Aqidah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah Mon, 08 Feb 2021 08:04:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png Aqidah Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah 32 32 Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/hindari-cinta-yang-salah-untuk-meraih-cinta-nya-allah Mon, 08 Feb 2021 08:02:38 +0000 https://dalamislam.com/?p=9025 Cinta adalah sesuatu hal wajar, dan itu memang fitrahnya pada manusia. Namun beda lagi jika kita mencintai seseorang yang salah, yang justru membuat kita malah menjauh dari Sang Pencipta. Terkadang cinta itu memang membutakan, misal dengan bagaimana fisik seseorang itu, bagaimana sifatnya, bila kita memang sudah benar-benar mencintai, maka apapun pasti akan dilakukan. Kita rela […]

The post Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cinta adalah sesuatu hal wajar, dan itu memang fitrahnya pada manusia. Namun beda lagi jika kita mencintai seseorang yang salah, yang justru membuat kita malah menjauh dari Sang Pencipta.

Terkadang cinta itu memang membutakan, misal dengan bagaimana fisik seseorang itu, bagaimana sifatnya, bila kita memang sudah benar-benar mencintai, maka apapun pasti akan dilakukan. Kita rela melakukan apapun demi dia meskipun balasannya tidak seperti yang diharapkan.

Banyak fakta tentang cinta yang keliru atau cinta salah, seperti pacaran yang berujung hamil di luar nikah, ditinggalkan tanpa pertanggungjawaban sehingga pembunuhan oleh pacarnya.

Seperti apa yang sudah banyak dikatakan banyak orang  “Cinta itu butuh pembuktian”, dan memang benar cinta itu butuh pembuktian bukan hanya sekedar di lisan saja.

Namun cinta yang sah hanya yang terjadi setelah pernikahan saja, bukan cinta di luar pernikahan. Cinta di luar pernikahan itulah sebuah cinta yang keliru, dan malah menjauhkan kita kepada sang pencipta.

Cinta yang keliru adalah cinta yang belum tau arahnya, yang tentunya belum ada kepastian untuk ke jenjang pernikahan. Selain itu pun kita sebagai muslim memang dilarang berpacaran, karena pacaran itu seperti gerbangnya peluang untuk berzina, sedangkan mendekati zina itu dilarang oleh islam.

Adapun dalam surat Al-Isra ayat 32 yang berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Dari ayat di atas menjelaskan sesuatu hal yang mendekati zina itu adalah perbuatan yang keji dan juga jalan yang buruk. Sedangkan pacaran itu mendekati zina, dan itu sama saja perbuatan yang keji.

Selain juga akan banyak dampak negatif dari perbuatannya, yaitu dampak negatif di dunia dan juga di akhirat. Dan mungkin bisa saja bagi kita seorang muslimah sebagai aktivis dakwah, cinta yang keliru itu sebuah musibah. Kenapa bisa dikatakan begitu?

Karena di saat itu kita jatuh cinta kepada seseorang yang belum tentu itu belum milik kita, bukan menjadi mahram atau belum sah menjadi mahram kita. Sehingga membayang-bayang orang itu, menghambat dakwahnya, menghambat ibadahnya serta kegiatan lainnya.

Maka wahai sahabat muslimah, sangat perjuangan sekali menjauhkan atau melupakan dari cinta yang keliru itu. Sebaiknya kita sebagai muslimah, sebagai hambanya Allah seharusnya kita hanya bisa menempatkan cinta kita itu hanya kepada Allah sang pencipta. Tidak ada yang sia-sia selama kita mengharapkan cintanya Allah dibanding mengharapkan cintanya si Doi yang sangat keliru itu.

Merdeka itu ketika kita bisa merdeka dari cinta yang keliru, yang hanya abu-abu tanpa kejelasan. Hanya ketika kita mengharapkan cintanya Allah saja yang bisa menempatkan ketenangan dalam hati kita, dan diri kita.

Allah saja lah yang tidak akan mengkhianati kita, Allah saja yang selalu menepati janjinya dengan janji yang sangat istimewa. Dengan kita mencintai Allah sepenuhnya hati kita dengan mengharap ridhanya, maka akan banyak bonus atau hadiah dari Allah yang tidak bisa dibandingkan dengan hal lain.

Seperti perihal jodoh yang baik agamanya, atau yang lainnya. Maka bisa saja kita sekarang saling memperbaiki diri dalam mengharapkan ridhonya Allah, berlomba-lomba dalam kebaikan, fokus menjadi diri yang lebih taat akan perintahnya Allah.

Dengan semua itu akan ada tiba saatnya kita dipertemukan dengan seseorang yang lebih mencintai kita, yaitu yang membuat kita lebih dekat dengan Allah, bukan malah menjauhi Allah, bukan lagi cinta yang keliru.

The post Hindari Cinta yang Salah untuk Meraih Cinta-Nya Allah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Adab Menyembelih Hewan Kurban yang wajib dipahami https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/adab-menyembelih-hewan-kurban Mon, 27 Jul 2020 02:13:03 +0000 https://dalamislam.com/?p=8765 Saat ini umat muslim akan segera merayakan hari raya besar, yaitu Hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1441 H, dimana jika dilihat di kalender masehi akan jatuh pada tanggal 31 Juli 2020 esok. Hari raya ini sangat ditunggu para umat muslim di dunia, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Membantu mendatangkan sukacita kepada […]

The post Adab Menyembelih Hewan Kurban yang wajib dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat ini umat muslim akan segera merayakan hari raya besar, yaitu Hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1441 H, dimana jika dilihat di kalender masehi akan jatuh pada tanggal 31 Juli 2020 esok.

Hari raya ini sangat ditunggu para umat muslim di dunia, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Membantu mendatangkan sukacita kepada para muslim yang membutuhkan, yaitu dengan membagikan daging qurban adalah hal yang paling dinantikan.

Dan jika diantara kamu saat ini ada yang ditugaskan untuk menjadi panitia Idul Adha di kampungmu, ada beberapa hal yang wajib untuk diperhatikan. Ada adab yang Rasulullah ajarkan untuk menyembelih hewan qurban.

Ada 2 tata cara dengan 2 jenis hewan yang berbeda yang Rasulullah ajarkan kepada umatnya saat menyembelih hewan qurban.

Dan sebagai umat yang mencintai Rasul, bukankah lebih indah jika kita mencontoh sunnah yang beliau ajarkan?

Berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan saat menyembelih hewan kurban:

1. Hendaknya yang menyembelih adalah shohibul kurban sendiri, jika dia mampu

Jika tidak maka bisa diwakilkan orang lain, dan shohibul kurban disyariatkan untuk ikut menyaksikan (Bila Mampu, red).

2. Gunakan pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik.

Ini berdasarkan hadis dari Syaddad bin Aus Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).

3. Tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang akan disembelih. Karena ini akan menyebabkan dia ketakutan sebelum disembelih

Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘anhuma,“Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

4. Menghadapkan hewan ke arah kiblat

Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyah: “Hewan yang hendak disembelih dihadapkan ke kiblat pada posisi tempat organ yang akan disembelih (lehernya) bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah.” (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:196).

Dengan demikian, cara yang tepat untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat ketika menyembelih adalah dengan memosisikan kepala di Selatan, kaki di Barat, dan leher menghadap ke Barat.

5. Membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri

Imam An-Nawawi mengatakan “Terdapat beberapa hadis tentang membaringkan hewan (tidak disembelih dengan berdiri, pen.) dan kaum muslimin juga sepakat dengan hal ini.

Para ulama sepakat, bahwa cara membaringkan hewan yang benar adalah ke arah kiri. Karena ini akan memudahkan penyembelih untuk memotong hewan dengan tangan kanan dan memegangi leher dengan tangan kiri.” (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:197)

7. Menginjakkan kaki di leher hewan

Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, beliau mengatakan, ضحى رسول الله صلّى الله عليه وسلّم بكبشين أملحين، فرأيته واضعاً قدمه على صفاحهما يسمي ويكبر “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba.

Aku lihat beliau meletakkan meletakkan kaki beliau di leher hewan tersebut, kemudian membaca basmalah….” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacaan ketika hendak menyembelih.

Beberapa saat sebelum menyembelih, harus membaca “Basmallah”. Ini hukumnya wajib, menurut pendapat yang kuat.

Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman,

وَ لاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ الله عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ..

Artinya: “Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al-An’am: 121)

8. Dianjurkan untuk membaca takbir (Allahu akbar) setelah membaca Basmallah

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, Bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk,… beliau sembelih dengan tangannya, dan baca basmalah serta bertakbir…. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

9. Pada saat menyembelih dianjurkan menyebut nama orang yang jadi tujuan dikurbankannya herwan tersebut

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallaahu ‘anhuma, “Bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dengan tangan beliau.

Ketika menyembelih beliau mengucapkan, “Bismillaahi Wallaahu Akbar” ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani)

Setelah membaca: “Bismillaahi Allaahu Akbar” dibolehkan juga apabila disertai dengan bacaan berikut: “Hadza Minka wa Laka.” (HR. Abu Dawud, no. 2795)

Atau hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shohibul kurban).

Jika yang menyembelih bukan shohibul kurban atau Berdoa agar Allah menerima kurbannya dengan doa, ”Allahumma taqabbal minni atau min fulan (disebutkan nama shohibul kurban).”

Catatan:
Bacaan takbir dan menyebut nama sohibul kurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Sehingga kurban tetap sah meskipun ketika menyembelih tidak membaca takbir dan menyebut nama sohibul kurban.

10. Disembelih dengan cepat untuk meringankan apa yang dialami hewan kurban

Sebagaimana hadits dari Syaddad bin Aus di atas.

11. Pastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher (kanan-kiri) telah pasti terpotong

Syekh Abdul Aziz bin Baz menyebutkan bahwa “Penyembelihan yang sesuai syariat itu ada tiga keadaan.” (dinukil dari Salatul Idain karya Syekh Sa’id Al-Qohthoni):

  • Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher. Ini adalah keadaan yang terbaik.Jika terputus empat hal ini maka sembelihannya halal menurut semua ulama.
  • Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan salah satu urat leher. Sembelihannya benar, halal, dan boleh dimakan, meskipun keadaan ini derajatnya di bawah kondisi yang pertama.
  • Terputusnya tenggorokan dan kerongkongan saja, tanpa dua urat leher. Status sembelihannya sah dan halal, menurut sebagian ulama, dan merupakan pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini.

Dalilnya adalah sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

ما أنهر الدم وذكر اسم الله عليه فكل، ليس السن والظفر

“Selama mengalirkan darah dan telah disebut nama Allah maka makanlah. Asal tidak menggunakan gigi dan kuku.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

12. Sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan bergerak, sehingga hewan lebih cepat meregang nyawa

Imam An-Nawawi mengatakan, “Dianjurkan untuk membaringkan sapi dan kambing ke arah kiri.

Demikian keterangan dari Al-Baghawi dan ulama Madzhab Syafi’i. Mereka mengatakan, “Kaki kanannya dibiarkan… (Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 8:408)

13. Tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati

Para ulama menegaskan, perbuatan semacam ini hukumnya dibenci. Karena akan semakin menambah rasa sakit hewan kurban.

Demikian pula menguliti binatang, memasukkannya ke dalam air panas dan semacamnya.

Semua ini tidak boleh dilakukan kecuali setelah dipastikan hewan itu benar-benar telah mati.

Dinyatakan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, “Para ulama menegaskan makruhnya memutus kepala ketika menyembalih dengan sengaja.

Khalil bin Ishaq dalam Mukhtashar-nya untuk Fiqih Maliki, ketika menyebutkan hal-hal yang dimakruhkan pada saat menyembelih, beliau mengatakan,

وتعمد إبانة رأس

“Diantara yang makruh adalah secara sengaja memutus kepala.” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 93893).

Pendapat yang kuat bahwa hewan yang putus kepalanya ketika disembelih hukumnya halal.

Imam Al-Mawardi –salah satu ulama Madzhab Syafi’i– mengatakan, “Diriwayatkan dari Imran bin Husain Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa beliau ditanya tentang menyembelih burung sampai putus lehernya…? Sahabat Imran menjawab, ‘boleh dimakan.”

Imam Syafi’i mengatakan:

فإذا ذبحها فقطع رأسها فهي ذكية

“Jika ada orang menyembelih, kemudian memutus kepalanya maka statusnya sembelihannya yang sah.” (Al-Hawi Al-Kabir, 15:224).

The post Adab Menyembelih Hewan Kurban yang wajib dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
2 Perbedaan Mukmin dan Muslim yang Harus dipahami https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/perbedaan-mukmin-dan-muslim Sun, 26 Jul 2020 10:23:27 +0000 https://dalamislam.com/?p=8755 Menurut pendapat para ulama, istilah mukmin dan muslim jika berdiri sendiri memiliki makna yang sama. Namun sebaliknya, jika kedua kata tersebut disatukan akan memberikan makna yang berbeda. Di manakah perbedaannya? Berdasarkan Pengertian Merujuk asal katanya, kata mukmin berasal dari bahasa Arab yaitu aamana-yukminu-iimaanun yang berarti tashdiq atau membenarkan. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mukmin […]

The post 2 Perbedaan Mukmin dan Muslim yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menurut pendapat para ulama, istilah mukmin dan muslim jika berdiri sendiri memiliki makna yang sama. Namun sebaliknya, jika kedua kata tersebut disatukan akan memberikan makna yang berbeda. Di manakah perbedaannya?

Berdasarkan Pengertian

Merujuk asal katanya, kata mukmin berasal dari bahasa Arab yaitu aamana-yukminu-iimaanun yang berarti tashdiq atau membenarkan.

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mukmin umumnya merujuk pada orang yang beriman atau percaya kepada Allah.

Dengan demikian yang dimaksud dengan mukmin atau orang yang beriman adalah orang yang percaya dan membenarkan seluruh ajaran Islam.

Sedangkan kata muslim, berasal dari kata aslama-yuslimu-islam yang berarti menyerahkan diri. Dengan demikian, muslim adalah orang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, muslim umumnya merujuk pada penganut agama Islam.

Berdasarkan Ciri-Ciri

Ciri-ciri mukmin atau ciri-ciri orang yang beriman antara lain sebagai berikut.

  • Orang yang benar-benar beriman dan tauhidnya juga benar, segala perkataan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan yang baik dan merupakan kebenaran
  • Orang yang benar-benar beriman akan senantiasa melahirkan amal shaleh yakni amalan yang dibangun atas dasar keikhlasan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
  • Orang yang benar-benar beriman umumnya memiliki akhlak yang mulia yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala

Adapun seseorang disebut muslim jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam arti mengimani keesaan Allah subhanahu wa ta’ala Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam berbagai macam bentuk ibadah dan tidak menyekutukan-Nya, dan mengimani nama-nama Allah subhanahu wa ta’ala dan sifat-sifat-Nya.
  • Beradab kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  • Beradab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
  • Mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ahli baitnya dan senantiasa menjaga adab terhadap para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ahli baitnya,
  • Senatiasa menjaga adab kepada para ahli qira’at, ahli hadits, dan ahli fiqih
  • Senantiasa menjaga adab kepada para pemimpin negara
  • Selalu mendidik diri, mensucikan jiwa, menjalankan segala kebaikan, dan menjauhi keburukan
  • Mengakui dan memenuhi hak kedua orang tua
  • Mengakui dan memenuhi hak-hak anak
  • Senantiasa menjaga adab kepada saudaranya
  • Mengakui adab-adab suami istri
  • Senantiasa menjaga adab kepada kerabat dan famili
  • Mengakui hak-hak yang dimiliki tetangga dan senantiasa menjaga adab kepada tetangga
  • Mengakui hak-hak yang dimiliki setiap muslim dan senantiasa menjaga adab kepada setiap muslim
  • Senantiasa menjaga adab kepada non-muslim
  • Senantiasa menjaga adab kepada hewan
  • Senantiasa menjaga adab dalam majelis
  • Senantiasa menjaga adab-adab syar’i saat makan dan minum
  • Senantiasa menjaga adab bepergian
  • Senantiasa menjaga adab terhadap sifat-sifat fitrah
  • Senantiasa menjaga adab tidur

Wallahu a’lam.

The post 2 Perbedaan Mukmin dan Muslim yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Jenis Hewan Kurban dan Ketentuannya https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/jenis-hewan-kurban Tue, 07 Jul 2020 03:16:41 +0000 https://dalamislam.com/?p=8730 Kurban yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. Kata qurban berasal dari Bahasa Arab “Qariba” yang berarti dekat atau mendekatkan. Qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Dalam dalil qurban sudah dijelaskan mengenai dianjurkannya berkurban bagi muslim yang mampu. Dan berikut […]

The post 5 Jenis Hewan Kurban dan Ketentuannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kurban yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan.

Kata qurban berasal dari Bahasa Arab “Qariba” yang berarti dekat atau mendekatkan.

Qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya.

Dalam dalil qurban sudah dijelaskan mengenai dianjurkannya berkurban bagi muslim yang mampu. Dan berikut ini jenis hewan kurban yang diperbolehkan disembelih.

1. Kambing

kambing kurban

Jenis hewan pertama yang diperbolehkan untuk berkurban adalah kambing.

Selain mudah ditemui, sebagian besar orang menyukai rasa daging kambing yang khas dan lezat.

Qurban kambing tidak boleh dilakukan secara kolektif. Artinya, satu ekor kambing hanya untuk satu orang.

Kriteria kambing untuk dikurbankan adalah minimal berusia 2 tahun. Tujuannya adalah agar daging yang didapat lebih tebal dan dapat dikonsumsi untuk banyak orang.

2. Domba

domba kurban

Hewan yang satu ini mirip dengan kambing, namun domba berbulu lebih lebat dari kambing serta biasanya memiliki badan lebih besar.

Hitungannya sama dengan kambing, satu ekor domba untuk setiap orang yang hendak berqurban.

Domba yang boleh diqurbankan haruslah mencapai usia minimal satu tahun atau telah berganti gigi.

Domba yang belum mengalami pergantian gigi tidak dianjurkan dijadikan sebagai hewan qurban.

3. Sapi

sapi

Sapi diperbolehkan untuk menjadi hewan kurban saat usianya sudah menginjak 2 tahun keatas.

Hal itu dikarenakan sapi beranjak remaja pada usia dua tahun dan telah memiliki jumlah daging yang banyak.

Berqurban sapi bisa dilakukan perorangan atau bahkan dengan patungan. Mengingat harga sapi terbilang cukup mahal dibandingkan dengan hewan lainnya.

Anda perlu menyiapkan budget belasan hingga puluhan juta untuk bisa berqurban hewan yang satu ini.

4. Kerbau

kerbau

Kerbau dapat dijadikan sebagai binatang qurban. Seperti halnya sapi, seekor kerbau dapat digunakan untuk kurban oleh 7 orang secara bersama-sama.

5. Unta

unta

Unta merupakan hewan khas dari daerah padang pasir. Unta menjadi salah satu binatang yang dapat digunakan sebagai hewan kurban. Seekor unta dapat digunakan kurban oleh 10 orang bersama-sama.

Berbeda dengan kambing, domba, sapi, atau kerbau, batas minimal usia unta lebih lama, yakni lima tahun.

Ketentuan ini disepakati para ulama lantaran usia hewan gurun lebih panjang daripada hewan qurban lainnya. Usia lima tahun merupakan usia yang tepat bagi unta untuk diqurbankan.

The post 5 Jenis Hewan Kurban dan Ketentuannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/perbedaan-kafir-dan-musyrik Mon, 29 Jun 2020 15:42:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=8704 Istilah kafir dan musyrik kerap disebut memiliki makna yang sama yakni ketiadaan iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Namun sejatinya keduanya memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari pengertian, ciri, serta contoh. 1. Berdasarkan Pengertian Yang dimaksud dengan kafir adalah orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak […]

The post 3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Istilah kafir dan musyrik kerap disebut memiliki makna yang sama yakni ketiadaan iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Namun sejatinya keduanya memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari pengertian, ciri, serta contoh.

1. Berdasarkan Pengertian

Yang dimaksud dengan kafir adalah orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak mendustakannya.

Kafir juga diartikan sebagai orang yang dalam dirinya terdapat sesuatu yang membatalkan keimanan.

Adapun yang dimaksud dengan musyrik adalah orang yang menyamakan Allah subhanahu wa ta’ala dengan selain Allah dalam hal-hal yang berkaitan dengan kekhususan Allah subhanahu wa ta’ala.

Musyrik juga diartikan sebagai orang yang memalingkan sesuatu kepada selain Allah.

2. Berdasarkan Ciri-ciri

Ciri-ciri orang kafir dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mengingkari apa yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala
  • Keras hati sehingga tidak memperoleh petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala
  • Tidak memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Qur’an
  • Tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah

Adapun ciri-ciri orang musyrik antara lain sebagai berikut.

  • Memalingkan bentuk ibadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Tujuan beribadah adalah untuk selain Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Menaati selain Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Menyamakan selain Allah sengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal kecintaan.

3. Berdasarkan Contoh

Contoh perbuatan kafir di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mengingkari iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mengingkari iman kepada Malaikat
  • Mengingkari iman kepada Kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
  • Membenarkan agama-agama kufur seperti Yahudi dan Nasrani
  • Menolak membayar zakat
  • Meragukan alam barzakh
  • Meninggalkan agama Islam
  • Meninggalkan sebagian kewajiban sebagai seorang muslim selain shalat wajib atau shalat fardhu
  • Menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran
  • Mencela Al Qur’an termasuk ayat-ayatnya
  • Membenci agama Allah subhanahu wa ta’ala
  • Tidak mensyukuri nikmat Allah subhanahu wa ta’ala
  • Membunuh seorang muslim
  • Bersumpah atas nama selain Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mencela nasab dan niyahah

Adapun contoh perbuatan musyrik di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kepada selain-Nya
  • Mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala
  • Mencintai seseorang yang diiringi dengan ketundukan dan pengagungan
  • Bersumpah atas nama selain Allah subhanahu wa ta’ala
  • Riya’ dalam Islam yakni memperlihatkan suatu amalan ibadah kepada orang lain

Dengan demikian, orang musyrik dipastikan kafir namun orang kafir belum tentu musyrik.

Wallahu a’lam.

The post 3 Perbedaan Kafir dan Musyrik yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ciri-ciri Orang Musyrik dalam Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/ciri-ciri-orang-musyrik Mon, 29 Jun 2020 15:34:48 +0000 https://dalamislam.com/?p=8708 Orang yang kerap melakukan perbuatan syirik disebut dengan musyrik. Orang-orang musyrik memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut. 1. Menyekutukan Allah SWT Orang musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah. Orang-orang seperti ini tempatnya adalah neraka. Dalam surat Al Maidah ayat 72 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka pasti Allah […]

The post Ciri-ciri Orang Musyrik dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Orang yang kerap melakukan perbuatan syirik disebut dengan musyrik. Orang-orang musyrik memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.

1. Menyekutukan Allah SWT

Orang musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah. Orang-orang seperti ini tempatnya adalah neraka. Dalam surat Al Maidah ayat 72 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.

QS. Al-Maidah : 72

Bentuk-bentuk menyekutukan Allah di antaranya adalah berbagai macam perbuatan syirik dalam Islam seperti memohon doa dan pertolongan kepada orang yang telah meninggal, dan lain sebagainya.

2. Menyertai Amal dengan Riya’

Orang-orang musyrik umumnya mengerjakan amal ibadah dengan tujuan riya’ yang merupakan syirik kecil.

Yang dimaksud dengan riya’ dalam Islam adalah beribadah dengan tujuan ingin mendapat pujian dari orang lain. Amal ibadah yang ditujukan untuk riya’ tidak akan berpahala di akhirat nanti.

Dalam surat al Kahfi ayat 110 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya.”

QS. Al Kahfi : 110

3. Menjadikan Sesuatu Sebagai Ilah di Samping Allah

Orang-orang musyrik menjadikan sesuatu sebagai ilah di samping Allah atau menggantungkan segala urusannya kepada selain Allah. Mereka menjadi orang-orang yang tercela dan ditinggalkan Allah.

Dalam surat Al Israa’ ayat 22 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu todak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).”

QS. Al Israa’ : 22

4. Ibadah bertujuan untuk Selain Allah

Tujuan orang-orang musyrik beribadah adalah untuk selain Allah. Dalam surat Huud ayat 15-16 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman sebagai berikut.

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”

QS. Huud : 15-16

5. Taat kepada Selain Allah

Dalam hal maksiat, orang-orang musyrik taat kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala . Dalam surat At Taubah ayat 31, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Mereka menjadikan orang-orang ‘alim dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah subhanahu wa ta’ala dan (mereka juga mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam. Padahal mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Sesembahan yang Esa, tidak ada Sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Dia. Maha suci Allah subhanahu wa ta’ala dari apa yang mereka persekutukan.”

QS. At Taubah : 31

6. Mencintai Sesuatu Melebihi Cintanya Kepada Allah

Ciri-ciri orang musyrik yang terakhir adalah mereka mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sejatinya, cinta manusia hanya diperuntukkan bagi Allah subhanahu wa ta’ala semata.

Dalam surat Al Baqarah ayat 165, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim tersebut mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu (hanya) milik Allah subhanahu wa ta’ala semuanya, dan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala sangat berat siksaan-Nya, (niscaya mereka akan menyesal).”

QS. Al Baqarah : 165

Wallahu a’lam.

The post Ciri-ciri Orang Musyrik dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
3 Bahaya Orang Munafik yang Harus dihindari https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/bahaya-orang-munafik Mon, 29 Jun 2020 14:51:31 +0000 https://dalamislam.com/?p=8706 Yang dimaksud dengan munafik adalah orang yang melakukan perbuatan nifaq yaitu menampakakan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa orang munafik kerapkali tidak sejalan antara ucapan dan perbuatan. Karena itu, kita wajib menjauh dan waspada karena perilaku dan perbuatan mereka sangat berbahaya. Adapun bahaya orang munafik sebagaimana […]

The post 3 Bahaya Orang Munafik yang Harus dihindari appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Yang dimaksud dengan munafik adalah orang yang melakukan perbuatan nifaq yaitu menampakakan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa orang munafik kerapkali tidak sejalan antara ucapan dan perbuatan. Karena itu, kita wajib menjauh dan waspada karena perilaku dan perbuatan mereka sangat berbahaya.

Adapun bahaya orang munafik sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an di antaranya sebagai berikut.

1. Bertujuan Membuat Kekacauan

Ciri-ciri orang munafik diantaranya kerap berkhianat, berdusta, dan melakukan adu domba. Tujuannya adalah untuk membuat kekacauan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfiman dalam surat At Taubah ayat 47 sebagai berikut.

Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.

QS. At Taubah : 47

2. Menyuruh Kepada Kemungkaran

Orang munafik kerapkali menyuruh pada kemunkaran dan melarang orang lain untuk berbuat yang ma’ruf. Dalam surat At Taubah ayat 67 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.

QS. At Taubah : 67

3. Memecah Belah Umat

Telah disebutkan sebelumnya bahwa orang-orang munafik sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya dari orang kafir karena mereka kerap mempermainkan agama.

Sifat orang munafik dalam Islam seperti ini dapat berujung pada terpecah belahnya umat, hancurnya agama Islam dari dalam, dan menghancurkan sebuah negara.

Allah subhanahu wa ta’ala befirman dalam surat Al Hujurat ayat 6 sebagai berikut.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

QS. Al Hujurat : 6

Orang-orang munafik sangat dibenci Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena itu kita diperintahkan untuk tidak mengikuti mereka, menjauhi dan waspada terhadap perbuatan mereka.

Dalam surat Al Qalam ayat 10-11 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.

QS. Al Qalam : 10-11

Adapun balasan bagi orang-orang munafik adalah neraka jahanam. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 206 sebagai berikut.

Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang terburuk.

QS. Al Baqarah : 206

Wallahu a’lam.

The post 3 Bahaya Orang Munafik yang Harus dihindari appeared first on DalamIslam.com.

]]>
2 Jenis Ruqyah Yang Dilarang dalam Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/jenis-ruqyah-yang-dilarang Thu, 25 Jun 2020 23:57:26 +0000 https://dalamislam.com/?p=8702 Menurut para ulama, yang dimaksud dengan ruqyah adalah suatu bacaan dan doa yang dibacakan dan ditiupkan untuk mencari kesembuhan. Bacaan yang dimaksud adalah bacaan yang berasal dari Al Qur’an, dzikir dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berbahasa Arab. Ruqyah jenis ini kerap disebut dengan ruqyah syar’iyyah. Jika bacaan dan doa yang […]

The post 2 Jenis Ruqyah Yang Dilarang dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menurut para ulama, yang dimaksud dengan ruqyah adalah suatu bacaan dan doa yang dibacakan dan ditiupkan untuk mencari kesembuhan.

Bacaan yang dimaksud adalah bacaan yang berasal dari Al Qur’an, dzikir dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berbahasa Arab. Ruqyah jenis ini kerap disebut dengan ruqyah syar’iyyah.

Jika bacaan dan doa yang dibacakan tidak berasal dari Al Qur’an atau bukan merupakan dzikir dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaiahi wasallam dan tidak berbahasa Arab, maka ruqyah tersebut dilarang.

Syekh Hafizh bin Ahmad Hakami menyatakan,

“Ruqyah yang terlarang adalah ruqyah yang tidak terdiri dari al-Qur‟an atau as-Sunnah dan tidak berbahasa Arab. Ruqyah seperti itu termasuk bacaan untuk mendekatkan diri kepada syetan. Sebagaimana yang dilakukan oleh para dukun dan tukang sihir. Bacaan seperti itu juga banyak dijumpai dalam kitab-kitab mantra dan rajah seperti Kitab Syamsul Ma’arif dan Syumusul Anwar dan lainnya. Hal itu merupakan upaya musuh Islam untuk merusak Islam, padahal sesungguhnya Islam bersih dari hal semacam itu.”

Kitab A’lamus Sunnah al-Mansyurah : 155

Ada dua jenis ruqyah yang dilarang, yaitu sebagai berikut.

1. Ruqyah Syirikiyyah

Yang dimaksud dengan rukyah syirikkiyah adalah ruqyah yang mengandung kemusyrikan.

Termasuk dalam ruqyah syirikiyyah adalah mantra-mantra atau jampi-jampi yang tidak berasal dari Al Qur’an dan As Sunnah.

Bacaan dalam ruqyah syirikiyyah biasanya berasal dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun atau dukun.

2. Ruqyah Sihriyyah

Jika ruqyah syirikiyyah adalah ruqyah yang mengandung kemusyrikan, ruqyah sihriyyah adalah ruqyah yang mengandung sihir.

Biasanya, yang dibaca dalam ruqyah sihriyyah adalah mantra atau jampi-jampi pemanggil jin.

Tujuan pemanggilan jin ini adalah untuk mengeluarkan jin atau penyakit yang ada dalam tubuh seseorang. Bisa juga memindahkan jin atau penyakit tersebut ke makhluk lain.

Hukum ruqyah dalam Islam untuk ruqyah syirikiyyah maupun ruqyah sihriyyah adalah haram karena tidak sesuai dengan syariat Islam.

Wallahu a’lam.

The post 2 Jenis Ruqyah Yang Dilarang dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
4 Cara Menyantuni Anak Yatim yang Benar https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/cara-menyantuni-anak-yatim Mon, 15 Jun 2020 03:51:37 +0000 https://dalamislam.com/?p=8655 Agama Islam menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim, baik dengan harta yang dimiliki atau pun kasih sayang. Perlu diketahui, anak yatim merupakan anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum memasuki usia baligh. Batas usia anak yatim yang berhak menerima santunan adalah hingga akil Baligh. Namun walau bukan termasuk kategori anak yatim masih tetap […]

The post 4 Cara Menyantuni Anak Yatim yang Benar appeared first on DalamIslam.com.

]]>
cara menyantuni anak yatim

Agama Islam menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim, baik dengan harta yang dimiliki atau pun kasih sayang.

Perlu diketahui, anak yatim merupakan anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum memasuki usia baligh.

Batas usia anak yatim yang berhak menerima santunan adalah hingga akil Baligh.

Namun walau bukan termasuk kategori anak yatim masih tetap diberi, sumbernya dari sadaqah, infak, wakaf dan zakat.

Lalu bagaimana cara menyantuninya?

1. Dengan Mengusap Kepalanya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ [رواه أحمد ورجاله رجال الصحيح].

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih].

Mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin mempunyai pengaruh yang sangat baik pada diri seseorang, yaitu dapat melembutkan hati yang keras.

Dalam prakteknya, kedua hal tersebut dilakukan dengan penuh keinsyafan hati secara natural (tidak dibuat-buat) atau dipaksa-paksakan).

Mengusap kepala anak yatim adalah simbol atau cara menunjukkan empati dan kasih sayang, bukan ritual yang harus dilakukan.

2. Memberikan Pakaian dan Memberikan Sebagian Harta Kepada Anak Yatim

Anak yatim kehilangan Ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga, secara tidak langsung perekonomiannya pun ikut terhalang.

Oleh karena itu sebagai orang yang mampu, kita dapat menyantuni anak yatim dengan apa yang kita punya.

Seperti memberikannya pakaian, makanan, atau sebagian harta kita yang lainnya. Karena sungguh kita tidak akan merugi.

3. Membiayai Pendidikannya

Meskipun sekolah sekarang umumnya gratis karena ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) akan tetapi, mereka tetap membutuhkan biaya pendidikan untuk membeli keperluan lain yang tidak ditanggung oleh sekolah, seperti membeli buku, tas, sepatu, alat tulis, dan bahkan ongkos ke sekolah.

Maka, jika kita memiliki rezeki lebih, alangkah baiknya untuk berbagi dengan membiayai anak yatim. Insyallah rezeki yang kita dapat akan berkah.

4. Tidak Menghardiknya

Jika kita belum mampu melakukan tiga hal diatas, maka yang perlu kita lakukan adalah jangan menghardiknya atau mencaci maki.

Karena apabila hati anak yatim tersakiti, maka kita telah membuat murka Allah SWT.

The post 4 Cara Menyantuni Anak Yatim yang Benar appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Macam-Macam Takdir Beserta Contohnya https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/macam-macam-takdir Mon, 01 Jun 2020 14:10:46 +0000 https://dalamislam.com/?p=8582 Iman kepada qadha dan qadar adalah salah satu rukun iman yang berarti percaya dengan segenap hati bahwa apa yang telah terjadi, sedang terjadi, dan belum terjadi di seluruh alam merupakan ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala. Qadha dan qadar sering disebut juga dengan takdir. Secara umum, ada dua macam takdir menurut pendapat sebagian ulama yaitu takdir […]

The post Macam-Macam Takdir Beserta Contohnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Iman kepada qadha dan qadar adalah salah satu rukun iman yang berarti percaya dengan segenap hati bahwa apa yang telah terjadi, sedang terjadi, dan belum terjadi di seluruh alam merupakan ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Qadha dan qadar sering disebut juga dengan takdir. Secara umum, ada dua macam takdir menurut pendapat sebagian ulama yaitu takdir mu’allaq dan takdir mubram.

  • Takdir mu’allaq adalah takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang berkaitan dengan usaha dan ikhtiar makhluk-Nya.
  • Takdir mubram adalah takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari kejadiannya.

Namun, sebagian ulama juga berpendapat bahwa pembagian takdir menjadi takdir mu’allaq dan takdir mubram tidak aplikatif dan rancu karena saling dipertukarkan.

Agar tidak menimbulkan kerancuan, sebagian para ulama berpendapat bahwa takdir dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu sudut pandang Allah, sudut pandang malaikat, dan sudut pandang manusia.

1. Sudut pandang Allah subhanahu wa ta’ala

Berdasarkan sudut pandang Allah subhanahu wa ta’ala, hanya ada satu macam takdir yaitu takdir mubram (takdir umum atau takdir azali) yakni segala sesuatu yang telah ditentukan lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.”

HR. Muslim

Dari ‘Ubadah bin al-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah al-Qalam (pena). Kemudian Allah berfirman kepada pena tersebut, “Tulislah.” Pena bertanya, “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?” Allah berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu sampai datang hari kiamat.”

HR. Abu Daud

Semua takdir ini ditulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) dan hanya Allah yang mengetahuinya. Dalam surat Al-Hajj ayat 70 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman sebagai berikut.

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasannya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”

QS. Al-Hajj : 70

Contoh takdir yang mencakup semua makhluk sejak awal penciptaan hingga hari kiamat.

2. Sudut pandang malaikat

Berdasarkan sudut pandang malaikat, ada dua macam takdir yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq. Hal ini didasarkan atas pengetahuan malaikat serta takdir manusia yang tercatat di Lauh Mahfudz.

Adapun pengetahuan malaikat ini berasal dari apa yang malaikat catat terkait dengan rezeki, amal, ajal dan celaka dan bahagia manusia sebagaimana perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat : untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya..”

HR. Bukhari Muslim

Terkait dengan hal ini, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan sebagai berikut.

“Penghapusan dan penetapan takdir itu adalah dalam perspektif apa yang diketahui para malaikat dan apa yang tercatat di Lauh Mahfudz (Ummul Kitab). Adapun dalam pengetahuan Allah, maka tidak ada penghapusan sama sekali. Pengetahuan Allah ini disebut takdir mubram, dan pengetahuan malaikat itu disebut takdir mu’allaq.”

Fath al-Bari, juz X, halaman 416

Contohnya, malaikat mencatat usaha keras si A yang merupakan orang miskin dalam mencari rezeki hingga membuatnya menjadi orang yang kaya raya.

3. Sudut pandang manusia

Berdasarkan sudut pandang manusia, hanya ada satu macam takdir yaitu takdir mu’allaq yakni takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang masih dapat berubah selagi manusia berusaha dan berikhtiar.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 sebagai berikut.

“Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

QS. Ar-Ra’d : 11

Dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani sebagai berikut.

“Sesungguhnya yang telah diketahui Allah itu sama sekali tak berubah dan berganti. Yang bisa berubah dan berganti adalah perbuatan seseorang yang tampak bagi manusia dan yang tampak bagi para malaikat penjaga (Hafadhah) dan yang ditugasi berinteraksi dengan manusia (al-Muwakkilin). Maka dalam hal inilah terjadi penetapan dan penghapusan takdir, semisal tentang bertambahnya umur atau berkurangnya. Adapun dalam ilmu Allah, maka tidak ada penghapusan atau penetapan.”

Fath al-Bari, juz XI, halaman 488

Contohnya, si B mengetahui bahwa umur si C hanya 60 tahun (telah mubram) setelah mengetahui si C meninggal di usia 60 tahun.

Wallahu ‘alam.

The post Macam-Macam Takdir Beserta Contohnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>