Perang Salib bukan hanya sejarah dalam agama Kristen saja, Islam juga menorehkan peranan dan kemenangan penting dalam perang Salib. Perang Salib sendiri bukanlah perang singkat yang hanya terjadi satu kali saja. Peperangan yang terjadi antara Nasrani dan Islam atau Barat dan Timur ini merupakan salah satu perang yang besar dalam sejarah dunia. Berikut lebih lanjut kisah kemenangan Salahudin Al Ayyubi dalam Perang Salib.
Dalam sejarah Perang Salib, ada satu nama yang sangat dikenal baik di kalangan kaum Muslim maupun Nasrani. Ia adalah Salahudin Al Ayyubi. Salahudin Al Ayubi adalah panglima perang yang sangat ditakuti oleh lawannya karena kecerdasan yang luar biasa dalam perang serta rasa pengampun yang begitu besar terhadap lawannya.
Sebelum masuk pada kisah kemenangan Salahudin Al Ayyubi dalam Perang Salib, ada baiknya kita mengetahui latar belakang dari Salahudin Al Ayyubi.
Masa Kecil Salahudin Al Ayyubi
Salahudin Al Ayyubi lahir pada tahun 1138 M di kota Tikrit, Irak. Nama lengkapnya adalah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi . Ia lahir ketika ayahnya jatuh dari tahtanya dan harus mengalami banyak permasalahan di dalam negaranya.
Kelahiran Salahudin ini pun membuatnya merasa dirugikan, namun di saat itu muncul seseorang yang menasehatinya dengan berkata ‘Engkau tidak pernah tahu, bisa jadi anakmu ini akan menjadi seorang raja yang reputasinya sangat cemerlang.’
Baca juga :
Salahudin Belajar Teknik dan Strategi Perang Sejak Remaja
Ketika Salahudin Al Ayyubi menginjak usia remaja, ia sudah mempelajari banyak teknik dan strategi dalam peperangan dari ayahnya. Ia bahkan telah mengikuti ayahnya dalam pertempuran melawan tentara Salib saat melakukan perebutan wilayah Damaskus.
Paman Salahudin, Nurudin Mahmud melihat adanya peluang untuk menaklukan Daulah Fathimiyah sebagai jalan untuk membebaskan wilayah Jerusalem dari tangan pasukan Salib. Ia pun kemudian memerintahkan Salahudin Al Ayyubi untuk melakukan penyerangan tersebut.
Diangkat jadi Menteri di Mesir
Ia juga mengirimkan pasukan bantuan yang dipimpin oleh Asadudin Syirkuh. Berkat pasukan bantuan yang datang tepat waktu, pasukan Salib pun terpaksa mundur ketakutan. Dengan mudah wilayah tersebut dikuasai pasukan Muslim. Berkat kemenangan ini, Salahudin Al Ayyubi diangkat menjadi menteri di Mesir.
Meskipun ia hanya menjabat selama dua bulan di Mesir, tapi ia berhasil merubah Mesir menjadi wilayah yang sesuai dengan wajah Islam yang sebenarnya kembali. Seluruh sekolah Syiah yang ada di Mesir diubah menjadi tempat pendidikan dengan mazhab Ahlusunnah wal Jamaah. Peninggalan inilah yang dapat kita rasakan hingga saat ini.
Baca juga :
Penaklukkan Jerusalem
Salahudin Al Ayyubi bukanlah orang yang sembarangan dalam melakukan penyerangan. Ia benar-benar memperhatikan setiap detail yang akan dia lakukan untuk menaklukkan Jerusalem yang didiami oleh pasukan Salib. Hal pertama yang ia lakukan adalah dengan membekali setiap orang keimanan dan ketakwaan yang kuat. Inilah mengapa ia berusaha menghapus ajaran Syiah dan menggantinya dengan akidah yang dibawa Rasulullah.
Usahanya dalam menguatkan Islam dalam dada setiap prajurit yang akan ia bawa pun berhasil. Setiap prajurit yang ia miliki mempunyai keimanan yang luar biasa pada Allah SWT. Bahkan setiap penduduk dari Syam, Irak, Yaman, Hijaz, dan Maroko bersatu dalam komandonya.
Pada tahun 580 Hijriah, Salahudin Al Ayyubi mengalami sakit yang cukup parah. Namun di saat sakitnya itulah ia bertekad akan mensucikan kembali Jerusalem dari pasukan Salib. Atas berkat rahmat Allah SWT, Salahudin Al Ayyubi pun sembuh dari sakitnya. Dengan begitu semangat, ia pun pergi menuju ke Jerusalem untuk menuntaskan janjinya.
Baca juga :
Pembebasan Jerusalem tidaklah mudah. Salahudin Al Ayyubi dan pasukannya harus menghadapi pasukan Salib di Hathin terlebih dahulu. Dengan jumlah pasukan 63.000 orang, Salahudin Al Ayyubi berhasil mengalahkan 30.000 pasukan Salib dan menawan 30.000 pasukan lainnya.
Meskipun pertarungan tersebut menguras banyak tenaga, namun Salahudin dan pasukannya tidak berkurang semangatnya sedikit pun. Mereka langsung menuju ke Al Quds, Jerusalem. Disiniah perang besar bergejolak. Pasukan Muslim yang besar mengepung seluruh tempat itu. Namun pasukan Salib juga tak kalah kuatnya menghadang pasukan Muslim.
Dua kekuatan besar yang bertemu ini memakan banyak korban, begitu pula dari kaum Muslim yang semoga mereka syahid -insya Allah. Pasukan Salib pun tak mau kalah, mereka menancapkan salib besar di atas Kubatu Shakrah. Hal ini dilakukan untuk memancing emosi pasukan Muslim dan membuat mereka tercerai-berai. Namun Salahudin Al Ayyubi dengan sigap menuju ke sisi terdekat Kubatu Shakhrah. Pasukan Muslim pun berhasil menjatuhkan dan membakar salib besar tersebut.
Pasukan Salib pun mulai terpojok. Mereka berusaha meminta perundingan dengan Salahudin, namun ia menjawab,
“Aku tidak akan menyisakan seorang pun dari kaum Nasrani, sebagaimana mereka dahulu tidak menyisakan seorang pun dari umat Islam (ketika menaklukkan Jerusalem)”
Baca juga:
Mendengar jawaban ini, maka pemimpin pasukan Salib, Balian bin Bazran kemudian mengancam,
“Jika kaum muslimin tidak mau menjamin keamanan kami, maka kami akan bunuh semua tahanan dari kalangan umat Islam yang jumlahnya hampir mencapai 4000 orang, kami juga akan membunuh anak-anak dan istri-istri kami, menghancurkan bangunan-bangunan, membakar harta benda, menghancurkan Kubatu Shakhrakh, membakar apapun yang bisa kami bakar, dan setelah itu kami akan hadapi kalian sampai darah penghabisan! Satu orang dari kami akan membunuh satu orang dari kalian! Kebaikan apalagi yang bisa engkau harapkan!”
Mendengar ancaman ini, Salahudin Al Ayyubi kemudian membebaskan mereka dengan syarat membayar 10 dinar untuk laki-laki, 5 dinar untuk perempuan, dan 2 dinar untuk anak-anak. Maka tepat pada Jumat, 27 Rajab 583 H, Islam kembali ke Jerusalem. Salahudin Al Ayyubi kemudian membersihkan seluruh masjid dan bangunan lainnya dari salib serta berbagai najis dan kotoran agar kesucian kota itu kembali.
Itulah kisah kemenangan Salahudin Al Ayyubi dalam Perang Salib dalam penaklukan Jerussalem. Semoga ada hikmah dan manfaat yang bisa diambil dari kisah ini.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…