Menikah dalam islam adalah menyempurnakan sebagian iman karena Allah ta’la, oleh sebab itu, menikah berarti melakukan ibadah atas nama Allah. Untuk itu, Allah menyuruh hambanya untuk mencari pasangan dengan cara memilih calon pendamping sesuai syariat agama, dan sesuai ketetapan agama yaitu ta’aruf. Sebab pacaran dalam islam di larang, dan untuk menghindari zina agar tidak melakukan perbuatan yang di larang oleh agama.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-Rum 21)
Demikianlah gambaran dari terciptanya sebuah keluarga yang harmonis menurut pandangan agama islam. Sebagai umat muslim yang baik tentu kita menginginkan memiliki sebuah keluarga yang islami, yaitu keluarga yang di dalamnya terdapat penegakan adab-adab islam, baik yang menyangkut masalah perseorangan maupun yang menyangkut masalah anggota keluarga secara keseluruhan.
Adapun landasan dari terbentuknya suatu keluarga yang islami adalah ibadah kepada Allah SWT, dimana setiap kegiatan yang mereka seperti berkumpul, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, dan lain sebagainya semua itu dilakukan karena Allah SWT semata.
Apa tujuan dari sebuah keluarga yang islami?
Tujuan membentuk sebuah keluarga yang islami adalah untuk mendapatkan keluarga yang sakinah, yang pada hakekatnya keluarga yang sakinah adalah keluarga yang didasari oleh cinta dan kasih sayang (mawaddah dan warohmah) dari Allah SWT sebagai Sang maha Pencipta. Sehingga nantinya keluarga tersebut akan selalu diridhoi oleh Allah SWT .
Firman Allah SWT :
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al- fath ayat 4)
Jadi terciptanya keluarga yang sakinah terletak pada bagaimanakah penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga agar keluarga tersebut selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT, seperti dengan senantiasa berusaha dan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam merupakan suri tauladan yang baik dalam membimbing umatnya dalam hal kehidupan berumah tangga agar terbina sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan Warohmah. Dalam sebuah hadist, Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:
“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.”
Bagaimanakah ciri-ciri keluarga yang Islami yang nantinya dapat menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dah warohmah?
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ibadah merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembentukan sebuah keluarga yang islami. Hal ini dimulai sebelum pernikahan terjadi, yaitu dalam proses memilih calon pasangan, khitbah, hingga berlanjut dalam proses pernikahan.
Jikah hal-hal tersebut dilakukan secara islami, InsyaAllah setiap permasalahan yang dihadapi akan menemukan kemudahan dalan penyelesaiannya. Kenapa? Karena masing-masing dari mereka tunduk pada aturan-aturan Allah SWT.
Baik suami dan istri sama-sama memiliki peran yang penting dalam mendidik anak-anak mereka. Oleh karena itu, hendaknya mereka lebih mampu menyerap nilai-nilai islam ke dalam perilaku maupun sikap mereka, dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi mereka untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada anggota keluarga yang lain, misalnya pada anak-anak maupun asisten rumah tangga yang ada.
Anggota keluarga, terutama bagi anak-anak sangat memerlukan contoh yang kongkrit dalam menerapkan nilai-nilai islam di kehidupan mereka sehari-hari. Hal inilah yang menjadi tugas dan kewajiban bagi setiap orang tua, dimana kelak di akhirat orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas hal tersebut.
Oleh karena itu sudah sepatutnya apabila orang tua memberikan contoh yang baik bagi anak-anak, jangan sampai orang tua hanya menyuruh sementara mereka sendiri tidak melakukannya.
Tolong menolong sangat penting untuk dilakukan dalam setiap keluarga. Misalnya saling nasihat menasihati, saling mengingatkan, dan lain sebagainya. Hal ini akan mendorong terciptanya hubungan yang harmonis bagi sesama anggota keluarga.
Seorang kepala rumah tangga (suami/ ayah) memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencukupi segala kebutuhan, khususnya dalam hal yang bersifat materi, seperti sandang, pangan, papan, maupun kebutuhan lainnya seperti pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.
Hendaknya kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi dengan jalan yang benar, jangan sampai dalam memberikan nafkah bagi keluarga tercinta, seorang suami atau ayah memberikannya dari jalan atau cara yang salah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berpengaruh baik bagi kehisupan, akan tetapi hal itu juga membawa pengaruh yang buruk. Anak-anak merupakan object yang paling mudah terkena dampak dari pengaruh buruk hal tersebut.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, sangatlah penting untuk selalu mengawasi dan memperhatikan sikap dan perilaku buah hatinya, jangan sampai mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya.
Misalnya saja, seorang suami merupakan kepala rumah tangga yang berkewajjiban untuk memimpin keluarga dan bertindak sebagai pengambil keputusan. Jadi istri maupun anak-anak harus selalu menghormatinya. Akan tetapi seorang suami juga harus menghormati dan menghargai keberadaan sang istri disampingnya, yaitu dengan mengajaknya bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan.
Begitu juga dengan anak-anak mereka, seorang anak harus selalu menghormati kedua orang tuanya dan mematuhi apa yang mereka perintahkan selama perintah itu benar. Dan orang tua pun harus menghormati, menyayangi, dan mengasihi anak-anak mereka.
Akan sangat baik jika sebuah keluarga memiliki hubungan yang baik pula dengan lingkungan disekitarnya. Dengan begitu keluarga tersebut akan bisa mengetahui hal-hal yang sedang terjadi dalam lingkungan tersebut, serta dapat menjaga tali silaturahmi dengan anggota masyarakat lainnya.
Membangun keluarga yang islami dibutuhkan usaha yang keras, akan tetapi dengan adanya niat, kemauan, dan kerjasama diantara sesama anggota keluarga maka hal tersebut akan dapat terwujud.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…