Pada umumnya, manusia ingin dipuji oleh orang lain atas kebaikan yang dilakukan atau keberhasilan yang telah diraih. Selain itu, manusia juga kerap memuji kebaikan atau keberhasilan orang lain. Ada orang dengan tulus memuji orang lain namun ada orang juga memuji orang lain karena memiliki maksud tersembunyi yang tidak baik.
Karena itu, pujian layaknya madu dan racun. Terasa manis di mulut ketika diucapkan namun mengandung racun berbisa yang dapat membuat orang yang dipuji menjadi riya’, sombong, angkuh, atau terkena penyakit hati lainnya. Sifat sombong dalam Islam maupun riya’ dalam Islam akibat pujian yang berlebihan dapat membuat orang yang dipuji menjadi takabur dan menghancurkan amal shaleh.
Bolehkah memuji orang lain dalam Islam?
Islam membolehkan seorang muslim memberikan pujian kepada orang lain. Memuji orang lain dikatakan baik jika pujian yang diberikan ditujukan untuk memuji kebaikan orang lain yang memang ada pada dirinya. Apabila pujian ditujukan untuk memuji sesuatu yang memang tidak ada padanya atau tidak diperbuat olehnya maka hal inilah yang tidak boleh. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 188 yang artinya,
“Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.” (QS. Ali Imran : 188)
Apakah memuji orang lain dilarang dalam Islam?
Islam melarang memberikan pujian kepada orang lain apalagi jika pujian itu diberikan di hadapan orang yang bersangkutan dan orang yang dipuji senang dengan pujian yang diberikan. Dalam Islam, memuji orang lain di hadapan yang bersangkutan sama dengan menyembelih leher orang itu. Dari Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu salah seorang hadirin memuji orang tersebut. Rasulullah SAW pun bersabda,
“Celaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, “Saya kira si fulan demikian kondisinya.” jika dia menganggapnya demikian. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah.” (HR. Bukhari).
Sebagaimana hukum memuji diri sendiri, Islam juga melarang muslim memberikan pujian yang berlebihan kepada orang lain. Apabila hal ini dilakukan, sama saja dengan mematahkan punggung orang yang dipuji. Abu Musa berkata, “Rasulullah SAW mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seseorang. Rasulullah SAW pun bersabda,
“Kalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu.” (HR. Bukhari).
Bagaimana sikap kita jika ada orang yang memberikan pujian?
Jika ada yang memberikan pujian, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyiramkan (pasir) ke wajah orang-orang yang memberikan pujian, Dari Abu Ma’mar, ia berkata, “Ada seorang pria berdiri memuji salah seorang gubernur. Miqdad (ibnul Aswad) lalu menyiramkan pasir ke wajahnya dan berkata,
“Kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memuji.” (HR. Muslim).
Apa yang harus kita lakukan ketika ada orang yang memberikan pujian?
Salah satu cara agar tidak terkena penyakit hati atau terhindar dari ujub dalam Islam karena dipuji oleh orang lain adalah dengan berdoa. Hal inilah yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shidiq ketika ada orang lain yang memuji beliau. Adapun doa yang belau ucapkan adalah :
ALLAHUMMA ANTA A’LAMU MINNI BI NAFSIY, WA ANAA A’LAMU BI NAFSII MINHUM. ALLAHUMMAJ ’ALNIY KHOIROM MIMMAA YAZHUNNUUN, WAGH-FIRLIY MAA LAA YA’LAMUUN, WA LAA TU-AKHIDZNIY BIMAA YAQUULUUN.
Artinya,
“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.“ (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi)
Demikianlah ulasan singkat tentang hukum memuji orang lain dalam Islam. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang memuji orang lain dan hukumnya dalam Islam.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…