waṣ-ṣāffāti ṣaffā
1. Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf,
faz-zājirāti zajrā
2. demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh,
fat-tāliyāti żikrā
3. demi (rombongan) yang membacakan peringatan,
inna ilāhakum lawāḥid
4. sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.
rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriq
5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari.
innā zayyannas-samā`ad-dun-yā bizīnatinil-kawākib
6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang.
wa ḥifẓam ming kulli syaiṭānim mārid
7. Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka,
lā yassamma’ụna ilal-mala`il-a’lā wa yuqżafụna ming kulli jānib
8. mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru,
duḥụraw wa lahum ‘ażābuw wāṣib
9. untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal,
illā man khaṭifal-khaṭfata fa atba’ahụ syihābun ṡāqib
10. kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.
fastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib
11. Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
bal ‘ajibta wa yaskharụn
12. Bahkan engkau (Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan (engkau).
wa iżā żukkirụ lā yażkurụn
13. Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya.
wa iżā ra`au āyatay yastaskhirụn
14. Dan apabila mereka melihat suatu tanda (kebesaran) Allah, mereka memperolok-olokkan.
wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīn
15. Dan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
16. Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
a wa ābā`unal-awwalụn
17. dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?”
qul na’am wa antum dākhirụn
18. Katakanlah (Muhammad), “Ya, dan kamu akan terhina.”
fa innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa iżā hum yanẓurụn
19. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya.
wa qālụ yā wailanā hāżā yaumud-dīn
20. Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.”
hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụn
21. Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan.
uḥsyurullażīna ẓalamụ wa azwājahum wa mā kānụ ya’budụn
22. (Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah,
min dụnillāhi fahdụhum ilā ṣirāṭil-jaḥīm
23. selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
waqifụhum innahum mas`ụlụn
24. Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya,
mā lakum lā tanāṣarụn
25. ”Mengapa kamu tidak tolong-menolong?”
bal humul-yauma mustaslimụn
26. Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).
wa aqbala ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍiy yatasā`alụn
27. Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan.
qālū innakum kuntum ta`tụnanā ‘anil-yamīn
28. Sesungguhnya (pengikut-pengikut) mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan.”
qālụ bal lam takụnụ mu`minīn
29. (Pemimpin-pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak), bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin,
wa mā kāna lanā ‘alaikum min sulṭān, bal kuntum qauman ṭāgīn
30. sedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas.
fa ḥaqqa ‘alainā qaulu rabbinā innā lażā`iqụn
31. Maka pantas putusan (azab) Tuhan menimpa kita; pasti kita akan merasakan (azab itu).
fa agwainākum innā kunnā gāwīn
32. Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami sendiri, orang-orang yang sesat.”
fa innahum yauma`iżin fil-‘ażābi musytarikụn
33. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab.
innā każālika naf’alu bil-mujrimīn
34. Sungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa.
innahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirụn
35. Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada tuhan selain Allah), mereka menyombongkan diri,
wa yaqụlụna a innā latārikū ālihatinā lisyā’irim majnụn
36. dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?”
bal jā`a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīn
37. Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
innakum lażā`iqul-‘ażābil-alīm
38. Sungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
wa mā tujzauna illā mā kuntum ta’malụn
39. Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan,
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
40. tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa),
ulā`ika lahum rizqum ma’lụm
41. mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan,
fawākih, wa hum mukramụn
42. (yaitu) buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan,
fī jannātin na’īm
43. di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan,
‘alā sururim mutaqābilīn
44. (mereka duduk) berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
yuṭāfu ‘alaihim bika`sim mim ma’īn
45. Kepada mereka diedarkan gelas (yang berisi air) dari mata air (surga),
baiḍā`a lażżatil lisy-syāribīn
46. (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
lā fīhā gauluw wa lā hum ‘an-hā yunzafụn
47. Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.
wa ‘indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi ‘īn
48. Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya,
ka`annahunna baiḍum maknụn
49. seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik.
fa aqbala ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍiy yatasā`alụn
50. Lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap.
qāla qā`ilum min-hum innī kāna lī qarīn
51. Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang teman,
yaqụlu a innaka laminal-muṣaddiqīn
52. yang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?
a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamadīnụn
53. Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?”
qāla hal antum muṭṭali’ụn
54. Dia berkata, “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”
faṭṭala’a fa ra`āhu fī sawā`il-jaḥīm
55. Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat (teman)nya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala.
qāla tallāhi ing kitta laturdīn
56. Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku,
walau lā ni’matu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīn
57. dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).”
a fa mā naḥnu bimayyitīn
58. Maka apakah kita tidak akan mati?
illā mautatanal-ụlā wa mā naḥnu bimu’ażżabīn
59. Kecuali kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan diazab (di akhirat ini)?”
inna hāżā lahuwal-fauzul-‘aẓīm
60. Sungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung.
limiṡli hāżā falya’malil-‘āmilụn
61. Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal.
a żālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqụm
62. Apakah (makanan surga) itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
innā ja’alnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīn
63. Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum itu) sebagai azab bagi orang-orang zalim.
innahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīm
64. Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim,
ṭal’uhā ka`annahụ ru`ụsusy-syayāṭīn
65. Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
fa innahum la`ākilụna min-hā famāli`ụna min-hal buṭụn
66. Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).
ṡumma inna lahum ‘alaihā lasyaubam min ḥamīm
67. Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
ṡumma inna marji’ahum la`ilal-jaḥīm
68. Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim.
innahum alfau ābā`ahum ḍāllīn
69. Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat,
fa hum ‘alā āṡārihim yuhra’ụn
70. lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka.
wa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīn
71. Dan sungguh, sebelum mereka (Suku Quraisy), telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,
wa laqad arsalnā fīhim munżirīn
72. dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul) pemberi peringatan di kalangan mereka.
fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-munżarīn
73. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu,
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
74. kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
wa laqad nādānā nụḥun fa lani’mal-mujībụn
75. Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa.
wa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-‘aẓīm
76. Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar.
wa ja’alnā żurriyyatahụ humul-bāqīn
77. Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
78. Dan Kami abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;
salāmun ‘alā nụḥin fil-‘ālamīn
79. ”Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.”
innā każālika najzil-muḥsinīn
80. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
81. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.
ṡumma agraqnal-ākharīn
82. Kemudian Kami tenggelamkan yang lain.
wa inna min syī’atihī la`ibrāhīm
83. Dan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya (Nuh).
iż jā`a rabbahụ biqalbin salīm
84. (Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci,
iż qāla li`abīhi wa qaumihī māżā ta’budụn
85. (ingatlah) ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu?
a ifkan āliḥatan dụnallāhi turīdụn
86. Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu?
fa mā ẓannukum birabbil-‘ālamīn
87. Maka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?”
fa naẓara naẓratan fin-nujụm
88. Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang,
fa qāla innī saqīm
89. kemudian dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku sakit.”
fa tawallau ‘an-hu mudbirīn
90. Lalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya.
fa rāga ilā ālihatihim fa qāla alā ta`kulụn
91. Kemudian dia (Ibrahim) pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata, “Mengapa kamu tidak makan?
mā lakum lā tanṭiqụn
92. Mengapa kamu tidak menjawab?”
fa rāga ‘alaihim ḍarbam bil-yamīn
93. Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya.
fa aqbalū ilaihi yaziffụn
94. Kemudian mereka (kaumnya) datang bergegas kepadanya.
qāla a ta’budụna mā tan-ḥitụn
95. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
wallāhu khalaqakum wa mā ta’malụn
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”
qālubnụ lahụ bun-yānan fa alqụhu fil-jaḥīm
97. Mereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
fa arādụ bihī kaidan fa ja’alnāhumul-asfalīn
98. Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīn
99. Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn
100. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm
101. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
fa lammā balaga ma’ahus-sa’ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif’al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn
102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
fa lammā aslamā wa tallahụ lil-jabīn
103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
wa nādaināhu ay yā ibrāhīm
104. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
qad ṣaddaqtar-ru`yā, innā każālika najzil-muḥsinīn
105. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
inna hāżā lahuwal-balā`ul mubīn
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
wa fadaināhu biżib-ḥin ‘aẓīm
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
108. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
salāmun ‘alā ibrāhīm
109. ”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.”
każālika najzil-muḥsinīn
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
111. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
wa basysyarnāhu bi`is-ḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā is-ḥāq, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn
113. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
wa laqad manannā ‘alā mụsā wa hārụn
114. Dan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.
wa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-‘aẓīm
115. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar,
wa naṣarnāhum fa kānụ humul-gālibīn
116. dan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang.
wa ātaināhumal-kitābal-mustabīn
117. Dan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas,
wa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
118. dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus.
wa taraknā ‘alaihimā fil-ākhirīn
119. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
salāmun ‘alā mụsā wa hārụn
120. ”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.”
innā każālika najzil-muḥsinīn
121. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innahumā min ‘ibādinal-mu`minīn
122. Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
wa inna ilyāsa laminal-mursalīn
123. Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.
iż qāla liqaumihī alā tattaqụn
124. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
a tad’ụna ba’law wa tażarụna aḥsanal-khāliqīn
125. Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta.
allāha rabbakum wa rabba ābā`ikumul-awwalīn
126. (Yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?”
fa każżabụhu fa innahum lamuḥḍarụn
127. Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka),
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
128. kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa),
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
129. Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
salāmun ‘alā ilyāsīn
130. ”Selamat sejahtera bagi Ilyas.”
innā każālika najzil-muḥsinīn
131. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
132. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
wa inna lụṭal laminal-mursalīn
133. Dan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul.
iż najjaināhu wa ahlahū ajma’īn
134. (Ingatlah) ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua,
illā ‘ajụzan fil-gābirīn
135. kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang tinggal (di kota).
ṡumma dammarnal-ākharīn
136. Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.
wa innakum latamurrụna ‘alaihim muṣbiḥīn
137. Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi,
wa bil-laīl, a fa lā ta’qilụn
138. dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti?
wa inna yụnusa laminal-mursalīn
139. Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul,
اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ
iż abaqa ilal-fulkil-masy-ḥụn
140. (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan,
fa sāhama fa kāna minal-mud-ḥaḍīn
141. kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
faltaqamahul-ḥụtu wa huwa mulīm
142. Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
falau lā annahụ kāna minal-musabbiḥīn
143. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah,
lalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yub’aṡụn
144. niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
fa nabażnāhu bil-‘arā`i wa huwa saqīm
145. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.
wa ambatnā ‘alaihi syajaratam miy yaqṭīn
146. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
wa arsalnāhu ilā mi`ati alfin au yazīdụn
147. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih,
fa āmanụ fa matta’nāhum ilā ḥīn
148. sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
fastaftihim a lirabbikal-banātu wa lahumul-banụn
149. Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), “Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?”
am khalaqnal-malā`ikata ināṡaw wa hum syāhidụn
150. atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?
alā innahum min ifkihim layaqụlụn
151. Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,
waladallāhu wa innahum lakāżibụn
152. ”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta,
aṣṭafal-banāti ‘alal-banīn
153. apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki?
mā lakum, kaifa taḥkumụn
154. Mengapa kamu ini? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
a fa lā tażakkarụn
155. Maka mengapa kamu tidak memikirkan?
am lakum sulṭānum mubīn
156. Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas?
fa`tụ bikitābikum ing kuntum ṣādiqīn
157. (Kalau begitu) maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar.
wa ja’alụ bainahụ wa bainal-jinnati nasabā, wa laqad ‘alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarụn
158. Dan mereka mengadakan (hubungan) nasab (keluarga) antara Dia (Allah) dan jin. Dan sungguh, jin telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret (ke neraka),
sub-ḥanallāhi ‘ammā yaṣifụn
159. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
160. kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
fa innakum wa mā ta’budụn
161. Maka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu,
mā antum ‘alaihi bifātinīn
162. tidak akan dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
illā man huwa ṣālil-jaḥīm
163. kecuali orang-orang yang akan masuk ke neraka Jahim.
wa mā minnā illā lahụ maqāmum ma’lụm
164. Dan tidak satu pun di antara kami (malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu,
wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffụn
165. dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).
wa innā lanaḥnul-musabbiḥụn
166. Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).
wa ing kānụ layaqụlụn
167. Dan sesungguhnya mereka (orang kafir Mekah) benar-benar pernah berkata,
lau anna ‘indanā żikram minal-awwalīn
168. ”Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
lakunnā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
169. tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan (dari dosa).”
fa kafarụ bih, fa saufa ya’lamụn
170. Tetapi ternyata mereka mengingkarinya (Al-Qur’an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
wa laqad sabaqat kalimatunā li’ibādinal-mursalīn
171. Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
innahum lahumul-manṣụrụn
172. (yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan.
wa inna jundanā lahumul-gālibụn
173. Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang.
fa tawalla ‘an-hum ḥattā ḥīn
174. Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka sampai waktu tertentu,
wa abṣir-hum, fa saufa yubṣirụn
175. dan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
a fa bi’ażābinā yasta’jilụn
176. Maka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan?
fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā`a ṣabāḥul-munżarīn
177. Maka apabila (siksaan) itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu.
wa tawalla ‘an-hum ḥattā ḥīn
178. Dan berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu.
wa abṣir, fa saufa yubṣirụn
179. Dan perlihatkanlah, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
sub-ḥāna rabbika rabbil-‘izzati ‘ammā yaṣifụn
180. Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan.
wa salāmun ‘alal-mursalīn
181. Dan selamat sejahtera bagi para rasul.
wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
182. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…