Cendekiawan islam pun bermunculan hingga muncul istilah mutakalim yang berarti seorang ahli teologi. Ilmu tentang teologi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan rasional, logika, pengetahuan, hukum-hukum berpikir, dan berbagai pengetahuan dasar lainnya atau dikenal dalam filsafat dengan istilah epistemologi.Ada beberapa ilmuwan yang berpendapat mengenai ilmu kalam.

Ilmu kalam diteliti dan dikembangkan oleh banyak ilmuwan islam. Berikut adalah pendapat dan pandangan mengenai ilmu kalam yang berasal dari cendekiawan islam.

  1. Muhammad Abduh

Muhammad Abduh berpendapat bahwa ilmu kalam merupakan ilmu yang membahas mengenai alasan untuk mempertahankan suatu kepercayaan atau keimanan seseorang dengan hukum-hukum berpikir yang benar dan berisi pula bantahan mengenai orang-orang yang ingkar sunnah atau menyimpang dari sunnah rasul.

Ilmu kalam ialah ilmu mengenai alasan tentang mempertahankan kepercayaan atau keimanan dengan dalil pikiran dan berisibantahan terhadap orang yang menyimpang dari kepercayaan ahli sunnah.

  1. Ibnu Khladun

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ilmu kalam merupakan pembahasan tentang wujud Allah dan sifat-sifat wajib yang Allah miliki. Ilmu kalam juga membahas mengenai Rasul atau Nabi Allah untuk menyampaikan dan menetapkan kebenaran dari perjalanannya. Secara singkat menjelaskan apa yang jaiz serta hubungannya dengan diri atau kehidupan mereka sendiri.

  1. Al Farabi

Al Farabi mendeskripsikan mengenai ilmu kalam adalah ilmu yang membahas zat atau sifat-sifat Allah dengan seluruh eksistensinya. Hal ini juga berkenaan dengan pembahasan dunia hingga masalah hidup setelah mati (akhirat) yang berlandaskan informasi dari Al Quran atau Wahyu yang diturunkan Allah SWT.

Fungsi dan Peranan Filsafat Terhadap Agama

Ilmu filsafat pada dasarnya disebut juga dengan ilmu pengetahuan. Filsafat berusaha untuk membongkar mengenai segala sesuatu yang ada atau eksis. Filsafat berusaha untuk memahami sifat-sifat, karakteristik, keberadaan, fungsi, sebab akibat, awal mula berasal sesuatu, hingga hubungannya dengan eksistensi lain.

Ilmu filsafat bukanlah islam itu sendiri. ilmu filsafat hanyalah alat untuk membongkar sesuatu. Untuk itu, filsafat tidak akan bisa bekerja jika saja tidak ada informasi, data, realitas yang bisa diteliti. Tentu saja ilmu filsafat bukanlah ilmu cenayang yang dapat memahami sesuatu dengan tiba-tiba. Harus ada penjelasan ilmiah dan logis mengenai hal yang diteliti.

Mempelajari filsafat tentu bukan hanya sekedar realitas yang sifatnya empiris atau dapat terlihat secara kasat mata. Allah, Malaikat, sejarah di masa lalu tidak pernah bisa kita lihat sampai kapanpun. Namun pembuktiannya bisa kita lakukan asalkan ada data dan informasi yang diterima. Tentu saja wahyu atau AlQuran adalah informasi yang bisa kita kaji untuk dipahami.

Tentu salah besar jika ada yang mengatakan bahwa Islam, Allah tidak dapat dibuktikan secara filsafat atau ilmu pengetahuan. Keesaan Allah dan Kebesaran Allah dapat kita buktikan dari segala macam sudut pandang karena kebenaran dari sudut pandang manapun tetaplah akan menjadi benar. Kesalahan orang-orang Barat biasanya tidak menjadi wahyu atau Al-Quran sebagai sumber informasi juga. Padahal hal tersebut bukan hal yang objektif. Tentu saja segala macam informasi adalah realitas yang patut untuk dikaji.

Contohnya adalah, Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam tentu tidak akan bisa dipahami jika tidak dibbongkar unsur-unsurnya, fungsinya, kedudukannya dengan cara filsafat. Sedangkan informasi dan proses menemukan kesimpulannya Ilmu Kalam berperan dalam hal ini yaitu melalui informasi wahyu atau Al-Quran.

Kaitan Ilmu Kalam dan Filsafat

Dari pembahasan di atas dapat kita pahami bahwa filsafat memiliki peranan untuk membongkar atau sebagai alat untuk mendekati realitas secara mendalam. Sedangkan filsafat sendiri tidak bisa membongkar apa yang ilmu kalam bongkat, jika informasi tidak didapatkan.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat adalah:

  • Ilmu Filsafat adalah dasar dari pengetahuan atau cara berpikir sedangkan ilmu kalam sudah spesifik membahas kajian dengan obyeknya adalah agama atau ketuhanan
  • Ilmu Kalam membutuhkan ilmu lain untuk memprosesnya, dengan filsafat maka kita dapat memahami bahwa suatu realitas memiliki eksistensi, fungsi, nilai, kedudukan, hubungan sebab akibat, hubungan dengan realitas lain dsb. Contohnya : kedudukan Allah terhadap Manusia, Sifat Sifat Allah, Penciptaan Manusia dan Hubungannya dengan Keberadaan Allah, dsb
  • Ilmu Filsafat adalah ilmu dasar yang sifatnya umum, tidak akan berfungsi jika tidak ada kajian atau objek yang diteliti. Maka itu seperti rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia tentu membutuhkan ilmu kalam memahaminya secara spesifik.
  • Ilmu Kalam sudah spesifik membahas agama dan ketuhanan sedangkan filsafat berkaitan dengan realitas secara umum

The post Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/ilmu-kalam-dalam-islam Wed, 23 Nov 2016 15:06:00 +0000 http://dalamislam.com/?p=1141 Ilmu kalam adalah salah satu pembahasan mengenai dasar-dasar dalam agama islam. Ilmu kalam tentu menjadi hal yang cukup penting untuk dibahas bagi mereka yang ingin memperdalam mengenai agama islam serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu islam. Untuk kiranya perlu dibahas mengenai ilmu kalam dalam islam, agar tidak salah memahami dan menjadi pijakan yang benar […]

The post Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu kalam adalah salah satu pembahasan mengenai dasar-dasar dalam agama islam. Ilmu kalam tentu menjadi hal yang cukup penting untuk dibahas bagi mereka yang ingin memperdalam mengenai agama islam serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu islam. Untuk kiranya perlu dibahas mengenai ilmu kalam dalam islam, agar tidak salah memahami dan menjadi pijakan yang benar untuk mempelajari islam secara utuh dan menyeluruh.

Ilmu kalam tentu tidak menjadi masalah jika dipelajari apalagi memperkuat pengetahuan manusia tentang kehidupan ini. Terutama mengenai masalah Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.  Hal-hal ini adalah mengenai hakikat tujuan manusia di muka bumi ini. Tentu dengan ilmu kalam hal mendasar ini seharusnya dapat terjawab dengan jelas.

Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam dalam islam pada dasarnya adalah pembahasan mengenai Allah dan Rasul. Secara bahasa ilmu kalam berarti perkataan atau pembicaraan atau kata-kata. Secara umum dapat dikatakan membicarakan atau mendialogkan suatu masalah atau topik tertentu. Selain itu, ilmu kalam pun juga sering kalai di identikkan dengan teologi atau ilmu tauhid.

Sebutan tentangn ilmu kalam pernah dibahas dan digambarkan oleh para ilmuwan-ilmuwan islam, diantaranya adalah:

  • Ilmu Tauhid dan Sifat digunakan Taftazani untuk membahas pentingnya keesaan dan sifat-sifat Allah.
  • Ilmu Tauhid membahas bagian terpenting dalam Islam dipergunakan oleh Muhammad Abduh (wafat 1323H/1905M).
  • Ilmu Fiqh Al Akbar yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah pada abad ke 2H/8M.
  • Ilmu Al Qoid digunakan oleh Al-Thahawi (wafat 331H/942M) dan Imam Al Gazali (wafat 505H/111M).
  • Ilm Kalam digunakan oleh Ja’far Alshadiq (wafat 148H/75M), Malik (wafat 179H/795M) dan Imam Syafi’i (wafat 204H/819M).
  • Ilmu Ushuludin digunakan oleh Asy’ari (wafat 324H/935M), Al-Baghdadi (wafat 42H/1037M).
  • Ilmu Al Nazar dan Al Istidal digunakan oleh Taftazani didalam buku Syarh Al-Aqa’id Al Nasafiyyah mengenai pembahasan metode ilmu kalam.

Salah satu yang menjadi permasalahan dalam ilmu kalam adalah pembahsan tentang golongan. Hal ini seperti hadist dari Rasulullah berikut:

Kaum Yahudi terpecah menjadi 71 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Dan umat Islam ini akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.

Atau yang disampaikan dalam hadist berikut: “Umat ini akan terpecah menjadi 72 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan , yaitu al-jamah”

Pembahasan Ilmu Kalam dan Kaitannya dengan Iman

Ilmu kalam yang pada dasarnya membahas tentang dasar-dasar tentang Tuhan, tentu akan sangat berkaitan dengan keimanan. Keimanan artinya adalah percaya atau meyakini. Seseorang tidak akan dapat mempercayai sesuatu atau meyakini sesuatu jika tanpa ada landasan ilmu pengetahuan dan dasar realitas yang sangat kuat.

Orang yang telah mempelajari dan membahas tentang ilmu kalam bukan berarti ia sudah pasti kuat keimanannya. Karena keimanan seseorang tentu akan turun dan naik, bergantung kepada dinamika dan kondisi diri. Hal ini sebagaimana ayat Allah, dalam QS Al Isra : 36.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Hal ini tentu menjadi alasan bahwa manusia harus mengetahui pengetahuan atau alasan alasan mengenai keimanannya. Segala hal tentang apa yang di yakini, di amalkan, dan juga dijalankan dalam hidup manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Mempelajari ilmu kalam yang berkaitan dengan dasar-dasar islam tentu saja akan berhubungan pula dengan masalah-masalah rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia, juga masalah lainnya dalam ajaran islam.

Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam

Mempelajari ilmu pengetahuan tentu saja akan ada manfaatnya. Tidak ada ilmu yang sia-sia dan tidak ada gunanya jia dipelajari dengan benar dan objektif. Berikut adalah manfaat mempelajari ilmu kalam terhadap permasalahan keimanan islam.

  1. Memperkuat Dasar Pengetahuan tentang Islam

Dengan mempelajari ilmu kalam salah satu manfaatnya adalah kita dapat mengetahui dasar-dasar ilmu atau ajaran islam terutama masalah Ketuhanan dan Rasul beserta perintah universal ajarannya. Ilmu kalam tentu ilmu yang harus sesuai dengan realitas secara objektif. Untuk itu, tidak perlu khawatir atau takut jika memang mampu dipertanggungjawabkan data-data yang disampaikan mengenai permasalahan ketauhidan jika memang linier dengan Wahyu atau AL Quran.

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf:52)

Dengan mempelajari ilmu kalam maka tidak akan tercampur atau menjadi tercampur antara keimanan dan kesyirikan, karena kita telah mengetahui apa perbedaan antara seorang muslim yang beriman dan kesyirikan dan kekafiran yang tidak meyakini hukum Allah. Hal ini sebagaimana ayat berikut.

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al An’Am : 82)

Hal ini juga sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut. Bahwa nantinya walaupun kita mempelajari ilmu kalam tentu tetap membutuhkan data lewat wahyu Allah atau Al-Quran sebagai informasi mutlak mengenai islam. Tanpa adanya wahyu Al Quran tentu manusia tidak akan dapat menangkap data yang valid dan mutlak sebagai informasi langsung dari Allah SWT.

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. “ (QS Asy Syuara :52)

  1. Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah : 257)

Dengan mempelajari ilmu kalam pula, sebagaimana disampaikan dalam ayat di atas, tentu seseorang tidak mudah melenceng dari ajaran agama. Hal ini sebagaimana Allah sebagai pelindungnya dan juga terdapat jelas perbdaan antara perilaku kekafiran dan kemusyrikan. Tinggal manusia saja mau melaksanakannya atau tidak.

  1. Dapat Menerapkan Secara Konsisten Amalan Islam

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS Al Ahqaf : 13)

Mempelajari ilmu kalam dalam islam juga tentu membuat kita tetap istiqamah dalam jalan Allah, hal ini karena telah dipekrkuat dengan ilmu islam dan dasar-dasar pengetahuan sebagai pondasi keimanannya. Tentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar meyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

The post Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/hubungan-tasawuf-dengan-ilmu-kalam Wed, 16 Nov 2016 08:41:38 +0000 http://dalamislam.com/?p=1121 Dalam islam terdapat istilah ilmu tentang taswuf dan ilmu kalam. Keduanya tentu sama-sama membahas mengenai masalah agama dan masalah ketuhanan. Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia  tentunya juga menjadi bagian dari pembahasan tersebut. Kedua ilmu ini tentu saja dapat digunakan selagi tidak bertentangan […]

The post Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam islam terdapat istilah ilmu tentang taswuf dan ilmu kalam. Keduanya tentu sama-sama membahas mengenai masalah agama dan masalah ketuhanan. Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia  tentunya juga menjadi bagian dari pembahasan tersebut. Kedua ilmu ini tentu saja dapat digunakan selagi tidak bertentangan dengan rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama islam.

Untuk itu akan dibahas terleih dahulu mengenai ilmu kalam, tasawuf, dan dicari hubungan atau benang merahnya tentang kedua hal tersebut.

Pengertian dan Jenis Ilmu Kalam

Dalam istilah bahasa Arab, ilmu kalam berarti disiplin ilmu tentang dasar-dasar pengetahuan atau filsafat. Istilah ini juga berkaitan dengan persoalan Teologi dalam Islam. Teologi sendiri adalah dasar-dasar ajaran islam yang berkaitan dengan Eksistensi Ketuhanan dan Kekuasaan Yang Maha Pencipta. Seorang yang cendekiawan islam sering disebut dengan istilah mutakallim atau berarti seorang ahli teologi.

Ilmu tentang teologi sangat kental dengan penggunaan rasional, logika, dan hukum-hukum berpikir yang valid. Artinya, teologi memang membuktikan tentang Eksistensi Ketuhanan dan segala semesta dengan pembuktian yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Tentu, akhirnya bukan malah justru menjauh dari keesaan Allah, melainkan semakin memperkuat dan membuktikan.

Jenis-jenis ilmu kalam dapat dijabarkan dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut,

  1. Tauhid

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat Allah, dan membongkar dalil-dalil yang membuktikan adanya Zat Yang Maha untuk Mewujudkan Segala Sesuatu. Pembahasan ilmu tauhid berkenaan dengan keesaan Allah dan akidah yang utama bagi setiap manusia, khususnya muslim.

  1. Aqa’id

Ilmu Aqa’d membahas tentang kepercayaan dalam hati atau pandangan yang berdasarkan kepada jiwa manusia dan diyakini kebenarannya. Jika sudah tertancap maka tidak akan bisa atau mudah untuk dilepaskan.

  1. Ushuludin

Ilmu ushuludin atau ilmu tentang agama, adalah ilmu yang membahas tentang prinsip dasar agama dengan berdasarkan kepada hukum logika. Objek utama dari ilmu ini adalah dasar agama yang menjadi masalah utama dalam islam.

Ilmu Kalam Menurut Para Ilmuwan Islam

Mengenai ilmu kalam, ternyata para ilmuwan islam memiliki pendapat dan pengertian sendiri. Berikut adalah pengertian ilmu kalam menurut para ilmuwan islam.

  1. Muhammad Abduh

Ilmu kalam ialah ilmu mengenai alasan tentang mempertahankan kepercayaan atau keimanan dengan dalil pikiran dan berisibantahan terhadap orang yang menyimpang dari kepercayaan ahli sunnah.

  1. Ibnu Khladun

Menurut Ibnu Khaldun ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan sifat wajib yang ada pada-Nya. Sifa-sifat yang jaiz yang sifatkan bagi-Nya dan sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu, ilmu kalam juga memberikan pembahasan tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalah/perjalanannya, apa yang wajib ada, hal-hal yang jaiz dan dihubungkan dengan diri mereka.

  1. Al Farabi

Ilmu Kalam menurut Al Farabi adalah membahas zat dan sifat Allah serta seluruh eksitensi yang mungkin. Berkenaan pula dengan masalah dunia hingga masalah keakhiratan yang berlandaskan informasi wahyu Allah.

Pengertian dan Pembahasan Tasawuf

Ilmu tasawuf berasal dari para kaum sufi yang artinya suci. Tasawuf berasal dari para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta, kasih, dan kemurnian jiwa. Untuk itu, bagi sufi atau ajaran tasawuf dalam hidup yang benar-benar dibutuhkan adalah kemurnian hati dan kesucian jiwa yang dapat menghubungkan antara manusia dengan Sang Maha Pencipta. Ajaran tasawuf sangat tidak ingin manusia berhati kotor dan rusak karena hal tersebut yang dapat menghalangi manusia untuk dapat menjalin dan mengarah antara manusia dan Tuhan.

Ajaran tasawuf sendiri menekankan kepada cara-cara mengembangkan rohani dan jiwa manusia agar dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam tingkatan tertentu yaitu tingkatan makrifat yang berarti telah bersatunya jiwa manusia dengan Allah. Itulah yang menjadi tujuan dan pencapaian tertinggi dari ajaran tasawuf.

Ajaran Tasawuf sendiri mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah, konsentrasi terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah, serta membebaskan diri dan keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf sendiri tidak mengajarkan manusia untuk memiliki ketamakan kepada harta dan kecintaan duniawi yang berlebih. Dunia yang ada ini tentu adalah fana sedangkan yang sejati adalah kembalinya manusia kepada Tuhan. Bahkan yang paling penting adalah mendapatkan keridhoan dan kecintaan Allah, karena bagi tasawuf itulah hal penting diatas segala-galanya.

Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam

Dalam ilmu kalam dan tasawuf keduanya merupakan bagian dari ilmu-ilmu yang membahas persoalan agam dan ketuhanan. Ilmu kalam dan tasawuf sama-sama mengajarkan manusia mengenai Tuhan, Pencipta, kepercayaan terhadap agama, dan segala keterkaitaannya. Dalam hal ini tentu dalam sudut pandang islam.

Yang menjadi berbeda adalah ilmu tasawuf membahas persoalan agama dari sudut pandang keruhanian, kesucian jiwa, cinta, dan hubungan dengan Allah secara langsung. Sedangkan ilmu kalam membahasnya dengan sudut pandang ilmu logika atau rasional pengetahuan. Untuk itu, kedua-duanya sama-sama ingin menuju tujuan yang sama, namun dari sudut pandang atau pendekatan yang berbeda. Berikut fungsi dari keduanya dan Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam.

  1. Ilmu Kalam Memperkuat Keyakinan Melalui Akal Logis Rasional

Ilmu kalam juga memegang peranan penting dalam pemahaman agama seseorang. Ilmu kalam memperkuat aspek rasionalitas dan logika dari manusia terhadap keimanan pada Tuhan dan Agama. Ilmu kalam yang salah dipelajari tentu akan menjadi salah pemahaman atau kekeliruan keyakinan. Namun, secara umum akal manusia mengarah kepada hal yang objektif dan tidak sembarangan menyimpulkan, hanya hawa nafsu yang dapat menyimpulkan seperti itu. Jika manusia memiliki keyakinan tanpa akal rasional tentu akan mudah rapuh terombang ambing oleh dialegtika yang bisa saja terjadi atau diberikan oleh orang-orang yang menantang keyakinan ajaran islam.

  1. Tasawuf Memperkuat Keyakinan Melalui Pendekatan Jiwa atau Perasaan

Adanya ajaran tasawuf memperkuat keyakinan islam melalui jiwa atau perasaan manusia. Untuk itu, perasaan atau jiwa ini dihidupkan agar tidak kering atau merasa hampa hanya dengan pendekatan rasional atau logika. Manusia memiliki fungsi akal dan jiwa, untuk itu keduanya harus digunakan dan diolah agar dapat sesuai dengan ajaran islam itu sendiri, yang hakikatnya adalah ketundukan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT.

Ajaran tasawuf tentunya juga tidak boleh bertentangan dengan sunnah rasul, sebab ada beberapa pendapat ulama yang menyalahkan aliran tasawuf tertentu karena bertentangan dengan sunnah rasul. Untuk itu, umat islam tentunya harus selektif dan benar-benar teliti dalam mempelajari islam yang sesuai dengan sunnah rasul.

Untuk itu penerapan sunnah rasul harus benar-benar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tersebut misalnya dengan melakukan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

The post Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam appeared first on DalamIslam.com.

]]>