Kata Ibnu Umayyah berasal dari nama seorang pemimpin Kabilah Quraisy pada zaman jahiliyah yakni Umayyah Ibnu Abdi Syam Ibnu ‘Abdi Manaf. Semasa hidup Umayyah selalu bersaing dengan pamannya yang bernama Hasyim Ibnu ‘Abdi Manaf dalam merebut pimpinan dan pengaruh masyarakat bangsanya.
Pada saat Nabi Muhammad SAW bersama ribuan kaum muslimin menyerbu kota Mekkah, saat itu Bani Umayyah menyatakan masuk Islam. Meskipun, pada awalnya Bani Umayyah pernah menjadi musuh Rasulallah.
Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 41 Hijriah dan berakhir pada tahun 132 H. Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan dengan kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak melalui sistem demokrasi berdasarkan pemilihan suara terbanyak.
Sejarah mencatat dinasti umayyah dibagi menjadi dua periode, yaitu:
Masa kekhalifahan Bani Umayyah diisi dengan program besar, mendasar, dan strategis serta melahirkan golongan dan aliran dalam Islam serta perkembangan ilmu agama, ilmu umum, kebudayaan dan peradaban. Program tersebut misalnya perluasan wilayah Islam.
Seperti pada masa kepemimpinan Abd al-Rahman al-Aus, pendidikan Islam menujukan perkembangan yang pesat ditambah perluasan agama Islam menyebar sampai ke timur dan ke barat juga ke daerah selatan yang merupakan tambahan dari daerah Islam di zaman Khulafaur Rasyidin, yaitu ; Hijaz, Syiria, Iraq, Persia dan Mesir.
Di sebelah Timur, Muawiyah bisa menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Axus dan Afghanistan hingga ke kabul. Ekspansi ini terus dilancarkan dan diteruskan oleh khalifah Abd al-Malik. Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand berhasil ditundukan oleh Abd al-Malik lewat pengiriman tentaranya menyeberangi sungai Oxus. Tentara itu berlanjut hingga sampai di India dan menguasai Bulukhistan, Sind, dan daerah Penyab sampai ke Maltan.
Pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran, ketertiban dan kebahagiaaan. Pada tahun 711 M, tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya. Di zaman Umar ibn Abd al-Aziz, perluasan wilayah dilanjutkan ke Perancis melalui pegunungan Piranee, di bawah komandan Abd al-Rahman Ibn Abdullah al-Ghafiqi.
Penyerangan terus dilancarkan sampai ke Boredeau, Politiers dan terus ke Tours, namun dalam peperangan yang terjadi di kota Tours, al-Ghafiqi terbunuh dan tentaranya mundur kembali ke Spayol.
Wilayah kekuasaan Bani Umayyah mengalami keberhasilan berkat ekspansinya, di samping Jazirah Arabia dan sekitarnya, juga sudah menjangkau Spayol, Afghanistan, Pakistan, Turkemenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Dibidang sosial dan pembangunan, Bani Umayyah berhasil mendirikan berbagai bangunan dalam bagai bidang. Muawiyah mendirikan pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
Abdul al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam. Karena itu, dia mencetak mata uang sendiri pada tahun 659 M dengan penggunaan kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan administrasi pemerintahan dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
Di zaman al-Walid ibn Abd al-Malik tahun 705-715 melaksanakan pembangunan panti untuk orang cacat dimana petugasnya digaji oleh negara. Al-Walid juga membangun jalan raya untuk penghubung antar daerah, pabrik, gedung pemerintahan dan masjid megah.
Situasi politik, sosial, dan keagamaan membaik terjadi pada masa pemerintahan khalifah Umar ibn Abdul al-Aziz tahun 717-720 M. Meskipun, masa pemerintahannya tergolong sebentar, namun dia bisa menjalin hubungan baik dengan Syi’ah. Abdul al-Aziz juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk menjalankan keyakinan sesuai kepercayaannya. Adapun, pajak diringankan dan kedudukan Mawali disejajarkan dengan Muslim Arab.
Sejarah mencatat bahwa bani Umayyah telah melakukan hal-hal berikut :
Keberhasilan tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian teknis dan pengalaman. Hal ini guna agar para ilmuwan, para seniman, para ulama dapat mengembangkan bakatnya masing-masing.
Semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, masjid menjadi pusat pelaksanaan informasi bagi kaum muslimin. Masjid menjadi tempat musyawarah, mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama dan tempat penyelenggaraan pendidikan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Pada msa Bani Umayyah berkembang fungsi menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat keagamaan. Masjid juga menjadi tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setelah khuttib. Pelajaran yang diajarkan tentunya meliputi Al-Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqih. Selain itu, diajarkan juga kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan.
Mesjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah menjadi tumpuan penuntut ilmu di seluruh dunia Islam, menjadi kiblah kita sebagai umat muslim.
Jadi?
Masa kekuasaan Bani umayyah sudah berkembang sangat pesat dibanding pada zaman Khulafur Rasyidin. Mulai dari pendidikan, pembangunan dan penyebarluasan wilayah. Pemerintah juga masih menaruh simpati pada bidang lainnya dengan menyediakan sarana dan prasarananya.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…