Alif lām mīm
1. Alif Lam Mim.
Gulibatir-rụm
2. Bangsa Romawi telah dikalahkan,
Fī adnal-arḍi wa hum mim ba’di galabihim sayaglibụn
3. Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang,
Fī biḍ’i sinīn, lillāhil-amru ming qablu wa mim ba’d, wa yauma`iżiy yafraḥul-mu`minụn
4. Dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
Binaṣrillāh, yanṣuru may yasyā`, wa huwal-‘azīzur-raḥīm
5. Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.
Wa’dallāh, lā yukhlifullāhu wa’dahụ wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
6. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Ya’lamụna ẓāhiram minal-ḥayātid-dun-yā wa hum ‘anil-ākhirati hum gāfilụn
7. Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.
A wa lam yatafakkarụ fī anfusihim, mā khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā illā bil-ḥaqqi wa ajalim musammā, wa inna kaṡīram minan-nāsi biliqā`i rabbihim lakāfirụn
8. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.
A wa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatullażīna ming qablihim, kānū asyadda min-hum quwwataw wa aṡārul-arḍa wa ‘amarụhā akṡara mimmā ‘amarụhā wa jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināt, fa mā kānallāhu liyaẓlimahum wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
9. Dan tidakkah mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya melebihi apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas. Maka Allah sama sekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri.
Summa kāna ‘āqibatallażīna asā`us-sū`ā ang każżabụ bi`āyātillāhi wa kānụ bihā yastahzi`ụn
10. Kemudian, azab yang lebih buruk adalah kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olokkannya.
Allāhu yabda`ul-khalqa ṡumma yu’īduhụ ṡumma ilaihi turja’ụn
11. Allah yang memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengulanginya kembali; kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan.
Wa yauma taqụmus-sā’atu yublisul-mujrimụn
12. Dan pada hari (ketika) terjadi Kiamat, orang-orang yang berdosa (kaum musyrik) terdiam berputus asa.
Wa lam yakul lahum min syurakā`ihim syufa’ā`u wa kānụ bisyurakā`ihim kāfirīn
13. Dan tidak mungkin ada pemberi syafaat (pertolongan) bagi mereka dari berhala-berhala mereka, sedangkan mereka mengingkari berhala-berhala mereka itu.
Wa yauma taqụmus-sā’atu yauma`iżiy yatafarraqụn
14. Dan pada hari (ketika) terjadi Kiamat, pada hari itu manusia terpecah-pecah (dalam kelompok).
Fa ammallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa hum fī rauḍatiy yuḥbarụn
15. Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.
Wa ammallażīna kafarụ wa każżabụ bi`āyātinā wa liqā`il-ākhirati fa ulā`ika fil-‘ażābi muḥḍarụn
16. Dan adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami serta (mendustakan) pertemuan hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam azab (neraka).
Fa sub-ḥānallāhi ḥīna tumsụna wa ḥīna tuṣbiḥụn
17. Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh),
Wa lahul-ḥamdu fis-samāwāti wal-arḍi wa ‘asyiyyaw wa ḥīna tuẓ-hirụn
18. dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur (tengah hari).
Yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa yuḥyil-arḍa ba’da mautihā, wa każālika tukhrajụn
19. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi setelah mati (kering). Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
Wa min āyātihī an khalaqakum min turābin ṡumma iżā antum basyarun tantasyirụn
20. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja’ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
21. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Wa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfu alsinatikum wa alwānikum, inna fī żālika la`āyātil lil-‘ālimīn
22. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
Wa min āyātihī manāmukum bil-laili wan-nahāri wabtigā`ukum min faḍlih, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yasma’ụn
23. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Wa min āyātihī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama’aw wa yunazzilu minas-samā`i mā`an fa yuḥyī bihil-arḍa ba’da mautihā, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy ya’qilụn
24. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.
Wa min āyātihī an taqụmas-samā`u wal-arḍu bi`amrih, ṡumma iżā da’ākum da’watam minal-arḍi iżā antum takhrujụn
25. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).
Wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, kullul lahụ qānitụn
26. Dan milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.
Wa huwallażī yabda`ul-khalqa ṡumma yu’īduhụ wa huwa ahwanu ‘alaīh, wa lahul-maṡalul-a’lā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
27. Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Daraba lakum maṡalam min anfusikum, hal lakum mimmā malakat aimānukum min syurakā`a fī mā razaqnākum fa antum fīhi sawā`un takhāfụnahum kakhīfatikum anfusakum, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya’qilụn
28. Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti.
Balittaba’allażīna ẓalamū ahwā`ahum bigairi ‘ilm, fa may yahdī man aḍallallāh, wa mā lahum min nāṣirīn
29. Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.
Fa aqim waj-haka lid-dīni ḥanīfā, fiṭratallāhillatī faṭaran-nāsa ‘alaihā, lā tabdīla likhalqillāh, żālikad-dīnul qayyimu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Munībīna ilaihi wattaqụhu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa lā takụnụ minal-musyrikīn
31. Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
Minallażīna farraqụ dīnahum wa kānụ syiya’ā, kullu ḥizbim bimā ladaihim fariḥụn
32. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
Wa iżā massan-nāsa ḍurrun da’au rabbahum munībīna ilaihi ṡumma iżā ażāqahum min-hu raḥmatan iżā farīqum min-hum birabbihim yusyrikụn
33. Dan apabila manusia ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali (bertobat) kepada-Nya, kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Allah.
Liyakfurụ bimā ātaināhum, fa tamatta’ụ, fa saufa ta’lamụn
34. Biarkan mereka mengingkari rahmat yang telah Kami berikan. Dan bersenang-senanglah kamu, maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu).
Am anzalnā ‘alaihim sulṭānan fa huwa yatakallamu bimā kānụ bihī yusyrikụn
35. Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, yang menjelaskan (membenarkan) apa yang (selalu) mereka persekutukan dengan Tuhan?
Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥụ bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭụn
36. Dan apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
A wa lam yarau annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn
37. Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia (pula) yang membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.
Fa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīl, żālika khairul lillażīna yurīdụna waj-hallāhi wa ulā`ika humul-mufliḥụn
38. Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Wa mā ātaitum mir ribal liyarbuwa fī amwālin-nāsi fa lā yarbụ ‘indallāh, wa mā ātaitum min zakātin turīdụna waj-hallāhi fa ulā`ika humul-muḍ’ifụn
39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).
Allāhullażī khalaqakum ṡumma razaqakum ṡumma yumītukum ṡumma yuḥyīkum, hal min syurakā`ikum may yaf’alu min żālikum min syaī`, sub-ḥānahụ wa ta’ālā ‘ammā yusyrikụn
40. Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.
Zaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba’ḍallażī ‘amilụ la’allahum yarji’ụn
41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Qul sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatullażīna ming qabl, kāna akṡaruhum musyrikīn
42. Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Fa aqim waj-haka liddīnil-qayyimi ming qabli ay ya`tiya yaumul lā maradda lahụ minallāhi yauma`iżiy yaṣṣadda’ụn
43. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak, pada hari itu mereka terpisah-pisah.
Mang kafara fa ‘alaihi kufruh, wa man ‘amila ṣāliḥan fa li`anfusihim yam-hadụn
44. Barangsiapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa mengerjakan kebajikan maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan),
Liyajziyallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti min faḍlih, innahụ lā yuḥibbul-kāfirīn
45. agar Allah memberi balasan (pahala) kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dari karunia-Nya. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar (kafir).
Wa min āyātihī ay yursilar-riyāḥa mubasysyirātiw wa liyużīqakum mir raḥmatihī wa litajriyal-fulku bi`amrihī wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn
46. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Wa laqad arsalnā ming qablika rusulan ilā qaumihim fa jā`ụhum bil-bayyināti fantaqamnā minallażīna ajramụ, wa kāna ḥaqqan ‘alainā naṣrul-mu`minīn
47. Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau (Muhammad) beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.
Allāhullażī yursilur-riyāḥa fa tuṡīru saḥāban fa yabsuṭuhụ fis-samā`i kaifa yasyā`u wa yaj’aluhụ kisafan fa taral-wadqa yakhruju min khilālih, fa iżā aṣāba bihī may yasyā`u min ‘ibādihī iżā hum yastabsyirụn
48. Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.
Wa ing kānụ ming qabli ay yunazzala ‘alaihim ming qablihī lamublisīn
49. Padahal walaupun sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa.
Fanẓur ilā āṡāri raḥmatillāhi kaifa yuḥyil-arḍa ba’da mautihā, inna żālika lamuḥyil mautā, wa huwa ‘alā kulli syai`ing qadīr
50. Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Wa la`in arsalnā rīḥan fa ra`auhu muṣfarral laẓallụ mim ba’dihī yakfurụn
51. Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), niscaya setelah itu mereka tetap ingkar.
Fa innaka lā tusmi’ul-mautā wa lā tusmi’uṣ-ṣummad-du’ā`a iżā wallau mudbirīn
52. Maka sungguh, engkau tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka berpaling ke belakang.
Wa mā anta bihādil-‘umyi ‘an ḍalālatihim, in tusmi’u illā may yu`minu bi`āyātinā fa hum muslimụn
53. Dan engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan engkau tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) kecuali kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, maka mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).
Allāhullażī khalaqakum min ḍa’fin ṡumma ja’ala mim ba’di ḍa’fing quwwatan ṡumma ja’ala mim ba’di quwwatin ḍa’faw wa syaibah, yakhluqu mā yasyā`, wa huwal-‘alīmul-qadīr
54. Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.
Wa yauma taqụmus-sā’atu yuqsimul-mujrimụna mā labiṡụ gaira sā’ah, każālika kānụ yu`fakụn
55. Dan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran).
Wa qālallażīna ụtul-‘ilma wal-īmāna laqad labiṡtum fī kitābillāhi ilā yaumil-ba’ṡi fa hāżā yaumul-ba’ṡi wa lākinnakum kuntum lā ta’lamụn
56. Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya).”
Fa yauma`iżil lā yanfa’ullażīna ẓalamụ ma’żiratuhum wa lā hum yusta’tabụn
57. Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) permintaan maaf orang-orang yang zalim, dan mereka tidak pula diberi kesempatan bertobat lagi.
Wa laqad ḍarabnā lin-nāsi fī hāżal-qur`āni ming kulli maṡal, wa la`in ji`tahum bi`āyatil layaqụlannallażīna kafarū in antum illā mubṭilụn
58. Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan kepada manusia segala macam perumpamaan dalam Al-Qur’an ini. Dan jika engkau membawa suatu ayat kepada mereka, pastilah orang-orang kafir itu akan berkata, ”Kamu hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka.”
Każālika yaṭba’ullāhu ‘alā qulụbillażīna lā ya’lamụn
59. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.
Faṣbir inna wa’dallāhi ḥaqquw wa lā yastakhiffannakallażīna lā yụqinụn
60. Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…