Sesungguhnya, segala sesuatu yang kita miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa pun yang kita miliki, Allah hanya menitipkannya kepada kita. Suatu saat, Allah akan minta kembali apa yang telah dititipkannya. Karena semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah, maka kita tidak perlu bersedih hanya karena merasa kehilangan atau merasa kekurangan sesuatu.
Perlu kita ketahui, setiap malam, nyawa kita diambil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita tidak mempunyai jaminan, apakah Allah Ta’ala akan kembalikan kita pada saat pagi hari datang?
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. az-Zumar: 42)
Jika kita tidur dalam keadaan memiliki wudhu, maka ruh kita mampu untuk bersujud di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, tidak ada jaminan bahwa ruh kita akan Allah kembalikan. Bisa saja, saat kita tidur Allah mengambil ruh kita dan ruh kita tidak di kembalikan.
Jika semua itu terjadi, berarti tidur kita menjadi tidur yang terakhir. Oleh karena itu, sebelum kita tidur, ambillah air wudhu kemudian angkat kedua tangan kita, mohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memaafkan kesalahan semua orang kepada kita.
Jika malam ini menjadi malam terakhir kita, kita tidak akan bangun dan melihat dunia lagi, kita sudah meninggal dunia. Maka, insya Allah Qalbu atau hati kita sudah menjadi bersih. Dengan memaafkan orang sebelum tidur, menghalalkan serta mengikhlaskan dunia akhirat, batin kita pun menjadi bersih.
Sedangkan, dengan berwudhu sebelum tidur, lahir kita akan menjadi bersih. Sehingga tidur kita dalam keadaan bersih lahir dan batin. Insya Allah kita meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah karena mukmin yang menjaga wudhu merupakan mukmin yang memiliki kesempurnaan iman.
Mari kita semua menjaga wudhu kita, dalam keadaan apa pun kita sudah memiliki wudhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Tsauban, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beristiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitung (pahala)nya. Dan ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada orang yang menjaga wudhu kecuali orang Mukmin.” (HR. Ibnu Majah)
Tidak akan ada orang yang dapat menjaga wudhunya, kecuali orang yang beriman. Tanda-tanda sempurnanya iman seseorang yaitu dapat menjaga wudhunya. Meskipun bukan pada saat waktu shalat, atau pun kita sedang tidak membaca Al-Qur’an, seseorang yang beriman akan menjaga wudhunya 24 jam.
Ketika saat tertidur, kita ragu dan merasa tidak tahu dengan jelas, apakah selama kita tidur wudhu kita batal atau tidak, itu tidak menjadi masalah. Karena yang terpenting kita tidur dalam keadaan berwudhu sebelum tidur kita sudah berwudhu.
Sudah cukup dengan menjaga wudhunya, tanda seseorang memiliki kesempurnaan iman. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Tidaklah ada yang menjaga wudhu kecuali orang yang beriman.” Ini adalah perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berarti jika kita seorang Mukmin, apa tandanya? Tandanya adalah selalu menjaga wudhu.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…