Memukul anak dalam islam tentu bukan suatu yang dianjurkan atau dibenarkan. Hal ini karena ada banyak pertimbangan bagi perkembangan anak dan juga aspek psikologis anak lainnya. Tentunya juga menjadi limit antara orang tua yang benar-benar dalam rangka mendidik atau sekedar meluapkan emosi belaka. Tentu saja hal ini harus selalu disadari oleh orang tua.
Bukan hanya orang tua, tetapi pendidik seperti guru pun hendaknya harus memahami tentang hukum memukul anak dalam islam ini agar tidak terjebak pada cara mendidik yang keliru dan main menghakimi sendiri. Padahal anak-anak butuh aspek dialogis dan dimengerti karena senang sekali mengeeksplor hal-hal baru yang ada di sekitarnya. Tentu saja pendidikan anak ini juga harus sesuai dengan Hakikat Pendidikan Islam dan Fungsinya , Ilmu Pendidikan Islam , dan Tujuan Pendidikan Menurut Islam.
Oleh karena menghukum anak dengan memukulnya haruslah dipikirkan terkebih dahulu sebelum kita refleks dan membiarkannya menjadi kebiasaan yang buruk. Untuk itu, berikut adalah mengenai hukum memukul anak dalam Islam yang harus orang tua ketahui dan waspadai.
Diketahui oleh semua orang tua dan keluarga, bahwa tingkah anak-anak terkadang ada saja yang menjengkelkan dan memicu amarah dari orang tua. Oleh karena itu perlu kesabaran dan orang tua tidak boleh terpicu oleh tinkah laku anak-anak, apalagi mereka masih dalam masa pertumbuhan dan juga tidak mengetahui benar salah secara mendalam.
Rasulullah pernah menyampaikan bahwa jika anak tidak mau sholat orang tua boleh mengingatkannya sekali waktu jika untuk mendidik dalam batas yang anak sulit menerimanya dengan memukulkan lidi kecil pada mereka. Tapi itupun bukan dengan cara yang kasar atau benar-benar penuh emosi. Untuk itu berikut adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan tidak dibenarkan islam mengenai memukul anak.
Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang dari kamu memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.”. Rasulullah telah melarang umat islam untuk memukul wajah, maka jauhilah perilaku dan janganlah sampai kebiasaan tersebut melekat pada diri kita terutama pada anak-anak. Apalagi, wajah adalah aspek penting dan yang paling terlihat dari fisik. Untuk itu jangan sampai dilukai apalagi dilakukan pukulan kasar. Sungguh tidak ada etika dan tidak elok untuk dilihat.
“Bukanlah orang yang kuat itu diukur dengan kuatnya dia melawan, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.”. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW, bahwa jangan sampai kita menampakkan emosi berlebih atau kemarahan yang sangat tidak terkontrol. Hal ini dikarenakan dengan kondisi tersebut kita bisa lebih sangat parah untuk memukul, sedangkan energi banyak terfokus pada bagaimana meluapkan emosi yang ada.
Jika memang harus memukul atau membutuhkan pukulan pada anak, maka janganlah kita memukulnya dalam keadaan sangat marah. Itupun bukan pada bagian yang vital atau bagian yang penting. Sifatnya hanya untuk teguran dan petingatan sedangkan setelah itu membuat anak lebih sadar bukan justru membuatnya malah ketakutan.
Orang tua yang bersikap terlalu keras dan kasar tentu sangat tidak disukai oleh anak-anak. Mereka akan takut pada orang tua dan akan menjauhinya. Padahal orang tua seharusnya menjadi figur dan teladan bagi anak-anak. Jika mereka terlalu keras dan kasar, anak akan mencari perhatian dan perlindungan lain dari selain orang tuanya. Hal ini karena sikap tersebut membuat anak trauma atau takut, sedangkan dirinya butuh kepercayaan diri yang seharusnya didukung oleh orang tua.
Hal ini yang terkadang terjadi pada orang tua yang tidak bisa mengkontrol diri dan perilakuknya. Misalnya saja memukul anak dengan sapu, dengan tongkat, bahkan ada yang sampai berbekas di tubuh anak tersebut. Luka di badan anak mungkin tak seberapa, tetapi luka yang ada di dalam hati, jiwa dan juga memory nya akan sulit hilang dan sakitnya akan terus terasa. Tentu kita tidak ingin menjadi orang tua yag dikenang oleh anak karena perilaku buruk, emosional, dan tak terkendali.
Memukul anak dengan secara fisik sebagai bentuk hukuma adalah hal yang tidak disarankan bukan hanya dari pandangan islam, melainkan juga psikolog. Banyak yang mengatakan bahwa dengan memukul anak secara fisik dapat berlanjut pada tindakan kekerasan fisik lainnya. Semakin si orang tua tidak sadar, emosi, tentu saja akan menyebabkan perilaku yang juga tidak terkontrol.
Akibatnya anak bukan hanya terganggu dari aspek emosi, juga bisa pada semakin liarnya anak. Mereka akan cenderung stress dan tidak merasa percaya diri. Mereka merasa selalu menjadi orang atau manusia yang bersalah. Padahal belum tentu hal ini terjadi.
Orang tua bukan berarti tidak boleh untuk menghukum anak. Namun, menghukum dengan cara fisik bukanlah hal yang baik. Padahal, ada banyak cara menghukum anak yang nantinya berujung pada anak semakin mandiri, bermanfaat, dan tentunya dibutuhkan banyak orang. Psikolog juga pernah meneliti bahwa hentakan atau emosi yang diberikan pada anak akan membunug lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga, dari 10 triliyun sel otak lainnya yang sedang berkembang apda diri anak-anak.
Untuk itu beberapa hal yang juga bisa dipelajari oleh orang tua tentang mendidik anak adalah :
Jangan sampai kita membunuh sel otak tersebut dan membuat mereka menjadi rusak karena emosi kita yang tidak terkontrol. Untuk itu, tahan jika kita emosi dan berikan ruang berpikiri agar perilaku kita lebih terkendali.
Masih banyak cara orang tua untuk mendidik anak tanpa harus memukulnya. Untuk itu diperlukan kesabaran dan keikhlasan orang tua untuk menahan diri dan selalu berpikir jernih. Emosi dan juga perasaan yang tidak terkendali hanya akan menghancurkan diri dan juga psikologis anak. Walaupun berat, Karena itulah perjuangan dan pahala orang tua bagi usahanya mendidik anak. Untuk itu, berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik, menghukum anak, tanpa harus memukulnya.
Orang tua dapat memberi ruang untuk anak-anak agar berpikir dan menyadari kesalahannya. Jika mereka berbuat salah dan keliru jangan dulu kita memberinya hukuman dan memberikan kemarahan kita padanya. Cari tahu dulu apa sebab kesalahan tersebut dilakukan oleh anak-anak. Biarkan mereka berdialog dengan kita dan berikan nasehat untuk tidak mengulanginya. Hal ini penting dilakukan, dan jangan sampai kita memarahi atau memukulnya saat anak masih pada pertama kali melakukan kesalahan.
Jika memang orang tua yang tidak bisa menjaga emosi dan berakibat pada harus memukul anak atau meluapkan emosi, maka lebih baik jauhi anak kita biarkan ia sendiri bahkan menangis sendiri dibanding harus kita meluapkan emosi yang tidak baik pada anak.
Berikan hukuman berupa sanksi jika memang anak mengalami kesalahan. Misalnya saja tidak menerima uang jajan, tidak boleh bermain gadget atau tidak boleh menonton film kesukaan. Hal ini jauh lebih baikk karena anak akhirnya tidak merasa dihardik dan psikologisnya tidak terganggu tapi mentalnya ditempa oleh ketidaknyamanan.
Jika memang anak bebruat salah dan melanggar aturan, kita bisa memberikan tugas tambahan misalnya mencuci piring, memberishkan baju, dsb. Hal ini bisa dilakukan jika anak-anak sudah dalam usia yang cukup misalnya 4 tahun ke atas. Karena, jika kurang dari itu tentu saja ia tidak atau belum bisa melakukan hal-hal yang kita maksud secara kompleks.
Hal ini yang sangat penting, Jangan sampai kita menghuum dan mendidik anak di depan umum. Hal ini akan merusak mentalitas dan kepercayaan diri anak-anak. Berikan hukuman dan marahi anak jika di rumah atau tidak ada yang melihat. Karena hal ini urusan private anak dan orang tuanya bukan dengan orang lain. Apalagi orang lain biasanya tidak mengerti detail perkaranya.
Mendidik anak adalah bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam . Untuk itu, jangan sampai amanah ini kita sia-siakan dan lalaikan, karena pertanggungjawabannya kelak di akhirat nanti.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…