Isu SARA merupakan hal yang sangat rentan untuk dibahas. Karena setiap suku, aliran, ras, dan agama memiliki tiang masing masing yang menyangga ideologi mereka. Bahkan tidak sedikit kasus perbedaan ideologi menjadi penyebab terjadinya perpecahan.
Dewasa ini, banyak sekali kasus-kasus yang menjadi dasar ketidak seimbangan sikap toleransi terhadap sesama umat beragama. Bahkan beberapa saat yang lalu, kita mendengar kabar duka perihal penembakan saudara kita yang ada di New Zealand. Sebuah berita yang sangat menyedihkan bahkan saat dilihat dari dua sudut pandang, sudut pandang sesama umat Islam, maupun sudut pandang sesama manusia.
Lebih sedihnya lagi, pasca kejadian itu, muncul spekulasi-spekulasi yang malah menyudutkan kita. Media-media dan politikus luar negeri menyangkutpautkan akar kejadian tersebut berasal dari ajaran islam itu sendiri. Islam disinggung sebagai agama kejam yang ajarannya terlalu fanatik. Naudzubillah,
Itulah kenapa perlunya untuk memahami secara dalam perihal permasalahan yang terjadi, kita harus membuka mata dan berpikir secara out of the box.
Baca juga :
“Mengapa Seringkali Terorisme dikaitkan Dengan Islam?”
Pertanyaan ini memang punya beberapa jawaban yang berbeda, tergantung kepada siapa kita menanyakannya. Yang perlu kita garis bawahi dalam menjawab pertanyaan ini adalah, manusia cenderung takut kepada hal yang tidak mereka mengerti.
Kita ambil contoh seperti ini :
“Anda adalah pemuda non muslim yang tidak pernah mendapat ilmu Islamiyah sama sekali. Satu satunya cara anda mengenal agama Islam adalah dari menonton berita di TV.
Namun karena negara tempat anda tinggal adalah negara mayoritas non muslim, bentuk Islam yang ditampilkan di TV pun bukan tentang kajian-kajian yang bermanfaat, melainkan berita-berita kriminal.
Anda dikenalkan ke Islam melalui berita yang menampilkan ISIS, bom bunuh diri dan kekejaman-kekejaman lain yang bahkan sangat dicekal di agama Islam itu sendiri.”
Alasan utama kenapa terorisme sering dikaitkan dengan Islam. Asumsikan diluar sana banyak tokoh-tokoh yang tidak menyukai umat Islam. Lalu renungkan dan ambil kesimpulan berdasar pada contoh diatas.
Baca Juga :
Tokoh-tokoh tersebut bisa kita anggap bahwa (mungkin saja) mereka tidak suka bukan karena benci, melainkan karena tidak mengerti ajaran Islam yang sebenarnya. Karena di keseharian mereka, yang mereka lihat dari Islam hanyalah tayangan dari televisi. Perihal ISIS yang melakukan agresi militer, ataupun bom-bom Jihad yang menjadi momok menakutkan bagi negara mereka.
Padahal, maksud Jihad yang dijelaskan dalam Islam bukan seperti itu. Allah SWT berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 190, yang berbunyi :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Terang dijelaskan bahwa Jihad atau berjuang dijalan Allah tidak boleh melampaui batas. Batas yang dijelaskan bisa saja batas-batas yang menjurus ke dosa besar, seperti membunuh sesama manusia.
Agama Islam yang sebenarnya tidak pernah mengajarkan berperilaku buruk dan tercela, apalagi terorisme. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi, bahkan Rasulullah SAW berpesan dalam hadist nya :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ .
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)”
Sudah jelas disebutkan bahwa agama yang baik adalah agama yang lurus lagi toleran. Dua aspek satu kesatuan yang harusnya ada dalam diri seluruh umat Islam yang beriman kepada Allah SWT.
Dituduh sebagai Teroris memang sakit, apalagi jika kita bahkan tidak pernah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan gerakan radikal.
Penting dipahami bahwa, menyalahkan suatu ajaran tertentu adalah cara yang salah dalam menyikapi perbedaan keyakinan antar umat beragama. Bahkan untuk kita sendiri, kita juga tidak berhak menyalahkan ajaran agama lain, dan bersikap seolah agama kita yang paling benar kepada mereka. Meskipun setiap agama menjunjung kebenaran masing-masing, namun kebenaran iman yang kita yakini adalah urusan diri sendiri kepada Allah.
Kita harus ingat kandungan surah al Kafirun ayat 6 yang berbunyi ‘Lakum Dinikum waliyadin’
“Untukmu agamamu, dan Untukku, agamaku.”
Menyikapi permasalahan terorisme yang terjadi, mari kita menyikapi segala sesuatunya dengan bijak.
Baca juga :
“Ah, orang itu teroris, Ini pasti ajaran Islam!”
“Bukan, dia memang hatinya sudah jahat, kebetulan aja dia islam.”
Sebuah kejadian, dimana saya tengah menjelajahi media sosial, saya membaca status seorang yang kebetulan satu grup dengan saya. Ini adalah status yang ditulis pasca kejadian penembakan di New Zealand kemarin :
“Saya adalah penduduk New Zealand, dan saya benar-benar tidak percaya atas apa yang telah terjadi di Christchurch selama 8 jam terakhir. Segenap duka saya haturkan kepada seluruh umat muslim yang merasa tersakiti terhadap kejadian ini. Saya ingin melakukan sesuatu yang adik saya lakukan guna menghormati para umat muslim. Jika kamu muslim yang berada di Wellington, New Zealand, dan merasa tidak aman untuk berpergian karena kejadian ini, aku dan adikku akan dengan senanghati mengawalmu, naik bis denganmu ataupun melakukan kegiatan bersamamau. Jika kamu butuh teman untuk bicara kami dengan senangtiasa mendengarkan.”
Saat saya mendengar berita tentang penembakan kemarin, saya kesal. Namun saat saya membaca ini, saya menangis.
Bayangkan masih ada orang non muslim yang mau mengawal dan menjadi tameng saudara kita yang lain di New Zealand pasca kejadian yang menghancurkan mental umat Islam kemarin.
Baca juga :
Bukankah itu merupakan sebuah bentuk tinggi dari toleransi? Orang non muslim yang berdiri di sampingnmu, menghalangi bayang-bayang peluru yang bisa saja menyerangmu kapan saja. Betapa indahnya bumi jika manusia paham toleransi.
Pertanyaan Mengapa Seringkali Terorisme dikaitkan Dengan Islam? Sebenarnya tidak terlalu berarti jika kita melihat banyak orang di luar sana yang masih bisa bersikap toleran terhadap sesama umat beragama. Ingatlah bahwa setiap prasangka buruk datang dari orang yang takut, dan prasangka baik datang dari orang yang berani. Tidak semua orang non muslim jahat dan itulah pemahaman yang cukup bagi kita untuk saling mencintai satu sama lain.
Namun meskipun begitu, kita juga harus berhati-hati. Karena tak sedikit pula orang yang menggunakan isu agama sebagai upaya memecah belah. Yang harus kita lakukan adalah tetap berdoa meminta perlindungan kepada Allah dan memohon dihindarkan dari prasangka buruk orang lain, segala macam fitnah dan hal-hal yang dapat membuat kita kufur nikmat. Karena segala macam hal yang terjadi di bumi ini tidak akan terjadi kecuali atas seizin Allah SWT.
Sesungguhnya, segala perbuatan manusia pada akhirnya akan dimintai pertanggung jawabannya. Demikianlah pembahasan mengenai alasan mengapa seringkali terorisme dikaitkan dengan Islam.
Hamsa,
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…