Rasa cemburu kerap hadir dalam perasaan diri anda. Dimana rasa ini timbul karena rasa yang tidak suka jika orang yang anda sayangi lebih memilih orang lain dibandingkan anda.
Di dalam bahtera rumah tangga, rasa cemburu terhadap pasangan merupakan fitrah manusia yang bisa datang kapan saja. Dimana jika rasa cemburu tidak ada, bahkan hal tersebut sangatlah dikuatirkan. Bisa jadi pasangan anda tidak memiliki rasa kasih dan sayang yang begitu besar terhadap anda.
Dalam kehidupan Nabi SAW, rasa cemburu kerap diperlihatkan oleh istri Nabi. Terutama bagi Ummu Aisyah yang memang memiliki rasa cemburu yang lebih besar dibandingkan istri-istri Nabi lainnya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbali, Imam An-Nasa’i, dan Imam Abu Dawud, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Sungguh ada sifat cemburu yang disukai oleh Allah SWT yaitu sifat cemburu yang disertai dengan keragu-raguan dan ada pula sifat cemburu yang sangat dibenci oleh Allah SWT yaitu rasa cemburu yang tanpa disertai rasa keragu-raguan lagi.”
Cemburu di dalam islam sebenarnya diperbolehkan, asalkan jika rasa cemburu yang timbul tidak memiliki sifat yang berlebihan hingga menyebabkan pertengkaran di antara keduanya. Ketika Nabi SW memiliki seorang istri yang bernama Aisyah, beliau merupakan sesosok istri yang memiliki rasa cemburu yang besar kepada Nabi.
Terutama untuk istri-istri Nabi lainnya. Namun, hal tersebut tidaklah dilarang justru menjadi tolak ukur rasa cintanya kepada Nabi yang begitu besar. Hal ini berkaitan dengan keutamaan Khadijah istri Rasulullah yang begitu Beliau sayangi.
Namun bagaimana jika rasa cemburu tersebut sudah melewati batasnya. Misal seorang istri yang memiliki rasa cemburu buta terhadap suaminya hingga ia melakukan apa saja untuk menjaga suaminya dari perempuan lain.
Adakah bahaya cemburu dalam islam? Berikut pembahasan mengenai bahaya cemburu dalam islam yang memang harus anda ketahui dan pahami secara betul:
Saat rasa cemburu mulai menyapa pada diri anda, tentu kepercayaan yang semula anda tanamkan kepada pasangan secara perlahan mulai berkurang dengan sendirinya. Hal inilah yang ditakutkan dalam kehidupan rumah tangga. Dimana apabila rasa percaya terhadap pasangan mulai berkurang, tentu akan berakhibat fatalnya kehidupan rumah tangga yang selama ini anda bina. Anda bisa mempelajarinya dari tips menjaga hati dalam islam.
Cemburu bisa timbul karena ada dugaan yang jelas terhadap pasangan. Maka rasa cemburu yang seperti inilah yang masih dalam tahapan yang wajar. Namun apabila keraguan yang engkau tanamkan kepada pasangan tanpa adanya landasan atau tuduhan yang kuat. Maka hal tersebut merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.
Nabi SAW pernah bersabda: “Ada jenis cemburu yang disukai oleh Allah SWT dan adapula cemburu yang dibenci oleh-Nya, yaitu cemburu yang didasari atas tuduhan atau sangkaan. Sedangkan cemburu yang dibenci oleh Allah SWT yaitu cemburu yang tidak dilandasi dengan keraguan.” (Sunan Al-Baihaqi).
Kecemburuan terhadap pasangan bukan hanya mengurangi rasa percaya kepada mereka. Melainkan juga menimbulkan persepsi yang buruk kepada pasangan kita. Hal ini juga telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa adalah apabila mereka ditimpa rasa was-was yang berasal dari syaitan, maka mereka langsung mengingat kepada-Ku. Maka dari itu pula merek akan melihat kesalahan-kesalahan.” (QS. Al-A’raf: 201).
Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Sa’ad bin Ubadah menyatakan: “Seandainya aku telah melihat seorang laki-laki bersama istriku, maka aku akan memukulnya dengan sisi padangku yang sangat tajam.”
Saat mendengar berkataan tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak herankan kalian terhadap kecemburuan Sa’ad? Jika aku berada di posisiny, maka aku akan lebih cemburu daripadanya. Dan Allah SWT akan lebih cemburu lagi dari apa yang ada pada diriku.” (HR. Bukhari). Hal ini berkaitan dengan sifat marah dalam islam yang harus anda ketahui juga.
Saat kemarahan mulai ada di dalam rasa cemburu yang engkau tanamkan, maka hal tersebutlah yang mengancam dosa bagimu. Hal inilah yang paling ditakuti oleh Allah SWT. Dimana saat seseorang memiliki rasa cemburu berlebih kepada pasangannya, maka bukan nikmat atas pahala yang mereka dapatkan. Melainkan justru dosa yang terus tertumbuk dari rasa marah yang mereka tanamkan pada dirinya.
Seperti halnya dalam firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman, jauhkanlah dirimu dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya yang demikian itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Berburuk sangka terhadap pasangan tidak hanya memicu pertikaian diantara keduanta. Melainkan juga menimbulkan rasa yang kurang baik di dalam diri mereka. Dimana sifat inilah yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Dalam firman Allah SWT: Dan janganlah engkau iri hati terhadap apa yang telah Aku karuniakan terhadap sebagian dari kamu. Karena bagi (laki-laki) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah SWT atas sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segalanya.” (QS. An-Nisa’: 32).
Saat perasangka sudah ada di dalam hati, maka kecemburuan juga semakin menjadi-jadi. Hal inilah yang menimbulkan adanya luka dalam hati kita. Dimana saat kita merasa benci terhadap seseorang, tentu luka hati juga akan tertanam pada diri kita.
Untuk itu, islam melarang bagi mereka yang memiliki sifat cemburu yang berlebih kepada pasangannya. Baca juga mengenai cara menghilangkan dendam dalam islam dan keutamaan memaafkan dalam islam.
Kecemburuan yang besar bukan hanya menyakiti diantara satu pasangan kita, melainkan juga dapat memicu timbulnya permasalahn baru di dalam rumah tangga. Yang awalnya hanya sebuah prasangka kecil bisa semakin besar dengan rasa cemburu yang meluap di dalamnya. Hal inilah yang harus dihindari ketika cemburu sudah membutakan hati kita.
Cemburu bukan hanya menimbulkan permasalahan baru di dalam rumah tangga, melainkan juga memperburuk komunikasi diantara keduanya. Apabila komunikasi sudah tidak terjalin seperti sediakala. Maka sebaiknya ada pihak penengah agar rasa cemburu tidak menimbulkan permasalahan yang berujung ke tanduk pertikaian.
Saat rasa cemburu sudah memutakan mata hati anda, maka rasa sakit hati akan tertanam pada diri anda. Tidak hanya mengurangi keharmonisan di dalam rumah tangga, melainkan juga berimbas ke pertikaian diantara sepasang suami dan istri. Hal inilah yang sangat dilarang dalam islam. Dimana sebuah rumah tangga yang seharusnya dibangun dengan rasa cinta dan kasih. Justru berujung ke dalam jurang kehancuran.
Bukan hanya ketidakharmonisan di dalam rumah tangga, melainkan juga adanya permasalahan baru yang terus diungkit-ungkit. Apabila rasa cemburu sudah mengarah ke suatu yang tidak wajar dan justru menimbulkan permasalahan baru di dalam keluarga yang menyebabkan kehancuran.
Maka setidaknya ada salah satu pihak yang mencoba untuk mengalah demi keutuhan bahtera rumah tangga yang anda bina selama ini. Anda bisa mempelajari hal lain dari Baginda Nabi yaitu cara Rasulullah menyeyangi istri dan cara Rasulullah marah kepada istri.
Memiliki sifat cemburu terhadap pasangan memang dibenarkan dalam islam, namun tidak bagi mereka yang memiliki sifat cemburu hingga berlebih (cemburu buta). Sifat cemburu yang seperti inilah yang akan memicu terjadinya kehancuran di dalam rumah tangga hingga Allah SWT mengharamkan bagi mereka untuk menikmati surga-Nya.
Seperti halnya sabda Rasulullah SAW berikut ini:
“Ada tiga golonganku yang mana Allah SWT mengharamkannya masuk surga yaitu mereka pecandu khamr, mereka yang durhaka kepada orang tuanya, dan mereka yang membiarkan kefasikan dan kekafiran di dalam rumah tangganya.” (HR. An-Nasa’i).
Bukan hanya dari kedua belah pihak yang merasa tersakiti, melainkan akan ada pihak lain yang akan tersakiti dari rasa cemburu yang ada dalam diri anda. Hal inilah yang bisa memicu adanya pertengkaran yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Sebenarnya cemburu dalam islam diperbolehkan, selama hal tersebut masih dalam batasan yang wajar. Hal tersebut juga terjadi dalam kehidupan pernikahan Rasulullah SAW bersama Aisyah istrinya. Dimana dalam sebuah hadist, Sahabat Anas bin Malik menceritakan:
“Bahwasanya Rasulullah SAW sedang berada di rumah salah satu istrinya, Anas berkata: “Menurutku adalah istrinya Aisyah. Lalu salah satu dari istri Beliau mengantarkan sebuah makanan dengan mengutus seorang sahabat lainnya. Namun pada waktu itu, istri Beliau marah dan melempar piring sehingga terbelah menjadi dua.” Kemudian Rasulullah SAW mengatakan: “Ibu kalian sedang dalam keadaan marah (cemburu). Lalu beliau menyatukan kedua pecahan piring tersebut dan merapikan makanannya seraya mengatakan: “Makanlah kalian” dan para sahabat pun memakannya”.
Di dalam islam cemburu memang diperbolehkan selama hal tersebut tidak menimbulkan bahaya di dalam keretakan rumah tangga. Semoga informasi mengenai bahaya cemburu dalam islam di atas dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…