Ilmu tasawuf merupakan salah satu daripada cabang ilmu agama Islam yang utama yakni ilmu Tauhid (Ushuluddin) dan ilmu Fiqih. Jika dalam ilmu Tauhid mempelajari mengenail I’tiqad (kepercayaan) seperti I’tiqad (kepercayaan) mengenai hal Ketuhanan, kerasulan, hari akhir, ketentuan qadla’ dan qadar Allah dan sebagainya, dan ilmu Fiqih tentang hal-hal yang berkaitan dengan ibadah yang bersifat lahir, maka ilmu Tasawuf ini membahas mengenai hal yang berkaitan dengan akhlak, amalan ibadah, budi pekerti, taubat, sabar, dan lain-lainnya.
Ilmu tasawuf dikenal juga dengan sebutan ilmu sufisme. Singkatnya, ilmu tasawuf atau sufisme ini ialah ilmu yang mempelajari atau mengetahu bagaimana cara untuk mensucikan jiwa, membangun akhlaq yang baik dan benar secara lahir dan bathin, serta demi memperoleh kebahagian yang kekal.
Dasar – Dasar Tasawwuf
Sesuai kesepakatan para alim ulama dan para pengkaji ilmu tasawuf, menyatakan bahwa dasar daripada ilmu tasawuf ialah zuhud; yakni merupakan implimentasi atau penerapan daripada nash-nash Al-Qur’an dan hadist, yang berlandaskan kepada akhirat dan usaha untuk menjauhkan diripada kesenangan dunia yang berlebihan agar terbentuk diri yang suci dan bertawakkal kepada Allah SWT, mengharap ridha serta takut kepada ancaman dan larangan Allah.
Sejarah
Ada perbedaan pendapat mengenai sejarah daripada ilmu tasawuf; ada yang menganggap tasawuf telah berkembang di zaman sebelum Nabi Muhammad SAW belum menjadi Rasul, ada pula yang berpendapat bahwa ilmu ini ada setelah beliau menjadi Rasulullah.
Jika dilihat dari zaman sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah, dikatakan bahwa tasawuf awalnya berkembang ketika orang-orang dari daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M). Setelah masuk Islam, hidup mereka tetap seperti dulu yakni sederhana dan bersahaja serta mereka juga menjauhkan diri daripada kemewahan dan kesenangan dunia.
Mereka senantiasa memakai pakaian yang terbuat dari kulit domba yang masih berbulu yang mana pada masa itu merupakan pakaian yang sangat sederhana, yang kemudian dikenal sebagai tanda mereka; yang dianggap sebagai penganut paham bahwa dalam hidup mereka harus berenda-rendah di hadapan Tuhan. Paham itu kemudian dikenal dengan sebutan sufi, sufisme, atau tasawuf, sedangkan orang sufi adalah sebutan untuk penganut paham itu.
Sementara pendapat lain yang menyatakan bahwa ilmu tasawuf bermula sejak zaman Kerasulan Nabi Muhammad SAW yang berbekal dari pada pengetahuan beliau. Dikatakan bahwa tasawuf itu berasal dari kata suffa yang artinya beranda; sedang Al-Suffa adalah sebutan untuk penganutnya.
Tasawuf pada masa setelah kerasulan Nabi Muhammad dilihat dari perilaku dan kehidupan beliau. Dimana ketika terjadi peristiwa turunnya wahyu dan Rasulullah pun berkhalwat di gua Hira. Juga dilihat dari kehidupan sehar-hari beliau yang sangat sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpengaruh apalagi tergoda oleh kehidupan dan kemewahan dunia. Hal itu sendiri juga dibuktikan dengan salah satu doa Nabi Muhammad kepada Allah SWT yang artinya;
“Wahai Allah, hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin.” (H. R. Al-Tirmizi, Ibn Majah, dan Al-Hakim).
Pokok – pokok Ajaran Tasawuf
Bagian dari ilmu tasawuf yang menekankan pada masalah metafisi (gaib; tidak nampak wujud atau bentuknya) seperti keimanan terhadap Tuhan, malaikat, surga dan nerak, qada dan qadar, dan lain-lain. Para sufi menekankan pada pencapaian kehidupan akhirat yang bahagia sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan bekal berupa perbanyak amal ibadah.
Dalam tasawuf aqidah menggambarkan bagaimana Ke-Esa-an atau Ketunggalan Hakikat Allah SWT sebagai sesuatu yang mutlak. Demi untuk menunjukkan hal tersebut kemudian dilukiskan kembali melalui sifat-sifat ketuhanan-Nya; salah satunya ia dengan Asmaul Husna yang oleh tarekat tertentu dijadikan sebagai dzikir. (baca juga: sifat-sifat Allah dan asmaul husna)
Bagian dari ilmu tasawuf yang menekankan pada masalah rahasia ibadah Asraru al-‘Ibadah (rahasia ibadah), terdiri dari;
Kemudian, orang-orang yang melakukan perbuatan ibadah dibedakan ke dalam 3 (tiga) tingkatan, yakni:
Bagian dari ilmu tasawuf yang menekankan pada masalah budi pekerti atau akhlak yang di dalamnya dibahas tentang:
Tujuan Tasawwuf
Seyogyanya, ilmu tasawuf memiliki tujuan agar manusia mengenal Allah SWT serta dapat berjalan di atas jalan kebenaran, memperkuat aqidah, untuk menuju kemenangan abadi di akhirat kelak. Ilmu tasawuf mengenalkan bahwa tujuan hidup ialah untuk beribadah kepada Allah SWT; dengan semangat, dan tujuan yang jelas yakni akhirat.
Tasawuf juga mengajarkan manusia untuk melihat Tuhan dengan ma’rifatullah; yakni melihat Allah SWT dengan hati yang jelas dan nyata serta sadar atas segala kenikmatan dan kebesaran-Nya, tetapi tidak kaifiyat (tidak menggambarkan Allah sebagai sesuatu apapun). Dengan ilmu tasawuf, diharapkan orang-orang yang beriman dapat mencapai kesempurnaan hidup; yakni derajat dan martabatnya yang baik (insal kamil).
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…