Isthikharah menjadi hal yang tidak asing di telinga kita. Hampir setiap orang yang dilema dalam menentukan jodoh dan pekerjaan, melakukan isthikharah. Isthikharah seakan menjadi jawaban utama dalam menentukan setiap persoalan kehidupan.
Padahal, isthikharah bukan suatu amalan khusus yang dikerjakan untuk mereka dalam mencari dan menentukan jodoh. Isthikharah sejatinya merupakan amalan yang Rasulullah ajarkan kepada umatnya dalam memohon kepada Allah untuk memutuskan segala sesuatu.
Isthikharah bukanlah sarana untuk menentukan jawaban siapa jodoh kita. Jika kita beranggapan demikian, itu merupakan sebuah kekeliruan yang bisa menjadi fitnah. Karena sering kali kita beranggapan bahwa jawaban dari isthikharah yang kita lakukan berupa mimpi. Padahal jawaban isthikharah tidak selalu berupa mimpi. Karena tidak semua mimpi adalah baik.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist:
“Mimpi itu ada tiga : (1) mimpi yang benar yaitu petunjuk yang datangnya dari Allah, (2) mimpi yang menyedihkan yaitu yang datang dari syaithan dan (3) mimpi yang berasal dari pikiran kehidupan sehari-hari.” (HR. Abu Dawud; Kitabul Adab, Bab Mimpi)
Berdasarkan hadis tersebut dapat dijelaskan tentang mimpi:
Intinya, setiap mimpi buruk yang terjadi pada kita tidak perlu diceritakan pada orang lain apalagi ditafsirkan. Karena mimpi buruk bagian dari permainan setan terhadap diri kita. Rasulullah saw pun melarang kita bercerita jika kita mendapat mimpi buruk. Yang perlu diceritakan adalah mimpi yang baik.
Dari ketiga mimpi tersebut, yang sering terjadi pada kita adalah mimpi yang ketiga. Mimpi yang terjadi karena kita sering memikirkan terus-menerus. Mimpi yang datang karena kesibukan dan pikiran sehari-hari. Karena kita sibuk memikirkan sesuatu maka munculah dalam mimpi kita sesuatu yang sibuk kita pikirkan.
Mengingat mimpi yang tidak pasti datangnya dari Allah, maka kita sebagai manusia perlu memahami jawaban isthikharah yang sesungguhnya. Di mana jawaban isthikharah bukanlah dari mimpi yang kita dapat ketika tidur. Melainkan kemudahan yang kita dapat setelah menentukan jawaban.
Seperti halnya saat kita sedang memilih jodoh. Untuk memantapkan hati kita melakukan isthikharah. Ternyata setelah melakukan isthikharah, kita tidak mendapatkan mimpi apapun. Melainkan proses mendapatkan jodoh begitu mudah. Itu menjadi bagian dari jawaban isthikharah.
Jawaban dari isthikharah juga bisa dari kemantapan hati setelah memilih. Setelah melakukan isthikharah, jika kita merasa mantap dengan pilihan kita, tidak merasa ragu. Itu bagian dari jawaban setelah isthikharah. Sebagai umat Rasul hendaknya kita bisa berpikir sesuai logika. Tidak menjadikan mimpi sebagai jawaban utama isthikharah. Hendaknya kita bisa berpikir, kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah dalam isthikharah.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَتُغْلَبُوْنَ وَتُحْشَرُوْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…
Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…
Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…
Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…
Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…
Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…