Ada yang mengatakan juga bahwa setiap jilbab adalah hijab, tetapi dalam esensinya perbedaan hijab, jilbab, dan kerudung akan lebih tampak pada penggunaannya. Seperti yang pernah dijelaskan, hijab berasal dari kata hajaban yang mengandung arti menutupi. Dengan kata lain Al-Hijab adalah sebuah benda yang menutupi sesuatu.
Jika dikaitkan dengan menutup aurat, perbedaan hijab dan jilbab akan lebih dirasakan. Hijab memiliki makna lebih tepat yang merujuk pada tata cara berpakaian yang pantas atau menutup (hijab) tubuh sesuai dengan tuntunan agama. Sedangkan jilbab dan kerudung lebih mengacu kepada penutup kepala sebagai pelengkap hijab.
Berikut ini adalah beberapa pedoman atau syarat model dan warna hijab syar’i yang kita kenakan.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31)
Berdasarkan hadist tentang berhijab yang benar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa syarat model dan warna hijab syar’i yang pertama adalah menutup badan. Bagian yang boleh diperlihatkan hanyalah yang disyari’atkan, yaitu muka dan telapak tangan.
Hijab digunakan bukan sebagai perhiasan. Hijab dikenakan sesuai dengan perintah berhijab dalam Al Qur’an. Perintah yang menjadikannya wajib bagi setiap muslimah yang sudah baligh. Tentunya ada manfaat dibalik eprtah tersebut.
Karenanya hindarilah model maupun warna hijab yang terlalu mencolok atau motif yang menarik perhatian. Sebaiknya perhatikan adat atau pun kebiasaan pada suatu masyarakat tertentu. Ada suatu masyarakat yang menilai berlebihan dan bahkan melarang untuk memakai warna dan model tertentu, sementara pada masyarakat yang lain hal ini masih sah-sah saja boleh untuk dikenakan. Sebaiknya kita mengenal juga macam-macam nama hijab dalam tiap wilayah.
Pilihlah model dan warna hijab yang sesuai dengan warna kulit, maupun usia kita. Perhatikan juga untuk acara atau kegiatan apakah pakaian yang akan kita kenakan tersebut. Sehingga warna dan model pakaian yang kita kenakan tersebut tidak terkesan norak dan berlebihan, yang justru akan merusak citra hijab syar’i yang kita kenakan dan tidak tercapai dampak positif menggunakan hijab.
Hendaklah bahan untuk hijab itu dari kain yang tebal dan tidak tipis. Karena bahan yang tipis itu cenderung transparan dan mudah membentuk lekuk tubuh. Bisa pula disesuaikan dengan daerah dimana kita tinggal, misalkan untuk wilayah yang cenderung berhawa dingin, bisa dipilih bahan yang cukup tebal dan hangat, namun tetap nyaman dan praktis untuk dipakai. Untuk wilayah yang cenderung panas, bisa dipilih bahan yang tidak terlalu tebal, tapi juga tidak tipis namun adem. Yang paling penting adalah bahwa bahan tersebut nyaman dan praktis untuk digunakan sehingga tidak menghalangi dan mengganggu aktifitas dan kegiatan sehari-hari kita. [AdSense-B]
Ada beberapa pilihan jenis bahan hijab yang dikenal adem, nyaman dan tidak tipis, seperti bahan katun, diamond, satin, bubble pop, sifon, ceruti, dan lain sebagainya.
Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian yang sesuai dengan ciri-ciri hijab syar’i itu haruslah yang longgar atau tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah.
Dalam berhijab, khususnya ketika hendak keluar rumah, seorang muslimah hendaknya tidak memakai wewangian yang menyengat, hingga tercium wanginya dan menarik perhatian dari lawan jenis. Sekedar untuk menghilangkan bau badan ataupun bau keringat dibolehkan selama tidak berlebihan.
Hendaknya tidak berpakaian dengan tujuan untuk mencari popularitas di tengah-tengah orang banyak. Artinya orang yang dengan sengaja atau punya keinginan untuk meraih popularitas dan mencari perhatian. Baik dari harga pakaian tersebut yang sangat mahal, maupun seseorang yang sengaja ingin menampakkan perhiasan atau pun kemewahan duniawi yang dimilikinya untuk sebuah kebanggaan. [AdSense-C]
Namun bukan berarti seorang muslim itu dilarang memakai pakaian yang mahal, bagus, maupun mewah. Akan tetapi semuanya kembali kepada tujuan memakainya. Tujuan berpakaian pada dasarnya adalah untuk menutup aurat dan dalam rangka untuk beribadah. Karena pada dasarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri suka jika hambanya menampakkan kenikmatan yang telah Allah berikan padanya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya Allah menyukai jika melihat bekas kenikmatan yang diberikan oleh-Nya ada pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi)
Demikianlah beberapa penjelasan syarat model dan warna hijab syar’i. Semoga menjadi panduan bagi muslimah yang ingin berhijab sesuai syar’iat. Jadi jangan pernah ragu untuk menjadikan hijab syar’i sebagai pakaian sehari-hari kita ya! Karena sekarang ini telah banyak sekali model maupun bahan hijab syar’i yang beredar dipasaran dengan model, warna dan harga yang bisa disesuaikan dengan selera dan kemampuan kantong kita.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…