Sejarah dan Sirah

Kisah Nabi Idris yang Naik ke Langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Salah satu kisah Nabi dalam sejarah islama dalah kisah nabi Idris yang naik ke langit. Idris merupakan salah satu Nabi yang kedudukannya bisa dibilang tinggi. Pasalnya Nabi yang ceritanya dikisahkan setelah Nabi Adam tersebut merupakan sosok yang sangat cerdas. Nabi Idris juga merupakan salah satu dari sekian Nabi yang Rasulullah jumpai kala perjalanan beliau ke Sidratul Muntaha.

Nabi Idris diberikan oleh Allah kepandaian dalam berbagai bidang ilmu dan keterampilan. Beliau juga diberi kemampuan untuk menciptakan alat-alat dalam upaya mempermudah pekerjaan manusia. Dikisahkan juga bahwa Nabi Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tata cara menulis, menguasai berbagai macam bahasa, ilmu matematika (perhitungan), ilmu pengetahuan alam, ilmu astronomi dan sebagainya.

Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris merupakan orang pertama yang mulai menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya (pada zamannya, orang lain masih memakai kulit binatang), dan manusia pertama  yang mengerti ilmu medis. Di antara kelebihan-kelebihan beliau, Nabi Idris juga memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, yaitu :

Nabi Idris bersahabat dengan Malaikat Izroil

Disuatu ketika, Malaikat Izroil memohon kepada Allah untuk diizinkan turun ke bumi. Alasannya adalah untuk menemui Nabi Idris. Namun bukan untuk memenuhi urusan mencabut nyawa, melainkan karena ingin berkunjung saja. Allah pun mengizinkan.

Malaikat Izroil pun turun ke bumi. Membawa beberapa makanan untuk diberikan kepada Nabi Idris. Nabi Idris pun awalnya mengira bahwa Malaikat Izroil adalah tamu biasa. Itulah kenapa Nabi Idris tidak curiga sama sekali dan menyambut tamunya tersebut dengan ramah tamah.

Baca juga :

Bahkan Nabi Idris mengiyakan saat tamunya tersebut bilang ingin menemaninya dalam menyebarkan ajarannya. Mereka pun selama beberapa hari berpergian bersama. Namun setelah empat hari, Nabi Idris merasakan ada yang tidak biasa dengan tamunya tersebut. Nabi Idris yang penasaran bertanya.

“Wahai fulan, sebenarnya siapa dirimu. Kenapa kau ingin menemaniku dalam menyebarkan ajaranku?” tanya Nabi Idris.

“Aku sebenarnya adalah malaikat maut.” Balas Izroil kepada pertanyaan Nabi Idris.

Nabi Idris terkejut mendengarnya. Dia berprasangka bahwa alasan Izroil mendatanginya adalah karena waktu hidupnya sudah habis.

“Wahai malaikat Izroil, ada apakah gerangan kau datang? Apakah kau datang untuk mencabut nyawaku?” tanya Nabi Idris lagi.

Namun Izroil tidak mengiyakan.

“Sesungguhnya, aku hanya datang untuk mengunjungimu, dan Allah mengizinkan.” Lanjut Izroil lagi.

Nabi Idris terdiam. Namun beliau memutuskan untuk menerima segala ucapan Malaikat Izroil dan melanjutkan kesehariannya. Nabi Idris dan Malaikat Izroil berkehidupan layaknya sahabat. Terkadang mereka mengobrol dan membicarakan sesuatu. Hingga pada suatu hari, Nabi Idris bertanya kepada Malaikat Izroil.

“Wahai Izroil, Sudah sekian hari Engkau bersama denganku. apakah Engkau juga menunaikan tugasmu dalam mencabut nyawa makhluk-makhluk di dunia ini?” tanya Nabi Idris.

Izroil yang ditanya pun menjawab

“Wahai Idris, selama sekian hari ini aku bersama denganmu, banyak sekali nyawa yang telah aku cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagai seseorang yang sedang menyantap-nyantap makanan.” Balas Izroil.

Baca juga :

Nabi Idris terdiam. Beliau membayangkan bagaimana rasanya orang-orang atau makhluk-makluk yang dicabut nyawanya. Karena penasaran, Nabi Idris pun beucap lagi kepada Malaikat Izroil.

“Wahai Izroil. Aku punya satu permintaan. Tolong cabut nyawa ku. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikannya. Aku ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.” Pinta Nabi Idris.

Malaikat Izroil terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang dipintakan Nabi Idris.

“Sesungguhnya aku tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, tanpa seizin Allah.” Balas Izroil.

Nabi Idris yang mendengarnya pun berdoa kepada Allah dan memohon atas permintaannya itu. Allah pun mengabulkan, hingga pada akhirnya Malaikat Izroil mencabut nyawa Nabi Idris. Izroil bahkan merasa iba saat melihat seorang yang dia pertimbangkan sebagai sahabatnya tersebut kesakitan. Saat Nabi Idris sudah meninggal, Izrol memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali. Maka Allah menghidupkannya kembali.

Nabi Idris terbangun dengan tangisan sejadi-jadinya. Di benak beliau terus membayangkan tentang betapa sakitnya orang-orang yang dicabut nyawanya. Dan karena beliau sudah merasakannya sendiri, beliau menjadi semakin sakit mmebayangkan manusia yang hidupnya sengsara matinya pun sengsara pula. Hingga atas kejadian tersebut, beliau semakin gencar dalam menyebarkan ajarannya dan kebaikan antara satu sama lain.

Perjalanan Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka

Pada suatu hari, Nabi Idris dan Malaikat Izroil sedang beribadah bersama. Kala waktu tertentu, Nabi Idris mengajukan suatu permintaan aneh lagi kepada malaikat Izroil.

“Wahai Izroil, bisakah kau memperlihatkan Surga dan Nereka kepadaku?” tanya Nabi Idris.

Malaikat Izroil terkejut lagi mendengar permintaan Nabi Idris.

“Wahai Nabiyullah, lagi-lagi engkau meminta suatu yang aneh. Mengapa Engkau meminta hal semacam itu? Bahkan dari para golongan malaikat pun takut melihat neraka.” Izroil mempertanyakan.

“Jujur saja, Aku sungguh takut dengan azab Allah. Namun semoga Iman ku menjadi lebih tebal setelah melihatnya.” Jawab Nabi Idris.

Nabi Idris pun berdoa kepada Allah untuk memohon restu, setelah diizinkan maka berangkatlah Malaikat Izroil bersama Nabi Idris ke neraka. Malaikat Malik yang bertugas sebagai penjaga pintu neraka pun mempersilahkan mereka berdua masuk.

Baca juga :

Di dalam, saking tidak kuatnya melihat berbagai siksaan dan kepedihan yang diberikan kepada manusia-manusia yang melanggar perintah Allah, Nabi Idris langsung pingsan. Sesungguhnya itu adalah pemandangan paling mengerikan yang tidak bisa dibayangkan manusia manapun. Allah berfirman dalam QS, At Tahriim ayat 6 yang berbunyi :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6)

Tujuan kedua mereka adalah menuju surga. Setelah dipersilahkan oleh malaikat Ridwan mereka pun masuk. Di sana, reaksi Nabi Idris juga hampir pingsan, namun bukan karena takut, melainkan karena tidak kuasa menyaksikan kemegahan dan keindahannya.

Pandangan Nabi Idris terpaku kepada sungai-sungai yang airnya begitu jernih seperti kaca. Pingiran sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari  emas. Lalu ada juga istana-istana yang telah disediakan untuk para penghuni surga. Seluruh penjuru terdapat pohon pohon yang berbuah begitu segar, harum dan terlihat enak. Allah berfirman dalam QS, Al Baqarah ayat 25 :

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ


Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan “Inilah yangpernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah: 25).

Kala tiba masanya pulang. Nabi Idris menolak untuk pulang dan ingin tetap berada di surga. Namun Malaikat Izroil meyakinkan dengan berucap :

“Wahai Nabiyullah, engkau boleh tinggal di sini setelah hari kiamat nanti, setelah semua amal ibadahmu dihisab oleh Allah. Saat itulah engkau bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,” Ujar Malaikat Izroil.

Mendengar itu, Nabi Idris merasa damai.

“Yah, Aku ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti.”

Baca juga :

Dari kisah nabi Idris yang naik ke langit , kita diingatkan oleh perjalanan Nabi idris atas tiga perkara, yaitu :

  • Sakarotul maut itu hukumnya pasti, dan setiap orang pasti merasakannya
  • Bilamana manusia ingkar, maka Neraka lah yang menjadi tujuannya
  • Bilamana manusia itu taat, maka akan dijanjikan surga dan kedamaian yang kekal abadi.

Sesungguhnya apa yang terjadi merupakan pengingat kita untuk lebih taat kepada Allah dan setiap apa yang kita lakukan akan ada balasan yang setimpal, baik itu kebaikan maupun keburukan.  Demikianlah kisah nabi Idris yang naik ke langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil.

Semoga dapat menjadi pengingat kita dan menuntun kita ke jalan yang benar. InsyaAllah.

Hamsa,

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago