Salah satu cara penyebaran dan pengajaran agama Islam di Indonesia dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dikenal dengan sebutan pesantren. Perannya sangat besar dalam masa-masa awal penyebaran islam di Nusantara.
Meski perannya begitu besar sehingga saat ini masih belum jelas sejak kapan pesantren mulai di Indonesia. Dalam buku Atlas Wali Songo karya Agus Sunyoto pesantren disinyalir merupakan hasil islamisasi sistem pendidikan lokal yang berasal dari masa hindu-budha di Nusantara.
Kala itu lembaga pendidikan lokal berupa padepokan dan duku banyak di dirikan untuk mendidik para cantrik. Melalui proses dakwah yang dipelopori oleh wali songo Padepokan-padepokan tersebut akulturasi dengan nilai-nilai islam.
Materi yang diajarkan pun diganti menjadi ilmu-ilmu yang bernapaskan islam. Seiring dengan semakin meluasnya ajaran islam di Nusantara. Padepokan- padepokan tadi berganti na menjadi pesantren.
Kata pesantren mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid-murid yang belajar di pesantren. Bila dibedah lebih jauh pesantren berasal dari kata santri. Pesantren juga bisa jadi salah satu ladang ibadah dalam metode pendidikan islam untuk anak.
Oleh karena itu, untuk memahaminya kita harus membedah asal-usul dan makna santri itu tersendiri. Berkaitan dengan mata santri ada beberapa sumber yang menyebutkan pemaknaan yang berbeda juga.
Kata Agus Sunyoto kata santri adalah adaptasi dari istilah-istilah sashtri yang bermakan orang-orang uang mempelajari kitab suci atau sastra. Sedangkan dari sumber yang lain mengatakan bahwa itu berasal dari bahasa jawa cantrik yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun ia pergi.
Dalam jurnal Al-Tadib Sejarah Pesantren Di Indonesia yang ditulis oleh Herman DM ia mengatakan bahwa kita bisa memahami pesantren setidaknya mempunyai tiga unsur yaitu:
Banyak orang yang memaknai semata-mata dengan bentuk bangunan fisik pesantren itu sendiri. “Pesantren kerap diidentikan berupa bangunan tradisional yang dihuni para santri dengan kehidupan sederhana dan sangat patuh terhadap kiainya,” tulis Herman.
Disisi lain tidak sedikit pula yang mengenal pesantren dari perspektif yang lebih luas. Yakni perannya dalam penyebaran islam di Indonesia.
Mulai dari membentuk dan memelihara kehidupan sosial kultural keagamaan hingga politik. Lebih lanjut kata pesantren berasal dari kata santri dengan imbuhan “pe-” diawal dan “-an” diakhir, dapat diartikan sebagai tempat tinggal para santri.
Istilah pesantren pada dasarnya merupakan sebuah tempat pendidikan islam tradisional yang didalamnya juga terdapat asrama bagi para siswa atau siswi. Dengan kata lain para siswa tinggal bersama dan belajar ilmu agama dibawah bimbingan guru yang dikenal dengan sebutan kyai.
Biasanya berdiri sebuah pondok pesantren bermula dari seorang kyai atau ulama agama Islam. Yang menetap di suatu tempat. Kemudian datang para santri yang hendak belajar berbagai ilmu agama kepadanya.
Tidak jarang santri yang ingin belajar berasal dari daerah yang jauh. Untuk itu di bangun pula tempat bermukim para santri disekitar kediaman kyai tadi. Metode ini kemudian jadi metode mendidik anak dalam islam yang kita kenal saat ini.
Semakin banyak santri yang ingin menuntut ilmu akan semakin banyak pula pondok yang dibangun. Di masa lalu biaya kehidupan dan pendidikan di pesantren disediakan bersama-sama oleh para santri.
Dengan dukungan masyarakat yang tinggal disekitar pondok pesantren tersebut. Cara tersebut dimaksudkan agar kehidupan di pesantren tidak terpengaruh dengan gejolak yang ada diluar. Cikal bakal lahirnya pondok pesantren diduga dengan Sunan Ampel.
Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel, Surabaya Jawa Timur. Meskipun pada waktu itu belum disebut dengan pesantren tapi bisa dikatakan apa yang dilakukan Sunan Ampel menjadi peletak dadar-dasar pendidikan pesantren di Indonesia.
Ia menjadikan padepokan sebagai pusat pendidikan islam di Jawa. Dari sana para santri yang berasal dari berbagai daerah baik dari dalam maupun luar pulau Jawa datang untuk menuntun ilmu agama.
Ulama-ulama besar banyak yang lahir dari padepokan-padepokan tersebut. Sistem pendidikan ala pesantren yang menjadikan kiai sebagai pusat segala perkara sempat meredup, kala perusahaan dagang Belanda (VOC) datang menjajah.
Masyarakat Islam yang taat seakan diasingkan. Para ulama yang diikuti masyarakat dijauhkan dari pusat pemerintahan karena dianggap membawa potensi terjadinya kerusuhan.
Karena itu pesantren sebagai pusat pendidikan islam akhirnya cenderung menyingkir dari pusat-pusat pemerintah. Kyai dan masuk berusaha membangun sendiri pusat-pusat pendidikan islam di pedalaman dengan memanfaatkan apa yang mereka punya.
Di bawah kepemimpinan kyai, masyarakat mewakafkan tanah harta dan benda lainnya. Hingga tenaga untuk membangun sebuah pesantren. Ketahui pula kelebihan pesantren sebagai sebuah pendidikan.
Pendapat ini jika pesantren berakar pada tradisional Islam sendiri. Yakni tradisi tarekat. Hal ini di karenakan pesantren mempunyai kaitan yang sangat erat dengan tempat pendidikan bagi kaum sufi.
Dalam penyiaran islam di Indonesia sendiri, awalnya hanya dikenal dengan sebutan tarekat yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok organisasi tarekat yang disebut dengan kyai.
Beberapa Pendapat Menyatakan bahwa:
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…