qad aflaḥal-mu`minụn
1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
allażīna hum fī ṣalātihim khāsyi’ụn
2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,
wallażīna hum ‘anil-lagwi mu’riḍụn
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,
wallażīna hum liz-zakāti fā’ilụn
4. dan orang yang menunaikan zakat,
wallażīna hum lifurụjihim ḥāfiẓụn
5. dan orang yang memelihara kemaluannya,
illā ‘alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malụmīn
6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
fa manibtagā warā`a żālika fa ulā`ika humul-‘ādụn
7. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
wallażīna hum li`amānātihim wa ‘ahdihim rā’ụn
8. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,
wallażīna hum ‘alā ṣalawātihim yuḥāfiẓụn
9. serta orang yang memelihara salatnya.
ulā`ika humul-wāriṡụn
10. Mereka itulah orang yang akan mewarisi,
allażīna yariṡụnal-firdaụs, hum fīhā khālidụn
11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn
12. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
ṡumma ja’alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn
13. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
ṡumma khalaqnan-nuṭfata ‘alaqatan fa khalaqnal-‘alaqata muḍgatan fa khalaqnal-muḍgata ‘iẓāman fa kasaunal-‘iẓāma laḥman ṡumma ansya`nāhu khalqan ākhar, fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn
14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
ṡumma innakum ba’da żālika lamayyitụn
15. Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati.
ṡumma innakum yaumal-qiyāmati tub’aṡụn
16. Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.
wa laqad khalaqnā fauqakum sab’a ṭarā`iqa wa mā kunnā ‘anil-khalqi gāfilīn
17. Dan sungguh, Kami telah menciptakan tujuh (lapis) langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
wa anzalnā minas-samā`i mā`am biqadarin fa askannāhu fil-arḍi wa innā ‘alā żahābim bihī laqādirụn
18. Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.
fa ansya`nā lakum bihī jannātim min nakhīliw wa a’nāb, lakum fīhā fawākihu kaṡīratuw wa min-hā ta`kulụn
19. Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan,
wa syajaratan takhruju min ṭụri sainā`a tambutu bid-duhni wa ṣibgil lil-ākilīn
20. dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.
wa inna lakum fil-an’āmi la’ibrah, nusqīkum mimmā fī buṭụnihā wa lakum fīhā manāfi’u kaṡīratuw wa min-hā ta`kulụn
21. Dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan,
wa ‘alaihā wa ‘alal-fulki tuḥmalụn
22. di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu diangkut.
wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, a fa lā tattaqụn
23. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
fa qālal-mala`ullażīna kafarụ ming qaumihī mā hāżā illā basyarum miṡlukum yurīdu ay yatafaḍḍala ‘alaikum, walau syā`allāhu la`anzala malā`ikatam mā sami’nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīn
24. Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu.
in huwa illā rajulum bihī jinnatun fa tarabbaṣụ bihī ḥattā ḥīn
25. Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.”
qāla rabbinṣurnī bimā każżabụn
26. Dia (Nuh) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.”
fa auḥainā ilaihi aniṣna’il-fulka bi`a’yuninā wa waḥyinā fa iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru fasluk fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil-qaulu min-hum, wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn
27. Lalu Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
fa iżastawaita anta wa mam ma’aka ‘alal-fulki fa qulil-ḥamdu lillāhillażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīn
28. Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim.”
wa qur rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn
29. Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.”
inna fī żālika la`āyātiw wa ing kunnā lamubtalīn
30. Sungguh, pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah); dan sesungguhnya Kami benar-benar menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu).
ṡumma ansya`nā mim ba’dihim qarnan ākharīn
31. Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum ‘Ad).
fa arsalnā fīhim rasụlam min-hum ani’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, a fa lā tattaqụn
32. Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
wa qālal-mala`u ming qaumihillażīna kafarụ wa każżabụ biliqā`il-ākhirati wa atrafnāhum fil-ḥayātid-dun-yā mā hāżā illā basyarum miṡlukum ya`kulu mimmā ta`kulụna min-hu wa yasyrabu mimmā tasyrabụn
33. Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia, “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.”
wa la`in aṭa’tum basyaram miṡlakum innakum iżal lakhāsirụn
34. Dan sungguh, jika kamu menaati manusia seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi.
a ya’idukum annakum iżā mittum wa kuntum turābaw wa ‘iẓāman annakum mukhrajụn
35. Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)?
haihāta haihāta limā tụ’adụn
36. Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu,
in hiya illā ḥayātunad-dun-yā namụtu wa naḥyā wa mā naḥnu bimab’ụṡīn
37. (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi),
in huwa illā rajuluniftarā ‘alallāhi każibaw wa mā naḥnu lahụ bimu`minīn
38. Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya.
qāla rabbinṣurnī bimā każżabụn
39. Dia (Hud) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.”
qāla ‘ammā qalīlil layuṣbiḥunna nādimīn
40. Dia (Allah) berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.”
fa akhażat-humuṣ-ṣaiḥatu bil-ḥaqqi fa ja’alnāhum guṡā`ā, fa bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn
41. Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim.
ṡumma ansya`nā mim ba’dihim qurụnan ākharīn
42. Kemudian setelah mereka Kami ciptakan umat-umat yang lain.
mā tasbiqu min ummatin ajalahā wa mā yasta`khirụn
43. Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya, dan tidak (pula) menangguhkannya.
ṡumma arsalnā rusulanā tatrā, kullamā jā`a ummatar rasụluhā każżabụhu fa atba’nā ba’ḍahum ba’ḍaw wa ja’alnāhum aḥādīṡ, fa bu’dal liqaumil lā yu`minụn
44. Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakannya, maka Kami silihgantikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi manusia). Maka kebinasaanlah bagi kaum yang tidak beriman.
ṡumma arsalnā mụsā wa akhāhu hārụna bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn
45. Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata,
ilā fir’auna wa malā`ihī fastakbarụ wa kānụ qauman ‘ālīn
46. kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka angkuh dan mereka memang kaum yang sombong.
fa qālū a nu`minu libasyaraini miṡlinā wa qaumuhumā lanā ‘ābidụn
47. Maka mereka berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”
fa każżabụhumā fa kānụ minal-muhlakīn
48. Maka mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka termasuk orang yang dibinasakan.
wa laqad ātainā mụsal-kitāba la’allahum yahtadụn
49. Dan sungguh, telah Kami anugerahi kepada Musa Kitab (Taurat), agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
wa ja’alnabna maryama wa ummahū āyataw wa āwaināhumā ilā rabwatin żāti qarāriw wa ma’īn
50. Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir.
yā ayyuhar-rusulu kulụ minaṭ-ṭayyibāti wa’malụ ṣāliḥā, innī bimā ta’malụna ‘alīm
51. Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
wa inna hāżihī ummatukum ummataw wāḥidataw wa ana rabbukum fattaqụn
52. Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.”
fa taqaṭṭa’ū amrahum bainahum zuburā, kullu ḥizbim bimā ladaihim fariḥụn
53. Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing).
fa żar-hum fī gamratihim ḥattā ḥīn
54. Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan.
a yaḥsabụna annamā numidduhum bihī mim māliw wa banīn
55. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa),
nusāri’u lahum fil-khairāt, bal lā yasy’urụn
56. Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.
innallażīna hum min khasy-yati rabbihim musyfiqụn
57. Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati,
wallażīna hum bi`āyāti rabbihim yu`minụn
58. dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya,
wallażīna hum birabbihim lā yusyrikụn
59. dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya,
wallażīna yu`tụna mā ātaw wa qulụbuhum wajilatun annahum ilā rabbihim rāji’ụn
60. dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya,
ulā`ika yusāri’ụna fil-khairāti wa hum lahā sābiqụn
61. mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.
wa lā nukallifu nafsan illā wus’ahā waladainā kitābuy yanṭiqu bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamụn
62. Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).
bal qulụbuhum fī gamratim min hāżā wa lahum a’mālum min dụni żālika hum lahā ‘āmilụn
63. Tetapi, hati mereka (orang-orang kafir) itu dalam kesesatan dari (memahami Al-Qur’an) ini, dan mereka mempunyai (kebiasaan banyak mengerjakan) perbuatan-perbuatan lain (buruk) yang terus mereka kerjakan.
ḥattā iżā akhażnā mutrafīhim bil-‘ażābi iżā hum yaj`arụn
64. Sehingga apabila Kami timpakan siksaan kepada orang-orang yang hidup bermewah-mewah di antara mereka, seketika itu mereka berteriak-teriak meminta tolong.
lā taj`arul-yauma innakum minnā lā tunṣarụn
65. Janganlah kamu berteriak-teriak meminta tolong pada hari ini! Sungguh, kamu tidak akan mendapat pertolongan dari Kami.
qad kānat āyātī tutlā ‘alaikum fakuntum ‘alā a’qābikum tangkiṣụn
66. Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Qur’an) selalu dibacakan kepada kamu, tetapi kamu selalu berpaling ke belakang,
mustakbirīna bihī sāmiran tahjurụn
67. dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur’an) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari.
a fa lam yaddabbarul-qaula am jā`ahum mā lam ya`ti ābā`ahumul-awwalīn
68. Maka tidakkah mereka menghayati firman (Allah), atau adakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu?
am lam ya’rifụ rasụlahum fa hum lahụ mungkirụn
69. Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka (Muhammad), karena itu mereka mengingkarinya?
am yaqụlụna bihī jinnah, bal jā`ahum bil-ḥaqqi wa akṡaruhum lil-ḥaqqi kārihụn
70. Atau mereka berkata, “Orang itu (Muhammad) gila.” Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran.
wa lawittaba’al-ḥaqqu ahwā`ahum lafasadatis-samāwātu wal-arḍu wa man fīhinn, bal ataināhum biżikrihim fa hum ‘an żikrihim mu’riḍụn
71. Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
am tas`aluhum kharjan fa kharāju rabbika khairuw wa huwa khairur-rāziqīn
72. Atau engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka? Sedangkan imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia pemberi rezeki yang terbaik.
wa innaka latad’ụhum ilā ṣirāṭim mustaqīm
73. Dan sesungguhnya engkau pasti telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus.
wa innallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati ‘aniṣ-ṣirāṭi lanākibụn
74. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat benar-benar telah menyimpang jauh dari jalan (yang lurus).
walau raḥimnāhum wa kasyafnā mā bihim min ḍurril lalajjụ fī ṭugyānihim ya’mahụn
75. Dan seandainya mereka Kami kasihani, dan Kami lenyapkan malapetaka yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
wa laqad akhażnāhum bil-‘ażābi fa mastakānụ lirabbihim wa mā yataḍarra’ụn
76. Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.
ḥattā iżā fataḥnā ‘alaihim bāban żā ‘ażābin syadīdin iżā hum fīhi mublisụn
77. Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras, seketika itu mereka menjadi putus asa.
wa huwallażī ansya`a lakumus-sam’a wal-abṣāra wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn
78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.
wa huwallażī żara`akum fil-arḍi wa ilaihi tuḥsyarụn
79. Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
wa huwallażī yuḥyī wa yumītu wa lahukhtilāful-laili wan-nahār, a fa lā ta’qilụn
80. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti?
bal qālụ miṡla mā qālal-awwalụn
81. Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang terdahulu.
qālū a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
82. Mereka berkata, “Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
laqad wu’idnā naḥnu wa ābā`unā hāżā ming qablu in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn
83. Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!”
qul limanil-arḍu wa man fīhā ing kuntum ta’lamụn
84. Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya, jika kamu mengetahui?”
sayaqụlụna lillāh, qul a fa lā tażakkarụn
85. Mereka akan menjawab, “Milik Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kamu tidak ingat?”
qul mar rabbus-samāwātis-sab’i wa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm
86. Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang agung?”
sayaqụlụna lillāh, qul a fa lā tattaqụn
87. Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”
qul mam biyadihī malakụtu kulli syai`iw wa huwa yujīru wa lā yujāru ‘alaihi ing kuntum ta’lamụn
88. Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab-Nya), jika kamu mengetahui?”
sayaqụlụna lillāh, qul fa annā tus-ḥarụn
89. Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?”
bal ataināhum bil-ḥaqqi wa innahum lakāżibụn
90. Padahal Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mere-ka benar-benar pendusta.
mattakhażallāhu miw waladiw wa mā kāna ma’ahụ min ilāhin iżal lażahaba kullu ilāhim bimā khalaqa wa la’alā ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍ, sub-ḥānallāhi ‘ammā yaṣifụn
91. Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa ta’ālā ‘ammā yusyrikụn
92. (Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak. Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan.
qur rabbi immā turiyannī mā yụ’adụn
93. Katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, seandainya Engkau hendak memperlihatkan kepadaku apa (azab) yang diancamkan kepada mereka,
rabbi fa lā taj’alnī fil-qaumiẓ-ẓālimīn
94. Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang zalim.”
wa innā ‘alā an nuriyaka mā na’iduhum laqādirụn
95. Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad) apa yang Kami ancamkan kepada mereka.
idfa’ billatī hiya aḥsanus-sayyi`ah, naḥnu a’lamu bimā yaṣifụn
96. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah).
wa qur rabbi a’ụżu bika min hamazātisy-syayāṭīn
97. Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan,
wa a’ụżu bika rabbi ay yaḥḍurụn
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.”
ḥattā iżā jā`a aḥadahumul-mautu qāla rabbirji’ụn
99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),
la’allī a’malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā`iluhā, wa miw warā`ihim barzakhun ilā yaumi yub’aṡụn
100. agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.
fa iżā nufikha fiṣ-ṣụri fa lā ansāba bainahum yauma`iżiw wa lā yatasā`alụn
101. Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.
fa man ṡaqulat mawāzīnuhụ fa ulā`ika humul-mufliḥụn
102. Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
wa man khaffat mawāzīnuhụ fa ulā`ikallażīna khasirū anfusahum fī jahannama khālidụn
103. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam
talfaḥu wujụhahumun-nāru wa hum fīhā kāliḥụn
104. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat.
a lam takun āyātī tutlā ‘alaikum fa kuntum bihā tukażżibụn
105. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu selalu mendustakannya?
qālụ rabbanā galabat ‘alainā syiqwatunā wa kunnā qauman ḍāllīn
106. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat.
rabbanā akhrijnā min-hā fa in ‘udnā fa innā ẓālimụn
107. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”
qālakhsa`ụ fīhā wa lā tukallimụn
108. Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”
innahụ kāna farīqum min ‘ibādī yaqụlụna rabbanā āmannā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairur-rāḥimīn
109. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”
fattakhażtumụhum sikhriyyan ḥattā ansaukum żikrī wa kuntum min-hum taḍ-ḥakụn
110. Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu (selalu) menertawakan mereka,
innī jazaituhumul-yauma bimā ṣabarū annahum humul-fā`izụn
111. sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
qāla kam labiṡtum fil-arḍi ‘adada sinīn
112. Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
qālụ labiṡnā yauman au ba’ḍa yaumin fas`alil-‘āddīn
113. Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.”
qāla il labiṡtum illā qalīlal lau annakum kuntum ta’lamụn
114. Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.”
a fa ḥasibtum annamā khalaqnākum ‘abaṡaw wa annakum ilainā lā turja’ụn
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
fa ta’ālallāhul-malikul-ḥaqq, lā ilāha illā huw, rabbul-‘arsyil-karīm
116. Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.
wa may yad’u ma’allāhi ilāhan ākhara lā bur-hāna lahụ bihī fa innamā ḥisābuhụ ‘inda rabbih, innahụ lā yufliḥul-kāfirụn
117. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.
wa qur rabbigfir war-ḥam wa anta khairur-rāḥimīn
118. Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…